53
PENGARUH MOTIVASI KERJA, KOMUNIKASI DAN KOMITMEN TERHADAP PROFESIONALISME GURU IPA SMP DI RAYON SABATU KABUPATEN
PARIGI MOUTONG (Studi Kasus pada Rayon Sausu, Balinggi dan Torue)
Ali
alibiologi@yahoo.co.id
(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
Absract
The objectives of this research were to find out the information and determine the influence of
teachers’ working motivation, comminication and commitment toward science teachers’
profesionalism in Sabatu Region I Parigi Moutong Regency. This was a quantitative research with survey method. The poulation was the science teachers of SMP in Parigi Moutong Regency Sabatu Region (Sausu, Balinggi and Torue) academic year 2011/2012. The sample was 30 Science teachers. The techique of data collection used questionnaire. The researdh results show that: there
was a significart influence of motivation toward Science teacher’ professionalism(ρ=0.000) wich was 67.0%; there was a significant influence of teachers’ comunication toward Science teachers’ professionalism (ρ=0.000) was 55.8%; there was a significant influence of teachers’ commitment toward Science teachers’ professionalism (ρ=0.000) was 68.4%; and there was a significant influence of teachers’ working motivation, teachers’ communication and teachers’ commitment simultaneously toward Science teachers’ profesionalism which was 71.5%.
Key Words: Working Motivation, Communication, Commitment and Science teachers’ professionalism.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 Ayat 1 mengamanatkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terse-lenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Fakta di lapangan masih menemui masalah terutama dalam hal: 1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan; 2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan; 3) peningkatan govermance dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan.
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembe-lajaran dituntut untuk mampu menyelengga-rakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pemba-ngunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang
bermartabat. Undang Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi.
Pelaksanaan pembelajaran sebagai guru sangat penting memahami motivasi, komu-nikasi dan komitmen, sehingga dapat tampil sebagai guru yang profesional. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk meninjau dan memahami motivasi, ialah (1) motivasi dipandang sebagai suatu proses. (2) menentukan karakteristik proses ini berda-sarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku se-seorang.
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motif adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk ber-tindak dengan cara tertentu (Fathurrohman dan Sutikno, 2007).
Seorang guru dalam menyampaikan suatu pendapat, perasaan, perintah, informasi dan lain sebagainya kepada muridnya yaitu dengan melalui komunikasi yang dapat dimengerti oleh muridnya tersebut. Menurut Gurnitowati dan Maliki (2003), seseorang berkomunikasi dengan menggunaka kata-kata, dengan kualitas suaranya, dengan ba-dannya, isyarat (gesture), dan raut muka (expression). Dengan demikian komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain sehingga diperoleh pengertian yang sama. Oleh karena itu komunikasi adalah pertukaran informasi dari beberapa pihak yang menghasilkan pengertian, kesepakatan dan tindakan bersama (Rogers dan Kincaid, 1981).
Mowday (1982) dalam Sopiah (2008), komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional. Komitmen organi-sasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecen-derungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap orga-nisasi. Komitmen organisasional adalah keinginan anggota organisasi untuk memper-tahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.
Profesionalisme berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesionalisme adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
Hamalik (2005a), menjelaskan pula bahwa guru profesionalisme merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan telah mendapat ijazah negara serta telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar. Guru yang profesionalisme adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendi-dikan dan pengajaran. Dengan kata lain, pengertian guru profesionalisme adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khu-sus dalam bidang keguruan sehingga ia mam-pu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh motivasi kerja, komunikasi dan komitmen terhadap profesionalisme guru IPA SMP di Rayon SABATU Kabupaten Parigi Moutong.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian kuan-titatif hubungan kausal. Penelitian dilaksana-kan pada tahun pelajaran 2011-2012, selama delapan bulan di SMP (Negeri dan swasta) Rayon SABATU pada Kecamatan Sausu, Balinggi dan Torue Kabupaten Parigi Moutong.
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Riduwan (2009), menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepa-tan (keterandalan atau keajegan) instrumen yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2008).
Dalam teknik analisa data, sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan regresi yaitu: 1) Uji normalitas. Dalam penelitian ini uji norma-litas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov,
kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal. 2) Uji homoge-nitas. Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, jika nilai probalitasnya > 0, 05 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. 3) Uji linearitas. Krite-rianya adalah jika Flinier (hitung) ≤ Flinier (tabel), berarti linier.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Motivasi Kerja Guru (X1)
Hasil pengujian persyaratan regresi dari data pengaruh motivasi kerja guru dapat disajikan dalam Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Motivasi Kerja Guru.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Profesionalisme guru ,139 20 ,200* ,962 20 ,575 Motivasi kerja guru ,119 20 ,200* ,976 20 ,879 *. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Terlihat bahwa nilai p (Sig.) uji Shapiro-Wilk sebesar 0,879. Berdasarkan kri-teria pengujian disimpulkan bahwa data
varia-bel motivasi kerja guru adalah berdistribusi normal, karena nilai p > 0,05.
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Data Variabel Motivasi Kerja Guru Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Motivasi kerja guru 0,29 1 28 .866
Terlihat bahwa nilai p uji Levene data untuk variabel ini sebesar 0,866. Berdasarkan
kriteria pengujian disimpulkan bahwa data variabel motivasi kerja guru adalah homogen, karena nilai p > 0,05.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Regresi Variabel Profesionalisme Guru (Y) atas Variabel Motivasi Kerja Guru (X1)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
Hasil perhitungan regresi variabel pro-fesionalisme guru (Y) atas variabel motivasi kerja guru (X1) diberikan oleh persamaan Y 35,451 + 0,788X1. Selanjutnya, karena memiliki nilai F hitung dengan p = 0,000 yang berarti p < 0,05, maka model regresi linear sederhana di atas adalah signifikan. Dengan demikian, model regresi linear Y
35,451 + 0,788X1 memenuhi syarat untuk digunakan dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan.
Hasil pengujian hipotesis dari pengaruh motivasi kerja guru dalam model regresi linear Y 35,451 + 0,788X1 menunjukkan tingkat pengaruhnya sebesar 67,0 % (kolom R Square), seperti terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Daya Ramal dan Anova Model Regresi Linear Sederhana Y = 35.451 + .788X1
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .819a .670 .662 4.602
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja Guru b. Dependent Variable: Profesionalisme Guru IPA
Komunikasi Guru (X2) Hasil pengujian persyaratan regresi dari data pengaruh komunikasi guru dapat disajikan dalam Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Komunikasi guru.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Profesionalisme guru ,139 20 ,200* ,962 20 ,575 Komunikasi Guru ,106 20 ,200* ,966 20 ,677 *. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Terlihat bahwa nilai p uji Shapiro-Wilk sebesar 0,677. Berdasarkan kriteria pengujian disimpulkan bahwa data variabel komunikasi
guru adalah berdistribusi normal, karena nilai p > 0,05.
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Data Variabel Komunikasi guru
Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Komunikasi guru .000 1 28 .998
Terlihat bahwa nilai p uji Levene data untuk variabel ini sebesar 0,998. Berdasarkan
Tabel 7. Hasil Perhitungan Regresi Linear Variabel Pelaksanaan Profesional Guru (Y) atas Variabel Komunikasi Guru(X2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 55.627 10.578 5.259 .000
Komunikasi .605 .105 .737 5.773 .000 a. Dependent Variable: Profesional
Hasil perhitungan regresi variabel pro-fesionalisme guru (Y) atas variabel komuni-kasi guru sekolah (X2) diberikan oleh persamaan Y 55.627 + 0,605X2. Selanjut-nya karena memiliki nilai F hitung dengan p = 0,000 yang berarti p < 0,05, maka model regresi linear sederhana di atas adalah signifikan. Dengan demikian, model regresi
linear Y 55.627 + 0,605X2 memenuhi syarat untuk digunakan dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan.
Hasil pengujian hipotesis dari pengaruh komunikasi guru dalam model regresi linear Y 55.627 + 0,605X2 menunjukkan tingkat pengaruhnya sebesar 55,8 % (kolom R Square), seperti terlihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Daya Ramal dan Anova Model Regresi Linear Y = 55.627 + .605X2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .747a .558 .546 5.330
a. Predictors: (Constant), Komunikasi Guru b. Dependent Variable: Profesionalisme Guru IPA
Komitmen Guru (X3) Hasil pengujian persyaratan regresi dari data pengaruh komitmen guru dapat disajikan dalam Tabel 9, Tabel 10, dan Tabel 11.
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Komitmen Guru.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Profesionalisme guru ,139 20 ,200* ,962 20 ,575 Komitmen guru ,103 20 ,200* ,971 20 ,773 *. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Terlihat bahwa nilai p uji Shapiro-Wilk sebesar 0,773. Berdasarkan kriteria pengujian disimpulkan bahwa data variabel komitmen
guru adalah berdistribusi normal, karena nilai p > 0,05.
Tabel 10. Hasil Uji Homogenitas Data Variabel Komitmen guru Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Terlihat bahwa nilai p uji Levene data untuk variabel ini sebesar 0,986. Berdasarkan
[image:6.595.80.520.179.280.2]kriteria pengujian disimpulkan bahwa data variabel komitmen guru adalah homogen, karena nilai p > 0,05.
Tabel 11. Hasil Perhitungan Regresi Linear VariabelPelaksanaan Profesional Guru (Y) atas Variabel Komitmen Guru (X3)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 38.906 9.983 3.897 .001
Komitmen Guru .750 .096 .827 7.792 .000
a. Dependent Variable: Pelaksanaan Profesional Guru
Hasil pengujian hipotesis dari pengaruh komitmen guru dalam model regresi linear Y= 38.906 + 0.750X3 menunjukkan tingkat
[image:6.595.80.515.397.457.2]pengaruhnya sebesar 55,8 % (kolom R Square), seperti terlihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Daya Ramal dan Anova Model Regresi Linear Y = 38.906 + 0.750X3
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .827a .684 .673 3.842
a. Predictors: (Constant), Komitmen Guru b. Dependent Variable: Profesionalisme Guru IPA
Motivasi Kerja Guru (X1), Komunikasi Guru (X2) dan Komitmen Guru (X3)
Hasil pengujian persyaratan regresi dari data pengaruh motivasi kerja guru (X1),
Komunikasi guru (X2) dan komitmen guru (X3) dapat disajikan dalam Tabel 13, Tabel 14, dan Tabel 15.
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Profesionalisme Guru.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Profesionalisme guru .154 13 .200 .967 13 .707 *. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Terlihat bahwa nilai p uji Shapiro-Wilk sebesar 0,707. Berdasarkan kriteria pengujian disimpulkan bahwa data variabel
profesio-nalisme guru adalah berdistribusi normal, ka-rena nilai p > 0,05.
Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Data Variabel Profesionalisme Guru Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
Terlihat bahwa nilai p uji Levene data untuk variabel ini sebesar 0,917. Berdasarkan kriteria pengujian disimpulkan bahwa data
[image:7.595.71.524.196.304.2]variabel motivasi kerja (X1), komunikasi (X2) dan komitmen guru (X3) IPA adalah homogen, karena nilai p > 0,05.
Tabel 15. Hasil Perhitungan Regresi Linear Ganda Variabel Pelaksanaan Profesionalisme Guru (Y) Atas Motivasi Kerja (X1), Komunikasi (X2) dan Komitmen Guru (X3)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 32.212 10.894 2.957 .007
Motivasi Kerja Guru .262 .231 .263 1.131 .268
Komunikasi Guru .077 .167 .094 .461 .649
Komitmen Guru .480 .188 .529 2.553 .017 a. Dependent Variable: Pelaksanaan Profesional Guru
Hasil perhitungan regresi variabel profesionalisme guru IPA (Y) atas variabel motivasi kerja (X1), variabel komunikasi (X2), dan variabel komitmen guru (X3) diberikan oleh persamaan Y 32,212 + 0,262X1 + 0,077X2 + 0,480X3. Selanjutnya karena me-miliki nilai F hitung dengan p = 0,000 yang berarti p < 0,05, maka model regresi linear ganda di atas adalah signifikan. Dengan demi-kian, model regresi linear Y 32.212 +
.262X1 + .077X2 + .480X3 memenuhi syarat untuk digunakan dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan.
Hasil pengujian hipotesis dari pengaruh variabel motivasi kerja, komunikasi dan komitmen guru dalam model regresi linear Y = 32.212 + .262X1 + .077X2 + .480X3 menunjukkan tingkat pengaruhnya sebesar 71,5 % (kolom R Square), seperti terlihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Daya Ramal dan Anova Model Regresi Linear Ganda Y = 32.212 + .262X1 + .077X2 + .480X3
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .845a .715 .682 3.790
a. Predictors: (Constant), Komitmen Guru, Komunikasi Guru, Motivasi Kerja Guru b. Dependent Variable: Profesionalisme Guru IPA
Data empirik dan hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini secara statistik membuktikan bahwa motivasi kinerja, komunikasi, dan juga komitmen guru secara terpisah memberikan pengaruh signi-fikan terhadap profesionalime guru IPA SMP di Rayon Sabatu Kabupaten Parigi Moutong. Tingkat pengaruh yang dimaksud diindika-sikan dengan daya ramal model regresi linear
[image:7.595.88.509.515.587.2]penga---ruh sebesar sebesar 71,5%, dimana sisanya 28,5% merupakan pengaruh variabel lain (daya ramal model regresi linear berganda). Koefisien regresi yang bernilai positif dari model regresi linear sederhana Y 35,451 + 0,788X1 mengandung arti bahwa pengaruh motivasi kerja guru terhadap profesionalime guru IPA Rayon Sabatu Kabupaten Parigi Moutong adalah positif, begitu juga dengan pengaruh komunikasi guru dengan model Y 55.627 + 0,605X2 serta pengaruh komitmen guru dengan model Y= 38.906 + 0.750X3 adalah positif.
Selanjutnya, koefisien regresi sebesar 0,788 berarti bahwa jika variabel motivasi kerja guru mengalami peningkatan satu sa-tuan, maka variabel profesionalime guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,788 satuan. Jadi semakin baik motivasi kerja guru maka akan semakin baik pula profesionalime guru. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,605 berarti bahwa jika variabel komunikasi guru mengalami peningkatan satu satuan, maka variabel profesionalime guru akan mengala-mi peningkatan sebesar 0,605 satuan. Jadi semakin baik komunikasi guru, maka akan semakin baik pula profesionalime guru.
Untuk koefisien regresi sebesar 0.750 berarti bahwa jika variabel komitmen guru mengalami peningkatan satu satuan, maka variabel profesionalime guru akan mengala-mi peningkatan sebesar 0.750 satuan. Jadi semakin baik komunikasi guru, maka akan semakin baik pula profesionalime guru. Hasil ini sejalan dengan kajian teori yang menje-laskan bahwa komitmen guru merupakan suatu dorongan dan semangat yang tinggi untuk menunjukkan prestasi terbaik, baik bagi diri sendiri maupun lingkungannya (Robbins dan Judge, 2008). Pendapat senada dikemuka-kan Danim (2009) yang menyatakan bahwa komitmen guru merupakan penggerak utama yang bersumber dari dalam atau dari luar diri seseorang yang mendorong untuk berbuat dan memperlihatkan kinerja sesuai standar yang dipahami dan berlaku dalam profesi.
Koefisien regresi yang bernilai positif dari model regresi linear ganda Y 32,212 + 0,262 X1 + 0,077X2 + 0,480X3 mengandung arti bahwa pengaruh motivasi kerja guru komunikasi guru, dan komitmen guru secara bersama-sama terhadap profesionalime guru adalah positif. Besarnya koefisien regresi pada model regresi linear ganda tersebut mengandung arti sebagai berikut.
Koefisien regresi sebesar 0,262 berarti, jika variabel motivasi kerja guru mengalami peningkatan satu satuan dengan asumsi varia-bel komunikasi guru dan komitmen guru tidak berubah, maka variabel profesionalime guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,262 satuan. Koefisien regresi sebesar 0,077 berar-ti, jika variabel komunikasi guru mengalami peningkatan satu satuan dengan asumsi variabel motivasi kerja guru dan komitmen guru tidak berubah, maka variabel profesio-nalime guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,077 satuan. Koefisien regresi sebesar 0,480 berarti, jika variabel komitmen guru mengalami peningkatan satu satuan de-ngan asumsi variabel motivasi kerja guru dan komunikasi guru tidak berubah, maka varia-bel profesionalime guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,480 satuan.
Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk matriks korelasi dilengkapi dengan nilai p. Ternyata koefisien korelasi antara variabel komunikasi guru dengan variabel motivasi kerja guru adalah signifikan (r21 = 0,843; p = 0,000 < 0,05). Ini berarti sebaha-gian variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi guru, dapat juga dijelas-kan oleh variabel kepemimpinan motivasi.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembaha-san maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh signifikan motivasi
kerja guru dapat meningkatkan profesio-nalisme guru IPA SMP 67,0%.
2) Terdapat pengaruh signifikan komunikasi guru terhadap profesionalime guru IPA SMP (p = 0,000) dengan besar pengaruh 55,8% yang berarti komunikasi guru dapat meningkatkan profesionalime guru IPA SMP dengan pengaruh 55,8%. 3) Terdapat pengaruh signifikan komitmen
guru terhadap profesionalime guru IPA SMP (p = 0,000) dengan besar pengaruh 68,4% yang berarti komiten guru dapat meningkatkan profesionalime guru IPA SMP dengan pengaruh 68,4%.
4) Terdapat pengaruh signifikan motivasi kerja guru, komunikasi guru, dan komit-men guru secara bersama-sama terhadap profesionalime guru IPA SMP (p = 0,000) dengan besar pengaruh 71,5% yang berarti motivasi kinerja guru, komu-nikasi guru, dan komitmen guru secara bersama-sama dapat meningkatkan profe-sionalisme guru IPA SMP dengan penga-ruh 71,5%.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Danim, dan Suparno. 2009. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Fathurrohman, P. dan S. Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar, Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Gurnitowati dan Maliki. 2003. Telaah Sastra. Surakarta: Muhamadiyah Universitas Press.
Hamalik, O. 2005a. Pendidikan Guru Ber-dasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta
Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyu-sun Proposal Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Robbin, S. P. dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi (Buku 1). Terjemahan Diana Angelica, 1998. Jakarta: Salemba Empat.
Rogers, E. M. dan Kinchaid, D. L. 1981. Communication Networks Towards a New Paradigma for Research. New York: The Free Press.
Sopiah, D. M. 2008. “Profesional Guru Dan Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS”. (http://pdfmachine. com. Diakses 14 Mei 2010).
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 11 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.