• Tidak ada hasil yang ditemukan

LABIRIN KEHIDUPAN. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : Hidup, Instalasi, Labirin, Pilihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LABIRIN KEHIDUPAN. 1. Pendahuluan. Kata Kunci : Hidup, Instalasi, Labirin, Pilihan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LABIRIN KEHIDUPAN

Dea Ananda Azalia Dr. Agung Hujatnika, S. Sn, M. Sn

Program Studi Sarjana..Intermedia, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: deazalia29@gmail.com

Kata Kunci : Hidup, Instalasi, Labirin, Pilihan

Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

Abstrak

Hidup memang tidak lepas dari sebuah pilihan. Pilihan yang hadir dalam setiap tahap kehidupan manusia, hadir dalam bentuk yang beragam dan dalam jumlah yang tak tentu di tiap tahapannya. Selama kita hidup, kita tidak akan dapat melepaskan pilihan-pilihan dalam hidup, karena dalam perjalanan yang dinamis ini, setiap apa yang kita lakukan, langsung dan tidak langsung akan membuat kita harus menentukan pilihan yang lainnya. Hal inilah yang membuat penulis akhirnya ingin membuat karya terbuka, sebuah instalasi labirin yang interaktif yang menjadi analogi dari kehidupan dan pintu-pintu labirin yang ada di dalamnya sebagai bentuk pilihan-pilhan yang ada di kehidupan. Dengan berbagai dukungan suasana di dalamnya sebagai pemicu pilihan yang akan di pilih di dalam instalasi labirin interaktif ini, pada akhirnya menjadikan gagasan penulis akan pilihan hidup saling berhubungan bersama dengan opini dan pengalaman para apresiator.

Abstract

Life is not separable of a choice. Options are present in every stage of human life, is present in various forms and in indeterminate amount at every stage. As long as we live, we will not be able to erase the choices in life, because in the course of this dynamic, every what we do, directly and indirectly will make us have to specify other options. This is what makes the writer ultimately wants to create an open artwork, an interactive installation that labyrinth becomes an analogy of life and the doors of the maze that is in it as a form of their options in life. With the support of various scenery support in it as a trigger option will be selected in the installations of this interactive maze, eventually making the idea of the author will be the choice of life are interconnected with the opinions and experiences of the appreciators.

1. Pendahuluan

Manusia sejatinya memiliki perspektif dan prinsip yang berbeda-beda dalam menjalani hidupnya. Hal ini dapat terlihat dalam contoh sederhana seperti ketika dua orang yang berbeda dihadapkan pada satu permasalahan yang sama, namun mereka mengambil cara penyelesaian yang berbeda-beda. Seperti halnya juga yang diyakini penulis mengenai sebuah nilai kontradiksi di dalam kehidupan.

Penulis meyakini bahwa di dalam kehidupan segala sesuatu saling berkontradiksi seperti contohnya hitam dan putih, baik dan buruk, dan lain sebagainya. Hingga pada satu titik tertentu, penulis mengalami suatu peristiwa yang membuat penulis menyadari bahwa keyakinananya itu lebih dari sekedar kontradiksi tersebut. Hal ini disadari oleh penulis bahwa

kenyataanya di dalam hidup ini kontradiksi tersebut tidak sesederhana itu. Dalam analogi antara hitam dan putih, penulis menyadari bahwa ada transisi di antara keduanya, seperti abu-abu.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan cara hidup yang berbeda-beda manusia mengalami transisi yang berbeda-beda juga dalam perjalanannya, baik itu dari putih ke hitam maupun hitam ke putih. Ada sebagian yang bisa melalui satu transisi warna, ada pula yang sebagian yang harus melewati beberapa transisi warna untuk kemudian mencapai hitam atau putih seutuhnya. Setiap manusiamemiliki hak untuk memilih jalannya masing-masing. Hal itu dapat ditentukan melalui perbedaan perspektif, prinsip, keyakinan, dan sebagainya.

Dengan banyaknya pilihan di dalam kehidupan, mengharuskan manusia untuk dapat secara bijaksana memilih jalan apa yang akan ditempuh, hal itu tidak terlepas dari baik dan buruk atau salah dan benar. Banyaknya pilihan terkadang memunculkan keraguan pada masing-masing manusia, karena setiap pilihan yang telah ditentukan memiliki resikonya masing-masing.

Penulis akhirnya memutuskan untuk menarik fenomena yang telah dipaparkan tersebut ke wilayah kekaryaan melalui medium seni interaktif. Melalui karya seni interaktif ini, penulis berharap dapat memberikan pengalaman artistik kepada apresiator mengenai pengambilan keputusan dalam pilihan. Karya ini disajikan dalam bentuk labirin interaktif, dengan motion sensor, lampu, suara, dan gambar pada tiap dindingnya.

Melalui karya ini, penulis menyajikan sebuah labirin dimana apresiator dapat secara interaktif dan terbuka merasakan sensasi yang didapatkan ketika harus dihadapkan pada berbagai pilihan di dalam labirin tersebut. Labirin ini sendiri merupakan sebuah analogi dari kehidupan, sementara itu gambar-gambar pada dinding dianalogikan sebagai pilihan yang harus ditentukan oleh apresiator. Untuk membangun suasana artistik di dalam labirin, penulis menambahkan motorik sensor, cahaya, dan suara. Sedangkan pada cahaya memiliki tiga warna yang berbeda seperti biru, merah, dan putih yang dianalogikan sebagai sisi emosional manusia dalam menentukan pilihan.

(2)

Peran penulis disini bukan sebagai seseorang yang secara gamblang memaksakan keyakinannya pada apresiator, namun penulis justru berharap melalui karya ini apresiator dapat memberikan respon yang terbuka mengenai pandangannya akan gagasan yang telah disampaikan melalui pengalaman artistik tersebut.

Rumusan Masalah

Berangkat dari gagasan yang telah dipaparkan, penulis menyusun pertanyaan sebagai rumusan masalah karya tugas akhir ini,

 Apakah apresiator akan memilih jalan (pilihan) masing-masing dengan medium dan urgensi yang sama?  Bagaimana bentuk visual sebuah karya instalasi yang interaktif dan meninggalkan pengalaman pada apresiator

sesuai dengan tema penulis ?

Batasan Masalah

 Karya tugas akhir ini merupakan bentuk ekspresi pengalaman pribadi penulis tentang pemecahan masalah akan persoalan pilihan dalam hidup dan mewujudkannya dalam sebuah karya seni interaktif.

 Karya tugas akhir ini memiliki batasan metode pengerjaan sebagai karya instalasi media baru yang juga interaktif. Karya instalasi ini menghadirkan pengalaman langsung para apresiator akan tema yang diambil. Melalui medium labirin yang berisi narasi dan pensuasanaan lainnya dalam merespon apresiator.

Tujuan

Karya ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir Seni Intermedia SR4099. Karya ini diharapkan dapat mewujudkan visi penulis dalam menghadirkan pengalaman melalui karyanya. Selain itu karya ini juga menjadi bagian dari proses perkembangan penulis dalam menghasilkan karya. Kemudian, sebagai media Penulis untuk dapat menuangkan dan mengekspresikan kegelisahan hati dan perenungan dalam sebuah karya seni, akan tetapi tidak bersifat menggurui atau mendoktrin suatu pesan kepada apresiator yang tergabung. Karya ini ingin menunjukkan adanya sifat keterbukaan antara medium yang dihadirkan oleh penulis kepada apresiator yang ikut serta. Dalam sifatnya yang interaktif dan terbuka ini, dimaksudkan agar apresiator dapat mengartikan makna dari medium dan karya ini, tidak terpaku pada konsep awal penulis, dan diharapkan dengan adanya kesempatan itulah yang menambah makna dalam karya ini.

2. Proses Studi Kreatif

Tema

Penulis berangkat dari latar belakang pengalaman peribadi mengenai kenaifan atas sebuah pilihan dalam hidup yang digagas dengan tema refleksi hidup yang diberi judul : “Labirin Kehidupan”

Penafsiran Tema

Penulis menggunakan tiga kata kunci dalam tema karya yaitu refleksi, hidup, dan pilihan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri refleksi (/re·flek·si/ /réfléksi) adalah gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar, dan dalam hal ini adalah kegiatan memilih dalam peristiwa kehidupan. Penulis menggunakan kalimat refleksi sebagai suatu pantulan atas kegiatan dari pemikirannya selama ini seperti yang terpaparkan di latar belakang. Melalui penggunaan kata-kata tersebut, penulis ingin mengajak apresiator yang nantinya „menikmati‟ sendiri kegiatan memilih atas pantulan pilihan hidup yang selama ini berlangsung.

Konsep Berkarya

Konsep karya ini berlandaskan rasa naïf penulis pada pilihan dalam hidup yang nyatanya lebih dari 2 pilihan yang absolut, atau sekedar hitam dan putih saja. Dibalik 2 pilihan mutlak tadi, tersedianya proses menuju warna solid tersebut, dimana gradasi diantaranya muncul sebagai tahapan yang memiliki bayang antara 2 warna yang menciptakan abu-abu dan tahap lain atau jalan pilihan yang semakin banyak.

Oleh karena itu penulis berharap dengan adanya medium instalasi interaktif dapat membuat apresiator ikut „bermain‟ dan bergabung dalam pemaknaan karya ini, melalui jalan labirin yang menyediakan pilihan berliku, kompleks, dan tidak mudah ditembus begitu saja. Labirin dipilih karena polanya yang berulang dan teratur namun menggambarkan akan tujuan yang berada di tengah maupun interaksinya dengan pola di sekitarnya.

Kemudian adanya gambar-gambar yang tersedia di tiap dinding labirin, baik itu pintu labirin atau hanya dinding. Gunanya sebagai penentu pilihan dalam tiap pintu yang mengarahkan ke dalam alur yang berbeda-beda. Pilihan disini adalah perumpaan dari kehidupan yaitu lahir (putih), proses kehidupan (abu-abu), hingga kematian (hitam). Dari sini jugalah penentu tone warna dalam karya ini dimana dinding yang guram sebagai pendukung gambar-gambar yang chromatic. Dalam tiap aksi pasti dilandasi dengan emosi yang alamiahnya secara biologis muncul. Dari sinilah dipilih tiga macam emosi dasar manusia yaitu bahagia, sedih, marah dan sebagai representasi dari itu dipilih lah lampu berwarna putih, merah, biru untuk mewakili masin-masing emosi tersebut. Lampu yang menyala seiring dengan suara penekanan pada saat tiap pilihan pintu di lalui.

Untuk gambar pada dinding sendiri, lingkaran adalah gambaran yang tepat untuk mempresentasikan sesuatu yang menjadi kesatuan, tak terbatas, dan absolut sempurna. Barulah di dalam tiap lingkaran yang ada terdapat gambaran-gambaran yang menyimpulkan atau symbol dari ketiga emosi tadi secara acak, dengan pola yang hanya diketahui oleh penulis sendiri. Gambaran disini lahir dari citra yang simbolik atas pemicu ketiga emosi tadi. Dimana pesan yang tidak langsung namun

(3)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 3 merasakan urgensi memilih dengan cepat dan tepat sesuai rekaman atau pengalaman hidup tiap orang seperti yang dipaparkan penulis.

3. Hasil Studi dan Pembahasan

Media dan Teknik Karya

Medium yang digunakan adalah penggunaan labirin dan penggabungan teknologi sensorik lampus led serta sensor yang menghasilkan suara dan bunyi yang berbeda tiap biliknya, ini semua adalah pensuasanaan ruangan yang kurang lebihnya dapat mewakili tiap pintu atau bilik. Penggunaan gambar ilustrasi serta narasi yang ditambah di tiap dinding labirin menambah pensuasanaan dalam labirin. Dimana apresiator nanti dapat menentukan jalan di dalam labirinya dengan pilihannya masing-masing tanpa ada aturan khusus.

Penulis ingin menghadirkan pengalaman langsung kepada apresiator melalui instalasi interaktifnya ini. Penulis ingin para apresiator merasakan langsung pengalaman yang ada di dalamnya, dimana pengalaman yang di dapat setelah melewati beberapa pilihan pintu yang diberikan serta merasakan pensuasanaan atas pilihan yang sudah dipilihnya. Dimana penulis akan membebaskan apresiator dalam memilih keputusan atas jalan yang ingin dilaluinya dan nantinya akan membentuk polanya masing-masing walaupun masih dalam wadah atau medium yang sama. Lebih rinci mengenai proses pembuatan labirin ini akan dijabarkan pada bagian proses produksi karya.

Proses Pembuatan Karya

-Pembuatan Karya dan Dinding Labirin

Pembuatan rangka labirin dibentuk dari besi holo yang dirangkai dan disatukan sesuai ukuran sketsa seperti diatas. Dengan ukuran 6x6 yaitu berjumlah 36 kotak totalnya dan memiliki jumlah pintu sebanyak 40 pintu dengan 2 sisi. Setelah rangka siap, kemudian diberi dinding labirin yang terbuat dari plastik guram akan digantungkan menggunakan perekat

Pembuatan Gambar dan Dinding Labirin

Gambar berdasarkan narasi dari ketiga emosi, masing-masing memiliki lingkaran luar sebagai ruang gambar. Gambar pertama di buat melalui sketsa manual, kemudian berlanjut pemindahan gambar digital dengan dibentuknya ke dalam bentuk vector, selanjutnya gambar di print stiker transparan lalu di rekatkan pada dinding guram yang seharusnya. Dinding guram di gantung dengan menggunakan foam tape dan alat perekat sejenis untuk memperkuat. Ukuran di sesuaikan dengan tinggi sensor agar tidak mengganggu dan mudah untuk dilewati

.

Pemasangan Sensor Lampu dan Bunyi Pada Rangka Besi

Sensor yang dipakai disini adalah ultrasonic yang dapat memancarkan sekaligus menagkap respon yang baik saat apresiator nantinya meleeati pintu labirin. Ketika sensornya dilewati, maka lampu dan bunyi akan segera menyala dan merespon apresiator tersebut. Sensor ultrasonik yang dibagi per pintu dihubungkan dengan led yang ditaruh di tiap kepala pintu dan semua dihubungkan ke rekaman arduino di 1 titik. Begitu juga dengan sumber bunyinya yaitu sensor budzer dimana nanti yang dapat menghasilkan lebih dari 1 suara untuk masing-masing pintu labirin yang terbuka.

Setelah semua sensor, led dan budzer di letakkan di dinding dan posisi masing-masing, berikutnya adalah trouble shooting beberapa kali agar meyakinkan semuanya berjalan sesuai dengan tujuan penulis.Nantinya lampu dapat dimatikan secara parallel atau di reset ulang setelah partisipan yang berikutnya akan masuk ke labirin. Dalam proses ini membutuhkan paling tidak beberapa kali trial and error karena system yang sebenarnya sederhana, akan tetapi dikarenakan jumlah yang banyak maka perintah satu dengan lainnya harus selalu stabil dalam monitoring keseluruhan jaringannya.

Media dan Teknik Karya

Medium yang digunakan adalah penggunaan labirin dan penggabungan teknologi sensorik lampus led serta sensor yang menghasilkan suara dan bunyi yang berbeda tiap biliknya, ini semua adalah pensuasanaan ruangan yang kurang lebihnya dapat mewakili tiap pintu atau bilik. Penggunaan gambar ilustrasi serta narasi yang ditambah di tiap dinding labirin menambah pensuasanaan dalam labirin. Dimana apresiator nanti dapat menentukan jalan di dalam labirinya dengan pilihannya masing-masing tanpa ada aturan khusus.

Penulis ingin menghadirkan pengalaman langsung kepada apresiator melalui instalasi interaktifnya ini. Penulis ingin para apresiator merasakan langsung pengalaman yang ada di dalamnya, dimana pengalaman yang di dapat setelah melewati beberapa pilihan pintu yang diberikan serta merasakan pensuasanaan atas pilihan yang sudah dipilihnya.

Dimana penulis akan membebaskan apresiator dalam memilih keputusan atas jalan yang ingin dilaluinya dan nantinya akan membentuk polanya masing-masing walaupun masih dalam wadah atau medium yang sama. Lebih rinci mengenai proses pembuatan labirin ini akan dijabarkan pada bagian proses produksi karya.

(4)

Deskripsi Karya

Karya akhir penulis yang berjudul “Kompleksitas Labirin dalam Hidup“ berawal dari kesadaran dan kewaspadaan penulis terhadap realita kehidupan yang ada dan semakin bervariasi di tiap waktunya, khususnya di waktu masa perkuliahan yang dijalaninya. Pembuatan karya ini pun menjadi refleksi diri penulis akan pemikiranya yang merasa terbangun akan semua hal dan kekonsepan atas dasar Pilihan dalam hidup itu sendiri. Kalimat “refleksi kegiatan pilihan dalam hidup ” disini juga diambil penulis dari metafor pintu yang ada di labirin dengan beberapa pilihan yang ada dengan kebebasan apresiator dan tak ada ketentuan apapun selain dari perspektif dan rekaman dari apresiator sendiri. Seperti halnya hidup disaat dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup yang sebenarnya dan membuka cabang yang baru dan beribu kemungkinan serta

kesempatan kembali.

Karya ini terdiri dari labirin dengan ukuran 6x6 meter persegi yang terbuat dari rangkaian besi holo dan di tutupi dengan dinding plastic guram sifatnya semi-transparan dan menjadikan dinding tersebut dinding pembatas ataupun pintu. Labirin ini juga dibuat adanya dukungan suasana dengan cahaya lampu dan suara yang akan menyala saat sensor telah terlewati tiap pintunya. Seperti adanya led yang mempunyai tiga warna dan di letakan di beberapa titik yang memiliki korelasi dengan penegasan ruang yang ada dengan sifat warna lampu yang akan muncul. Sifat dinding yang semi-transparan tadi-pun ikut dalam pemberian „tekanan‟ akan pilihan yang disediakan untuk apresiator. Tekanan atas pilihan diri sendiri yang langsung nampak warna dan bayangan apa yang dihasilkan, begitupun dengan tekanan penilaian orang lain yang melihat dari luar labirin yang melihat bayangan yang nampak dari luar.

Semua yang disebutkan semata-mata untuk menegaskan pengalaman yang ingin dirasakan oleh apresiator bagi penulis. Dimana penulis ingin memunculkan pembuktian atas konsep kehidupan ini dengan pilihan yang disediakan, wadah yang sama, namun pada dasarnya pola masing-masing orang akan berbeda satu dengan lainnya. Sama seperti cerita yang nantinya terangkum bagi masing-masing individu.

4. Penutup /Kesimpulan

Dalam masa pembelajaran penulis selama kurang lebih 4 tahun ini adanya peringatan kesadaran dari penulis akan seluruh arti dari kehidupan, apakah ini tugas setiap manusia yang tinggal untuk menentukan jalan kehidupan masing-masing dengan toleransi dan kemampuan yang ada, atau semua ini hanya sekedar permainan bermain peran yang sudah ditentukan oleh yang maha besar.

Semua pertanyaan kerancuan yang muncul selama penulis menjalani hidup ini mulai terasa sekali akan kesadaran yang harusnya terjawab atau paling tidak bisa di refleksikan. Maka dari itu karya tuga akhir ini pun perlahan sebagai praktik penulis telah menambahkan satu dua poin atas segelintir pertanyaan yang muncul secara acak namun tak pernah aka nada ujung dan habisnya untuk menjawab atau bahkan mencari konklusi untuk satu kesatuan kalimat yang tepat.

Jadi melalui karya ini Penulis yang mencoba menciptakan metafora dari kompleksitas pemikiran manusia dapat menunjukan pengalaman yang dirasa tak perlu banyak kalimat pembuka atau keterangan lagi atas dasar takdir ini melainkan pengalaman yang dihasilkan oleh banyaknya „rekaman‟ orang yang berkecimpung di dalam satu wadah dan sama-sama membuktikan bahwa pola tiap orang memanng sejatinya berbeda-beda. Adapun sama namun tetap tak sama diatas

(5)

Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 5 Sejatinya tiap manusia akan mendapatkan kadar realisasi akan kehidupannya masing-masing dan kebijakan tiap individu lah yang menentukan akan membentuk pola seperti apa dengan rekaman dan wadah yang ada baik itu metafor seperti karya ini maupun realisasinya yang patut diterima baik yang tidak juga. Seperti penulis yang akhirnya dapat terbuka sedikit demi sedikit dengan melihat refleksi dirinya di karya ini.

Dea Ananda Azalia

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Lukis FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Agung Hujatnika, S.Sn, M. Sn NIP. 197601092008121001

Daftar Pustaka

Budiman, Kris. 2003. Semiotika Visual. Yogyakarta : Penerbit Buku Baik Yogyakarta Brown, Kathryn, 2014. Interactive Contemporary Art: Participation in Practice (I.B.Tauris,) Darmaprawira, Sulasmi. 2002, Warna : Teori dan Kreativitas Pengguna annya. Bandung : ITB. http://jenlewinstudio.com

(6)

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA

Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel

yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat

wisuda

mahasiswa

yang

bersangkutan.

Nama Mahasiswa

Dea Ananda Azalia

NIM

17012001

Judul Artikel

Labirin Kehidupan

diisi oleh pembimbing

Nama Pembimbing

Rekomendasi

Lingkari salah satu 

1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD

2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi

3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi

4. Dikirim ke Seminar Nasional

5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus

6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus

7. Dikirim ke Seminar Internasional

8. Disimpan dalam bentuk Repositori

Bandung, .../.../ 2013

Tanda Tangan Pembimbing :

Nama Jelas Pembimbing :

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun selama percobaan 18 hari tidak dilakukan pergantian air, namun sintasan, laju pertumbuhan spesifik harian bobot tubuh, pertumbuhan mutlak panjang total

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran, klarifikasi dan negosiasi penawaran, Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung serta penetapan pemenang Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas

(1) Bidang Pendidikan TK dan SD mempunyai tugas pokok mengembangkan upaya perbaikan, perluasan, pendalaman, dan penyesuaian pada pendidikan TK dan SD melalui

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian biaya kualitas pada Aksan Bakery belum dilakukan secara efisien karena biaya kualitas

Karena ACC sintase terdapat dalam jumlah yanag rendah dalam jaringan tanaman (0,0001% dari protein total buah tomat matang) maka sulit memurnikan enzim ini untuk analisis

Kanker kolorektal ( colo-rectal carcinoma ) atau disebut juga kanker usus besar merupakan suatu tumor ganas yang ditemukan di colon atau rectum .Salah satu cara

Bagi siswa diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan model pelatihan loncat gawang setinggi 25 cm dengan jarak 0,5 dan 1 m terhadap peningkatan

Det är intressant att studera detta ämne eftersom det finns behov av att förbättra arbetsmiljön för lantbrukare och anställda på mjölkgårdar, i de fall automatiskt