• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Psikologi Islam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

FILSAFAT ILMU DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM

FILSAFAT ILMU DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM

F

Filsilsafaafat, t, memimeminjanjam m pempemikirikiran an WiWill ll DuraDurant, nt, dapdapat at diidiibarbaratkatkan an paspasukaukann mari

marinir nir yanyang g mermerebuebut t panpantai tai untuntuk uk penpendardarataatan n paspasukaukan n infinfantanteri. eri. PaPasuksukanan in

infafantntereri i inini i adadalalah ah sesebabagagai i pepengngetetahahuauan n yayang ng didianantatararanynya a adadalalah ah ilmilmu.u. F

Filsilsafafatatlah lah yayang ng memememenanangngkakan n tetempmpat at beberprpijaijak k babagi gi kkegegiatiatan an kekeilmilmuauann (Suriasumantri,1994.

(Suriasumantri,1994.

Filsafat men!ari keterangan atau sebab yang hakiki dari suatu situasi atau Filsafat men!ari keterangan atau sebab yang hakiki dari suatu situasi atau pr"blem, tetapi dalam pembuktiannya ia tidak membatasi diri dari pengalaman. pr"blem, tetapi dalam pembuktiannya ia tidak membatasi diri dari pengalaman. F

Filsilsafafat at sesebabagagai i ililmu mu inini, i, memen!an!ari ri kketetereranangagan n dadan n sesebabab b yayang ng sesedadalamlam## dalamnya termasuk hakekat dari suatu gejala atau pr"blem. $en!ari keterangan dalamnya termasuk hakekat dari suatu gejala atau pr"blem. $en!ari keterangan sed

sedalaalam#dm#dalaalamnymnya a inilinilah ah (s(sehiehinggngga a tidtidsk sk terterbatbatas as padpada a penpengalgalamaaman, n, yanyangg membedakan %lsafat daripada ilmu yang

membedakan %lsafat daripada ilmu yang biasanya kita kenal (&uky, 19'.biasanya kita kenal (&uky, 19'.

Dapat dikatakan bah)a %lsafat adalah ilmu yang men!ari keterangan atau Dapat dikatakan bah)a %lsafat adalah ilmu yang men!ari keterangan atau sebab yang sedalam#dalamnya tentang yang ada dan yang mungkin ada (&uky, sebab yang sedalam#dalamnya tentang yang ada dan yang mungkin ada (&uky, 19'.

19'.

Dalam perkembangan %lsafat menjadi ilmu maka terdapat taraf peralihan. Dalam perkembangan %lsafat menjadi ilmu maka terdapat taraf peralihan. Dala

Dalam m tartaraf af "era"eralihalihan n ini ini makmaka a bidbidang ang penpenjelajelajahjahan an dl%dl%lsalsafat fat menmenjadjadi i lebilebihh sempit, tidak lagi menyeluruh melainkan

sempit, tidak lagi menyeluruh melainkan sektorasektora (Suriasumantri, 1994. (Suriasumantri, 1994. Dr

Dr. . SyamsSyamsuddin *rif uddin *rif dan Dr. Dinar dan Dr. Dinar De)i +ania De)i +ania (dalam &a%dhud(dalam &a%dhuddin, 1-din, 1- mengatakan bah)a dalam tradisi intelektual

mengatakan bah)a dalam tradisi intelektual slam, kita temukan tiga istilah yangslam, kita temukan tiga istilah yang umum untuk %lsafat. Pertama, istilah

umum untuk %lsafat. Pertama, istilah hikmahhikmah, yang tampaknya sengaja dipakai, yang tampaknya sengaja dipakai agar terkesan bah)a %lsafat itu bukan barang asing, akan

agar terkesan bah)a %lsafat itu bukan barang asing, akan tetapi berasal dsri dantetapi berasal dsri dan ber

bermuamuara ra padpada a *l#/u*l#/ur0ar0an. n. DemDemikiikian an pulpula a al#+al#+indindi i yanyang g menmeneranerangkagkan n bahbah)a)a falsa

falsafah itu fah itu artinyartinyaa hubb al-hikmahhubb al-hikmah 0!inta pada kearifan0. Sementara bnu Sina0!inta pada kearifan0. Sementara bnu Sina menyatakan bah)a hikmah adalah kesempurnaan ji)a manusia takkala berhasil menyatakan bah)a hikmah adalah kesempurnaan ji)a manusia takkala berhasil menang

menangkap makna kap makna segala sesuatu dan segala sesuatu dan mampu menyatakamampu menyatakan n kebkebenaran denganenaran dengan pikiran dan perbuatannya sebatas kemampuannya sebagai manusia.

pikiran dan perbuatannya sebatas kemampuannya sebagai manusia.  2

 2ang kedua adalah ang kedua adalah istilahistilah falsafah,falsafah, yang diserap ke dalam k"sakata *rab melaluiyang diserap ke dalam k"sakata *rab melalui terjemahan karya#karya 2unani kun". De%nisinya diberikan "leh al#+indi3 %lsafat terjemahan karya#karya 2unani kun". De%nisinya diberikan "leh al#+indi3 %lsafat ada

adalah lah ilmu ilmu yanyang g memmempelapelajari jari hakhakikaikat t segsegala ala sessesuatuatu u sesebatbatas as kekemammampuapuann ma

(2)

mengarahkan perilaku agar ikut kebenaran. er%lsafat itu berusaha meniru perilaku 5uhan. Filsafat merupakan usaha manusia mengenal dirinya.

+etiga, istilah 'ulum al-awa'il yang artinya 0ilmu#ilmu "rang 6aman dulu0. 2aitu ilmu#ilmu yang berasal dari peradaban kun" pra#slam seperti ndia, Persia,  2unani, dan 7"ma)i. 5ermasuk di antaranya ilmu l"gika, matematika, astr"n"mi,

%sika, bi"l"gi, ked"kteran, dan sebagainya. Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistem"l"gi (%lsafat pengetahuan yang se!ara spesi%k mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah. lmu merupakan !aban pengetahuan yang mempunyai !iri#!iri tertentu. $eskipun se!ara met"d"l"gis ilmu tidak membedakan antara ilmu#ilmu alam dengan ilmu s"sial, namun karena permasalahan#permasalahn teknis yang bersifat khas, maka %lsafat ilmu ini sering dibagi menjadi %lsafat ilmu#ilmu alam dan %lsafat ilmu#ilmu s"sial. Filsafat ilmu merupakan telaahan se!ara %lsafat yang ingin menja)ab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Pertanyaan#pertanyaan yang berkaitan yaitu yan pertama disebut landasan ontologis, kedua disebut epistemologis, dan yang ketiga adalah aksiologis.

 8adi untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dari pengetahuan yang lainnya maka pertanyaan yang dapat diajukan adalah3 *pakah yang dikaji "leh pengetahuan itu ("nt"l"gi aaimana !aranya mendapatkan pengetahuan tersebut (epistem"l"gi Serta untuk apa pengetahuan tersebut dipergunakan (aksi"l"gi. Dengan mengetahui ja)aban dari ja)aban dari ketia pertanyaan ini maka dengan mudah kita dapat membedakan berbagai jenis pengetahuan yan terdapat dalam khasanah kehidupan manusia.

A. Kajian Filsafat Ilmu Dalam Psikologi Islam . Ontologi Psikologi Islam

$engkaji sebuah keilmuan dalam kateg"ri %lsafat ilmu, kita tidak dapat memisahkan diri dari pembahasan tentang aspek "nt"l"gi. :nt"l"gi adalah aspek dalam %lsafat ilmu yang mempelajari tentang "bjek yang akan ditelaah "leh ilmu tersebut, bagaimana )ujud hakiki dari "bjek tersebut dan bagaimana hubungan antara "bjek tersebut dengan daya tangkap manusia sendiri (berpikir, merasa dan mengindera yang membuahkan pengetahuan.

(3)

+ajian "nt"l"gi psik"l"gi slam sama halnya pada psik"l"gi barat yaitu manusia. $eskipun aspek kajiannya sama tentang manusia tapi dalam k"nsepnya memiliki beberapa perbedaan, baik melalui aliran psik"analisa, beha;i"ristik maupun humanistik. Perbedaan pemahaman k"nsep manusia ini akan mempengaruhi pada penerapan keilmuan itu sendiri, baik di bidang perkembangan, pendidikan, s"sial, klinis maupun industri.

Psik"analisa memandang manusia sebagai s"s"k makhluk yang hidup atas bekerjanya d"r"ngan#d"r"ngan (id dan sangat ditentukan "leh masa lalunya. +"nsep ini dipandang terlalu menyederhanakan k"mpleksitas d"r"ngan hidup yang ada dalam diri manusia, sehingga terkesan pesimistis dalam pengembangan diri manusia. Sementara aliran beha;i"ristik memandang manusia sebagai s"s"k makhluk yang sangat mekanistik karena kelahirannya tidak memba)a apapun, sehingga kehidupannya sangat ditentukan "leh lingkungan atau hasil pengk"ndisian lingkungan. Sedangkan aliran humanistik memandang manusia sebagai s"s"k yang mempunyai p"tensi baik dan tidak terbatas, sehingga dipandang sebagai penentu tunggal yang mampu memainkan peran 5uhan ( play-God. Sementara psik"l"gi transpers"nal !enderung melihat pada dimensi spiritual (pengalaman subjektif transendental manusia yang mempunyai kemampuan luar biasa diatas alam kesadaran.

Psik"l"gi slam hadir dengan mena)arkan pembahasan tentang k"nsep manusia yang lebih utuh (k"mprehensif. $anusia tidak hanya dikendalikan "leh masa lalu tetapi juga mampu meran!ang masa depan. $anusia tidak hanya dikendalikan lingkungan tetapi juga mampu mengendalikan lingkungan. $anusia memiliki p"tensi baik tetapi juga p"tensi buruk (terbatas. +"nsep manusia dalam psik"l"gi slam adalah bi"# s"si"#psikis#spiritual, artinya slam mengakui keterbatasan aspek bi"l"gis (%si"l"gis, mengakui peran serta lingkungan (s"si"kultural, mengakui keunggulan p"tensi dan juga memerankan aspek spiritual (5uhan dalam kehidupan manusia.

$anusia mempunyai  (dua unsur yaitu jasmaniah (materi dan r"haniah (n"n materi yang se!ara umum dapat dijelaskan melalui k"nsep bi"#s"si"#psikis#spiritual yang dalam perkembangan psik"l"gi barat tidak diakui keberadaannya. Perilaku manusia terbentuk "leh hasil k"lab"rasi

(4)

semua unsur, tidak ada reduksi antar unsur sehingga pemahaman tentang manusia dapat menemukan titik temu yang utuh.

slam mena)arkan k"nsep manusia melalui pemahaman agama ()ahyu 5uhan. $emahami manusia tidak dapat dilepaskan dari k"nsep ruh (daya ikat pen!ipta dan makhluknya, hati (<albu sebagai pengendali perilaku manusia, nafs yang menjadi )adah p"tensi manusia (baik#buruk serta akal sebagai tempat nalar dan daya pemahaman tentang pilihan perilaku. $emahami manusia tidak hanya terbatas pada observable area tetapi juga yang unobservable area  dan unconceivable area (tidak dapat dipikirkan atau dirasakan.

*pabila dilihat dari k"nteks pemahamannya, maka dapat dikatakan k"nsep unsur#unsur dalam diri manusia sangatlah abstrak seperi halnya k"nsep id#eg"#super eg" milik Freud dan ar!hetyp#ar!hetyp milik =arl >usta; 8ung, sehingga tidak perlu diperdebatkan dalam kajian psik"l"gi. +eberanian mena)arkan k"nsep lain yang sejalan dengan pembahasan perilaku manusia merupakan entry point  dalam membangun p"ndasi keilmuan yang baru.

+"nsep unsur manusia dalam slam diambil dari )ahyu 5uhan tidak dapat diragukan kebenarannya. 5uhan adalah pen!ipta manusia yang tentunya sangat mengetahui hasil !iptaannya, sehingga a!uan yang paling tepat untuk memahami manusia adalah dari kitab su!i yang diturunkan "leh 5uhan meskipun dalam aplikasinya terdapat p"la penafsiran yang berbeda.

!. E"ist#mologi Psikologi Islam

Pers"alan utama yang dihadapi "leh tiap eptim"l"gi pengetahuan pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan memperhitungkan aspek "nt"l"gi dan aksi"l"gi masing# masing. +ajian epistem"l"gi menekankan pada pr"ses atau pr"sedur timbulnya ilmu pengatahuan, hal#hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar dan !ara yang digunakan untuk membantu mendapatkan pengetahuan. ?pistem"l"gi merupakan satu# satunya jalur untuk melihat met"de pen!arian kebenaran dari sebuah ilmu pengetahuan. +esalahan dalam menentukan met"de akan menurunkan kualitas keilmuan tersebut sehingga hasil dari pen!arian kebenaran akan banyak menyisakan pertanyaan#pertanyaan. 8adi ilmu

(5)

merupakan penetahuan yang didapatkan le)at met"de ilmiah. 5idak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu adalah pengetahuan yang !ara mendapatkannya harus memenuhi syarat#syarat tertentu. Syarat#syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu ter!antum dalam apa yang bdisebut met"de ilmiah.

Se!ara epistem"l"gi perkembangan psik"l"gi barat bermula dari pengembangan met"de ilmiah ilmu eksakta, sehingga hasil keilmuannya bermuara pada pengukuran kuantitatif#eksperimen untuk menjamin "bjekti%tas. Perkembangan keilmuan yang sedemikian rupa merupakan efek dari penerimaan ilmu eksakta yang melebihi penghargaan dari ilmu s"sial, sehingga para ilmuan s"sial berb"nd"ng#b"nd"ng mengad"psi met"de ilmiah eksakta untuk dipergunakan pada ilmu s"sial termasuk psik"l"gi.

*pabila ditelusuri keberadaan aliran#aliran dalam psik"l"gi barat, maka dapat ditemukan bah)a k"nsep dasar aliran psik"l"gi memiliki beberapa ;ariasi dalam membangun keilmuannya meskipun tetap memiliki paradigma yang hampir sama. Freud mempergunakan pengalaman menangani pasien pada klinik neur"l"ginya untuk membangun te"ri psik"analisa. ahkan tidak jarang mempergunakan pasien yang telah mengalami gangguan psik"l"gis untuk digeneralisasikan pada "rang#"rang n"rmal. Pa;l"; men!"ba mempergunakan eksperimen binatang untuk menerangkan perilaku manusia pada aliran beha;i"ristik, sehingga memun!ulkan spekulasi te"ri psik"l"gi yang sangat mekanistik. &umanistik hadir untuk memberikan tempat yang lebih layak pada p"tensi dasar manusia dengan te"ri hirarki kebutuhan $asl") yang ternyata tidak mampu pula menjelaskan fen"mena mati syahid para re;"lusi ran.

Psik"l"gi slam mena)arkan k"nsep tentang perluasan bidang kajian dan met"de yang dipergunakan untuk men!ari kebenaran meskipun tetap berlandaskan pada )ahyu 5uhan (agama. $et"de pen!arian kebenaran tidak hanya mempergunakan indra yang memiliki banyak keterbatasan, tetapi juga mempergunakan p"tensi n"n#indra)i yang ber)ujud intuisi yang nilai kebenarannya sama#sama relatif dan )ahyu yang kebenarannya tak terbantahkan.

(6)

$et"de ilmiah dalam membangun te"ri psik"l"gi tetap dipergunakan untuk memberikan peluang p"tensi indera)i, misalnya dengan penelitian eksperimen, uji te"ri dengan menggunakan l"gika ilmiah (rasi"nalisasi. $et"de yang lain yang juga perlu mendapat tempat adalah intuisi untuk memahami realitas empirik dan n"n#empirik yang tidak dapat dijangkau "leh indra dan akal pikiran. $et"de intuisi mempergunakan p"tensi hati (<albu sebagai alat menja)ab permasalahan yang terjadi dan merupakan met"de penyempurna dari keterbatasan rasi". Fritj"f S!hu"n mengatakan bah)a rasi"nalisme itu keliru bukan karena ia berupaya untuk mengekspresikan realitas se!ara rasi"nal sejauh itu memungkinkan, tetapi karena ia berupaya merangkul seluruh realitas ke dalam alam rasi".

Disamping itu met"de keyakinan dan "t"ritas juga bisa digunakan untuk membangun sebuah te"ri dalam ilmu psik"l"gi. &al ini merupakan salah satu aspek pemahaman dan ketundukan terhadap kebenaran kitab su!i sebagai )ahyu dari pen!ipta manusia serta pengakuan kita terhadap "rang#"rang yang memiliki kemampuan dalam menafsirkan ilmu psik"l"gi melalui ilmu agama. +edua met"de ini perlu mendapat pengakuan untuk mengembangkan te"ri psik"l"gi yang men!"ba memahami manusia se!ara lebih k"mprehensif baik dari aspek materi maupun n"n materi.

+eberadaan met"de#met"de tersebut untuk membangun te"ri psik"l"gi slam membutuhkan kesepakatan dari penggagas ilmu psik"l"gi slam dan tidak membutuhkan persetujuan dari ilmu)an n"n slam. &al ini juga telah berlaku untuk pembangunan met"de ilmiah bidang psik"l"gi yang senantiasa memperhatikan aspek "bjekti%tas dan empirik meskipun banyak perilaku manusia yang mulai tidak dapat didekati hanya pada pendekatan empiris. 8ika kesepakatan tentang "bjekti%tas berdasarkan met"de tersebut telah di!apai maka psik"l"gi slam tidak lagi menjadi pseud" ilmiah tetapi sudah menjadi ilmiah bahkan bisa men!apai supra ilmiah karena persyaratan ilmiah telah terpenuhi.

$. Aksiologi Psikologi Islam

Sejak dalam tahap#tahap pertama pertumbuhan ilmu sudah dikaitkan dengan tujian perang. lmu bukan saja digunakan untuk menguasai alam melainkan juga untuk memerangi sesama manusia dan menguasai

(7)

mereka. Di pihak lain, perkembangan ilmu sering melupakan fakt"r manusia, dimana bukan lagi tekn"l"i yang berkembang seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia, namun justru sebaliknya@ manusia akhirnya yang harus menyesuaikan diri dengan tekn"l"gi. De)asa ini ilmu bahkan sudah berada di ambang kemajuan yang mempengaruhi repr"duksi dan pen!iptaan manusia itu sendiri. 8adi ilmu bukan saja menimbulkan gejala dehumanisasi namun bahkan kemungkinan menubah hakikat kemanusiaan itu sendiri, atau dengan perkataan lain ilmu bukan lagi sarana manusia men!apai tujuan hidupnya, namun juga mengubah tujuan hidup itu sendiri.

*ksi"l"gi merupakan bagian dari sistematika %lsafat ilmu yang berupa men!ari tahu kegunaan ilmu tersebut, !ara penggunaan dengan kaidah m"ral, penentuan "byek yang ditelaah berdasarkan pilihan m"ral dan pr"sedur "perasi"nalisasi met"de ilmiah dengan n"rma#n"rma m"ral.

+eberadaan sebuah ilmu adalah untuk memberikan kemudahan dan meningkatkan taraf hidup umat manusia. ahkan para ilmu)an barat mengungkapkan bah)a pada dasarnya ilmu itu netral nilai (etik, sehingga kegunaannya sangat tergantung dari pengguna ilmu. egitu pula met"de yang digunakan untuk membangun te"ri juga netral etik yang memungkinkan ilmu)an dapat membangun te"ri berdasarkan met"de atau !aranya sendiri#sendiri tanpa memperhatikan etika. $asl") mengingatkan bah)a sains akan menjadi busuk ketika men!ampakkan nilai karena sains yang netral nilai akan dapat menjadi alat yang dapat dipergunakan "leh siapapun dan untuk tujuan apapun.

Psik"l"gi sebagai sebuah ilmu mempunyai fungsi dalam memaparkan, menjelaskan, meng"ntr"l dan memprediksi sebuah perilaku. Psik"l"gi slam dengan bangunan te"ri yang ada dapat melakukan fungsi tersebut dengan tetap mengkaitkan dengan nilai#nilai yang dipegang yaitu nilai agama. Psik"l"gi slam dapat merangsang pertumbuhan kesadaran untuk meningkatkan kualitas diri yang lebih sempurna baik se!ara materi maupun n"n materi. Psik"l"gi slam dapat mengarahkan pada terbentuknya kualitas hidup yang memba)a pada kebahagian diri dan kel"mp"k untuk kehidupan masa kini dan es"k.

(8)

Psik"l"gi slam mempunyai p"tensi untuk menja)ab permasalahan umat yang lebih k"mprehensif dibandingkan psik"l"gi barat karena k"nsep manusia lebih terintegrasi. ahkan banyak penelitian#penelitian yang membuktikan terselesaikannya permasalahan kehidupan (psik"l"gis ketika s"lusi yang diberikan dikaitkan dengan pemaknaan terhadap perilaku beragama. ni semua membuktikan bah)a dalam aspek aksi"l"gi keberadaan psik"l"gi slam tidak dapat terbantahkan, artinya mampu memberikan k"ntribusi atau kemanfaatan yang besar bagi umat manusia melalui aplikasi praktis keilmuannya.

B. P#n%#katann&a %alam P#'s"#ktif Stu%i Islam

$empelajari %lsafat, terkhusus dengan met"de pendekatannya terhadap perspektif studi slam saat ini, berarti memasuki nuansa khasanah pemikiran yang bisa dikatakan mendasar, sistematis, l"is, dan menyeluruh (uni;ersal tentang studi yang tidak hanya di latar belakangi "leh ilmu pengetahuan agama slam saja, melainkan menuntut kepada siapa yan mempelajarinya untuk mempelajari serta memahami ilmu#ilmu lain di luar pemahaman tersebut, tentunta yang lebih rele;an pula bagi kehidupan de)asa ini. ah)a melakukan pemikiran se!ara %lsafati, pada hakikatnya adalah usaha menggerakkan segala p"tensi psik"l"is manusia, seperti pikiran, ke!erdasan, kemauan, perasaan, inatan, serta pengamatan pan!a indera tentanf segala dari fen"mena#fen"mena kehidupan ini, terutama tentang tauhid, manusia, alam, dan alam sekitarnya sebagai pen!iptaan sebagaimana yang diyakini. M#to%ologi Ilmia( %alam Islam

) $et"d"l"gi berasal dari lmu &adist

Alama masa lampau sesungguhnya, sesungguhnya, menerapkan pendekatan ilmiah dalam menyelidiki kesahihan dan "tensitas hadist. Balar diterapkan dalam mengkritisi hadist pada tiap tahapannya. Balar diterapkan dalam pembelajaran dan pengajaran hadist, dalam menilai para peri)ayat dan kesahihan hadist. Bamun, itu tidak memadahi untuk memapankan kesahihan dan "riensitas hadist melalui pendekatan keilmuan belaka. *lasannya adalah karena ke!akapan nalar tidak dapat menerima atau men!apakkan hadist Babi. +eberadaan para peri)ayat yang terper!aya tidak hanya penting dalam menentukan "tentisitas dan

(9)

kesahihan tidak hanya hadist, tetapi juga dalam menentukan ba!aan yang sebenarnya dari *l#/urCan.

# $et"d"l"gi yang diambil dari 5afsir

?tika penafsiran *l#/urCan adalah kesalehan dan adil. $"ral dan met"de yang jujur merupakan ke)ajiban keyakinan sebagai salah satu kriteria utama dalam menafsirkan *l#/urCan.

Dafta' Pustaka

Suriasumantri, S. 8ujun. 199. Filsafat Ilmu : ebuah !engantar !opuler . 8akarta3 Pustaka Sinar &arapan

Suriasumantri, S. 8ujun. 1994. Filsafat Ilmu : ebuah !engantar !opuler . 8akarta3 Pustaka Sinar &arapan

Suriasumantri, S. 8ujun. 1 . Ilmu "alam !erspektif . 8akarta3 2ayasan Pustaka :b"r nd"nesia

&usaini, *dian, et.al. 1-. Filsafat Ilmu: !erspektif #arat dan Islam. 8akarta3 >ema nsani

 5im D"sen Filsafat lmu Fakultas Filsafat A>$. 199. Filsafat Ilmu. 2"gyakarta3 Eiberty.

$arimba, *hmad. 19. !engantar Filsafat !endidikan Islam. andung3 P5 *lmaCrif 

Referensi

Dokumen terkait

Platform Components Komponen-komponen platform yang digunakan dan standard masing-masing Usage Examples Contoh sistem-sistem yang menggunakan pola ini. Maturity Trend industri, status

”Penggunaan Limbah Pertanian Sebagai Biofumigan untuk mengendalikan Nematoda Puru Akar (Meloidogynespp.) pada Tanaman Kentang ”. Dibimbing oleh Lisnawita dan

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Destilat dititrasi dengan larutan baku H2SO4 0,05 N, hingga titik akhir (warna larutan berubah dari hijau menjadi merah jambu muda) = B ml, blanko = B1 ml. Penetapan N-

Kondisi SM Rimbang Baling sangat memprihatinkan saat ini, dan sangat disayangkan jika pada akhirnya, pemasalahan yang terjadi di kawasan konservasi menyebabkan

1.4.2.3 Mengidentifikasi spiritualitas anak dalam hubungan anak orang lain. 1.4.2.4 Mengidentifikasi spiritualitas anak dalam hubungan

&#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh klien &#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh

analyze and identify entrepreneur behaviour on business performance especially to Small Medium Enterprise (SMEs) banana processing in South Garut.. The study was