EVALUASI WAKTU PEKERJAAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERT
PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA LPTQ
(Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Asrama LPTQ Paya Peunaga)Suatu Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik
Disusun oleh;
Fadilla Dwi Oetari
NIM : 09C10203043
Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan : Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG – MEULABOH
ii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS
EVALUASI WAKTU PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA LPTQ
(Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Asrama LPTQ Paya Peunaga) Oleh
Nama Mahasiswa : Fadilla Dwi Oetari Nomor Induk Mahasiswa : 09C10203043
Bidang : Manajemen Rekayasa Kontruksi Jurusan : Teknik Sipil
Telah diseminarkan dan disetujui pada tanggal...Agustus 2016 guna memenuhi sebagian syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar.
Alue Peunyareng, ... Agustus 2016 Disetujui Oleh, Pembimbing H. Zakia, S.T., M.T. NIDN. 0108117104 Co. Pembimbing Andi Yusra, S.T., M.T. NIDN. 0123117302 Mengetahui : Dekan Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Dr. Ir. H. Komala Pontas NIP. 195805261987021001
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Lissa Opirina, S.T., M.T NIDT. 0591979100520160302
iii
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
EVALUASI WAKTU PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA LPTQ
(Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Asrama LPTQ Paya Peunaga)
Oleh
Nama Mahasiswa : Fadilla Dwi Oetari Nomor Induk Mahasiswa : 09C10203043
Bidang : Manajemen Rekayasa Kontruksi Jurusan : Teknik Sipil
Telah diseminarkan dan disetujui pada tanggal...Agustus 2016 guna memenuhi sebagian syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar.
Alue Peunyareng, ... Agustus 2016 Diuji Oleh, Pembahas I Meidia Refiyani , S.T., M.T. NIDN. 0107058102 Pembahas II Bambang Tripoli, S.T., M.T. NIDN. 0110027901 Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Dr. Ir. H. Komala Pontas NIP. 195805261987021001
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Lissa Opirina, S.T., M.T NIDT. 0591979100520160302
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr, wb
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, selanjutnya sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada kita semua.
Tugas akhir yang berjudul “Evaluasi Waktu Pekerjaan dengan Menggunakan Metode PERT Pada Proyek Pembangunan Asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Asrama LPTQ Desa Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat)” ditulis dalam rangka melengkapi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Universitas Teuku Umar.
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini penulis telah memperoleh banyak bantuan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak terutama orang tua. Penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada keluarga besar saya yang telah memberikan do’a, dukungan, moril, materil, dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak H. Zakia, S.T., M.T. selaku Pembimbing I dan bapak Andi Yusra, S.T., M.T. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyeselesaikan Tugas Akhir ini.
Selanjutnya pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. H. Komala Pontas selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar - Meulaboh;
2. Ibu Lissa Opirina, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik;
3. Bapak H. Zakia, S.T., M.T. selaku Pembimbing I dan Bapak Andi Yusra, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
v
memberikan masukan dan serta perbaikan tugas akhir ini hingga Tugas Akhir ini selesai;
4. Bapak Irfan, S.T., M.T. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah meluangkan waktu memberikan masukan dan saran;
5. Ibu Meidia Refiyanni, S.T., M.T selaku Pembahas I dan Bapak Bambang Tripoli, S.T., M.T selaku Pembahas II yang telah memberikan pengarahan, kritik serta saran-saran guna perbaikan tugas akhir ini menjadi lebih baik; 6. Seluruh Civitas Akademik Fakultas Teknik, khususnya Dosen Teknik Sipil
Universitas Teuku Umar yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya; 7. Seluruh Staf Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar yang telah membantu
dalam proses administrasi;
8. Orang Tua tercinta, kakak-adik tersayang, atas semua doa dan dukungannya yang selalu setia diberikan (besok anakmu touring ya…)
9. Para sahabat, Luista Hamri, Nuari Rahmawan, Muhammad Yasin, Muhammad Nasir, Firdaus, Ayu Nidaton, Mardhan Syahra, Kautsar
10. Angga Rahmaidi seseorang yang selalu sabar dan cuek dengan sikap penulis selama masa penulisan Tugas Akhir ini…….selalu seperti itu sampai nanti. 11. Rekan-rekan Teknik Sipil angkatan 09, dan para senior, serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan harapan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas budi baik dan jasa-jasanya yang telah banyak membantu penulis. Amin Ya Rabbal’Alamin.
Wassalamualaikum, wr,.wb
Penulis
Fadilla Dwi Oetari NIM. 09C10203043
vi
EVALUASI WAKTU PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA LPTQ
(Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Asrama LPTQ Paya Peunaga)
Oleh
Fadilla Dwi Oetari NIM. 09C10203043 Dosen Pembimbing : 1. H. Zakia , S.T., M.T. 2. Andi Yusra, S.T., M.T.
ABSTRAK
Perencanaan waktu dan biaya yang baik sangat diperlukan dalam pelaksanaan proyek sehingga pengendalian dapat dengan mudah dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan proyek yang ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling minimal dan hasil memuaskan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Maka, faktor waktu menjadi sangat penting disamping faktor biaya dalam penyelesaian sebuah proyek. Network planning merupakan salah satu teknik manajemen yang dapat digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan suatu proyek, yang memperlihatkan kurun waktu pelaksanaan suatu kegiatan dan umur proyek serta memperlihatkan hubungan antar kegiatan. Penelitian ini menerapkan metode PERT (Program Evaluation and Review
Technique). Terbatasnya sumber daya yang tersedia akan menyebabkan
keterlambatan pada durasi proyek. Memperpendek durasi proyek terhadap durasi normalnya memerlukan peningkatan sumber daya seperti tenaga kerja, material dan lain sebagainya. Optimalisasi perlu dilakukan untuk memperpendek durasi proyek dengan pengeluaran biaya seminimal mungkin. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dengan mengendalikan biaya dan waktu dengan menggunakan metode PERT, paling cepat dapat diselesaikan selama 85 hari dengan kemungkinan 0,20 %, paling lambat dapat diselesaiakn selama 104 hari dengan kemungkinan 99,91 %, paling mungkin diselesaikan selama 94 hari dengan kemungkinan 50 %.
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS ... ii
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN PERHITUNGAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 2 1.4 Batasan Masalah... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 3 1.6 Hasil Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 5
2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek ... 5
2.1.1 Definisi proyek... 5
2.1.2 Definisi manajemen proyek ... 7
2.1.3 Perencanaan (planning) ... 8
2.1.4 Pengendalian ... 8
2.2 Ruang Lingkup Network Planning ... 9
viii
2.2.2 Manfaat network planning ... 10
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Network Planning... 11
2.3.1 Analisis optimalisasi ... 11
2.4 Metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) ... 12
2.4.1 Melaksanakan rencana PERT ... 13
2.4.2 Probabilitas PERT ... 13
2.5 Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT ... 16
2.5.1 Persamaan CPM dan PERT ... 13
2.5.2 Perbedaan CPM dan PERT... 13
2.6 Kelebihan PERT (Program Evaluation and Review Technique) ... 16
2.7 Penelitian Terdahul ... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
3.2 Metode Pengumpulan Data ... 19
3.3 Metode Analisis Data... 19
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21
4.1. Hasil ... …21Error! Bookmark not defined. 4.2. Pembahasan ... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 31
5.1 KESIMPULAN ... 31
5.2 SARAN ... 31
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Triple Constraint ... 7 Gambar 2.2 Kurva Normal ... 15 Gambar 4.1 Diagram Jaringan Kerja Dengan Metode PERT ... 27
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 17
Tabel 4.1 Ketergantungan Item Pekerjaan ... 22
Tabel 4.2 Perhitungan Trial Error 1 ... 23
Tabel 4.3 Perhitungan Trial Error 2 ... 24
Tabel 4.4 Estimasi Waktu pada Metode PERT ... 25
Tabel 4.5 Nilai Waktu yang Diharapkan (te) ... 26 Tabel 4.6 Nilai Standart Deviasi dan Varians Kegiatan pada Metode PERT . 28
xi
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR
Gambar A. 3.1 Bagan alir tahap-tahap penelitian ... 35
Gambar A. 3.2 Peta Provinsi ACEH ... 36
Gambar A. 3.3 Peta Lokasi Penelitian ... 37
Gambar A. 3.4 Foto Peningkatan Pekerjaan ... 38
xii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel 4.7 Distribusi Normal pada Konsep Probabilistik ... 40
Gambar B. 4.1 Rekapitulasi ... 41
Gambar B. 4.2 Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 42
Gambar B. 4.3 Daftar Harga Satuan Upah Dan Bahan ... 45
xiii
DAFTAR LAMPIRAN PERHITUNGAN
Lampiran C 4.1 Perhitungan Trial Error 1 ... 40
Lampiran C 4.2 Perhitungan Trial Error 2 ... 40
Lampiran C 4.3 Perhitungan Nilai te ... 41
Lampiran C 4.4 Perhitungan Deviasi Standard ... 42
Lampiran C 4.5 Perhitungan Varians... 43
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan sering kali disebabkan kurang terencananya kegiatan proyek serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek tidak efisien, hal ini mengakibatkan keterlambatan, menurunnya kualitas pekerjaan, dan membengkaknya biaya pelaksanaan.
Demi kelancaran sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang akan mengelola proyek dari awal hingga proyek berakhir, yakni manajemen proyek. Bidang manajemen proyek tumbuh dan berkembang karena adanya kebutuhan dalam dunia industri modern untuk mengkoordinir dan mengendalikan berbagai kegiatan yang kian kompleks. Manajemen proyek mempunyai sifat istimewa, dimana waktu kerja manajemen dibatasi oleh jadwal serta biaya yang telah ditentukan. Suatu perencanaan diperlukan dan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proyek sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efisien, oleh karena itu perencanaan yang sangat tepat diperlukan pada saat dimana tingkat kepastian begitu tinggi sehingga penjadwalan suatu proyek sangat penting sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu dan biaya yang efisien. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, diantaranya adalah metode perencanaan jaringan kerja atau Network Planning. Network
Planning memperlihatkan hubungan antara kegiatan yang satu dengan yang
lainnya. Untuk pencapaian tujuan yaitu mengusahakan waktu yang optimal dalam penyelesaian suatu proyek dan mengefisiensikan penggunaan biaya-biaya yang dikeluarkan. Terdapat dua metoda dasar yang biasa digunakan dalam Network
Planning yaitu metoda lintasan kritis/ critical path method (CPM) dan teknik
menilai dan meninjau ulang kembali program/ Program Evaluation and Review
2
Metode PERT adalah salah satu alat manajemen dalam menentukan penjadwalan dari suatu proyek dengan memperkirakan tingkat probabilitas. Metode PERT memperkirakan tiga waktu yakni waktu optimis, waktu pesimis dan waktu paling mungkin/realistis. Tingkat ketepatan estimasi waktu penyelesaian proyek ditentukan oleh tingkat ketepatan perkiraan durasi setiap kegiatan di dalam proyek. Selain ketepatan perkiraan waktu, penegasan hubungan antar kegiatan suatu proyek juga diperlukan untuk perencanaan suatu proyek. Dalam mengestimasi waktu dan biaya di sebuah proyek maka diperlukan optimalisasi. Oleh karena itu, peneliti mengambil topik yang berkenaan dengan manajemen proyek yang berjudul “evaluasi tentang waktu dan biaya pada proyek pembangunan asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an).”
1.2 Rumusan Masalah
Di dasari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan masalah dalam tulisan ini :
1. Apakah dengan menggunakan metode PERT mampu mengoptimalisasikan waktu pada penjadwalan proyek pembangunan asrama LPTQ ?
2. Berapa durasi optimal proyek pembangunan asrama LPTQ ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui waktu realisasi di lapangan .
2. Membandingkan dengan waktu yang direncanakan dengan menggunakan metode PERT.
3 1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan yang akan dilakukan lebih terarah dan tidak terlalu luas, tidak menyimpang dari permasalahan yang ada dan mencapai kesimpulan yang tepat, maka pembahasan permasalahan mengambil batasan sebagai berikut :
1. Pemantauan dilakukan dari data awal dan akhir yang di peroleh berupa Time
Schedule.
2. Kasus proyek pembangunan asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) yang akan direncanakan ini dibuat berdasarkan proyek yang telah 80% selesai dikerjakan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan bersangkutan, untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menyusun suatu perencanaan proyek dengan menggunakan Network Planning metode PERT.
2. Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan Network Planning metode PERT dalam usaha pencapaian efisiensi waktu dan biaya.
3. Almamater, penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang perencanaan waktu dan biaya bagi rekan-rekan mahasiswa Universitas Teuku Umar.
4. Mampu memberikan sebuah solusi bagi pemangku kepentingan dalam optimalisasi waktu pada proyek
5. Menjadi sebuah referensi bagi calon peneliti lainnya dalam melakukan penelitian dengan topik yang serupa.
4 1.6 Hasil Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dengan mengendalikan biaya dan waktu dengan menggunakan metode PERT, proyek pembangunan Gedung Asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) Desa Paya Peunaga Kecamatan Meureubo paling cepat dapat diselesaikan selama 85 hari dengan kemungkinan 0,20 %, paling lambat dapat diselesaikan selama 104 hari dengan kemungkinan 99,91 %, paling mungkin diselesaikan selama 94 hari dengan kemungkinan 50 %.
5 BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Untuk jaringan penjadwalan proyek yang dikenal dengan PERT ini, untuk pertama kali dikembangkan pada tahun 1957 oleh kantor proyek khusus. Angkatan laut yang bekerja sama dengan Booz, Allen dan Hamilton sebuah perusahaan konsultan manajemen ketika akan mendirikan sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang diberi nama Polaris. Dengan diterapkannya PERT pada pembuatan proyek tersebut, bermanfaat bagi perbaikan, rencana pada kecepatan kerja yang semula diperkirakan membutuhkan waktu selama 3 tahun atau dengan kata lain lebih cepat 17 kali rencana semula.
Definisi PERT menurut Levin dan Kirkpatrik (1987) adalah sebagai berikut : “Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik produksi, mengkoordinasikan dan mensikronisasikan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek.”
2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek
2.1.1 Definisi proyek
Pengertian proyek menurut Tubagus Haedar Ali (1992) mengemukakan bahwa : ”Proyek adalah lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan selesai pada saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tercapai.” Taha (1999) mengemukakan sebagai berikut : A Project defines a combination of interrelated activities that must be axacuted in a certain order before the entire task can be completed. The activities an interrlated in analogical sequence in the sense of someone activities cannot start until others are completed.
6
Proyek adalah aktifitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhi.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang definisi dari proyek, antara lain adalah:
a) Ciri-ciri pokok proyek:
- Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
- Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.
- Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
- Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
b) Sifat proyek
- Unik, proyek satu dengan lainnya tidak pernah sama.
- Dinamis, dalam penggunaan sumber daya dan multi disiplin keilmuan. c) Sasaran proyek dan Triple Constraint
- Dalam proses mencapai tujuan, proyek dibatasi oleh target biaya, jadwal serta mutu yang telah ditetapkan. Ketiga hal tersebut sering disebut triple constraint.
Ketiga batasan tersebut, bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal (Soeharto, 2001).
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proyek adalah rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya yang terbatas yang bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan.
7
Hubungan Triple Constraint dapat dilihat pada gambar berikut
2.1.2 Definisi manajemen proyek
Menurut Reksohadiprojo (1995) mengemukakan bahwa : “Manajemen proyek dapat dikatakan sebagai usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan.
Menurut H. Kerzner yang dikutip oleh Soeharto (1990) mengatakan bahwa : “Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.”
Gambar 2.1 Hubungan Triple Constraint Sumber : Soeharto, 2001 Biaya (Anggaran) Jadwal (waktu) Mutu (Kinerja)
8 2.1.3 Perencanaan (planning)
Menurut Schroeder (2000), perencanaan mengarahkan keputusan, yang dibutuhkan dalam memulai suatu proyek. Perencanaan yaitu memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Dalam penyelenggaraan perencanaan proyek, tahap dan kegunaan perencanaan dapat dibedakan menjadi perencanaan dasar dan perencanaan pengendalian. Perencanaan dasar dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar berpijak dari suatu penyelenggaraan proyek. Sedangkan perencanaan pengendalian merupakan kegiatan menganalisis dan membandingkan hasil pelaksanaan diperlukan, sering kali harus diikuti dengan pembuatan “perencanaan ulang” yang bertujuan agar pekerjaan selalu terbimbing menuju sasaran.
Jadi proyek yang lengkap akan meliputi : 1. Menentukan sasaran proyek
2. Menentukan strategi pelaksanaan
3. Menentukan organisasi proyek dan pengisian tenaga yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu untuk menentukan siapa saja yang akan melaksanakan pekerjaan
4. Menjabarkan lingkup proyek struktur rincian unit pekerjaan (SRK) untuk menentukan pekerjaan apa saja yang dikerjakan
5. Menyusun rangkaian jadwal pelaksanaan masing-masing pekerjaan dan kaitannya satu dengan yang lain untuk menjawab kapan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan
6. Membuat perencanaan keperluan dan pengeluaran dana.
2.1.4 Pengendalian
Soeharto (1997), memberikan pengertian tentang pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya
9
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh Soeharto (1997), maka proses pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan sasaran.
b. Definisi lingkup kerja.
c. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran.
d. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan.
e. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan.
f. Mengadakan tindakan pembetulan.
Fungsi utama pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
2.2 Ruang Lingkup Network Planning
2.2.1 Definisi network planning
Menurut Levin dan Kirkpatrick (1987) mengatakan bahwa : “Istilah jaringan menuunjukkan bahwa jika beberapa event dan aktifitas digabungkan dan kemudian hasilnya digambarkan dalam sebuah diagram maka diagram tersebut akan berbentuk seperti jaringan”.
Menurut Tubagus Haedar Ali (1999) mengatakan bahwa : “Network planning adalah salah satu modal yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek
10
yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan. Informasi tersebut mengenai sumber daya yang digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaanya.”
Soeharto (1999) mengemukakan bahwa : “Jaringan kerja yaitu metode yang menjelaskan hubungan antara kegiatan dan waktu yang secara grafis mencerminkan urutan rencana pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan proyek”.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian network planning adalah sesuatu perencanaan dan pengendalian proyek yang menggambarkan hubungan ketergantungan antara tiap pekerjaan yang divisualisasikan dalam diagram network.
2.2.2 Manfaat network planning
Menurut Heizer dan Render (2000). Network planning dikatakan penting karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyanaan berikut ini yang berhubungan dengan suatu proyek, antara lain :
1. Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek. 2. Bagaimana perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis.
3. Bagaimana susunan urutan kegiatan proyek yang dimiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang komplek.
4. Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek, yaitu kegiatan yang dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan.
5. Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruh terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek.
6. Berapa besar probabilitas bahwa suatu proyek akan dapat diselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan.
7. Pada tanggal tertentu, apakah suatu proyek sesuai dengan jadwal, lebih lanjut dari jadwal, atau lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan.
11
8. Pada tanggal tertentu, apakah biaya yang dikeluarkan sama besarnya dengan kurang dari atau lebih besar dari jumlah yang sudah dianggarkan.
9. Apakah tersedia sumber daya yang cukup untuk dapat menyelesaikan proyek tepat pada waktunya.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Network Planning
Yang menjadi faktor yang mempengaruhi Network Planning menurut Siswojo (2000) yaitu :
1. Rencana
Rencana yang akan digunakan perusahaan dalam melaksanakan proyek, penentuan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan serta logika ketergantungan satu sama lain.
2. Waktu
Lamanya waktu yang digunakan dalam proyek biasanya diukur dalam satuan waktu standard: hari, jam, menit, waktu tersebut mewakili masing-masing kegiatan dan proyek secara keseluruhan.
3. Sumber daya
Tenaga kerja, peralatan, serta material yang dibutuhkan. 4. Biaya
Keseluruhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
2.3 Analisis optimalisasi
Analisis optimasi diartikan sebagai suatu proses penguraian durasi proyek untuk mendapatkan percepatan durasi yang paling baik (optimal) dengan menggunakan berbagai alternatif ditinjau dari segi biaya. Proses memperpendek waktu kegiatan dalam jaringan kerja untuk mengurangi waktu pada jalur kritis, sehingga waktu penyelesaian total dapat dikurangi disebutsebagai crashing proyek (Heizer dan Render, 2005).
12
2.4 Metode Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Teknik peninjauan evaluasi program (PERT = Program Evaluation and
Review Tehcnique) adalah metode jaringan untuk menjadwalkan proyek yang
pertama kali dikembangkan pada tahun 1950-an untuk kapal selam Polaris.
Bekerja dengan ketidakpastian merupakan suatu kejadian yang acak dari perkiraan waktu tiap kegiatan. Kejadian yang tidak pasti merupakan cirri dari metode PERT. Oleh karena itu, tidaklah tepat dalam kasus ini untuk menetapkan waktu penyelesaian proyek secara konkrit.
PERT pada dasarnya merupakan metode yang berorientasi pada waktu, dalam artian bahwa metode PERT akan berakhir dengan menentukan penjadwalan waktu. Metode PERT termasuk teknik penjadwalan karena PERT terdiri dari tiga tahapan, yaitu : perencanaan, penjadwalan dan pengontrolan/pengawasan. Tujuan akhir dalam tahap penjadwalan ialah membentuk time chart yang dapat menunjukkan waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan serta hubungannya satu sama lain dalam proyek. Jadwal harus mampu menunjukkan kegiatan – kegiatan yang kritis dilihat dari segi waktu yang memerlukan perhatian khusus kalau proyek harus selesai tepat pada waktunya. Bagi kegiatan – kegiatan yang tidak tergolong jalur kritis jadwal harus menentukan banyaknya waktu yang mengambang (slack) yang dapat dipergunakan ketika kegiatan tertunda atau kalau sumber daya yang terbatas digunakan secara efektif.
PERT menggunakan pendekatan statistic dengan perkiraan tiga angka perkiraan
waktu, antar lain:
Cara menghitung kurun waktu yang diharapkan (Expected Duration Time) yaitu :
………..
(2.1)Te = waktu diperkirakan a = waktu optimis
m = waktu paling mungkin b = waktu pesimis
13
- Dugaan waktu optimal (a), yaitu waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan tanpa hambatan sedikitpun.
- Dugaan waktu paling mungkin (m), yaitu waktu yang paling sering terjadi dibandingkan dengan yang lainnya bila berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
- Dugaan waktu pesimis (b), yaitu waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan bila segalanya ada hambatan.
2.4.1 Melaksanakan rencana PERT
Jaringan PERT diatur dengan tiap peristiwa diberi nomor dan dihubungkan dengan peristiwa lain. Anak panah menunjukkan aliran kerja dalam urutan yang logis. Anak panah yang penuh menunjukkan adanya kegiatan yang memerlukan waktu penyelesaian yang ditunjukkan oleh kelompok angka – angka yang bersangkutan dengan masing – masing anak panah. Anak panah yang terputus – putus pada umumnya menunjukkan kendala yang berwaktu nol.
Salah satu peraturan panduan PERT ialah bahwa sewajarnya tiap kegiatan diidentifikasikan dengan sebuah peristiwa yang mendahuluinya dan peristiwa yang mengikutinya guna membantu menjelaskan jaringan.
Jaringan PERT mempunyai hubungan yang erat dengan pengorganisasian program dengan tanggung jawab pada masing – masing kegiatan dengan pengendalian serta garis komunikasi yang memadai.
Beberapa ciri yang melekat pada jaringan PERT, yang diperhatikan pada waktu merencanakan sistem jaringan PERT, yaitu (Siagian, 1987) :
- Setiap kegiatan tertentu harus diselesaikan sebelum terjadinya peristiwa. Demikian pula, kegiatan tidak dapat diawali sebelum mantapnya suatu peristiwa.
- Semua jalur kegiatan harus lengkap dan tidak dapat diduplikasikan atau menunjukkan alternatif – alternatif.
- Setiap peristiwa tertentu hanya dapat terjadi sekali
14
- Identifikasi lingkup proyek dan uraikan menjadi komponen – komponen - Susun komponen – komponen kegiatan sesuai dengan logika kebergantungan - Tentukan perkiraan waktu penyelesaian masing – masing kegiatan
- Gunakan simbol : untuk menggambarkan aktivitas (suatu pekerjaan/tugas, dimana penyelesaiannya memerlukan waktu, biaya serta fasilitas).
- Gunakan simbol --- : Anak panah terputus-putus sebagai simbol aktivitas semu.
- Simbol : menunjukkan permulaan atau akhir dari suatu kegiatan, contoh : Pekerjaan mengecat pintu, maka event pertama pintu belum dicat dan event kedua pintu telah dicat.
Pengecatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahuluinya harus sudah selesai
- Gambar anak panah, sekedar menunjukkan urutan pekerjaan. Panjang anak panah tidak menunjukkan lamanya pekerjaan. Arah panah hanya menunjukkan urut – urutan didalam mengerjakan pekerjaan saja. Panjang anak panah dan arahnya tidak menunjukkan letak dari pekerjaan.
- Nodes, lingkaran yang menunjukkan kejadian diberi nomor sedemikian
rupa, sehingga tidak ada nodes yang nomornya sama
- Dua buah kejadian hanya bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak panah) - Jaringan kerja (Network) hanya dimulai dari satu kejadian dan diakhiri oleh
satu kejadian. - Dummy activities
Untuk menyusun network sesuai ketentuan, kadang – kadang diperlukan
dummy activities (kegiatan semu dan kejadian semu). Kegiatan semu adalah
kegiatan yang tidak memerlukan waktu, biaya dan fasilitas. Kegunaan
15 Gambar 2.2 Kurva Normal
Sumber : www.image-deviasi-pert/google.com
dummy activities adalah untuk menghindari terjadinya dua kejadian
dihubungkan oleh lebih dari satu kegiatan.
2.4.2 Probabilitas PERT
Untuk menggambarkan variasi waktu aktivitas dalam jaringan kerja PERT, digunakan deviasi standar waktu aktivitas. Karena ada tiga perkiraan waktu untuk tiap aktivitas, maka dapat dihitung deviasi standar untuk aktivitas tersebut.Perbedaan antara waktu a dan waktu b menggambarkan jarak dari ujung ekstrim sebelah kiri ke ujung ekstrim sebelah kanan pada distribusi kemungkinan waktu kegiatan jaraknya ± 3 deviasi standar. Dapat dirumuskan menjadi :
1.
S =
……..………... (2.2) S = deviasi waktu standar kegiatana = waktu optimis b = waktu pesimis
16
2.5 Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT
CPM dan PERT merupakan metode yang berorientasi pada waktu arti keduanya mengarah pada penentuan sejumlah jadwal. Terdiri dari 3 tahap dasar yaitu, perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian (Heizer dan Render, 2006)
2.5.1 Persamaan antara CPM dan PERT
1. Sama-sama metode baru dalam manajemen untuk menentukan perencanaan, pengendalian, dan pengawasan.
2. Mempergunakan jaringan-jaringan yang terdiri dari anak panah, garis, anak panah yang terputus-putus dan lingkaran-lingkaran kecil.
2.5.2 Perbedaan antara CPM dan PERT
1. PERT lebih memperhatikan masalah waktu saja sedangkan CPM lebih memperhatikan faktor biaya disamping waktu.
2. PERT bisa digunakan pada proyek yang tidak berulang sedangkan CPM digunakan pada proyek yang berulang-ulang.
3. PERT mempunyai sifat probabilistik (tidak pasti), sedangkan CPM mempunyai sifat deterministic (pasti).
2.6 Kelebihan PERT (Program Evaluation and Review Technique)
- PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru - Tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi
dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat probabilistik.
17 2.7 Penelitian Terdahulu
No. Nama/tahun Judul Metode Hasil Saran
1 Aqilah Nurul Khaerani Latif/2015 Optimalisasi Waktu Pada Prosedur Pelelangan dan Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode PERT pada PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) IV Cabang Makassar Studi Literatur dan Studi Lapangan Mengetahui waktu dan biaya optimal dalam pelaksanaan proyek yang mengalami keterlambatan
Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan mampu meminimalisasi keterlambatan persetujuan dari para manajer yang bertanggung jawab. 2 Chusairi/2015 Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time
Cost Trade Off
Time Cost Trade Off Mengetahui waktu dan biaya optimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek
Optimasi waktu dan biaya proyek dengan metode TCTO ini diharapkan dapat memberi hasil yang lebih optimal terkait waktu dan biaya pelaksanaan proyek. 3 Dayanti, Eka Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Diponogoro/2 010 Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Dengan Metode PERT dan CPM (studi kasus Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip Critical Path Method (CPM) dan (Program Evaluation and Review Technique) PERT Menentukan waktu dan biaya total yang optimal dengan metode Critical Path Method (CPM) dan (Program Evaluation and Review Technique) PERT Untuk mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana semula diperlukan suatu upaya percepatan durasi proyek.
18 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah langkah-langkah dan rencana dari proses berfikir dan memecahkan masalah yang dimulai dari penelitian pendahuluan, penemuan masalah, pengamatan, pengumpulan data baik dari referensi tertulis maupun observasi langsung di lapangan. Pada tahapan metode penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang ada di studi kasus, selanjutnya dilakukan persiapan untuk mendapatkan tahapan informasi dengan mengumpulkan data sekunder.
Pada bab ini membahas tentang lokasi penelitian, metode pengambilan data dan analisa data. Setelah data-data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, setiap data yang telah dihitung kembali maka dilanjutkan dengan menganalisa studi kasus yang ada. Setelah analisa selesai, maka dilakukan perhitungan hasil yang menggunakan beberapa alternatif, sehingga biaya dan waktu yang didapat lebih efektif dan efisien.
Analisis data menggunakan metode analitis. Analitis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada lampiran Gambar A.3.1 Halaman 37.
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) di Desa Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat. Untuk meningkatkan Sumber daya Manusia di wilayah Aceh Barat dengan menyediakan sarana fasilitas untuk kebutuhan pendidikan. Waktu penelitian dan penyusunan proposal ini dimulai dari bulan Maret 2016 dengan mengumpulkan data – data yang mendukung penelitian.
19
Untuk mengtahui peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar yang tampak pada lampiran A.3.3 Halaman 39.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan durasi waktu kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mendukung hasil analisis, Penulis mengambil contoh sebagai studi kasus yaitu Proyek pembangunan asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) di Desa Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat. Untuk mempermudah analisis diperlukan data yang berkait an langsung dengan proyek tersebut. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data penunjang yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang diambil dari literatur – literatur, hasil penulisan terdahulu, data dari internet dan lain sebagainya. Tujuan dari pengumpulan data sekunder ini adalah untuk mendapatkan data instansional. Data ini diperoleh dari pihak terkait proyek yaitu konsultan pengawas CV. Alfa Konsultan. Adapun data tersebut antara lain:
a. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) ;
b. Time schedule dan gambar rencana pelaksanaan proyek; c. Daftar analisa harga upah dan bahan.
d. Dokumentasi (gambar – gambar pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan asrama LPTQ)
3.3 Metode Analisis Data
Tahapan dalam analisis data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penulisan. Data terkait yang telah dikumpulkan yang bersumber dari pihak-pihak terkait berdasarkan metode pengumpulan data yang dilakukan Penulis.
20
Data-data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menghitung produktivitas durasi kerja
Untuk menyusun jaringan kerja dibutuhkan durasi dari masing-masing kegiatan tersebut. Produktivitas dan durasi kerja dari tiap jenis pekerjaan diperoleh dari pengolahan data RAB dan Time Schedule dengan bantuan daftar analisa pekerjaan SNI, daftar upah dan bahan satuan pekerjaan. Penelitian ini untuk mengetahui jadwal kerja sesuai item pekerjaan pada proyek dengan menggunakan metode PERT (Program Evaluation and
Review technique) hingga mencapai kondisi yang optimal.
2. Triple duration estimate, yaitu cara perkiraan waktu yang didasarkan atas tiga jenis durasi waktu, yaitu
o waktu optimis (a), dugaan waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan tanpa hambatan sedikitpun. o waktu paling mungkin (m), dugaan waktu yang paling sering terjadi
dibandingkan dengan yang lainnya bila berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
o waktu pesimis (b), dugaan waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan bila segalanya ada hambatan.
3. Menentukan hubungan ketergantungan antar kegiatan
Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya. Menyusun urutan atau hubungan antar kegiatan berdasarkan urutan ketergantungan.
4. Membandingkan antara teori dengan kenyataan
3.4 Operasionalisasi Variabel
Variable yang ada dalam skripsi ini yaitu Evaluasi waktu, diterapkan penulis berdasarkan pada data lapangan yang diperoleh, dan data yang menjadi indikator dari evaluasi waktu dengan menggunakan metode PERT ini adalah : Durasi (hari).
21 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang hasil dan pembahasan dari studi mengenai evaluasi tentang waktu dan biaya pada proyek pembangunan asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an). Perhitungan yang dilakukan pada Proyek Pembangunan asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) di Desa Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ini berdasarkan pada beberapa literatur, yaitu dengan cara pengolahan data yang meliputi data-data yang diberikan oleh perusahaan dan keseluruhan perhitungan Penulis sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, tinjuan kepustakaan serta metode yang digunakan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.
4.1 Hasil
Dalam tugas akhir ini penulis ingin menyajikan bentuk penjadwalan proyek yang dibuat dengan metode PERT. Kemudian dari penjadwalan yang sudah dibuat, penulis akan mencoba mempercepat waktu penyelesaian proyek dengan biaya yang tidak bertambah yang berguna untuk melakukan penambahan jam kerja sehingga proyek akan lebih cepat selesai dari penjadwalan yang telah dibuat sebelumnya. Pembuatan penjadwalan proyek akan dibuat manual dengan metode PERT. Penjadwalan proyek akan diketahui lintasan kritis, dimana lintasan kritis ini memberikan informasi tentang beberapa kegiatan proyek dari seluruh kegiatan proyek yang tidak bisa ditunda pengerjaannya, karena bila ditunda maka keseluruhan kegiatan proyek juga ikut tertunda.
Proyek pembangunan gedung asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) berlangsung selama 180 hari. Proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 1.500.000.470,82 (Satu Milyar Lima Ratus Juta Empat
22 4.1.1 Ketergantungan Item Pekerjaan
Berdasarkan data time schedule dari proyek maka dapat dibuat logika ketergantungan seperti dibawah ini :
Tabel 4.1 Ketergantungan Item Pekerjaan
ITEM PEKERJAAN SIMBOL KETERGANTUNGAN DURASI
(hari)
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN A - 14
B. PEKERJAAN LANTAI I
I. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA B1 - 14
II. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING B2 B5, C1, C2, C6 21
III. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK B3 B6, C1 6
IV. PEKERJAAN PLAFOND B4 B2,B3 7
V. PEKERJAAN SANITAIR B5 B1, B2 7
VI. PEKERJAAN RELLING TANGGA B6 B1, C1 21
C. PEKERJAAN LANTAI II
I. PEKERJAAN BETON (MUTU K-175) C1 A,B1 21
II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN C2 B1,B2 14
III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK C3 B5,C1,C2 14
IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA C4 B5,C1,C2 14
V. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND C5 C1,C2 7
VI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK C6 B1,B5,C2,C5 6
VII. PEKERJAAN SANITAIR C7 B6,C1,C2 7
VIII. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR C8 C1,C2, C5 7
4.2 Jaringan Kerja Dengan Metode Pert (Project Evaluation Review Technic).
Penjadwalan proyek dengan metode PERT, dimulai dengan mengestimasi waktu penyelesaian setiap item kegiatan proyek kedalam 3 jenis estimasi waktu yaitu waktu optimis (a), waktu yang paling mungkin (m), dan waktu pesimis (b).
Berikut adalah salah satu contoh pengolahan data hingga menjadi bentuk suatu estimasi waktu Pekerjaan pendahuluan dengan durasi paling memungkinkan (m) adalah 14 hari Pekerjaan pendahuluan terdiri dari :
23 2. Pembersihan lokasi durasi 1 hari 3. Pengukuran bowplank 1 hari 4. Gudang dan Los kerja durasi 7 hari 5. Pengadaan air kerja durasi 4 hari
Kelima pekerjaan tersebut hanya pekerjaan “pembersihan lokasi” dan “pengukuran bowplank” yang dapat di analisa karena ketiga pekerjaan lainnya bersifat analisa Ls atau taksiran.
Tabel 4.2 Trial Error 1
Nama
Kegiatan Volume
Jumlah Pekerja
Max dikerjakan perhari
oleh 1 orang pekerja Max dikerjaka n perhari Durasi penyelesai an (hari) Uji Coba 1 Uji Coba 2 Uji Coba 3 Rata-rata Pembersihan Lokasi 252 m 2 26 10m2 15m2 10 m2 11,6 7 m 303,42 0,83 Pengukuran Bowplank 72 m 8 10m 15m 7m 10,6 7 m 85,36 0,84
Dari hasil perhitungan uji coba dapat diketahui bahwa pekerjaan pembersihan lokasi jika dikerjakan secara maksimal maka dapat diselesaikan selama 0,83 hari ~ 1 hari. Dan pekerjaan pengukuran bowplank dapat dikerjakan selama 0,84 hari ~ 1 hari. Sehingga untuk analisa durasi optimis untuk pekerjaan pendahuluan tidak terjadi perubahan, karena tidak ada pekerjaan yang penyelesaiannya lebih cepat dari durasi yang ditentukan sebelumnya. Sehingga estimasi untuk durasi optimis (a) pada pekerjaan pendahuluan sama dengan durasi paling memungkinkan (m) yaitu 14 hari.
24 Tabel 4.3 Trial Error 2
Nama
Kegiatan Volume
Jumlah Pekerja
Max dikerjakan perhari oleh 1
orang pekerja Max dikerjakan perhari Durasi penyelesaian (hari) Uji Coba 1 Uji Coba 2 Uji Coba 3 Rata-rata Pembersihan Lokasi 252 m 2 26 5 m2 10m2 6 m2 7 m 182 1,38 Pengukuran Bowplank 72 m 8 3 m 5 m 4 m 4 m 32 2,25
Jika terjadi keterlambatan dalam pengerjaannnya maka pekerjaan pembersihan lokasi dapat selesai hingga 1.38 hari ~ 2 hari atau lebih lama 1 hari dari durasi normal dan pengukuran bowplank dapat selesai hingga 2.25 hari ~ 3 hari atau lebih lama 2 hari dari durasi normal. Ini artinya untuk keseluruhan pekerjaan pendahuluan memungkinkan terjadi keterlambatan hingga 3 hari. Sehingga estimasi untuk durasi pesimis (b) pada pekerjaan pendahuluan adalah 14 hari + 3 hari = 17 hari.
Adapun hasil analisa keseluruhan proyek untuk estimasi durasi optimis (a), durasi paling memungkinkan (m) dan durasi pesimis (b) dapat dilihat pada tabel Estimasi waktu metode PERT pada halaman 26.
25
Tabel 4.4 Estimasi waktu pada metode PERT
ITEM PEKERJAAN SIMBOL
DURASI OPTIMIS (a) (HARI) DURASI YANG PALING MUNGKIN (m) (hari) DURASI PESIMIS (b) (hari) A. PEKERJAAN PENDAHULUAN A 10 14 17 B. PEKERJAAN LANTAI I
I. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA B1 10 14 20
II. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING B2 14 21 24
III. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK B3 4 6 10
IV. PEKERJAAN PLAFOND B4 6 7 10
V. PEKERJAAN SANITAIR B5 6 7 10
VI. PEKERJAAN RELLING TANGGA B6 17 21 30
C. PEKERJAAN LANTAI II
I. PEKERJAAN BETON (MUTU K-175) C1 17 21 28
II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN C2 10 14 20
III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK C3 10 14 20
IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA C4 8 14 20
V. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND C5 6 7 10
VI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK C6 4 6 10
VII. PEKERJAAN SANITAIR C7 6 7 10
VIII. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR C8 6 7 10
Setelah membuat estimasi waktu maka dicari nilai te (waktu yang diharapkan) dengan menggunakan rumus :
I = =13,833 II = = 14,333 III = = 20,333 IV = = 6,333 V = = 7,333 VI = = 7,333
26 VII = = 21,8333 VIII = = 21,5 IX = = 14,333 X = = 14,333 XI = = 14 XII = = 7,333 XIII = = 6,333 XIV = =7,333 XV = = 7,333
Maka didapat nilai te untuk masing-masing kegiatan dalam bentuk table 4.5 Tabel 4.5 Nilai waktu yang diharapkan (te)
ITEM PEKERJAAN te
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN 13,833
B. PEKERJAAN LANTAI I
I. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 14,333
II. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING 20,333
III. PEKERJAAN ELECTRIKAL 6,333
IV. PEKERJAAN PLAFOND 7,333
V. PEKERJAAN SANITAIR 7,333
VI. PEKERJAAN RELING TANGGA 21,833
C. PEKERJAAN LANTAI II
I. PEKERJAAN BETON BERTULANG 21,5
II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN 14,333
III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK 14,333
IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 14
V. PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND 7,333
VI. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 6,333
VII. PEKERJAAN SANITAIR 7,333
27
Hasil analisa penjadwalan dengan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi yang digunakan dalam perhitungan, maka diketahui penyelesaian proyek (TE) selama 91 hari dan diperoleh jalur kritis pada diagram jaringan kerja pada kegiatan A-B1-B5-B6-C1-C2-C8 = 13,833 + 14,333 + 7,333 + 21,833 + 21,5 +
14,333 = 93,4165
94.
Berdasarkan lintasan kritis yang telah didapat pada perhitungan, kemudian tentukan nilai deviasi standard dan varians pada proyek secara keseluruhan.
S =
B6 B1 1 B5 C2 C1 B2 C8 C5 B4 B4 C3 C6 A C2 B3 13,833 14 6 14,333 21,5 21,833 7,333 14,333 14 6 14 14 7 21 14 728
Dan nilai varians kegiatan dapat dicari dengan rumus :
V(te) = S2
Maka kedua variable ini dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.6 Nilai Standard Deviasi dan Varians Kegiatan pada metode PERT
Item Pekerjaan Simb
ol a (hari) b (hari) S V (te) Pekerjaan Pendahuluan A 10 14 0,67 0,44
Pekerjaan Pintu dan Jendela
B1 10 14 0,67 0,44
Pekerjaan Sanitair
B5 6 7 0.2 0.028
Pekerjaan Reling Tangga B6 17 21 0,67 0,44
Pekerjaan Beton Bertulang C1 17 21 0,67 0,44
Pekerjaan Bata/Plasteran C2 10 14 0,67 0,44
Pekerjaan Penangkal Petir C8 6 7 0,2 0,28
Ʃ V(te) 2,508
Standard Deviasi
3.14
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai total varians ( Ʃ V(te) ) = 2,508 dan deviasi standar ( S ) = 3.14. Dari sifat kurva distribusi normal dimana area berada dalam interval (TE - 3S) dan (TE + 3S) maka besar rentang 3S adalah 3 x 3.14 = 9.42. Maka kurun waktu penyelesaian proyek adalah 94 ± 9.41 hari. Perkiraan penyelesaian proyek paling cepat adalah 94 – 9.42 = 84,58 hari ~ 85 hari. Dan perkiraan penyelesaian proyek paling lambat adalah 94 + 9.41 = 103.42 hari ~ 104 hari. Jika dalam hal ini target yang ingin dicapai adalah kurun waktu yang paling cepat, maka nilai T(d) = 85 hari.
29
Kemungkinan/ketidakpastian mencapai target jadwal pada metode PERT dinyatakan dengan z :
Deviasi z =
Deviasi z = Deviasi z = -2,866
Dengan menggunakan tabel distribusi normal komulatif dengan harga z = -2,866 maka diperoleh hasil 0,0020. Ini kemungkinan proyek untuk selesai dalam jangka watu 85 hari hanya sekitar 0,20%. Untuk analisis selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8 Distribusi normal pada Konsep Probabilistik pada daftar lampiran tabel halaman 43.
Tabel 4.8 Target dan Kemungkinan Penyelesaiaan Proyek
No Target Penyelesai an Deviasi z Distribusi Normal Komulatif Probabilitas/Kemungkinan Proyek dapat Selesai 100%
1 85 -2,86624 0,002 0,20% 2 86 -2,54777 0,0054 0,54% 3 87 -2,2293 0,0132 1,32% 4 88 -1,91083 0,0233 2,33% 5 89 -1,59236 0,0606 6,06% 6 90 -1,27389 0,1131 11,31% 7 91 -0,95541 0,1611 16,11% 8 92 -0,63694 0,2546 25,46% 9 93 -0,31847 0,3745 37,45% 10 94 0 0,5 50% 11 95 0,318471 0,6255 62,55% 12 96 0,636943 0,7486 74,86% 13 97 0,955414 0,8389 83,89% 14 98 1,273885 0,8888 88,88% 15 99 1,592357 0,9394 93,94% 16 100 1,910828 0,9767 97,67% 17 101 2,229299 0,9868 98,68% 18 102 2,547771 0,9948 99,48% 19 103 2,866242 0,998 99,80% 20 104 3,184713 0,99906 99,91%
30 Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa:
1. kemungkinan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 85 hari adalah 0.20%. 2. kemungkinan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 94 hari adalah 50%. 3. kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 104 hari adalah
99.91%.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, penjadwalan dengan menggunakan metode PERT pada proyek pembangunan Asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an) Desa Paya Peunaga memperlihatkan adanya pekerjaan-pekerjaan yang berada pada lintasan kritis. Jumlah pekerjaan yang berada pada lintasan kritis ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 Diagram Jaringan Kerja dengan Metode PERT dengan adanya lintasan kritis ini metode perkiraan didapatkan bahwa lintasan kritis sangat efisien dalam mencapai pekerjaan. Dan durasi proyek juga mengalami perubahan dari 180 hari kerja yang direncanakan menjadi 104 hari kerja, atau lebih cepat 76 hari dari durasi awal yang direncanakan.
31 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian dan hasil perhitungan yang telah Penulis lakukan dalam hal penjadwalan durasi kerja, maka dapat diambil kesimpulan dan saran-saran yang dapat membangun kepada kita semua yang dilakukan pada penelitian proyek pembangunan gedung Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) di Desa Peunaga Paya Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian untuk mendapatkan hasil dan dilakukan pembahasan mengenai penjadwalan kerja, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan metode PERT, proyek pembangunan Gedung Asrama LPTQ di Desa Peunaga Paya Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, paling cepat dapat diselesaikan selama 85 hari dengan kemungkinan 0,20 %, paling lambat dapat diselesaikan selama 104 hari dengan kemungkinan 99,91 %, paling mungkin diselesaikan selama 94 hari dengan kemungkinan 50 %.
5.2 SARAN
Beberapa saran yang dikemukakan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya perhitungan konsep hasil dapat dibandingkan dengan menggunakan program manajemen lainnya sehingga dapat dilihat perbandingan antar metode tersebut, seperti menggunakan metode perhitungan CPM, Program Microsoft Office, PDM, serta aplikasi Primavera
32
2. Logika ketergantungan dibuat lebih simpel sehingga mekanisme pembuatan penjadwalan tidak menjadi rumit dan hasil penjadwalan yang dibuat lebih mudah dimengerti.
33
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Ali, T.H., 1990, Prinsip – prinsip Network Planning, Jilid II, Gramedia, Jakarta.
2. Ali, T.H., 1992, Prinsip – prinsip Network Planning, Jilid III, Gramedia, Jakarta.
3. Chusairi, M., 2015, Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time Cost Trade Off pada Pembangunan Gedung, Rekayasa Teknik Sipil Vol 2 No. 2/rekat/15 (2015), 09 – 15.
4. Dayanti, E., 2010, Optimalisasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode PERT dan CPM pada Twin Tower Building Pasca Sarjana Undip, FEM-UNDIP, Semarang.
5. Heizer, J. & Render, B., 2006. Operation Management, Edisi kedelapan, Prentice Hall, New Jersey.
6. Heizer, J. & Render, B., 2009. Operation Management, Edisi kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.
7. Levin & Kirkpatrick, Charles., 1987. Jaringan Diagram, Balai Aksara, Jakarta.
8. Reksohadiprojo, Sukanto., 1995. BPFE-UGM, Yogyakarta.
9. Schroeder, 2000., Perencanaan Pengambilan Keputusan, Jilid I, Cipta Reka, Surabaya.
10. Siagian, 1987,
11. Siswojo,H., 2000. GMD, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
12. Soeharto, I., 2001. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
13. Soeharto, I., 1999. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional , Erlangga, Jakarta.
14. Soeharto, I., 1997.Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta 15. Soeharto, I., 1990. Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta
34
16. Taha., 1999. Penjadwalan Proyek Menggunakan Metode PERT dan CPM, Bina Ilmu, Surabaya.
35
Data Sekunder :
- Rencana Anggaran Biaya (RAB) - Time Schedule
- Daftar Harga Upah, Bahan dan Peralatan
MULAI
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Menghitung waktu akibat percepatan dengan menggunakan jalur kritis metode PERT
Hasil dan Pembahasan
SELESAI
Kesimpulan dan Saran
Tinjauan Kepustakaan
LAMPIRAN A
36 LAMPIRAN A
LOKASI PEKERJAAN
Gambar A.3.2 : Peta Provinsi Aceh Sumber : Google Maps, 2015
37 LAMPIRAN A
Gambar A.3.3: Peta Lokasi Penelitian Sumber : Google Maps, 2016
Lokasi Pembangunan Asrama LPTQ (Lembaga Pengembangan
38 LAMPIRAN A
Pemasangan Batu Bata
Pembuatan Ringbalk (Sloof atas)
Proses Pengecoran Ringbalk
Gambar A.3.4 : Foto – foto Peningkatan Pekerjaan Sumber : Penulis 2015
39 LAMPIRAN A
Pemasangan Kusen
Pengecoran tangga
Pemasangan Plaster dinding
Pemasangan keramik
Pemasangan Kuda-kuda rangka baja
Pemasangan atap
Gambar A.3.5 : Foto – foto Peningkatan Pekerjaan Sumber : Penulis 2015
40 LAMPIRAN C
1. Trial Error 1
Volume (V) = 252 m2
Jumlah Tenaga Kerja (n) = 26 Org Durasi Pekerjaan oleh
1 orang/hari (D) = 10 m2 , 15 m2, 10 m2 Uji coba 1 + Uji coba 2 + Uji coba 3
3 10 m2 + 15 m2 + 10 m2 = 11,67 m2 3 11,67 m2 x 26 orang = 303, 42 252 m2= 0,83 303, 42 Volume (V) = 72 m2
Jumlah Tenaga Kerja (n) = 8 Org Durasi Pekerjaan oleh
1 orang/hari (D) = 10 m2 , 15 m2, 7 m2 Uji coba 1 + Uji coba 2 + Uji coba 3
3 10 m2 + 15 m2 + 7 m2 = 10,67 m2 3 10,67 m2 x 8 orang = 85, 36 72 m2= 0,84 85, 36 Trial Error 2 Volume (V) = 252 m2
Jumlah Tenaga Kerja (n) = 26 Org Durasi Pekerjaan oleh
1 orang/hari (D) = 10 m2 , 15 m2, 6 m2 Uji coba 1 + Uji coba 2 + Uji coba 3
41 10 m2 + 15 m2 + 6 m2 = 7 m2 3 7 m2 x 26 orang = 182 252 m2= 1,38 182 Volume (V) = 72 m2
Jumlah Tenaga Kerja (n) = 8 Org Durasi Pekerjaan oleh
1 orang/hari (D) = 3 m2 , 5 m2, 4 m2 Uji coba 1 + Uji coba 2 + Uji coba 3
3 3 m2 + 5 m2 + 4 m2 = 4 m2 3 4 m2 x 8 orang = 32 72 m2= 2,25 32
2. Perhitungan estimasi waktu nilai te (waktu yang diharapkan) dengan menggunakan rumus : I = =13,833 II = = 14,333 III = = 20,333 IV = = 6,333 V = = 7,333 VI = = 7,333
42 VII = = 21,8333 VIII = = 21,5 IX = = 14,333 X = = 14,333 XI = = 14 XII = = 7,333 XIII = = 6,333 XIV = =7,333 XV = = 7,333 3. Deviasi Standard 1. 14 – 10 = 0,67 6 2. 14 – 10 = 0,67 6 3. 7 – 6 = 0,167 6 4. 21 – 17 = 0,67 6 5. 21 – 17 = 0,67 6 6. 14 – 10 = 0,67 6 7. 7 – 6 = 0,167 6
43 4. Varians Kegiatan V(te) = S2 1. 0,672 = 0,44 2. 0,672 = 0,44 3. 0,1672 = 0,027 4. 0,672 = 0,44 5. 0,672 = 0,44 6. 0,672 = 0,44 7. 0,1672 = 0,027 2,254 5. Deviasi z Deviasi z = Deviasi z = Deviasi z = -2,866
Untuk menentukan deviasi z pada tabel distribusi normal komulatif, ialah dengan cara menyesuaikan hasil dari deviasi z. pada kasus ini deviasi z berada pada -2,866, maka lihat deviasi z nya pada kolom z = -2,8 secara vertical dan kolom z = 0,08 secara horizontal. Didapat nilai untuk deviasi z nya ialah 0,0020. Untuk mendapatkan probabilitas nya nilai deviasi z = 0,0020 x 100 = 0,20%.