• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN BUNGA HORTENSIA DI DESA GOBLEG KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN BUNGA HORTENSIA DI DESA GOBLEG KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI

TANAMAN BUNGA HORTENSIA

DI DESA GOBLEG KECAMATAN BANJAR

KABUPATEN BULELENG

MADE SETENA

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

TESIS

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI

TANAMAN BUNGA HORTENSIA

DI DESA GOBLEG KECAMATAN BANJAR

KABUPATEN BULELENG

MADE SETENA NIM : 0891161003

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)
(4)

xiv

DAFTAR ISI ISI HALAMAN PRASYARAT GELAR ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJU... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

RIWAYAT HIDUP ... vii

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

RINGKASAN ... x

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 9

(5)

xv

2.1 Tinjauan Usahatani... 11

2.2 Tanaman Bunga Hortensia ... 14

2.3 Pengertian Studi Kelayakan... 17

2.4 Manfaat Studi Kelayakan... 18

2.5 Tinjauan Investasi... 19

2.6 Biaya Investasi ... 21

2.7 Nilai Waktu Uang ... 23

2.8 Kriteria Penilaian Investasi ... 24

2.8.1. Metode Undiscounted... 25

2.8.2. Metode Discounted ………. 25

2.9 Saluran Pemasaran ……….. 29

2.10 Penelitian-Penelitian yang Relevan... 30

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIK ... ... 33

BAB IV METODE PENELITIAN... 36

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 36

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 36

4.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data ... 38

4.3.1. Jenis Data ... 38

4.3.2. Sumber Data ……… 38

4.3.3. Metode Pengumpulan Data ………. 39

(6)

xvi

4.5 Analisis Data... 41

4.5.1. Analisis Kuantitatif ... 41

4.5.2. Analisis Deskriptif Kualitatif ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 48

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48

5.1.1 Luas dan potensi wilayah ……… 49

5.1.2 Jumlah dan Mata Pencaharian Penduduk ... 49

5.2 Karakteristik Petani Bunga Hortensia di Desa Gobleg.. 50

5.2.1 Status Penguasaan dan Luas Lahan Garapan.. 51

5.2.2 Umur Petani Bunga Hortensia ... 52

5.2.3 Tingkat Pendidikan ………. 53

5.2.4 Pekerjaan Responden ... 54

5.3 Analisis Usahatani Tanaman Bunga Hortensia ... 55

5.3.1 Biaya Investasi ... 55

5.3.2 Biaya Variabel dan biaya tetap…….……… 59

5.3.3 Pola Produksi Usahtani Bunga Hortensia … 60

5.3.4 Penerimaan Usahatani Bunga Hortensia …… 61

5.3.5 Keuntungan Petani Bunga Hortensia ………. 62

5.4 Analisis Kelayakan Usahatani Bunga Hortensia ... 63

(7)

xvii

5.4.2 Payback Period………... 64

5.4.3 Net Present Value (NPV)... 65

5.4.4 Internal Rate of Return (IRR) ……… 66

5.4.5 Benefit-Cost Ratio (B/C) ………... 67

5.4.6 Analisis Sensitivitas ... 68

5.5 Analisis Deskriptif Kualitatif ……….. 70

5.5.1 Aspek Pasar ………. 71

5.5.2 Aspek Teknis ……… 72

5.5.3 Aspek Sosial ……… 74

5.5.4 Dampak Usahatani Bunga Hortensia ……. 75

5.6 Kendala Usahatani Bunga Hortensia ……… 76

5.6.1 Kendala Teknis ... 76

5.6.2 Kendala Non Teknis ... 77

5.7 Saluran Pemasaran ……….…. 78

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 81

6.1 Simpulan ... 81

6.2. Saran ... 82

(8)

xviii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Perkembangan Luas Areal Tanaman Hias di Provinsi Bali ... 3

1.2 Perkembangan Luas Areal Tanaman dan Produksi Bunga Hortensia di Kabupaten Buleleng... 5

4.1 Jumlah Sampel yang Diambil pada Masing-masing Luas Lahan ... 38

4.2 Katagori Pencapaian Skor Aspek Pasar, Teknis, dan Aspek Sosial ... 47

5.1 Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya di Desa Gobleg, Tahun 2009.. 49

5.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian, Tahun 2009... 50

5.3 Luas Tanah Garapan Responden, Tahun 2009 ... 51

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur, Tahun 2009 ... 52

5.5 Tingkat Pendidikan Responden, Tahun 2009 ... 53

5.6 Jenis Pekerjaan Sampingan Responden Petani Bunga Hortensia ... 54

5.7 Sarana Produksi Pakai Habis Per ha, Tahun 2009 ... 56

5.8 Nilai Sarana Produksi Tidak Pakai Habis Per ha,Tahun 2009 ... 56

5.9 Jumlah Biaya Tenaga Kerja Tahap Awal Per ha Usahatani Bunga Hortensia ……….. 58

5.10 Biaya Investasi Per ha Usahatani Bunga Hortensia, Tahun 2009.. 59

5.11 Jumlah Biaya Operasional dan Rata-rata Per ha Usahatani Bunga Hortensia Selama Enam Tahun... 60

(9)

xix

5.13 Rata – Rata Pendapatan Usahatani Bunga Hortensia Per ha Selama Enam Tahun ... 62

5.14 Aliran Kas Masuk, Kas Keluar, dan Kas Bersih Usahatani Bunga Hortensia ... 64

5.15 Perhitungan Payback Period Usahatani Bunga Hortensia di Desa Gobleg/ha Selama Enam Tahun ... 65

5.16 Perhitungan Net Present Value Usahatani Bunga Hortensia ... 65

5.17 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Usahatani Bunga Hortensia ... 66

5.18 Perhitungan Benefit-Cost Ratio (B/C) Usahatani Bunga hortensia di Desa Gobleg Per Hektar Selama Enam Tahun ... 67

5.19 Rekapitulasi Kriteria Penilaian Investasi Usahatani Bunga Hortensia ... 68

5.20 Analisis Sensitivitas Apabila Harga Jual Turun sebesar 26% dan 27% sedangkan Biaya Operasional Tetap ... 69

5.21 Analisis Sensitivitas Apabila Harga Jual Tetap sedangkan Biaya Operasional Naik 46% dan 47% ………. 70

5.22 Aspek Pasar Usahatani Bunga Hortensia, Tahun 2009 ... 72

5.23 Aspek Teknik Usahatani Bunga Hortensia, Tahun 2009... 73

(10)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kelayakan Usahatani

Tanaman Bunga Hortensia ... ... 35 5.1 Gambar Pola Produksi Tanaman Hortensia ... 61 6.1 Saluran Pemasaran Bunga Hortensia ... 79

(11)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal Lampiran 1 Karakteristik Responden Petani Bunga Horetensia di Desa Gobleg Kabupaten Buleleng ... 86

Lampiran 2 Sarana produksi Pakai Habis... 89

Lampiran 3 Sarana Produksi Tidak Pakai Habis………. 101

Lampiran 4 Biaya Tenaga Kerja Tahun 0 ... 103

Lampiran 5 Produksi bunga Hortensia Selama Enam Tahun ... 107

Lampiran 6 Nilai Produksi dari Tahun 1 - 6 ... 110

Lampiran 7 Biaya Tenaga Kerja Tahun 1 ……….. 113

Lampiran 8 Biaya Tenaga Kerja Tahun 2 ………. 116

Lampiran 9 Biaya Tenaga Kerja Tahun 3 ………..…………... 119

Lampiran 10 Biaya Tenaga Kerja Tahun 4 ………. 122

Lampiran 11 Biaya Tenaga Kerja Tahun 5 ………. 125

Lampiran 12 Biaya Tenaga Kerja Tahun 6……….. 127

Lampiran 13 Biaya Perlengkapan Pakai Habis ……… 131

Lampiran 14 Biaya Penyusutan dan Penggantian Alat... 134

Lampiran 15 Aliran Kas (Cash Flow) Usahatani Bunga Hortensia Per ha di Desa Gobleg.. ... 135

(12)

xxii

(13)

The Feasibility Study of Hydrangea Macrophylla Flower at Gobleg Village, Banjar Sub-District, Buleleng Regency

ABSTRACT

Hydrangea macrophylla flower is highly demanded for the use of Hindu ceremonial activities. It can be used as decorating plant and the leaves are used as traditional medicine. Hydrangea macrophylla flower will increase in demand from year to year as the numbers of people increasing and the frequent of religious ceremonies.

This research purposes to analyze the feasibility of Hydrangea macrophylla flower agribusiness reviewed from financial aspect, market aspect, technical aspect, and social aspect; to analyze which one is more sensitive between input and output prices to the flower agribusiness; and to identify the obstacles in developing the flower agribusiness at Gobleg Village, Banjar sub-district, Buleleng Regency. Primary data were obtained from 83 Hydrangea macrophylla flower farmers and secondary data were obtained from literature and related institutions. Data were analyzed using undiscounted method analysis which comprises of payback period and discounted method that consists of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C) and completed with sensitivity analysis. To measure respondent's attitude to market, technical and social aspects, as well as to identify obstacles in developing Hydrangea macrophylla flower, the qualitative descriptive method was used.

Analysis result shows that Hydrangea macrophylla flower agribusiness is feasible reviewed from financial aspect that is payback period is 2 years and 5 months which is shorter than economic age which is for 6 years, positive NVP for Rp 19,080,155.00 which is higher than zero, IRR is 44.58% which is higher than market rate of interest of 16%, B/C for 1.33 which is bigger than 1. This study indicates that the farm is more sensitive to changes in output price than that of input price. In terms of respondents’ attitude, it shows that market aspect scored at average of 4.15, technical aspect with average score of 4.06, and social aspect with average score of 4.03. The three scores achieved are in the good category. This research also shows that the agribusiness of Hydrangea macrophylla flower is able to absorb 179 manpower in a year.

Obstacles to develop Hydrangea macrophylla flower agribusiness in Gobleg Village Banjar, sub-district, Buleleng Regency in terms of technical aspect were the technology to keep Hydrangea macrophylla flower to last longer, and unavailability of chemical products needed by farmers in the village. On the other hand, the non-technical obstacles were determination of output price by the collectors making low bargaining position of farmer, unstable price of the product, small size of land ownership to widen the flower agribusiness, farmer group as an institution for

Hydrangea macrophylla flower farmer is not functioned optimally, and the lack of

financial institution to support capital to farmers.

Hydrangea macrophylla flower agribusiness in Gobleg Village, Banjar

sub-district, Buleleng Regency is relevant to be developed by paying more attention to proper technology and by optimizing communication and the role of farmer group.

Keywords: feasibility, Hydrangea macrophylla flower farming, Gobleg Village

(14)

ix

ABSTRAK

Analisis Kelayakan Usahatani Tanaman Bunga Hortensia di Desa Gobleg Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng

Bunga hortensia (Hydrangea macrophylla) banyak diminati oleh masyarakat selain sebagai pelengkap sarana upacara keagamaan bagi umat Hindu. Jenis bunga ini juga dipakai sebagai tanaman hias dan daunnya untuk bahan obat. Kebutuhan bunga hortensia akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan seringnya dengan kegiatan upacara keagamaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usahatani tanaman bunga hortensia ditinjau dari aspek finansial, aspek pasar, aspek teknis, dan aspek sosial; menganalisis manakah yang lebih peka diantara harga input dengan output pada usahatani bunga hortensia; dan mengidentifikasi kendala-kendala dalam pengembangan usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Data primer diperoleh dari 83 orang petani bunga hortensia dan data sekunder diperoleh dari literatur dan dari publikasi instansi yang terkait. Data dianalisis dengan menggunakan analisis metode undiscounted yang terdiri dari

payback period dan metode discounted terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C) dan dilengkapi dengan

analisis sensitivitas. Untuk mengukur sikap responden terhadap aspek pasar, teknis, sosial dan untuk mengidentifikasi kendala-kendala dalam pengembangan bunga hortensia digunakan metode diskriptif kualitatif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani bunga hortensia layak untuk diusahakan ditinjau dari aspek finansial yaitu payback period sebesar 2 tahun 5 bulan, yang lebih pendek dari umur ekonomis yaitu 6 tahun, NPV positif sebesar Rp 19.080.155,13 yang lebih besar dari nol, IRR sebesar 44,58% yang lebih besar dari suku bunga bank yaitu sebesar 16%, B/C sebesar 1,33 yang lebih besar dari satu. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usahatani bunga hortensia lebih peka terhadap perubahan harga output dibandingkan dengan perubahan harga input. Persepsi responden terhadap aspek pasar menunjukkan rata-rata skor 4,15, aspek teknis dengan rata-rata skor 4,06, dan aspek sosial dengan rata-rata skor 4,03. Ketiga skor tersebut berada dalam katagori baik. Jumlah tenaga kerja yang mampu terserap dari usahatani bunga hortensia sebanyak 179 orang dalam satu tahun.

Kendala pengembangan usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng adalah kendala teknis seperti: petani tidak mengetahui teknologi agar bunga hortensia dapat bertahan lebih lama, masa panen lebih panjang dan obat-obatan yang diperlukan tidak tersedia di desa tersebut. Kendala non teknis adalah harga jual bunga hortensia ditentukan oleh pembeli (pengumpul) sehingga posisi tawar petani lemah, harga jual bunga hortensia tidak stabil, luas lahan yang semakin sempit, kelompok tani sebagai wadah bagi petani bunga hortensia belum berfungsi secara optimal, dan belum ada lembaga keuangan untuk menyediakan modal bagi petani.

Usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng perlu untuk dipertahankan dan dikembangkan dengan memperhatikan teknologi, dan mengoptimalkan komunikasi dan peran kelompok tani.

(15)

x

RINGKASAN

Provinsi Bali juga termasuk salah satu sentra pengembangan tanaman hias. Hal ini berarti bahwa pengembangan tanaman hias di Bali pada masa yang akan datang cukup baik karena didukung oleh sumberdaya alam. Berdasarkan data statistik Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, luas areal tanaman hias di Provinsi Bali sampai tahun 2009 mencapai 915,51 ha untuk berbagai jenis tanaman hias. Jenis tanaman hias yang dikembangkan adalah anggrek, anyelir, mawar, melati, angsoka, krisan, gladiol, pisang-pisangan, sedap malam, palm, ephorbia, soka, adenium, antorium, dan pakis.

Selain jenis tanaman hias di atas masih ada lagi jenis tanaman hias lainnya yang sudah dikenal luas di Masyarakat Bali yakni bunga hortensia (Hydrangea

macrophylla). Di Bali bunga hortensia banyak diminati oleh masyarakat sebagai

pelengkap sarana upacara keagamaan bagi umat Hindu, juga dapat dipakai sebagai tanaman hias dan daunnya untuk bahan obat. Kebutuhan bunga hortensia akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan seringnya upacara keagamaan

Luas areal tanaman bunga hortensia di Provinsi Bali terbanyak ada di Kabupaten Buleleng dengan luas 1.043,00 ha, dan Kabupaten Tabanan 10 ha. Menurut data statistik Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Buleleng 2009, bahwa perkembangan luas areal tanaman bunga hortensia di Kabupaten Buleleng rata-rata 110,05% selama dua tahun terakhir.

Desa Gobleg Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng merupakan sentra pengembangan tanaman hortensia. Tanaman ini mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, namun belakangan karena tanaman ini bunganya laku di pasaran

(16)

xi

dengan harga yang cukup menjanjikan maka oleh masyarakat setempat dicoba untuk dikembangkan lebih lanjut tanpa melalui proses perencanaan yang matang. Usahatani bunga hortensia yang dikembangkan masyarakat di Desa Gobleg diharapkan mampu menambah pendapatan petani. Oleh karena itu diperlukan pengkajian yang lebih dalam tentang kelayakan usahatani tanaman bunga hortensia tersebut agar dapat dipakai sebagai pertimbangan oleh petani dalam memilih komoditas yang diusahakan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usahatani tanaman bunga hortensia ditinjau dari aspek finansial, aspek pasar, aspek teknis, dan aspek sosial, menganalisis manakah yang lebih peka diantara harga input dengan output pada usahatani bunga hortensia, dan mengidentifikasi kendala-kendala dalam pengembangan usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Dusun Asah Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan: Dusun Asah Gobleg adalah merupakan satu-satunya dusun dari 4 (empat) dusun yang ada di Desa Gobleg penduduknya menanam bunga hortensia dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis kelayakan usahatani bunga hortensia. Populasi dalam penelitian ini adalah para petani bunga hortensia. Jumlah petani sebagai responden dalam penelitian ini sebanyak 83 orang. Untuk untuk menganalisis kelayakan usahatani tanaman bunga hortensia ditinjau dari aspek finansial digunakan analisis kuantitatif dengan metode undiscounted yaitu

payback period., dan metode metode discounted yaitu Net present value (NPV), Internal rate of return (IRR), dan Benefit cost catio (BCR) dan dilengkapi analisis

(17)

xii

analisis deskriptif kualitatif. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala dalam pengembangan usahatani bunga hortensia digunakan metode diskriptif kualitatif.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah usahatani bunga hortensia yang dilakukan di Desa Gobleg Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng layak untuk diusahakan karena dilihat dari aspek finansial yaitu payback period hasilnya sebesar 2 tahun 5 bulan yang lebih pendek dari umur ekonomis yaitu 6 tahun, Net Present Value (NPV) positif sebesar Rp 19.080.155,13 yang lebih besar dari nol, Internal Rate of

Return (IRR) sebesar 44,58% yang lebih besar dari suku bunga riil dipasaran yaitu

sebesar 16%, Benefit Cost Ratio sebesar 1,33 yang lebih besar dari satu. Di samping itu dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek sosial berada dalam katagori baik dengan rata-rata skor berturut-turut 4,15, 4,06, dan 4,03. Jumlah tenaga kerja yang terserap dari usahatani bunga hortensia secara penuh sebanyak 179 orang dalam satu tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan harga output lebih peka jika dibandingkan dengan perubahan harga input.

Kendala pengembangan usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dapat diidentifikasi sebagai berikut. Kendala teknis adalah sulit untuk mendapatkan air untuk menyiram tanaman bunga hortensia agar masa panen lebih panjang, petani tidak mengetahui teknologi agar bunga hortensia dapat bertahan lebih lama, dan obat-obatan yang diperlukan tidak tersedia di desa tersebut. Kendala non teknis adalah harga jual bunga hortensia ditentukan oleh pembeli (pengepul) sehingga posisi tawar petani lemah, harga jual bunga hortensia tidak stabil, kepemilikan lahan petani relatif sempit sehingga menjadi kendala dalam pengembangan usahatani bunga hortensia, kelompoktani sebagai wadah bagi petani bunga hortensia untuk mengadakan interaksi belum berfungsi secara optimal, dan belum ada lembaga keuangan untuk menyediakan modal bagi petani.

(18)

xiii

Berdasarkan potensi yang ada serta analisis kelayakan maka usahatani bunga hortensia di Desa Gobleg layak untuk dipertahankan dan dikembangkan. Untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang memadai maka petani perlu diberikan penyuluhan tentang teknologi agar bunga hortensia dapat bertahan lebih lama dan masa panen dapat lebih panjang. Di samping itu agar dibentuk lembaga keuangan yang beranggotakan para petani bunga hortensia agar memudahkan untuk mendapatkan modal dengan bunga yang murah. Petani supaya lebih intensif untuk mengadakan komunikasi antar petani bunga hortensia dan mencari informasi dengan lembaga terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dari penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan non finansial yang ingin dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi,

Usahatani masa tanam di daerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan, dan secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan ditinjau dari kriteria kelayakan

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan finansial usahatani pala intensif, dan melihat pengaruh kenaikan biaya produksi,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha jamur tiram putih pada aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek teknis,

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Usahatani Tanaman Nilam Di Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato” adalah hasil

Model saluran pemasaran yang dilalui oleh bunga hortensia dari produsen (petani) ke konsumen akhir ada empat model yaitu Saluran I: Petani  Pedagang Pengumpul  Pedagang kecil

Penelitian analisis kelayakan usahatani salak di Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember bertujuan untuk mengetahui aspek pasar, teknologi dan teknis, manajemen usahatani

Berdasarkan penilaian dari aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan SDM serta aspek lingkungan,