• Tidak ada hasil yang ditemukan

75c22169 2eec 4ef6 b9f1 0db178a3f69e

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "75c22169 2eec 4ef6 b9f1 0db178a3f69e"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN: SURYA YAYA

SELASA,

12 MEI 2015

08

Menanti Suksesi Politikus Lokal

Menutup Celah Pecah Partai

P

artai Demokrat berusaha keras menutup celah agar tidak terbelah seperti partai besar pendahulunya, Par-tai Golkar dan PPP. Kedua parPar-tai tersebut lebih da-hulu kecolongan dan terus berkonlik hingga hari ini. Fenomena tersebut mengemuka di arena Kongres ke-4 Partai Demokrat yang dihelat di Kota Pahlawan Surabaya.

Sebagai partai yang pernah berkuasa 10 tahun, Partai De-mokrat, terutama SBY paham betul bagaimana suasana batin partai penguasa. Posisi Partai Demokrat yang dalam kondisi tidak berpihak Ke mana-mana di antara dua poros kuat par-lemen; Koalisi Indonesia Hebat yang pro pemerintah dan Ko-alisi Merah Putih (KMP) yang beroposisi, menjadikan Partai Demokrat lebih senang disebut sebagai partai penyeimbang, kendati sempat berbagi kekuasaan dengan KMP dalam penen-tuan pimpinan MPR RI.

Dalam pertapaan status penyeimbang itu dalam sepa-ruh tahun terakhir, Partai Demokrat tampaknya juga memi-liki agenda tersembunyi untuk mengambil peran lebih be-sar di pemerintahan Jokowi-JK, terutama menyambut ren-cana perombakan terbatas Kabinet Kerja. Langkah ke arah itu antara lain pada upaya mendekatkan diri ke PDI Perjuan-gan denPerjuan-gan berharap khusus agar Megawati bersedia hadir di arena kongres yang arahnya akan memilih kembali SBY seb-agai ketua umum.

Atas argumen mendekatkan kembali konstituen PDIP dan PD yang selama ini berjarak, SBY berharap undangan-nya dapat dipenuhi Megawati. Jika putri proklamator itu had-ir, berarti untuk kesekian kalinya mereka bertemu dalam satu panggung, namun tidak pernah terlihat akur sejak perhelatan Pilpres 2004 yang mengharuskan keduanya bertarung habis-habisan dan membuat Megawati kalah.

Keterjarakan antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat sesungguhnya adalah ketidakakuran kedua pucuknya, an-tara Mega dan SBY. Dengan demikian, jika salah seorang di antaranya menghendaki akur kembali, itu pertanda ada ja-lan terang terciptanya harmonisasi politik di Tanah Air. Har-monisasi hubungan Mega-SBY itu pula setidaknya mampu menurunkan tensi konlik politik akhir-akhir ini sejak Golkar dan PPP terpecah, juga mengurangi speed perlawanan kubu oposisi di parlemen.

Di sisi lain, SBY tengah menghadapi friksi lain yang meng-hendaki dirinya tidak lagi bersedia mencalonkan diri sebagai ketua umum. Penentangan tersebut dinilai potensial meng-ganggu mulusnya jalan Kongres yang akan memilih SBY me-mimpin kembali partai yang dibidaninya sejak pemilu 1999 lalu. Inilah yang sedang dimainkan SBY dan Partai Demokrat, harmonis dengan partai lain terutama partai penguasa, dan tetap kuat secara internal.

Pada ranah ini, kesediaan SBY untuk memimpin kemba-li Partai Demokrat, merupakan langkah ekstra hati-hati (pru-dent) menutup celah sekecil apapun agar partainya tetap utuh, solid, dan terhindar dari perpecahan. Tidak boleh ada Partai Demokrat selain Partai Demokrat-nya SBY. Dengan kata lain, mendekati PDI Perjuangan berarti mengamankan adanya in-tervensi kekuasaan, sementara memenangkan kongres akan meneruskan terpusatnya kontrol partai pada ketokohan SBY saja, sehingga konsolidasi bisa lebih efektif di tengah kacau-nya Partai Golkar dan PPP. (^^)

S

ebagai sebuah arena politik, maka sudah pas-ti kompepas-tisi polipas-tik yang berlangsung makin ket-at di antara calon kepala daerah mengingat posisi yang dipere-butkan boleh dikata amat strate-gis dengan pertimbangan jabatan publik itu sangat berpengaruh dalam menentukan arah pem-bangunan daerah. Hanya saja, salah satu wacana politik yang ra-mai didiskusikan belakangan ini ternyata terkait dengan pencalo-nan elite politik dalam pilkada yang diusung partai politik yang tengah dirundung konflik poli-tik internal partai.

Pasalnya, ada sebagian orang berpendapat jika salah satu kubu mendukung calon ke-pala daerah untuk maju dalam pilkada sementara kubu lain dari partai politik yang sama justru tidak memberi legitima-si bagi calon tersebut sehingga dikhawatirkan jangan sampai sang calon itu terpilih sebagai kepala daerah akan berimplika-si pada munculnya reberimplika-sisten- resisten-si dari kubu lain. Tentu saja hal ini berdampak pada terjadinya konlik politik di antara sesa-ma elite politik. Oleh karena itu untuk mencegah dan paling ti-dak meminimalkan konlik in-ternal partai politik, maka ba-rangkali langkah yang perlu di-lakukan yaitu kaum politikus yang terlibat dalam pertikaian

politik hendaknya melakukan rekonsiliasi politik. Kalau perlu upaya ini bisa ditempuh dengan cara mengundang pihak ketiga dalam memediasi kelompok yang bertikai dengan harapan mereka memiliki kesamaan si-kap dan pandangan dalam mer-ekrut calon kepala daerah.

Ini penting, sebab tugas dan tantangan kepala daerah amatlah berat sehingga untuk mengimplementasikan seluruh agenda program pembangunan tak hanya diperlukan hadirnya dukungan luas semua elemen masyarakat, tetapi kepala dae-rah harus pula memiliki ker-ja sama yang baik dan bersifat sinergis dengan elite politik, ter-masuk di dalamnya para politi-kus dari kalangan internal par-tai politik pendukungnya. Se-lain itu, dalam merekrut calon kepala daerah khususnya mer-eka yang maju lewat partai poli-tik sebaiknya mengikuti pros-es pencalonan secara bertahap dan transparan sesuai dengan aturan parpol. Alasannya, calon yang dijual ke publik dipandang sebagai igur yang bukan cuma memiliki integritas dan moral-itas yang baik melainkan juga telah dinilai punya kapasitas in-dividu yang mumpuni serta kaya pengalaman. Entah itu dalam kegiatan pemerintahan mau-pun setumpuk aktivitas kema-syarakatan lainnya.

Andi Haris

Dosen Sosiologi Politik Universitas Hasanuddin

sangat kompetitif, terbuka, dan demokratis dengan tujuan agar kepala daerah terpilih memang dianggap memiliki tingkat aksept-abilitas dan kepercayaan publik yang tinggi. Ini penting mengin-gat rumitnya persoalan yang dih-adapi kepala daerah dalam upaya untuk memenej kegiatan pemer-intahan daerah yang sasarannya diorientasikan pada percepatan pencapaian tujuan pembangu-nan di daerah. Selain itu, pilka-da sepertinya merupakan buah agenda demokrasi bagi se-tiap warga negara dalam rangka mengukuhkan elite politik lokal atau mungkin melakukan suk-sesi dalam artian terjadinya per-gantian kepemimpinan politik di daerah.

Tidak hanya sampai di situ, rakyat pun dapat memanfaat-kan momen pilkada untuk mengekspresikan hak politik mereka dalam bentuk pembe-rian suara guna memilih peja-bat publik yang dipandangnya sangat kompeten dan kredi-bel untuk membangun dae-rah dengan segala infrastruk-tur yang ada. Sebagai catatan pula patut dipahami kalau ma-salah sirkulasi elite politik lokal boleh dibilang merupakan hal yang biasa karena proses per-gantian kepemimpinan bersi-fat alamiah. Untuk itu, soal ka-lah menang dalam suatu kon-testasi politik semacam pilka-da merupakan hal yang tipilka-dak dapat dihindari. Oleh karena itu, setiap calon yang ikut ber-laga dalam pesta demokrasi ini sepatutnya memiliki sikap dan perilaku politik yang terbu-ka serta bersedia menerima se-gala risiko yang bakal muncul selama proses politik berlang-sung dalam suasana demokra-tis, kondusif, tertib, dan damai dengan tetap mengedepankan rasa sportivitas untuk mengikuti

seluruh aturan main yang ada. Adapun mengenai peran partai politik dalam konteks pilkada yang mana lembaga ini bukan cuma berfungsi dalam mengartikulasi serta mengag-gregasi kepentingan politik raky-at tapi institusi ini sebaiknya memainkan peran pula seb-agai mesin politik dalam mem-bentuk pemerintahan. Bahkan menurut pandangan Maurice Duverger, salah satu pakar so-siologi politik yang menyebut bahwa tak ada Negara modern tanpa partai politik. Bagi Du-verger, keberadaan partai poli-tik yang merangkum berbagai kelompok kecil masyarakat akan tersebar kesejumlah tem-pat dalam suatu negara baik itu berupa kaukus, cabang partai maupun asosiasi lokal pendu-kung partai.

Eksistensi parpol dalam pilkada jelas dianggap bera-da bera-dalam posisi sentral kare-na bagaimakare-napun partai poli-tik merupakan pintu yang dile-wati para calon kepala daerah dalam bertarung di pentas poli-tik lokal. Apalagi, partai polipoli-tik dengan segala organisasi mas-sa pendukungnya dapat dijadi-kan wahana bagi setiap calon untuk menjaring suara pemil-ih sebanyak mungkin. Ini logis, sebab partai politik merupak-an lembaga politik ymerupak-ang teror-ganisir serta didukung setum-puk kader yang berasal dari be-ragam latar belakang status so-sial ekonomi sehingga para kad-er partai pun mampu mendong-krak suara konstituen dalam batas maksimal dengan cara melaku-kan pendidimelaku-kan politik dan seka-ligus mempromosikan program politik calon yang nantinya akan direalisasikan apabila sang calon terpilih sebagai pejabat publik.

($). SARAN DAN KRITIK: [email protected]

Pemimpin Umum: H.M. Agus Salim Alwi Hamu

Wakil Pemimpin Umum: H. Sahel Abdullah

Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab: Uslimin

Wakil Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab Harian: Fadil Sunarya

Koordinator Kompartemen: Arsyad Hakim, Dian Hendiyanto, Aswad Syam

Koordinator FMC Jakarta: Muhammad Ilham

Manajer Online: Muhammad Yusuf Said

Manajer Litbang: Erniwati

Sekretaris Redaksi: Hajeriah

Dewan Redaksi: H.M. Alwi Hamu, H. Syamsu Nur, Sukriansyah S. Latief, Nur Alim Djalil, Muhammad Yusuf AR, Faisal Syam, Ike

5DKPDZDWL6XZDUGL7KDKLU,VKDN1JHOMDUDWDQ$LGLU$PLQ'DXG06.DUWRQR=XONLÁL*DQL2WWRK6LODKXGGLQ*HQGD)DFKUXGGLQ3DODSD

Buyung Maksum, Akbar Hamdan, Sunarti Sain, Mahdar Tayyong, Mustafa Kufung, A. Anita Amier, Syaikhan Azzuhri Rumra.

Staf Redaksi$OLHI6DSSHZDOL$QJJL68JDUW$VZDG6\DP$PUXOODK%*DQL%DVUL'LDQ0XKWDGLDK+DPVDK+DULIXGGLQ,PDP']XONLÁL

Kasman, Rosmini Hamid, Reporter$PLUXGGLQ01DVUXQ1XU5DPDK3UDHVND5DVLG6\DULID$LGDFotografer:Irfan, Tawakkal, Jumain Sulaiman, Nurhadi Sasu.Wartawan Daerah: Eka Nugraha (Gowa), Takdir Ridwan (Bantaeng-Bulukumba-Sinjai-Selayar), Hendra Wijaya (Bone), Asriadi (Soppeng), Irwan Kahir (Wajo),Arini N. Fajar (Maros), Syahrul Fahmi (Pangkep), Markasa Rani(Parepare)

Edy Basri (Sidrap-Enrekang)UHGHULFK6XVHOLVXToraja-Toraja Utara), Syahruddin Syah (Luwu Utara-Luwu Timur), Dany Marzuki (Mamuju-Mamuju Tengah-Mamuju Utara).Kepala Penelitian dan Pengembangan: Mukhlis Amans Hadi. Kepala Fajar Online: Asri Amir, Staf Fajar Online:'ZL\DQL3ULKDWLQ=DLQXGGLQ6DOHKDManajer Desain dan Pracetak: -XOLDQ$QJJD'ZLSXWUD. Pracetak: Asjar. Biro Jakarta: Muhammad Arman. Redaksi( 0411) 441441 e-mail: [email protected],UHGDNVL#IDMDUFRLGRSLQLIDMDU#JPDLOFRP

Percetakan:37)$-$5*5$),.$-O8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDU Perwakilan Jakarta: H Sahel Abdullah,- JL. Kebayoran Lama

3DO9,,1R7HOS)D[Perwakilan Surabaya: 0RK$OL,PDP+DZL*HGXQJ%XPL0DQGLUL7RZHUOW

UXDQJ-O%DVXNL5DKPDW1R7HOS)D[Perwakilan Sulbar:Sauki, JL . RE Martadinata Ruko

727DPED\RND.$91R0DPXMXHarga Langganan : 5SEXODQHFHUDQGDODPNRWDHNVDPSODU'DHUDK

lain disesuaikan ongkos kirim. Tarif Iklan:8PXP%ODFN:KLWH%:5SPPNRORP:DUQD)XOO&RORXU)&5SPPNRORP

Penerbit:370HGLD)DMDU.RUDQ6,8331R6.0HQSHQ6,833$7JO0DUHW Direktur Utama: H.M. Agus Salim Alwi Hamu;

Wakil Direktur Utama : H.Sahel Abdullah

Direktur: Faisal Syam

Wakil Direktur:Ardhi Syamsu, Ruslan Ramli, Uslimin, Ikhsan Dj

Pembina: Dahlan Iskan, Chairman: HM Alwi Hamu, Komisaris Utama: H. Syamsu Nur, Wakil Komisaris Utama: Ratna Dewi, Komisaris: Dorothea

6DPROD=XONLÁL*DQL2WWRK66LQDQVDUL(FLS

BPP Fajar Group: Sukriansyah S. Latief (Ketua), Hendri Nazaruddin ( Wakil Ketua), Sri Suhartini (Sekretaris), Mufti Hendrawan,(Anggota), Idris (Auditor).

Ombudsman:6XZDUGL7KDKLU5LGZDQ-6LODPPD6+1D]LUXGGLQ3DVLJDL0XQMLQ6$V\ҋDUL,UZDQ=DLQXGGLQ

Manajer Iklan:Syaifuddin,Manajer Sirkulasi: M Yunus;Manajer Promosi: Marlin Syam, Manajer Customer Relationship: Yulhaidir Ibrahim, Manajer Keuangan: Zoel Dirga Dinhi, Kepala SDM dan Legal; Ike Rahmawati, Manajer Produksi-XOLDQ$QJJD'ZLSXWUDManajer Umum: Fitriany Solong.

Alamat Redaksi / Tata Usaha-O8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDUtelp (0411) 441441 KXQWLQJSirkulasi)D[Tata Usaha (0411)

Fax5HGDNVLKantor Perwakilan Iklan dan Sirkulasi: Basri (Makassar Barat-O%RWROHPSDQJDQ1R0DNDVVDUWHOS

Makmur (Makassar Selatan)-O'DQJNR1R0DNDVVDUWHOS+3+'DUZLVMakassar Utara)-O7LQXPEX1R0DNDVVDUWHOS

+DU\RQRMakassar Timur-O3HULQWLV.HPHUGHNDDQ.00DNDVVDU7HOS+3$PUXOODKMakassar Pusat) Jl

8ULS6XPRKDUMR1R0DNDVVDUWHOS+3+DULV(Bandara)*HGXQJ7HUPLQDO%DQGDUD,QWHUQDVLRQDO6XOWDQ+DVDQXGGLQ+3

Biro Daerah:Kaharuddin(Parepare)-O$QGL&DPPL1RWHOS+36\DPVXGGLQBone) Jl Langsat No

%RQH+3$VUL(Palopo-O-HQG6XGLUPDQ1R%WHOS+36LUDMXGGLQSengkang-O.+$VҋDG

1RWHOS+3$QGL)DMDU (Sidrap)-O-HQG6XGLUPDQ1R6LGUDS+3Erwin(Bulukumba) Jl Bakti Adiguna

1R.DE%XOXNXPED7HOS$QGULDQ6Maros-O3RURV0DURV0DNDVVDU.PWHOS+35XGL+HUPDQV\DK

(Sinjai-O3HUVDWXDQ5D\D1R6LQMDLWHOS+3$VUL+DU\DGLGowa) Jl Sultan Hasanuddin No 100 A Sungguminasa,

WHOS+3Sauki SH (Mamuju.RPS7R7DPED\DNR.DY-O5H0DUWDGLQDWD6LPERUR6XOEDU+3. Bank

:-%8.23,15&%1,6XGLUPDQ0DNDVVDU5&1R%1,*LUR1LWUR5&1R%1,.HED\RUDQ%DUX-DNDUWD5& 1R%DQN0DQGLUL*LUR3DQDNNXNDQJ1R5HN%5,.&3*UDKD3HQD0DNDVVDU5&1R

Dalam melaksanakan tu-gas jurnalistik, wartawan Harian Fajar dibekali tanda

SHQJHQDO GDQ WLGDN GLSHU -kenankan menerima

mau-SXQPHPLQWDLPEDODQGDUL VLDSDSXQ GDODP EHQWXN DSDSXQVHUWDGHQJDQDOD

-VDQDSDSXQ

6HPXD SHQXOLV 2SLQL$U

-WLNHO VHUWD .RORP /HSDV KHQGDNQ\DPHQFDQWXPNDQ

Nomor Rekening. Naskah yang dikirim ke Redaksi menjadi milik Harian Fajar, karena itu naskah yang sama tidak boleh dikirim ke media lain. Semua isi

DUWLNHOWXOLVDQ \DQJ EHU

-DVDOGDULOXDUVHSHQXKQ\D WDQJJXQJ MDZDE SHQXOLV

bersangkutan. J

J

Akhlak dan Kekuasaan

D

i mana ada kekuasaan di situ ada wewenang dan fasilitas. Di mana ada wewenang dan fasilitas di situ ada kemudahan. Kekuasaan karena itu, ingin dikuasai tanpa batas. Kekuasaan yang ada di tan-gan cenderung dipertahankan. Tidak mudah dilepas. Karena itu, pemilik kekuasaan akan mempertahankan kekuasaannya. Dengan apakah kekuasaan dipertahankan? Dengan segala cara, termasuk cara yang melanggar hukum/aturan. Ada yang cerdik, mengubah aturan yang membatasi kekuasaan dengan membuat aturan baru yang tidak membatasinya lagi. Maka, langgenglah kekuasaan itu.

Cara pandang yang lain melihat kekuasaan sebagai ama-nah untuk melakukan perubahan dari keadaan yang buruk kepada keadaan yang baik dan lebih baik. Karena itu, kekua-saan dipakai agar hukum/aturan dipatuhi. Kepatuhan ke-padanya akan membawa kepada keadaan yang baik dan leb-ih baik. Kekuasaan dalam cara pandang ini dipakai kepada perwujudan kebaikan dan kesejahteraan dalam masyarakat. Sedang kekuasaan pada cara pandang yang pertama, kebai-kan dan kesejahteraan lebih utama pada mereka yang me-megang kekuasaan.

Karena sifat kekuasaan yang demikian, kecenderungan kuat mempertahankannya, maka kekuasaan memang harus direbut. Merebut kekuasaan bisa secara konstitusional (kare-na hukum/aturan mengaturnya), bisa juga secara inkonsti-tusional (melawan hukum/aturan). Jadi, mempertahankan kekuasaan, dan melanggengkannya, dengan mengubah hu-kum/aturan untuk pelanggengannya, pada hakikatnya adalah “merebut kekuasaan secara inkonstitusional”.

Kedua hal di atas, bisa menjadi pengalaman bernegara pada suatu masyarakat bangsa. Bisa juga menjadi pengalaman pada lembaga yang lebih kecil dari negara, seperti: partai politik, pe-rusahaan, perguruan tinggi dan lain-lain. Kekuasaan yang di-pertahankan juga bertingkat-tingkat. Misalnya, presiden, ket-ua, kepala, direktur, rektor, dan sebagainya. 

Mengubah atau, tepatnya, memanipulasi hukum/aturan untuk melanggengkan kekuasaan merupakan akhlak yang buruk. Sedang mematuhi hukum/aturan di dalam meme-gang kekuasaan merupakan akhlak yang baik.

Kekuasaan dan kecenderungan-kecenderungannya berkisar pada pusaran akhlak yang baik dan akhlak yang bu-ruk. Itulah yang biasa disaksikan di dalam pemilihan presiden, pemilihan ketua partai politik, pemilihan kepala perusahaan, pemilihan rektor, dan sebagainya. Para calon penguasa itu ber-main di antara akhlak yang baik dan buruk, khususnya sikap mereka memperlakukan hukum/aturan.  (QM)

T

idak tanggung tanggung, Julianti mendapatkan tiga jenis izin usaha sekaligus secara gratis dari kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Makassar. Ketika ditemui ulis usai memperoleh izin, pen-gusaha kecil yang memiliki lima karyawan ini membisikkan ren-cananya.

“Dengan izin ini, saya akan ikut tender pengadaan seragam karyawan,” ujarnya sambil me-nyebut nama salah satu pabrik cokelat terbesar di Sulawesi Se-latan. Pengalaman mendapat izin usaha secara gratis juga dis-ampaikan Khusnul Yaqqin, pe-milik Toko Roti Tumanurung di Jeneponto.

Sejak dua tahun lalu, sebuah supermarket besar di daerahn-ya sudah memintandaerahn-ya untuk memasok roti buatannya. Apa daya, ketiadaan izin usaha dan izin kesehatan menghalanginya untuk memanfaatkan kesempa-tan tersebut.

“Alhamdulillah, mulai min-ggu depan saya sudah akan memulai kirim,“ ujar lelaki mu-rah senyum asal Jombang Jawa Timur ini.

Izin usaha gratis yang diper-oleh kedua pelaku usaha kecil di atas merupakan bagian dari total 42 ribu izin yang dikeluar-kan serentak oleh 24 kabupaten/ kota se-Sulawesi Selatan. Me-mang, pada hari Kamis tersebut,

ada hajatan besar di bumi Ang-ing Mamiri. Di bawah koordina-si pemerintah provinkoordina-si, bekerja sama dengan Progam Kinerja - USAID dan Asia Foundataion, seluruh kantor PTSP memberi-kan layanan gratis satu hari un-tuk izin-izin usaha dasar yak-ni Surat Izin Usaha Perdagan-gan (SIUP), Tanda Daftar Peru-sahaan (TDP), Surat Izin Tem-pat Usaha (SITU), Izin Mendiri-kan Bangunan (IMB), dan Izin Gangguan (HO).

Program Pemerintah

Reformasi rezim perizinan merupakan salah satu program yang senantiasa menjadi perha-tian Joko Widodo. Ini terlihat se-jak ia menjabat Wali Kota Solo dan gubernur ibu kota. Masih lekat diingatan kita, ketika men-jadi gubernur pada 2013, Jokowi melakukan sidak ke kantor PTSP Jakarta Timur, dan kecewa keti-ka petugas yang bersangkutan tidak berada di tempat sedang staf lainnya bermain game di komputernya.

Sebagai mantan pelaku usa-ha, Jokowi tentu paham dengan

multiplier efect dari reforma-si perizinan, khususnya untuk pelaku UMKM, yang jumlahn-ya mencapai 99 persen dari se-luruh pelaku usaha di Indonesia. Sebagaimana dikutip oleh ekonom Gustav Papanek pada bukunya he Economic Choic-es (2014), indeks multiplier efect

nyerahan berkas, pemrosesan izin hingga penandatanganan.

Walaupun sudah sebagian besar kabupaten/kota mem-bentuk PTSP, nyatanya banyak yang masih bersifat ‘abal abal’. Ini ditunjukkan dengan ma-sih sedikitnya kewenangan izin yang dilimpahkan ke PTSP, atau pemrosesan yang masih belum satu pintu. Belum lagi pungutan tidak resmi, yang sebagian besar berbentuk ‘ucapan terima kasih’. Survei LPEM-UI tahun 2013 yang berbasis persepsi pelaku usaha mengonirmasi hal ini. Ditemukan bahwa pelaku usa-ha mengeluhkan lama dan ma-halnya mengurus surat pen-gantar dari RT/RW, Kelurahan, hingga Kecamatan sebagai pra-syarat mengurus izin usaha sep-erti SIUP dan TDP. Bila di PTSP mengurus kedua izin tersebut hanya perlu waktu tiga hari dan gratis, mengurus surat pengan-tarnya bisa lebih dari dua min-ggu dan biaya mencapai jutaan rupiah. Ironis sekali.

Sampai saat ini, belum ada ada aturan atau good practice yang bisa mengatasi masalah ini. Di beberapa daerah yang PTSP nya sudah bagus pun, surat keteran-gan domisili dari RT sampai ke-camatan masih menjadi momok.

Penyederhanaan

Hal kedua yang masih men-jadi pekerjaan rumah setelah terbentuknya PTSP dan dilim-pahkan kewenangan adalah masih banyaknya jumlah izin. Di setiap daerah, jumlah izin bisa mencapai ratusan jenis.

Walaupun sudah dilakukan debirokratisasi perizinan, den-gan membentuk lembaga PTSP, banyaknya jumlah izin yang ma-sih diamanatkan oleh pelbagai peraturan perundangan tentu perlu upaya terobosan dan de-regulasi. Di tengah absennya

panduan penyederhanaan izin dari pemerintah nasional, be-berapa daerah, khususnya di Sulawesi Selatan sudah berek-sperimen untuk melakukan ka-jian guna menggabungkan atau mengurangi jenis izin.

Pinrang, Barru, Sinjai, atau Jeneponto adalah daerah yang sudah melakukan penyeder-hanaan izin secara signiikan. Lebih dari separuh izin di PTSP digabung dan dikurangi. Mere-ka juga melakuMere-kan layanan izin paket, sehingga beberapa izin bisa sekaligus didapat.

Pelbagai inovasi yang di-lakukan pemerintah seperti Gebyar Perizinan Gratis di Sul-sel atau terobosan penyederha-naan izin dan paralelisasi per-lu terus dilakukan dan direp-likasi di tingkat nasional. Ruh pelayanan yang mudah dan murah pada acara Gebyar ke-marin seyogianya terus dibawa dalam pelayanan sehari-hari. Setidaknya ini yang diingatkan oleh Wapres Jusuf Kalla saat vid-eoconference saat pelaksanaan Gebyar Perizinan Kamis lalu.

Harapan kita, performa In-donesia untuk iklim usaha yang baik meningkat. Targetnya, po-sisi Indonesia pada ranking 114 untuk Studi Tahunan Bank Du-nia Doing Business 2015 bisa me-ningkat tahun depan, sehingga kita bisa mengejar negara neg-ara tetangga yang saat ini rang-kingnya jauh di atas kita (Singa-pura -1, Malaysia – 18, hailand - 26, Vietnam-78).

Jangan lupa, reformasi per-izinan usaha akan membuat pelaku UMKM yang jumlahn-ya jutaan, seperti Yulianti di Makassar dan Khusnul Yaqqin di Jeneponto, berpotensi untuk berkembang. Pada gilirannya, menciptakan banyak lapangan kerja dan menggerakkan eko-nomi lokal. ($)

Reformasi Perizinan Usaha di Indonesia

Hari Kusdaryanto

Business Enabling Environment Specialist -

3URJUDP.LQHUMD86$,'

Indonesia adalah 1.85. Artinya, bila ada income langsung atas usaha sebesar 1 milyar misal-nya, akan menghasilkan income

tidak langsung sebesar 850 juta. Sejak 2007, seluruh daerah sudah diwajibkan membentuk pelayanan terpadu guna memu-dahkan perizinan usaha (PTSP). Melalui PTSP, masyarakat cukup datang di satu tempat untuk

pe-Yulianti, pemilik Ridho Collection

asal Kota Makassar tersenyum sumringah.

Setelah tujuh tahun merintis usaha

konveksinya, baru Kamis, 7 Mei lalu

ia memperoleh izin usaha.

Tidak lama lagi pemilihan kepala daerah

dihelat di beberapa wilayah. Oleh karena

itu, dalam menghadapi pertarungan politik

di tingkat lokal ini para calon kepala daerah

telah melakukan pelbagai persiapan,

terutama mereka yang untuk pertama kali

maju dalam perhelatan demokrasi tersebut.

M.QASIM MATHAR

Lagi pula, tuntutan dan ke-pentingan rakyat di daerah dari waktu ke waktu makin kompleks. Untuk memberdayakan seluruh potensi yang ada hanya bisa te-realisasi jika disokong kerja keras dan komitmen moral yang kuat seorang kepala daerah dalam mengelola dengan baik semua potensi dan sumber daya dae-rah. Sebaliknya, kepala daerah yang senantiasa memiliki pola pemikiran yang pragmatis, plin-plan, hipokrit, hedonistik (hanya mengutamakan/mengejar ke-pentingan pribadi) serta berpikir lokalit. Sikap dan perilaku politik ini menjadikan keinginan untuk meningkatkan taraf hidup dan ke-sejahteraan rakyat hanya sebatas isapan jempol.

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa faktor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi niat beli suatu produk adalah

Sifat melawan hukum dalam fungsi positif yaitu apabila perbuatan yang dilakukan tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan, tetapi oleh nilai-nilai

ALAMAT RUMAH DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH.. KECAMATAN GEDEBAGE PER JANUARI

Hermawan (2012 : 30) yang menjelaskan bahwa Menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang

Sedangkan Riduan (2002, hlm 30) mengatakan bahwa “ popupasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Terima kasih atas segalanya yang sudah ibu berikan kepada saya dengan ikhlas, mohon maaf jika saya ada kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dan semoga Allah SWT membalas

Dari data tabel 4.9 diatas dapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian mayoritas menjawab Setuju tentang

Maka dari itu untuk memastikan proses pengecoran yang sempurna dari bagian bawah sampai atas lubang serta untuk mencegah terjadinya segregasi di lapangan