• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak di SD YPK Effata Waupnor Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua T2 942010010 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak di SD YPK Effata Waupnor Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua T2 942010010 BAB II"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MANAJEMEN PEMBELAJARAN

2.1.1 Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses pengendalian kelompok tersebut minimal mencakup perencanaan (planning), dan pengawasan (controling) sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi. Para ahli mengungkapkan manajemen pendidikan berdasarkan sudut pandang dan fokus yang berbeda sesuai konsep teoritis yang melandasinya. Knezevik, (dalam Slameto) menyamakan arti manajemen pendidikan dengan administrasi pendidikan.

(2)

11

penciptaan iklim organisasi yang kondusif, serta penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan peserta di masa depan. Manajemen merupakan rangkaian kegiatan bersama atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok orang dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara berencana dan sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu.

Jadi dari berbagai pemahaman dan definisi tentang manajemen pendidikan dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah bidang kajian yang mempelajari bagaimana upaya untuk mencapai produktivitas pendidikan, dengan memobilisasi sumber daya yang tersedia melalui penciptaan suasana kerja yang kondusif dan bermartabat.

(3)

12

2.1.2 Pengertian Perencanaan Pembelajaran

a. Perencanaan

(4)

13

baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif untuk memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan pengkajian dan penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional. Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Roger A. Kaufman (Harjanto 1997) mengemukakan bahwa

“Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang

apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.

(5)

14

pembelajaran tersebut mendapat sebuah kesepakatan (Keputusan) dalam pelaksanaan.

b. Pengertian Pembelajaran

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Masnur Muslich (2007) juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi

siswa sehinggga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk

(6)

15

seorang yang disebabkan oleh pengalaman. Pernyataan ini juga didukung oleh Kunandar (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

c. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

(7)

16

yang merupakan sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dan beberapa unsur yang saling berinteraksi. Pengertian lain tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1988) yang mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metoda dan teknik, serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan

sisitematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah mengatur dan menetapkan komponenkomponen tujuan, bahan, metoda atau teknik, serta evaluasi atau penilaian. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa.

(8)

17

perencanaan pembelajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan perencanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.2 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20

dinyatakan bahwa : ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar”. Selanjutnya Sesuai dengan

(9)

18

(10)

19

(11)

20

konfirmasi. c). Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

2.3 EVALUASI PROSES PERENCANAAN

PEMBELAJARAN

MULOK

BAHASA

DAERAH BIAK

(12)

21

proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari sesuatu kegiatan pada satu pendidikan yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan dalam dunia pendidikan, artinya evaluasi pendidikan dalam pembelajaran merupakan kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu dan hasilnya. Lembaga Adminstrasi Negara juga mengemukakan batasan tentang evaluasi pendidikan dalam pembelajaran sebagai; 1). Suatu proses kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan, 2). Uasaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed beck) penyempurnaan pendidikan.

(13)

22

Gambar 2.1 Bagan Tentang : Evaluasi proses Program Pembelajaran

Contoh Sumber Bagan: Anas Sudijono. (Hal 3)

Kutipan gambar bagan tersebut dipilih beberapa bagian untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dilapangan, yang menjelaskan, bahwa dalam proses perencanaan, dilakukan perbandingan antara kegiatan pembelajaran yang telah coba diterapkan sesuai perencanaan tertentu, untuk kemudian diambil sebuah tindakan dalam proses belajar mengajar terhadap siswa.

(14)

23

Selanjutnya dari Proses belajar mengajar tersebut menjadi sebuah interaksi siswa terhadap pembelajaran yang tertuju pada sebuah Kriteria penilaian sebagai tolak ukur yang dipakai tidak lain adalah tujuan akhir dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Merujuk pada bagian ini, maka akan lebih cenderung melihat Manajemen pembelajaran sebagai suatu kegiatan atau proses, yaitu manajemen pembelajaran sebagai suatu realita karena manajemen pembalajaran dalam bagan ini adalah manajemen pembelajaran yang sesungguhnya terjadi dilapangan atau sekolah pada daerah setempat pada umumnya.

2.3.1 Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak

Bahasa Biak (BB) adalah salah satu Bahasa Daerah (BD) yang pertama kali diteliti, ditulis dan diajarkan secara formal sebagai pelajaran muatan lokal (mulok) oleh para misionaris pada pendidikan dasar (SD) dan menengah di Resort Biak-Numfor Tanah Papua, Bahasa Daerah Biak (BDB) merupakan jendela kebudayaan. Budaya suatu bangsa dapat dilihat dari

(15)

24

mengembangkan suatu pengetahuan, baik pengetahuan yang umum maupun yang bersifat kearifan lokal dalam suatu daerah tertentu sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Selanjutnya dari pengertian muatan lokal diatas dipahami bahwa, (1) Muatan lokal merupakan salah satu bentuk pendekatan pengembangan perencanaan pembelajaran, agar sekolah dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, (2) Interaksi sekolah dengan masyarakat dapat berlangsung secara baik, dalam rangka perbaikan kualitas pendidikan, dan (3) Sekolah dapat meningkatkan dan mengembangkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah setempat. Salah satunya adalah Bahasa Daerah Biak.

2.3.2 Landasan Pengembangan Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah

Undang-undang dan peraturan, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Republik Indonesia No 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2), dan peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

(16)

25

memanfaatkan otonomi pendidikan yang diwujudkan melalui sistem yang berlaku pada setiap sekolah, khususnya dalam pengembangan proses perencanaan pembelajaran yang didalamnya memuat isi muatan lokal.

(17)

26

masyarakat lokal. Bahasa ini telah bertahan melewati berbagai macam perubahan zaman sehingga akibat dari berinteraksinya bahasa ini dengan berbagai macam kondisi dan stuasi, maka muncullah berbagai macam jenis dialek dan aksen yang berbeda. Akibatnya bahasa daerah yang di ucapkan oleh satu masyarakat sedikit berbada, meskipun secara akar dan rumpun sama, tetapi dalam prakteknya memiliki perbedaan dengan bahasa daerah yang diucapkan oleh masyarakat daerah lain. Meskipun berbeda, bahasa daerah ini memiliki kesamaan yang tidak dapat dibantahkan terutama dalam hal yang berhubungan dengan sastra.

2.3.3 Perencanaan Pembelajaran Bahasa Daerah Biak Sebagai Bahan Ajar Mulok

(18)

27

lanjut yang lebih mendalam dari berbagai aspek kebahasaannya, aspek kebudayaan, dan pendidikan H.J.Rumkabu, (2011) dalam Buku Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak.

(19)

28

selaras dengan pengembangan silabus. Silabus yang sudah disusun akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan menanamkan berbagai kompetensi kepada peserta didik, pengertian dari pelaksanaan atau implementasi kurikulum adalah penerapan ide, konsep pembelajaran yang dijabarkan dalam silabus dan rencana pembelajaran kedalam proses pembelajaran melalui kegiatan – kegiatan pemeblajaran oleh guru disekolah sehingga terjadi perubahan pada peserta didik yaitu pencapaian kompetensi yang telah direncanakan (Mulyasa, 2008; Miller & Seller dalam Al-Hafizh, 2011).

(20)

29

mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai. Dengan kata lain rencana pembelajaran yang dibuat guru harus berdasarkan pada kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan siswa, yang meliputi; pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa setelah mengikuti mata pelajaran tertentu. Setiap kompetensi dirinci menjadi sub kompetensi atau kemampuan dasar yang selanjutnya merupakan arah pencapaian dan acuan dalam memilih materi dan pengalaman belajar siswa. Untuk mengetahui pencapaian kemampuan dasar tertentu diperlukan indikator pencapaian yang digunakan untuk mengembangkan alat pengujian. Standar kompetensi merupakan salah satu komponen rencana pembelajaran yang sangat perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran karena dengan adanya kompetensi yang ingin dicapai proses pembelajaran akan lebih terarah.

2.3.4 Tujuan Perencanaan Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah

(21)

30

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing (Depdikbud dalam Erry Utomo, 1997).

Menurut Depdikbud (E. Mulyasa, 2007), secara umum, pengertian muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara khusus, muatan lokal adalah program pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang isi dan media pembelajarannya dikaitkan dengan lingkungan alam yang bernuansa lokal.

(22)

31

kontekstual sesuai kondisi lingkungan alam, dan lingkungan belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat mencapai tujuan dan dapat berhasil bagi siswa dalam memahami serta turut serta menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang diajarkan dalam pembelajaran Muatan lokal tersebut.

2.3.5 Fungsi Bahasa Daerah Biak dimasukan sebagai Bahan Ajar Mulok

Tujuan ditetapkan Bahasa Daerah Biak sebagai bahan ajar muatan lokal, bahwa Bahasa Biak adalah jendela kebudayaan dan jumlah penutur banyak dikalangan masyarakat papua, sehingga sangat tepat dijadikan sebagai bahan ajar. Selanjutnya Bahasa Biak dijadikan bahan ajar Mulok bagi peserta didik untuk memberikan bekal pengetahuan berbahasa daerah dan sikap hidup serta memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan masyarakat dan nilai – nilai luhur yang terkandung dalam Budaya Biak yang diajarkan dalam Bahasa Biak tersebut terus tercermin kepada generasi sekarang dan yang akan datang.

(23)

32

terhadap peserta didik disekolah, program sekolah disesuai dengan lingkungan dan kebutuhan daerah. Demikian juga karakteristik setiap peserta didik perlu diupayakan sehingga dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan bahasa daerah serta budaya, 2). Memiliki fungsi integrasi, artinya bahwa peserta didik adalah bagian integral dari masyarakat. 3). Fungsi perbedaan, maksudnya pendidikan dan pengembangannya bersifat luwes, yaitu program pendidikan dan pengembangannya disesuaikan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik sesuai lingkungan dan daerahnya.

Dasar pemahaman konsep dan tujuan Mulok Bahasa Daerah Biak tersebut menunjukan bahwa pada hakekatnya bertujuan untuk menjembatangi kesenjangan antara peserta didik dengan lingkungannya (E. Mulyasa, 2007).

(24)

33

dengan lingkungannya, dapat sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran selanjutnya juga merupakan jendela kebudayaan sebab jumlah penutur banyak dikalangan masyarakat Papua, sehingga sangat tepat dijadikan sebagai bahan ajar.

2.3.6 Model Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah Biak di Sekolah Dasar

Para Ahli pendidikan Talbert, J.E, dan McLaughlin, M.E, (1999) mengatakan model pembelajaran yang berorientasi pada potensi dan keutuhan siswa menjadi perhatian utama bagi pendidik (guru). Guru sebagai sentral kegiatan dalam Proses Belajar Mengajar yaitu dengan menggunakan pendekatan baik antara guru dan siswa.

(25)

34

(26)

35

tugas secara bersama-sama, dan kemampuan sikap partisipasi aktif dalam pembelajara dan selalu termotivasi untuk segera berekreasi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Hal tersebut ditegaskan Winkel (2007) yang mengatakan bahwa Tugas perkembangan siswa yang dihadapi siswa dalam jenjang sekolah dasar antara lain mengatur keberaneka ragam kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggung jawab, bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain atau teman sebaya, cepat mengembangkan bakat kemampuan misalnya dalam calistung.

(27)

36

pembelajaran, harus yang sesuai dengan kearifan lokal, yang dominan pada muatan lokal Bahasa daerah Biak, sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan akan berdampak pada kualitas belajar siswa, melibatkan beberapa elemen terkait yang berkualitas dan berpotensi sehingga menghasilkan hasil yang berkualitas.

2.3.7 Materi Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah

(28)

37

pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal. Pemanfaatan positif dan kreatif yang demikian akan meningkatkan martabat bahasa daerah dan sekaligus mendewasakannya di ranah pendidikan formal. Melalui penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan belajar-mengajar, sekurang-kurangnya di tingkat dasar, para peserta didik, yang adalah tunas muda harapan daerah dan nasional, sejak dini telah dituntun untuk mengenal, memahami, dan menghargai kekayaan budaya lokal mereka sendiri. Jika kesadaran akan hakikat bahasa daerah telah berakar kuat di dalam sanubari mereka, maka dengan sendirinya akan tumbuh rasa bangga untuk menggunakan bahasa daerah mereka dalam kehidupan sehari-hari. Demi kemajuan pelestarian dan kelestarian bahasa daerah di kabupaten Biak Numfor.

Menurut panduan bahan ajar Bahasa daerah Biak yang telah dibuat buku oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Biak Numfor berbentuk draff memiliki lingkup pengembagannya yaitu: (1) Nilai-nilai agama dan moral, (2) Menyerap dan mempraktekkan nilai-nilai budayanya, (3) Berbahasa mencakup menerima bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan.

(29)

38

perkembangan yang akan dicapai peserta didik sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing–masing.

(30)

39

tujuan pendidikan yang diharapkan dan disesuaikan dengan kondisi sekolah masing–masing. Sehingga guru sebagai perancang dan penyedia materi ajar dituntut memberikan bahan–bahan yang sesuai dan bisa memenuhi tuntutan perubahan tersebut.

2.4 Hasil Belajar (Pembelajaran)

Hasil belajar dapat dikatan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaanya senantiasa berpegang pada tiga hal yaitu: 1) keseluhan, 2) kesinambungan, 3) obyektifitas (Anas Sudijono, 2011). Berdasarkan tiga aspek tersebut, menjadi acuan terhadap evaluasi hasil belajar siswa mencakup yang mencakup; 1) Tingkat penguasaan materi pembelajaran dari peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pembelajaran yang bersifat terbatas, 2) Mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan umum pembelajaran.

2.4.1 Kriteria Penilaian Proses Pembelajaran

Pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2005), bahwa penilaian proses belajar mengajar memiliki kriteria, yaitu :

a. Konsistensi

(31)

40

seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar mengajar dilihat sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek : 1). Tujuan-tujuan pengajaran 2). Bahan pengajaran yang diberikan 3). Jenis kegiatan yang dilaksanakan 4). Cara melaksanakan jenis kegiatan 5). Peralatan yang digunakan untuk masing- masing kegiatan, dan 6). Penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.

b. Keterlaksanaannya oleh Guru

(32)

41

c. Keterlaksanaannya oleh Siswa

Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar- mengajar dengan program yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti, keterlaksaan siswa dapatdilihat dalam hal: 1). Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru. 2). Semua siswa turut melakukan kegiatan belajar. 3). Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. 4). Manfaat semua sumber belajar yang disediakan guru. 5). Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru.

d. Motivasi Belajar Siswa

Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditujukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

e. Keaktifan

(33)

42

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, Terlibat dalam pemecahan masalah, Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, Berusaha tahu mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya, Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal yang sejenis, Kesempatan mengunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

f. Interaksi

(34)

43

Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya, adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

2.4.2 Kriteria Penilaian Hasil Pembelajaran

Kriteria penilaian hasil pembelajaran antara lain : 1). Dikembangkan dengan mengacu pada tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilam dan sikap. 2). Menggunakan berbagai cara didasarkan pada tuntutan kompetensi dasar 3). Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian (sumatif, formatif) Tujuan dan fungsi formatif: keputusannya aspek apa yang masih harus diperbaiki dan aspek apa yang dianggap sudah memenuhi dari indikator penilaian. Tujuan dan fungsi sumatif: bertujuan untuk mengetahui apakah siswa dianggap mampu menguasai kualitas yang dikehendaki oleh tujuan pembelajaran. Artinya pembelajaran mengacu kepada prinsip diferensiasi dan tidak bersifat diskriminatif.

a. Kemampuan atau Keterampilan Guru Mengajar

(35)

44

telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar. Beberapa indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain : menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa, terampil berkomunikasi dengan siswa, menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan kelas, terampil mengunakan berbagai alat dan sumber belajar, serta terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.

b. Kualitas Hasil Belajar yang diperoleh Siswa

Salah satu keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain: Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya, Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa, Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah intrusional yang harus dicapai.

(36)

45

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Tentang : Evaluasi proses Program     Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa implementasi pengajaran pendidikan jasmani pendekatan taktik ( Teaching Game for Understanding ) mahasiswa prodi PJKR Fakultas Ilmu

Care. b) Untuk menguji dan menganalisa pengaruh simultan dari variabel citra merek terhadap loyalitas pelanggan Natasha Skin Care. c) Untuk mengetahui pengaruh dominan di

[r]

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan langsung Nomor : 06/PM-OH4011 Tanggal 23 Agustus 2011, maka dengan ini diumumkan Ponyedia Barang/Jasa Bro$s Pengadaan Lang$ung

[r]

Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan SPSS, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kompetensi mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru SMP Negeri 18

Kajian dengan menggunakan metode French mendapatkan besarnya volume tebangan jenis ramin sekitar 9.104,3 m3 yang berasal dari sebanyak 3.672 pohon. Kendati demikian,

Implementasi penerbitan IMB dalam rangka pelayanan publik di Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Semarang diawali dengan pengisian formulir dan pemenuhan persyaratan oleh pemohon;