• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP PERENCANAAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KONSEP PERENCANAAN

5.1. Konsep Dasar Dari Tema

Perancangan Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini menggunakan konsep bentuk menjadikan ekspresi yang mengarah kepada arsitekturalnya, tentunya dengan penyesuaian fugnsi-fungsi ruang yang ada. Untuk itu, konsep form follow fungtion dijadikan dasar sebagai konsep perancangan.

5.1.1. Perencanaan Sarana Pusat Data & Informasi Bencana Alam Ditinjau dari banyaknya bencana alam yang terjadi, maka fungsi sebuah Pusat Data & Informasi Bencana Alam sangatlah diperlukan, karena pada Pusat Informasi inilah setiap informasi disajikan dengan mudah dan dimengerti oleh masyarakat.

Dalam merencanakan suatu Pusat Data & Informasi Bencana Alam, sangatlah penting untuk mengetahui secara rinci fungsi dari setiap ruang sebuah pusat informasi, baik fungsi sebagai media informasi, maupun fungsi ditinjau dari segi aktivitas dan keterkaitannya terhadap lingkungan. Selanjutnya aspek lainnya yang perlu diketahui adalah intensitas dari pergerakan yang harus diantisipasi. Karena Pusat Data & Informasi yang direncanakan bersifat didatangi dan dikunjungi.

5.1.2. Kriteria Perencanaan

Dalam perencanaan suatu Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini, kriteria utama yang diterapkan adalah :

1. Dapat mengintegrasikan antar ruang pada setiap aktifitas pergerakan yang terjadi, yaitu mudah dicapai dari ruang satu dan ruang lainnya.

(2)

2. Perencanaan untuk interior maupun ekterior ruang harus dapat mengakomodasi sistem peralatan dan fungsi yang ada. 3. Dapat memberikan sebuah informasi secara cepat akan

pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya bencana, yaitu dengan menyediakan tempat / perletakkan yang baik untuk alat-alat atau media agar dapat berfungsi dengan lancar. 4. Dapat menunjukkan bahwa fungsinya sebagai sebuah Pusat

Data & Informasi memiliki nilai Behavior modifier, dan Aesthetic function, terhadap lingkungan dan penghuninya. 5. Dapat menciptakan sebuah informasi dengan berbagai

fasilitas yang nyaman, aman, tenang, komunikatif, dan informatif agar proses informasi yang disampaikan dapat secara tepat, cepat dan memiliki asas manfaat.

5.2. Konsep Masa Bangunan

5.2.1. Perletakan Masa Bangunan

Konsep Gubahan Masa bangunan Pusat Data & Informasi Bencana Alam

- Gubahan massa bangunan diambil dari sebuah prinsip fungsi informasi.

5.2.2. Konsep Perletakkan Zoning

Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengatur penzoningan di dalam tapak adalah :

(3)

• Alur sesuai fungsi kegiatan dan aktifitasnya. • Keadaan situasi di dalam tapak.

• Pencapaian sirkulasi kendaraan di dalam tapak. • Penataan ruang luar yang ingin dicapai. • Keterkaitan dengan fungsi yang ada disekitar tapak.

Dari konsep perletakkan penataan massa bangunan, penulis mencoba mengilustrasikan perletakkan masa bangunan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang telah dijelaskan di atas.

5.3. Konsep Ruang

Berdasarkan identifikasi bangunan dan fungsinya sebagai Pusat Data & Informasi Bencana Alam, maka konsep ruang yang digunakan bentuk dari fungsi masing-masing ruang.

(4)

5.4. Konsep Sirkulasi

5.4.1. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Horizontal

Berfungsi untuk menghubungkan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain pada lantai yang sama. pemilihan sistem sirkulasi didasarkan kepada :

Konsep sirkulasi ruang dalam secara horizontal menggunakan sistem double looded, karena ruang-ruang yang dibentuk dibuat berhadapan agar koordinasi menjadi lebih mudah. Pada gedung ini tidak dibutuhkan sirkulasi yang besar dan banyak. Sirkulasi yang dibutuhkan hanya sebatas kebutuhan koordinasi antar bagian teknisi.

Dari beberapa kriteria pemilihan konsep sistem sirkulasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk konsep sirkulasi yang sesuai adalah menggunakan sistem Linier atau Grid, sesuai dengan kebutuhan akan fungsinya yang bersifat emergency dan sistem kerja yang cepat.

(5)

5.4.2. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Vertikal

Jenis sirkulasi vertikal yang akan digunakan adalah ramp, tangga, eskalator, dan elevator/lift pada bangunan ini sangat diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat sirkulasi dari satu lantai ke lantai yang lain.

Kriteria pemilihan

Jenis Keuntungan Kerugian Tangga Tidak perlu waktu tunggu

• Dapat menghadapi kemiringan yang curam

• Cocok untuk keadaan darurat

• Efektif digunakan pada waktu sibuk

• Tidak efektif untuk bangunan yang lebih dari 4 lantai

Ramp Tidak melelahkan karena kemiringannya yang tidak securam tangga

• Efisien untuk dimanfaatkan sebagai ruang pada sisinya

• Membutuhkan ruang yng cukup luas untuk penempatannya Eskalator Menghemat tenaga dan

waktu pemakainya

• Efektif digunakan untuk mempercepat dan memudahkan hubungan antar bagian

• Tidak memerlukan waktu tunggu • Biaya operasionalnya mahal • Membutuhkan banyak ruang Lift • Memudahkan pengangkutan barang

• Efisien tenaga dan ruang

• Mempercepat hubungan antar bagian secara vertical

• mempermudah sirkulasi bagi orang cacat

• Biaya operasionalnya mahal • Memerlukan waktu tunggu • Kapasitasnya sekali angkut tidak banyak

(6)

Konsep sirkulasi secara vertikal pada bagian ini menggunakan beberapa jenis, yaitu lift, tangga, dan ramp kecuali eskalator. Karena penggunaan eskalator tidak sesuai dengan kebutuhan dari fungsi gedung itu sendiri. Pada gedung ini sangat dibutuhkan adanya sebuah lift bagi pengguna yang membutuhkan kecepatan waktu, tangga dibutuhkan sebagai sirkulasi alternatif, dan ramp yang digunakan bila membawa sebuah alat tertentu sesuai dengan kebutuhannya.

5.4.3. Konsep Sirkulasi Ruang Luar

Konsep sirkulasi ruang luar antar gedung dirancang mengikuti kebutuhan hubungan antar ruang dan lebih tepatnya dengan menggunakan konsep linier dan radial. Konsep ini dianggap lebih menyatu terhadap situasi tapak karena dapat menyesuaikan dengan segala kegiatan dan aktifitasnya.

(7)

5.4.4. Konsep Ruang Terbuka

Tapak membutuhkan ruang terbuka sebagai tempat berinteraksi dengan alam / berkumpul / bersosialisasi, dan berdiskusi maupun peristiwa lainnya (bersenda-gurau). Jadi konsep yang digunakan adalah mencerminkan keterbukaan ruang dalam berekspresi.

5.5. Konsep Struktur Bangunan

Jenis Struktur yang dipakai berdasarkan pertimbangan dalam mendesain sebuah Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini adalah : ƒ Struktur yang cepat pengerjaannya mengingat bangunan ini adalah

bangunan publik yang sangat mempertimbangkan dampak pembangunannya pada kegiatan eksplorasi alam.

ƒ Struktur yang dapat memenuhi kriteria dari segala alat-alat yang digunakan dalam sebuah ruangan agar menyatu dan fungsional. ƒ Struktur yang fleksibel dengan penataan ruang-ruang di dalamnya. ƒ Struktur yang dapat menciptakan atau mendukung kontinuitas

ruang dengan modul yang sesuai dengan ruang gerak manusia. ƒ Struktur yang memiliki nilai estetika yang baik untuk diekspresikan.

Dari segala kriteria diatas alternatif pemilihan sistem struktur disesuaikan terhadap maksud dan tujuan serta harus dipertimbangkan

(8)

digunakan adalah sistem struktur portal dan rangka ruang dengan kombinasi struktur lainnya. Karena menimbang dari beberapa kebutuhan ruang serta aktifitasnya.

5.6. Konsep Perencanaan Utilitas Bangunan 5.6.1. Konsep Pengudaraan/penghawaan

Untuk mencapai kenyamanan dalam bangunan perlu diperhatikan sistem pengudaraan yang baik. Cara mendapatkan pengudaraan yang baik adalah melalui pengudaraan alami, dapat diperoleh dengan : memberikan bukaan pada daerah-daerah yang diinginkan, dan memberikan ventilasi yang sifatnya berhadapan dan sejajar.

Ruang-ruang service menggunakan ventilasi alami yang berasal dari bukaan-bukaan pada bangunan yang sengaja dibuat. Pengkondisian udara buatan menggunakan pendingin ruangan berupa AC Split maupun AC Tower yang terdiri dari unit outdoor sebagai kondensor dan unit indoor sebagai evavoratornya. Penggunaan pendingin ruangan dalam hal ini digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti : ruang kantor pengelola, ruang operator, ruang Server, ruang kontrol CMSS, dan sebagian besar ruangan ini membutuhkan pendingin ruangan karena menyangkut kebutuhan yang mutlak.

5.6.2. Konsep Penerangan/pencahayaan

Dalam merencanakan suatu bangunan hal yang tak boleh luput diperhatikan salah satunya adalah hal penerangan/ pencahayaan. Sumber penerangan dapat berasal dari pemanfaatan sinar matahari dan penerangan buatan (lampu).

Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan berguna sebagai :

(9)

b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang.

c. Mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber penerangan maupun tidak langsung.

Akan tetapi penggunaan AC pada bangunan yang akan direncanakan ini menyangkut ketentuan mutlak dan harus dipenuhi. Sebab hampir setiap ruangan pada bangunan ini diharuskan memiliki pendingin serta harus dapat mengeluarkan udara panas dari ruangan. Hal ini telah dikemukakan pada bab sebelumnya tentang kebutuhan yang mesti dicapai seperti pendingin untuk sistem komputerisasi, untuk receiver atau server, maupun ruang-ruang lainnya.

5.6.3. Konsep Sistem Keamanan dan CCTV

Sistem keamanan pada bangunan yang akan direncanakan sangatlah penting dan termasuk faktor utama dalam perencanaan, karena hampir seluruh komponen didalamnya menggunakan teknologi komputerisasi dalam hal ini rawan tindakan kriminal. Sebagai antisipasi dalam hal keamanan untuk itu disetiap ruangan secara tersembunyi diletakkan sebuah kamera yang dapat merekam setiap kegiatan atau pun kejadian.

CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan secara tersembunyi.25

Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan adalah : ƒ Kamera

(10)

ƒ Kabel koaxial

ƒ Timelaps video recorder, dan ƒ Ruang Kontrol

5.6.4. Konsep Sistem Pencegahan Kebakaran

Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik jika dalam perencanaan bangunan tersebut memperhatikan Klasifikasi yang telah dibuat oleh pemerintah. Sesuai dengan segala peralatan dan kebutuhan yang digunakan pada Pusat Data & Informasi ini, maka klasifikasi dalam merencanakan sebuah sistem pencegaha kebakaran dibagi menjadi :

• Kelas A

Struktur utamanya harus tahan api sekurang-kurangnya 3 jam. Bangunan kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, stasiun terminal, hotel, pertokoan, perkantoran, rumah sakit, bangunan industri, pusat hiburan serta tempat rekreasi.

• Kelas B

Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang kurangnya 2 jam. Bangunan-bangunan tersebut meliputi perumahan bertingkat, asrama, sekolah, dan tempat ibadah. • Kelas C

Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur utamanya selam 1 jam, biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana.

• Kelas D

Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A, B, C dan diatur tersendiri, seperti instalasi nuklir dan gudang-gudang senjata/mesin.26

26

(11)

Berdasarkan klasifikasi yang telah diuraikan, maka bangunan Pusat Data & Informasi Bencana Alam ini direncanakan masuk dalam klasifikasi Kelas A.

Dalam perencanaan fasilitas umum harus dipikirkan juga letak tangga kebakaran. Tangga kebakaran harus dilengkapi pintu tahan api, minimum 2 jam dengan arah bukaan kea rah ruangan tangga dan dapat menutup kembali secara otomatis, dilengkapi lampu dan tanda petunjuk serta ruangan tangga yang bebas asap. Tangga kebakaran dalam ruang efektif mempunyai jarak maksimum 25 M dengan lebar tangga minimum 1,2 M dan tidak boleh menyempit kea rah bawah, serta tidak diperbolehkan tangga berbentuk punter/tangga melingkar.

Peralatan yang diperlukan dalam pencegahan kebakaran berdasarkan standar peraturan Dinas Pemadam Kebakaran : - Sistem pencegah api (fire protection system) yang terdiri dari

detector asap dan panas.

- Fire Ring Main, jaringan pipa pencegah kebakaran dipasang sekeliling area yang akan dilindungi.

- Fire Pump, untuk memompa tekanan air yang diperlukan untuk memadamkan api, sumber energi berasal dari generator.

Hydrant, dibagi menjadi 3 macam yaitu : Hydrant Piller yang diletakkan di sisi jalan, Fire House Box yang diletakkan di masing-masing zona kebakaran, dan Fire Extinguiser (tabung pemadam kebakaran)yang diletakkan di dalam bangunan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai sub sistem dari sistem pembanguna nasional, pendidikan islam harus mewujudkan pula tujuan pendidikan nasional secara utuh, sedang sebagai bagian integral dari

Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, menyebutkan arah kebijakan dan strategis pembangunan subbidang pendidikan diprioritaskan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan scientifik pada pembelajaran seni tari di MTsN Meuraxa Banda Aceh sudah melaksanakan pembelajaran dengan Pendekatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: Implementasi penilaian berorientasi life skills untuk matakuliah kimia

 Siswa mengungkapkan ekspresi-ekspresi untuk mengajak, menerima, dan menolak undangan/ajakan yang ada pada dialog sebelumnya.  Siswa menuliskan aspek-aspek dan

Berdasarkan analisis penulis, bagian kasa dan bagian akuntansi dirangkap oleh bagian keuangan, sistem otorisasi faktur penjualan dan kwitansi dilakukan oleh

Dinas-Dinas Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Papua Barat Tahun 2OOg Nomor 34) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 14 Tahun 2A12

terdiri dari bahan buku hukum primer dan bahan buku hukum sekunder yang. setiap bahan hukum itu harus diperiksa kembali atau memeriksa