• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Profil Singkat Miles Films

Miles Films merupakan rumah produksi local yang didirikan pada bulan Maret 1995 dan saat ini dipimpin oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Pada awalnya Miles Films khusus memproduksi film-film televisi dan dokumenter, juga sebagai wadah pelatihan bagi para seniman muda berbakat yang ingin membuat video musik dan iklan TV.

Reputasi Miles Films melejit di tahun 1996 berkat kesuksesan mereka memproduksi 13 episode doku-drama berjudul “Anak Seribu Pulau”. Program ini disiarkan di 5 stasiun televisi swasta Indonesia dan diterima dengan baik oleh berbagai kalangan masyarakat termasuk para kritikus film.

4.1.2. Sejarah Singkat Miles Films

Miles Films adalah rumah produksi local yang didirikan pada bulan Maret 1995 dan saat ini dipimpin oleh Mira Lesmana dan Riri Riza.

Pada awalnya Miles Films khusus memproduksi film-film televisi dan dokumenter, juga sebagai wadah pelatihan bagi para seniman muda berbakat yang ingin membuat video musik dan iklan TV. Reputasi Miles Films melejit di tahun 1996 berkat kesuksesan mereka memproduksi 13 episode doku-drama berjudul “Anak Seribu Pulau”. Program ini disiarkan di 5 stasiun televisi swasta Indonesia

(2)

dan di terima dengan baik oleh berbagai kalangan masyarakat termasuk para kritikus film.

Di akhir tahun 1999, dengan mengindahkan fesimisme masyarakat akan perfilman Indonesia, Miles Films mulai menempuh petualangan yang baru, yaitu memproduksi film feature. Debut mereka bertajuk “Petualangan Sherina”, sebuah musikal anak-anak arahan sutradara Riri Riza. Film tersebut dirilis pada tahun 2000 dan segera menuai kesuksesan fenomenal hingga mencapai 16 juta penonton di Indonesia, dimana saat itu sudah 25 tahun masyarakat memandang perfilman local dengan sebelah mata. Walau tak sedikit suara skeptic mencurigai kesukssesan ini hanya dengan untung-untungan dan tidak akan berlanjut, hawa optimisme akan kemampuan industri perfilman lokal untuk tumbuh dan berkembang mulai berhembus.

Miles Films pada tahun 2002 kembali merilis sebuah film feature, “Ada Apa Dengan Cinta”. Film tersebut merupakan karya perdana yang melibatkan banyaknya talenta di bidang produksi film, termasuk sutradara, Rudi Soedjarwo. Terjualnya 2,5 juta tiket film ini di loket box office membuatnya tercatat sebagai film yang berhasil mengajak penonton muda Indonesia kembali berkunjung ke teater bioskop. Bahkan, film ini sempat dirilis di bioskop di Jepang dan Malaysia, juga ditayangkan di televisi Australia dan Perancis. Hal ini sekaligus mengantarkan Rudi Soedjarwo pada piala kemenangan sebagai Sutradara Terbaik, dan Dian Sastrowardoyo sebagai Aktris Utama Terbaik di ajang Festival Film Indonesia.

(3)

Masih di tahun 2002, Miles Films bekerjasama dengan I Sinema dalam pembuatan dan perilisan sebuah dilm feature digital arahan sutradara Riri Riza yang berjudul “Eliana, Eliana”. I Sinema adalah sebuah gerakan yang dimotori oleh Mira Lesmana dan Riri Riza dengan 10 pembuatan film independent lainnya di tahun 1999. “Elenia, Elenia” menuai pujian banyak kritikus film dan meraih penghargaan Young Cinema Award dan Netpac/Fripesci Jury Award di Singapore International Film Festival, mendapat penghargaan Special Mention dalam ajang Dragons and Tigers Award di Vancouver International Film Festival, dan penghargaan Best Actress di Deauville International Film Festival, Perancis.

Tiga tahun kemudian Miles Films kembali mengembangkan dan memproduksi sebuah film feature, kali ini mengambil cerita dari kisah kehidupan seorang aktivis muda dalam gerakan mahasiswa di tahun 60-an, Soe Hok Gie. Film yang cukup diantisipasi masyarakat ini akhirnya dirilis pada bulan Juli 2005. “Gie” menjadi film yang paling banyak dibicarakan orang saat itu, karena berani bersentuhan dengan isu-isu politik yang sensitf dan tidak pernah dieksplorasi film-film lokal sebelumnya. Film ini berhasil memenangkan gelar Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2005, dan penghargaan Special Jury Prize di The Singapore Film Festival 2006.

Di tahun 2005 juga, Miles Films meluncurkan film “Garasi”, sebuah film tentang persahabatan dan musik arahan sutradara Agung Sentausa. Para pemain utama film ini pada kenyataannya juga membentuk group band musik dengan nama yang sama, Garasi, dan telah melahirkan album ke dua mereka di akhir

(4)

tahun 2008.

Film feature garapan Riri Riza yang berjudul “3 Hari Untuk Selamanya” (3 Days To Forever), mengundang beragam opini masyarakat ketika dirilis pada tahun 2007. Film tersebut terpilih sebagai The Best Indonesian Film di Jakarta International Film Festival 2007, sementara untuk film ini pula Riri Riza dianugerahi penghargaan Best Director di festival bergengsi 35th Brussels

International Film Festiaval 2008.

Miles Films mengakhiri tahun 2008 dengan produksi film “Laskar Pelangi” (The Rainbow Troops), yang ceritanya diambil dari novel mega hit bestseller karya Andrea Hirata. Film tersebut memecahkan rekor film lokal dengan penonton terbanyak karena berhasil mengundang 4,5 juta penonton bioskopdalam kurun waktu kurang dari 4 bulan saja. ”Laskar Pelangi”pun terbukti diminati oleh masyarakat dunia, dimana dalam satu tahun diundang untuk di putar di 20 festival internasional di mancanegara dari 5 benua, dan meraih beberapa penghargaan bergengsi. Salah satu diantaranya adalah penghargaan Signis Award dari ajang Asian Film Award 2008, sebagai film yang sepenuhnya mengekspresikan kepedulian sosial dan kemanusiaan sekaligus mengangkat nilai-nilai spiritual dan artistik dalam film.

Miles Films menutup kalender di tahun 2009 dengan memproduksi film terbaru mereka yang berjudul “Sang Pemimpi”, yang merupakan sequel dari film

(5)

sebelumnya, yaitu Laskar Pelangi.29

4.1.3. Logo Miles Films

Gambar 4.1 Logo Miles Films30

4.1.4. Deskripsi Film Pendekar Tongkat Emas

Pendekar Tongkat Emas (dipasarkan sebagai The Golden Cane Warrior di pasar Internasional) merupakan film Indonesia tahun 2014 yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Film Pendekar Tongkat merupakan film bergenre drama martial art berdurasi 113 menit. Film laga ini dibintangi oleh sederet bintang papan atas Indonesia, seperti Christine Hakim, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, dan Slamet Rahardjo. Eva Celia dan Tara Basro, dua bintang muda yang sedang naik daun, juga ikut berperan sebagai lakon utama. Film ini mengangkat tema persilatanyang sudah lama tidak menghiasi perfilman Indonesia. Mengeksplorasi tema-tema

29 Miles Films. Miles Film (online). Di akses pada tanggal 10 Januari 2017 dari

(6)

seperti pengkhianatan, kesetiaan, dan ambisi, film ini dirilis pada 18 Desember 2014 oleh Miles Films dan KG Studio.

Adapun pemeran yang terlibat dalam film Pendekar Tongkat Emas yaitu Eva Celia sebagai Dara, Nicholas Saputra sebagai Elang, Reza Rahadian sebagai Biru, Tara Basro sebagai Gerhana, Aria Kusumah sebagai Angin, Christine Hakim sebagai Cempaka, Slamet Rahardjo sebagai Dewan Datuk Bumi Persilatan, Darius Sinathrya sebagai Naga Putih, Prisia Nasution sebagai Cempaka muda, Whani Darmawan sebagai Pimpinan Perguruan Sayap Merah, Landung Simatupang sebagai Guru Cempaka dan Naga Putih.

Sebuah film tidak akan menjadi film tanpa adanya filmmaker. Berikut adalah filmmaker inti pada film Pendekar Tongkat Emas, diantaranya:

1. Directed By Ifa Fiansyah. 2. Produced By Mira Lesmana. 3. Co-Producer By Riri Riza.

4. Executive Producers By Agung Adiprasetyo, Bimo Setiawan, Atilah Soeryadjaya.

5. Co-Executive Producers By James S. Entong, Niken Rachmad, Arifin Sjaichudin, Toto Prasetyanto.

6. Associate Producers By Robin Moran.

7. Screenplay By Jujur Prananto, Mira Lesmana, Ifa Fiansyah, Seno Gumira Ajidarma.

(7)

9. Cinematography By Gunnar Nimpuno. 10. Art Director By Eros Eflin.

11. Music By Erwin Gutawa.

12. Sound By Satrio Budiono, Yusuf Patawari. 13. Editor By W. Ichwandiardono.

14. Costume By Chitra Subiyakto. 15. Make Up By Jerry Octavianus.

Ifa Isfansyah, yang sebelumnya sukses melalui Sang Penari, bertindak sebagai sutradara. Mira Lesmana dan Riri Riza, melalui perusahaan produksi mereka, Miles Films, bertindak sebagai produser. Proses syuting berlangsung selama 3 bulandi daerah Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Skenario ditulis oleh Jujur Prananto dengan pengembangan cerita oleh Mira Lesmana, Riri Riza, Ifa Isfansyah, dan Sen Gumira Ajidarma. Chitra Subiakto bertindak selaku perancang busana. Sementara musisi ternama, Erwin Gutawa, menyediakan musik untuk film ini. Penyanyi papan atas Anggun menyumbangkan suaranya dalam lagu tema "Fly My Eagle" yang mengandung lirik dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Judul internasional dari film ini adalah The Golden Cane Warrior.

Aktor Reza Rahadian, berperan sebagai Biru, menjalani persiapan selama 7 bulan untuk berlatih silat dan mempersiapkan fisik. Untuk perannya dalam film ini, Reza dirumorkan menerima bayaran sangat tinggi yang menjadikannya aktor dengan bayaran termahal di Indonesia. Akan tetapi, Reza menyanggah rumor ini.

(8)

Produksi film ini memakan biaya hingga 25 milyar rupiah, angka yang cukup fantastis untuk film Indonesia.

Gambar 4.2 Poster film Pendekar Tongkat Emas

Aktor Reza Rahadian, berperan sebagai Biru, menjalani persiapan selama 7 bulan untuk berlatih silat dan mempersiapkan fisik. Untuk perannya dalam film ini, Reza dirumorkan menerima bayaran sangat tinggi yang menjadikannya aktor dengan bayaran termahal di Indonesia. Akan tetapi, Reza menyanggah rumor ini. Produksi film ini memakan biaya hingga 25 milyar rupiah, angka yang cukup fantastis untuk film Indonesia.

Produser Mira Lesmana, menargetkan film ini ditonton minimal oleh 1,7 juta orang. Namun hingga dua minggu lebih penayangannya di Bioskop (per-4

(9)

Januari 2015) sejak dirilis 18 desember 2014, film ini hanya ditonton oleh 235.112 orang.

4.1.5. Sinopsis Film Pendekar Tongkat Emas

Cempaka (Christine Hakim) merupakan Pendekar Tongkat Emas yang termahsyur di dunia persilatan. Ia memiliki empat orang murid yang merupakan anaj dari beberapa musuh yang dulu dikalahkannya, yaitu Biru (Reza Rahadian), Gerhana (Taro Basro), Dara (Eva Celia), dan Angin (Aria Kusumah). Biru dan Gerhana memiliki hubungan yang dekat, begitu pula dengan Dara dan Angin. Cempaka memerintahkan Biru dan Gerhana untuk menyaksikan pertarungan silat yang dimenangkan oleh Perguruan Sayap Merah. Di gubuknya, Cempaka yang sedang dalam kondisi buruk dirawat oleh Angin.

Di Perguruan Sayap Merah, Biru dan Gerhana disambut oleh pimpinan perguruan (Whani Darmawan) yang menitipkan salam hormat untuk Cempaka yang telah berjasa banyak bagi dunia persilatan. Sekembalinya, Cempaka mengumpulkan keempat muridnya dan menyampaikan bahwa ia akan memilih satu di antara mereka untuk menjadi pewaris Tongkat Emas beserta jurus Melingkar Bumi. Meskipun lebih muda, Cempaka memilih Dara. Hal ini membuat Biru dan Gerhana terkejut. Meskipun Dara mencoba menolak, Cempaka bersikeras dan mengatakan bahwa ia akan membawa Dara pergi selama beberapa hari untuk mewariskan jurus Melingkar Bumi. Angin diminta untuk ikut serta agar dapat merawat kondisi Cempaka. Sementara Biru dan Gerhana diperintahkan untuk tinggal menjaga gubuk mereka. Cempaka menyampaikan pada Dara bahwa

(10)

jika terjadi sesuatu padanya sebelum sempat mewariskan jurus Melingkar Bumi, hanya ada saru orang yang mengetahui juru tersebut, yaitu Pendekar Naga Putih, mantan pasangannya.

Keesokan paginya, di tengah perjalanan, Cempaka bersama Dara dan Angin dikejutkan oleh Biru dan Gerhana yang mencegat mereka dengan maksud merebut paksa Tongkat Emas. Gerhana menyampaikan bahwa Cempaka semestinya sudah mati akibat racun yang diberikannya. Pertarungan pun terjadi antara Dara dan Angin menghadapi Biru dan Gerhana. Dalam kondisi terdesak, Cempaka yang semakin lemah menyelamatkan Dara dan Angin serta memerintahkan mereka untuk pergi. Angin berusaha membawa Dara pergi, namun dengan terpaksa. Biru dan Gerhana pun berhasil mengalahkan Cempaka dan membunuhnya. Di sebuah tepi jurang, mereka berhasil mengejar Dara dan Angin. Biru dan Gerhana berhasil mengalahkan Dara dan Angin hingga mereka terjatuh ke jurang, namun Dara berhasil mempertahankan Tongkat Emas agar tidak jatuh ke tangan Biru. Sesosok misterius menyelamatkan Dara dan Angin sebelum Biru dan Gerhana mencapai dasar jurang.

Biru dan Gerhana kemudian mendatangi Perguruan Sayap Merah. Mereka menyebarkan fitnah bahwa Dara dan Angin telah berkhianat serta membunuh Cempaka untuk merebut Tongkat Emas. Pimpinan Perguruan Sayap Merah yang merupakan sahabat Cempaka marah dan memerintahkan murid-muridnya untuk memburu Dara dan Angin. Dara, sementara itu, terbangun di sebuah gubuk dengan sosok misterius yang menyelamatkannya bersama Angin. Sosok misterius

(11)

ini ternyata adalah Elang (Nicholas Saputra). Ketika bermaksud pergi untuk mencari Pendekar Naga Putih seperti pesan Cempaka, Dara dan Angin dikejutkan oleh Elang yang menyatakan bahwa mereka belum siap bertemu dengan Naga Putih. Dara seraya curiga dan mempertanyakan bagaimana Elang bisa tahu bahwa ia bermaksud mencari Pendekar Naga Putih.

Dara yang penasaran dengan identitas Elang suatu hari mengikutinya ke sebuah pemukiman. Elang bertarung dengan sekelompok orang untuk menagih hutang. Di sebuah kampung, Dara melihat gambar dirinya dan Angin yang disebarkan sebagai buronan. Ketika sedang melarikan diri, sekelompok pendekar mendatangi kampung Elang dan mulai menyerang warga kampung serta merusak rumah warga. Sebelum sempat bertindak, Angin menotok tubuh Dara sehingga tidak dapat bergerak. Sendirian, Angin menghadapi para pendekar untuk menyelamatkan warga kampung. Akan tetapi, setelah para pendekar mengancam membunuh warga, Angin menyerahkan diri untuk kemudian dibawa ke Biru. Ketika efek totok Angin memudar keesokan harinya, Dara menemukan para warga sedang bersiap meninggalkan kampung karena tidak lagi aman. Merasa bersalah, salah satu warga kampung memberitahu Dara bahwa Angin menyerahkan diri dan untuk menyelamatkannya, Dara harus menyerahkan Tongkat Emas kepada Biru. Meskipun Elang mencoba melarangnya, Dara bersikeras.

Di gubuk Cempaka, Biru menyekap Angin. Ia memaksa Angin memberitahu keberadaan Dara. Angin, yang tidak pernah berbicara, bergeming

(12)

dan membuat Biru murka. Ketika Dara tiba di gubuk Cempaka, ia disambut oleh Gerhana dan Biru yang menyekap Angin. Demi menyelamatkan Angin, Dara pun menyerahkan Tongkat Emas dan segera melarikan diri. Di tengah hutan, Dara dan Angin bersembunyi di atas pepohonan dari Biru dan Gerhana yang ingin membunuh Dara dan Angin agar kedoknya tidak terbuka. Angin kembali menotok Dara agar tidak bisa bergerak dan menghadapi Biru dan Gerhana sendirian. Tidak bisa melakukan apa-apa, Dara hanya bisa mendengarkan pertarungan antara ketiganya hingga kemudian pertarungan terhenti dengan Biru dan Gerhana meninggalkan hutan.

Sementara itu, Elang memimpin warga kampungnya menemukan pemukiman baru. Di Perguruan Sayap Merah, Gerhana meracun minuman pimpinan perguruan. Setelah kematian pimpinan perguruan, Biru menjadi pimpinan dan menobatkan dirinya sebagai guru tertinggi seraya mengganti nama Perguruan Sayap Merah menjadi Perguruan Tongkat Emas, sebagaimana nama perguruan Cempaka yang dulu sangat kuat sebelum ia memutuskan menutup dan meninggalkannya. Dengan Gerhana sebagai tangan kanannya, Biru membunuh siapa saja yang menentang atau mencoba merebut Tongkat Emasnya dan menciptakan kekacauan di dunia persilatan.

Dara yang murka atas kematian Angin bermaksud menyelinap ke Perguruan Sayap Merah. Ia dicegat oleh Elang yang kemudian membawanya ke pemukiman baru warga kampung. Merasa bersalah atas kematian Angin, Elang membuka rahasia tentang identitasnya pada Dara; bahwa ia adalah putra dari

(13)

Naga Putih (Darius Sinathrya) dan Cempaka ketika muda (Prisia Nasution). Jurus Melingkar Bumi pun kemudian diketahui merupakan jurus berpasangan yang diturunkan oleh guru (Landung Simatupang) dari Naga Putih dan Cempaka. Dara pun paham mengapa Cempaka meminta Angin untuk ikut bersama mereka sebelumnya, karena ia bermaksud memasangkan Dara dan Angin untuk mewarisi jurus Melingkar Bumi. Elang menceritakan bahwa ayahnya, yang ingin meninggalkan dunia persilatan, berpisah dengan Cempaka tak lama setelah ia lahir karena Cempaka lebih memilih memimpin Perguruan Tongkat Emas. Naga Putih meminta Cempaka bersumpah bahwa ia tidak akan pernah mencarinya dan putra mereka serta ia pun bersumpah tidak akan mencampuri urusan Cempaka. Elang, putra Naga Putih dan Cempaka, menyampaikan pada Dara bahwa ia adalah pewaris terakhir jurus Melingkar Bumi. Dara pun meminta Elang menjadikannya murid serta mengajarinya jurus Melingkar Bumi. Terhalang oleh sumpahnya, Elang menemui Dewan Datuk Bumi Persilatan (Slamet Rahardjo) yang mengingatkan Elang bahwa ia telah bersumpah pada mendiang ayahnya untuk tidak mencampuri urusan Cempaka dan Tongkat Emasnya. Pun begitu, Elang melanggar sumpahnya dan mengajari Dara jurus Melingkar Bumi.

Di Perguruan Tongkat Emas, Biru gelisah karena ia merasa kurang sakti hanya memiliki Tongkat Emas tanpa jurus pamungkasnya. Gerhana, yang ternyata juga kekasihnya, menenangkan Biru dengan mengatakan bahwa tanpa Tongkat Emas sekalipun, Biru adalah pendekar yang sakti.

(14)

Setelah berhari-bari berlatih menguasai jurus Melingkar Bumi, Dara dan Elang mendatangi Perguruan Tongkat Emas. Dara kemudian menantang Biru dan Gerhana untuk bertarung tanpa campur tangan siapapun setelah mereka menolak mengembalikan Tongkat Emas yang merupakan haknya. Dara menghadapi Gerhana, sementara Elang menghadapi Biru. Di tengah-tengah pertarungan sengit, seorang anak kecil keluar dari dalam ruang perguruan, yang ternyata merupakan putra Biru dan Gerhana. Dara meminta Gerhana berhenti karena ia tak ingin membunuh Gerhana di depan anaknya. Akan tetapi, Gerhana memilih melanjutkan pertarungan.

Dara pun akhirnya berhasil mengalahkan Gerhana dan menewaskannya; membuat Biru murka. Ia pun menyerang Dara dan Elang dengan membabi buta. Setelah pertarungan yang sengit, Dara dan Elang berhasil memukul jatuh Biru dan merebut Tongkat Emas. Biru bangun dan mencoba menyerang Dara dan Elang dengan sebuah batang pohon besar, namun Dara dan Elang mengalahkan Biru dengan menggunakan jurus Melingkar Bumi.

Dara dan Elang kemudian berciuman, menunjukkan adanya perasaan di antara mereka berdua. Akan tetapi, keesokan harinya, Elang lenyap meninggalkan Dara yang bersedih hati. Elang menemui Dewan Datuk Bumi Persilatan yang kecewa karena Elang melanggar sumpahnya. Elang pun menyatakan ia siap menjalani hukuman atas kesalahannya melanggar sumpah. Dara kemudian mengangkat putra Biru dan Gerhana sebagai murid; sama seperti halnya Cempaka

(15)

yang dulu mengangkat anak dari musuh-musuh yang dikalahkannya sebagai murid dan dilatih untuk menjadi pendekar yang kuat.31

4.2. Hasil penelitian

Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai peran DOP dalam menentukan gambar berdasarkan dengan kualitas fotografi dan cinematic look dalam proses pembuatan film Pendekar Tongkat Emas. Data-data tersebut diperoleh dari wawancara secara mendalam kepada narasumber dan referensi pustaka, dimana penulis melakukan wawancara dengan Gunnar Nimpuno selaku Director of Photography.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kasus terhadap data yang telah didapatkan mengenai “Analisis Gambar dalam Kualitas Fotografi dan Cinematic Look dari pandangan DOP pada proses produksi film Pendekar Tongkat Emas”.

Persiapan yang dilakukan oleh DOP pada praproduksi salah satunya adalah mempersiapkan perlengkapan produksi yang akan digunakan untuk produksi film Pendekar Tongkat Emas. Pada Film Pendekar Tongkat Emas perlengkapan yang diperlukan adalah lighting menggunakan Daylight kekuatannya 5600K dilengkapi dengan beberapa ballast high speed dan Tungsten kekuatannya 3200K digunakan untuk night scene. Untuk grip equipment menggunakan Twister Dolly dengan 8 track lurus dan 2 track curve yang akan

(16)

digunakan selama shooting berlangsung, EasyRing untuk membantu DOP jika ingin melakukan shooting dengan teknik handheld yang bisa membuat lebih halus pergerakannya, Phanter Multi Glider digunakan untuk treatment camera track diruang yang sempit, Jimmy Jib untuk mengambil gambar establish.

Semua yang kebutuhan yang diperlukan untuk praproduksi sudah dipersiapkan berdasarkan walktrough set yang sudah dibuat. Walktrough set merupakan semacam panduan untuk menjalankan produksi sejak awal sampai selesai.

Robin Moran selaku Associate Producer memberikan penjelasan mengenai workflow yang diberikan selama produksi film Pendekar Tongkat Emas, sebagai berikut:

“untuk workflow saya sangat concern pada timecode sync. Karena film ini akan berlangsung cukup lama akan sangat tidak praktis jika kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menggabungkan gambar dan suara jika dengan cara lama.

Untuk Pendekar Tongkat Emas, FOCUSED Equipment melengkapi set up kamera di film dengan Ambient Recording Lockit timecode. Jadi, selama lockit aktif semua timecode akan selalu berjalan dengan angka yang sama.”

Workflow adalah suatu proses kerja atau bisnis yang sistematis dimana dokumen atau informasi yang dibuat, dialirkan dari satu pihak ke pihak yang lain untuk tindakan lanjutan menurut suatu aturan atau prosedur tertentu yang telah disepakati besama dalam sebuah organisasi atau perusahaaan.

Workflow yang diberikan oleh Robin Moran selaku Associate producer adalah timecode sync pada kamera. Timecode sync sangat membantu apabila

(17)

produksi menghasilkan ratusan bahkan ribuan clip file image dan sound yang terpisah dan hal tersebut sangat tidak praktis jika harus menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menggabungkan gambar dan suara jika menggunakan cara lama.

Untuk produksi film Pendekar Tongkat Emas sendiri, FOCUSED Equipment melengkapi set up kamera di film dengan Ambient Recording Lockit timecode. Lockit timecode berfungsi menyamakan angka di setiap device atau instrument. Mulai dari kamera, sound recorder, digital slate, additional camera, akan mempunyai timecode yang bersamaan. Kelebihan dari system ini adalah timecode disetiap instrument akan selalu di cek ulang secara otomatis setiap 4 detik. Maka, selama lockit aktif semua timecode akan selalu berjalan dengan angka yang sama.

Associate Producer atau Produser Pendamping merupakan orang yang memiliki suara penentu dalam proses pembuatan sebuah film namun seringkali tidak terlibat dalam proses pembuatan film secara langsung. Sebutan ini seringkali diberikan kepada salah seorang pemodal yang tidak hanya memasukkan uangnya untuk pembuatan film tersebut tetapi juga cukup aktif selama proses pembuatan meski tidak terlibat langsung dalam keseharian produksi. Dibedakan dengan hanya pemilik modal atau investor. Atau sebaliknya, sebutan Produser Pendamping juga diberikan kepada seorang yang berperan dan bertanggung jawab sangat besar selama proses pembuatan sebuah film namun tidak menerima upah karena keterbatasan anggaran sehingga ia dibayar dalam bentuk saham.

(18)

Proses pengambilan gambar menghabiskan waktu sekitar 2.5 bulan lamanya. Pendekar Tongkat Emas memulai shooting pada tanggal 5 April 20014 dengan lokasi di pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Pendekar Tongkat Emas shooting dengan media digital dari RED Digital Cinema company, dengan jenis kamera terbaru pada zamannya, RED DRAGON 6K Carbon Fiber body.

“ada beberapa alasan kuat kenapa saya memilih kamera high end ini. Pertama, kemampuan menghasilkan gambar dalam bentuk file dengan resolusi yang tinggi. Kedua, ukuran body yang kecil dan ringan. Ketiga, workflow yang simple, cepat, dan mudah. Hal ini sangat berpengaruh dengan lancarnya produksi dan pascaproduksi.”

Pemilihan kamera merupakan salah satu penentu lama tidaknya suatu produksi. Terdapat beberapa alasan mengapa DOP memilih kamera RED DRAGON 6K Carbon Fiber untuk dijadikan sebagai alat untuk mengambil gambar.

Pertama karena kemampuannya untuk menghasilkan gambar dalam bentuk file dengan resolusi yang tinggi, yaitu 6144x3160 pixels, sehingga data informasi yang terdapat dalam suatu gambar menjadi lebih lebar dan banyak. Alasan kedua adalah ukuran body yang kecil dan ringan sehingga cara kerja di lapangan bisa lebih cepat. Film Pendekar Tongkat Emas adalah jenis film bergenre action drama yang akan melibatkan banyak adegan fighting sehingga shot yang dibutuhkan akan sangat banyak adegan fighting. Waktu produksi yang sangat terbatas sangat mempengaruhi jalannya produksi. Ketiga, workflow yang sangat mudah, simple, dan cepat sangat membantu kelancaran produksi dan pascaproduksi.

(19)

Gambar 4.3 Scene film Pendekar Tongkat Emas32

Apa teknik sinematografi yang Anda gunakan untuk scene pada gambar ini?

“ketika titik terbenam matahari sudah ditemukan, kita mengarahkan pemain senior kita mbak Christine Hakim untuk standby di sebuah bukit dan tim kamera beserta sutradara bersiap di bukit seberangnya, yang berjarak 100 meter lebih. Disini saya menggunakan 40mm Canon F/2.8 plus dengan 2x extendernya, sehingga saya mempunyai focal length sebesar 800mm dengan kompensasi 2 stop. Kenapa saya butuh lensa sepanjang ini? Karena saya ingin mempunyai ukuran matahari yang besar di latar belakan, dengan subyek kecil didepannya”

Bagaimana cara Anda menyampaikan emosi kepada penonton melalui gambar yang Anda garap?

“Ada sebuah istilah yang saya dapat dari sahabat saya, seorang asisten sutradara TV komersial, yaitu kosmologi ruang. Kosmologi ruang kurang lebih adalah sebuah dimensi yang terbentu dari kumpulan energi antara pemain, ruang, dan kamera, kira-kira begitu.

Energi yang mereka keluarkan, dalam waktu bersamaan pun, menyedot energy kita yang ada didepan mereka, saya hanya bertugas menangkap dan

(20)

merekamnya. Bukan saya yang menciptakannya, tetapi proses penciptaan itu yang bisa saya rekam”

Gunnar Nimpuno berpendapat bahwa emosi atau mood yang disampaikan oleh dirinya bukan hanya ditentukan oleh dirinya, beliau mengatakan bahwa emosi yang dapat tersampaikan disebabkan oleh gabungan semua departemen.

Jika aktor yang bermain didalam scene dengan sempurna dengan kemampuan untuk mendeliver apa yang dituntut dan diinginkan didalam script fim, pencahayaan sempurna ketika cuaca sedang cerah hanya dengan menggunakan cahaya matahari, kemudia blocking pemain dan kamera yang berjalan secara satu nafas. Apabila seorang pemain benar-benar masuk ke dalam karakter yang diperankannya, mata tidak akan berbohong, gesture badan akan mewakili emosi. Energi yang dikeluarkan oleh para pemain akan membuat energi para kru ikut keluar, sehingga kekuatan yang dikeluarkan akan menjadi emosi yang bisa dirasakan oleh penonton.

Seorang Director of Photography harus mengerti teknik pencahayaan karena unsur cahaya sangat penting dalam pembuatan film. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu, secara sederhana ada dua jenis sumber pencahayaan, yakni pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Dengan pencahayaan tertentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi, atau bahkan ditambah.

Penulis melakukan wawancara kepada narasumber terkait dengan teknik pencahayaan yang digunakan dalam proses produksi. Apakah ada kendala berarti pada lighting yang membuat Anda harus melakukan sesuatu untuk mengatasi kendala tersebut?

(21)

“Salah satu problem membuat scene malam outdoor adalah jarak kekuatan lampu yang terbatas dan salah satu trik yang saya buat adalah menggunakan tabir asap di background.”

Beliau menjelaskan bahwa night scene pertama dilakukan disebuah set yang cukup besar dan hanya memiliki lighting pas-pasan. Masalah dalam membuat scene malam outdoor adalah jarak kekuatan lampu yang terbatas, warna hitam yang putus adalah istilah bagi crew lighting. Apabila produksi mempunyai set outdoor, dengan background alang-alang yang luas, area yang terekspos akan sangat terbatas, dan mulai melihat warna hitam pekat diujung akhir lighting. Bagi penonton yang terlatih, mereka akan menyadari keberadaan lampu di set.

Untuk mengurangi hal tersebut, trik yang digunakan adalah menggunakan tabir asap di background. Dengan asap, ambience akan terangkat naik, warna hitam akan tersamarkan dengan warna putih tipis, dam ditambah dengan lighting yang diarahkan dari belakang menuju lensa, dengan begitu akan menciptakan sebuah kedalaman dimensi. Lalu penggunaan lampion dengan kekuatan lampu mulai dari 200 Watt sampai dengan 2000 Watt disebar dibeberapa tempat, untuk memunculkan tekstur yang ada di dalam set tersebut. Sehingga seluruh gambar akan menjadi believeable.

Terdapat perbedaaan basic set up yang ditetapkan pada awal produksi dan eksekusi. Pada praproduksi DOP akan menetapkan untuk menggunakan Frame size: 5K, Frame based: 23.98 fps. RED Core: 5:1, dan Shutter based 180. Namun ketika produksi berlangsung basic set up yang digunakan adalah Frame size: 5K, Frame based: speed 22 fps, atau bahkan 20 fps, RED Core: 5:1, dan Shutter based 90 derajat atau bahkan 45 derajat.

(22)

“semua adegan fighting dengan lensa lebar, betapapun si pemain atau pemeran penggantinya hebat, tetap akan terlihat lambat. Maka Xin Xin menemukan formulasi shooting dengan speed 22 fps, atau bahkan 20 fps. Ipact yang dihasilkan sangat menarik. Ditambah dengan shutter angle yang saya rubah menjadi 90 derajat atau bahkan 45 derajat hasilnya efek ayunan senjata menjadi lebih agresif”.

Perubahan dapat terjadi sewaktu-waktu namun perencanaan awal harus selalu digunakan agar tidak ada bias selama produksi berlangsung.

Grip equipment merupakan hal penting guna menunjang pengambilan gambar agar sesuai dengan cinematic look. Idealnya, tim utuh dari pihak sinematografer terdiri dari beberapa departemen yang dikepalai oleh head department-nya. Mulai dari departemen kamera yang dikepalai oleh First Assistant Camera, Lighting Departement yang dikepalai oleh Gaffer, dan Grip Departement yang dikepalai oleh Key Grip. Tiap departemen terdiri dari beberapa orang didalamnya, rata-rata 4 sampai 7 orang, semua ditentukan berdasarkan pada bentuk project, budget, dan sebagainya. Khusus untuk proyek film PTE ini, lighting department dan Grip Departement digabung menjadi satu karena lain satu hal. Pada produksi film Pendekar Tongkat Emas tim lighting dan grip yang terdiri dari 9 orang, yang mempuyai kapasitas ganda.

Jumlah anggota tim yang banyak tidak menutup kemungkinan untuk menghadapi kesulitan pada saat produksi berlangsung. Gunnar Nimpuno menjelaskan salah satu kendala yang terjadi pada grip equipment.

“Salah satunya adalah ketika sutradara meminta pergerakan “crane down” disebuah ruangan sempit. Kita tidak mempunyai jib-arm, mini jib atau crane mini. akhirnya kita mencoba bereksperimen dengan dua alat: Twister Dolly

(23)

dan Multi Glider. Twister untuk pergerakan linear horizontal, Multi Glider untuk memanipulasi pergerakan vertical.”

Gambar 4.4 Scene film Pendekar Tongkat Emas

Gunnar Nimpuno menjelaskan bahwa potongan scene diatas merupakan scene pendek yang berlokasi di sebuah danau pasif atau tadah hujan. Penulis menanyakan grip apa yang digunakan pada scene tersebut dan DOP menjawab:

“rig sederhana untuk menggantungkan kamera diatas air. Penggunaan tripod tidak memungkinkan karena selain tripod dapat rusak dibagian dalamnya, juga posisi kamera yang menjadi terlalu tinggi diatas air.

tim grip memutuskan untuk membuat grip sederhana dengan menggunakan plat serba guna, cheese plate, dengan beberapa bungee chord sebagai penahan, sebuah pipa alumunium dan dua high stand. Dan jadilah kamera rig sederhana diatas air”

Setelah semua kesulitan dan hambatan yang terjadi selama produksi telah selesai, DOP bertugas untuk menentukan grading warna yang tepat untuk film Pendekar Tongkat Emas.

“Setiap minggu saya selalu memeriksa data dengan RedPlayer, untuk melihat kembali hasil shooting selama minggu tersebut. Kemudian modifikassi

(24)

warna, lalu export gambar sebanyak 1 frame sebagai gambar still sehingga saya bisa mengontrol scene secara berurutan.

Baru setelah saya mempunyai gambar balance, baru saya akan bermain dengan warna atau tone tertentu Saya biasanya tidak pernah meminta seorang colorist untuk membuat warna yang saya buat, karena Colorist yang baik akan selalu memberikan masukan dan ide dalam sebuah film”

Pada tahapan pascaproduksi, DOP menjelaskan secara rinci tahapan dalam menentukan grading warna untuk film Pendekar Tongkat Emas. Beliau mengatakan bahwa Setiap minggu beliau selalu memeriksa data dengan RedPlayer, untuk melihat kembali hasil shooting selama minggu tersebut. Setelah melihat gambaran besarnya, biasanya akan melakukan dua alternatif. Pertama, akan membuka data tersebut dengan REDCine-X, melihat semua dengan detail, memeriksa metadata setiap file dan membuat sedikit modifikassi warna, kemudia mengexport gambar sebanyak 1 frame sebagai gambar still biasanya berbentuk JPG agar tidak terlalu besar. Kedua, beliau akan membukanya dengan DaVinci Resolve Lite dan membuat beberapa modifikasi dengan meng-export file tersebut menjadi gambar still.

Gambar still disusun dalam folder scene, sehingga beliau bisa mengontrol scene secara berurutan nantinya, dan melihat “Flow” warna yang dibuat. Kemudian folder akan di sync kedalam iPad untuk dibawa ke lapangan, dan membahasnya bersama sutradara. Hal ini sangat membantu juga untuk melihat lighting continuity jumping scene, dan sebagainya.

Apabila membuka file yang berisi gambar di DaVinci Resolve beliau akan melihat kembali gambar yang buatnya, kemudian akan melihat area data pada shadow dan highlight, dan memastikan data tersebut ada didalam gambar. Hal

(25)

tersebut dapat di lihat melalui histogram, RGB Parade, dan Vectorscope. Lalu setelah melihat data RAW tersebut, Gunnar Nimpuno akan membuat Luminance Balance, dimana shadow atau black akan ditempatkan pada posisi paling bawah (nol) dan highlight pada posisi diatas, biasanya 80-90 persen. Lalu akan membuat RGB Balance, dimana beliau akan mengkalibrasi warna Red Green dan Blue menjadi rata. Kemudian membuat RGB Balance untuk melihat warna dasar dari gambar tersebut.

Tahapan yang dilakukan berikutnya setelah mempunyai gambar balance adalah akan bermain dengan warna atau tone tertentu. Gunnar Nimpuno bisanya melakukan dua sampai tiga alternative. Terkadang kasus seperti exposure kurang sempurna di beri note untuk kepentingan Colorist ketika dia mulai mengerjakan full grading.

Beliau tidak pernah meminta seorang colorist untuk membuat warna yang buatnya, karena menurut Gunnar Nimpuno seorang colorist yang baik akan selalu memberikan masukan dan ide dalam sebuah film. Warna yang dibuat oleh DOP adalah interpretasi beliau terhadap film yang bersangkutan ditambah denagn interpretasi sutradara.

4.2.1. Perencanaan Pre-production Stage DOP

Persiapan produksi film Pendekar Tongkat Emas sudah dilakukan selama 2 tahun tanpa henti dari tim Miles Films.

Pada tahapan pertama pembuatan film Pendekar Tongkat Emas, Director of Photography atau DOP akan menyiapkan beberapa alat yang digunakan guna

(26)

menunjang proses produksinya nanti, diantaranya adalah:

1. Samsung NX300 Digital Camera. Kamera tersebut digunakan untuk lokasi scout (recee), ukurannya yang kecil, range lensa 18-200mm, terdapat beberapa fitur yang sangat bermanfaat. Seperti direct file share via Wifi, direct upload to any social media, video recording capability, sehingga bisa shoot sebuah action rehearsal dan langsung mengedit di iPad.

2. Leica Disto Meter dan Bushnell Range Finder. Digunakan untuk mengukur dimensi. Biasa digunakan untuk mengukur set dimana hasil yang didapatkan digunakan untuk membuat floor plan yang bisa dibahas bersama sutradara, art director, dan lighting department.

3. Suunto Inclino Meter. Berfungsi untuk mengukur sudut inklinasi matahari, beserta azimuth-nya. Biasanya digabung dengan aplikasi report yang dibuat oleh Sunpath Calculatotr. Instrument ini sangat bermangfaat di lokasi yang tidak memiliki sinyal 3G.

4. Iphone apps. Iphone memiliki banyak sekali jenis aplikasi yang bisa membantu departemen kamera. Diantaranya; (1)SunSeeker: pencari jalur matahari beserta sudut dan waktunya; (2)ClinoMeter: pengganti Suunto Inclino manual; (3)pCam: semua hal yang berhubungan dengan kamera dan aplikasinya; (4)Artemis Director’s ViewFinder: pencari ukuran lensa, framing gambar. Akan lebih sempurna jika digabungkan dengan paket lensa tambahan untuk iPhone dari Schneider iPro.

(27)

4.2.2. Perencanaan Shooting Stage DOP

Pada saat shooting berlangsung Gunnar Nimpuno biasa menggunakan beberapa instrument yang bisa membantu metode kerja saat berada di lapangan, diantaranya:

1. Electronic Director ViewFinder; Gabungan antara mirrorless camera, PL Mount mounting dan set lensa yang digunakan selama shooting. Instrumen ini sangat berguna untuk memutuskan dimana titik kamera, tingginya, size lensanya, dibandingkan dengan menggeser-geser kamera, jika kita bisa menggunakan ini, waktu dan tenaga akan lebih hemat.

2. Sekonic 758D/758D-Cine; Light meter digital yang sudah bisa di kalibrasi pengukurannya, sesuai dengan sensor kamera apa yang hendak dipakai. Didalamnya terdapat 3 camera profile, yang bisa kita kalibrasi dengan mudah. Semisal profil 1 untuk RED EPIC, profile 2 untuk Alexa, profile 3 untuk Canon 5D.

3. Minolta Color Meter; ini salah satu instrumen terpenting dalam proses pembuatan film dengan kamera digital. Karena sensor digital sangat sensitif dengan perubahan suhu warna (Kelvin), sangat dianjurkan sekali untuk selalu membawa instrumen ini selama kita shooting sebagai kontrol warna.

4. Camera and Lighting Log; instrument ini adalah sebuah elemen yang sangat penting dalam pembuatan film dengan durasi produksi yang panjang. Isinya mengenai semua data yang ada dalam satu setup. Mulai

(28)

dari arah matahari, jam shooting, setup dalam kamera dan lighting floor plan. Ini merupakan database yang sangat penting jika sewaktu-waktu diperlukan.

5. iPod dan active speaker, mood booster; banyak yang menganggap remeh instrument ini tetapi sangat fungsional. Mood crew yang tidak baik akan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan, sehingga keberadaan iPod akan sangat mempengaruhi mood dan kecepatan bekerja.

4.2.3. Perencanaan Pre-Post Production Stage DOP

Dalam proyek Pendekar Tongkat Emas, DOP menggunakan dua macam software yang digunakan untuk pascaproduksi yang mendukung dan compatible dengan data dari RED EPIC DRAGON.

1. REDCine-X Pro. Software ini digunakan untuk mengecek data RAW yang dihasilkan RED EPIC DRAGON. Software ini bisa melihat semua MetaData yang ada didalam kamera (fps, shutter, kelvin, REDCode, dan lens data), selain itu software ini bisa melakukan RGB Balance yang sederhana dan cepat untuk melihat warna dasar yang didapat.

2. Davinci resolve Lite 10. Software ini digunakan untuk membuat refeensi warna yang lebih jauh dan sedikit advance karenea dalam aplikasi tersebut terdapat fasilitas power window, motion tracking stabilization, pan dan scan, dan sebagainya.

(29)

4.3. Pembahasan

Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti. Dari hasil penelitian yang dijabarkan diatas, peneliti melakukan analisa mendalam untuk mengetahui cara DOP menganalisa gambar dalam kualitas fotografi dan cinematic look dalam proses produksi film Pendekar Tongkat Emas.

Wawancara dilakukan pada narasumber yang berkompeten untuk dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan film. Adapun subyek penelitian yang dimaksudkan adalah Gunnar Nimpuno selaku Director of Photography dan Robin Moran selaku Associate Producer.

Dengan membandingkan terhadap teori–teori yang ada, sehingga dapat menjawab semua permasalahan dalam penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian, yaitu Analisis Gambar dalam Kualitas Fotografi dan Cinematic Look dari Pandangan DOP (Director of Photography) dalam Proses Produksi Film Pendekar Tongkat Emas maka peneliti akan mendiskripsikan lebih lanjut bagaimana proses produksi dalam menentukan kualitas fotografi dan cinematic look dalam film Pendekar Tongkat Emas serta alasan menggunakan teknik tersebut.

Dalam hal ini, peneliti menilai persiapan sebelum shooting dimulai, menjadi salah satu bagian yang sangat penting di dalam pembuatan sebuah film.

(30)

pengambilan gambar merupakan hal penting yang harus dilakukan agar ketika real produksi sudah tidak ada kendala mengenai angle pengambilan gambar.

Timing suana sangat menentukan mood yang akan dibangun agar pesan yang hendak disampaikan tersalurkan dengan baik sehingga penonton dapat merasakan pesan yang ada. Sehingga terdapat beberapa eksperimen teknik kamera yang digunakan guna memberi gambaran kepada penonton suasana yang sesungguhnya.

Dari segi genre, film Pendekar Tongkat Emas merupakan film bergenre action drama sehingga pemilihan kamera tentu sangat mempengaruhi hasil gambar. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat pada zaman sekarang, DOP sendiri menggunakan camera high-end agar kesan bertarung didapatkan dengan mengatur setting kamera di frame based 22 fps bahkan 20 fps dan menambah shutter angle yang semula 180 menjadi 90 bahkan 40 degree. Perubahan teknis dapat berubah tanpa mengikuti panduan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan agar gambar yang dihasilkan cinematic look dan bagus.

Pada pascaproduksi DOP akan memeriksa data, data yang dihasilkan berupa gambar still kemudian disusun dalam folder scene untuk dijadikan panduan guna membantu menjaga lighting continuity jumping scene, dan sebagainya. Kemudian menghasilkan gambar yang seimbang, baru kemudian melakukan color grading.

Gambar

Gambar 4.1  Logo Miles Films 30
Gambar 4.2  Poster film Pendekar Tongkat Emas
Gambar 4.3  Scene film Pendekar Tongkat Emas 32
Gambar 4.4  Scene film Pendekar Tongkat Emas

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti diatas bahwa fatwa yang menjadi dasar operasional perbankan syariah menerapkan metode penentuan

Dan kasus lain yang menjadikan latar belakang perancangan ini adalah produk gitar yang sudah ada dipasaran yaitu seperti gitar pada umumnya memiliki bagian body

Tetapi kerena tidak adanya materi pendukung lain menjadi sulit untuk menarik dugaan bahwa arsitektur tradisional Sunda Babancong berpengaruh pada atap Pendapa Si Panji,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK N/S Mata Pelajaran : Sistem Komputer  Bidang Keahlian : Teknologi Informasi dan

Amardeep (2005) mengemukakan beberapa tantangan terbesar yang dihadapi oleh sistem administrasi pajak di negara-negara berkembang yaitu: 1) Meyakinkan pembayar pajak bahwa

Menurut sebahagian penulis antarabangsa, Islam adalah satu ciri Tamadun Islam yang tidak boleh dipertikaikan kerana sebarang aktiviti orang Islam hanya boleh dilakukan dengan bebas

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi keinginan peneliti untuk menemukan pola ritme yang terdapat dalam musik Jepin Lembut di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Metode

Untuk menjaga agar selama penyimpanan viabilitas benih tetap dapat dipertahankan, maka benih yang disimpan haruslah benih yang mempunyai mutu fisik dan fisiologis yang tinggi