BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FTI UKSW pengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar (BID) pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Mahasiswa kelas C yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 10 mahasiswa dan 13 mahasiswi, sedangkan kelas I berjumlah 23 orang yang terdiri dari 21 orang mahasiswa dan 2 orang mahasiswi.
Penelitian ini menggunakan model mixed methods concurrent embedded yang diawali dengan mengumpulkan data kualitatif untuk mengetahui apakah ada peningkatan pada komponen-komponen CTML melalui wawancarfa mendalam, sedangkan untuk pembuktian peningkatan nilai siswa digunakan model eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok belajar (kelas) yang dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan teori CTML dibantu oleh adobe flash & flearn, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional menggunakan handout.
4.2 Instrumen yang Dibangun
Setelah melalui beberapa tahap pengembangan sesuai dengan CTML yang terfokus pada telinga (pendengaran) dan mata (penglihatan) yang diserap melalui kata-kata dan gambar maka jadilah media pembelajaran seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.
1. Present Continuous Tense
1. Past Tense
Gambar 4.2 Materi Pembelajaran Past Tense
2. Future Tense
3. Making Comparison
Gambar 4.4 Materi Pembelajaran Making Comparison
3.3 Hasil Penelitian Tahap 1:
Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa ternyata para mahasiswa mengalami kebingungan karena tulisan dan musik latar yang disajikan masih kurang menarik minat siswa setelah beberapa menit berselang. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Saya bingung kalau hanya diminta lihat tulisan” 1 : “Tulisan begini tanpa dijelaskan ya kami tidak paham” 2 : “Hanya tulisan begini ya sama saja dengan handout” 3 : “Sulit untuk mengerti materinya kalau tulisan-tulisan
saja, cuma seperti diberi powerpoint”
4: “Dijelaskan saja sama pengajarnya pasti lebih paham daripada menggunakan tulisan-tulisan slide”
Disini dapat dilihat bahwa mahasiswa mengalami kebingungan oleh karena hanya satu komponen yang terstimuli. Ditambah komponen mata hanya di stimuli menggunakan tulisan-tulisan saja.
Tahap 2:
Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara kedua minat siswa terhadap pelajaran sudah cukup meningkat, akan tetapi masih ada beberapa mahasiswa yang belum cukup menikmati pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Gambarnya bagus tapi tetap masih belum paham” 2 : “Gambarnya akan lebih bagus lagi kalau bergerak, kita
melihatnya lebih tertarik”
3 : “Kalau model seperti ini ditambah dijelaskan oleh pengajar kami baru paham”
Disini dapat dilihat bahwa murid ada peningkatan pemahaman terhadap materi akan tetapi gambar yang tidak bergeak ditambah tulisan-tulisan yang kurang komunikatif terhadap siswa membuat siswa menangkap materi tetapi tidak memahaminya.
Tahap 3:
Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara ketiga, mahasiswa sangatlah tertarik dengan model pembelajaran ini, akan tetapi pembelajaran ini msh belum bisa mewakili bahan ajar yang dibutuhkan mahasiswa untuk mengerjakan tes karena penjelasan yang maksimal hanya didapatkan pada sesi video saja dengan adanya spoken words. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Nah ini saya baru paham”
2 : “Paham, akan tetapi mungkin lebih baik kalau diberikan gambar bergerak”
3 : “Saya paham, tapi selain pada video gambarnya statis sehingga kurang menarik”
4: “Penambahan videonya bagus”
5: “Kalau penjelasan, gambar serta tulisan ini dimulai sejak awal seperti pada video akan lebih memudahkan kami”
Tahap 4:
Setelah diujicobakan dan dilakukan wawancara keempat, minat mahasiswa terhadap media pembelajaran yang sudah cukup tinggi ditambahkan tingkat pemahaman yang akurat saat dimasukkan spoken words untuk memberikan penjelasan setiap gambar, tulisan dan video yang terdapat dalam media pembelajaran sudah mampu memberikan penjelasan secara maksimal untuk mahasiswa. Hal ini dibuktikan dari beberapa jawaban mahasiswa pada saat wawancara seperti dikutip dibawah ini:
1 : “Suara yang menjelaskan dibantu backsound lagu ini membantu kami mempelajari materi”
2 : “Materi pembelajaran yang menarik, tapi backsound terlalu kencang sehingga penjelasan kalah”
3: “Ini lebih menarik daripada lecturing biasa”
4: “Bagus, kalau dari dulu Bahasa Inggris dengan materi yang seperti ini, saya tidak perlu mengulang”
5: “Murid lebih rileks dengan pembelajaran model ini, karena menjadi tidak menegangkan”
6 : “Menarik, kita jadi bisa memahami materi karena videonya bisa kita putar berulang-ulang dirumah”
7 : “Enak, dengan ini kita tidak perlu bawa-bawa handout kemana-mana tapi tetap bisa belajar”
3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 4.4.1 Analisis Data Tahap Awal
1. Uji Normalitas
Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan uji beda pada kedua kelas yang menjadi subjek penelitian adalah menguji apakah data hasil tes berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji normalitas menggunakan one sample kolmogorov smyrnov dilakukan. Hasil dari uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.1 Uji Normalitas Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok Kontrol
N 23
Normal Parametersa,b Mean 55.6957
Std. Deviation 20.63191
Most Extreme Differences
Absolute .146
Positive .146
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .702
Asymp. Sig. (2-tailed) .709 a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Kelas Eskperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok Eksperimen
N 23
Normal Parametersa,b Mean 55.4348
Std. Deviation 19.70885
Most Extreme Differences
Absolute .208
Positive .093
Negative -.208
Kolmogorov-Smirnov Z .998
Asymp. Sig. (2-tailed) .273 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian normalitas yang ditunjukkan pada kedua tabel di atas maka distribusi data dari kedua kelas adalah normal. Hal ini ditunjukkan melalui tingkat signifikansi 2 tailed yang lebih besar dari 0.05 (p > 0.05) yaitu pada 0.709 untuk kelas kontrol dan 0.273 pada kelas eksperimen. Dengan demikian maka H0 diterima.
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Tabel 4.3 Analisis Uji Beda Pre Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
HasilBelajar Kelompok Kontrol 23 55.6957 20.63191 4.30205
Kelompok Eksperimen 23 55.4348 19.70885 4.10958
Independent Samples Test
Levene'
es t-test for Equality of Means
F Interval of the
Difference
dan kelas eksperimen. Dengan demikian maka H0 diterima.
4.4.2 Analisis Data Tahap Akhir
1. Uji Normalitas
Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan uji beda pada kedua kelas yang menjadi subjek penelitian adalah menguji apakah data hasil tes berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji normalitas menggunakan one sample kolmogorov smyrnov dilakukan. Hasil dari uji normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 di bawah ini
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok
Kontrol
N 23
Normal Parametersa,b Mean 60.8696
Std. Deviation 23.07164
Most Extreme Differences
Absolute .135
Positive .115
Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .649
Asymp. Sig. (2-tailed) .794
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.5 Uji Normalitas
Kelas Eskperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok
Eksperimen
N 23
Normal Parametersa,b Mean 75.6522
Std. Deviation 16.44442
Most Extreme Differences
Absolute .121
Positive .100
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z .583
Asymp. Sig. (2-tailed) .887
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian normalitas yang ditunjukkan pada kedua tabel di atas maka distribusi data dari kedua kelas adalah normal. Hal ini ditunjukkan melalui tingkat signifikansi 2 tailed yang lebih besar dari 0.05 (p > 0.05) yaitu pada 0.794 untuk kelas kontrol dan 0.887 pada kelas eksperimen. Dengan demikian maka H0 diterima.
4.6 Analisis Uji Beda Post Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
HasilBelajar
Kelompok Kontrol 23 60.8696 23.07164 4.81077
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
F Sig
Interval of the
Difference
Hasil uji t di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan means pada data nilai post test kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 14,78261 yang berarti ada perbedaan antara nilai hasil belajar kelas kontrol dan nilai hasil belajar kelas eksperimen.
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai dengan
Metode Difference in Differences
Nilai Tes Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sebelum
Treatment 55 56
Sesudah
Treatment 76 61
Perbedaan 76 – 55 61 – 56
Perkiraan
Pengaruh 21 – 5 = 16
4.4.3 Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan penghitungan menggunakan metode difference in differences pada hasil belajar siswa maka dapat dilakukan uji hipotesis yaitu terdapat perbedaan hasil belajar dari treatment sebesar 16 poin yang didapat dari selisih kedua hasil nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian maka H1 diterima, komponen-komponen CTML yang dibantu oleh media pembelajaran F-learn dan adobe flash dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa FTI pada mata kuliah Bahasa Inggris Dasar.
4.5 Pembahasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana khususnya pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar, di mana sejak dulu pembelajaran pada mata kuliah Bahasa Inggris Dasar di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana seringkali menggunakan metode ceramah, hal tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengajar mata kuliah Bahasa Inggris Dasar. Para pengajar menggunakan metode ceramah dengan alasan karena setiap mahasiswa sudah memiliki modul.
Design karena menggunakan kelompok lain sebagai pembanding atau kelompok kontrol yaitu mahasiswa FTI kelas C tetapi kelompok yang dipilih bukan secara random. Sehingga penelitian ini memilih subjek penelitian mahasiswa FTI yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar sebanyak 2 kelas.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FTI UKSW pengambil mata kuliah Bahasa Inggris Dasar (BID) pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Mahasiswa kelas C yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 10 mahasiswa dan 13 mahasiswi, sedangkan kelas I berjumlah 23 orang yang terdiri dari 21 orang mahasiswa dan 2 orang mahasiswi. Oleh karena itu, subjek penelitian ini secara keseluruhan memiliki 46 subjek penelitian dari 2 kelas, kelas I sebagai kelas eskperimen dengan 23 mahasiswa dan kelas C sebagai kelas kontrol dengan 23 mahasiswa juga. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran dengan adobe flash & flearn mencakup materi tentang Present Continuous Tense, Past Tense, Future Tense, dan Making Comparison, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional ceramah menggunakan handout yang telah diberikan sebelumnya oleh koordinator mata kuliah. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran adobe flash dan flearn di rancang oleh peneliti berdasarkan materi yang sudah ada di modul Bahasa Inggris Dasar.
ngalami kebingungan karena hanya gambar dan tulisan saja, sehingga belum dapat terserap oleh mata dan telinga secara sempurna mengingat teori CTML belum terpenuhi ketiga asumsinya. Pada tahap 3 dengan menambahkan video pada akhir media pembelajaran, didapati bahwa mahasiswa mulai bisa mencerna dan mendapatkan pelajaran, karena pada video sudah memenuhi asumsi CTML yang dapat merangsang otak siswa agar dapat menyerap lebih banyak pelajaran yang diberikan. Akan tetapi masih ada beberapa mahasiswa yang mengeluhkan hal ini karena yang dapat mereka serap hanya bagian video saja. Pada tahap 4, yaitu tahap terakhir, mahasiswa mulai menikmati dan bisa menyerap semua bahan pembelajaran. Hal ini dikarenakan media pembelajaran diberikan tambahan spoken words atau penjelasan secara langsung yang membuat mahasiswa mendapat konten materi dan tidak terbebani dengan musik latar dan gambar-gambar bergeraknya.
dilakukan menggunakan media pembantu adobe flash dan flearn yang merangsang komponen-komponen Cognitive Theory of Multimedia Learning menghantarkan kelas eksperimen mendapat nilai 76 yang berarti mendapat nilai AB yang sebelumnya hasil pre test hanya mendapatkan nilai CD, sedangkan kelas kontrol yang tidak mendapatkan treatment mendapat nilai 61 yang berarti mendapat nilai C.
treatment melalui pembelajaran menggunakan media adobe flash dan flearn.