SEKOLAH FASHION ESMOD DI BANDUNG
SYAFIRA
Universitas Bina Nusantara, JLN. Mesjid Al-Anwar no 20RT 009 RW 003, Sukabumi Utara, kebon jeruk, Jakarta barat. 081281690635, syafira_hasni@yahoo.com
Syafira, Silvia Meliana S.T., M.Des, Anita Dian Ekawati, S.Sn
ABSTRAK
Fashion sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pada era modern ini, fashion terus berkembang pesat dan menjadi sesuatu yang tidak ada hentinya untuk dibahas. Bagi penggemar fashion, mengikuti fashion terkini merupakan keharusan karena fashion dianggap sebagai identitas diri. Antusiasme terhadap fashion cukup besar terlihat dari keaktifan peminat fashion untuk mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan fashion dan mengikuti perkembangan fashion yang ada. Bandung merupakan sebuah kota terbesar yang terkenal sebagai kota dengan potensi industri bisnis yang tinggi dan Bandung dapat dijadikan wadah dalam mengembangkan fashion tersebut. Dengan kedudukan kota sebagai kota bisnis tetap, mengantarkan fashion terhadap perindustrian yang besar yang disesuaikan dengan kesenangan masyarakat.
Kata Kunci
Fashion, Sekolah, Mahasiswa, Bandung
ABSTRACT
Fashion is already be our daily lifestyle. In this modern era, fashion keeps growing and become something that will always talked about by people every time. For someone who adore fashion, become a part of nowadays fashion is a necessity because fashion seen as their self identity. Fashion's enthusiasm mostly shown through the people who likes fashion to be a part of some big events which related to
▸ Baca selengkapnya: proposal fashion show sekolah
(2)fashion and following its development. Bandung a is one of the big cities which known as city with high potential in business industries and Jakarta can also be good place to improve fashion. As a city which become a permanent business, it brought fashion to the big industry that will adapt with people's interest.
Keyword
Fashion, School, Student, Bandung
PENDAHULUAN
Pada awalnya pakaian dibuat oleh manusia sebagai tanggapan akan keadaan lingkungan, jadi pakaian dipakai sebagai alat untuk melindungi dan menutupi tubuh sebagai hasil interaksi dengan alam. Material pakaian pun masih sederhana baik dari kulit kayu maupun daun-daunan. Dalam perkembanganya pakaian mengelami perubahan fungsi, dari sekedar alat untuk menutupi tubuh menjadi semacam simbol kepribadian dan menunjukan eksistensinya atau kelasnya dalam masyarakat. Demikian juga dengan gaya, corak dan model pakaian. Model, jenis dan ragam bentuk pakaian tidak lepas dari peranan perancang busana. Untuk itu interaksi yang terjadi antara perancang busana dan pemakaian merupakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi.
Tanggapan masyarakat akan fashion di Bandung masih terus meningkat. Sayangnya masyarakat Bandung masih terus mempunyai kecenderungan sebagai follower dan sering menjadi korban fashion karena tidak mempunyai kepribadian sendiri. Hal ini disebabkan kurangnya
informasi aktual yang tepat yang diterima oleh masyarakat Bandung sendiri. Sekolah Fashion Esmod sebagai salah satu sekolah fashion di Jakarta pada perkembangannya membawa kemajuan besar dalam mencetak perancang-perancang muda berbakat dan berpotensi,sayangnya sarana yang dimiliki oleh Esmod masih memiliki beberapa kekurangan. Adanya kekurangan fasilitas dan sarana untuk menimba ilmu menjadi berpengaruh secara psikologis hanya mengacu pada segi fungsional tanpa memperhatikan unsur estetika dan psikilogis pengguna.
Dengan perancangan sekolah fashion ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang begitu besar dalam dunia interior sendiri, khususnya dalam dunia fashion dan pendidikan. Perancangan difokuskan pada pengolahan ruang secara maksimal sesuai dengan tuntutan dari
pengguna dan berdasarkan pada kurikulum pendidikan di Esmod sendiri, yang nantinya akan berinteraksi dengan unsur-unsur interior lainnya.
METODE PENELITIAN
Skema di atas merupakan garis besar dari teknik pengumpulan data yang dilakukan. Secara keseluruhan, teknik yang dipakai adalah teknik deskriptif yang meliputi:
A. Literatur
Pencarian data melalui literatur untuk memperoleh data-data yang baku dan benar yang dapat digunakan sebagai patokan dasar dalam pembahasan mengenai proyek sekolah fashion.
B. Metode wawancara
Yang dilakukan untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dengan bertanya secara lisan. Tujuannya adalah agar terjadi interaksi langsung apabila terjadi hal yang tidak sesuai dengan rencana, prosedur, aturan atau kaidah yang berlaku untuk peranan perencanaan interior sekolah fashion yang menjadi proyek tugas akhir.
C. Konsultasi teknis (asistensi)
Pelaksanaan dilakukan dengan dosen pembimbing dan narasumber yang terkait untuk berkonsultasi tentang data, analisa data, dan proses perencanaanya.
HASIL DAN BAHASAN
Hasil penelitianPenulis telah melakukan observasi ke 3 sekolah, yaitu sekolah fashion esmod Jakarta, lassale college, raffles institute. Penulis telah menemukan berbagai masalah dalam setiap sekolah yaitu.
Permasalahan yang ditemui pada sekolah fashion esmod
2. suasana kelas yang tidak kondusif untuk melakukan system pembelajaran. 3. pembagian ruangan yang kurang baik
4. banyaknya ruangan kelas darurat. 5. sirkulasi ruangan yang kurang baik.
Permasalahan yang ditemui pada lassale college 1. keterbatasan fasilitas pada sekolah.
2. pembagian ruangan yang kurang baik.
3. ruangan multifungtion yang di jadikan ruangan kleas. Permasalan yang ditemui pada raffles institute 1. keterbatasan fasilitas pada sekolah.
2. ruangan sekolah yang terlalu kecil,.
3. perpustakaan yang digunakan sebagai area menerima tamu. 4. tidak adanya café pada sekolah.
Bahasan
1. Bagaimana merancang interior sekolah yang memiliki tata ruang yang baik dan sirkulasi yang baik dan benar untuk memudahkan mahasiswa dan staff sekolah? Cara mengatasi tata ruang yang kurang baik pada sekolah,penulis membuat sirkulasi yang mudah dan teratur, seperti bagian abawah sekolah terdapat kantor dan ruang tata usaha dan terdapat ruang kelas teori. sedangkan di bagian lantai 1 sekolah terdapat bagian kelas untuk menjahit. Pada bagian kantor sekolah ruangan guru dan academik sekolah di pisahkan.
2. Bagaimana merancang interior sekolah fashion yang dapat menimbulkan kreativitas bagi mahasiswanya.
Menciptakan gaya desain yang sederhana yang dapat menonjolkan setiap karya masiswa yang dapat menunjukan keratifitas bagi mahasiswa.
3. Bagaimana merancang interior sekolah fashion yang memiliki fasilitas sesuai dengan kebutuhan sekolah fashion.
Fashion sangat membutuhkan tempat memamerkan karya fashion desainer, olehkarena itu sekolah ini membutuhkan fasilitas fashion show area.
SIMPULAN DAN SARAN
Diakhir penyusunanan laporan Tugas Akhir yang berjudul Perencanaan Interior pada Sekolah Fashion Esmod dapat di ambil kesimpulan:
A. Masalah-masalah yang timbul, dapat dipecahkan dengan baik melalui perancangan yang dapat memecahkan masalah yang ada, mulai dari kebutuhan ruang, kapasitas mahasiswa dan lain-lain.
B. Pengolahan ruangan dapat meningkatkan fungsi dan kenyamanan yang sangat cocok untuk digunakan oleh mahasiswa yang dapat meningkatkan kreativitas.
C. Ruang-ruang dengan sirkulasi yang baik diharapkan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa sesuai dengan fungsi ruangan-ruangan tersebut.
D. Dibukanya Esmod Bandung, diharapkan fashion akan selalu berkembang baik di daerah Bandung. Diharapkan Bandung dapat berkembang di dunia
fashion dan dapat melahirkan para desainer fashion yang mempunyai karya
kelas internasional.
Dengan kesimpulan ini diharapkan masalah yang ditimbulkan sekolah ini dapat diatasi dengan baik, dan Sekolah Fashion Esmod ini dapat berkembang dengan baik di daerah Bandung.
B. Saran
Selama menjalankan survey yang dilakukan, dapat dilihat kurangnya peranan interior dalam perencanaan Sekolah Fashion Esmod, padahal sekolah ini berhubungan erat dengan dunia interior. Setiap sekolah tidak menampilkan suatu bangunan ataupun interior yang memberikan kenyamanan baik mahasiswanya. Peranan interior sangat berpengaruh pada suatu ruangan yang bias mengangkat kreativitas mahasiswa.
Untuk para mahasiswa yang menuntut ilmu di Sekolah Fashion Esmod dapat menghasilkan karya-karya yang berkelas internasional dan dapat mengikuti perkembangan fashion dunia dan tentunya dapat menciptakan gaya desain sendiri. Mahasiswa juga dapat memanfaatkan seluruh fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Dengan begitu Sekolah
Dengan demikian, semoga saran ini dapat menyempurnakan program yang akan digunakan, terutama yang berhubungan dengan dunia fashion. Dan
semoga dapat memberikan banyak masukan kepada sekolah fashion.
REFERENSI
Suptandar, J.Pamudji. (1999). Desain Interior Pengantar Merencana Interior Untuk
Mahasiswa Desain Dan Arstitektur. Jakarta. Djambatan.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. UU, Sisdiknas. (2003). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Jakarta. Alfabeta.
USPN.No.2 Tahun 1989. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Malcolm Bernard. (2007). Fashion Comunication.
Bonnie English. (2007). A Culural History Of Fashion In The 20th Century. England.
Jenifer Alfano. (2009). Instyle The New Secrets Of Style. England. Melcher Media. Joseph De Chiara, Julius Panero dan Martin Zelnik. (1991). Time-Saver Standards
For Interior Design And Space Planning. United States Of America. McGraw-Hill.
Soekidjo Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaki Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Sekolah Swasta.
www.Situs Resmi Dinas Pariwisata Kota Bandung.com
RIWAYAT PENULIS
Syafira lahir di kota Jakarta pada 15 setember 1991. Penulis menamatkan
pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada than 2013. Saat ini berkerja sebagai freelance.