PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BERBASIS WEBSITE UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMAN
KESAMBEN JOMBANG
SKRIPSI
Oleh :
MOH. IRSYAD K.A NIM. D54211062
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS
WEBSITE
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA DI SMAN KESAMBEN JOMBANG
Oleh: Moh. Irsyad Karim Amrulloh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media
pembelajaran matematika berbasis website. Media ini diharapkan
mampu meningkatkan minat belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang
mengacu pada metode Research and Development (R&D) dimana
terdiri dari tahap potensi dan masalah, tahap pengumpulan data, tahap desain produk, tahap validasi desain, tahap perbaikan desain, dan tahap uji coba produk. Uji coba dilakukan pada 32 siswa kelas X-2 SMAN Kesamben Jombang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi, observasi, angket dan tes.
Dari hasil penelitian diperoleh data kevalidan media pembelajaran sebesar 3,62. Perangkat pembelajaran memenuhi kriteria praktis dengan catatan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Pembelajaran memenuhi kriteria efektif dikarenakan respon positif siswa sebesar 80,42%; dan ketuntasan belajar siswa sebesar 90,62%. Hasil rata-rata peningkatan minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 0,45.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 3
D. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Asumsi dan Keterbatasan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran ... 7
B. Manfaat Media Pembelajaran ... 7
C. Website ... 9
D. Media Pembelajaran Berbasis Website ... 10
E. Wordpress ... 10
F. Minat Belajar ... 12
G. Teori Kelayakan Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 19
H. Materi Trigonometri ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 31
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 31
C. Uji Coba Produk ... 33
1. Desain Uji Coba ... 33
2. Subjek Uji Coba ... 33
3. Jenis Data ... 33
4. Instrumen Pengumpulan Data ... 33
5. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Uji Coba ... 41
B. Analisis Data ... 53
C. Revisi Produk ... 56
D. Kajian Produk Akhir ... 60
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Nilai Trigonometri Sudut Istimewa ... 25
3.1. Format Data Hasil Validasi ... 35
3.2. Kategori Kevalidan Media Pembelajaran ... 36
3.3. Kriteria Penilaian Kepraktisan Media Pembelajaran ... 37
3.4. Penskoran Angket Minat Belajar Siswa... 39
3.5. Kategori Minat Belajar Siswa ... 40
4.1. Rincian Waktu dan Kegiatan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Website ... 41
4.2. Deskrpisi Data Kevalidan Media Pembelajaran ... 46
4.3. Penilaian Validator Mengenai Aspek Kepraktisan ... 47
4.4. Data Respon Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ... 48
4.5. Hasil Tes Belajar Siswa ... 49
4.6. Deskripsi Data Pernyataan Positif Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran ... 50
4.7. Deskripsi Data Pernyataan Negatif Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran ... 51
4.8. Deskripsi Data Pernyataan Positif Angket Minat Belajar Siswa Setelah Pembelajaran ... 52
4.9. Deskripsi Data Pernyataan Negatif Angket Minat Belajar Siswa Setelah Pembelajaran ... 52
4.10. Hasil Analisis Tes Hasil Belajar Siswa dalam Prosentase ... 54
4.11. Data Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran... 55
4.12. Data Angket Minat Belajar Siswa Setelah Pembelajaran... 56
4.13. Telaah dari Dosen Pembimbing ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1. Segitiga siku-siku ABC ... 23
2.2. Segitiga Siku-siku ABC dengan sudut �° ... 24
2.3. Perbandingan Trigonometri di Berbagai Kuadran ... 26
2.4. Perbandingan Trigonometri di Kuadran II ... 27
2.5. Perbandingan Trigonometri di Kuadran III ... 28
2.6. Perbandingan Trigonometri di Kuadran IV ... 29
3.1. Desain Penelitian Pengembangan Metode R&D ... 31
4.1. Tampilan Halaman Utama www.belajarmatematika.esy.es ... 43
4.2. Skema Proses Pengembangan Media Pembelajaran ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Izin Penelitian ... 69
2. Surat Keterangan Penelitian ... 70
3. Tampilan Website ... 72
4. Tampilan Pembuatan Website ... 76
5. Lembar Validasi Media Pembelajaran ... 85
6. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Validator 1 ... 87
7. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Validator 2 ... 89
8. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Validator 3 ... 91
9. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Matematika Siswa ... 93
10. Lembar Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran ... 94
11. Lembar Angket Minat Belajar Siswa Setelah Pembelajaran ... 96
12. Pengisian Angket Minat Siswa Sebelum Pembelajaran ... 98
13. Pengisian Angket Minat Siswa Setelah Pembelajaran ... 100
14. Tes Hasil Belajar ... 102
15. Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar ... 103
16. Analisis Kevalidan Media Pembelajaran ... 105
17. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa ... 106
18. Analisis Respon Siswa Terhadap Media Pembelajaran ... 107
19. Analisis Angket Minat Belajar Siswa ... 109
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi berkembang dengan pesat, hal ini ditandai dengan diciptakannya berbagai alat yang canggih di berbagai bidang. Salah satu penemuan yang menakjubkan abad ini adalah internet. Dengan adanya internet sistem komunikasi dan informasi menjadi lebih cepat dan mudah. Berbagai informasi dari segala penjuru dunia dapat diperoleh dalam hitungan detik.
Perkembangan teknologi juga berdampak pada dunia pendidikan, para tenaga pendidik mulai memanfaatkan internet sebagai alternatif yang dapat membantu proses belajar mengajar di kelas. Hal ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk menghadirkan pembelajaran yang menarik bagi para siswa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet ini.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.1 Media
pembelajaran mempunyai peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa yang termotivasi dalam pembelajaran akan menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam pelajaran, tanpa banyak bergantung kepada
guru.2 Dengan kata lain media dapat membantu siswa untuk
memahami pelajaran dan membuat para siswa termotivasi untuk belajar.
Pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan menciptakan media pembelajaran baru. Salah satunya ditandai dengan hadirnya
situs belajar dan mengajar online berbasis website. Website
merupakan sebuah situs web yang di-hosting di server web dan
dapat diakses dari browser menggunakan nama domain tertentu.
1
Arif Sadiman, et al., media pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.6-7.
2
Abdur Rohim, Upaya maningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa dengan Pendekatan Integrasi Matematika-Islam Melalui Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (Skripsi: UIN Sunan Kalijaga, 2009), h. 6
2
Sebuah website juga memiliki alamat URL tertentu.3 Melalui alamat
URL inilah media pembelajaran berbasis website dapat diakses. Penyedia layanan website ada berbagai jenis, salah satunya
adalah wordpress. Wordpress merupakan salah satu CMS (Content
Management System) yang populer saat ini. Adapun keunggulan wordpress adalah sifatnya yang relatif murah, mudah dalam pengelolaan, dan kode sumbernya terbuka (open source). Wordpress dilengkapi dengan penggunaan plug in yang dapat membuat
tampilan website semakin menarik dan menjadi media yang efektif
dalam pembelajaran. Keunggulan-keunggulan ini menjadikan wordpress sebagai CMS yang menarik bagi para pembuat website dan e-learning.
E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang
dilakukan melalui network (jaringan). E-learning memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan
jaringan internet atau intranet.4 Pembelajaran dengan menggunakan
e-learning memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka dalam kelas. Dengan e-learning guru tidak harus berada dalam satu ruangan dengan murid dalam waktu yang sama untuk melangsungkan proses pembelajaran. Meskipun demikian komunikasi antara guru dan murid tetap dapat berlangsung melalui fasilitas yang ada dalam website seperti komentar, chatting, forum diskusi dan lain-lain. Selain itu pembelajaran menggunakan e-learning juga dapat dilakukan kapanpun, dimanapun tanpa dibatasi ruang dan waktu karena media pembelajaran berbasis website ini
bisa di buka melalui smartphone maupun tablet yang bisa dibawa
kemanapun dengan mudah.
Teknologi yang begitu canggih seperti e-learning, dalam kenyataannya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para pendidik. Fasilitas jaringan wifi yang memadai belum digunakan sepenuhnya dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Padahal teknologi tersebut bisa dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
3
E-media Solusindo, Membangun Komunitas Online Secara Praktis dan Praktis dan Gratis. (Jakarta : PT Elex Media komputindo, 2008), h. 7
4
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung : Alfabeta, 2010),h. 203
3
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Website untuk Meningkatkan Minat Belajar
Siswa di SMAN Kesamben Jombang ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran berbasis
website untuk meningkatkan minat belajar siswa di SMAN Kesamben Jombang?
2. Bagaimana kevalidan hasil pengembangan media pembelajaran
berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa di
SMAN Kesamben Jombang?
3. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan media pembelajaran
berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa di
SMAN Kesamben Jombang?
4. Bagaimana keefektifan penerapan pembelajaran dengan media
pembelajaran berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa di SMAN Kesamben Jombang?
Keefektifan hasil pengembangan media pembelajaran
berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa di
SMAN Kesamben Jombang dapat diketahui dari pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan media pembelajaran berbasis website?
b. Bagaimana hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
matematika dengan media pembelajaran berbasis website?
5. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran matematika dengan media pembelajaran berbasis website?
C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pengembangan media pembelajaran
berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa di
4
2. Untuk mengetahui kevalidan hasil pengembangan media
pembelajaran berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa di SMAN Kesamben Jombang.
3. Untuk mengetahui kepraktisan hasil pengembangan media
pembelajaran berbasis website untuk meningkatkan minat belajar
siswa di SMAN Kesamben Jombang.
4. Untuk mengetahui keefektifan penerapan pe media pembelajaran
berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa di
SMAN Kesamben Jombang.
5. Untuk mengetahui peningakatan minat belajar siswa siswa
setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan media pembelajaran berbasis website siswa di SMAN Kesamben Jombang.
D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran berbasis website dengan menggunakan CMS Wordpress untuk meningkatkan minat belajar siswa. Produk yang dihasilkan adalah website belajar
matematika dengan alamat URL www.belajarmatematika.esy.es
yang didalamnya memuat materi pembelajaran, soal latihan, dan permainan matematika.
Adapun spesifikasi media pembelajaran berbasis website untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran yang berisi tentang pokok bahasan
trigonometri.
2. Permainan yang digunakan untuk memberikan hiburan yang
mendidik kepada siswa agar tidak merasa bosan selama proses pembelajaran. Permainan ini berisi pertanyaan-pertanyaan trigonometri yang disusun secara menarik dan menyenangkan.
3. Soal latihan online untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa
terhadap materi pembelajaran yang diajarkan. Setelah pengerjaan soal selesai, siswa dapat melihat nilainya secara langsung.
E. Manfaat Pengembangan
5
1. Bagi peneliti : Peneliti ingin berbagi informasi dan ilmu
pengetahuan dengan siswa kelas X-2 meskipun tidak berada dalam satu ruangan.
2. Bagi guru : Media berbasis website bisa dijadikan sebagai media
pembelajaran alternatif yang mampu meningkatkan minat belajar siswa.
3. Bagi siswa : Penggunaan perangkat pembelajaran matematika
berbasis website diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa.
F. Asumsi dan Keterbatasan
Asumsi yang dijadikan landasan peneliti untuk pengembangan media pembelajaran berbasis website ini adalah angket minat belajar siswa
menjawab semua pertanyaan dalam angket dengan sejujur-jujurnya tanpa adanya pengaruh dari luar.
Perangkat pembelajaran pada penelitian ini hanya sebatas pada media pembelajaran matematika berbasis website dengan materi perbandingan trigonometri. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X-2 di SMAN Kesamben Jombang dengan
menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan
adanya beberapa perubahan dikarenakan keterbatasan waktu.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran maka peneliti mendefinisikan istilah yang dipakai sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media,
petunjuk dan pedoman yang digunakan oleh guru dalam melakukan kegiatan pengajaran sehingga siswa dapat belajar.
2. Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian
proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.
3. Media pembelajaran adalah alat bantu untuk memahami suatu
materi pembelajaran dengan memanfaatkan website yang bisa diakses menggunakan jaringan internet.
6
5. Perangkat pembelajaran matematika berbasis website dikatakan
valid jika memenuhi validitas isi dan validitas konstruk. Adapun validitas isi ditentukan adanya sinkronisasi antara pengembangan perangkat pembelajaran dengan teori-teori yang digunakan untuk merumuskan dan menyusun perangkat pembelajaran. Sedangkan validitas konstruk menunjukkan keterkaitan antar komponen-komponen dalam perangkat pembelajaran. Validitas ini ditentukan dari hasil penelitian perangkat pembelajaran melalui pengisian lembar validasi yang dilakukan oleh para validator.
6. Perangkat pembelajaran matematika berbasis website dikatakan
praktis jika ahli menyatakan perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan dengan sedikit revisi atau tanpa revisi.
7. Perangkat pembelajaran matematika berbasis website dikatakan
efektif jika pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan mencapai indikator-indikator efektifitas pembelajaran. Adapun indikator-indikator efektifitas pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: a) Respon siswa terhadap pembelajaran; dan b) Tes hasil belajar siswa.
8. Respon siswa merupakan gerakan-gerakan yang terkoordinasi
oleh persepsi siswa terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar.
9. Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
10.Minat belajar adalah suatu keinginan siswa untuk menerima,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.6 Banyak batasan tentang media yang diberikan oleh
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of
Education and Communication Technology/AECT), Gagne, Briggs, dan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA). Namun, ada persamaan di antara batasan tersebut yang mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.7
Menurut Zulkardi, media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk pemahaman suatu konsep yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Bentuknya beragam mulai gerakan tubuh seperti jari tangan, sketsa gambar, foto, alat peraga, radio, televisi,
multimedia komputer sampai teknologi internet.8 Sehingga dapat
diartikan bahwa media merupakan salah satu hal yang penting dalam terjadinya proses pembelajaran, dengan adanya media maka proses penyampaian materi pembelajaran akan menjadi lebih mudah diterima oleh para siswa. Media pembelajaran ini bisa berupa dalam berbagai bentuk seperti gambar, alat peraga, multi media komputer dan teknologi internet.
B. Manfaat Media Pembelajaran
Semakin pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan media pembelajaran yang ada saat ini sangat bervariasi mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Penyampaian bahan ajar dapat disajikan menggunakan media
6Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3. 7Arif Sadiman, et al., media pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.6-7.
8 Ibid., h.2.
8
pembelajaran, namun peranan guru sebagai pembimbing tidaklah
dapat digantikan.9 Oleh karena itu media pembelajaran hanyalah
sekedar alat bantu guru dalam menjelaskan materi kepada siswa. Media pembelajaran juga mempengaruhi suasana dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru. Menggunakan media merupakan salah satu bagian dari sistem pembelajaran, bahkan lebih spesifik media dapat dikatakan sebagai bagian
intregal dari kegiatan pembelajaran.10 Proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik dengan adanya media sebagai alat bantu dalam proses penyampaian materi kepada siswa. Adapun fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai berikut: 11
1. Menangkap suatu objek atau peristiwa- peristiwa
tertentu, misalnya peristiwa atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkret misalnya untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang di bidang diagonal kubus, dapat disajikan melalui media pembelajaran berbantuan komputer.
3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan
media dapat memotivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis. Media memiliki
nilai praktis yaitu a) media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa, b) media dapat mengatasi batas ruang kelas, c) media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dan lingkungannya, d) media dapat menambahkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat, e) media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar lebih baik, f) media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa, g) media dapat
9 Sri Poedjiastoeti, Media Pembelajaran, (Surabaya: UNESA Pres,1999), h.3.
10Punaji Setyosari. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta:
Kencana. 2010), h.7.
11
Winna Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf. 2008), h. 208.
9
memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang kongkret sampai yang abstrak.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bermanfaat untuk mempermudah proses penyampaian materi dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Media pembelajaran ini bisa mewujudkan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan kecakapan akademik siswa.
C. Website
Website merupakan sebuah situs yang di-hosting di server web dan dapat diakses dari browser menggunakan nama domain tertentu. Sebuah website juga memiliki alamat URL
tertentu, misalnya http://namawebsite.com.12 Dalam penelitian ini,
media pembelajaran yang dibuat oleh peneliti menggunakan alamat www.belajarmatematika.esy.es.
Halaman web adalah salah satu bagian dari website. Jika
sebuah website ibarat buku, maka halaman web adalah
halaman-halaman di dalamnya. Sampul buku disebut halaman muka atau
homepage. 13 Misalnya sebuah website beralamat di http://belajarmatematika.esy.es dengan salah satu halamannya beralamat http://belajarmatematika.esy.es/latihansoal.html.
Halaman web merupakan dokumen yang dibuat
menggunakan HTML dan bisa diakses menggunakan protocol HTTP. Halaman web umumnya tersusun dari teks, gambar, dan link. Link berguna mengarahkan user untuk menuju ke halaman lain di www. Jika sebuah link URL tertentu diklik user akan
dibawa ke halaman web dengan URL yang bersangkutan.14 Selain
itu, website juga dilengkapi dengan berbagai fitur lainnya seperti chatting, video, dan permainan yang bisa dioperasikan secara langsung oleh para pengunjung website. Dengan adanya berbagai fitur tersebut menjadikan website sebagai salah satu media yang menarik untuk pembelajaran masa kini.
12 E-Media Solusindo, Membangun Komunitas Online Secara Praktis dan Gratis.
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 7.
13
Ibid, h. 7.
14 Ibid, h. 7-8
10
D. Media Pembelajaran Berbasis Website
Ditinjau dari proses dan kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media yang sudah ada di pasaran dalam keadaan siap pakai atau siap digunakan oleh guru (media by utilization) dan media yang sengaja didesain atau dirancang oleh guru secara khusus untuk keperluaan dan tujuan
pembelajaran tertentu.15 Dari pernyataan tersebut dapat
dikategorikan bahwa media komputer merupakan media yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Teknologi komputer saat ini mampu membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Jaringan komputer berupa internet yang didalamnya berisi web yang memberikan informasi kepada siswa. Dengan adanya jaringan komputer memudahkan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan terkini dalam berbagai bidang. Interaksi antara guru dan siswa dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web. Guru akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa.
Jadi berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan
media berbasis website untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran. Dengan menggunakan website guru bisa
menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa baik secara langsung atau tidak langsung (jarak jauh). Dengan harapan fungsi-fungsi media pembelajaran dapat terealisasi dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran berbasis website ini merupakan produk buatan sendiri dengan bantuan sistem CMS wordpress beserta fasilitas plugin WPSQT untuk membuat latihan soal untuk siswa.
E. Wordpress
Wordpress merupakan salah satu aplikasi atau script
berbasis web yang dapat digunakan untuk membangun sebuah
website. Wordpress mulai digunakan sebagai sebuah CMS
15
Arif Sadiman, et al., media pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.83
11
(Content Management System) karena kemampuannya untuk
dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.16
Wordpress memiliki berbagai kelebihan yang menarik untuk dimanfaatkan. Adapun kelebihan wordpress adalah sebagai berikut :17
1. Untuk mendapatkan perangkat lunak wordpress hanya perlu
mengunduh dari situsnya tanpa dipungut biaya, bahkan untuk blog komersial sekalipun.
2. Berbasis kode sumber terbuka (open source). Pengguna dapat
melihat dan memperoleh barisan kode-kode penyusun perangkat lunak wordpress tersebut secara bebas, sehingga pengguna tingkat lanjut yang memiliki kemampuan pemrograman dapat bebas melakukan modifikasi, bahkan
dapat mengembangkan sendiri program wordpress tersebut
lebih lanjut sesuai keinginan.
3. Template atau desain tampilannya mudah dimodifikasi sesuai keinginan pengguna. Sehingga apabila pengguna memiliki pengetahuan HTML yang memadai, maka pengguna tersebut dapat berkreasi membuat template sendiri. Pengguna yang tidak mengerti HTML, tentu saja masih dapat memilih ribuan template yang tersedia.
4. Satu blog wordpress, dapat digunakan untuk banyak pengguna
(multi user). Sehingga wordpress juga sering digunakan untuk blog komunitas.
5. Tersedia banyak plugin yang selalu berkembang. Plugin
wordpress adalah sebuah program tambahan yang bisa diintegrasikan dengan wordpress untuk memberikan fungsi-fungsi lain yang belum tersedia pada instalasi standar.
Misalnya plugin anti-spam, plugin akskimet dan plugin
WPSQT.
6. Wordpress mempunyai kemampuan optimalisasi yang baik pada mesin pencari (Search Engine).
7. WordPress menyediakan fitur pengelolaan teks yang cukup lengkap. Fitur-fitur format dan gaya teks pada kebanyakan
16 Fany Ariasari, Panduan Praktis Bikin Blog dengan WordPress, (Jakarta: Media Kita,
2007), 2.
17 Zamzam H. F. C, Skripsi : “Pengembangan Media Pembelajaran E-learning Berbasis
Website untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMAN 1 Mojosari”. (Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2013), 19.
12
perangkat lunak pengolah kata seperti cetak tebal, cetak miring, rata kanan, rata kiri.
Selain itu, wordpress juga memiliki berbagai kegunaan lain dalam berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan bisa
digunakan sebagai media pembelajaran dan pembuatan website
lembaga-lembaga, bidang bisnis online dapat digunakan sebagai
media pemesaran produk. Bagi seorang guru tentunya bisa
memanfaatkan wordpress sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran.
F. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat secara bahasa diartikan sebagai keinginan yang kuat, gairah, kesukaan (kecenderungan hati) kepada
sesuatu.18 Sedangkan secara istilah minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.19 Menurut Slameto minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.20
Dengan demikian, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan belajar yang diminati siswa, akan diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang. Oleh sebab itu, minat juga diartikan sebagai perasaan senang atau tidak senang terhadap suatu objek. Misalnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika akan berpengaruh terhadap usaha belajarnya, dan pada gilirannya akan dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Seseorang akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai sesuatu yang diminatinya. Sedangkan bagi seseorang yang kurang berminat terhadap sesuatu, maka akan lebih cenderung untuk mengabaikannya. Besar kecilnya minat dan usaha seseorang akan menentukan besar kecilnya hasil
18Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press, 2004),
532.
19Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 151. 20
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 180.
13
yang akan diperoleh. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat An-Najm ayat 39 :
Artinya : Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (QS. An-Najm : 39).21
Ayat di atas menjelaskan bahwa seseorang tidak akan memperoleh hasil melainkan sesuai dengan apa yang telah
diusahakannya. Minat dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar karena bila seorang siswa menaruh minat yang besar pada salah satu bidang studi, maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya pada bidang studi tersebut. Siswa tersebut akan belajar lebih giat yang akhirnya akan mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kegiatan ini seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studi tersebut dengan cara membangun sikap yang positif.
Sedangkan untuk pengertian belajar, menurut Sadiman A.M. dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.22 Slameto
menyatakan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.23
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha perubahan tingkah laku secara keseluruhan dalam pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap
21Soenardjo, et.al, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1987), hlm. 877. 22Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rajagrafindo,
2011), 22.
23Slameto, Op. Cit., hal 13.
14
yang dilakukan seseorang melalui latihan dan pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut: 24
a. Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan pada dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan maka semakin banyak dan baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha sendiri.
Dari penjelasan di atas sehingga dapat diartikan bahwa minat belajar adalah suatu proses atau keinginan anak didik dalam menerima, merespon, serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang telah disajikan guru yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran dan meningkatkan perubahan sikap dan tingkah laku baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek.
24 Ibid, hal 3-5.
15
2. Unsur-unsur Minat Belajar
Berdasarkan pengertian minat sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai unsur-unsur minat yang meliputi :
a. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang dilakukan. Maka dari itu, semakin intensif perhatian belajar seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk memperoleh hasil yang yang baik. Oleh karena itu materi dan penyampaian yang baik mampu
menimbulkan perhatian yang intensif.25
Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.
b. Perasaan
Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.26
Setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Pada
25
H. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 72.
16
umumnya perasaan bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu. Perasaan di sini diartikan sebagai perasaan senang dan perasaan tertarik. Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.27
Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.
Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.
c. Motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang berbentuk suatu aktivitas nyata dalam kehidupan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala
upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya.28
Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.
27W.S. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia,
1996), hlm. 30.
17
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya, segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.
d. Keaktifan belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya keaktifan tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga siswa. Karena dalam kegiatan belajar siswalah yang menjadi subjek. Agar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pengajaran yang menuntut siswa untuk banyak melakukan aktivitas belajar. Aktivitas belajar yang dikerjakan hendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya. Metode-metode yang dapat membangkitkan keaktifan siswa di antaranya adalah metode eksperimen, demonstrasi,
pemecahan masalah, diskusi dan penugasan.29
Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar murid dapat digolongkan kedalam beberapa hal antara lain :
1) Aktivitas visual (visual activities) seperti
bercerita, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi.
2) Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi.
3) Aktivitas mendengarkan (listening activities)
seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
4) Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam,
atletik, menari, melukis.
29 Ibid, hlm. 82.
18
5) Aktivitas menulis (writing activities) seperti
mengarang, membuat makalah, membuat surat.30
Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar
. 3. Fungsi Minat Belajar
Minat berfungsi sebagai pendorong, penentu arah dan penentu perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga besar kecilnya minat siswa dalam belajar akan mempengaruhi prestasi yang akan mereka capai. Sardiman A.M mengemukakan fungsi minat sebagai berikut :31
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b. Penentu arah perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan. Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul
Wahid sebagai berikut :32
a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.
Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga, maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi seorang dokter.
b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.
30Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), hlm. 22.
31Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
1990), hlm. 85.
32Abdul Wahid, “Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak” dalam Chabib Toha (eds), PBMPAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 109-110.
19
Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.
Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.
Dari penjelasan diatas fungsi minat yaitu sebagai pendorong atau penyemangat seseorang untuk mencapai sebuah prestasi. Minat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Intensitas minat siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
G. Teori Kelayakan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Nieven menyatakan bahwa kelayakan pengembangan perangkat pembelajaran dapat ditentukan berdasarkan validitas/keshahihan (validity), kepraktisan (practicallity),
keefektifan (effectiveness). 33 Penjelasan ketiga aspek tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Validitas perangkat pembelajaran
Kriteria validitas suatu produk ditinjau berdasarkan dua hal yaitu relevansi/validitas isi (content validity) dan
konsistensi/validitas konstruksi (construct validity).34
Validitas isi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan didasarkan atas rasional teoritik. Hal ini berarti dalam pengembangannya didasarkan atas teori-teori yang digunakan sebagai pedoman dalam merumuskan dan menyusun perangkat pembelajaran.
Sementara validitas konstruksi ditentukan melalui hubungan antar komponen yang konsisten, artinya setiap perangkat pembelajaran terkait secara konsisten antara satu dengan yang lain. Pada penelitian ini, validitas konstruksi
33Tjeerd Plomp, Educational Design Research: an Introduction, (Netherlands: Netherlands
Institute for Curriculum Development, 2007), hal. 26
34Ibid, hal. 26
20
ditentukan dari hasil penelitian perangkat pembelajaran melalui pengisian lembar validasi yang dilakukan oleh para validator. Validitas konstruksi dapat dipenuhi bila hasil penilaian dari validator terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan terkategori valid atau sangat valid.
2. Kepraktisan perangkat pembelajaran
Kriteria kepraktisan suatu produk dilihat berdasarkan hasil pertimbangan dan penilaian para pakar yang
menyatakan bahwa produk dapat diterapkan dengan mudah.35
Pada penelitian ini, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan memenuhi ketetapan kelayakan praktis jika perangkat pembelajaran yang secara umum dapat digunakan di lapangan dengan sedikit revisi atau tanpa revisi menurut penilaian para ahli yang menjadi validator, serta didukung hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh pengamat terkategori praktis atau sangat praktis.
3. Keefektifan perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran itu dikatakan baik apabila hasil uji coba perangkat dilapangan menyebabkan pembelajaran itu efektif. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran perlu ditinjau efektivitas pembelajaran dalam pelaksanaan uji coba dilapangan. Menurut Nieveen, keefektifan suatu produk diketahui dari tercapainya tujuan
yang ditetapkan setelah menerapkan produk tersebut.36 Dalam
penelitian ini, perangkat pembelajaran matematika dikatakan efektif jika pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan mencapai indikator-indikator efektifitas pembelajaran. Adapun indikator-indikator efektifitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan respon siswa terhadap pembelajaran. Masing-masing indikator tersebut diulas lebih detail sebagai berikut:
a. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
35
Ibid, hal. 26
36 Ibid, hal. 26
21
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.37
Dimyati dan Mudjiono juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.38
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Penilaian hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian acuan patokan dimana siswa harus mencapai standar ketuntasan minimal. Siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar siswa telah mencapai skor tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya dan siswa tersebut dapat dikatakan telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
b. Respon Siswa
Menurut Hamalik, respon merupakan gerakan-gerakan yang terkoordinasi oleh persepsi seseorang terhadap peristiwa-peristiwa luar dalam lingkungan
sekitar.39 Sedangkan menurut Bimo, cara untuk
mengetahui respon seseorang terhadap sesuatu adalah dengan menggunakan angket, karena angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden untuk mengetahui fakta-fakta atau opini-opini.40
Sehingga dalam penelitian ini, respon siswa didefinisikan sebagai tanggapan siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, Adapun respon siswa yang akan dideskripsikan yaitu respon siswa terhadap cara guru
mengajar dan respon siswa terhadap keberadaan website
sebagai media pembelajaran matematika.
37Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), 3
38Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 3-4 39 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bandung:
Bumi Aksara,2001), 73
22
H. Materi Trigonometri
1. Ukuran Sudut dalam Derajat
Derajat berhubungan dengan putaran, ambil contoh pada perputaran jarum jam, dalam satu putaran jarum jam dalam satu putaran memiliki nilai 360°. sehingga dapat disimpulkan bahawasannya:
1° = 1
360 putaran
Ukuran-ukuran sudut yang lebih kecil dari ukuran derajat, dinyatakan dalam ukuran menit dan ukuran detik. Ukuran-ukuran sudut dalam derajat, menit, dan detik mengikuti aturan sebagai berikut :
1 derajat = 60 menit ditulis 1° = 60’ 1 menit = 60 detik
ditulis 1’ = 60 ‘’ Contoh:
Tentukan seperberapa putaran penuhkah sudut 30° itu? Jawab:
30° 360°=
1
12 putaran
Jadi 30° adalah 1
12 putaran
2. Ukuran Sudut dalam Radian
Selain memiliki satuan derajat, sudut juga memiliki satuan lainnya yang bernama radian. Berikut ini adalah aturan sudut dan radian:
180° = � radian
1° = �
180 radian
1 radian = 180 �
Dalam beberapa perhitungan, seringkali digunakan nilai
pendekatan untuk �≅ 3,14159
180° ≅ 3,14159 radian
23
Contoh:
Nyatakan sudut 100° ini dalam ukuran radian!
Jawab:
100° = 100 x 1° = 100 x �
180 radian = 5�
9 radian
Jadi, 100° = 5�
9 radian
3. Perbandingan-perbandingan trigonometri
Gambar 2.1 Segitiga Siku-siku ABC
Panjang sisi (dalam satuan panjang) dihadapan sudut A adalah a, panjang sisi dihadapan sudut B adalah b, dan panjang sisi dihadapan sudut C adalah c.
Dari tida besaran penjang sisi segitiga siku-siku ABC tersebut
(yaitu a, b, c) dapat ditentukan perbandingan-perbandingan sebagai berikut :
Sin �° = ���� � ����� �� 㤰 ���������� =
�
Cos �° = ���� �������� �� ��� ���������� =
Tan �° = ���� � ��� �� ��� ����������� �� ��� =
�
C
A
B
24
Cot �° = ���������� ��ᓌ ��� ���� � ����� � �� = �
Sec �° = ���������� ����������� �� ��� =
Cosec �° = ����������
���� � ����� �� � = �
Contoh :
Segitiga siku-siku diketahui mempunyai ukuran seperti pada gambar, carilah nilai dari cos �°
Gambar 2.2 Segitiga Siku-siku ABC dengan sudut �°
Jawab :
Nilai c dihitung terlebih dahulu dengan teorema phythagoras :
c = √�2+ 2= ��√3�2+ (1)2= √4 = 2
Jadi nilai cos �° = = 1
2
C
A
B
b =
1
c
a =
√
3
25
4. Nilai perbandingan trigonometri sudut khusus
Dalam trigonometri ternyata ada yang namanya sudut khusus atau istimewa. Apa maksudnya? Sudut istimewa adalah sudut dimana nilai perbandingan trigonometrinya dapat ditentukan secara langsung tanpa menggunakan kalkulator.
Sudut-sudut khusus yang dimaksud adalah sudut-sudut yang besarnya 0°, 30°, 45°, 60°, dan 90°
Untuk mempermudah dalam mengetahui dan menghafal nilai-nilai trigonometri dari sudut istimewa tersebut, maka anda bisa melihat tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Nilai Trigonometri Sudut Istimewa
Besar Sudut �°
0° 30° 45° 60° 90°
Sin �° 0 1
2 1 2√2
1 2√3
1
Cos �° 1 1
2√3 1 2√2
1 2
0
Tan �° 0 1
3√3
1 √3 -
Cot �° - √3 1 1
3√3
0
Sec á° 1 2
3√3 √
2 2 -
Cosec á° - 2 √2 2
3√3
26
5. Perbandingan trigonometri di berbagai kuadran
Dalam sub bab ini akan dipelajari perbandingan-perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut yang besarnya antara 0° sampai
dengan 360°. Sudut-sudut ini dikelompokkan menjadi 4
wilayah atau kuadran didasarkan pada besarnya sudut, yaitu :
a. Sudut-sudut yang terletak dikuadran I, yaitu sudut-sudut
yang besarnya antara 0° sampai 90° atau 0° < x° < 90°
b. Sudut-sudut yang terletak dikuadran II, yaitu sudut-sudut
yang besarnya antara 90° sampai 180° atau 90° < x° < 180°
c. Sudut-sudut yang terletak dikuadran III, yaitu sudut-sudut
yang besarnya antara 180° sampai 270° atau 180° < x° < 270°
d. Sudut-sudut yang terletak dikuadran IV, yaitu sudut-sudut
yang besarnya antara 270° sampai 360° atau 270° < x° < 360°
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :
Gambar 2.3 Perbandingan Trigonometri di Berbagai Kuadran
0
°
90
°
180
°
360
°
KUADRAN I
KUADRAN II
27
6. Perbandingan Trigonometri untuk Sudut di Kuadran II (180°-
á°.
Gambar 2.4 Perbandingan Trigonometri di Kuadran II
Gambar diatas adalah lingkaran dengan jari-jari 1 satuan. Berdasarkan gambar diatas, rumus-rumus perbandingan
trigonometri untuk sudut (180°- á°) dapat di peroleh sebagai
berikut:
a) sin (180°- á°) = sin á°
b) cos (180°- á°) = -cos �°
c) tan (180°- �°) = -tan �°
d) cot (180°- �°) = -cot 〰°
e) sec (180°- �°) = -sec �°
f) cosec (180°- �°) = cosec �°
Y
X
�
°
1
Q (-x, y)
P (x,y)
y
P’
O
Q’
�
°
28
contoh :
sin 120° = sin (180° - 60°) = sin 60° = 1
2√3
7. Perbandingan Trigonometri untuk Sudut di Kuadran III (180° +
�°)
Gambar 2.5 Perbandingan Trigonometri di Kuadran III
Gambar diatas adalah lingkaran dengan jari-jari 1 satuan. Berdasarkan gambar diatas, rumus-rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (180° + �°) dapat di peroleh sebagai berikut:
a) sin (180° + �°) = -sin �°
b) cos (180° + �°) = -cos �°
c) tan (180° + �°) = tan �°
d) cot (180° + �°) = cot �°
e) sec (180° + �°) = -sec �°
f) cosec (180° + �°) = -cosec �°
Y
X
�
°
1
Q (-x, -y)
P (x,y)
y
P’
O
Q’
�
°
29
contoh :
cos 240° = cos (180° + 60°) = -cos 60° = - 1
2
8. Perbandingan Trigonometri untuk Sudut di Kuadran IV (360° +
�°)
Gambar 2.6 Perbandingan Trigonometri di Kuadran IV
Gambar diatas adalah lingkaran dengan jari-jari 1 satuan. Berdasarkan gambar diatas, rumus-rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (180° + �°) dapat di peroleh sebagai berikut:
a) sin (360° - �°) = -sin �°
b) cos (360° - �°) = cos �°
c) tan (360° - �°) = -tan �°
d) cot (360° - �°) = -cot �°
e) sec (360° - �°) = sec �°
f) cosec (360° - �°) = -cosec �°
contoh :
tan 300° = tan (360° - 60°) = -tan 60° = - √3
X
1
Q (x, -y)
P
O
Q’
�
°
�
°
P’
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji keefektifan produk yang dikembangkan. Dalam penelitian ini yang dikembangkan
adalah media pembelajaran berbasis website.
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Media pembelajaran berbasis website ini dikembangkan
melalui 6 tahapan awal dari metode Research and Development.31
Adapun tahap-tahap yang dilalui adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Pengembangan Metode R&D
1. Tahap Potensi dan Masalah
Tahap potensi dan masalah dilaksanakan untuk menetapkan masalah maupun potensi dasar yang diperlukan dalam pengembangan media berbasis website yang meningkatkan minat belajar siswa. Potensi dapat dijadikan sebagai kelebihan untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data untuk membuat media pembelajaran berbasis website. Data yang dikumpulkan adalah materi trigonometri,
31
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta. 2013), h. 409
Potensi dan masalah
Pengumpu lan data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Desain
Uji Coba Produk
32
video pembelajaran, permainan matematika dan kurikulum untuk menjabarkan standar kompetensi yang harus dicapai siswa. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data berupa review media berbasis website yang dijadikan sebagai contoh pengembangan media berbasis website agar menjadi lebih baik lagi dengan mengambil kelebihan dan membuang kekurangannya.
3. Tahap Desain Produk
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mendesain
media website untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Peneliti mendesain media website ini dengan menggunakan CMS Wordpress. Setelah proses desain media website selesai, selanjutnya media dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk di telaah agar mendapat saran perbaikan hingga media website yang dihasilkan dinyatakan siap oleh dosen pembimbing untuk divalidasi.
4. Tahap Validasi Desain
Setelah media website dinyatakan siap untuk divalidasi, media diserahkan kepada beberapa validator untuk divalidasi agar dihasilkan media website yang valid dan layak digunakan untuk proses pembelajaran. Validator terdiri dari dosen matematika dan guru matematika. Validator melakukan penilaian pada masing-masing aspek, serta memberikan saran pada lembar validasi yang disediakan. 5. Tahap Revisi Desain
Setelah produk divalidasi tahap selanjutnya adalah revisi desain. Pada tahap ini peneliti akan memperbaiki produk berdasarkan saran-saran yang telah diperoleh dari para validator.
6. Tahap Uji Coba Produk
33
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan produk yang dikembangkan. Dalam bagian ini hal yang harus diperhatikan adalah: (1) Desain uji coba, (2) subjek uji coba, (3) Jenis data, (4) Instrumen pengumpulan data.
1. Desain Uji Coba
Peneliti bertindak sebagai guru di dalam kelas. Adapun perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah RPP dan media pembelajaran berbasis website dengan materi trigonometri.
2. Subjek Uji Coba
Dalam penelitian pengembangan ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X-2 SMAN Kesamben Jombang.
3. Jenis Data
Jenis data yang didapat merupakan data kuantitatif, data yang diperoleh dari dari kuisioner pernyataan atau kalimat, yang nantinya diubah dalam bentuk angka.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari : a. Lembar Validasi
Lembar validasi ini berfungsi sebagai instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kriteria kevalidan dan kepraktisan media pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh peneliti. Lembar validasi ini diisi oleh 3 validator yang terdiri dari dua dosen dari jurusan pendidikan matematika dan satu guru matematika SMAN Kesamben.
b. Lembar Tes Hasil Belajar Siswa
34
c. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa ini berisi pertanyaan yang harus dijawab siswa untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan e-learning. Dalam mengisi angket respon siswa ini, siswa sebelumnya telah dijelaskan bahwa jawaban dari angket tidak akan mempengaruhi nilai dan tidak perlu ditulis nama siswa pada lembar pengisian angket sehingga diharapkan siswa dapat menjawab semua pertanyaan dalam angket dengan sejujur-jujurnya tanpa adanya pengaruh dari luar.
d. Angket Minat Belajar Siswa
Angket minat belajar siswa digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa sebelum dan sesudah aktivitas belajar menggunakan media pembelajaran media berbasis website. Selanjutnya, hasil survey ini dianalisis untuk dideskripsikan sebagai hasil apakah ada peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran berbasis website ini.
Menurut Masriyah, pernyataan pada suatu angket dapat berisi pernyataan positif (favorable) atau pernyataan negatif (unfavorable) yang lebih baik jumlah poinnya diupayakan berimbang dengan tujuan untuk
mengecek konsisten jawaban responden.32 Selanjutnya
berdasarkan bentuk poin pernyataan yang akan disusun, angket dibedakan menjadi dua yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup berupa poin-poin pernyataan yang diikuti dengan sejumlah pilihan jawaban, sedangkan angket terbuka tidak disediakan pilihan jawaban. Angket yang di gunakan dalam penelitian ini berupa pernyataan positif dan negatif.
32
35
5. Teknik Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil penelitian. Analisis yang dilakukan adalah analisis kevalidan, analisis kepraktisan, analisis respon siswa, analisis tes hasil belajar dan analisis minat belajar.
a.
Analisis Kevalidan Media PembelajaranUntuk mempermudah dalam penganalisaan data hasil validasi, rekapan data validasi disajikan dalam sebuah tabel dengan format sebagai berikut :
Tabel 3.1
Format Data Hasil Validasi
No. Kriteria Skor Validator ke-
Rata-rata per kriteria
Rata-rata per aspek
1 2 3 4 5
Rata-rata total validitas (RTV)
Langkah-langkah yang digunakan dalam
menganalisis meliputi:
1)
Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel-tabeluntuk dianalisis.
2)
Mencari rata-rata per kriteria dari validator denganmenggunakan rumus :
= ∑ �
Dengan : i= 1, 2, 3, ...
Ki= rata-rata kriteria ke-i
VHi= skor penilaian validator ke-h untuk aspek ke-i n= banyak nya validator
36
=∑=1
Dengan :
Ai= rata-rata aspek ke-i
Kij= rata-rata untuk aspek ke-I dan kriteria ke-j
n= banyaknya kriteria
4)
Mencari rata-rata total validitas, dengan rumus :���=∑=1
Dengan :
RTV = rata-rata total validitas
Ai = rata-rata aspek ke-i
n = banyaknya aspek
5)
Menentukan kevalidan media berbasis website darihasil rata-rata total validasi dengan mencocokkan pada kategori kevalidan media dengan kategori kevalidan sebagai berikut:33
Tabel 3.2
Kategori Kevalidan Media Pembelajaran
Interval skor Kategori kevalidan
4≤ ���< 5 Sangat Valid
3≤ ���< 4 Valid
2≤ ���< 3 Kurang Valid
1≤ ���< 2 Tidak Valid
6)
Perbaikan media berbasis website dilakukan sesuaidengan masukan validator yang menguji.
33
Khabibah, Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar, (Disertasi Surabaya: Program Pascasarjana Unesa. 2006) h. 74
37
b.
Analisis Kepraktisan Media PembelajaranUntuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran, terdapat empat kriteria penilaian umum media pembelajaran dengan kode nilai sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Kepraktisan Media Pembelajaran
Kode Nilai Keterangan
1 Dapat digunakan tanpa revisi
2 Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3 Dapat digunakan dengan banyak revisi
4 Tidak dapat digunakan
Media dikatakan praktis jika para validator menyatakan
bahwa media tersebut dapat digunakan dengan sedikit revisi.34
c.
Analisis Respon SiswaAngket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap perangkat baru, dan kemudahan memahami komponen-komponen: materi atau isi pelajaran, tujuan pembelajaran, suasana belajar, dan cara guru mengajar, minat penggunaan, kejelasan penjelasan dan bimbingan guru. Data yang diperoleh berdasarkan angket tentang respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan menghitung persentase tentang pernyataan yang diberikan. Presentase respon siswa dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Memberikan skor pada form respon siswa yang terdapatdalam media website. Sistem penskoran menggunakan skala Likert. Skala pengisian dengan empat tingkat yaitu 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (setuju), dan 4 (sangat setuju).
34
Sumaryono, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Melatihkan Kemampuan Berpikir Kritis, (Skripsi IAIN Sunan Ampel Surabaya : Tidak dipublikasikan, 2010) h.45
38
2)
Menghitung prosentase tiap butir pernyataan dengan rumusberikut:
Prosentase tiap butir pernyataan = × 100%
Keterangan: A = Jumlah skor tiap butir
B = Jumlah skor maksimal tiap butir
3)
Menghitung prosentase respon siswa dengan mencarirata-rata prosentase perolehan semua butir pernyataan.
Analisis respon siswa terhadap proses pembelajaran ini dilakukan dengan mendeskripsikan respon siswa terhadap proses pembelajaran. Angket respon siswa diberikan kepada siswa setelah seluruh kegiatan belajar mengajar selesai dilaksanakan. Respon siswa dikatakan positif jika rata-rata
prosentase lebih dari 70%.35
d.
Analisis Tes Hasil Belajar SiswaHasil belajar siswa dihitung secara individual dan secara klasikal. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor siswa yang diperoleh dengan mengerjakan tes hasil belajar yang diberikan setelah berakhimya proses pembelajaran. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan SMA Negeri Kesamben Jombang, siswa dipandang
tuntas secara individual jika mendapatkan skor
≥
75 denganpengertian bahwa siswa tersebut telah mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi, atau mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan keberhasilan kelas (ketuntasan klasikal) dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai skor minimal 75, sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:36
Presentase Ketuntasan = �ℎ � � � �
�ℎ ℎ � × 100%
35 Ibid, hal. 107
36
Zamzam H. F. C, Skripsi : “Pengembangan Media Pembelajaran E-learning Berbasis Website untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMAN 1 Mojosari”. (Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2013), 19.
39
e.
Analisis Minat Belajar SiswaData hasil pengisian kuesioner sebelum dan sesudah
tindakan dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:37
1)
Membaca setiap jawaban yang dipilih oleh siswa padalembar kuesioner baik sebelum tindakan maupun sesudah tindakan. Adapun angket minat belajar siswa terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif.
2)
Memberikan skor pada lembar kuesioner yang sudah diisioleh siswa. Sistem penskoran menggunakan skala Likert. Berikut adalah tabel penskoran minat belajar siswa:
Tabel 3.4
Penskoran Angket Minat Belajar Siswa
Opsi Jawaban Skor Pernyataan Positif
Skor Pernyataan Negatif
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang-Kadang (KK)
2 3
Tidak Pernah (TP)
1 4
3)
Merekapitulasi skor hasil pengisian sesudah tindakanuntuk mengetahui minat siswa. Kemudian data diolah dengan menentukan rata-rata masing-masing item pernyataan berdasarkan jawaban peserta didik sebagai berikut :
Rata-rata per-item = 屯 �ℎ湩
�ℎ �
4)
Selanjutnya untuk tiap-tiap item pernyataan, dilakukanperhitungan untuk memperoleh rata-rata total dengan cara sebagai berikut:
37
Rudi Budiman, Tesis Magister : “Pengaruh Kegiatan Praktikum Berbasis Inkuiri Terhadap Perolehan Hasil Belajar Siswa”. (Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 71.
40
Rata−rata Total =�� � − � ��
�ℎ
5)
Mengitung skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dannegatif setiap kondi