Pancaran Pendidikan FKIP LINEJ Th. XfX No. 65 Desember 2006
KATAPENGANTAR
Dengan telah diundangkan serta diberlakukannnya sejumlah regulasi dalam bidang pendidikan ke depan mutu pendidikan di Indonesia diharapkan
menjadi sbmakin baik.
Melalui
ketentuan yang mengatur tentang perangkatpendidikan dan SDM, semakin membuka peluang bagi pelaksana pendidikan
untuk
semakinaktif
dalam menjalankan profesinya. Berbagai upaya dalam pembelajaran bidang studi akan terus direkonstruksi.Teknik
pembelajaran,manajemen, supervisi, bimbingan konseling, merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Mengingat hal itu, maka dalam Pancaran Edisi Desember 2006, masih ajeg memuat karya
ilmiah
kependidikan. Ragam penulis dan asal sertalokasi
penelitian menunjukkan bahwa masalahpendidikan
sudah menjadimasalah nasional. Pancaran Pendidikan masih
diberi
kepercayaan
mengakomodasi karya ilmiah penulis-peneliti yang tersebar seantero Indonesia. Pada penghujung tahun 2006 tentu telah banyak yang telah
dipetik
dari karya
ilmiah
yang dipublikasi lewat Pancaran Pendidikan dengan segalakelebihan dan kekurangannya. Sebagai pertanda kebersamaan maka kepada
pembaca dan penulis, Redaksi mengucapakan Selamat
Natal2006
bagi yang merayakan. Selamat Tahun Baru 2007 , semoga pada tahun yang baru memberi semangat dan hasil kerja yang lebih bermutu.sukardiyono dkk: Peran Pembelajaran Kooperatif pada pembelajaran Fiska....
._
727pemahaman
yang
benar.
Untuk
itu
penelitian
ini
bertujuan
untukmengetahui:
1.
Perbedaan penguasaan kompetensisiswa dalam mata pelajaran fisika
pada
model
pembelajaran
kerja
laboratorium berbasis
cooperativelearning
dan model pembelajarankerja
laboratorium tanpa cooperativelearning.
2.
Efektifitas
model pembelajarankerja
laboratorium berbasis cooperativelearning
terhadap
model
pembelajaran
kerja
laboratorium
tanpa cooperativelearning
unfuk meningkatkan penguasaan kompetensi siswa dalam mata pelajaran fisika.Fisika
merupakansalah satu
cabang sains(IpA).
sains
merupakansekelompok pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang
dipiroleh
dari hasil
pemikiran
danpenelitian
parailmuwan yang dilakukan
denganketerampilan bereksperimen, dengan menggunakan
meiode
ilmiah.
obyek
dan fenomena alam tersebut yang berada dalarn keteraturan dan mengikutihukum-hukum alam, melibatkan konsep-konsep yang berkaitan.
Di
sampingitu,
hasil
atau
kesimpulanyang diperoleh bersifat
sementara(
poedjiadi,1987).
Sedangkanmenurut
carin
(1975),
sains
sebagaisuatu
kumiulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang dalam penggunaan secaraumum
terbataspada
gejala-gejalaalam.
perkembangan sainstidak
hanya ditandai oleh kumpulan-kumpulan fakta, melainkanjuga
ditandai munculnyametode
ilmiah
dan sikapilmiah
(Amin,
1984)Metode
ilmiah
adalah metode yang biasa digunakan oleh parailmuwan
untuk
memecahkan masalah. Langkah-langkah yang biasaditimpuh
dalammetoda
ilmiah
adalah:
(l)
identifikasi
dan
menyatakan
maialah,
(2)merumuskan
hipotesis,
(3)
merancangdan
melaksanakan percobaan,i4j
pengamatandan
pengumpulan
data,
(5)
analisis
data,
(6)
mengulangikembali
percobaanuntuk
membuktikan atau mencocokkankebenar*
auti,
(7)
mengambil kesimpulan. Sedangkan sikapilmiah
adalah suatu disposisiseseorang yang
ditunjukkan
seqara emosional dalam merespons seseorang,kelompok,
masalah, kebiasaan/
kenyataan atau benda-benda dengan cari-cara tertentu(Amin, dkk.,
1984). sikap ilmiah tersebutmeliputi
: hasratingin
tahu,
kerendahan hati,jujur,
obyektif
kemauanuntuk
mempenimuangliandata
baru,
pendekatan
positif
terhadap kegagalan,
deteiminasi,
,lup
keterbukaan,ketelitian, dan
sebagainya(Amin,
l9g4
).
Kesemuanyaitu
merupakan suatu keyakinan atau
nilai-nilai
yang harusdiikuti
oleh
siorang peneliti.Dengan demikian sains pada
umunnya
dan khususnyafisika
berkaitan dengan ciua mencari tahu tentang alam secara sistematis, dan b"1161fily;
tsukardiyono dkk Peran Pembelajaran Kooperatif Pada Pembelajaran Fiska...
Menurut
Sarjono (2000) bahwa kegiatan pembelajaranIPA
(termasukFisika)
mencakup dua dimensi,yaitu
proses dan produk. Dengan demikiansiswa dituntut
untuk
melakukan
kegiatan
dan
interfensi
logis
sampaiditemukan konsep/aturan/prinsip
IPA. Artinya
konsepIPA
yang
diketahuisiswa
tidak
sekedar ingatan semata, akan tetapi konsepsi yang disertai alasanlogis. Semua
ini
dilakukan siswa dengan menggunakan perangkatyanglazim
di
sekitar siswa,
pengalamandan alam sekitar melalui
kegiatan/prosesilmiah.
Menurut
Mundilarto
dan Jumadi (1984 : 4) struktur sains adalah:.
Konsep.
Prinsip.
Hukumr
Teori-;
-l
-"*'*'-"
1--
-[-*o**
I-i
--T--
+
[image:8.612.94.597.12.576.2]'-r;.ffi;-l--@
Gambar 2. Struktur Sains.
Sesuai
struktur
sains tersebut, sains bukan semata-mata pengetahuan,tetapi.lebih dari
itu
sains melibatkan operasi mental,ketrampilan:manipulatif
dan berhitung
maupun
strategi-strategi,dsb. dalam rangka
menemukanhakekat alam.
Hal
tersebut menunjukkan bahwa sainsbersifat dinamis
dantidak
statis, dan
semuaitu
terangkumdalam
komponen proses keilmuandalam sains. Dengan demikian
sebagai proses
keilmuan
inilah
yangmernungkinkan
sains
digunakan sebagai
saranauntuk
mengembangkanketerampilan proses
di
dalam proses belajar mengajarIPA
umumnya dan khususnya fisika.I
Identifikasi dan Perumusan Masalah.
Perumusan Hipotesis (Asumsi)r
PerencanaanPenelitiane
Pengamatan@ Pancaran Pendidikan Thn.XIX. No. 65, Desember 2006 :725-737 Sesuai dengan struktur
IPA
(sains)di
atas, sebaiknyadi
dalam prosesbelajar mengajar
IPA
umumnya dan khususnyafisika
selalu menggunakanpendekatan
yang
melibatkan penalaran
empirik
yang
berupa
kerjalaboratorium (observasi
dan
eksperimen)
dan
penalaran
logik
yangseimbang.
Kerja
laboratorium
(laboratory
work)
merupakan
saranapembelajaran
yang tepat untuk mata
pelajaran
fisika,
karena
kegiatanlaboratorium
merupakan sarana
untuk:
1)
memberi
kepastian
tentanginformasi,
2)
membuktikan
hubungan sebab-akibat antar variabel=variabelfisis, 3)
membuktikan hukum-hukum tentang gejala tertentu,4)
melakukansendiri
percobaan,5)
mengembangkanketerampilan
menggunakan alat,6)
menerapkan metodeilmiah, 7)
melakukan penelitian perorangan maupunkelompok.
Disamping
itu
melalui
kegiatan laboratorium bermanfaat
untuk
:I
)
mengajarkanfisika
benar-benar sebagaiilmu
pengetahuanalam
yangberakar pada
percobaan,2)
membentuk
sikap
ilmiah
pada
diri
siswa,3)
melatih
kemampuan,ketelitian dan
kesabaranpada
diri
siswa, dan
4) belajar mengatur waktu.Melalui
cara belajar yang demikian, berarti memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepadaanak
didik untuk
dapat selaluderlibat
aktif
dalamrangka
meningkatkan kemampuan
intelektual
dan
berfikir
untuk menumbuhkanrasa
senang terhadapfisika.
Dengan
adanyarasa
senangterhadap
fisika
diharapkan pencapaianhasil
belajar
untuk
mata pelajarai
fisika
bisa optimal.Model
pembelajaranini
dikembangkan berdasarkanfalsafah
yangmenekankan bahwa manusia adalah
makhluk
sosial.Kerja
sama merupakankebutuhan
yang
sangatpenting artinya
bagi
kelangsunganhidup.
Modelpembelajaran cooperative ldarning
tidak
sama dengan sekedar belajar dalamkelompok.
Menurut Roger
dan
Johnson
(Lie,
2002)
ada
5
unsur
model pembelajarancooperative
learning yang harus
diperhatikan
untuk
bisa mencapai hasil yang maksimal, yaitu:1.
Saling ketergantunganpositif.
Keberhasilan kelompok sangat tergantungpada
usaha setiap
anggotanya,setiap
anggota
harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.2.
Tanggungjawab
perseorangan.Unsur
ini
merupakanakibat
langsung dari unsur pertama.3.
Tatapmuka.
Setiapkelompok
harusdiberi
kesempatanuntuk
bertemu dan berdiskusi. Kegiatan interaksiini
akan memberikan para pembelajar@ Pancaran Pendidikan Thn.XIX. No. 65, Desember 2AO6 :725'737
Desain yang digunakan adalah: 'trandomized control group pre-testdan
post-test design".
Secara bagan desainpenelitian
dapatdisajikan
sebagaiberikut:
Kelp.
Kontrol
Or OzKelp.
Eksperimen Orx
OaKeterangan:
Or
:
kompetensi
awal
(khususnyakompetensi akademik)
siswa
dalam pelajaranfisika
kelompok kontrol.Oz
:
kompetensi
akhir
(khususnyakompetensi akademik)
siswa
dalam pelajaranfisika
kelompok kontrol.O:
:
kompetensi
a*al
(khususnyakompetensi
akademik) siswa
dalampelajaran fisika kelompok eksperimen.
O+
:
kompetensi
akhir
(khususnyakompetensi akademik)
siswa
dalampelajaran
fisika
kelompok eksperimen.](
: rnodel pembelajaran kerjalaboratorium berbasis coope)rative learning. Selanjutnyalangkah
kerjadalam penelitian
ini
adalah:l.
Mengukur
kompetensi awal(Or
dan
Or )2.
Kepada kelas
eksperimen
diberlakukan
model
pembelajaran
kerja laboratorium berbasis cooperative learning.3.
Kepada
kelas kontrol
diberlakukan
model
pembelajaran
kerja laboratorium tanpa cooperative le arning.4.
Mengukur
kompetensiakhir untuk
kelaskontrol
dan kelas eksperimen (O2dan
O+ )Untuk
menguji hipotesis dalam penelitianini
digunakanuji
U
Mann-Whitney.
Menurut Faisal (2001, 250)., tes
ini
cukup kuat dan
reliabelkeputusannya,
dan
tidak
bergantung
pada
persyaratan
asumsi-asumsiberkaitan dengan ketentuan normalitas
distribusi
atau homogenitas variansi. P-ersanraan$i
U Mann-I4thitney sebagaiberikut
:nn(nn
+l)
U^=nAnD+
-Rn
yang
dilakukan
untuk
memperoleh
datauntuk
kelaskontrol
dan kelas eksperimenu,=nAnB+*j!-Ra
@ Pancaran Pendidikan Thn. XIX No. 65, Desember 2006 :725'737
Simpulan dan
SaranBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
ditarik
kesimpulan sebagaiberikut
:Ada perbedaan penguasaan kompetensi siswa dalam matapelajaran
fisika
pada
model
pembelajarankerja
laboratorium
berbasisiooperative learning dan model
pembelajardnkerja
laboratorium
tanpacooperative
learning.PengUasaankoinpetensi siswa dalam mata
pelajaranfisika
pada
model
pembelajarankerja
laboratorium
berbasis cooperativelearning lebih tinggi
daripada penguasaan kompetensisiswa dalam
matapelajaran
fisika
pada model
pembelajaran
kerja
laboratorium tatpa
cooperative
learning.
Hal
ini
menunjukkan
model
pembelajaran
kerjalaboratorium
berbasiscooperative
learning lebih efektif
daripada modelpembelaj aran kerj a laboratorium tanpa c o oper ativ e I earning.
Berdasarkan
kesimpulan
dan
implikasi
di
atas, maka
untukmenyrmbangkan gagasan
dalam
rangka
meningkatkan
penggasaan kompetensi siswa dalam mata pelajaran pada umumnya dan khususnya untukmata
pelajaran
fisika,
berikut
ini
disampaikan
beberapasaran
Perludioptimalkan model
pembelajarankerja
laboratorium berbasis cooperativelearning
dalam pembelajaranfisika
di
sekolah dalam rangka meningkatkanpenguasaan kompetensi siswa dalam mata pelajaran
fisika.Perlu
dilakukanpenelitian
kerja
sama dengan sekolahuntuk
cakupanmateri yang
lebihluas.Pedu
dilakukan
penilaian
yang
berkaitan dengan aspek
kooperatif,sehingga bisa diperoleh penilaian yang sesungguhnya.
Daftar Rujukan
Amin,
NA.igg+.
Hakekat Science. Yogyakarta:FPMIPA
IKIP
Yogyakarta.Amiq
M
dkk.
1984.IPA
SebagaiAlat
PembentukSikap
dan
Perilalu.
Yogyakarta : FPMIPAIKIP
Yogyakarta.Faisal,
S.
2001. Format-Format Penelition
Sosial. Jakarta
:
PT.
RajaGrafindo Persada
Lie,
A.
2002. CooperativeLearning
(Mempraktekkan CooperativeLearning
di Ruang Kelas). Jakarta: GrasindoMundilarto
dan
Jumadi. 1989. Praktihtm Semi Terbuka
Model
Yangdiharapkan Dapat
MengernbangkanKetrampilan
Proses MahasiswaJurusan Pendidikan
Fisika
FPMIPA
IKIP
Yogtakarta.
Laporan Penelitian: FPMIPAIKIP
YogyakartaPoedjiadi,
A.
1989.Sejarah
dan Filsafat
llmu.
Bandung
:
Depdikbud,Proyek Pengembangan
LPTK,
FPsIKIP
Bandung. &f