BEBERAPA VARIETAS PADI LAHAN GAMBUT
TERKENA TSUNAMI DI KABUPATEN
ACEH BARAT PROVINSI NAD
Oleh
Chairunas, T. Iskandar
(Masing-masing peneliti dan penyuluh Balai pengkajian Teknologi Pertanian) 1. Kesesuaian ivovasi/karakteristik lokasi:
• Ketinggian tempat 1-6 m di atas permukaan laut • Curah hujan 2000 - 3000 mm/ tahun.
• Gambut dangkal
• Kedalaman lapisan olah 20 - 30 cm
• Kadungan bahan organik sedang sampai tinggi. • Kandungan N tanah sedang sampai tinggi • Pdan K tersedia rendah sampai sedang • Keasaman tanah (pH) 4,0 – 5,0
2. Keunggulan/nilai tambah inovasi
Hasil uji varietas menunjukkan bahwa varietas Intani-2, Mendawak dan Banyuasin dapat menghasilkan gabah kering giling (GKG) berturut-turut 7,8, 7,2 dan 6,6 t/ha, lebih tinggi 50, 38, dan 27 % lebih tinggi dibanding varietas Ciherang yang umumdi gunakan petani setempat
3. Uraian Inovasi
• Intani-2, Mendawak, Banyuasin dan Ciherang (umum digunakan petani setempat)
• Pupuk Urea, SP36 dan KCl (100, 100 dan 150 kg/ha) • Dolomit 2 ton/ha
• Borax 28 kg/ha (sumber boron)
4. Cara Penggunaan Inovasi
• Penyiapan lahan
2 • Persemaian
Sebelum disemai benih direndam 1 malam kemudian dianginkan selama 24 jam Sebaiknya luas persemaian 4% dari luas tanam (persemaian jarang),. Petak persemaian diberi pupuk urea 10 g/m2. Masing-masing varietas dipisah dengan membuat bedengan lebar 2 m, panjang 10-15 m tergantung jumlah benih jarak antara bedengan + 40 cm.
• Dolomit diberikan 7-3 hari sebelum tanam secara sebar sebanyak 2 t/ha.
• Urea diberikan 3 kali ; masing-masing 1/3 pada saat tanam, 28 dan 42 hari setelah tanam (hst), SP36 seluruhnya pada saat tanam dan KCl diberikan 2 kali; masing-masing setengah dosis pada saat tanan dan 42 hst
• Borax diberikan dua kali; masing-masing setengah dosis pada 28 dan 42 hst. Supaya pemeberiannya merata pada petak, borak dicampur dengan pasir halus.
• Penanaman
Jarak tanam 20 x 20 cm, 2-3 bibit perdapur, umur benih 17-21 hari setelah semai, dianjurkan menggunakan sistem legowo 2:1 atau 4:1
• Pemeliharaan
Siang pertama dilakukan pada umur 21-25 hst, siang kedua pada umur 40-45 hst (tergantung pertumbuhan gulma). Pengendalian HPT mengikuti prisip PHT
• Panen
Penen dilakukan setelah gabah matang fisiologis (90% gabah sudah masak) dengan cara memotong tanaman 30-40 cm diatas permukaan tanah pada cuaca cerah kemudian langsung dirontok dengan tresher.
Gabah yang sudah dirontok sebelum digiling perlu dijemur sampai kadar air menjadi 14%
5. Informasi lain
Persemaian jarang (4% dari luas tanam) dapat mengurangi pemakaian benih 40-50 % dari persemaian yang biasa dilakukan petani. Tanam benih lebih muda 2-3 batang per dapur, akan medorong pembentukan anakan produktif lebih banyak (hama keong mas perlu diwaspadai). Sistem legowo 2:1 atau 4:1 lebih memudahkan dalam perawatan tanaman di dalam petak dan meningkatkan populasi tanaman, karena tanaman pinggir lebih rapat dan lebih banyak.