• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

42

A. Gambaran Umum

Objek yang diteliti oleh penulis adalah persahaan-perusahaan yang

tergabung dalam indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2011-2013.

Indeks Liquid 45 atau yang sering disebut LQ 45 terdiri atas 45 saham

yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria, sehingga terdiri dari saham-saham

yang mempunyai likuidasi yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi

pasar dari saham-saham tersebut (www.idx.co.id).

Beberapa kriteria saham untuk dapat masuk dalam indeks LQ 45 yaitu :

1) Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan.

2) Masuk dalam top 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

3) Masuk dalam peringkat yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar

(rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

4) Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan,

frekuensi dan jumlah transaksi di pasar regular.

Saham-saham dalam indeks LQ 45 akan disesuaikan setiap enam bulan

yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. Saham-saham yang dinyatakan

(2)

lebih memenuhi syarat.

Pergerakan indeks LQ 45 cenderung selalu searah dengan Indeks Harga

Saham gabungan (IHSG). Jika LQ 45 naik maka IHSG juga naik, begitu pula

sebaliknya. Hal ini terjadi karena semua saham-saham yang menjadi anggota

indeks LQ 45 juga menjadi IHSG, saham-saham dalam indeks LQ 45 merupakan

lokomotif utama penggerak IHSG, karena indeks LQ 45 menampung

saham-saham yang paling likuid, paling besar kapitalisasinya dan paling baik kinerjanya.

Sehingga indeks LQ 45 bisa dijadikan alat untuk mengukur kinerja pasar saham di

BEI.

Obyek penelitian ini terdiri dari 45 perusahaan yang tergabung dalam

indeks LQ 45, ada 21 perusahaan yang tidak konsisten masuk dalam indeks LQ 45

dan 1 perusahaan melaporkan laba negative. Perusahaan yang memenuhi kriteria

sebanyak 23 perusahaan, maka jumlah seluruh sampel penelitian periode

2011-2013 adalah sebanyak 69 sampel data.

B. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu

data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

standar deviasi suatu data. Berikut ini hasil analisis deskiptif menggunakan SPSS

(3)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAICTM 69 1,92 11,57 5,6030 2,34143

ROE 69 3,39 50,53 21,3709 9,16308

PBV 69 ,96 7,40 3,3206 1,52083

Valid N (listwise) 69 Sumber : Output SPSS

Berdasarkan data Tabel 4.1 statistik deskriptif diatas, N = 69 berarti

jumlah data yang valid (sah untuk diproses) sebanyak 69 sampel. Dari data

tersebut dapat diperoleh keterangan bahwa untuk VAICTM (modal intelektual)

mempunyai nilai rata-rata sebesar 5,60. Perusahaan yang memiliki VAICTM

terbesar adalah Astra Agro Lestari Tbk., yaitu sebesar 11,57. Untuk perusahaan

yang memiliki nilai VAICTM terendah adalah International Nickel Indonesia Tbk.,

yaitu sebesar 1,92. Nilai rata-rata modal intelektual sebesar 5,60 menunjukkan

bahwa modal intelektual perusahaan berada pada kategori top performers (skor

VAICTM di atas 3). Nilai VAICTM disini adalah menunjukkan nilai (value added)

yang dihasilkan dari Intellectual Capital (IC) sebuah perusahaan. Semakin besar

nilai VAICTM pada sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut telah dengan baik melakukan manajemen terhadap Intellectual Capital

(IC) yang dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA –

value added capital employed), human capital (VAHU – value added human capital), dan structural capital (STVA – structural capital value added).

Sehingga jika dilihat dari nilai VAICTM, maka perusahaan yang telah dengan baik

(4)

yang paling tinggi adalah Astra Agro Lestari Tbk, sedangkan perusahaan yang

belum dengan baik melakukan manajemen terhadap Intellectual Capital (IC)

sehingga mendapatkan nilai VAICTM yang paling rendah adalah International

Nickel Indonesia Tbk.

Untuk ROE (kinerja perusahaan) menunjukan minimum sebesar 3,39 dan

nilai maksimum sebesar 50,53. Nilai rata-rata (mean) sebesar 21,37 dengan

standar deviasi sebesar 9,16. Nilai mean ROE sebesar 21,37 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba atas jumlah dana (ekuitas)

pemegang saham, ini berarti perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 0,21%

untuk setiap Rp. 1 jumlah dana pemegang saham.

Untuk PBV (harga saham) mempunyai nilai minimum sebesar 0,96 dan

nilai maksimum sebesar 7,40. Sedangkan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,32. Nilai

rata-rata PBV > 1 menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki nilai pasar

yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai bukunya.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji

normalitas residual yaitu uji one sample kolmogorov-smirnov test dan Grafik

(5)

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 6,94839642

Most Extreme Differences

Absolute ,067

Positive ,067

Negative -,047

Kolmogorov-Smirnov Z ,555

Asymp. Sig. (2-tailed) ,918

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS

Sumber : Output SPSS

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot

(6)

Dari table 4.2, sig. 2-tailed adalah 0,918 atau probabilitas diatas 0,05

(0,918 > 0,05). Residual data terdistribusi normal jika signifikansi kolmogorov

smirnov test > 0,05. Hal ini diperjelas dengan grafik normal plot yang terlihat

titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mendekati dari

garis diagonal. Grafik ini menjelaskan bahwa model regresi tidak menyalahi

asumsi normalitas, berarti ini menunjukkan H0 diterima yang berarti data residual

terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji

Multikolonieritas dapat dilakukan dengan cara meregresikan model analisis dan

melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Tolerance

dan Variance Inflating Factor (VIF). Hasil uji multikolonieritas dari model

regresi ditunjukan olah tabel berikut:

Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,896 ,437 2,052 ,044 VAICTM ,069 ,068 ,106 1,013 ,315 ,835 1,197 ROE ,095 ,017 ,574 5,465 ,000 ,835 1,197 a. Dependent Variable: PBV Sumber : Output SPSS

(7)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat untuk seluruh variable, nilai tolerancenya >

0.10 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolonieritas

pada model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diketahui melalui uji Durbin – Watson (DW test). Jika

d lebih kecil dibandingkan dengan d1 atau lebih besar dari 4-d1, maka Ho ditolak

yang berarti terdapat autokolerasi. Jika d terletak diantara du dan 4-du, maka Ho

diterima yang berarti tidak ada autokolerasi.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,625a ,391 ,372 1,20475 1,936

a. Predictors: (Constant), ROE, VAICTM b. Dependent Variable: PBV

Sumber : Output SPSS

Dari tabel 4.4 dapat dilihat besarnya nilai Durbin-Watson sebesar 1,936 dengan satu variabel independen dan sampel berjumlah 69, maka didapatkan dL = 1,554 dan dU = 1,672. Karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas 1,672 (dU) dan kurang dari 2,328 (4- dU). Maka dapat disimpulkan kita menerima H0 yang berarti tidak ada korelasi positif atau negatif, dengan kata lain tidak terdapat autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

(8)

Glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel

independen.

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,626 1,529 ,409 ,684 VAICTM ,385 ,239 ,201 1,610 ,112 ROE ,117 ,061 ,239 1,912 ,060

a. Dependent Variable: absres Sumber : Output SPSS

Dari table 4.5 di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi kedua variabel

independen > 0,05 sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.

D. Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi dengan R Square. Nilai R2

adalah antara nol dan 1. Semakin mendekati 1 maka nilainya semakin baik yang

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

(9)

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,625a ,391 ,372 1,20475 1,936

a. Predictors: (Constant), ROE, VAICTM b. Dependent Variable: PBV

Sumber : Output SPSS

Dilihat dari tabel 4.6 diatas, maka diketahui bahwa R Square sebesar 0,391

yang artinya adalah sebesar 39,1% hubungan variabel dependen yaitu variabel

nilai perusahaan dapat diterangkan secara signifikan oleh modal intelektual dan

kinerja perusahaan sedangkan sisanya yaitu 60,9% (100% - 39,1%) diterangkan

oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.

2. Uji Kesesuain Model (F-test)

Uji Kesesuaian model digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel

independen dan intervening secara simultan terhadap variabel dependen dengan

tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 0,05. Apabila tingkat

signifikansi uji F < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi uji F > 0,05

maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap

(10)

Tabel 4.7

F-test ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 61,484 2 30,742 21,181 ,000b

Residual 95,794 66 1,451

Total 157,278 68

a. Dependent Variable: PBV

b. Predictors: (Constant), ROE, VAICTM Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai F hitung sebesar 21,181 dengan

probabilitas 0,000. Probabilitas lebih kecil dari batas nilai signifikan (α = 0,05),

maka model regresi dapat dikatakan bahwa variabel independen yaitu modal

intelektual dan variabel intervening berupa kinerja keuangan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, sehingga variabel modal intelektual dan kinerja

keuangan dapat digunakan secara bersama-sama.

3. Uji Signifikan Parsial (t-test)

Uji t-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen dan variable intervening terhadap variabel dependen.

Uji t dilakukan untuk memeriksa lebih lanjut manakah di antara variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Apabila

nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka suatu independen merupakan penjelas

(11)

Tabel 4.8 t-test

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,896 ,437 2,052 ,044 VAICTM ,069 ,068 ,106 1,013 ,315 ROE ,095 ,017 ,574 5,465 ,000 a. Dependent Variable: PBV Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 4.8, Variabel modal intelektual (VAICTM) memiliki

nilai t sebesar 1,013 dan nilai sig. sebesar 0,315 > α (0,05). Hal ini menunjukan

bahwa variabel modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan variabel kinerja perusahaan (ROE) memiliki nilai t sebesar 5,465 dan

nilai sig. sebesar 0,000 < α (0,05). Hal ini menunjukan bahwa variabel kinerja

perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dari variabel independen dan intervening

yang dimasukan dalam model dengan signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa

variabel modal intelektual tidak berpengaruh dan kinerja perusahaan berpengaruh

terhadap variabel nilai perusahaan.

4. Analisis Regresi Berganda

(12)

Tabel 4.9 Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,896 ,437 2,052 ,044 VAICTM ,069 ,068 ,106 1,013 ,315 ,835 1,197 ROE ,095 ,017 ,574 5,465 ,000 ,835 1,197 a. Dependent Variable: PBV Sumber : Output SPSS

Dari tabel 4.9 di pereoleh persamaan regresi sebagai berikut :

PBV = 0,896 + 0,069 VAICTM + 0,095 ROE

Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan Constant = 0,896, artinya bila

modal intelektual dan kinerja perusahaan konstan atau tetap maka nilai

perusahaan sebesar 0,896.

5. Analisis Jalur (Path Analysist)

Berikut ini adalah hasil analisis jalur dalam penelitian ini :

Tabel 4.10 Analisis Jalur

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,406a ,165 ,152 8,43634

(13)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 12,469 2,650 4,705 ,000

VAICTM 1,589 ,437 ,406 3,636 ,001

a. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS

Hasil analisis pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai standardized beta

modal intelektual (VAICTM) sebesar 0,406 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu

sebesar 0,001 hal ini berarti modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja

keuangan, yang artinya H1 diterima. Nilai standardized beta modal intelektual

(VAICTM) sebesar 0,406 merupakan nilai path atau jalur P2.

Pada table 4. 9 nilai standardized beta modal intelektual sebesar 0,106

dengan nilai signifikansi > 0,05 yaitu 0,315. Hal ini berarti bahwa modal

intelektual tidak berpengaruh pada nilai perusahaan yang berarti hipotesis H2

ditolak. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasar belum memberikan penghargaan

pada sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan. Nilai standardized beta

modal intelektual sebesar 0,106 merupakan nilai jalur P1.

Untuk hipotesis ke tiga yaitu kinerja perusahaan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan, berdasarkan Tabel 4. 9 dapat diketahui nilai standardized beta

kinerja keuangan sebesar 0,574 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 yang

berarti hipotesis H3 diterima. Nilai standardized beta kinerja keuangan

perusahaan 0,574 merupakan nilai jalur P3. Besarnya nila e1 = (1- 0,165) =

(14)

Hasil analisis menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh tidak

langsung pada nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel antara.

Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin meningkat modal

intelektual perusahaan akan meningkatkan kinerja keuangan, kinerja keuangan

yang meningkat akan direspon positif pasar sehingga nilai perusahaan akan

meningkat.

Tabel 4.11

Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total

VARIABEL VAICTM ROE Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total ROE 0,406 - 0,406 - - - PBV 0,106 0,233 0,339 0,574 - 0,574

Sesuai Tabel 4.11 besarnya pengaruh langsung modal intelektual pada

kinerja keuangan adalah 0,406. Besarnya pengaruh langsung modal intelektual

Gambar 4.2 Path Analysist p2 = 0,406 p3 = 0,574 e1 = 0,913 p1 = 0,106

Modal Intelektual Nilai Perusahaan

Kinerja Perusahaan

(15)

pada nilai perusahaan adalah 0,106. Pengaruh kinerja keuangan pada nilai

perusahaan yaitu 0,574. Besarnya pengaruh modal intelektual pada nilai

perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel antara yaitu 0,233 (0,406 x

0,574) sehingga pengaruh totalnya menjadi 0,339 (0,106 + 0,233). Pengaruh tidak

langsung modal intelektual pada kinerja keuangan perusahaan sebesar 0,233 lebih

besar dari koefisien hubungan langsung, berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan sebagai variabel antara mampu memediasi hubungan antara modal

intelektual dan nilai perusahaan.

Hasil perhitungan koefisien determinasi total menunjukkan nilai 0,391

atau 39,1%. Angka ini menunjukkan bahwa sebesar 39,1% variabilitas kinerja

keuangan dan nilai perusahaan dipengaruhi modal intelektual. Sedangkan sisanya

sebesar 60,9% (100% - 39,1%) variabilitas kinerja keuangan dan nilai perusahaan

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

ROE = 0,406VAICTM + 0,913

PBV = 0,106VAICTM + 0,574ROE + 0,780

Besarnya kontribusi pengaruh modal intelektual pada kinerja keuangan

perusahaan yaitu (0,406)2 = 0,164 atau 16,4%. Kontribusi pengaruh langsung

modal intelektual pada nilai perusahaan adalah (0,106)2 = 0,011 atau 1,1%.

Kontribusi pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan yaitu (0,574)2 =

0,329 atau 32,9%. Hal ini berarti kinerja keuangan sebagai variabel intervening

memberikan kontribusi tambahan yang cukup besar yaitu 32,9%, sehingga

kontribusi pengaruh modal intelektual pada nilai perusahaan melalui kinerja

(16)

E. Pembahasan

1) Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa modal

intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini

menjelaskan bahwa beberapa modal intelektual yang telah dikeluarkan oleh

perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 telah secara langsung

mempengaruhi upaya perusahaan mendapatkan ROE yang lebih baik. Dengan

memanfaatkan modal intelektual yang dimiliki, maka perusahaan dapat

meningkatkan ROE dengan cara meningkatkan pendapatan tanpa adanya

peningkatan beban dan biaya secara proporsional atau mengurangi beban operasi

perusahaan. Pemanfaatan modal intelektual secara efektif dan efisien akan

berkontribusi signifikan terhadap pencapaian keunggulan kompetitif dan

selanjutnya akan tercermin dalam kinerja perusahaan yang baik. Jadi dapat

disimpulkan bahwa jika modal intelektual dikelola dengan baik oleh perusahaan

maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Firer dan Williams (2003),

Chen et al, (2005), Tan et al, (2007), dan Ulum dkk (2008) yang menyatakan

bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan.

Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efisien perusahaan

mengelola sumber daya intelektual (physical capital, human capital dan structural

capital) yang dimiliki perusahaan akan memberikan hasil yang meningkat yang

ditunjukkan dari peningkatan kinerja keuangan perusahaan (Sunarsih dan Mendra

(17)

mengelola sumber daya intelektualnya dengan efisien akan menciptakan value

added dan competitive advantage yang akan bermuara pada peningkatan kinerja

keuangan perusahaan.

2) Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian hipotesis kedua (H2) tidak berhasil membuktikan bahwa modal

intelektual berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti pasar

tidak memberikan penilaian yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki

modal intelektual yang lebih tinggi. Peneliti menemukan bahwa masih banyak

perusahaan LQ 45 yang belum mengungkapkan biaya tenaga kerja pada laporan

laba ruginya, padahal pengungkapan biaya tenaga kerja dirasa penting karena

merupakan bagian dari human capital untuk menghitung modal intelektual.

Perusahan yang tergabung dalam LQ 45 sebagian besar merupakan perusahaan

besar yang sudah go public, sehingga sumber daya intelektual yang dimiliki

perusahaan bukan menjadi tolak ukur perusahaan untuk meningkatkan nilai

perusahaan. Jadi dalam mengapresiasi nilai pasar,para investor cenderung hanya

melihat dari harga saham perusahaan saja dan tidak menitikberatkan pada sumber

daya intelektual yang dimiliki perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sunarsih dan Mendra (2012),

yang tidak berhasil membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh langsung

pada nilai perusahaan. Tetapi berbeda dengan penelitian Belkaoui (2003) dan

Chen et. al. (2005) yang berhasil memberikan bukti empiris bahwa intellectual

(18)

3) Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang tergabung

dalam LQ 45 sebagian besar memiliki nilai ROE yang tinggi, hal ini berarti

pemegang saham mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang

mereka investasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar nilai

ROE perusahaan maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yuniasih dan Wirakusuma

(2007) yang mengemukakan bahwa kinerja perusahaan berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan, semakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin

tinggi nilai perusahaan.

4) Pengaruh Modal Intelektual melalui Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan

sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal

intelektual dan nilai perusahaan. Hasil penelitian pada perusahaan LQ 45,

besarnya pengaruh tidak langsung modal intelektual pada nilai perusahaan adalah

0,233. Nilai tersebut lebih besar dari koefisien hubungan langsung yaitu 0,106

yang berarti kinerja perusahaan merupakan variabel yang memediasi hubungan

modal intelektual dan nilai perusahaan. Pasar akan memberikan penilaian yang

(19)

meningkat, kinerja perusahaan yang meningkat akan direspon positif oleh pasar

sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sunarsih & Mendra (2011)

yang berhasil membuktikan bahwa kinerja perusahaan sebagai variabel

intervening mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dan nilai

perusahaan.

Secara keseluruhan hasil hipotesis adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Kesimpulan

H1 Modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

Diterima

H2 Modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Ditolak

H3 Kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Diterima

H4 Modal intelektual melalui kinerja perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Gambar

Tabel 4.1  Statistik Deskriptif
Tabel 4.3  Uji Multikolinieritas  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients
Tabel 4.4  Uji Autokorelasi
Tabel 4.5  Uji Heteroskedastisitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

• Ajeng Mulia dengan judul penelitian “Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Penulis berpendapat Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja atau buruh yang diabaikan oleh pihak pengusaha ini merupakan salah satu pelanggaran

Semua bilangan rasional dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan, sedangkan bilangan irrasional tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan Himpunan semua bilangan

Hal ini disebabkan karena ekstrak zat warna sabut kelapa yang dihasilkan pekat sehingga warna yang terlihat semuanya adalah sama menyebabkan panelis memberi nilai

Metode penelitian Research and Development yang selanjutnya akan disingkat menjadi R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

Budaya mutu menurut Goetsch dan Davis yang dikutip oleh Nasution (2005:249) adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif

Berdsarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar

Perkembangan bahasa Sosioemosi di Masa Kanak-kanak dan Penugasan mandiri merangkum, menyimpulkan, dan mengidentifi- kasi isu-isu dan persoalan terkait pokok bahasan