TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
ARAH STRATEGIS PNPM DAN KEBERLANJUTAN
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
KONTEKS UU NO. 6/2014 TENTANG DESA
MATERI PAPARAN
1. HASIL YANG DICAPAI DAN PETA JALAN PNPM MANDIRI
2. ISU STRATEGIS UU DESA DAN PEMBELAJARAN PNPM MANDIRI
3. USULAN AGENDA 2014-2015
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
HASIL YANG DICAPAI DAN
PETA JALAN PNPM MANDIRI
PNPM MANDIRI
( • • • trust%%PNPM membantu penanggulangan kemiskinan melalui:
o Pembangunan infrastruktur untuk peningkatan pelayanan
dasar
o Penciptaan kegiatan usaha ekonomi dan penyerapan
tenaga kerja lokal.
o Mitigasi dampak
bencana/krisis
o Peningkatan
partisipasi
komunitas dalam
tata kelola
pemerintahan
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• PNPM banyak diadaptasi
sebagai bagian dari kegiatan K/L
• Namun berbagai PNPM yang
muncul memiliki variasi dalam
implementasi prinsip
pembangunan berbasis
komunitas
4PRINSIP
PNPM MANDIRI
1.
FASILITASI / PENDAMPINGAN
2.
PARTISIPASI KOMUNITAS
3.
PENGORGANISASIAN KELOMPOK
4.
TRANSPARANSI
5.
SISTEM PENGAWASAN
6.
PERSPEKTIF JENDER
7.
ALOKASI ANGGARAN LANGSUNG
8.
SWAKELOLA
Arahan Sidang Pleno TNP2K Februari 2013
1. Konsolidasi program pemberdayaan masyarakat agar
mencerminkan prinsip PNPM
2. Integrasi prinsip pemberdayaan dalam PNPM ke dalam
sistem perencanaan pembangunan
PETA JALAN PNPM
Pilar Keberlanjutan Program Pemberdayaan
Masyarakat:
1.
Integrasi Program Pemberdayaan Masyarakat
2.
Keberlanjutan Pendampingan
3.
Penguatan Kelembagaan Masyarakat
4.
Penguatan Peran Pemerintah Daerah
5.
Perwujudan Tata Kelola Yang Baik
5 Pilar 12 Agenda Kerja Peta Jalan PNPM.
Kemenkokesra, Bappenas, TNP2K.
Memastikan keberlanjutan Program
Pemberdayaan Masyarakat dengan
memasukkan prinsip-prinsip PNPM ke dalam
UU Desa meregulerkan, melembagakan
kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam
tata kelola Desa, dan tidak lagi harus menjadi
satu proyek/kegiatan Kementerian.
KONSOLIDASI PROGRAM PEMBERDAYAAN INTEGRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Layanan
Infrastruktur
Dasar
Sarana
Kesehatan
Sarana
Pendidikan
Akses
Keuangan
Mikro
* Air Bersih 250.665 Unit * Sarana Kesehatan 175.006 Unit * Sanitasi 231.242 Unit * TPA/Gerobak Sampah 104.2 Unit
* Lokal kelas/rehab 842.598 Unit
1.194.816 Kelompok 8.525.467 Anggota Bangkit bersama untuk Mandiri
April 2007 s/d Desember 2013, program PNPM Mandiri telah dilaksanakan di 6.781 Kecamatan (± 97%)
dan 78.582 Desa dan Kelurahan (± 99%)
CAPAIAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI 2007 - 2013
Sumber data : Data MIS setiap program PNPM (Perdesaan, Perkotaan, RIS dan PISEW) status Oktober 2013
Pemanfaatan dana umumnya diperuntukan pada layanan infrastruktur dasar berupa jalan lingkungan, jalan produksi dan irigrasi pertanian/perkebunan
Sarana kesehatan yang dibangun umumnya berupa Pos Layanan Kesehatan
Sarana Pendidikan umumnya berupa penambahan lokal kelas dan rehab sekolah
*Jalan 315.502 Km *Jembatan 111.133 unit *Tambatan Perahu 18.762 Unit * Bangunan (pompa) 51.039 Unit * Saluran Irigrasi 60.682 Km * Drainase 43.466 Km *Listrik Desa 5.975 Unit * Pipanisasi 40.211 Km
PEMANFAATAN DANA MASYARAKAT UNTUK KEGIATAN EKONOMI
PNPM Mandiri juga memberikan akses kepada layanan keuangan dalam skala mikro
sebagai upaya meningkatkan ekonomi Rumah Tangga Miskin (RTm),
Penerima manfaat dari layanan
keuangan mikro umumnya kelompok
Perempuan, 81,3% dari peminjam
adalah Perempuan
Sumber data : Data MIS setiap program PNPM (Perdesaan, Perkotaan, PUAP) status Oktober 2013 PROGRAM JUMLAH KELOMPOK TOTAL ANGGOTA PENYALURAN (Rp.000.000,-) PNPM Perkotaan 586.889 2.988.294 983.433 PNPM Perdesaan 531.760 6.480.177 6.134.869 PUAP (Pertanian) 47.473 4.747.300 4.747.341 TOTAL 1.166.122 14.215.771 11.865.643
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENERIMA MANFAAT PROGRAM
PENERIMA MANFAAT
Total Rumah Tangga RTMISKIN % RTMISKIN
23.545.611
13.339.235
56,7%
Penerima Manfaat dari pelaksanaan PNPM tercatat
mencapai 23 juta Rumah Tangga dimana 13,3 juta
merupakan Rumah tangga Miskin/RTM
PENYERAPAN TENAGA KERJA (job creation)
PENYERAPAN TENAGA KERJA (Org)
Total Pekerja Pekerja Perempuan % Tenaga Kerja Perempuan
11.348.039
930.539
8,20%
Jumlah masyarakat yang bekerja selama pelaksanaan
pembangunan mencapai 11 juta dengan 930 ribu adalah
perempuan
Sumber data : Data MIS setiap program PNPM (Perdesaan, Perkotaan, PUAP) status Oktober 2013
RTM non Miskin 43.3% RTMISKIN 56.7%
PENERIMA MANFAAT
Pekerja Pria 91,8% Pekerja Perempuan 8,2%PENYERAPAN TENAGA KERJA
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBERDAYAAN
PNPM Mandiri memberi ruang pada masyarakat khususnya warga miskin dan perempuan
untuk terlibat dalam proses/siklus program, tercatat ± 14 juta orang terlibat dalam proses
dengan ± 6,5 juta adalah perempuan dan ± 4 juta diantaranya masuk katagori warga miskin
Sumber data : Data MIS setiap program PNPM status Oktober 2013
Jumlah
Peserta
Perempuan
Terlibat
Rentan/Miskin
Terlibat
14.652.702
6.594.172
4.035.546
Perempuan Terlibat 45% Pria Terlibat 55%PARTISIPASI MASYARAKAT
Keterlibatan perempuan
dalam setiap tahapan
proses mewakili kebutuhan
rumah tangga miskin
terhadap ketersediaan
layanan dasar
Warga terlibat 78% Peserta warga miskin 22%TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PNPM Mandiri memberikan pendampingan dalam membangun kapasitas
masyarakat, disamping itu juga menumbuhkan modal sosial masyarakat yang
berupa para Relawan/Kader pembangunan lokal .
Sumber data : Data MIS setiap program PNPM (Perdesaan, Perkotaan, PUAP) status Oktober 2013
Tenaga Pendamping (Fasilitator dan Relawan)
No
Pendamping Masyarakat
Jumlah
Pendamping
Pria
Perempuan
1
Fasilitator Program
15.832
11.430
4.523
2
Relawan/Kader Pemberdaya
642.115
568.334
73.781
Keberadaan
pendamping
lokal
(relawan/kader)
mengindikasikan
potensi
keberlanjutan program di
masyarakat, rata-rata per
Desa/Kelurahan terdapat 8
sd 9 orang relawan
FASILITATOR PROGRAM JUMLAH Fasilitator Pemberdaya 7.078 Fasilitator Teknis 7.078 Fasilitator Keuangan 1.678 Ass Fasilitator 710 Fasilitator Kota/Kabupaten 2.427 10
ISU STRATEGIS UU DESA DAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• Dibangun atas dua konsep: Pembangunan desa (skala lokal) dan
Pembangunan kawasan perdesaan (antar desa)
• Pengaturan Tata Kelola Pembangunan Desa berdasarkan prinsip one
village, one plan, yang dirincikan dalam:
o Perencanaan partisipatif
o Sistem informasi desa
o Sumber dan pengelolaan keuangan desa
o Pengelolaan aset desa dan BUM Desa
ESENSI UU No. 6 TAHUN 2014
TENTANG
DESA
!!!!!TIM!NASIONAL! !!!!!TIM!NASIONAL!
KEMANDIRIAN!DESA!DALAM!PELAYANAN,!
PEMBANGUNAN!DAN!PEMBERDAYAAN!
Desa!Sebagai!SUBYEK! Pembangunan:! • • • one% village,%one%plan,one% budget •• Kelembagaan tata kelola desa terdiri atas:
o Musyawarah Desa
o Lembaga Masyarakat Desa
o Badan Permusyawaratan Desa
o Kepala Desa
Kemandirian Desa dalam Pelayanan, Pembangunan dan Pemberdayaan,
tercermin dalam prinsip:
• Program Pusat harus masuk dalam RPJM Desa, dan dijalankan dalam RKP
dan APB Desa
• K/L Pusat tidak membentuk kelompok di desa dan mendanai kegiatan
kelompok secara langsung
• K/L menyediakan pendampingan kegiatan
DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN
KONSOLIDASI PROGRAM/KEGIATAN DI DESA
Musyawarah Desa RPJM Desa RKP Desa
Program Pusat di masukkan ke dalam
RPJM Desa
Kegiatan
Program & kegiatan hasil Musdes lima tahunan
Pemerintah Desa
Badan Permusyawaratan Desa Masyarakat/ Kelompok Desa APB Desa Pembiayaan kegiatan
K/L PUSAT
Program/ Kegiatan PendampinganTIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
SUMBER PENDAPATAN DESA
YANG HARUS DIANGGARKAN/DIAMBIL DARI APBN DAN APBD
Alokasi
Perhitungan
Nilai
Alokasi APBN
(Ps.72:1b)
, berasal
dari Belanja Pusat dengan
mengefektifkan program yang
berbasis desa secara merata dan
berkeadilan
(Ps.72:2)
10% dari dan di luar (on
top) Dana Transfer
(Penjelasan Ps.72:2)
Rp 59,2T
(APBN 2014)
Bagian pajak dan retribusi daerah
Kab/Kota.
(Ps.72:1c)
10% dari total pajak dan
retribusi APBD Kab/Kota
(Ps.72:3)
Rp 3,2T
(APBD Kab/Kota
2013)
Alokasi dana Desa, bagian dari
dana perimbangan yang diterima
Kab/Kota
(Ps.72:1d)
10% dari Dana
Perim-bangan yang diterima
Kab/Kota dalam APBD
Kab/Kota setelah
dikurangi DAK
(Ps.72:4)
Rp 37,0T
(APBD Kab/Kota
2013)
Sumber pendapatan lain meliputi: Pendapatan asli Desa, Bantuan keuangan dari APBD Prov/Kab/Kota,
Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat.
KOMPONEN BLM PNPM (TA 2013)
•
Perdesaan
: Rp 7,80 T
• Perkotaan
: Rp 1,30 T
• PNPM RIS
: Rp 0,40 T
• PNPM PISEW
: Rp 0,36 T
• PNPM Sektoral
: Rp 2,56 T
ALOKASI APBN
penyatuan BLM PNPM
Mandiri dan PNPM sektoral
Perlu pula dipertimbangkan
alternatif pooling dana K/L
non-PNPM yang selama ini merupakan
kegiatan langsung ke desa/
masyarakat
Dengan
mengefektifkan
program yang berbasis
desa secara merata
dan berkeadilan
Pasal 72 ayat (2)
UU 6/2014
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
FAKTOR SUKSES PNPM MANDIRI YANG PERLU DIWARISKAN
1.
Alokasi dana langsung disalurkan ke kelompok masyarakat dengan cara
sederhana dan terukur. (dg proposal yang diverifikasi, bertahap sesuai
kemajuan pelaksanaan)
2.
Pendampingan intensif berjenjang, mengembangkan kapasitas kader desa
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
3.
Afirmatif terhadap kaum perempuan dan marjinal/miskin (memberi
kesempatan untuk ikut dalam perencanaan dan pengambilan keputusan)
4.
Musyawarah Desa yang partisipatif dilaksanakan untuk menentukan prioritas,
pemilihan pengelola kegiatan dan forum pertanggungjawaban/serah terima
hasil kegiatan.
5.
Sistem Swakelola dilakukan untuk semua kegiatan skala desa dengan
mengikutkan penduduk miskin, baik pembangunan infrastruktur, pengelolaan
pelayanan publik maupun pengembangan ekonomi rumah tangga.
6.
Penciptaan lapangan kerja ditujukan untuk menyerap tenaga kerja lokal
(desa) dengan prioritas warga miskin, sesuai dengan keterampilan dan kondisi
desa.
7.
Transparansi dan akuntabilitas menjadi prosedur baku pada setiap tahap
kegiatan dengan sanksi yang tegas dan jelas.
Mengenali kemiskinan
:
• Identifikasi kemiskinan • Merumuskan persoalan
kemiskinan yang dihadapi • Merumuskan penyebabnya
Sosialisasi Awal dan
Musyawarah Masyarakat
:
• Pemetaan sosial • Sosialisasi program
Penyusunan Rencana:
• Identifikasi dan Prioritisasi
• Penyusunan Rencana/Program Penanggulangan kemiskinan
Pengorganisasian Masyarakat
:
Lembaga Keswadayaan Masyarakat dibentuk/ ditetapkan, dimiliki, dan dikelola untuk
memenuhi kebutuhan bersama
Pelaksanaan Kegiatan:
• Pembentukan/Penetapan kelompok swadaya masyarakat pelaksana kegiatan
• Media bersama untuk menyelesaikan masalah
secara mandiri
Pemetaan Sosial/Swadaya
:
• Merumuskan kebutuhan dan potensi yang ada.
• Memecahkan persoalan dengan potensi yg dimiliki
Pemanfaatan dan Pemeliharaan:
Kelompok swadaya masyarakat dan masyarakat miskin lainnya
PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (COMMUNITY
BASED DEVELOPMENT)
1
2
4
5
6
7
3
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1. Mekanisme Penyaluran dan Pencairan Dana yang berkeadilan menggunakan
Indeks Kemiskinan Wilayah (IKW) dan sesuai dengan perencanaan dan
tahapan kegiatan.
Penerapan IKW untuk penentuan besaran alokasi DAD
Penyaluran bertingkat untuk meningkatkan peran Pemda :
Pusat -> Kabupaten -> Desa
Pencairan bertahap berdasarkan perencanaan dan tahapan kegiatan yang
disepakati di Musyawarah Antar Desa (MAD)
2.
Perencanaan partisipatif dimulai dari penggalian gagasan ditingkat kelompok
(sektoral, perempuan, dusun, pemuda, dll.), untuk memberikan masukan
dalam penyusunan RPJM Desa/RKP Desa.
3.
Pendampingan disediakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
kapasitas masyarakat dan perangkat desa sekaligus memastikan tercapainya
peningkatan kesejahteraan.
MEMASTIKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DIADOPSI DALAM RUMUSAN PP
4.
Sistem Informasi Desa dibangun dari hasil pemetaan sosial partisipatif,
yang berguna untuk:
Input dalam penyusunan RPJMDesa/RKPDes
Pemantauan dan penilaian dari pencapaian indikator
Pembaharuan data untuk penetapan sasaran program pemerintah
Input bagi kabupaten dalam perencanaan kawasan perdesaan
5.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dilakukan secara swakelola
dengan menerapkan prinsip transparansi dalam pemilihan tim pelaksana
kegiatan dan pengadaan barang dan jasa dengan melibatkan dan
memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat miskin di desa.
6.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat lebih difokuskan pada peningkatan
pendapatan masyarakat miskin melalui Public Employment Program
(PEP) dan pengembangan usaha mikro (RLF)
7.
Pengelolaan asset publik seperti pasar desa, air bersih, PAUD, Polindes,
dan lainnya dipercayakan kepada lembaga kemasyarakatan desa.
MEMASTIKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBERDAYAAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
8.
Kelembagaan Masyarakat:
Memastikan agar “lembaga kemasyarakatan desa” betul-betul lembaga
bentukan masyarakat, berciri pemberdayaan masyarakat
Mitra Pemerintah Desa, harus diartikan sebagai mitra yang sejajar, bisa
menyampaikan usulan sesuai prosedur perencanaan
9.
Evaluasi hasil pembangunan Desa menggunakan indikator pemberdayaan
masyarakat yang telah disepakati. (4 indikator outcome dan 19 indikator
output)
10. Penerapan prinsip downward accountability dan transparansi dalam
penyelenggaraan tata kelola desa
Musyawarah desa pertanggungjawaban kegiatan (minimal 2 kali
setahun)
Audit silang antar desa
Musyawarah desa pertanggungjawaban akhir tahun
MEMASTIKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DIADOPSI DALAM RUMUSAN PP
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Menetapkan 2015 sebagai masa transisi pelaksanaan UU 6/2014
tentang Desa, dengan menggunakan pola dan komponen PNPM
Mandiri, dengan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi program-program KL yang berbasis desa, untuk memenuhi
alokasi dana desa (pasal 72 ayat 2 point b)
2. Menyusun alokasi dan daftar lokasi (daflok) dengan menggunakan
Indeks Kesejahteraan Wilayah (IKW) sebagai rujukannya
3. Mengalokasikan dana BLM/Dana Desa dalam APBN 2015 dan
menyusun mekanisme transfer alokasi dana desa sesuai dengan
amanat dalam UU Desa
4. Mengalokasikan dana pendampingan pada APBN 2015, minimal sama
dengan jumlah dan struktur alokasi pendampingan PNPM Mandiri
2014
5. Peningkatan kapasitas pendamping dan perangkat desa, sesuai
dengan amanat undang-undang desa.
22
USULAN AGENDA
6. Menuntaskan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat pada daerah
khusus dan non-Desa.
– Desa-desa tertinggal, rawan bencana dan terpencil dapat melakukan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan khusus, melalui bantuan dan
pendampingan yang intensif dari K/L (PNPM Generasi, RESPEK, RIS, PISEW, dll)
– PNPM Mandiri yang tidak berkaitan dengan UU Desa, masih bisa dilanjutkan,
asalkan tidak mengurangi Dana Alokasi Desa (PNPM Perkotaan, PNPM yang
areanya antar desa atau kawasan perdesaan)
7. Merumuskan skema program pemberdayaan masyarakat dengan
konsep pemberdayaan yang berorientasi pada :
– Penciptaan lapangan kerja secara berkelanjutan melalui pendekatan Public
Employment Program (PEP), terutama bagi masyarakat miskin sesuai dengan
kebutuhan di desa.
– Peningkatan pendapatan masyarakat dengan pendekatan pertumbuhan
ekonomi lokal/PEL (Local Economic Growth) pada kawasan perdesaan, melalui
kerjasama antar Desa.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TRANSISI PELAKSANAAN UU DESA
(2015)
MENGAPA TRANSISI DIPERLUKAN
• Masih diperlukan waktu untuk penyusunan atau penjabaran operasionalisasi
dari UU Desa (PP, PMK, Permen, Juklak-Juknis, dan lainnya).
• Perlu pra-kondisi bagi Pemda untuk menyesuaikan peraturan pelaksanaan
UU Desa.
• Perlu peningkatan kapasitas Kades dan perangkat Desa yang terencana
secara sistematis. Selama ini fokus PNPM Mandiri pada penguatan kapasitas
kelompok masyarakat, dan sedangkan bidang Otonomi Daerah kurang
mendapatkan pelatihan atau pembinaan secara khusus.
• Perlu upaya untuk mengurangi risiko terkait dengan kesalahan pengelolaan
dana yang memiliki konsekuensi hukum dan kemungkinan tidak tercapainya
sasaran kesejahteraan masyarakat.
• Perlu perumusan skema alih kelola atas asset yang dihasilkan PNPM dan
lembaga-lembaga yang telah terbentuk.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
BAGAIMANA PNPM DAPAT BERPERAN DALAM
MASA TRANSISI MENUJU PELAKSANAAN UU DESA
26
PNPM mempunyai kelengkapan komponen yang dapat digunakan menuju
pelaksanaan UU Desa, antara lain:
1.
PNPM memiliki sistem untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas
pemanfaatan dana pembangunan (BLM)
2.
PNPM memiliki mekanisme perencanaan partisipatif yang sesuai dengan
tujuan dari UU Desa
3.
PNPM berhasil membangun pranata kelembagaan masyarakat yang
inklusif.
4.
PNPM memiliki skema pendampingan berjenjang untuk memfasilitasi
kegiatan ditingkat masyarakat dan pemerintahan desa
Pada tahun 2014 - 2015 ini, PNPM Perdesaan dan PNPM Perkotaan masih
memiliki alokasi untuk pendampingan dan peningkatan kapasitas
Pusat
(BUN)
Transfer
Dana
Dana
Penyesuaian
Kabupaten/
Kota
UP
K
Hibah
Des
a
TPK
2015 Mekansime PNPM2016
UU Desa
Mengapa Dana Transfer - Dana Penyesuaian?
• Sesuai dengan semangat desentralisasi dan arah UU Desa
• Instrumen regulasi yang dibutuhkan tidak terlalu kompleks (penetapan di APBN
2015, PMK, dan Permendagri)
• Memberikan ruang pembelajaran kabupaten/kota untuk implementasi Dana Desa
• Memberikan kesempatan evaluasi untuk antisipasi risiko Dana Desa di kab/kota
• Alokasi DDUB yang sudah dianggarkan kab/kota bisa tetap menjadi dana
pendamping
Earmarked DD
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
SKEMA PENERAPAN PERENCANAAN PARTISIPATIF
2014 (Persiapan TRANSISI) 2015 (Periode TRANSISI) 2016 (Pelaksanaan UU Desa) Permendagri tentang Pedoman RKPD 2015 Permendagri tentang Perencanaan Partisipatif Penyusunan PP UU Desa tentang Perencanaan Desa
(pengganti PP 72/2005) Permendagri tentang Perencanaan Desa (pengganti Permendagri 66/2007) Revisi UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah Penyusunan PP UU Pemda tentang Perencanaan Daerah
(pengganti PP 73/2005, PP 8/2008, dan PP 19/2008) Permendagri tentang Perencanaan Daerah (pengganti Permendagri 54/2010) Sebagai masukan
Sebagian materi dicakup dalam Permen ini
Sebagian materi dicakup dalam Permen ini
Sebagai masukan Sebagai masukan
SUBSTANSI TERAPAN DALAM MASA TRANSISI (2015)
No
PNPM saat ini
Masa Transisi (2015)
UU Desa (2016)
I
Alokasi dan Penyaluran BLM
• Kriteria alokasi menggunakan jumlah dan sebaran penduduk miskin.
• Alokasi BLM berada dalam DIPA Sektor (K/L) yang langsung ditransfer ke rekening UPK. • Penyaluran BLM dilakukan oleh
UPK langsung kepada rekening masyarakat.
• Penerapan kriteria IKW dalam rencana alokasi BLM (Dana Desa) untuk tahun anggaran 2015. • Penyusunan skema transfer Dana
Desa melalui pos Dana Penyesuaian kepada Kabupaten/Kota.
• Penyusunan mekanisme penyaluran Dana Desa dari Kabupaten/Kota ke rekening UPK untuk disalurkan kepada (kelompok) masyarakat.
• Kriteria IKW ditambahkan menjadi salah satu penetapan Lokasi/Alokasi.
• Alokasi Dana Desa langsung ditransfer ke rekening Desa, melalui Kabupaten/Kota. • Penyaluran Belanja Desa
dilakukan langsung kepada (kelompok) masyarakat.
II
Penerapan Perencanaan Partisipatif
• Penerapan perencanaan partisipatif dilakukan melalui siklus pemberdayaan PNPM. • Pelaksanaan siklus PNPM di atas
dilakukan terpisah dengan
perencanaan pembangunan desa. • Dokumen hasil perencanaan
partisipatif (MMDD/PJM Pronangkis) menjadi masukan dalam penyusunan RPJM Desa.
• Penyusunan mekanisme
perencanaan partisipatif yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa.
• Penerapan perencanaan partisipatif menjadi dasar penyusunan dokumen RPJM Desa dan RKP Desa.
• Penguatan kecamatan dalam integrasi perencanaan partisipatif melalui pelimpahan sebagian
• Perencanaan partisipatif
dijalankan melalui Musyawarah desa dan Musrengbang Desa. • Perencanaan partisipatif
menghasilkan satu kesatuan dokumen perencanaan desa, yaitu RPJM Desa dan RKP Desa. • Perencanaan Pembangunan
Desa merupakan salah satu sumber masukan dalam
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 30
No
PNPM saat ini
Masa Transisi (2015)
UU Desa (2016)
III
Kedudukan dan Peran Lembaga Masyarakat
• Pembentukan/pemanfaatan lembaga masyarakat (UPK/BKM) ditujukan untuk mengelola seluruh kegiatan PNPM.
• Lembaga Masyarakat berperan dalam mengorganisasikan seluruh
pelaksanaan kegiatan Pokmas. • Aset hasil pembangunan PNPM
diserahkan pengelolaan dan
pemeliharaannya kepada masyarakat. • Pengelolaan dana bergulir masyarakat
dilakukan pada tingkat kecamatan dan disalurkan kepada Pokmas. • BAKD berperan melakukan
pengawasan dan audit kepada lembaga masyarakat (UPK), dan kerjasama antar desa.
• Konsolidasi lembaga masyarakat desa/kelurahan dan kelompok pemberdayaan masyarakat PNPM untuk memperkuat struktur organisasi pemerintah Desa dan menjadi bagian dari lembaga-lembaga reguler di Desa.
• Konsolidasi tingkat kecamatan, UPK dan Badan Pengawas-UPK menjalankan fungsinya menjadi unit dibawah Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD).
• Menyusun mekanisme
penyerahan aset kepada Desa, dan meneruskan
pengelolaannya oleh lembaga masyarakat yang ada.
• Lembaga Masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat Desa dan mitra Pemerintah Desa.
• Lembaga Masyarakat berperan melakukan pemberdayaan masyarakat, merencanakan dan melaksanakan pembangunan. • Lembaga masyarakat berperan
meningkatkan pelayanan desa melalui pengelolaan aset desa berdasarkan hasil musyawarah. • Membentuk BUMDes untuk
mengelola dana bergulir dan pelayanan umum Desa. • Dalam melaksanakan
pembangunan antar-Desa, BAKD dapat membentuk Pokmas
sesuai dengan kebutuhan.
No
PNPM saat ini
Masa Transisi (2015)
UU Desa (2016)
IV
Peran dan Tugas Pendampingan
• Mengorganisasi masyarakat dalam pembentukan dan penguatan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan.
• Fasilitasi dan dampingan penyusunan perencanaan partisipatif, pelaksanaan dan pengawasan
• Memastikan pengelolaan dan
pemanfaatan dana bantuan langsung masyarakat sesuai dengan rencana kegiatan, prosedur dan ketentuan. • Remunerasi dibiayai oleh alokasi
anggaran K/L, termasuk manajemen dan supervisinya.
• Perubahan orientasi pendampingan dari skala program dan masyarakat menjadi skala desa dan kawasan perdesaan. • Penguatan kapasitas
pendamping melalui peningkatan kompetensi pendampingan Desa.
• Pengaturan penyediaan sumber daya dan manajemen
pendampingan.
• Perbaikan Remunerasi dengan pembiayaan oleh Pusat,
termasuk manajemen dan supervisi.
• Optimalisasi mengerahkan tenaga Fasilitator PNPM saat ini, termasuk Pendamping Lokal dan Setrawan.
• Pemberdayaan masyarakat dengan melakukan
pendampingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan. • Pemerintah (provinsi dan
kab/kota) berkewajiban melakukan pembinaan pendamping dalam rangka pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa.
• Remunerasi dibiayai oleh Pemerintah Daerah, dan supervisi oleh Pusat.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN