• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

ii

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

TEMA:

PENINGKATAN PROFESIONALITAS

PENDIDIK MATEMATIKA DALAM

MENGHADAPI MEA 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

(3)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

iii

EDITOR

Dra. Bintang Zaura, M.Pd.

Juanda Kelana Putra, S.Pd., M.Sc

PENATA LETAK

Dra. Suryawati, M.Pd.

DESAIN COVER

Juanda BJ, S.Pd.

TEBAL BUKU

229 + x

PENERBIT

Program Studi Pendidikan Matematika

FKIP

Darussalam – Banda Aceh

Laman: http://matematika.fkip.unsyiah.ac.id/

© FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala

Cetakan Pertama

(4)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

iv

LAPORAN KETUA PANITIA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Tiada ucapan yang lebih pantas disampaikan kecuali puji dan syukur

kepada Allah S.W.T, karena hanya atas ridho-Nya kegiatan “Seminar Nasional

Pendidikan” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Seminar ini akan menjadi

kegiatan rutin dimasa yang akan datang (setiap tahun) di FKIP Unsyiah.

Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Auditoruim FKIP

Unsyiah lantai 3 Darussalam Banda Aceh pada tanggal 16 Februari 2015,

diselenggarakan atas kerjasama FKIP UNSYIAH. Tema Seminar Nasional

Pendidikan adalah “Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam

Menghadapi MEA 2015”. Dalam acara seminar tersebut panitia mengundang 3

orang keynote speaker yaitu; (1) Prof. dr. Ahmad Fauzan, M.Pd., M.Sc. dan (2)

Dr. Rahmah Johar, M.Pd. (Pascasarjana Universitas Syiah Kuala - Indonesia)

Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Rektor Unsyiah, Dekan FKIP Unsyiah, para tamu undangan,

para donatur, dan seluruh peserta seminar, atas segala partisipasi dan bantuannya.

Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota

panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskan acara ini.

Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar,

semoga bermanfaat.

Penanggung Jawab Seminar

Ketua Pelaksana

Ttd

Ttd

(5)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

v

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar

Nasional Pendidikan" dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Tema seminar ini adalah

“Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA

2015”. Tema tersebut sangatlah urgen dan up to date saat ini dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Provinsi Aceh dan umumnya di

Indonesia.

Saya selaku Ketua Program Studi begitu gembiranya melihat antusias para

panitia, dan para praktisi matematika, para alumni dan sarjanawan matematika

dari berbagai instansi beserta partisipasi dari himpunan mahasiswa pendidikan

matematika yang ikut ambil bagian dalam mensukseskan acara Seminar Nasional

Pendidikan Matematika (Seminar Nasional).

Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan harus

terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya,

upaya mengundang keynotespeaker, baik dari tingkat internasional dan nasional

pun kami tempuh untuk menyemarakkan Seminar Nasional ini.

Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada;

Rektor Unsyiah yang telah memberikan arahan dan berkenan membuka seminar

ini; Bapak Dekan FKIP Unsyiah, Bapak Prof. Dr. Ahmad, M.Pd., M.Sc, dan Ibu

Dr. Rahmah Johar, M.Pd. sebagai keynotespeaker pada seminar ini. Saya

mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

penyelenggara dan seluruh panitia yang terlibat dalam merancang kegiatan

tersebut, atas upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya cukup

mengesankan.

Demikianlah sambutan saya, mudah-mudahan Seminar Nasional

Pendidikan Matematika ini berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan

pemikiran-pemikaran segar bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Aceh.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Ketua Program Studi

Matematika FKIP Unsyiah

Ttd

(6)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

vi

DAFTAR ISI

HAL

A.

KATA PENGANTAR

PEMAKALAH SESI STADIUM GENERAL

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU

Dr. Rahmah Johar, M.Pd.

1

PEMAKALAH SESI PARALEL

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN PERSAMAAN

LINIER SATU VARIABEL

Linda Vitoria

14

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN

PENGALAMAN MENGAJAR GURU SMP NEGERI 15 BANDA ACEH

Salasi R, Putri Lestari

24

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS

IX SMPN 6 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL KONTES

LITERASI MATEMATIKA (KLM)

Ellianti, Rahmah Johar, Asmaul Husna

31

THE MATH BODY, UNTUK EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Asmudi

46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PLANTET

QUESTION PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII

SMP NEGERI 3 BANDA ACEH

(7)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

vii

LEVEL PROBLEM POSING SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI

KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

Bintang Zaura

65

HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH PADA MATERI

STATISTIKA DI SMP NEGERI 17 BANDA ACEH

Leviani, Musafir Kumar

73

PERAN TECHNOLOGY PEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE

(TPACK) GURU MATEMATIKA SMA LABSCHOOL BANDA ACEH

Ellianti, Mukhlis Hidayat, Maulana Saputra

81

PENGARUH KEGIATAN LESSON STUDY PADA PENINGKATAN

KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN

PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS IV SDN LAMSAYEUN

Monawati, Cut Khairunnisak

91

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA PADA

MATERI LOGARITMA DI KELAS X-IPS2 MAN 3 BANDA ACEH TAHUN

AJARAN 2014-2015.

Mutia Fariha, Sri Ekayanti

101

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PISA DI KELAS VIII SMP NEGERI 6

BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013-2014

Ellianti, Rahmah Johar, Nana Mulya

107

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 19

PERCONTOHAN MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK

(8)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

viii

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH BERBASIS MASALAH DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Sumarno Ismail, Satra Hamzah

131

AL-KHAWARIZMI DAN PERSAMAAN KUADRAT

Budiman, Suryawati, Herizal

141

PEMBELAJARAN QUANTUM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Yuhasriati

148

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI LIMIT DI

KELAS X SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2013/2014

Erni Maidiyah, Roza Yefissa

156

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS IX

SMP NEGERI 1 BANDA ACEH DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL

PISA PADA KONTEN SPACE AND SHAPE

Yusrina, Rahmah Johar

165

PENGGUNAAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA NEGERI 2 SIGLI

Zuraida IM

178

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KELAS XI-B1 SMK-PP NEGERI SAREE

Yustina

190

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

MELALUI MODEL LEARNING CYCLE “5E” DI KELAS VIII SMP PLUS

AL-‘ATHIYAH ACEH BESAR

(9)

______________________________________ Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Peningkatan Profesionalitas Pendidik Matematika dalam Menghadapi MEA 2015

ix

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA PADA MATERI

PERBANDINGAN DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE

THINK-PAIR-SHARE

Suryawati, Bainuddin Yani, Lisa Ramadhani

214

PENDEKATAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MAHASISWA PGSD PADA

PEMBELAJARAN SOAL CERITA MATEMATIKA: PENGEMBANGAN

MODEL PEMBELAJARAN

(10)

107

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan

Soal-Soal PISA di Kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh

Tahun Ajaran 2013-2014

Ellianti1, Rahmah Johar2, dan Nana Mulya3

1Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Email: [email protected]

2 Departemen Matematika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 3Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Syiah Kuala

Abstrak. PISA adalah salah satu evaluasi internasional yang dilaksanakan secara rutin setiap tiga tahun sekali untuk mengevaluasi peserta didik pada usia sekitar 15 tahun. Pelaksanaan PISA yang telah dimulai sejak tahun 2000 menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak Indonesia khususnya dalam literasi matematika masih rendah. Dalam literasi matematika PISA, kemampuan komunikasi matematis merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kemampuan matematika lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal PISA di kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh. Subjek penelitian terdiri dari enam siswa kelas VIII-2. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian dijaring melalui tes dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif terhadap hasil tes dan wawancara siswa dengan mengacu pada rubrik penilaian komunikasi matematis. Pemilihan siswa yang diwawancarai berdasarkan kriteria tertentu, yaitu siswa yang mewakili variasi skor untuk setiap konten soal dan siswa yang mengerjakan soal dengan langkah penyelesaian yang unik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten perubahan dan hubungan (change and releationship) berada pada kategori baik, 2) kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten kuantitas (quantity) berada pada kategori baik, 3) kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten ketidakpastian dan data (uncertainty and data) masih berada pada kategori rendah, 4) kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten ruang dan bentuk (space and shape) masih berada pada kategori rendah, 5) terdapat beberapa faktor penghambat siswa dalam menyelesaikan soal-soal komunikasi matematis PISA yaitu: siswa masih sulit memahami informasi dari masalah yang diberikan; tidak mampu mengidentifikasikan konsep dari soal; salah dalam menggunakan konsep; belum mampu membuat model matematika; belum mampu mengaitkan ide ke dalam bentuk gambar; lemah dalam penafsiran gambar; penguasaan materi prasyarat yang masih rendah; dan lemah dalam operasi hitung. Kata kunci: PISA, komunikasi matematis

1.

Pendahuluan

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, sains, dan membaca dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan sebagai gambaran baik atau buruknya kualitas pendidikan bagi siswa usia wajib belajar dari SD dampai kelas 3 SMP. Salah satu bentuk upaya untuk melihat sejauh mana keberhasilan program pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain

(11)

108

di dunia adalah menjadi peserta dalam pelaksanaan penilaian internasional. Terdapat tiga macam penilaian internasional untuk mengukur kemampuan matematika dan sains siswa dan Indonesia juga menjadi salah satu negara peserta. Ketiga penilaian internasional itu adalah: 1) PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study); 2) TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study) dan 3) PISA (Program for International Student Assessment (OECD, 2010:180).

Berkaitan dengan pengalaman belajar yang dituntut dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam Permendikbud 81 A tahun 2013 (Johar, 2014:1) yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan atau lebih dikenal dengan pendekatan saintifik, maka dari ketiga program penilaian internasional tersebut di atas PISA memiliki kaitan yang lebih signifikan. Dalam buku OECD yang berjudul PISA 2015 Draft Mathematics Framework (2013:3) disebutkan bahwa terdapat tujuh kemampuan yang menjadi dasar dalam matematika PISA yaitu: komunikasi; matematisasi; representasi; berfikir dan berargumen; menentukan strategi dalam pemecahan masalah; penggunaan simbol, bahasa dan operasi; dan menggunakan peralatan matematika. Dari seluruh komponen di atas, kemampuan komunikasi menjadi faktor yang sangat penting untuk menunjang kemampuan lainnya dalam matematika, sebagaimana makna komunikasi matematika (NCTM, 2000:60) yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksikan dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata dalam bentuk grafik, kata-kata/kalimat, persamaan, table dan sajian secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri.

Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Dewi dan Tiur (2013:173) pada siswa-siswa SMP di Kota Medan, diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Siswa masih memiliki karakter kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah, siswa menjawab pertanyaan tanpa landasan ilmu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa khususnya dalam menyelesaikan soal PISA di SMP, karena soal PISA diujikan bagi anak usia sekita 15 tahun, dan Sekolah Mengenah Pertama (SMP) adalah pusat pendidikan formal bagi anak usia sekitar 15 tahun, dan dikarenakan soal matematika model PISA merupakan salah satu alternatif model soal yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)Bagaimana Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal PISA di Kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh Tahun Ajaran 2013/2014? (2) Apa saja faktor penghambat siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh dalam menyelesaikan soal komunikasi matematis pada soal PISA?

2.

Tinjauan Pustaka

Karakteristik Matematika

Matematika yang merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah adalah ilmu yang penting untuk dipelajari karena matematika selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam pemecahan masalah yang membutuhkan kemampuan untuk berpikir logis, selain itu matematika juga memiliki karakteristik khusus. Menurut Soedjadi (1999:13) karakteristik matematika adalah sebagai berikut: (1) memiliki objek abstrak yang meliputi fakta, konsep, operasi dan prinsip; (2) bertumpu pada kesepakatan; (3) berpola pikir deduktif; (4) memiliki simbol yang kosong dalam arti; (5) memperhatikan semesta pembicaraan; dan (6) konsisten dalam pembicaraan.

(12)

109

PISA (Programm for international Student Assesment)

PISA adalah salah satu evaluasi internasional yang dikembangkan oleh Organization Economic Co-operation and Development (OECD) yang diselenggarakan oleh International Association for The Evaluation of Education Achievment (IEA) yang bertujuan untuk mengevaluasi dan meneliti secara berkala (tiga tahun sekali) tentang kemampuan peserta didik pada usia sekitar 15 tahun , dan Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut berpartisipasi dalam melaksanakan PISA tersebut. Secara umum kemampuan yang diukur dalam studi PISA fokus pada kemampuan membaca (reading literacy), matematika (mathematical literacy) dan sains (scientific literacy), artinya siswa tidak hanya memahami apa yang telah dipelajari, tetapi juga mampu menunjukkan kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki dan mengaplikasikan ke dalam masalah baru yang ditemukan, baik dalam konteks nyata ataupun tidak (OECD, 2013:3). Kemampuan siswa yang diukur dalam tes PISA tidaklah hanya memberikan jawaban tunggal dari sebuah pertanyaan, tetapi juga mengukur kemampuan bagaimana siswa dapat mengeksplorasikan pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam konteks nyata kehidupan dan mampu menganalisis, bernalar dan berkomunikasi secara efektif seperti memecahkan dan menafsirkan masalah dalam berbagai situasi.

Kemampuan Komunikasi Matematis

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu informasi dari satu orang ke orang lain sehingga mempunyai makna yang sama terhadap informasi yang disampaikan. Komunikasi tidak akan berlansung tanpa adanya alat bantu yang dapat menyampaikan ide, gagasan sekaligus pemahaman dari individu yang satu ke yang lainnya. Alat bantu komunikasi adalah bahasa. Matematika merupakan salah satu alat bantu bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi karena matematika bahasa yang universal, di setiap simbol yang digunakan dalam matematika dapat dipahami oleh siapapun meski dari negara yang berbeda. Sebagai contoh penggunaan lambang “≥”, lambang di atas digunakan untuk menyatakan hubungan/relasi dalam matematika yang memiliki arti “lebih besar atau sama dengan”.

Komunikasi matematika menurut NCTM (2000:60) adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksikan dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata dalam bentuk grafik, kata-kata/kalimat, persamaan, table dan sajian secara fisik atau kemampuan siswa memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis adalah kemampuan atau ketrampilan siswa dalam menyatakan gagasan atau ide matematika serta menafsirkannya secara lisan atau tertulis dalam memecahkan masalah, sehingga melalui komunikasi, ide matematika dapat dieksploitasi dalam berbagai perspektif; cara berpikir siswa dapat dipertajam; pertumbuhan pemahaman dapat diukur; pemikiran siswa dapat dikonsolidasikan dan diorganisir; pengetahuan matematika dan pengembangan masalah siswa dapat ditingkatkan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa adalah sebagai berikut: (a) menghubungkan benda nyata, gambar, atau diagram ke dalam ide matematika; (b) menjelaskan ide, situasi, atau relasi matematika dengan benda nyata, gambar, atau diagram; (c) menggunakan istilah, notasi, atau simbol matematika dan strukturnya untuk menjawab ide dari masalah yang diberikan; (d) menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap solusi.

(13)

110

3.

Metode

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal PISA. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, karena bertujuan untuk memaparkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh dalam menyelesaikan soal-soal PISA.

Subjek Penelitian

Subjek Penilitian ini adalah siswa SMP Negeri 6 Banda Aceh yaitu kelas yang rata-rata siswanya memiliki kemampuan penalaran matematis tinggi yaitu kelas VIII-2, sehingga kelas yang dipilih untuk pelaksanaan penelitian adalah kelas VIII-2 SMP Negeri 6 Banda Aceh yang berjumlah 27 orang. Dari hasil tes yang dilakukan dipilih enam orang siswa sebagai subjek penelitian berdasarkan variasi skor yang diperoleh siswa dan siswa yang membuat langkah penyelesaian unik.

Instrumen Penelitian

Instrument dalam penelitian ini terdiri dari perangkat tes dan pedoman wawancara. Soal tes terdiri dari 6 soal berbentuk uraian yang mencakup keempat konten yang diuji dalam studi PISA yaitu perubahan dan hubungan (change and relationship), ruang dan bentuk (space and shape), kuantitas (quantity), serta ketidakpastian dan data (uncertainty and data). Soal-soal tersebut diadaptasi dari soal-soal literasi matematika PISA tahun 2009 dan 2012. Tes berbentuk uraian akan memperlihatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi matematis. Sedangkan wawancara diajukan secara tidak terstruktur karena pedoman waancara didasarkan pada bagaimana langkah siswa menyelesaikan soal.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui tes soal-soal PISA yang dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa pada konten perubahan dan hubungan (change and relationship), ruang dan bentuk (space and shape), kuantitas (quantity), serta ketidakpastian dan data (uncertainty and data). Kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Wawancara yang dilakukan terhadap siswa bertujuan untuk menelusuri lebih jauh tentang kemampuan komunikasi matematis siswa dan faktor-faktor penghambat dalam menyelesaikan soal PISA yang diujikan. Wawancara dilakukan setelah peneliti memeriksa dan mempelajari jawaban-jawaban siswa. Siswa yang diwawancarai adalah siswa dari kelompok hasil tes yang bervariasi dan siswa yang membuat langkah penyelesaian menarik.

Teknik Analisis Data

Melakukan penilaian terhadap hasil tes yang sesuai pedoman penilaian kemampuan komunikasi matematis yang diadaptasi dari rubrik Ansari (2009:79-81)

(14)

111

Tabel 3.1 Pedoman Penilain Kemampuan Komunikasi Matematis Siwa

Konten PISA

Nomor Soal

Deskripsi Kemampuan Komunikasi Siswa Skor

Perubahan dan Huungan (Change and Releationship)

A (1)

Siswa mampu mengidentifikasikan atau mengkoneksikan informasi yang diberikan kemudian membentuk model matematika dari masalah, dan melakukan perhitungan secara lengkap dan benar

4 Siswa mampu mengidentifikasikan atau mengkoneksikan informasi yang diberikan serta membentuk model matematika dari masalah, kemudian melakukan perhitungan, namun terdapat sedikit kesalahan

3 Siswa mampu mengidentifikasikan atau mengkoneksikan serta membentuk model matematika dari permasalahan soal, kemudian melakukan perhitungan hanya sebagian dan tidak lengkap atau jawaban yang diberikan hanya sebagian yang benar

2 Siswa mampu membuat model matematika, namun salah

dalam melakukan perhitungan 1

Siswa tidak mampu menjawab, jawaban yang diberikan menunjukkan tidak memahami konsep 0

A (2)

Siswa mampu melakukan perhitungan secara lengkap, mampu melukis gambar dari objek yang diminta serta penjelasan secara matematika masuk akal dan benar 4 Siswa mampu melakukan perhitungan secara lengkap, penjelasan secara matematika masuk akal, dapat melukis gambar dari objek yang diminta namun ada sedikit kesalahan

3 Siswa mampu melakukan perhitungan memberikan penjelasan secara matematika, melukis gambar dari objek yang diminta namun hanya sebagian lengkap atau jawaban yang diberikan hanya sebagian yang benar

2 Siswa menunjukkan pemahaman yang terbatas baik isi, tulisan, gambar, atau perhitungan. 1 Siswa tidak mampu menjawab atau jawaban diberikan menunjukkan tidak memahami konsep 0

Kuantitas (Quantity)

B (1)

Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan melakukan perbandingan serta perhitungan nilai-nilai kriteria pada soal secara lengkap, serta penjelasan secara matematika yang diberikan masuk akal

4 Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan melakukan perbandingan serta perhitungan nilai-nilai kriteria pada soal secara lengkap, penjelasan secara matematika masuk akal namun ada sedikit kesalahan

3 Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan melakukan perbandingan serta perhitungan nilai-nilai kriteria pada soal, memberikan penjelasan secara matematika namun hanya sebagian lengkap atau jawaban yang diberikan

(15)

112

hanya sebagian yang benar

Siswa menunjukkan pemahaman yang terbatas baik isi,

penjelasan atau perhitungan. 1

Siswa tidak mampu menjawab atau jawaban diberikan menunjukkan tidak memahami konsep 0

Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and Data

B (2)

Siswa mampu melakukan perhitungan aljabar secara lengkap, mampu melukis diagram dari objek yang diminta serta penjelasan secara matematika masuk akal dan benar

4

Siswa mampu melakukan perhitungan aljabar, penjelasan secara matematika masuk akal, dapat melukis diagram dari objek yang diminta namun ada sedikit kesalahan

3

Siswa mampu melakukan perhitungan aljabar memberikan penjelasan secara matematika, melukis diagram dari objek yang diminta namun tidak lengkap atau jawaban yang diberikan hanya sebagian yang benar

2

Siswa menunjukkan pemahaman yang terbatas baik isi,

penjelasan atau perhitungan 1

Siswa tidak mampu menjawab atau jawaban diberikan menunjukkan tidak memahami konsep 0

Ruang dan Bentuk (Space and Shape C

Siswa mampu mengindentifikasikan cara dalam menentukan luas bangun datar, serta dapat melakukan perhitungan dengan lengkap dan benar

4 Siswa mampu mengindentifikasikan cara dalam menentukan luas bangun datar, namun terdapat sedikit kesalahan dalam melakukan perhitungan

3 Siswa mampu mengindentifikasikan cara dalam menentukan luas bangun datar namun dalam melakukan perhitungan tidak lengkap atau jawaban yang diberikan hanya sebagian yang benar

2 Siswa menunjukkan pemahaman yang terbatas baik

penjelasan atau perhitungan 1

Siswa tidak mampu menjawab atau jawaban diberikan menunjukkan tidak memahami konsep 0

Ruang dan Bentuk (Space and Shape

D

Siswa mampu menafsirkan bentuk bidang datar untuk menentukan luas, mampu menyelesaikan masalah dengan pemilihan rumus yang tepat, serta melakukan perhitungan dengan lengkap dan benar

4 Siswa mampu menafsirkan bentuk bidang datar untuk menentukan luas dan mampu menyelesaikan masalah dengan pemilihan rumus yang tepat, namun ada sedikit kesalahan dalam melakukan perhitungan

3 Siswa mampu menafsirkan bentuk bidang datar untuk menentukan luas dan mampu menyelesaikan masalah dengan pemilihan rumus yang tepat, serta melakukan perhitungan. Namun jawaban yang diberikan tidak lengkap atau jawaban yang diberikan hanya sebagian yang benar

(16)

113

Siswa menunjukkan pemahaman yang terbatas baik

penjelasan atau perhitungan 1

Siswa tidak mampu menjawab atau jawaban diberikan menunjukkan tidak memahami konsep 0 Keterangan:

4: “Sangat Baik” 3: “Baik” 2: “Cukup” 1: “Tidak Baik” 0: “Sangan Tidak Baik”

4.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Skor kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Skor Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Subjek Penelitian

Skor Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Skor Total Konten Perubahan dan

Hubungan Konten Kuantitas Konten Ketidak Pastian dan Data Konten Ruang dan Bentuk Soal A (1) Soal A (2) Soal B (1) Soal B (2) Soal C Soal D Subjek 1 4 4 3 2 1 2 16 Subjek 2 0 0 3 2 0 0 5 Subjek 3 4 3 0 2 1 1 11 Subjek 4 4 4 3 4 3 0 18 Subjek 5 3 2 3 1 2 0 11 Subjek 6 4 3 4 2 2 2 17

Berdasarkan Tabel 4.1 kemampuan komunikasi matematis siswa pada konten perubahan dan hubungan (change and releationship) untuk soal A (1) sudah baik. Empat orang siswa memperoleh skor 4 artinya empat orang siswa mampu menyelesaikan soal A (1) dengan benar. Satu orang siswa memperoleh skor 3 menunjukkan siswa dapat menyelesaikan msalah yang diberikan dengan benar, Satu orang lainnya memperoleh skor 0 artinya siswa sama sekali tidak mampu menyelesaikan soal atau kemampuan siswa masih sangat terbatas. Untuk soal A (2) dua orang siswa memperoleh skor 4 artinya siswa benar dalam menentukan langkah penyelesaian baik dalam proses perhitungan juga dalam melukiskan visualisasi yang diminta. Dua orang siswa memperoleh skor 3 menunjukkan siswa benar dalam menentukan langkah awal penyelesaian. Siswa juga benar dalam melakukan perhitungan, tetapi terjadi kesalahan dalam melukiskan visualisasi gambar yang diminta. Satu orang siswa memperoleh skor 2 artinya siswa benar dalam menentukan langkah penyelesaian dan perhitungan akan tetapi tidak dilengkapi dengan visualisasi gambar yang diminta. Satu siswa lainnya memperoleh skor 0 karena tidak mampu menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga menunjukkan keterbatasan kemampuan dalam memahami dan mengkomunikasikan masalah. Kemampuan komunikasi matematis siswa pada konten kuantitas (quantity) diketahui dalam menjawab soal B (1). Dari ke enam orang siswa hanya satu orang yang memperoleh skor 4. Empat orang siswa memperoleh skor 3 dan satu orang siswa memperoleh skor 0. Siswa yang memperoleh skor 4 artinya siswa benar dalam menafsirkan data pada diagram lingkaran yang diberikan dan langkah perhitungan yang dikerjakan benar dan lengkap. Siswa yang memperoleh skor 3 menunjukkan bahwa siswa mampu menafsirkan data pada diagram lingkaran

(17)

114

yang diberikan dengan benar, proses perhitungan benar, tetapi terdapat sedikit kesalahan yaitu siswa tidak menjawab pertanyaan awal. Siswa yang memperoleh skor 0 menunjukkan bahwa siswa salah dalam menafsirkan dan membuat langkah penyelesaian. Skor untuk kemampuan komunikasi matematis pada konten ketidakpastian dan data (uncertainty and data) pada soal B (2) juga beragam. Satu orang siswa memperoleh skor 4 yang menunjukkan siswa mampu menafsirkan diagram lingkaran yang diberikan, siswa juga dapat melakukan langkah perhitungan dengan lengkap dan benar serta siswa dapat melukis diagram lingkaran sebagai bentuk representasi dari data yang diminta. Empat siswa memperoleh skor 2 artinya siswa mampu menafsirkan diagram yang diberikan. Proses perhitungan sebahagian benar dan terdapat langkah penyelesaian yang tidak lengkap yaitu siswa tidak menuliskan langkah menghitung persentase atau mencari besar sudut dari diagram lingkaran yang akan dilukis, selain itu diagram lingkaran yang dilukis siswa tidak akurat. Satu siswa lainnya memperoleh skor 1 karena siswa mampu menafsirkan diagram lingkaran yang diberikan tetapi langkah perhitungan tidak dituliskan, selain itu siswa juga tidak melukis diagram lingkaran yang diminta. Untuk kemampuan komunikasi matematis pada konten ruang dan bentuk (space and shape), pada soal C satu orang siswa memeperoleh skor 3, dua orang siswa memperoleh skor 2, dua orang siswa memperoleh skor 1 dan satu orang siswa memperoleh skor 0. Secara umum siswa sudah mampu menafsirkan gambar yang diberikan dan menentukan sisi-sisi yang diperlukan untuk mencari luas, akan tetapi kekeliruan yang dilakukan siswa adalah kurang ketelitian dalam melakukan pengukuran sehingga hasil perhitungan luas yang diperoleh kurang tepat. Untuk soal D hanya dua orang siswa yang memperoleh skor 2, satu orang siswa memperoleh skor 1, sedangkan tiga siswa lainnya memperoleh skor 0. Skor 2 menunjukkan siswa mampu menafsikan bidang datar yang diberikan juga menentukan sisi-sisi yang dibutuhkan untuk mencari luas bidang yang diminta. Rumus yang digunakan sudah benar tetapi terdapat kesalahan dalam proses perhitungan. Skor 1 menunjukkan kemampuan siswa untuk menafsirkan bidang datar yang diberikan terbatas dan rumus yang digunakan salah. Skor 0 yang diperoleh oleh tiga siswa menunjukkan siswa tidak memahami konsep pada masalah yang diberikan.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis tes dari enam siswa, diketahui bahwa beragam cara siswa mengkomunikasikan ide yang dimiliki dalam menyelesaikan soal PISA yang diujikan. Hal tersebut juga didukung dengan penjelasan siswa saat diwawancarai. Berdasarkan pedoman penilaian kemampuan komunikasi matematis, kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA masih tergolong pada kemampuan lemah, artinya dari enam siswa yang diwawancarai, tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat baik.

Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten perubahan dan hubungan (change and releationship) pada soal A (1) dan (2) tergolong baik. Berikut soal A (1) dan (2);

(18)

115

Gambar 4.1. Soal A (1) dan (2)

Sebagaimana indikator kemampuan komunikasi matematis yang diujikan pada kedua soal yaitu siswa mampu menggunakan istilah, notasi atau simbol matematika untuk menjawab ide dan siswa mampu menjelaskan ide yang dimiliki, baik situasi atau relasi matematika dengan gambar yang dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3. Dari jawaban yang ditunjukkan Gambar 4.4 dan Gambar 4.9 beserta hasil wawancara diketahui bahwa sebahagian siswa telah mampu meenggunakan notasi ataupun simbol matematika dari masalah yang diberikan, langkah perhitungan yang dikerjakan juga tepat, namun dari ke enam siswa, yang diteliti hanya dua orang siswa yang mampu menjelaskan idenya ke dalam gambar yang benar, sedangkan empat orang siswa lainnya salah dalam mengaitkan ide yang dimilikinya ke dalam gambar. Terlihat pada Gambar 4.4 bahwa gambar yang dilukiskan memiliki ketinggian yang tidak sesuai dengan soal yang diberikan.

Gambar 4.2 Jawaban Subjek 4 untuk Soal A (1)

Gambar 4.3 Jawaban Subjek 1 untuk Soal A (2)

Gambar 4.4 Jawaban Subjek 5 untuk Soal A (2)

Dalam pengerjaan soal A (1) dan (2) konsep yang digunakan adalah persamaan linear dua variabel dan dari hasil wawancara, empat dari enam siswa salah dalam menyebutkan konsep apa yang digunakan dalam soal di atas. Menurut ke empat subjek tersebut konsep yang digunakan adalah konsep bangun datar. Dengan demikian penting bagi guru untuk meninjau kembali pemahaman siswa pada materi persamaan linear dengan memberikan soal-soal kontekstual yang menantang

(19)

116

seperti soal PISA. Berikut beberapa faktor penghambat siswa dalam menyelesaikan soal komunikasi matematis pada konten perubahan dan hubungan (change and releatioship), (1)Sulit memahami informasi yang diberikan; (2) Tidak mampu menggunakan konsep yang tepat untuk penyelesaian; (3) Keliru dalam membuat model matematika; (4) Tidak mampu mengaitkan ide ke dalam bentuk gambar.

Kemampuan komunikasi matematis pada konten kuantitas (quantity) dapat diketahui dari penyelesaian masalah pada soal B (1).

Gambar 4.5 Soal B (1)

Pada soal B (1) indikator kemampuan komunikasi matematis yang dituntut adalah menghubungkan benda nyata, gambar, atau diagram ke dalam ide matematika, selain itu siswa dituntut untuk mampu menarik kesimpulan, memberikan alasan atau bukti terhadap solusi yang diberikan. Berdasarkan jawaban siswa dan wawancara, kemampuan komunikasi matematis siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam menafsirkan diagram lingkaran dan menganalisis data yang diberikan. Misalnya memilih dua album musik yang dapat dihapus namun memenuhi kapasitas untuk memasukkan album foto baru. Kesalahan yang dikerjakan yaitu siswa melupakan bahwa adanya freespace pada diagram lingkaran yang diberikan, atau keliru dalam meberikan batasan untuk album musik yang akan dipilih seperti Gambar 4.6, hal ini disebabkan karna terjadi kesalahan dalam memahami makna soal yang diberikan, juga siswa kurang teliti dalam proses perhitungan.

Gambar 4.6 Jawaban Subjek 3 untuk Soal B (1)

Satu orang siswa memperoleh skor 4 dan empat orang siswa memperoleh skor 3, secara umum menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten kuantitas (quantity) sudah baik. Dari enam subjek yang diteliti ditemukan beberapa faktor penghambat dalam menyelesaikan soal komunikasi matematis pada konten kuantitas (quantity) yaitu sebagai berikut; (1)Salah dalam membaca informasi dari diagram lingkaran yang diberikan; (2) Sulit dalam menafsirkan masalah yang berbentuk verbal, adanya kesalahan penafsiran informasi dari masalah yang diberikan; (3) Sulit dalam memberikan penjelasan.

(20)

117

Pada soal B (2) adalah soal PISA pada konten ketidakpastian dan data (uncertainty and data).

Gambar 4.7 Soal B (2)

Indikator kemampuan komunikasi matematis soal B (2) adalah kemampuan untuk menjelaskan ide, situasi, atau relasi matematika dengan gambar atau diagram dan memberikan alasan atau bukti terhadap solusi. Pada soal C siswa dituntut untuk mampu merepresentasikan data yang diberikan ke dalam diagram lingkaran disertai dengan langkah perhitungan yang lengkap dan benar sebagai bukti terhadap diagram lingkaran yang digambarkan. Dari jawaban siswa pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 serta berdasarkan petikan wawancara, pada umumnya siswa belum mampu merepresentasikan data yang diberikan ke dalam diagram lingkaran dengan langkah yang benar, diagram lingkaran yang dilukiskan tidak menggunakan langkah perhitungan persentase atau tanpa perhitungan besar derajat dari data yang akan digambarkan ke diagram lingkaran yang dimaksud melainkan menggunakan perkiraan semata. Kesalahan lain yang dilakukan siswa adalah kurang teliti dalam membaca data yang diberikan, sehingga proses perhitungan dan gambar diagram lingkaran yang dikerjakan keliru.

Gambar 4.8 Jawaban Subjek 2 untuk Soal B (2)

Gambar 4.9 Jawaban Subjek 5 untuk Soal B (2)

Berdasarkan jawaban dan penjelasan siswa serta karena empat orang siswa memperoleh skor 2, secara umum dapat menggambarkan ketidakpahaman siswa dalam materi ketidakpastian dan data (uncertainty and data) serta menunjukkan bahwa kemampuan siswa merepresentasikan data ke dalam diagram masih tergolong rendah. Berikut beberapa faktor penghambat dalam penyelesaian soal konten ketidakpastian dan data (uncertainty and data), (1) Siswa tidak memahami konsep penyajian data, (2) Siswa sulit dalam menggunakan prinsip dari penyajian data ke dalam diagram lingkaran.

(21)

118

Untuk kemampuan komunikasi matematis pada soal PISA konten ruang dan bentuk (space and shape) diujikan pada soal C dan D.

Gambar 4.10 Soal C

Indikator kemampuan komunikasi matematis yang diuji pada soal C adalah kemampuan siswa menjelaskan ide, situasi dari gambar yang diberikan kemudian memberikan alasan atau bukti terhadap solusi. Pada soal C siswa diminta untuk menghitung luas bidang datar pada gambar yang diberikan soal. Siswa diminta untuk menjelaskan idenya dalam mengukur luas bidang datar yang diberikan, memberikan alasan mengenai rumus dan proses perhitungan yang dikerjakan. Berikut beberapa jawaban siswa untuk soal C.

Gambar 4.11 Jawaban Subjek 6 untuk Soal C

Gambar 4.12 Jawaban Subjek 1 untuk Soal C

Dari Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 juga melalui hasil wawancara yang dilakukan, ditemukan tiga orang siswa kesulitan dalam memilih dan menjelaskan ide yang tepat untuk menentukan cara menghitung luas bidang datar yang diberikan, artinya kesalahan dalam pemilihan solusi sehingga jawaban yang dikerjakan keliru. Dua dari enam siswa kurang teliti dalam mengukur panjang sisi dari bidang datar dan kesalahan lainnya adalah siswa tidak menambahkan visualisasi gambar untuk menjelaskan ide dari penyelesaian yang dikerjakan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa

(22)

119

dalam mengaitkan gambar dengan ide atau solusi untuk menyelsaikan masalah masih rendah. Soal D ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 4.13 Soal D

Indikator yang diujikan pada soal D sama seperti soal C yaitu kemampuan siswa menjelaskan ide, situasi dari gambar yang diberikan kemudian memberikan alasan atau bukti terhadap solusi. Pada soal D, siswa harus mampu menafsirkan gambar yang diberikan. Kemampuan siswa dalam menafsirkan gambar pada soal D akan terlihat pada pemilihan rumus yang tepat sebagai solusi awal dari masalah yang diberikan. Berikut contoh jawaban siswa.

Gambar 4. 14 Jawaban Subjek 6 untuk Soal D

Dari hasil penelitian diperoleh nilai tertinggi siswa adalah 2, artinya kemampuan tertinggi siswa dalam menyelesaikan soal D adalah menafsirkan gambar yang diberikan dengan benar, memilih rumus yang tepat, namun siswa salah dalam perhitungan. Dari hasil wawancara, dua orang siswa membuat kesalahan perhitungan pada proses mencari akar bilangan. Dari jawaban siswa yang ditunjukkan pada Gambar 4.14 di atas dan dari tiga jawaban siswa yang kosong, secara umum dapat dikatakan, bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menafsirkan gambar, sehingga tidak mampu menentukan rumus yang benar untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil analisis soal C dan soal D diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA pada konten ruang dan bangun (space and shape) sangat rendah. Beberapa faktor penghambat (kesulitan) yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal konten ruang dan bentuk (space and shape) adalah sebagai berikut; (1) Kurang penguasaan terhadap konsep dari soal yang diujikan, sehingga tidak mampu menentukan langkah penyelesaian; (2) Keterbatasan kemampuan

(23)

120

dalam menafsirkan bidang datar yang tidak beraturan; (3) Kurang penguasaan pada materi prasyarat seperti: teorema phytagoras, rumus luas persegi panjang, dan mencari akar suatu bilangan; (4) Salah dalam membaca nilai angka yang diberikan. Dengan demikian penting bagi guru untuk memperdalam kemampuan siswa pada materi ruang dan bentuk (space and shaope) terutama dalam menafsirkan bantuk-bentuk bangun geometri.

5.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kemampuan komunikasi matematis enam siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh dalam menyelesaikan soal PISA masih rendah. Dari enam subjek penelitian diperoleh informasi mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA sebagai berikut; (1) Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten perubahan dan hubungan (change and releationship) adalah baik. Secara umum siswa telah mampu menafsirkan, menjelaskan dan mengaitkan ide ke dalam persamaan matematis, disertai perhitungan yang benar, juga mampu menvisualisasikan ide yang dimiliki ke dalam gambar, dimana pada soal A (1) empat orang siswa memperoleh skor 4, satu siswa memperoleh skor 3 dan hanya satu siswa memperoleh skor 0. Pada soal A (2) dua siswa memperoleh skor 4, dua siswa memperoleh skor 3, satu siswa memperoleh skor 2 dan satu siswa memperoleh skor 0; (2) Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten kuantitas (quantity) baik. Satu siswa memperoleh skor 4, empat siswa memperoleh skor 3 dan satu siswa memperoleh skor 2. Artinya secara umum siswa sudah mampu menafsirkan ide atau informasi yang diberikan pada sebuah diagram lingkaran, siswa juga mampu mengaitkan informasi yang disajikan dalam tabel untuk memilih langkah penyelesaian yang tepat; (3) Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten ketidakpastian dan data (uncertainty and data) masih berada dalam kategori rendah. Secara umum siswa benar dalam menafsirkan diagram lingkaran, namun langkah perhitungan tidak lengkap, dan siswa keliru dalam menggambarkan diagram lingkaran yang diminta Dari enam siswa hanya satu siswa memperoleh skor 4, empat siswa memperoleh skor 2 dan satu siswa memperoleh skor 1; (4) Kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten ruang dan bentuk (space and shape) masih rendah. Untuk soal C satu siswa memperoleh skor, dua siswa memperoleh skor 2, dua siswa memperoleh skor 1, serta satu siswa memperoleh skor 0. Untuk soal D dua siswa memperoleh skor 2, satu siswa memperoleh skor 1 dan tiga siswa lainnya memperoleh skor 0, artinya secara umum siswa melakukan kesalahan dalam penafsiran gambar bidang datar tak beraturan. Siswa belum mampu mengaitkan masalah dengan konsep atau rumus yang tepat serta salah dalam proses perhitungan.

Dari hasil tes terhadap empat konten soal PISA yaitu perubahan dan hubungan (change and relationship), kuantitas (quantity), ketidakpasrtian dan data (uncertainty and data), serta ruang dan bentuk (space and shape) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa paling lemah pada konten ruang dan bentuk (space and shape).

Faktor-faktor penghambat siswa dalam menyelesaikan soal-soal kumunikasi matematis pada soal PISA adalah sebagai berikut; (a) sulit memahami informasi yang diberikan; (b) tidak mampu mengidentifikasi konsep dari masalah yang diberikan; (c) salah dalam penggunaan konsep; (d) tidak mampu atau keliru dalam membuat model matematika; (d) tidak mampu mengaitkan ide ke dalam bentuk gambar; (e) Lemah dalam kemampuan menafsirkan gambar (diagram, tabel, dan bangun datar); (f) Sulit menghubungkan masalah verbal ke dalam bahasa symbol; (g) lemah pada materi prasyarat; (h) lemah dalam operasi hitung.

(24)

121

Daftar Pustaka

Dewi, Irwita dan Tiur Malasari Siregar. (2013). Analisis Kebutuhan terhadap Pembelajaran Berbasis Komunikasi Matematis Berkarakter Budaya Indonesia Siswa SMP di Kota Medan. Makalah diseminarkan di Seminar Nasional Matematika dan Terapan (SiManTap 4), Unsyiah Banda Aceh, 28 s.d. 29 November.

Johar, Rahmah. (2014). Model-Model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 untuk Mengembangkan Kompetensi Matematika dan Karakter Siswa. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di FKIP, Unsyiah Banda Aceh, 5 Juni.

NCTM. (2000). Principles and Standarts for School Mathematic. Reston: NCTM.

OECD. (2013). Programme for International Student Assessment (PISA 2012 Result). Diakses pada 24 Maret 2014, dari alamat http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results.htm

______. (2013). PISA 2015 Draft Mathematics Framework. Diakses pada 24 Maret 2014, dari alamat

(http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/Draft%20PISA%202015%20Mathematics%20Fram ework%20.pdf.

_____. (2010). Assessment and Examinations. Dalam Reviews of National Policies of Education: Kyrgyz Republic 2010: Lessons from PISA, OECD Publishing. Diakses pada 12 April 2014, dari alamat http://dx.doi.org/10.1787/9789264088757-9-en.

Soedjadi, R. (1999). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Penilain Kemampuan Komunikasi Matematis Siwa  Konten
Tabel 4.1 Skor Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Gambar 4.1. Soal A (1) dan (2)
Gambar 4.5 Soal B (1)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir

Pada tahapan ini, DNA akan membentuk RNA dengan cara menerjemahkan kode-kode genetik dari DNA. Proses pembentukan RNA ini disebut transkripsi, yang menghasilkan 3

Pembuatan form inspeksi yang berada di dalam sitem informasi manajemen pemeriksaan fire protection ini berdasarkan pada regulasi NFPA untuk setiap alat proteksi

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model yang dapat digunakan untuk memperkirakan besar tarikan pergerakan ke pabrik dan untuk mengetahui tingkat validitas antara

According to the problem and the reasons above, the researcher is interested in conducting an action research entitled sevo game to improve the students‟ vocabulary mastery at

Prosedur ini tujuannya adalah agar proses kegiatan belajar mengajar dapat disampaikan secara sistematik dan menggunakan metoda yang tepat sehingga

Keberadaan sosok Sakera dalam berbagai objek penelitian kali ini juga dapat menunjukkan bahwasanya ilmu semiotika sangat mampu untuk membongkar tanda-tanda yang ada dalam

pembangunan ekonomi semata-mata dilihat dari pendapatan per kapita riilnya, dalam arti tingkat pertumbuhan pendapatan nasional dalam harga konstan (setelah dideflasi