Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa (KLB) Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa (KLB) W
Waababah h atatau au KeKejajadidian an LuLuar ar BiBiasasa a (K(KLBLB) ) pepenynyakakit it memenunulalarr, , kekeraracucunanann makanan,keracunan bahan berbahaya lainya masih menjadi masalah kesehatan makanan,keracunan bahan berbahaya lainya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang masyarakat, karena menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar,
besar, menyerap menyerap anggaran anggaran biaya biaya dalam dalam upaya upaya penanggulangannya,berdampak penanggulangannya,berdampak pada
pada sektor sektor ekonomi, ekonomi, pariwisata pariwisata serta serta berpotensi berpotensi menyebar menyebar luas luas lintas lintas daerahdaerah bahkan internasional yang butuh k
bahkan internasional yang butuh koordinasi dalam penanggulanganoordinasi dalam penanggulangan
Oleh karena itu, ketika terjadi wabah penyakit dan kejadian luar bisa haruslah Oleh karena itu, ketika terjadi wabah penyakit dan kejadian luar bisa haruslah ditangani secara epidemiologi dengan cepat agar tidak terus berlanjut dan meluas. ditangani secara epidemiologi dengan cepat agar tidak terus berlanjut dan meluas. Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Konsep Investigasi Wabah Dan Kejadian Luar Biasa (KLB)
a. Pengertian Wabah/ KLB
a. Pengertian Wabah/ KLB
Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan
tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan
1. Wabah
1. Wabah
WaWabah bah adalah kejadian adalah kejadian berjangberjangkitnykitnya a suatu penyakit suatu penyakit menulmenular ar dalam masyarakatdalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang laim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. yang laim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. !enteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah "ndonesia yang !enteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah "ndonesia yang terjangkit wabah s
terjangkit wabah sebagai daerah ebagai daerah wabah. (#!K $o.%&%, 'ahuwabah. (#!K $o.%&%, 'ahun &).n &).
2. KLB (Kejadian Luar Biasa)
2. KLB (Kejadian Luar Biasa)
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada tteerrjjaaddiinnyya a wwaabbaahh. . mmeennuurruut t #eerraattu# urraan n !!eenntteerri i KeesseehK haattaan n **" " $$oo.. +
++-!+-!$K$K/-/-#*#*-0--0-++ tententantang g 1en1enis is #eny#enyakiakit t !en!enulaular r ''erertententu tu 22aangng 3apat !enimbulkan Wabah dan 4paya
3apat !enimbulkan Wabah dan 4paya #enanggulangannya#enanggulangannya b. Konsep Wabah/ KLB b. Konsep Wabah/ KLB
1. Konsep Wabah
1. Konsep Wabah
a) Kriteria Wabah a) Kriteria Wabah/uatu penyakit dikatakan mengalami wabah bila 5 /uatu penyakit dikatakan mengalami wabah bila 5
+. #eningkatan kejadian penyakit-kematian terus6menerus selama 7 kurun waktu berturut6turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
. "nsidens rate meningkat kali atau lebih dibanding angka rata6rata sebulan atau setahun sebelumnya.
7. 8ngka rata6rata bulanan dalam satu tahun dari penderita baru menunjukkan kenaikan kali atau lebih dibandingkan angka yang sama untuk tahun sebelumnya.
&. Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 9 atau lebih, dibanding dengan :;* dari periode sebelumnya
b) Jenis Wabah
Berdasarkan si<at wabah terbagi menjadi jenis, yaitu 5 +. Common Source Epidemic (Point Source Epidemic)
8dalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relati< singkat. 8dapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam, tidak ada angka serangan ke dua
+. Propagated/Progresive Epidemic
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui =ektor, relati< lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geogra<is yang sesuai dengan urutan generasi kasus.
2. Konsep KLB a. Kriteria KLB
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan 3irjen $o. &+-%+, tentang #edoman #enyelidikan dan #enanggulangan Kejadian Luar Biasa. !enurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur 5
+. 'imbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
. #eningkatan kejadian penyakit- kematian terus menerus selama 7 kurun waktu berturut6turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
7. #eningkatan kejadian penyakit-kematian kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
&. 1umlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata6rata perbulan dalam tahun sebelumnya. .
!enurut !asykuri (+%%>), untuk menentukan apakah jumlah kasus yang ada melampaui jumlah yang diharapkan biasanya dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat ini dengan jumlah beberapa minggu atau beberapa bulan sebelumnya atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama di tahun6tahun sebelumnya.
b. Jenis KLB
+. !enurut #enyebab
a. 'oksin 5 ntero toksin, e?oto?in, endoto?in b. "n<eksi 5 @irus, bakteri, cacing, protooa
c. 'oksin Biologis 5 *acun jamur, plankton, al<ato?in, racun ikan, racun, tumbuh6tumbuhan
d. 'oksin Kimia 5 Aat organic (logam berat, cyanide), insekta, gas beracun . !enurut /umber
a. 3ari !anusia 5 1alan na<as, tangan, tenggorokan, hubungan seks, tinja
b. Kegiatan !anusia 5 'oksin bilogis dan kimia (tempe brongke, penyemprotan, penangkapan ikan dengan racun), jarum suntik tidak steril
c. 3ari Binatang 5 Binatang piaraan, ikan, binatang pengerat (contoh 5 leptospirosis)
d. /erangga 5 Lalat, nyamuk (3B3, <ilarial, malaria)
e. 3ari 4dara dan 8ir 5 stapilococcus, streptococcus, =ibrio
<. 3ari makanan dan minuman 5 Keracunan singkong, jamur makanan kaleng . Peran Pen!e"idi#an Wabah/ KLB
#enyelidikan pidemiologi merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau sur=ey yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit secara lebih menyeluruh. /edangkan #enyelidikan Wabah adalah suatu kegiatan untuk memastikan adanya KLB-Wabah, mengetahui penyebab, mengetahui sumber penyebaran, mengetahui <aktor resiko dan menetapkan program penanggulangan KLB
#erbedaan keduanya penyelidikan epidemiologi dilakukan secara menyeluruh sedangkan penyelidikan wabah dilakukan untuk memastikan adanya wabah.
;ungsi penyelidikan wabah- KLB, yaitu5 +. !encegah meluasnya Wabah- KLB
. !encegah terulangnya Wabah- KLB dimasa yang akan datang
7. 3iagnosis kasus yang terjadi dan mengidenti<ikasi penyebab penyakit. &. !emastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB
. !engidenti<ikasi sumber dan cara penularan
. !engidenti<ikasi keadaan yang menyebabkan KLB
>. !engidenti<ikasikan populasi yang rentan atau daerah yang beresiko
$. %ipe Dan %ujuan &urvei"ans 'pideio"ogi Da"a Pen!e"idi#an Wabah/KLB
a. %ipetipe &iste &urvei"ans
+. #asi< /ur=eilans pasi< dimana proses pengumpulan data tidak secara langsung, tetapi menunggu pro=ider untuk mengirim laporan Keuntungan lebih murah, namun kerugiannya butuh kerja sama yang baik dan sering kali inkonsisten keterlambatan laporan.
. /u=eilans 8kti<
3imana sur=eilans yang pengumpulan data secara langsung dari berbagai sumber dan media. Keuntungan data yang diperoleh sesuai kebutuhan, sedang kerugian mahal.
7. /ur=eilans /entinel
/ur=eilans dimana data6data berasal dari kelengkapan data yang reliable, cepat, dan sering kali murah berasal dari sumber kesehatan dan diupayakan tersebar luas dalam hal goegra<is dan demogra<is.
b. %ujuan
/alah satu kegunaant sur=eilans adalah untuk mendeteksi adanya wabah atau KLB (Kejadian Luar Biasa). Wabah dan KLB itu sendiri dapat dideteksi pada saat melakukan analisis data sur=eilans. Wabah atau KLB ini terdeteksi apabila hasil sur=eilans menunjukan adanya peningkatan kasus yang dilaporkan atau adanya kejadiaan yang tidak seperti biasanya.
Beberapa alasan mengenai perlu dilaksanakannya in=estigasi atau penyelidikan terhadap adanya wabah atau KLB adalah untuk program pencegahan dan pengendaliaan penyakit, untuk keperluan penelitian dan pelatihan, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan, menjaga hubungan masyarakat,
keprihatinan politik dan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. 1ika in=estigasi terhadap KLB suatu penyakit memang harus dilaksanakan hasilnya juga harus rasional, sesuai dengan akal sehat, secara ilmiah memang logis dan dapat dibuktikan. /elain itu, temuannya jelas dan berguna bagi mereka yang terpengaruh dengan hasilnya yaitu kelompok populasi.
*. Pen!a#itPen!a#it Potensia" Wabah
!enurut #eraturan !enteri Kesehatan *" $omor ++-!$K/-#*-0-+ tentang 1enis #enyakit !enular 'ertentu 2ang 3apat !enimbulkan Wabah dan 4paya #enanggulangannya adalah 5
+. 1enis6 jenis penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah sebagai berikut 5
+. Kholera, . #es, 7. 3B3,
&. :ampak, . #olio, . 3i<teri, >. #ertusis C. *abies, %. !alaria, +. 8=ian "n<luena D$+, ++. 8nthra?. +. Leptospirosis +7. Depatitis
+&. "n<luena 8 baru (D+$+)- #andemi % +. !eningitis,
+. 2ellow ;e=er, +>. :hikungunya
#enyakit menular tertentu lainnya ditetapkan dapat menimbulkan wabah ditetapkan oleh !enteri Kesehatan *".
+. Lang#ah"ang#ah Investigasi KLB/Wabah
Langkah6langkah in=estigasi KLB-wabah (:3:, +%%E 3wyer dan Fro=es, dalam $elson, dkk, ) meliputi beberapa tahapan sebagai berikut5
1. Persiapan "apangan
#ada tahap ini harus dipersiapkan 7 kategori5 a. Persiapan investigasi
'ermasuk dalam kategori ini adalah mempersiapkan5
6 pengetahuan tentang dan ketrampilan melakukan in=estigasi lapangan, termasuk pengetahuan G teknik pengumpulan data dan manajemen spesimen
6 pengetahuan dan ketrampilan melakukan analisis data dengan komputer 6 dukungan tinjauan kepustakaan ilmiah yang memadai
6 material dan instrumen in=estigasi, seperti kuesioner, bahan-sediaan spesimen dan tes laboratorium
b. Persiapan adinistrasi
3alam kategori ini tim kesehatan harus mempersiapkan aspek administrati< dari in=estigasi seperti5 penyediaan perijinan, surat6surat atau dokumen <ormal-legal dalam melakukan in=estigasi, penyediaan dana yang memadai, transportasi yang dapat diandalkan, kerapian dalam dokumentasi, pembagian tugas dan koordinasi dalam tim kesehatan, dll.
,. Persiapan #onsu"tasi
#ada tahap ini sudah harus dipikirkan peran dan posisi tim kesehatan dalam proses in=estigasi. /ebelum melakukan in=estigasi harus jelas, apakah tim kesehatan memiliki peran langsung memimpin in=estigasi, atau hanya mitra dari pejabat-petugas kesehatan setempat (misalnya tim atau organisasi kesehatan 8rab /audi), atau berperan memberikan bantuan konsultasi terhadap pejabat-petugas lokal. !engenal dan menjalin kerjasama dengan petugas-sta<-kontak lokal
serta otoritas setempat adalah sangat penting.
2. Kon-irasi #ejadian KLB/abah dan veri-i#asi diagnosis a. Kon-irasi #ejadian KLB/abah
#ada situasi KLB-wabah, umumnya diasumsikan bahwa semua kasus6kasus yang muncul saling terkait satu sama lain dan terjadi akibat hal atau sebab yang sama. Oleh karena itu harus dipastikan bahwa5
+) Kumpulan kejadian kesakitan (cluster) tersebut memang merupakan peningkatan tidak wajar dari kasus6kasus yang saling berhubungan dan memiliki sebab yang sama dan bukannya cluster sporadis kasus6kasus penyakit yang sama tapi tidak saling berhubungan atau bahkan kumpulan kasus6kasus yang mirip yang sebenarnya berasal dari beberapa penyakit yang berbeda.
) 1umlah kasus memang melebihi yang diperkirakan (e?pected). Bagaimana mengetahui jumlah kasus yang diperkirakanH
Biasanya perkiraan dapat dilakukan dengan membandingkan dengan jumlah kasus pada minggu atau bulan sebelumnya atau dengan bulan yang sama pada tahun6 tahun sebelumnya. 3ata tentang jumlah kasus sebelumnya tentu harus diperoleh dari berbagai sumber6sumber data yang tersedia di wilayah tersebut baik dari sistem sur=eilens lokal, pencatatan dan pelaporan yang rutin di komunitas atau di berbagai <asilitas kesehatan lokal, kegiatan sur=ei atau asesmen yang bersi<at
ad6hoc, dll.
7) #eningkatan jumlah kasus yang melebihi yang diperkirakan tersebut bukan disebabkan oleh <aktor6<aktor lain yang arti<isal (diluar peningkatan insiden penyakit yang sesungguhnya),
seperti misalnya peningkatan karena5 6 perubahan de<inisi kasus
6 peningkatan kegiatan penemuan kasus (case <inding) 6 peningkatan sistem-prosedur pelaporan lokal
6 peningkatan kesadaran masyarakat untuk mecari pengobatan 6 penambahan besar populasi
6 dll.
b. eri-i#asi Diagnosis
'ujuan =eri<ikasi diagnosis adalah5
+) memastikan bahwa penyakit-masalah kesehatan yang muncul memang telah didiagnosis secara tepat dan cermat.
) menyingkirkan kemungkinan kesalahan pemeriksaan laboratorium sebagai pendukung diagnostik.
4ntuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan5 +) ketrampilan klinis yang memadai dari tim kesehatan
) kualitas pemeriksaan lab yang baik dan memenuhi standar tertentu yang diharapkan
7) komunikasi yang baik antara tim kesehatan dan jamaah sakit, untuk menggali secara lebih akurat riwayat penyakit dan pajanan potensial
. Penentuan de-inisi #asus0 identi-i#asi dan penghitungan #asus dan pajanan
a. Penentuan de-inisi #asus
3e<inisi kasus adalah kumpulan (set) yang standar tentang kriteria klinis untuk menentukan apakah seseorang dapat diklasi<ikasikan sebagai penderita penyakit tsb. 3e<inis kasus dalam konteks KLB-wabah haruslah dibatasi oleh karateristik tertentu dari, orang tempat dan waktu. /ekali ditetapkan maka de<inisi kasus ini harus dipakai secara konsisten pada semua situasi dalam in=estigasi.
Berdasarkan derajat ketidakpastiannya diagnosis kasus dapat dibagi menjadi5
+) Kasus de<initi<-kon<irmati< (de<inite-con<irmed case) adalah diagnosis kasus yang dianggap pasti berdasarkan =eri<ikasi laboratorium
) Kasus sangat mungkin (probable case) adalah diagnosis kasus yang ditegakkan berdasarkan berbagai gambaran klinis yang khas tanpa =eri<ikasi laboratorium
7) Kasus mungkin-dicurigai (possible-suspected case) adalah diagnosis kasus yang ditegakkan berdasarkan sedikit gambaran klinis yang khas tanpa =eri<ikasi laboratorium.
b. Identi-i#asi dan penghitungan #asus dan pajanan
3alam rangka menghitung kasus, terlebih dahulu harus dipikirkan mekanisme untuk mengidenti<ikasi kasus dari berbagai sumber kasus yang mungkin, seperti dari-di5
+. <asilitas kesehatan, seperti B#D", #os !edik, */ 8rab /audi, dll. . pemukiman jamaah
7. sarana transportasi seperti pesawat &. jemaah yang sakit atau keluarganya . dll.
"n<ormasi yang dapat digali dari setiap kasus adalah5
+. identitas kasus, misal5 nama, no. jamaah, no. kloter, nama asal embarkasi, no-nama rombongan no-nama regu, dll.
7. karateristik klinis, misal riwayat penyakit, keluhan dan tanda sakit yang dialami, serta hasil lab
&. karateristik <aktor6<aktor risikoyang berkaitan dengan sebab6sebab penyakit dan <aktor6<aktor pemajanan spesi<ik yang rele=an dengan penyakit yang diteliti.
. in<ormasi pelapor kasus.
Berbagai in<ormasi tersebut biasanya direkam dalam <ormat pelaporan yang standar, kuesioner atau <orm abstraksi-kompilasi data. ;orm abstraksi-kompilasi data berisi pilihan in<ormasi6in<ormasi terpenting yang perlu didata untuk setiap kasus. Bentuk <ormat kompilasi tsb berupa baris6baris da<tar kasus (line listing). #ada <ormat line listing ini setiap kasus yang ditemui diletakkan pada setiap baris, sementara setiap kolomnya berisi =ariabel penting kasus tsb. Kasus baru akan dimasukkan-ditambahkan pada baris di bawah kasus sebelumnya, sehingga kita dapat memiliki da<tar kasus yang selalu diperbaharui (up6dated) berikut jumlahnya dari waktu ke waktu.
$. %abu"asi data epideio"ogi des#ripti- berdasar#an orang0 tepat dan a#tu
KLB-wabah dapat digambarkan secara epidemiologis dengan melakukan tabulasi data <rekuensi distribusi kasusnya menurut karakteristik orang, tempat dan waktu. #enggambaran ini disebut epidemiologi deskripti<.
'abulasi data <rekuensi distribusi kasus berdasarkan karateristik orang dilakukan untuk melihat apakah karakteristik orang-populasi tertentu memberikan tingkat risiko tertentu untuk terjadinya penyakit. Karateristik orang yang laim diteliti adalah karakteristik demogra<is, klinis dan pajanan.
3eskripsi data <rekuensi distribusi kasus berdasarkan karateristik tempat dimaksudkan untuk memperkirakan luasnya masalah secara geogra<is dan menggambarkan pengelompokkan (clustering) dan pola penyebaran (spreading) penyakit berdasarkan wilayah kejadian yang nantinya dapat dijadikan petunjuk
untuk mengidenti<ikasi etiologi penyakit tsb. #eta bintik (spot map) dan #eta area (area map) merupakan bentuk penyajian data deskripti< menurut tempat yang sangat berguna. #enerapan sistem in<ormasi geogra<is (geogra<ic in<ormation system atau F"/) berikut piranti lunaknya dapat mendukung tercapainya tujuan tersebut di atas.
3eskripsi <rekuensi distribusi kasus berdasarkan karateristik waktu dilakukan untuk beberapa tujuan berikut ini5
a. mengetahui besarnya skala KLB-wabah dan kecenderungan waktu (time trend) dari kejadian KLB-wabah tsb. 4ntuk mempermudah tercapainya tujuan ini KLB-wabah dapat digambarkan menggunakan kur=a epidemik (epi) ini.
b. memprediksi jalannya KLB-wabah di waktu6waktu mendatang
c. mengenal pola epidemi yang terjadi, apakah common source (berasal dari + sumber yang sama dan menyebar sekaligus) atau propagated (menyebar dari orang ke orang) atau campuran keduanya.
*. Pengupu"an spe,ien dan ana"isis "aboratoriu
#engumpulan spesimen apabila memungkinkan dan layak (<easible) dapat membantu kon<irmasi diagnosis, bahkan untuk penyakit tertentu merupakan penentu diagnosis, seperti misalnya pada kasus kolera, salmonelosis, hepatitis dan keracunan logam berat. $amun harus dipahami bahwa setiap perangkat dan teknik tes laboratorium memiliki nilai =aliditas (sensiti<itas dan spesi<isitas) tertentu yang akan menentukan besarnya <alse positi< atau <alse negati< dari diagnosis kasus.
+. oru"asi dan uji hipotesis e"a"ui studi epideio"ogi ana"iti# a. oru"asi hipotesis
Berdasarkan <akta6<akta epidemiologi deskripti< (deskripsi kasus menurut orang tempat dan waktu), kita dapat mulai membuat dugaan atau penjelasan sementara (hipotesis) yang lebih <okus tentang <aktor6<aktor risiko atau determinan yang diperkirakan terlibat dalam kejadian KLB-wabah tersebut.
Dipotesis yang kita buat haruslah diarahkan untuk mencari penjelasan tentang5 +) /umber penularan
) :ara penularan (mode o< transmission)
7) ;aktor6<aktor risiko atau determinan yang mempengaruhi terjadinya KLB-wabah #roses penalaran dalam membuat hipotesis dapat menggunakan pendekatan berikut5
+) !etode perbedaan (di<<erence) ) !etode kecocokan (agreement)
7) !etode =ariasi yang berkaitan (concomitant =ariation) &) !etode analogi (analogi)
#roses pengujian hipotesis bergantung pada bukan hanya pendekatan-uji statistik yang dipakai tapi juga desain studi epidemiologi analitik yang dipakai untuk menyelidiki etiologi atau determinan penyakit yang menimbulkan KLB-wabah. 3esain studi epidemiologi analitik yang boleh dipertimbangkan untuk digunakan dalam in=estigasi wabah adalah studi kasus kontrol dan kohort.
3. 4p"i#asi studi sisteati# tabahan
/elain studi epidemiologi deskripti< dan analitik, kadangkala diperlukan dukungan tambahan dari studi6studi sistematik lain, khususnya ketika studi epidemiologi analitik masih belum dapat menyuguhkan bukti6bukti yang kuat. /tudi6studi sistematik tambahan yang dapat dilakukan misalnya adalah studi metaanalisis, studi kualitati<, studi mortalitas, sur=ei serologis atau in=estigasi lingkungan.
5. Penerapan intervensi penanggu"angan dan pen,egahan
Walaupun secara teoritis, penerapan inter=ensi penanggulangan dan pencegahan berada pada langkah ke delapan, namun dalam prakteknya langkah inte=ensi ini
harus dapat dilakukan secepat dan sedini mungkin, ketika sumber KLB-wabah sudah dapat diidenti<ikasi.
/ecara umum inter=ensi penanggulangan dapat diarahkan pada titik-simpul terlemah dalam rantai penularan penyakit, seperti5
a. agen etiologi, sumber, reser=oir atau kondisi lingkungan yang spesi<ik b. keberadaan <aktor6<aktor risiko yang ikut berpengaruh
c. mekanisme transmisi penyakit
d. kerentanan host (yaitu jemaah haji) melalui program kebugaran dan =aksinasi misalnya
6. Kouni#asi hasi"
'ugas terakhir dalam in=estigasi wabah adalah mengkomunikasikan dengan baik hasil in=estigasi kepada berbagai pihak yang berwenang, bertanggungjawab dan terkait dengan inter=ensi penanggulangan dan pencegahan.
;ormat-bentuk komunikasi yang dapat dilakukan adalah berupa5 a. #enjelasan lisan.
3alam <ormat ini pihak6pihak yang berwenang, bertanggungjawab dan terkait dengan inter=ensi
penanggulangan dan pencegahan. #resentasi oral haruslah jelas, mudah dipahami dan secara ilmiah meyakinkan pengambil keputusan sehingga dapat memoti=asi mereka untuk segera melakukan inter=ensi
b. #enulisan laporan.
Dasil in=estigasi juga perlu ditulis dalam laporan dengan sistematika tertentu yang sesuai dengan standar6standar penulisan ilmiah. /istematika yang dipakai meliputi5 +) pendahuluan-latar belakang ) tujuan 7) metodologi &) hasil ) pembahasan
) simpulan dan saran-rekomendasi
/umber 5 Konsep Investigasi Wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB)0 disusun Dei &andra dan &ri 7aha 8u"i