• Tidak ada hasil yang ditemukan

essay pemenang ewc ois fisip ui 2013 tingkat nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "essay pemenang ewc ois fisip ui 2013 tingkat nasional"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPILASI ESAI JUARA EWC

OLIMPIADE ILMU SOSIAL

KE-10

Dokumen ini berisi 3 esai terbaik pemenang lomba Essay Writing Competiion (EWC) pada Olimpiade Ilmu Sosial ke-10. Kami membagikan ini dengan maksud agar calon peserta Olimpiade Ilmu Sosial ke-11 dapat melihat bagaimana bentuk esai yang kami harapkan dan dapat menjadi acuan dalam membuatnya.

(2)
(3)

“Raising Youth Understanding on

Multiculturalism”

MASYARAKAT MULTIKULTURAL

DI KOTA IMIGRAN

Disusun Oleh :

- A’adilah Safitri Mulya

- Annisa Rizky Nursanti

- Nadya Rahmini Nurlina Sari

SMA

SMA

SMA

SMA INSAN

INSAN

INSAN

INSAN CENDEKIA

CENDEKIA

CENDEKIA

CENDEKIA AL

AL

AL

AL MUSLIM

MUSLIM

MUSLIM

MUSLIM

Jl.

Jl.

(4)

“Lain padang, lain ilalang. Lain lubuk, lain ikannya.” Ungkapan peribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan keadaan masyarakat Indonesia yang hidup dalam masyarakat multikultural, dan memiliki keanekaragaman budaya. Masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah hidup menyatu dengan adat istiadat yang berbeda-beda. Hal ini menjadi ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya.

Mengingat di Indonesia, khususnya Jakarta, yang lebih identik memfokuskan pada modernisasi fisik dan ekonomi maka pertanyaan yang akan timbul adalah : Permasalahan apa saja yang akan timbul jika terdapat keberagaman kebudayaan di kota imigran (Jakarta)?

Jakarta adalah kota metropolitan dengan jumlah penduduk kurang lebih 8 juta jiwa yang keseluruhannya berasal dari beragam etnik, suku, dan agama yang berbeda-beda. Di Jakarta sendiri lebih memfokuskan pada tingkat modernisasi fisik dan perekonomian. Padahal di beberapa negara, kota modern justru memperlihatkan sisi kultural yang kemudian menjadi identitas kota. Dampak positif dari multicultural ini adalah kekayaan akan budaya yang ada sekaligus kombinasi budaya yang tercipta.

Hal ini sebagaimana terlihat dari penyataan bahwa Multikultural berasal dari bahasa Inggris, multikultural. Multi artinya banyak, Cultural artinya budaya, jadi multicultural adalah banyak budaya. Di dalam kehidupan masyarakat multikultural ada bermacam-macam kebudayaan yang hidup bersama dan saling berdampingan serta saling berinteraksi dalam suatu masyarakat.

(5)

Dengan adanya keanekaragaman unsur-unsur budaya tersebut, pastilah akan terjadi kontak, baik langsung maupun tidak langsung antara unsur-unsur budaya yang satu dengan unsur-unsur budaya yang lainnya. Suku-suku bangsa merupakan sumber dari lahirnya keanekaragaman kebudayaan Indonesia karena kebudayaan antara suku bangsa yang satu dan suku bangsa yang lainnya tidak sama. Dengan adanya hubungan atau kontak tadi menyebabkan unsur-unsur kebudayaan daerah dapat berubah.

Multikulturalisme menuntut masyarakat untuk hidup penuh toleransi, saling pengertian antarbudaya dan antarbangsa dalam membina suatu dunia baru. Multikulturalisme dapat menyumbangkan rasa cinta terhadap sesama dan sebagai alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera.

Dalam multikuturalisme, bangsa-bangsa duduk bersama, saling menghargai, saling membantu, dan tidak memandang apakah suatu kelompok masyarakat merupakan kelompok mayoritas atau minoritas. Pemahaman manusia dalam memahami multikulturalisme akan memberikan peranan yang besar terhadap pembangunan dunia yang lebih baik.

Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia, merupakan kota imigran yang mayoritas penduduknya adalah pendatang. Mereka datang dari berbagai macam suku bangsa, kebudayaan, adat, dan lain – lain.

Keberagaman aneka budaya tersebut seharusnya tidak menjadikan sebuah (atau mungkin beberapa) masalah di masyarakat. Seharusnya dengan perbedaan itu mereka semua bisa saling melengkapi, karena di era modern seperti ini masalah tentang keanekaragaman budaya disikapi sebagai suatu keunikan.

(6)

pertentangan sosial antarsuku. Masalah SARA merupakan masalah yang paling “sensitif” yang tercakup di masyarakat karena menyangkut ‘harga diri’ seseorang terhadap suku bangsanya. Contohnya, kasus pembunuhan Endid Mawardi (43) yang merupakan anggota ormas dari Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi)1. Berawal

dari masalah sepele, kedua belah pihak terlibat cekcok karena penyerempetan mobil taksi dengan motor, dan terjadi pengeroyokan dan menyebabkan korban meninggal di rumah sakit. Karena tidak terima, sejumlah anggota dari ormas Forkabi kemudian datang menyerang pemukiman warga Madura yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap korban.

Contoh lain yang terkait dan merupakan perpanjangan dari permasalahan multikultural di atas adalah masalah persaingan pekerjaan. Sebagai masyarakat imigran, masyarakat mempunyai keturunan suku bangsa yang berbeda-beda, yang mempunyai keunggulan di tiap bidang yang berbeda-beda pula. Contoh pada masyarakat keturunan Minang, banyak dari mereka unggul dalam usaha restoran dan perdagangan, suku Tionghoa unggul dalam bidang elektronik, suku Jawa unggul dalam bidang birokrasi, dan warga keturunan India unggul di bidang tekstil dan pakaian. Belakangan hal tersebut perlahan mulai berakibat pada lahan pekerjaan penduduk lokal yang tinggal sedari dulu di Jakarta, yang lama-kelamaan tersisih dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki penduduk imigran.

Akibat ketidakmampuan untuk bersaing, maka berdampak pada ‘tergusur’ nya penduduk asli Jakarta dari wilayah yang ironisnya merupakan daerah mereka sendiri akibat ketatnya persaingan kerja. Mereka yang tinggal di wilayah pinggiran Jakarta pada umumnya hidup dan bertahan di lingkungan kumuh serta mengeluti pekerjaan yang mengandalkan non-skill atau tanpa keahlian yang spesifik. Dengan tidak mengandalkan non-skill tersebut, daya survival (kemampuan bertahan) masyarakat di kota terbesar di Indonesia ini menjadi lebih tipis.

1Adira Budiasih, "Inilah Kronologi Bentrokan Betawi-Madura",

(7)

Untuk mengatasi hal – hal tersebut, di bawah ini terdapat beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut, diantaranya adalah:

a. Mengembangkan nilai budaya musyawarah

Dalam keanekaragaman budaya pasti ada keanekaragaman kepentingan. Adanya keanekaragaman kepentingan perlu dibicarakan bersama, saling berdialog antara satu dan yang lain sehingga tercapai sebuah keputusan bersama yang dapat melegakan kedua belah pihak. Dengan musyawarah segala permasalahan dapat diselesaikan secara bersama dan untuk kepentingan bersama, sehingga masing – masing suku bangsa akan dapat saling menerima serta melaksanakan keputusan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.

b. Menanamkan pendidikan multikultural

Dengan mengenyam pendidikan multikultural masyarakat akan belajar bagaimana menghadapi perbedaan agama, suku, ras, agama dengan rasa toleransi baik melalui normal, moral, dan lain – lain.

(8)
(9)
(10)

Multikuturalisme

Multikuturalisme

Multikuturalisme

Multikuturalisme

SEKOLAH

SEKOLAH

SEKOLAH

SEKOLAH BERASRAMA

BERASRAMA

BERASRAMA

BERASRAMA SEBAGAI

SEBAGAI

SEBAGAI

SEBAGAI SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

MENINGKATKAN

MENINGKATKAN

MENINGKATKAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN

PEMAHAMAN

PEMAHAMAN

PEMAHAMAN KAUM

KAUM

KAUM

KAUM MUDA

MUDA

MUDA

MUDA PADA

PADA

PADA

PADA

KEANEKARAGAMAN

KEANEKARAGAMAN

KEANEKARAGAMAN

KEANEKARAGAMAN BUDAYA

BUDAYA

BUDAYA

BUDAYA

Nama Nama

NamaNama Kelompok:Kelompok:Kelompok:Kelompok:

Ilham Brawerie Sultan Agung Axl

SMA SMA SMA

(11)

SEKOLAH

SEKOLAH

SEKOLAH

SEKOLAH BERASRAMA

BERASRAMA

BERASRAMA

BERASRAMA SEBAGAI

SEBAGAI

SEBAGAI

SEBAGAI SARANA

SARANA

SARANA

SARANA MENINGKATKAN

MENINGKATKAN

MENINGKATKAN

MENINGKATKAN

PEMAHAMAN

PEMAHAMAN

PEMAHAMAN

PEMAHAMAN KAUM

KAUM

KAUM

KAUM MUDA

MUDA

MUDA

MUDA PADA

PADA

PADA

PADA KEANEKARAGAMAN

KEANEKARAGAMAN

KEANEKARAGAMAN

KEANEKARAGAMAN BUDAYA

BUDAYA

BUDAYA

BUDAYA

Karakteristik suatu masyarakat yang ada sejak lama dan diturunkan terus menerus akan memebentuk suatu kebudayaan. Menurut Bapak Ki Hajar Dewantara,

““““Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.”. Pendapat Bapak Ki Hajar Dewantara ini salah satu maknanya menyatakan bahwa kebudayaan hanya akan ada apabila dapat bertahan dari pengaruh zaman dan alam.

Kebudayaan masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama, hal ini dikarenakan faktor - faktor yang mengharuskan suatu masyarakat membuat kebudayaan yang berbeda dengan masyarak lain. Sebagai contoh yaitu negara kita tercinta Indonesia, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berarti memiliki banyak pulau. Pulau-pulau ini tentunya terpisahkan oleh laut yang mengakibatkan perbedaan budaya masyarakat antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Contoh yang lebih sederhana yaitu di dalam pulau itu sendiri ada masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dan masyarakat yang tinggal di daerah pantai, antara masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dan masyarakat yang tinggal di daerah pantai memiliki cara bertahan hidup yang berbeda atau bisa kita sebut mereka memiliki karakteristik yang berbeda sehingga keudayaan diantara merekapun pasti berbeda.

Seperti perbedaan pada aspek-aspek lain, perbedaan pada kebudayaan juga memiliki dampak negatif dan positif dalam kehidupan kita. Dampak negatif yang harus kita waspadai yaitu :

1. Terjadinya perang (konflik) antar suku karena tidak adanya toleransi, 2. Adanya saling ketergantungan yang lebih rapat dan erat antarbagian

(12)

sehingga terjadi penyatuan hubungan yang dianggap harmonis (Integrasi),

3. Tidak adanya keserasian pada bagian-bagian suatu kesatuan organisasi masyarakat (Disintegrasi), dan

4. Adanya paham primordialisme.

Selain itu keberagaman budaya juga memiliki dampak positifnya, beberapa diantaranya yaitu :

1. Wawasan semakin luas,

2. Pengamalan Bhineka Tunggal Ika semakin nyata, dan 3. Toleransi semakin berkembang.

Sekolah berasrama merupakan sekolah yang memiliki sarana penginapan yaitu asrama agar sekolah dapat mendidik peserta didiknya lebih optimal dan dalam aspek yang lebih banyak lagi, karena siswa sepenuhnya berada dalam didikan sekolah selama 24 jam. Dalam hal budaya, kebanyakan sekolah berasrama memiliki siswa dari seluruh Indonesia bahkan ada yang siswanya berasal dari luar negeri, ini berarti sekolah berasrama memiliki tingkat keberagaman budaya yang besar.

Kami mengambil contoh dari kehidupan berasrama di sekolah kami yaitu SMA Dwiwarna (Boarding School) Bogor. SMA Dwiwarna (Boarding School)

(13)

yang tentunya memiliki pengaturan emosi yang bisa dibilang rendah, anak SMA akan lebih sulit untuk diajarkan cara bertoleransi bahkan mungkin malah menimbulkan konflik.

Namun menurut kami, penanaman sikap toleransi tersebut lebih baik ditanamkan pada umur remaja SMA karena pada saat itulah logika berpikir sudah cukup berkembang dan kepolosan hati seorang manusia masih cukup terjaga untuk memahami makna dari toleransi. SMA kami sendiri memiliki berbagai kegiatan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam benak siswa dan siswinya. Kegiatan yang menurut kami membuat rasa toleransi tumbuh diantara kami yaitu :

1. Kegiatan sehari-hari di asrama yang mengharuskan kami saling berinteraksi antar siswa dan siswi dari berbagai daerah dan suku. 2. Berbagai acara kesiswaan dan OSIS SMA Dwiwarna

3. Salah satu yang paling mempengeruhi adalah kegiatan Dwiwarna’s Cultural Festival yang diselenggarakan OSIS SMA Dwiwarna

Dalam kegiatan Dwiwarna’s Cultural Festival, seluruh siswa dan siswi SMA Dwiwarna yang berasal dari seluruh Indonesia dipersilahkan untuk mempresentasikan kebudayaan yang dimiliki oleh daerahnya masing-masing. Selain itu peserta juga dapat menghidangkan makanan khas daerahnya, menampilkan kesenian khas, senjata khas serta pakaian adat khas dearahnya masing-masing distandyang telah disediakan. Lebih serunya lagi kegiatan ini diakhiri dengan lomba makanPem-pekyaitu makanan khas daerah Palembang. Serangkaian kegiatan tersebut menurut kami sangat efektif untuk menumbuhkan sikap toleransi antar siswa dan siswi, apalagi ditambah dengan interaksi sosial antar siswa dan siswi yang pasti terjadi di asrama yang selalu mendapat bimbingan dari pembina asrama, civitas, dan kaka kelas.

(14)

Dengan adanya keanekaragaman budaya, bahasa, yang ada di SMA Dwiwarna menimbulkan dampak positif diantaranya :

1. Membuat rasa solidaritas antar kawan, kakak kelas dan adik kelas semakin meningkat.

2. Mempererat tali persaudaraan melebihi hubungan seperti keluarga sendiri

3. Merasa senasib sepenanggungan antar kawan, merasakan saat suka dan duka jauh dari

(15)
(16)

Raising Youth Understanding on Multiculturalism

SURAU MENJAWAB KERISAUAN BANGSA

Rofiatus Syar

i

Ismi Meliza Fitri

Syifa Aulia Rahmawati

SENIOR HIGH SCHOOL DAAR EL-QOLAM 1

(17)

SURAU MENJAWAB KERISAUAN BANGSA

Ciri kemajuan peradaban suatu bangsa dapat dilihat saat masyarakatnya memiliki pola pikir dan perilaku yang maju. Sebuah bangsa yang maju dan kuat tercermin dari nilai-nilai dasar yang dijadikan pedoman hidup telah termanifestasi dalam perilaku sehari-hari, sehingga perilaku menyimpang, gejala etnosentrisme, diskriminasi, dan perilaku-perilaku negatif lainnya dapat dikurangi1. Berbagai

persoalan dan kerusakan yang muncul pada era globalisasi ini disebabkan dengan penurunan moral bangsa dan etiket masyarakat yang ada di dalamnya contohnya kasus kekerasan antar kelompok, ketidakadilan sosial dan hukum, hingga budaya korup penguasa yang makin menggurita.

Degradasi moral dan etika yang dihadapi bangsa Indonesia, membutuhkan peran aktif pelajar sebagai penerus estafet bangsa, mereka harus dibentuk menjadi remaja yang siap dengan modernisasi, tangguh dalam menghadapi arus globalisasi tanpa kehilangan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia. Tidak menjadi remaja yang hanya sibuk dengan urusan pribadi, tidak peka dengan lingkungannya dan lebih suka melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama, bahkan hal-hal yang tidak pantas dilakukan oleh para pelajar contohnya tawuran antar sekolah, dan mahasiswa yang seharusnya bertindak sebagai penjaga nilai-nilai moral dan etika bangsa, ternyata terjebak dalam budaya hedonis dan westernis yang tak jarang terjerumus pada pergaulan bebas. Salah satu lembaga sosial masyarakat yang berperan dalam membentuk kepribadian remaja yang tangguh, cerdas IMTAQ dan IPTEK adalah pondok pesantren(surau).

Secara harfiah surau adalah tempat beribadah, mengaji dan aktifitas pendidikan keagamaan lainnya. Dalam tulisan ini pondok pesantren dianalogikan sebagai sebuah surau yang menjadi tempat menempa jiwa, mental, kepribadian remaja serta gudang ilmu pengetahuan. Sekarang ini telah banyak pula pondok pesantren yang mengadopsi sistem pendidikan modern, memakai bahasa pengantar asing (arab dan inggris) untuk menyiapkan generasi yang tidak gagap

1"Membangun bangsa dengan etika dan moral pancasila", http://berdikarionline.com// (Jul.

(18)

teknologi tanpa harus meninggalkan tradisi dan budaya asli pondok pesantren. Lembaga tersebut berusaha menyingkirkan stereotip negatif lulusan pondok pesantren yang dianggap tertinggal, katrok, kolot, dan tidak mampu bersaing di era globalisasi seperti sekarang ini.

Sebagai lembaga pendidikan islam, surau (pondok pesantren) atau sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan “boarding school” adalah salah satu lembaga pendidikan yang dipercaya masyarakat indonesia untuk menciptakan generasi masa depan yang baik, dengan sistem hidup bersama (living together) didalamnya. Dengan sistem tersebut santri (pelajar) dihadapkan dengan beragam kepribadian, serta latar belakang budaya santri lain. Untuk bertahan di pesantren santri harus bisa saling menghargai perbedaan agar tidak menimbulkan konflik. Sehingga mereka dapat bersikap penuh kasih sayang terhadap yang seagama (ukhuwah islamiyah), dan lebih toleran terhadap yang berbeda agama karena islam adalah agama yangrahmatan lil ‘alamin.

Pondok pesantren modern menanamkan pendidikan yang baik dalam pertumbuhan regenerasi manusia, hal ini dapat dilihat dari pelajaran yang ditawarkan para ustadz kepada santri. Baik itu pelajaran secara matematis maupun secara jiwa dan raga. Dari pelajaran tersebut santri bisa berpikir lebih logis, dan lebih dewasa dalam menjalani rintangan hidup di dunia serta dapat dijadikan bekal hidup para santri agar kelak dapat mandiri dalam mengahadapi kerasnya dunia.

Peraturan pondok pesantren modern yang tersistematis selama 24 jam, memberikan pelayanan melalui dua jalur (jalur ajar dan asuh), sehingga pendidikan diberikan maksimal untuk santri. Pondok pesantren membentuk sebuah karakter yang memiliki kualitas yang tinggi, hal tersebut diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan merawat tradisi dan merespon modernisasi, dan berpegang teguh pada nilai dan norma yang berlaku di pesantren agar dapat mewujudkan pemuda dan pemudi yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang seimbang.

(19)

kemajuan teknologi yang terjadi belum diimbangi dengan penguatan jati diri dan kecintaan dengan keragaman budaya sendiri. Tuntutan modernisasi memicu kesibukan orang untuk mengejar karir, dan sistem pendidikan yang berorientasi pada lapangan pekerjaan sehingga banyak para remaja yang tidak mendapatkan kasih sayang dan juga perhatian kedua orang tua. Sistem pendidikan pesantren merupakan salah satu alternatif yang ideal dalam pendidikan nasional. Bung Karno pernah mengatakan, beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia. Kalimat ini menunjukkan bahwa pemuda memiliki sumbangsih yang besar terhadap kemajuan negara.

Di pondok pesantren remaja dididik agar memiliki prinsip dan nilai dasar yang disebut dengan panca jiwa pondok; (1) keikhlasan, yang berarti semua perbuatan atau pekerjaan berdasarkan niat yang tulus tanpa mengharapkan imbalan dan beramal semata-mata karena untuk mendapatkan ridho Allah; (2)

kesederhanaan, yang memiliki arti kesesuaian antara kebutuhan dan kemampuan

yang seimbang; (3) berdikari, yang berarti mampu untuk menolong dirinya sendiri atau menjadi diri sendiri dan juga mementingkan kebutuhan untuk pesantren dan masyarakat; (4) ukhuwah islamiyah, yang berarti santri harus memiliki rasa persaudaraan sehingga kesulitan dirasakan bersama dengan jalinan perasaan keagamaan; (5) kebebasan, yang berarti bebas berfikir secara rasional untuk menentukan masa depan yang lebih baik, namun tetap bertanggung jawab.

Banyak alumni pondok pesantren yang berkiprah di bidang politik dan bidang lainnya. Abdurrahman Wahid sebagai presiden ke-4 Republik Indonesia yang merupakan alumni dari pondok pesantren Tegalrejo pada tahun 1957 lalu pada tahun 1999 pindah ke pesantren Tambak beras di Jombang.2 Beliau adalah

sangat menjunjung tinggi semangat nasionalisme serta memiliki rasa toleran yang tinggi terhadap kelompok-kelompok minoritas(tionghoa).

2Roni Raditya, "Bibliografi singkat presiden Abdurrahman Wahid",

(20)

Hal tersebut saling berkaitan dengan kesadaran multikulturalisme yang memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia sebagai suatu Negara yang berdiri diatas keragaman kebudayaan dimiliki oleh seseorang yang memiliki latar pendidikan pondok pesantren tanpa menyingkirkan jiwa nasionalisme. Justru keanekaragaman budaya tersebut menjadi inspirasi dan potensi untuk pembangunan bangsa, menjadi pesona bagi negara lain. Sehingga cita-cita luhur bangsa dapat terlaksana, demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera.

Referensi

Dokumen terkait

Campuran adalah materi yang tersusun oleh dua macam zat atau lebih yang tidak terikat secara kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika. Campuran ada dua macam,

Dari hasil pemetaan yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa layanan A merupakan layanan yang menggunakan prinsip U2 yaitu layanan pengelolaan dan

Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa rangka mobil masih berat sehingga kecepata mobil tidak dapat maksimal, panel surya hanya mampu mengisi 2 aki, kincir

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan teknik thought stopping untuk meningkatkan kepercayaan diri pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

Karena besaran suhu dari sensor suhu masih berupa sinyal analog, maka sinyal ini harus diubah menjadi sinyal digital agar dapat disimpan dalam sebuah basis-data di

4 Bahwa Tergugat II tidak tahu dengan butir butir 4 surat gugatan Penggugat khususnya mengenai kesepakatan antara Tergugat I dan Penggugat mengenai harga jadi

Dalam rangka pengembangan Unit Usaha Syariah Bank BPD Kalsel, dengan memperhatikan minat, semangat serta harapan masyarakat dan Pemerintah Daerah

Hasil observasi di lapangan juga ditemukan fakta bahwa pada saat proses pembelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditunjukkan