• Tidak ada hasil yang ditemukan

tolok ukur toksisitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tolok ukur toksisitas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TOKSIKOLOGI MAKALAH TOKSIKOLOGI

Tolok Ukur Toksisitas Tolok Ukur Toksisitas

Oleh: Oleh: R RAAHHAARRJJA A KKUUNNCCAARRAA 444411114411440000 JURUSAN !IOLOGI JURUSAN !IOLOGI

"AKULTAS MAT#MATIKA $AN ILMU %#NG#TAHUAN ALAM "AKULTAS MAT#MATIKA $AN ILMU %#NG#TAHUAN ALAM

UNI&#RSITA

UNI&#RSITAS S N#G#RI S#MARANGN#G#RI S#MARANG '01(

'01(

BAB II BAB II

(2)

PEMBAHASAN

Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari dan mencakup berbagai efek kualitatif  maupun kuantitatif at beracun dalam diri mak!luk !idup" #ata kualitatif dan kuantitatif   biasanya diperole! dari !asil uji ketoksikan at beracun pada sekelompok !e$an tertentu% dan

diterapkan guna memperkirakan risiko timbulnya kejadian sesuatu efek toksik pada diri manusia" Tolok &kur 'etoksikan 'uantitatif" Paracelsus ()*+,-).*)/ menyatakan ba!$a 0Pada !akikatnya tidak ada at kimia yang tidak beracun1 yang membedakan antara racun atau tidak  adala! takaran pemejanannya 0" 'ekerabatan antara kondisi pemejanan (uba!an bebas/ dan $ujud efek2respon toksik (uba! tergantung/"

Tolok ukur kuantitatif yang paling sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal atau toksik% berturut-turut adala! dosis letal tenga! (3#.4/ atau dosis toksik tenga! (T#.4/" 5akni% suatu besaran yang diturunkan secara statistik% guna menyatakan dosis tunggal suatu senya$a yang diperkirakan dapat mematikan atau menimbulkan efek toksik  yang berarti pada .46 !e$an uji"

Pada umumnya% para pakar sependapat ba!$a tindakan pertama yang sebaiknya dilakukan atas penderita keracunan akut at kimia iala! terapi suportif% yakni memeli!ara fungsi 7ital seperti pernafasan dan sirkulasi" Tindakan selanjutnya yang umum dilakukan meliputi upaya membatasi penyebaran racun dan meningkatkan pengak!iran aksi racun (#onatus% 844)/"

'etoksikan racun sebagian besar ditentukan ole! keberadaan (lama dan kadar/ racun (bentuk senya$a utu! atau metabolitnya/ di tempat aksi tertentu di dalam tubu!" 'eberadaan racun tersebut ditentukan ole! keefektifan absorpsi% distribusi dan eliminasinya" 9adi% pada umumnya intensitas efek toksik pada efektor ber!ubungan erat dengan keberadaan racun di tempat aksi dan takaran pemejanannya (#onatus% 844)/"

)")" Hubungan #osis-:espon

Hubungan dosis-respon menggambarkan suatu distribusi frekuensi indi7idu yang memberikan respons pada rentang dosis tertentu (;ambar )/" Bila distribusi frekuensi tersebut dibuat kumulatif maka akan diperole! kur7a berbentuk sigmoid yang umumnya disebut kur7a persen responder (;ambar 8/" Pada dasarnya kur7a !ubungan dosis-respon menunjukkan 7ariasi indi7idual dari dosis yang diperlukan untuk menimbulkan suatu efek tertentu"

(3)

a" <rekuensi respon - respon kumulatif 

#alam percobaan toksikologi menggunakan !e$an uji% biasanya digunakan !e$an dalam satu seri anggota spesies tertentu yang dianggap seragam bila diberikan suatu dosis =enobiotika uji guna menimbulkan suatu respon yang identik" #ata yang diperole! dari suatu percobaan seperti itu diplot dalam suatu bentuk kur7a distribusi atau kur7a frekuensi-respon"

Plot seperti pada gambar )% seringkali disebut sebagai kur7a respon kuantal% karena kur7a tersebut menggambarkan kisaran dosis yang diperlukan untuk  menimbulkan respon yang secara kuantitatif identik dalam suatu populasi subjek uji yang  besar" 5ang dimaksud respon bersifat kuantal (all or none/ adala! ada atau tidak sama

sekali respon pada !e$an uji" 'ur7a frekuensi-respon menunjukkan ba!$a persentase atau jumla! dari !e$an uji yang memberikan respon secara kuantitatif identik pada  pemberian sejumla! dosis tertentu" #ari kur7a tersebut terli!at% dimana beberapa !e$an

akan memperli!atkan respon yang sama pada dosis yang renda! sedangkan yang lainnya memerlukan dosis yang lebi! tinggi" 'ur7a seperti di atas% mengikuti pola distribusi ;aussian% namun berbeda dalam praktisnya distribusi suatu frekuensi respon tidak selalu memenu!i pola distribusi ;aussian"

;ambar )" Plot frekuensi-respon !ipotesis (A > 6 respon% B > jumla! indi7idu yang memberi respon/ setela! pemberian suatu =enobiotika uji pada suatu spesimen biologi yang seragam"

Pada prakteknya baik uji toksikologi maupun farmakologi% dimana percobaan in7i7o tidak semuda! pada percobaan in7itro" 'arena secara in7i7o% terdapat sejumla! reaksi umpan balik yang dapat terjadi% sebagai conto!? misalnya at yang bekerja menguba! tekanan dara!" #engan bertamba!nya peruba!an tekanan dara! maka

(4)

mekanisme !omeostasis juga akan menguba! lebi! banyak !ubungan antara dosis dan efek" 'enaikan dosis biasanya akan menyebabkan lebi! banyak sistem organ yang dikenai dan akan memberikan efek kerja yang jau! berbeda" Pada efek toksik akan menimbulkan kematian% berbagai sistem organ akan banyak mengalami kegagalan satu  persatu" Sebaliknya% jumla! indi7idu yang menunjukkan efek toksik atau efek terapetik 

tergantung dari dosisnya"

#alam toksikologi% kur7a frekuensi-respon biasanya tidak dipergunakan" Melainkan% adala! laim mengeplot data dalam bentuk kur7a yang meng!ubungkan dosis suatu =enobiotika uji dengan persentase kumulatif !e$an uji yang memperli!atkan respon" 'ur7a semacam itu biasanya dikenal sebagai kur7a dosis-respon (gambar 8/"

Hanya melalui suatu percobaan maka kita dapat memili! dosis dimana seluru! !e$an akan memberikan respon (misalnya mati/ atau seluru! !e$an uji tidak  memberikan respon" #osis a$al mungkin saja dosis yang demikian kecil se!ingga tidak  ada efek @mati@ yang dapat di$ujudkan ole! !e$an uji" Pada kelompok !e$an  berikutnya% dosisnya ditingkatkan dengan suatu perkalian tetap% misal dua atau  berdasarkan !itungan logaritma% sampai pada ak!irnya ditemukan suatu dosis yang

cukup tinggi yang bila diberikan% akan mematikan seluru! !e$an dalam kelompok itu"

;ambar 8" 'ur7a !ubungan respon-dosis !ipotesis dari suatu =enobiotika uji yang diberikan pada populasi spesimen biologi yang seragam"

 b" 'onsep statistika dan besaran akti7itas .46

;ambar 8 menjelaskan suatu konsep% dimana dosis suatu =enobiotika mungkin cukup kecil se!ingga tidak menimbulkan efek kematian% namun bila dosis dinaikkan% !ingga diperole! suatu kur7a sigmoid% se!ingga pada dosis yang cukup tinggi% )446 !e$an uji mati sebagai akibat pemejanan =enobiotika uji" Hubungan ini menggambarkan

(5)

 ba!$a respon yang timbul langsung berkaitan dengan kadar2dosis dari suatu senya$a yang ada" Se!ingga tidak dapat disangkal ba!$a ba!aya atau amannya suatu senya$a kimia itu tergantung pada dosis yang diberikan"

'ur7a pada gambar 8 menggambarkan bagaimana diperole! suatu dosis dimana .46 dari populasi menunjukkan respon" #alam toksikologi% jumla! dosis yang menyebabkan .46 indi7idu memberikan reaksi (respon/ digunakan sebagai besaran akti7itas (seperti% E#.4 > effecti7e dose .46 atau 3#.4 > let!al dose .46/ dari =enobiotika uji" Besaran akti7itas .46 adala! suatu !arga sebenarnya yang diperole! secara statistika" Ini merupakan suatu !arga per!itungan yang menggambarkan estimasi yang paling baik dari dosis yang diperlukan untuk menimbulkan respon pada .46 indi7idu uji% karenanya selalu disertai dengan suatu rataan estimasi dari !arga kesala!annya% seperti probabilitas kisaran nilainya" Terdapat beberapa metode untuk  melakukan per!itungan tersebut" Metode yang paling laim digunakan iala! metode grafik 3itc!ifield dan ilco=on ()+*+/% metode kertas probit logaritma dari Miller dan Tainter ()+**/% dan tatacara menemukan kisaran dari eil ()+.8/"

Pada gambar di atas !arga E#.4 diperole! dari kur7a dengan menarik angka .46 dari dosis yang memberikan efek uji% kemudian ditarik garis 7ertikal" Penentuan 3#.4 dilakukan dengan cara yang serupa% yaitu menarik garis mendatar dari titik angka kematian .46 pada ordinat sampai titik tertentu yang memotong kur7a tersebut selanjutnya dari titik potong tersebut% ditarik garis 7ertikal se!ingga memotong sumbu absis"

Se!ubungan dengan ketoksikan racun% bentuk kur7a bagian a$al kekerabatan dosis-respon lebi! rele7an untuk dikaji daripada keseluru!an kur7a" Hal ini berkaitan dengan nilai ambang pemejanan racun% yaitu takaran pemejanan dimana indi7idu tidak  menunjukkan efek atau respons toksik yang dapat terukur atau teramati" Takaran ambang ini merupakan batas aman-ketoksikan racun% yang laimnya disebut 'adar Efek-toksik  yang Tidak Teramati ('ETT/ atau no observed effect level  (NE3/" 9adi NE3 menggambarkan takaran pemejanan tertinggi yang tidak menyebabkan timbulnya efek  toksik atau kematian pada diri subyek uji" Nilai ambang batas ini digunakan untuk  menentukan nilai batas aman suatu toksikan dapat terserap ole! organisme tanpa menimbulkan efek toksik"

(6)

'onsep NE3 pada umumnya dapat diterima untuk sebagian besar jenis $ujud efek toksik% tetapi untuk beberapa efek toksik seperti karsinogenik yang diperantrai ole! mekanisme genotoksik% konsep itu merupakan masala! yang masi! diperdebatkan" #alam karsinogenesis% bila kur7a takaran-respons diekstrapolasi ke ara! basis% bisanya melintas titik nol (gambar ,/ Artinya? dengan teknik analisa yang ada% tidak terli!at NE3% se!ingga tidak dapat disimpulkan batas aman pemejanan% karena semua peringkat takaran  pemejanan yang diuji merupakan efek toksik"

;ambar ," Perbandingan !ubungan dosis- respons at A (tanpa NE3/ dan B (dengan  NE3/"

9adi dari kasus takaran pemejanan tunggal (pemejanan akut/ pada !ubungan dosis dan respon% terdapat parameter kuantitatif utama ketoksikan racun% yaitu? 3#.4 dan  NE3"

Harga 3#.4 merupakan tolak ukur toksisitas akut racun" Semakin kecil !arga 3#.4% racun berarti semakin besar potensi toksik atau toksisitas akut racun% yang kriteria tersaji pada tabel .")" Harga NE3 merupakan parameter batas aman dosis pemejanan racun yakni ? takaran tertinggi yang tidak menimbulkan efek toksik atau kematian subjek  uji"

Tabel )" 'riteria 'etoksikan akut =enobiotika  No

"

'riteria 3#.4 (mg2kg/ )" Luar biasa toksik 1 atau

kurang

≤ 1 8" Sangat toksik )-.4 ," Cukup toksik .4-.44 *" Sedikit toksik .44-.444 ." Praktis tidak toksik .444-).444

(7)

D" :elatif kurang berba!aya  ).444

3#.4 !anya menggambarkan potensi racun relatif ter!adap racun yang lain (potensi realtif/" 9adi kedua parameter tersebut tidak menggambarkan batas aman dosis  pemejanan" Parameter yang bisa menggambarkan !al tersebut adala! NE3" Artinya% meskipun 3#.4 racun (A/ lebi! besar daripada 3#.4 racun (B/ atau ketoksikan akut (A/ lebi! besar daripada (B/% tidak berarti racun (A / lebi! aman daripada racun (B/" Hal ini tergantung dari nilai NE3" Misal !arga NE3 (A/ lebi! kecil dibanding dengan (B/% maka batas aman dosis pemejanan racun (B/ lebi! besar daripada (A/% meskipun toksisitas akut (B/ lebi! besar daripada (A/" Hal dapat terjadi% terutama bila kur7a kekerabatan dosis-respons yang dibandingkan tidak sejajar (gambar *"a"/% misal pada mekanisme dan $ujud toksik A dan B berbeda" Tapi bila kur7a yang dibandingkan adala! sejajar (gambar *"b"/ mungkin perbedaan toksisitas akut berbanding lurus dengan  perbedaan batas aman dosis pemejanan"

;ambar *" Perbandingan kur7a !ubungan dosis-respons antara racun A dan racun B" 8"8" Hubungan #osis F 'erja

Hubungan dosis-kerja dikenal juga dengan !ubungan dosis dengan intensitas efek" Tela! diba!as sebelumnya% ba!$a pada umumnya kerja (efek/ biologik suatu =enobiotika timbul apabila terjadi interaksi2ikatan antara reseptor dan =enobiotika" 'ekerabatan ini didasari ole! !ubungan antara dosis dan tempat kerja sesunggu!nya obat yaitu? reseptor" Menurut teori pendudukan reseptor (resptor occupancy/ yaitu intensitas efek obat berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diduduki atau diikatnya% dan intensitas efek mencapai maksimal apabila semua reseptor diduduki ole! obat"

Secara sistematis proses ini dapat digambarkan seperti dengan reaksi kesetimbangan yang didasarkan dari !ukum kekelan massa pada gambar .".% berikut ini?

(8)

;ambar ." :eaksi skematis antara ikatan reseptor dan obat !ingga munculnya suatu efek  Interaksi obat-reseptor ini adala! analog dengan interaksi substrat-enim% ole! sebab itu akan  berlaku persamaan Mic!aelis-Menten?

dimana E > intensitas efek obat% Ema=> efek maksimum% G# > kadar obat bebas% ) 8 k k #'  > konstanta disosiasi kompleks obat-reseptor" 9adi efek 0E@ merupakan fungsi seder!ana dari konsentrasi kompleks =enobiotika terbentuk 0#:@" Bila '#>G# % maka

Ini berarti .46 reseptor diduduki ole! obat" Hubungan ini dapat ditulis dengan fungsi E>fG#:% dimana f adala! kuosien jumla! reseptor yang diduduki" 9ika f> ) maka berarti semua reseptor diduduki dan efek yang diberikan adala! )446"

Hubungan antara kadar @dosis obat G#@ dan besarnya efek E umumnya digambarkan sebagai kur7a dosis-intensitas efek @graded dose-effect cur7e > #EC@ yang berbentuk  !iperbola (gambar ."/" Tetapi kur7a log dosis-intensitas efek (log #EC/ akan berbentuk  sigmoid (gambar .""B/" Setiap efek akan memperli!atkan kur7anya sendiri" Bila kur7a yang diamati merupakan gabungan beberapa efek% maka log #EC dapat bermacam-macam% tetapi masing-masing berbentuk sigmoid" 'ur7a log #EC lebi! sering digunakan karena mencangkup dosis yang luas dan mempunyai bagian yang linear% yakni pada besar efek > )D-J*6 (> .46 K ) sd/% se!ingga lebi! muda! untuk membandingkan beberapa kur7a #EC"

Besarnya efek tergantung pada konsentrasi obat bebas (dan dengan demikian tergantung pada dosis/% dan juga tetapan kesetimbangan atau tetapan afinitas obat ter!adap reseptor ditunjukkan ole! @)2'#@ (li!at persamaan ."D/% yaitu menunjukkan kemampuan obat untuk berikatan membentuk kompleks dengan reseptor" 9adi semakin besar nilai '# suatu obat% akan makin kecil afinitas obat ter!adap reseptornya" Ema= menunjukkan akti7itas intrinsik atau efekti7itas obat% yakni kemampuan intrinsik kompleks obat-reseptor untuk  menimbulkan akti7itas dan 2 atau efek biologik @farmakologik 2 toksik@"

(9)

;ambar D" (A/ 'ur7a dosis-intensitas efek (>#EC/ dan (B/ 'ur7a log dosisintensitas efek (>log #EC/

Suatu at !arus mempunyai afinititas pada reseptor k!as supaya dapat menimbulkan suatu reaksi tertentu" Afinitas dapat ditentukan dari dosis yang diperlukan untuk mencapai efek tertentu% misalnya .46 efek maksimum" Apabila dosis yang diperlukan besar maka bisa dikatakan ba!$a afinitas at tersebut ter!adap reseptor adala! kecil% dan demikian sebaliknya% yaitu bila dosis kecil maka afinitas besar" Selain afinitas% parameter yang penting dalam !ubungan dosis F kerja adala! akti7itas intrinsik" Akti7itas intrinsik adala! kemampuan dari suatu at untuk dapat menyebabkan peruba!an di dalam molekul reseptor% yang kemudian dapat meng!asilkan efek tertentu setela! melalui beberapa ta!ap reaksi" Akti7itas intrinsik ini menentukan besarnya efek maksimum yang dapat dicapai ole! suatu at"

Lat yang memiliki afinitas ter!adap reseptor yang k!as% tapi tidak memiliki akti7itas intrinsik% maka dapat bereaksi dengan reseptor tetapi tidak menimbulkan efek" Lat ini disebut antagonis kompetitif" Lat ini bersaing dengan agonis untuk dapat bereaksi dengan reseptor" Hal ini terjadi antara lain pada? !istamin dan anti!istamin% 7itamin dan anti 7itamin% metabolit dan anti metabolit% dan lain-lain" Hal ini dapat digunakan pula pada penanggulangan keracunan" Misal? penggunaan anti koagulan (anti-pembekuan dara!/ jenis kumarin yang  berlebi!an% maka dapat ditanggulangi dengan 7itamin '"

Hubungan dosis dan intensitas efek dalam keadaan sesunggu!nya tidakla! seder!ana karena banyak obat bekerja secara kompleks dalam meng!asilkan efek" Efek anti !ipertensi% misalnya% merupakan kombinasi efek ter!adap jantung% 7askular dan sistem syaraf" alaupun demikian suatu efek kompleks dapat kur7a seder!ana untuk masing-masing komponennya" 'ur7a seder!ana berikut ini?

(10)

;ambar " ariabel yang berpengaru! pada !ubungan dosis-intesitas efek obat ariabel !ubungan dosis-intensitas efek obat ditentukan ole!?

• Potensi% retang dosis obat yang menimbulkan obat besarnya ditentukan ole! kadar 

obat yang mencapai reseptor (tergantung pada faktor farmakokinetik/ dan afinitas obat ter!adap reseptor%

• 'ecuraman% menunjukkan batas keamanan obat% lereng yang curam artinya dosis

untuk menimbulkan efek toksik !anya lebi! sedikit dibandingkan dosis terapi%

• Efek maksimal% efek maksimal yang diberikan obat pada dosis yang tinggi (akti7itas

intrinsik obat/ @#alam klinik dibatasi ole! munculnya efek samping@%

(11)

BAB III PEN&T&P

Gambar

Tabel )&#34; 'riteria 'etoksikan akut =enobiotika  No

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB ditemukan pengelolaan limbah yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah

Kesimpulan penelitian bahwa Kompetensi, Kompensasi dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja baik secara parsial ataupun simultan Strategi untuk

b) Bejana Tekan yang tidak dilengkapi dengan laporan hasil pemeriksaan las-lasan sambungan memanjang/melingkar pada badan (shell) dan sambungan las melingkar pada

Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah modul menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan pendekatan saintifik kelas IX SMP materi peluang,

ketidakpastian dari teknologi dalam organisasi pelayanan manusia ini, diantaranya adalah : • Tujuan organisasi pelayanan manusia sulit. untuk ditetapkan dan diukur karena bersifat

Idealnya, angka BIN memang perlu mempertimbangkan harga pasaran, terutama untuk barang pasaran karena BIN yang terlalu tinggi akan mengurangi motivasi penawar

Mahasiswa berkonsultasi ke Pembimbing Utama untuk melakukan proses penyusunan Laporan Tugas Akhir (TA) sesuai dengan judul yang telah disetujui oleh Ketua

Tata cara pelaksanaan pembiasaan membaca Hadits sama dengan membaca juz „amma, karena setiap peserta didik membawa teks yang bertuliskan Hadits dan artinya, kemudian