Memperkuat
Akses
Destinasi
Security Check Point 1
tempat pemeriksaan keamanan pertama di daerah keamanan terbatas
(sebelum melakukan check-in)
Security Check Point 2
tempat pemeriksaan keamanan kedua (Security Check Point/SCP-2)
di daerah pintu masuk menuju ruang tunggu.
PROSEDUR KEAMANAN
TRANSPORTASI UDARA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN UADARA
SKEP / 2765 / XII /2010
TENTANG
TATA CARA PEMERIKSAAN KEAMANAN
PENUMPANG, PERSONEL PESAWAT UDARA DAN BARANG BAWAAN YANG DIANGKUT
DENGAN PESAWAT UDARA DAN ORANG PERSEORANGAN
Setiap penumpang, personel pesawat udara dan orang
perseorangan wajib melepas :
jaket ikat pinggang jam tangan
dan mengeluarkan semua barang yang mengandung unsur logam
dan meletakan ke dalam wadah (tray) yang disediakan dan
PEMBINA: Menteri Perhubungan Republik Indonesia, PENASEHAT: Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Kepala Badan Litbang Perhubungan, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, PENANGGUNG JAWAB: Hengki Angkasawan, PEMIMPIN REDAKSI: Dwiyekti Windayani, REDAKTUR PELAKSANA: Tinitah S. Amrantasi, Muhammad Pamungkas, REDAKSI: Anna Nurjanah, Arifatmi, Christanto Agung, Daniel Pietersz, Deni Hendra M, Destrirani, Dona Devianti, Dwi Wisnu, Gatut Aribowo S, Hari Buyung, Hari Supriyono, Hariyadi Dwi Putera H, Oktavian, R. Achmad Herdin, Revi Yohana, Romauli Fransiska, Wisnu Kuncoro, TIM REDAKSI: Andesrianta Rakhmad, Andung Bayumurti, Prayogie, Syarifah Noor Hidayati, REDAKSI FOTO: Abdullah Baraja, Chairudi Bharata Dharma, Dyota Laksmi Tenerezza, Muhamad Nurcholis, Nur Fitrianto Alian, Okto Berbudi, ALAMAT REDAKSI: Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat, Telp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419, Fax (021) 3504631, 3511809, E-MAIL: [email protected], PENERBIT: Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
EDIS
I 02 I 2017
EDISI02 2017 TRANS DARAT
20Peningkatan Pelayanan Terminal Tipe A
SUMBER DAYA MANUSIA 40Mencetak SDM
Pelayaran Andal Melalui Vokasi
POTRET 46Menelusuri
Transportasi Wisata Wakatobi
Memperkuat
Akses
DestinasiWisata
8/31/17 4:28 PM Cover :
Bandara Matahora Wakatobi Foto : Puskom Kemenhub
Majalah Kementerian Perhubungan No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976 ISSN : 0853179X
Akses
Transportasi Wisata
Pembaca Budiman,
S
alah satu upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah wisata adalah melalui peningkatan pelayanan transportasi. Infrastruktur transportasi yang mudah, murah, dan nyaman menjadi salah satu prioritas kebijakan Kementerian Perhubungan dalam beberapa tahun terakhir.Guna mendukung tujuan tersebut, pemerintah telah menggalakkan pembangunan yang meliputi pengadaan sarana dan prasarana perhubungan baik darat, udara, laut, dan kereta api. Pembangunan ini akan meningkatkan kapasitas bandara, pelabuhan, terminal maupun stasiun.
Dengan adanya peningkatan kapasitas maka akses dan mobilitas masyarakat menjadi semakin mudah. Biaya transportasi pun akan semakin terjangkau. Pelayanan transportasi yang memadai dan terjangkau tentu berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah wisatawan.
Upaya pembangunan infrastruktur juga dilakukan dengan mengembangkan konektivitas antarpulau. Integrasi antarmoda dan ketersediaan angkutan umum, baik di sektor darat, penyeberangan, laut, dan udara, serta kereta api turut menunjang aksesibilitas destinasi wisata.
DAFTAR
ISI
TRANSMEDIA I EDISI 02 I 201740
SUMBER DAYA MANUSIAMencetak SDM Pelayaran Andal Melalui Vokasi
TRANS DARAT TRANS LAUT TRANS UDARA TRANS PERKERETAAPIAN
24 Peningkatan
Pelayanan Terminal Tipe A
28 Dongkrak Wisata
Bahari Dengan Menurunkan Tarif Sandar Kapal Pesiar
32 Pentingnya
Menegakkan Prosedur Keamanan Penerbangan
36 Integrasi Antarmoda
Tingkatkan Mobilitas Penumpang
10
TRANS UTAMAMemperkuat Akses Destinasi Wisata
3 EDITORIAL 6 INFOGRAFIS 8 MATA
44 Ciptakan Insan Transportasi
Berkeselamatan
42 Sukses Membangun Indonesia
dari Pinggiran
KILAS
BERITA
45 Pelabuhan Patimban Sebagai
TRANSPORTASI HIJAU
64 Wah, Taipei Operasikan
‘Bus Hutan’!
INTERNASIONAL PERSPEKTIF
58 Ferry Kereta di Tiongkok
Permudah Turis Menuju Pulau Hainan
56 Merealisasikan Transportasi
Pariwisata yang Memadai
TEKNOLOGI
60 Pertama di Indonesia, Toilet 3D
Bandara Sepinggan Menuai Respon Positif
TRANS SEJARAH
62 Menelusuri Jejak
Belanda di Stasiun Tua Indonesia
SEHAT
66 Hindari Cedera Saat
Mengangkat Barang Bawaan
SENGGANG
68 Ransel Atau Koper
Untuk Berlibur? Wakatobi
Wakatobi Sempurna Olahan Umbi, Seafood &
INFOGRAFIS
n Bandar Udara H.A.S.
Hanandjoeddin, Tanjung Pandan
n Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta, Tangerang
n Bandar Udara Internasional Kualanamu, Medan n Bandar Udara Silangit,
Siborong-Borong n Bandar Udara Sibisa,
Parapat Pembangunan Jalur KA
Rantau Prapat - Pinang - Duri (12 km’sp dan 8
jembatan)
10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
n Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta,
Tangerang
n Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta
Bandar Udara Internasional Adi Sucipto, D.I. Yogyakarta
KSPN BOROBUDUR DED Reaktivasi Jalur KA Yogya - Magelang
n Bandar Udara Abdulrahman Saleh, Malang
n Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya
n Terminal Arjosari, Malang
n Terminal Purabaya, Surabaya Pelabuhan
Tanjung Emas, Semarang
Terminal Tidar, Magelang
Pelabuhan Utama Belawan, Medan
n Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang
n Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta
TRAYEK 11:
Pangkalan Sunda Kelapa - Pulau Untung Jawa - Pulau Pramuka - Pulau Kelapa
No Ruas Ruas Jalan 021-023 Badau - Simpang Pedang 016-017 Tanjung Ru - Palang
001-006 Tanjung Keliang - Batas Kota Pangkal Pinang 014-015 Air Bara - Sadai
TANJUNG KELAYANG
Konektivitas Jalur Darat
No Ruas Ruas Jalan 003 Batas Kota Serang - Batas Kota 020 Tangerang 020
008 Cikande -Rangkasbitung 012 Simpang Labuan - Cibaliung 005 Batas Kota Kota Cilegon - Pasuruan 013 Cobaliung - Cikeusik - Muara Binuangen 023 Serdang Bojonegoro -Merak 016 Bayah - Cibarenok - Btas Prov. Jabar 021 Cibaliung - Sumur
Konektivitas Jalur Darat
Pelabuhan Penyeberangan di Samosir
TANJUNG LESUNG
TANJUNG KELAYANG
DANAU TOBA
n Bandar Udara Internasional Lombok
n Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali
Pelabuhan Lembar, Mataram Pelabuhan Labuan Bajo
n Pelabuhan Kaledupa, Bau-Bau
n Pelabuhan Wanci, Bau-Bau
n Pelabuhan Daruba
n Pelabuhan Mayabula
n Konektivitas Jalur Darat
n Konektivitas Jalur Darat
n Konektivitas Jalur Darat
n Pelabuhan Penyeberangan Moti n Pelabuhan Penyeberangan Makian n Pelabuhan Penyeberangan Kayona
n Pelabuhan Penyeberangan Raijua
n Pelabuhan Penyeberangan Amoleno
n Pelabuhan Penyeberangan Labuhan
n Pelabuhan Penyeberangan Kamaru
n Pelabuhan Penyeberangan Mawasangka
n Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo
n Bandar udara Eltari, Kupang
n Bandar Udara Internasional Lombok
n Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali
n Bandar Udara Matahora, Wakatobi
n Bandar Udara Haluoleo, Kendari
n Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar
n Bandar Udara Pitu, Morotai
n Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate
n Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado
No Ruas Ruas Jalan 002 Tabelo - Lagela 003 Tabelo - Podiwang 004 Mafa - Matuting
No Ruas Ruas Jalan 001 Labuhan Bajo - Maiwatar 009 Aegela - Batas Kota Ende 027 Oesapa - Oesao 030 Batu Putih - Batas Kota Soe 037 Haililuik - Batas Kota Atambua 038 Batas Kota Tambua - Motaain No Ruas Ruas Jalan 024 - 026 Buleleng - Adowia 027 - 029 Adowia - Belalo - Baras Kab. Konawe 032 - 033 Kp. Baru Kolaka - Wawotobi 031 - 034 Wawatobi - Pohara
035 Awunio - Amolengo 041 - 044 Batas Kota Bau-Bau - Kamaru
Ruas Jalan Jalan T. G. H. Faishal Jalan Rumak - Dasan Cermen Jalan Lembar - Batas Kota Gerung
Jalan Raba - Sape Jalan Gerung - Kuripan
Jalan Kuripan - Sulin Jalan Sulin - Sp. Penujak
Air Bara - Sadai MOROTAI
Maluku Utara
LABUAN BAJO
Nusa Tenggara Timur
WAKATOBI
Sulawesi Tenggara
MANDALIKA
Nusa Tenggara Barat
KAWASAN BROMO TENGGER SEMERU
Jawa Timur
TRANS
MATA
Kesibukan di pelabuhan kapal penyeberangan feri Merak Bakauheni di malam hari (dok. PT ASDP Indonesia Ferry)
Kereta wisata Jolodoro merupakan salah satu andalan transportasi wisata kota di Surakarta
1 2
1
Akses transportasi laut untuk masyarakat Wakatobi (Cholis) Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor sebagai akses transpotasi udara untuk masyarakat di Kalimantan Selatan (Istimewa)
3 4
3
Memperkuat
Akses Destinasi
Wisata
Infrastruktur transportasi merupakan salah satu faktor penting bagi pengembangan
pariwisata. Ketersediaan akses transportasi yang memadai berpengaruh besar terhadap
meningkatnya jumlah wisatawan. Pemerintah telah menggalakkan pengembangan
infrastruktur transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api sebagai prioritas
pembangunan untuk menunjang sektor pariwisata khususnya 10 destinasi wisata nasional.
Ketersediaan akses transportasi juga akan meningkatkan daya saing pariwisata, meningkatkan
minat wisatawan dan berkontribusi positif bagi perekonomian.
Asal mula nama
Raja Ampat
menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.P
embangunan infrastruktur untuk menunjang pariwisata meliputi peningkatan sarana dan prasarana transportasi baik darat, laut, udara maupun kereta api di daerah-daerah tujuan wisata. Dengan potensi wisata yang besar, Indonesia memiliki beragam keunggulan dibandingkan dengan negara-negara tetangga.Indonesia memiliki potensi pariwisata dengan keanekaragaman hayati yang melimpah dan keindahan alam yang luar
biasa. Tercatat ada ribuan jenis lora dan
fauna yang mendiami seluruh wilayah kepulauan baik di perairan maupun daratan yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Indonesia menjadi rumah bagi 2.605 jenis mamalia, burung dan
amibi, dan menempati peringkat keempat
TRANS
UTAMA
Besarnya potensi wisata yang dimiliki membutuhkan dukungan sistem transportasi yang baik dan memadai. Potensi tersebut tentu sulit berkembang jika tidak ada kemudahan dalam mengakses transportasi menuju lokasi wisata. Dengan begitu, akses menuju tempat wisata amat penting peranannya khususnya bagi wisatawan asing. Selama ini rata-rata jumlah kunjungan wisatawan asing masih relatif kecil,-- rata-rata 7-9 juta orang per tahun. Pada 2015 jumlah kunjungan wisatawan asing telah mencapai 10 juta wisatawan. Namun, capaian itu masih jauh dari harapan. Pemerintah menargetkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing dua kali lipat menjadi 20 juta wisatawan pada 2019 mendatang.
Target tersebut menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bisa diraih apabila pengembangan infrastruktur yang tengah dibangun berhasil melayani masyarakat menuju lokasi wisata dengan mudah. Dalam kerangka itu pula, Kementerian Perhubungan telah meningkatkan kapasitas bandara, pelabuhan, terminal dan stasiun serta infrastruktur lainnya agar masyarakat memiliki banyak pilihan akses transportasi menuju lokasi wisata di seluruh wilayah tanah air tercinta ini.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi
Pengembangan Bandara
di 10 Destinasi
Wisata Nasional
K
emenhub juga mengembangkan bandara terdekat dengan 10 destinasi prioritas demi mewujudkan penerbangan wisatawan yang aman dan nyaman. Bandara-bandara yang dibangun untuk menunjang destinasi 10 lokasi wisata tersebut adalah:No Tujuan Wisata Bandara
1 Kawasan Wisata Candi Borobudur dan sekitarnya di Jawa Tengah
Bandara Ahmad Yani (Semarang), Bandara Adi Sumarmo (Solo, Jawa Tengah) dan Bandara Adi Sucipto (DI Yogyakarta)
2 Kawasan Wisata Mandalika (NTB)
Bandara International Lombok dan Bandara Ngurah Rai (Denpasar Bali)
3 Kawasan Wisata Labuan Bajo (NTT)
Bandara Eltari (Kupang), Bandara Komodo (Labuan Bajo), Bandara Ngurah Rai (Denpasar, Bali) dan Bandara International Lombok (Lombok)
4 Kawasan Wisata Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur
Bandara Abdulrahman Saleh (Malang) dan Bandara Juanda (Surabaya)
5 Kawasan Wisata Morotai
Bandara Pitu (Morotai), Bandara Sultan Babullah (Ternate), Bandara Sam Ratulangi (Manado)
6 Kawasan Wisata Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
Bandara Soekarno Hatta (Tangerang) dan Bandara Halim PK (Jakarta)
7 Kawasan Wisata Tanjung Lesung (Banten)
Bandara Soekarno Hatta (Tangerang) dan Bandara Halim PK (Jakarta)
8 Kawasan Wisata Danau Toba
Bandara Kualanamu (Medan), Bandara Silangit dan Bandara Ferdinan Lumban Tobing (Sibolga)
9 Kawasan Wisata Wakatobi
Bandara Matahora (Wakatobi), Bandara Haluoleo (Kendari) dan Bandara Sultan Hasanuddin (Makassar)
10 Kawasan Wisata Tanjung Kelayang (Belitung)
Bandara Haluoleo Kendari menjadi pintu gerbang menuju Wakatobi
Bandara Matohara Wakatobi telah direvitalisasi sehingga dapat didarati pesawat ATR 72-600
Perkampungan terapung Suku Bajo Sampela Pulau Wangi-Wangi
1
2
3
Peningkatan kapasitas bandara memberi alternatif pada maskapai penerbangan untuk membuka rute-rute penerbangan baru dan juga menambah frekuensi penerbangan dalam rute yang sama. Pembukaan rute baru memacu orang untuk memanfaatkan jasa angkutan udara. Pembukaan rute penerbangan baru yang melalui Bandara Silangit Sumatera Utara sebagai misal, menumbuhkan minat masyarakat setempat untuk memanfaatkan jasa angkutan udara ini sebagai sarana transportasi mereka.
Sejak Bandara Silangit dibuka, minat masyarakat menggunakan angkutan udara terus tumbuh dan jumlah penumpang meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan beberapa maskapai ikut membuka dan melayani rute dari dan menuju Bandara Silangit yang menjadi akses kawasan wisata Danau Toba.
“Dengan banyaknya jumlah penumpang yang mendatangi lokasi wisata di daerah, maka secara ekonomis berkontribusi positif bagi perekonomian daerah dan nasional,” ujar Menteri Perhubungan.
lebar bisa mendarat dengan
membawa penumpang dalam jumlah yang besar pula. Penerbangan dengan penumpang banyak juga memungkinkan terjadinya penurunan biaya angkutan udara. Dengan harga tiket yang semakin terjangkau, wisatawan yang datang ke tujuan wisata akan semakin banyak.
Meningkatkan Akses Transportasi Udara
Pembangunan untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasi udara meliputi perluasan terminal penumpang, peningkatan landasan pacu dan fasilitas keselamatan, keamanan serta pelayanan bandara. Peningkatan landasan pacu
memungkinkan pesawat berbadan
1
2
TRANS
UTAMA
Membuka Akses Bagi Wisatawan Asing
Upaya peningkatan pelayanan angkutan udara terus dilakukan dengan pengembangan antarwilayah se-nusantara maupun dari dan ke luar negeri. Pemerintah telah memberi kemudahan dan izin penambahan rute baru baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengungkapkan terbitnya izin penerbangan reguler berjadwal Garuda Indonesia rute Chengdu-Denpasar dengan kode CTU-DPS, merupakan bentuk dukungan yang diberikan Kemenhub untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia. Penerbangan perdana pesawat Garuda Indonesia sudah berjalan sejak 5 Mei 2017 dengan frekuensi penerbangan 4 . Chengdu merupakan kota keempat yang diterbangi oleh Garuda Indonesia setelah Shanghai, Guangzhou, dan Beijing. Kemudahan juga diberikan oleh Airport Operator, PT Angkasa Pura I dengan pemberian insentif potongan hingga 50% selama 6 bulan sejak pembukaan jalur baru tersebut.
Kemudahan bagi penerbangan juga dilakukan dengan pelayanan bagi operator yang ingin menambah rute baru. Salah satunya, pemerintah telah memberi izin penerbangan rute baru dari Manado ke enam kota di China. Pembukaan rute penerbangan ini menandai terbukanya akses transportasi yang lebih mudah bagi wisatawan asing.
Desain /ilustrasi pelabuhan Marina di Labuan Bajo NTT
Kapal feri penyeberangan Wakatobi melayani masyarakat yang ingin mengakses lokasi wisata di Wangi-Wangi dari Kota Bau-Bau dan Kendari
Aktivitas diving di Sobu Dive
Peta Lokasi Kepulauan Wakatobi
5
6
7 4
Penambahan rute baru ke beberapa daerah tujuan wisata merupakan langkah positif bagi dunia
penerbangan dan sektor pariwisata nasional. Sedikitnya, ada potensi 30.000 lebih wisatawan asing dari Cina yang datang ke Manado setiap tahunnya. Beberapa kota China yang telah memiliki rute penerbangan langsung ke Manado diantaranya, Macau, Shenzen, Chongqing, Wuhan, Shanghai dan Changsa.
Frekuensi penerbangan yang melayani rute-rute baru tersebut menjadi gerbang bagi daerah wisata di daerah lain seperti di Sulawesi Tenggara. Rute Bali - Tanah Toraja – Wakatobi (Sulawesi Tenggara) bisa dioperasionalkan setelah pemerintah meningkatkan kapasitas masing-masing bandara.
Sebelumya rute ke Tanah Toraja melalui Bandara Pongtiku hanya bisa didarati pesawat kecil. Namun, kini sudah bisa didarati pesawat jenis ATR 72 - 500. Landasan pacu Bandara Pongtiku telah ditingkatkan menjadi 2000 m lebih dan bisa terkoneksi
dengan Bandara Matahora Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dan Bandara Ngurah Rai, Bali. “Dengan adanya peningkatan bandara, maka pesawat ATR dengan jumlah penumpang besar bisa melayani rute Toraja, Bali, dan Wakatobi dalam satu interkoneksi penerbangan,” tutur Agus Santoso.
Akses Wisata Transportasi Laut dan Darat
Guna meningkatkan akses
transportasi pariwisata melalui jalur laut, pemerintah terus meningkatkan pembangunan pelabuhan dan menyediakan sarana angkutan kapal laut maupun angkutan penyeberangan. Ketersediaan akses transportasi laut memberi banyak alternatif bagi wisatawan untuk menjangkau lokasi wisata di daerah.
Pemerintah merencanakan
pembangunan pelabuhan yang mampu melayani kapal-kapal pesiar berukuran besar, sehingga para wisatawan asing yang melakukan perjalanan dengan kapal pesiar bisa singgah di kawasan wisata ini. Pemerintah telah memberi kemudahan dalam pelayanan kepada
kapal pesiar yang akan bersandar ke Indonesia.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Bay Mokhamad Hasani sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut mengatakan pemerintah memberikan keringanan tarif jasa kepelabuhanan untuk
kapal yacht, super yacht, dan kapal cruise.
“Keringanan terhadap jasa kepelabuhanan dimaksud, dilakukan untuk menarik
kapal-kapal pesiar agar bersandar di Indonesia
dan tentunya dapat bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan di negara tetangga, khususnya negara ASEAN,” kata Bay M Hasani.
Dalam sejarah
Yunani,
Herodotus menceritakan seorang penyelam bernama Scyllis yang dipekerjakan Raja Persia Xerxes untuk mengambil harta karun yang tenggelam pada abad ke 5 SM. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk mengambil kerang dan mutiara. Penyelam zaman dulu mungkin tidak bisa mencapai kedalaman lebih dari 100 feet.5
6
TRANS
UTAMA
Pelayanan akses transportasi laut juga dilakukan dengan pelayanan angkutan kapal laut PT Pelni menuju daerah-daerah kepulauan di nusantara. ketersediaan sarana dan prasarana angkutan laut menjadi salah satu prioritas kebijakan Kementerian Perhubungan guna mendukung sektor pariwisata. Pemerintah telah memberikan subsidi PSO (Public Service Obligation) melalui Kapal Pelni agar masyarakat memanfaatkan jasa angkutan laut yang terjangkau.
Salah satu layanan kapal laut untuk daerah wisata dilakukan dengan kapal Pelni ke kawasan wisata Wakatobi Sulawesi Tenggara. Kapal Pelni Jetliner mampu membawa penumpang yang ingin mengunjungi lokasi wisata di pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.
Pelayanan transportasi ke daerah wisata terus dikembangkan melalui jalur darat. Selain peningkatan layanan terminal bagi angkutan jalan, pemerintah juga mengembangkan pelabuhan penyeberangan dan penambahan sarana serta rute angkutan penyeberangan.
Salah satu bentuknya, pemerintah merencanakan pembangunan pelabuhan Marina di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur. Selama ini, dukungan angkutan penyeberangan telah tersedia dari Pelabuhan Sape di Kupang dengan rute langsung menuju Pelabuhan Penyeberangan Labuan Bajo.
Rencana pembangunan pelabuhan penyeberangan Marina yang bisa disinggahi kapal-kapal pesiar
diharapkan bisa meningkatkan jumlah wisatawan dengan kapal pesiar.
Untuk mencapai kawasan wisata di Labuan Bajo, masyarakat bisa menggunakan angkutan jalan dari Kota Bima (NTB) menuju arah Pelabuhan Sape. Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui jalur laut dari Pelabuhan Sape ke Pelabuhan Labuan Bajo menggunakan kapal feri selama 6 Jam, yang berangkat setiap pukul 10.00 Wib dan pukul 17.00 Wib.
Dukungan Angkutan Penyeberangan
Pemerintah akan meningkatkan kapasitas transportasi ke daerah wisata melalui peningkatan sarana dan prasarana angkutan penyeberangan. Salah satu prioritas pengembangan konektivitas transportasi penyeberangan Pelni Jetliner yang melayani rute
Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko
KMP Bahtera Mas II menjadi moda transportasi utama mobilitas dari dan menuju Wakatobi
Salah satu pemandangan alam pantai di Wakatobi
Rute angkutan penyeberangan Surabaya - Lembar (sumber: PT ASDP Indonesia Ferry)
9
10
11 8
dilakukan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Saat ini konektivitas di Wakatobi menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, masih perlu peningkatan.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Darat Hindro Surahmat mengatakan, Kementerian Perhubungan telah menggandeng PT ASDP untuk mengembangkan pelabuhan penyeberangan di sejumlah daerah dan penetapan jadwal serta rute angkutan penyeberangan guna menunjang kegiatan perekonomian lokal dan pariwisata. Pemerintah juga terus memberi subsidi angkutan penyeberangan perintis sebagai bagian dari kehadiran negara
menyediakan angkutan umum yang terjangkau di daerah-daerah terdepan, terluar dan perbatasan.
“Pelayanan angkutan penyeberangan menjadi menentukan kegiatan pariwisata di beberapa daerah, seperti di Wakatobi, Labuan Bajo, Mandalika Lombok, Bali – Banyuwangi, Anambas dan daerah lain di Sumatera, Jawa, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua,” Ungkap Hindro.
Upaya mengoptimalkan angkutan penyeberangan di Wakatobi Sulawesi Tenggara, pemerintah telah menyediakan angkutan penyeberangan yang menghubungkan empat pulau terbesar di kawasan wisata itu. Saat ini pemerintah telah menyediakan
angkutan penyeberangan yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry dengan rute Kamaru - Wanci.
PT ASDP telah menyediakan KMP Bahtera Mas II dengan 300 Pax dan 19 kendaraan sebagai pengganti KMP Ariwangan sejak Wakatobi ditetapkan sebagai 10 Destinasi prioritas Wisata. Lintasan yang dilayani adalah Kamaru - Wanci yang menghubungkan Pulau Buton dengan Pulau Wakatobi. Lama perjalanan selama 3 jam (36 mil) dengan frekuensi 1 round trip/hari.
Kementerian Perhubungan telah bekerjasama dengan PT ASDP (Persero) untuk melayani angkutan penyeberangan di beberapa pelabuhan di NTT dan NTB untuk mendukung potensi wisata. Selain angkutan penyeberangan ke kawasan wisata Mandalika, Nusa Tenggara Barat, layanan transportasi kapal penyeberangan itu juga mencakup rute-rute di NTT seperti di Kupang - Labuan Bajo. Pemerintah mematok
9
10
TRANS
UTAMA
target tercapainya dukungan sektor transportasi darat dan penyeberangan sebagai alternatif masyarakat menjangkau kawasan wisata di Indonesia Timur.
Akses menuju tempat wisata di NTB kini semakin mudah dengan adanya rute penyeberangan kapal PT ASDP Indonesia Ferry dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ke Pelabuhan Penyeberangan Lembar di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Pembukaan rute baru ini sebagai alternatif dari jalur lalu lintas angkutan darat yang melewati Banyuwangi, Bali, hingga pulau Lombok.
Rute Surabaya - Lembar mampu mengurangi kemacetan di Bali dan untuk kenyamanan pariwisata.
Penambahan Rute Baru Pariwisata dari Surabaya ke Lombok dilakukan dengan frekuensi 2 kali seminggu. Selain lebih murah dan mudah, moda transportasi kapal penyeberangan dinilai lebih ramah lingkungan karena emisi karbon lebih rendah jika dibandingkan dengan angkutan truk dan bis kota.
Akses transportasi wisata dengan angkutan penyeberangan juga menjangkau Raja Ampat. Pemerintah telah membuka akses ke Raja
Ampat melalui pembukaan rute penyeberangan dengan kapal KMP Lema dengan kapasitas 195 Pax dan 25 kendaraan. Lintasan yang dilayani adalah rute Sorong – Wasai (Raja Ampat) dengan lama perjalanan sekitar 4 – 5 jam (43 mil) dan dengan frekuensi 1 kali seminggu.
Angkutan penyeberangan juga melayani tujuan wisata ke Karimun Jawa, Kepulauan Mentawai. Kapal
yang melayani penyeberangan ke Karimun Jawa adalah KMP Siginjai yang memiliki kapasitas 260 Pax dan 18 kendaraan. Lintasan yang dilayani adalah Jepara – Karimun Jawa dengan frekuensi 1 trip/hari dan lama perjalanan sekitar 4 jam (41 mil.
Sedangkan, angkutan penyeberangan menuju Mentawai yang tersedia adalah kapal KMP Gambolo dengan operasional lintasan rute Padang–
12
Siberut (82 mil), dan KMP Ambu ambu yang melintasi rute Padang – Sikakap (104 mil) dan lintasan Padang - Tua Pejat (84 mil).
Layanan Pengembangan Transportasi Pariwisata Yang Terintegrasi
Guna menunjang layanan transportasi pariwisata yang lebih baik, Kementerian Perhubungan terus mengupayakan pengintegrasian
antarmoda angkutan umum bagi masyarakat. Salah satu langkah pengintegrasian antarmoda sudah dilakukan di Provinsi DI Yogyakarta guna menunjang akses wisata Candi Borobudur dan sekitarnya.
Pembangunan Bandara di
Kulonprogo merupakan salah satu upaya pemerintah menyediakan infrastruktur transportasi udara yang lebih besar untuk menunjang
KMP Lema yang melayani rute Sorong – Wasai (Raja Ampat)
KMP Siginjai melayani rute Jepara – Karimun Jawa selama 4 jam
Kereta Prameks rute Yogyakarta - Solo memudahkan masyarakat menjangkau lokasi wisata dari Solo ke Yogyakarta dan sebaliknya
Bus Rapid Transit (BRT) TransJogja terkoneksi dengan stasiun dan bandara
13
15 12
14
pariwisata di daerah tersebut. Candi Borobudur yang merupakan salah satu andalan wisata Yogyakarta, memiliki banyak akses transportasi yang memadai. Selain angkutan BRT TransJogja, pemerintah merencanakan revitalisasi jalur kereta api Jogja – Semarang dan pelayanan transportasi yang mengintegrasikan antara moda kereta api, bandara dan halte Bus Rapid Transit (BRT) TransJogja.
Integrasi antarmoda yang telah berjalan baik di Bandara Adi Sucipto terbukti menunjang pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Dengan kemudahan transportasi yang semakin lengkap menjadikan Yogyakarta masih menjadi salah satu daerah tujuan wisata nasional yang menarik selain Bali.
Dukungan sarana transportasi yang telah tersedia, baik moda darat Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jogja, yang terintegrasi dengan kereta api (KA). Wisatawan dari luar Jogja bisa memanfaatkan angkutan KA jarak jauh maupun pesawat terbang di Bandara Adisucipto yang terintegrasi dengan BRT.
TransJogja menjadi moda transportasi yang terjangkau bagi warga dan dengan dukungan layanan kereta jarak dekat “Prambanan Ekspres” (Prameks), maka wisatawan bisa memiliki akses yang mudah ke destinasi wisata lainnya di Solo. Kemudahan transportasi yang terintegrasi memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk mobilisasi dari lokasi satu ke lainnya. (*)
TRANS
UTAMA
S
alah satu keberhasilan pengembangan transportasi untuk pariwisata adalah pengoperasian Bandara Komodo di Labuan Bajo NTT. Setelah pemerintah meningkatkan landasan pacu menjadi 2.250 meter, maka pesawat boeing 737 dengan penumpang besar bisa mendarat dan berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Komodo melalui Bandara Komodo di Labuan Bajo.Rute Baru Tingkatkan
Jumlah Wisatawan
Salah satu keberhasilan pengembangan transportasi untuk pariwisata adalah pengoperasian
Bandara Komodo di Labuan Bajo NTT. Setelah pemerintah meningkatkan landasan pacu menjadi
2.250 meter, maka pesawat boeing 737 dengan penumpang besar bisa mendarat dan berpengaruh
positif terhadap peningkatan jumlah pengunjung yang datang. Bandara Komodo di Labuan Bajo
merupakan salah satu gerbang transportasi menuju kawasan wisata Taman Nasional Komodo.
1
penerbangan Jakarta – Labuan Bajo (ditempuh sekitar 2 jam), Surabaya – Labuan Bajo (via Denpasar), dan Denpasar – Labuan Bajo (sekitar 1 jam perjalanan).
Meningkatnya Kapasitas Penerbangan Menuju Wakatobi
Selain di NTT, Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan pengembangan Bandara Matahora Wakatobi Sulawesi Tenggara. Bandara Matahora merupakan bandara kelas 3 yang berada di desa Pemerintah membuka beberapa rute
baru dari Bali yang bisa langsung ke Bandara Komodo di Labuan Bajo. Diharapkan adanya rute penerbangan ini, para wisatawan di Bali juga akan mengunjungi kawasan wisata di NTT dan daerah lainnya termasuk ke Kepulauan Komodo.
Matahora, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Wakatobi. Bandara ini kini memiliki panjang 2000m x 30m, 107m x 18m dan apron 103m x 73m.
Peningkatan kapasitas terus diupayakan agar pesawat jenis Boeing 737 dan yang lebih besar bisa mendarat dengan lancar. Saat ini layanan penerbangan ke Wakatobi menggunakan pesawat ATR 72 – 600
Nelayan Labuan Bajo tidak hanya memanfaatkan kapal untuk mencari ikan namun juga untuk mengantar wisatawan.
Taman Nasional Komodo, NTT memikat wisatawan domestik maupun mancanegara
Kepulauan Raja Ampat dapat di akses dengan kapal cepat dari Sorong
Bandara Komodo Labuan Bajo pasca direvitalisasi menigkatkan kapasitas penumpang
dari Kendari. Frekuensi penerbangan 7 kali seminggu. Bandara Matahora berperan strategis sebagai sarana pendukung sektor pariwisata yang menjadi perekonomian Kabupaten Wakatobi.
Dengan adanya peningkatan kapasitas bandara, jumlah penumpang ke Wakatobi ikut meningkat. Data pergerakan
penumpang, bagasi dan kargo bandar udara Matahora menyebutkan kenaikan penumpang dari 19.100 orang pada 2015 menjadi 19.600 orang pada 2016. Potensi kenaikan terus terjadi hingga Juni 2017 dengan jumlah penumpang yang sudah mencapai 10.995 orang.
Seperti pada bandara-bandara lainnya, Kemenhub terus
meningkatkan fasilitas sarana dan
prasarana transportasi di daerah dengan kualitas pelayanan yang lebih baik dengan tidak mengabaikan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan termasuk di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara dan Bandara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur
Akses Wisata Raja Ampat
Kemudahan akses transportasi menuju daerah wisata juga terus dilakukan untuk mendukung kawasan wisata Raja Ampat Papua Barat. Pemerintah telah meningkatkan pembangunan bandara dan pelabuhan yang lebih memadai. Bandar Udara Domine Eduard Osok Sorong Papua, merupakan gerbang menuju kawasan wisata Raja Ampat.
TRANS
UTAMA
Transportasi Wisata Danau Toba
Upaya peningkatan akses transportasi juga dilakukan di Sumatera Utara khususnya pengembangan sarana dan prasarana menuju lokasi wisata Danau Toba. Upaya pembangunan meliputi peningkatan kualitas jalan dari Bandara Silangit ke Danau Toba di Kabupaten Karo. Pengembangan akses transportasi udara meliputi peningkatan fasilitas Bandara Sibisa yang tidak jauh dengan Lokasi Wisata bekas Kaldera di Sumatera Utara ini.
Semua pembangunan bertujuan agar akses wisata menjadi lancar dan memudahkan orang berkunjung ke Danau vulkanik dengan panjang 100 km dan lebar 30 km itu. Wisata Toba memiliki pemandangan sunset yang memukau. Di kawasan Toba, wisatawan bisa menikmati keindahan Pulau Samosir, Tomok, Tuk-Tuk, Ambarita, Simanindo, dan Pangururan serta Parapat. Akses perhubungan menuju lokasi Danau Toba bisa langsung melalui Bandara Silangit (Jakarta – Silangit).
Beberapa bandara lain telah dikembangkan untuk menunjang kegiatan pariwisata daerah diantaranya Bandara Harun Thohir di Pulau Bawean Gresik, Bandara Rembele di Aceh Tengah, Bandara Wamena di Papua, dan Bandara Juwata Tarakan. Bandara-bandara kecil di wilayah terdepan, terluar dan
5
6
mengungkapkan adanya penelitian empiris yang menunjukkan ketersediaan infrastruktur transportasi yang memadai menjadi salah satu faktor penting untuk membentuk pengalaman wisatawan yang berkunjung ke suatu kawasan wisata tertentu. Sektor pariwisata sangat ditentukan oleh kemudahan mobilitas dan infrastruktur. Wisatawan akan lebih menyukai jika daerah yang dia kunjungi memiliki kemudahan mobilitas dan memiliki kenyamanan infrastruktur sebagaimana yang ada di negara asalnya. Ketersediaan infrastruktur (jalan, air, pelabuhan, bandara) menjadi faktor utama dalam menarik wisatawan khususnya dari luar negeri untuk datang ke
Indonesia. Secara spesiik, infrastruktur
transportasi dapat menciptakan pertumbuhan sektor wisata suatu daerah karena menciptakan
konektivitas yang sebelumnya kurang optimal antara daerah asal dengan daerah tujuan wisata.
Guna menunjang sektor pariwisata, sejumlah pembangunan infrastruktur bandara, pelabuhan dan sarana transportasi yang memadai terus digalakkan agar terjalin konektivitas transportasi yang baik menuju lokasi wisata nusantara. Dukungan tranportasi publik yang baik menentukan pelayanan yang memudahkan pengunjung bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya Ketersediaan moda transportasi baik darat, laut maupun udara merupakan kunci keberhasilan pengembangan sektor pariwisata di suatu daerah. (*)
Pulau Samosir Danau Toba menjadi destinasi utama pariwisata Provinsi Sumatera Utara
Kemudahan mengakses lokasi wisata menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Danau Segara Anakan Gunung Rinjani NTB merupakan bagian dari potensi wisata Mandalika
Keindahan Pantai Mandalika Lombok
6
dan perbatasan maka potensi wisata di daerah pedalaman bisa mudah dijangkau dan peluang pariwisata di daerah bisa berkembang.
Pengembangan Infrastruktur Transportasi Wisata Mandalika
Selain faktor keindahan alam yang eksotik, kemudahan mengakses lokasi wisata menjadi daya tarik wisatawan di Mandalika Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kawasan wisata di pulau yang berdekatan dengan Bali ini menjadi pilihan destinasi pariwisata halal terbaik di dunia khususnya bagi wisatawan muslim dan menjadi wisata di Pulau Lombok. Lokasi wisata Mandalika bisa dijangkau dengan akses udara melalui Bandara
Internasional Lombok (Lombok) dan transportasi laut melalui Pelabuhan Lembar (Lombok). Akses perhubungan darat dilakukan melalui Terminal Mandalika (Mataram).
TRANS
DARAT
P
engelolaan terminal tetap memprioritaskan ketentuan terkait aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan transportasi. Aktivitas yang perlu dilakukan oleh pengelola terminal tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan terminal (halaman, ruang tunggu, ruang perkantoran, toilet), tetapidan keselamatan penumpang lebih terjamin. Pengelola terminal dapat menerapkan sistem pengawasan sarana angkutan umum di terminal dengan pemberlakuan sistem zonasi.
Revitalisasi terminal dengan sistem zonasi merupakan sebuah langkah positif agar pengujian kelaikan kendaraan angkutan umum yang memasuki terminal dapat dilakukan secara terus-menerus. Zona untuk uji keselamatan dan pengecekan bus diterapkan seperti halnya kegiatan
ramp check pesawat yang parkir di
bandara.
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri (PM) No. 40 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan dan PM No. 132 Tahun 2015 tentang pembagian zonasi, maka pengelolaan terminal tipe A di seluruh Indonesia harus menerapkan pembagian area terminal menjadi empat zona.
Peningkatan Pelayanan
Terminal Tipe A
Pengalihan pengelolaan terminal tipe A dari daerah ke
pemerintah pusat akan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Rancangan penerangan zonasi di dalam terminal,
memungkinkan proses pengawasan angkutan umum dapat
berjalan sesuai harapan dan pelayanan kepada calon penumpang
juga semakin nyaman.
1
juga ramp check bus, tes kesehatan pengemudi, pemasangan CCTV, dan penguatan sumber daya manusia (SDM).
Ramp check dilakukan secara rutin
Zona 1 adalah zona keberangkatan, zona 2 merupakan zona untuk ticketing dan ruang tunggu penumpang, zona 3 zona kedatangan, dan zona 4 merupakan zona untuk pengendapan kendaraan.
Zona 1 merupakan zona penumpang sudah bertiket, yaitu tempat steril yang khusus disediakan bagi penumpang bertiket yang telah siap memasuki kendaraan. Zona 2 merupakan Zona penumpang belum bertiket, yaitu tempat calon penumpang, pengantar, dan orang umum mendapatkan pelayanan sebelum masuk ke zona 1. Zona 3 merupakan zona perpindahan penumpang dari berbagai jenis pelayanan angkutan penumpang umum. Zona ini juga biasa disebut dengan zona kedatangan. Zona 4 merupakan tempat untuk istirahat awak kendaraan, pengendapan kendaraan,
ramp check, bengkel yang dipergunakan
untuk operasional bus.
Setiap zona memiliki fasilitas pelayanan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Zona 2 untuk ticketing
dan ruang tunggu, maka fasilitas yang disediakan berupa area untuk merokok
(smoking area), rumah makan, tempat
ibadah, ruang baca, area hotspot (wii), dan lainnya. Sedangkan zona 4 karena khusus untuk para pengemudi maka disediakan ruang istirahat, ruang proses pengecekan
Terminal
Purabaya,
atau lebih populer dengan nama Terminal Bungurasih merupakan terminal bus tersibuk di Indonesia (dengan jumlah penumpang hingga 120.000 per hari), dan terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Terminal ini berada di luar perbatasan Kota Surabaya, tepatnya berada di Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Terminal ini melayani rute jarak dekat, menengah, dan jauh (AKAP).2
Ruang tunggu Terminal Purabaya Surabaya pasca dipercantik, kini makin modern dan nyaman
Masyarakat makin mudah mengakses Terminal Pulo Gebang Jakarta dari berbagai wilayah
1
2
fasilitas keselamatan untuk angkutan bus, dan ruang petugas operasional terminal. Fasilitas umum yang harus ada di zona 1, 2, dan 3 adalah peralatan keselamatan, keamanan dan fasilitas untuk kaum penyandang disabilitas sebagai wujud kesetaraan pelayanan.
Di Jabodetabek dan beberapa daerah lainnya, sebagian terminal tipe A sudah memenuhi standar pelayanan untuk penumpang. Terminal Pulo Gebang telah membangun fasilitas keselamatan, keamanan dan pelayanan dengan menerapkan keempat zona tersebut.
TRANS
DARAT
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto mengatakan pengelolaan terminal dalam jangka panjang harus mampu memiliki kemandirian untuk membiayai sendiri dengan kemampuan manajemen yang mendatangkan
keuntungan. Lahan terminal yang rata-rata cukup luas, dapat dimanfaatkan untuk aktivitas komersial. Pemerintah masih mempertimbangkan untuk mengarahkan pengelolaan terminal dengan sistem Badan Layanan Umum (BLU). “Setidaknya harus ada upaya untuk meningkatkan pelayanan terminal penumpang tipe A agar setara dengan stasiun dan bandara,” tuturnya.
Dengan pelayanan terminal yang prima, harapannya minat menggunakan transportasi umum meningkat. Melalui pengelolaan terminal yang profesional, maka upaya menata transportasi umum agar menjadi primadona mobilitas warga, dapat ditangani dengan baik pula.
Contoh Ideal Pengelolaan Terminal
Data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan menyebutkan, hingga Juli 2017 tercatat ada 97 unit terminal dari 143 terminal tipe A yang sudah dikelola pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Penyerahan wewenang pengelolaan terminal tipe A merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Ada beberapa terminal tipe A yang belum diserahkan karena kendala teknis terkait peraturan dan kesiapan SDM dari daerah yang bersangkutan. Terminal tipe A yang
berada di Medan, Bekasi, Surabaya, Tegal dan Makassar adalah contoh pengelolaan terminal yang masih perlu persiapan untuk diserahkan. Sementara itu, keberadaan terminal di Jakarta masih tetap dikelola Pemprov DKI Jakarta.
Saat ini kondisi terminal tipe A di beberapa daerah kabupaten dan kota masih perlu banyak pembenahan. Notabene terminal yang diserahkan ke pemerintah pusat, sudah dialihkan lokasinya dari pusat kota ke pinggiran kota. Setelah berada di pinggir kota, peran terminal ikut terpinggirkan karena tidak banyak angkutan umum yang bersedia memanfaatkan prasarana tersebut. Akibatnya, calon penumpang pun semakin sedikit.
Pengelolaan terminal tipe A yang dapat menjadi contoh terbaik bagi manajemen terminal-terminal lain di Indonesia adalah Terminal Tirtonadi Solo. Pemerintah Kota Solo tidak memindahkan lokasi ke pinggiran Kota (Mojolaban) tapi tetap berada di tengah Kota Solo. Hal yang
“Naiklah
Perusahaan
Minang” atau PO.
NPM
Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang, adalah pendiri PO. NPM berdiri sejak 1937 di Kota Padang Panjang, Minangkabau, Sumatera Barat. Maka tidak heran bila Akta Pendirian perusahaan ini berbahasa Belanda. Awal berdiri, PO. NPM hanya melayani rute – rute antar kota dalam provinsi Sumatera Barat. Kemudian di era 1970-1980 an barulah NPM bersama-sama PO bus asal Sumatera yang lainnya mulai membentangkan sayap dengan menjalani rute – rute antar Provinsi – antar Pulau, dengan poin keberangkatan dari Kota – Kota besar di Sumbar seperti Padang, Bukittinggi, Pariaman, Payakumbuh dan lain-lain.
3
justru dilakukan adalah pemerintah menambah luas areal wilayah Terminal Tirnodadi dan membangun terminal baru dengan pelayanan setara stasiun dan bandara.
Akhirnya Terminal Tirtonadi ramai penumpang dan berhasil mendapatkan pemasukan sebesar
Rp 5,5 miliar pada tahun 2016. Dengan biaya operasional yang mencapai Rp 4,7 miliar, maka pengelolaan terminal yang sudah terkoneksi dengan Stasiun Solo Balapan itu mampu memperoleh pendapatan PNBP sekitar Rp 800 miliar setahun. Rencananya, di Terminal Tirtonadi juga akan dibangun pusat perbelanjaan di lantai dua.
Meski pengembangan fasilitas lain masih dalam proses, tapi pelayanan kepada penumpang jauh lebih baik dari sebelumnya. Pengelolaan masing-masing area tertata rapi, bersih dan nyaman serta
berpendingin ruangan. Fasilitas jembatan penghubung yang menuju Stasiun Solo Balapan sudah dapat dimanfaatkan oleh penumpang yang ingin beralih moda transportasi.
Kementerian Perhubungan juga atelah berhasil melakukan revitalisasi pada lima terminal lainnya baik di Jawa maupun di Luar Jawa. Diantara terminal tipe A yang jadi percontohan Kementerian Perhubungan adalah Terminal Cilacap, Purabaya Surabaya, Arjosari Malang, Tirtonadi Solo, dan Klaten di Jawa Tengah. Integrasi terminal dan stasiun menjadi prioritas kebijakan pemerintah. Selain Solo, integrasi antarmoda akan dilakukan di Terminal dan Stasiun lainnya di beberapa titik di Jakarta dan Yogyakarta, seperti Klaten dan Pulogebang Jakarta Timur.
Pembangunan infrastruktur telah dilakukan di Terminal Meulaboh (Aceh), Terminal Lhokseumawe (Aceh), Terminal Rajabasa (Bandar Lampung), Terminal Lebak (Banten), Terminal Cikampek, Terminal Indihiang (Tasikmalaya), Terminal Mengwi (Badung), Terminal Ambawang (Kalimantan Barat), Terminal Watampone (Bone), dan Terminal Entrop (Jayapura). Adanya peraturan terkait standar pelayanan minimum terminal penumpang telah cukup membantu dan dapat memandu kepala terminal untuk membenahi terminal yang dikelolanya.
Dasar hukum pengelolaan terminal oleh pemerintah pusat bersandar pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sesuai aturan perundangan, pengelolaan terminal tipe A dilakukan oleh pemerintah pusat, terminal tipe B oleh pemerintah provinsi dan terminal tipe C dikelola oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) dan pemerintah kota (Pemkot). Dengan perubahan pengalihan pengelolaan terminal tipe A, maka ada harapan pelayanan kepada masyarakat khususnya pengguna jasa angkutan umum semakin baik.
Selain, pembangunan infrastruktur, pemerintah juga meningkatkan kemampuan SDM dengan mendidik mereka di sekolah-sekolah
perhubungan agar pengelola terminal memiliki pengetahuan dan kemampuan yang andal.
Pelayanan terminal yang baik akan memengaruhi penggunaan sarana angkutan bus yang lebih baik pula. “Dengan layanan transportasi jalan yang murah, lancar, aman, dan nyaman maka ada harapan moda angkutan bus menjadi pilihan masyarakat dalam bepergian. Jika kondisi ini terwujud, maka jumlah kendaraan pribadi dapat dikurangi, dan sumber persoalan di sektor perhubungan darat dapat sedikit teratasi,” tandas Pudji Hartanto. (*) Petunjuk informasi memudahkan
penumpang di Terminal Tirtonadi Solo
TRANS
LAUT
K
ementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut memberikankeringanan tarif jasa kepelabuhanan untuk
kapal yacht, super yacht, dan kapal cruise.
Hal itu dilakukan untuk menarik kapal-kapal pesiar agar bersandar di Indonesia, dengan demikian pelabuhan Indonesia dapat bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan di negara tetangga, khususnya negara ASEAN.
Dongkrak Wisata Bahari
Dengan Menurunkan Tarif
Sandar Kapal Pesiar
Sektor pariwisata merupakan salah satu pintu gerbang untuk
mendatangkan devisa bagi negara. Dukungan sangat diperlukan dari
semua pihak, tidak terkecuali bagi Kementerian Perhubungan. Kemudahan
sarana dan prasarana moda transportasi menjadi hal penting untuk
diperhatikan sebagai upaya untuk menggenjot wisata bahari. Salah
satunya yakni dengan memangkas biaya kapal pesiar yang bersandar ke
Indonesia.
Yacht
memiliki panjang yang bervariasi mulai dari 6 m (20 Kaki) sampai 30m (98 kaki) atau lebih. Namun, kebanyakan yacht pribadi memiliki panjang sekitar 7-14 m - biaya pembuatan dan perawatan yacht naik drastis seiring dengan besarnya kapal.Sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas nasional dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Secara bertahap dari tahun ke tahun dalam periode 5 tahun RPJMN 2015 – 2019, pembangunan pariwisata diprioritaskan dan diberi target pencapaiannya. Di tahun 2019 akhir, wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia ditargetkan berjumlah 20 juta, sedangkan wisatawan dari dalam negeri
berjumlah 275 juta orang pada akhir 2019. Sehingga sektor pariwisata ditargetkan akan menghasilkan total devisa sebesar 260 Triliun.
“Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendatangkan devisa untuk negara, sehingga harus didukung oleh semua pihak termasuk Kementerian Perhubungan dalam hal kemudahan sarana dan prasarana khususnya transportasi laut,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut A. Tonny Budiono.
Tonny menyebutkan bahwa
keberadaan kapal-kapal wisata dapat
mendukung dan meningkatkan sektor pariwisata Indonesia. Pihaknya telah mengeluarkan surat pemberian keringanan (diskon/reduksi) tarif jasa kepelabuhanan bagi kapal
yacht,super yacht dan kapal cruise, yang ditujukan kepada para Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I – IV (Persero). Tonny meminta kepada PT Pelindo I hingga IV untuk memberikan keringanan tarif jasa kepelabuhanan terhadap kapal-kapal tersebut yang bersandar di pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo.
Langkah Strategis
Adanya lampu hijau yang diberikan kepada PT Pelindo untuk
bisa menurunkan tarif biaya-biaya
sandar khususnya bagi kapal-kapal wisata, merupakan salah satu langkah strategis pemerintah menarik kunjungan kapal wisata. Penurunan biaya untuk jasa kepelabuhanan ditetapkan dan dipungut oleh operator pelabuhan. Oleh karena
itu, besaran penurunan biaya dan kemungkinan penggolongan tarif merupakan kebijakan dari PT Pelindo.
Selanjutnya, Tonny juga
menegaskan meskipun diberikan keringanan (diskon/reduksi) tarif jasa kepelabuhanan, akan tetapi keselamatan pelayaran tetap harus diutamakan tanpa kompromi. “Saya meminta jajaran Ditjen Perhubungan Laut untuk bekerja profesional dan disiplin agar pelayanan kapal wisata di pelabuhan dapat berjalan dengan baik dan lancar,” tegas Tonny.
Pemberian keringanan tersebut bermula dari permintaan Kementerian Pariwisata kepada Kementerian Perhubungan. Dirjen Perhubungan Laut menjelaskan, dalam pelaksanaannya upaya untuk menurunkan tarif kepelabuhanan ini telah dikoordinasikan dengan PT Pelindo I, II, III dan IV. Sedangkan, detil komponen tarif yang akan diberikan keringanan diserahkan kepada operator pelabuhan. Komponen penurunan tarif yang akan mendapat perhatian adalah
tarif tambat dan pass penumpang.
Sementara, biaya yang dibayarkan kepada pemerintah di pelabuhan adalah biaya labuh (anchor) kapal dan
pass penumpang di pelabuhan.
Dalam prakteknya, Kementerian Perhubungan belum menggolongkan/
mengklasiikasikan kapal-kapal wisata secara spesiik. Oleh karena itu, klasiikasi kapal wisata merujuk
pada Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal Wisata (yacht) Asing ke Indonesia.Yacht asing beserta awak kapal dan/atau penumpang, termasuk barang bawaan dan/atau kendaraan yang akan memasuki perairan Indonesia untuk kunjungan wisata akan diberikan kemudahan di bidang kepabeanan, keimigrasian, karantina, dan kepelabuhan, bunyi Pasal 2 ayat (1) Perpres tersebut.
Kemudahan tersebut hanya akan diberikan untuk yacht yang akan masuk dan keluar di 19 pelabuhan, Kapal pesiar bersandar pada salah satu
tujuan wisata di Indonesia.
Pemerintah memberi kemudahan bagi kapal-kapal pesiar yang akan berlabuh di Indonesia
1
2
TRANS
LAUT
yakni Pelabuhan Sabang, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Teluk Bayur, Nongsa Point Marina, Bandar Bintan Telani, Pelabuhan Tanjung Pandan, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Marina Ancol. Kemudian, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Tenau, Pelabuhan Kumai, Pelabuhan Tarakan, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Saumlaki, Pelabuhan Tual, Pelabuhan Sorong, dan Pelabuhan Biak.
Daftar pelabuhan tersebut pun dapat diubah dan disesuaikan berdasarkan perkembangan kunjungan yacht
asing, kesiapan sarana dan prasarana pendukung untuk memberikan pelayanan, serta pengembangan wilayah.
Sebagai contoh, total kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Benoa, Baliselama semester I tahun 2017 meningkat 34%. Total kapal pesiar yang berlabuh pada periode Januari-April 2017 yakni sebanyak 38 unit, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2016 hanya 25 unit.
Jasa Tarif Kapal Pesiar
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan kini sedang berupaya menghitung kembali formulasi tarif jasa kepelabuhanan
baru. Pengenaan tarif jasa labuh kapal tidak lagi bersifat progresif, karena semakin besar kapal maka
besaran tarif jasa labuh per Gross Tonagge (GT) akan semakin kecil.
Misalnya, kapal berukuran sampai dengan 70.000 GT dikenakan tarif Rp 700,-/GT. Sedangkan, kapal berukuran 70.000 GT sampai dengan 100.000 GT dikenakan tarif Rp 50 juta, dan kapal di atas 100.000 GT sampai dengan 120.000 GT dikenakan tarif Rp 55 juta.
Diskon yang diberikan oleh
Pemerintah kepada kapal
pesiar untuk bersandar di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia cukup
signiikan, yakni mencapai 50 persen
dari tarif bersandar kapal pesiar
sebelumnya. Tarif ini semula dua
kali lipat dari kompetitor. Tarif sekali sandar kapal pesiar telah di pangkas menjadi US$ 20 ribu dari tarif sebelumnya sebesar US$ 40 ribu. Hal ini diperkirakan akan memaksimalkan potensi penumpang kapal pesiar sebesar 3 juta orang yang belum
terserap dengan baik.
Dari 3 juta potensi penumpang kapal pesiar ke Indonesia, realisasinya hanya sekitar 200 ribu orang atau kurang dari 10 persen. Ditargetkan, tahun depan akan ada peningkatan penumpang kapal pesiar sebesar
400 ribu yang berkunjung ke Indonesia. Dengan peningkatan penumpang kapal pesiar datang ke Indonesia, pendapatan di sektor pariwisata diprediksi akan meningkat. Jika berhitung dengan rumus misalnya satu turis asing mengeluarkan US$ 1.200 selama di Indonesia, maka tinggal dikalikan dengan US$ 1.200 dengan 400 ribu orang.
Implementasi penurunan biaya kepelabuhanan akan dilaksanakan secara bertahap. Untuk sistem
pembayaran secara online juga sudah
mulai dikembangkan dan diterapkan. Skema dan prosedur pembayaran merupakan bagian dari wewenang operator pelabuhan. Adapun biaya yang dikenakan langsung oleh pemerintah, pembayarannya bisa melalui bank yang ada di pelabuhan atau di daerah tersebut. Direktur Kepelabuhanan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Mauritz Sibarani mengatakan, adanya penurunan terhadap biaya kepelabuhanan tidak akan menurunkan pelayanan di pelabuhan.
Pengembangan Infrastruktur Penunjang
Di samping itu, Kementerian Perhubungan juga terus melakukan pengembangan infrastruktur
pelabuhan, terutama yang menjadi tujuan kapal-kapal wisata. Pengembangan itu dilakukan di pelabuhan non-komersial dengan menggunakan dana dari APBN. Sedangkan di pelabuhan komersial, pengembangan infrastruktur berkoordinasi dengan PT Pelindo I – IV.
Beberapa langkah strategis dan krusial yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan antara lain pengerukan alur dan kolam pelabuhan, perpanjangan dermaga agar dapat mengakomodasi kapal-kapal pesiar yang lebih besar, peningkatan kapasitas terminal penumpang sebagai upaya menjamin kenyamanan penumpang , serta peningkatan sarana dan prasarana pendukung terutama dalam aspek keselamatan dan keamanan penumpang.
Selain itu, penurunan biaya kepelabuhanan bukan persoalan teknis semata tetapi
juga merupakan item penawaran kepada para operator dan pemilik kapal-kapal wisata. Dengan kebijakan penurunan biaya kepelabuhanan, tentunyadapat meningkatkan optimisme jumlah kunjungan kapal-kapal wisata maupun penumpang yang turun dan melakukan ekskursi (perjalanan untuk berwisata) di darat pun akan meningkat.
Dengan adanya kemudahan yang telah diberikan seperti kebebasan visa,
visa on arrival (VOA) dan kemudahan
perizinan lainya, seperti CAIT (Clearance and Approval for Indonesian Territory), diharapkan akan menjadi magnet
kunjungan kapal-kapal cruise dari berbagai negara.
Gencarnya kunjungan dari para wisatawan ke lokasi-lokasi pariwisata di Indonesia, akan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat lokal serta pelaku usaha industri pariwisata. Sehingga, dengan semakin berkembang pesat sektor pariwisata, semakin menunjang pula perekonomian negara.
Bila semua pengemasan, pengembangan, dan penurunan jasa tarif dilakukan dengan koordinasi yang baik, kedepan Indonesia bisa menjadi tujuan cruise dunia. Dengan demikian, Indonesia bukan lagi sebatas rute singgah kapal-kapal pesiar dari negara lain seperti dari Singapura dan Australia.(*)
Pelabuhan
Tanjung Benoa,
Pelabuhan Benoa telah mulai diusahakan sejak 1924, berdasarkan Stb. 1924 No. 378, seiring dengan keberadaan bangsa Belanda di Kota Denpasar. Pada awalnya batas daerah kerja dan kepentingan pelabuhan Benoa didasarkan pada gambar peta pelabuhan zaman Belanda yang ditetapkan dalam Staadblad nomor 16 tanggal 8 Januari 1926.
Wisatawan yang menggunakan Kapal Yacht bisa langsung mencapai objek wisata.
Aktivitas wisatawan mancanegara menikmati keindahan alam di atas Kapal Yacht.
3
TRANS
UDARA
T
anggung jawab dan peran Avsec sangat penting. Penegakan keselamatan tak bisa dipisahkan dari penegakan keamanan, seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Betapa tidak, jikaada penumpang dengan barang berbahaya lolos dari pemeriksaan Avsec di bandara, maka potensi terjadinya insiden di dalam pesawatterbuka lebar. Faktor keselamatan penerbangan, dengan demikian, ditentukan oleh proses pemeriksaan keamanan sebelum semua penumpang memasuki ruang pesawat.Pertimbangan itulah yang menjadi dasar kebijakan Kementerian Perhubungan untuk senantiasa menegakkan aturan keselamatan dan keamanan penerbangan kepada semua pihak baik operator, regulator maupun masyarakat.
Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso telah membuat surat edaran kepada semua kepala bandara dan semua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap beragam ancaman. Melalui surat edaran itu, Kementerian Perhubungan
menginstruksikan agar prosedur pemeriksaan keamanan sejalan dengan ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO).
“Surat edaran ini ditujukan kepada semua kepala bandara agar melakukan peningkatan kewaspadaan, meneliti barang-barang yang mencurigakan, dan agar melakukan tindakan yang tegas terhadap potensi ancaman keamanan,” terang Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso.
Peningkatan kewaspadaan mutlak dilakukan karena dalam beberapa waktu belakangan ancaman keamanan penerbangan nasional semakin nyata. Salah satunya, penemuan 5 doz (50 pcs/500 unit detonator) detonator di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada awal Juni 2017 lalu. Petugas keamanan (Avsec) berhasil menggagalkan pengiriman barang berbahaya itu dari Makassar ke Pontianak, Kalimantan Barat,
500 detonator yang ilegal ini merupakan alat pemicu peledakan bom dan tergolong barang berbahaya yang dilarang masuk ke dalam kabin pesawat. Menteri
Pentingnya Menegakkan
Prosedur Keamanan
Penerbangan
Keselamatan dan keamanan dalam dunia penerbangan menjadi
hal yang tak bisa dikompromikan. Untuk mewujudkannya
dibutuhkan sinergi semua lini. Kementerian Perhubungan
terus menggalakkan peranAviation Security (AVSEC) untuk
meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan
dari ancaman terorisme maupun gangguan keamanan lainnya.
Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi keberhasilan tersebut dengan memberi penghargaan kepada petugas keamanan (Avsec) Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Budi Karya Sumadi juga meminta petugas di seluruh bandara untuk terus melakukan upaya preventif dengan memperketat keamanan bandara dari potensi insiden keselamatan dan keamanan yang dapat merugikan negara.
Kewaspadaan Terhadap Ancaman Terorisme
Keamanan penerbangan sudah menjadi isu yang marak dibicarakan pasca terjadinya pengeboman yang dilakukan di bandara Brussel, Belgia, akhir Maret 2016 lalu. Meski posisi Indonesia tak berdekatan dengan Belgia, namun status bandara di Indonesia tetaplah status ‘kuning’ alias waspada akan ancaman dari luar.
Keamanan penerbangan, baik itu di bandara udara maupun di pesawat memang sangat penting untuk diterapkan. Menurut Direktur Keamanan Penerbangan, M
Nasir Usman, ada beberapa alasan utama mengapa keamanan penerbangan itu sangat penting.
Pertama, bandar udara serta pesawat yang diterbangkan merupakan objek vital nasional yang memiliki nilai strategis, karena segala aspek kegiatan dan permasalahannya baik yang positif maupun negatif akan membawa implikasi yang luas terhadap kredibilitas masyarakat, bangsa dan kondisi suatu negara. Jika dilihat dari aspek sosial ekonomi, bandar udara merupakan sarana vital bagi kelancaran lalu lintas manusia dan barang, sehingga kalau mengganggu akan berdampak langsung pada stabilitas perekonomian negara. Bandar udara juga menjadi tempat kegiatan publik dan berbagai kepentingan Negara.
Kedua, dikarenakan dari hari ke hari terus terjadi peningkatan ancaman keamanan nasional. Hal ini juga terkait dengan berkembangnya teknologi penerbangan serta berkembangnya teknologi para pelaku kejahatan serta teroris. Oleh karena itu, menurut Nasir, Dirjen Perhubungan Udara harus terus meningkatkan kemampuannya dalam menjaga keamanan penerbangan.
“Dirkampen sendiri selalu mengikuti perkembangan tentang berbagai ancaman yang dapat muncul dari bermacam arah atau sumber. Dengan perkembangan teknologi dan terrorisme, perhubungan udara terus fokus dengan keamanan penerbangan dan bandara. Hal tersebut juga merupakan hal yang sedang terus digalakkan oleh Menteri,” ujar Nasir.
Poin ketiga adalah karena bandara dan aktivitas penerbangan termasuk sensitif terhadap gangguan. Oleh karena itu, setiap detail yang mungkin mengganggu perlu ditertibkan dan berjalan sesuai dengan standar operasional guna terlaksananya keamanan penerbangan.
Satu lagi yang menjadi alasan pentingnya keamanan penerbangan adalah terkait budaya keamanan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Hingga kini, belum sepenuhnya masyarakat yang memahami serta melaksanakan hal-hal yang menunjang keamanan dan keselamatan penerbangan. Belum sepenuhnya masyarakat peduli dan konsisten dalam melakukannya.
Bandar Udara
Internasional
Kemayoran
merupakan bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk
penerbangan internasional. Landasan bandar udara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tanggal 8 Juli 1940. Namun sebenarnya mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandar udara ini sudah mulai beroperasi dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij) yang
diterbangkan dari Lapangan Terbang Tjililitan.
Wisatawan domestik mengikuti prosedur keamanan di bandar udara dengan tertib
1 2
TRANS
UDARA
Salah satu contoh yang saat ini tengah ditindak tegas oleh Kementerian Perhubungan adalah pihak-pihak yang bercanda mengenai bom di kawasan bandara. Sudah beberapa kali terjadi penumpang yang bercanda kepada petugas ataupun melalui media sosial dan menyebarkan pesan singkat (SMS) yang membuat isu akan adanya bom di bandar udara maupun pesawat. Padahal, isu sensitif seperti adanya bom wajib untuk diusut hingga tuntas karena terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan. Jika masih ada yang bercanda ataupun iseng mengenai hal itu, tentu akan semakin memberatkan tugas para petugas dalam menindaklanjuti informasi seperti itu.
Maka, Kementerian Perhubungan terus mengampanyekan pasal 437 UU No 1 Tahun 2009 tentang sanksi yang akan dikenakan pada orang yang menyampaikan informasi palsu yang berpotensi
membahayakan keselamatan penerbangan.
Tegas dan Tidak Pandang Bulu
Tidak hanya dari masyarakat, Nasir juga mengimbau agar seluruh pihak, termasuk maskapai penerbangan, petugas bandara, hingga pihak internal pemerintahan kooperatif demi terlaksananya keamanan
dan keselamatan penerbangan. “Kita ada namanya Airport Security Program dan Aircraft Security Program. Berbagai standar operasional dan persyaratan penerbangan serta berbagai hal berkenaan keamanan penerbangan terdapat di dalam ASP tersebut. Misalnya, melakukan pemeriksaan mengenai ada atau tidaknya barang berbahaya.” ujar Nasir.
Ada delapan kelompok benda yang termasuk dalam barang-barang berbahaya. Kedelapan kelompok itu adalah pertama, bahan peledak yakni bahan atau zat yang dapat meledak apabila terkena api atau panas, termasuk petasan, kembang api dan peluru (Peluru dapat dibawa penumpang dengan ukuran 9 mm/0,45” maksimum 12 pes/org sebagai cargo). Kedua, bahan gas yakni bahan gas yang dapat mengeluarkan asap dan dapat menyala oleh bunga api atau api, contohnya karbon dioksida, , dan .
Ketiga, cairan yang mudah terbakar seperti alkohol dan cat. Keempat, Bahan padat yang mudah terbakar seperti korekk api, phosp, kalsium karbid. Kelima adalah zat yang beroksidasi dan zat organik terpencar, contohnya . Keenam adalah bahan atau zat racun dan atau zat menular termasuk zat yang menyebabkan
Garuda
Indonesia
Penerbangan 206
atau juga dikenal dengan sebutan Peristiwa Woyla adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari pelabuhan udara sipil Talangbetutu, Palembang ke Bandara Polonia, Medan yang mengalami insiden pembajakan pesawat pada 28 Maret 1981 oleh lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein,
dan mengidentiikasi diri
sebagai anggota kelompok Islam ekstremis “Komando Jihad”. Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai tanggal 31 Maret 1981.
kematian apabila dihirup atau ditelan atau disentuh dengan kulit bisa luka atau membahayakan kesehatan, contohnya Pestisida. Ketujuh adalah bahan radioaktif, yakni bahan yang mengeluarkan sinar radiasi yang berbahaya bagi manusia, binatang dan barang.
Menurut Nasir, masih banyak pihak yang memandang sepele masalah pemeriksaan ada atau tidaknya barang berbahaya ini. Dari petugas bandara, ada beberapa temuan pelanggaran yang ditemukan di lapangan oleh petugas. Di antaranya, tidak diperiksa detail atau pihak yang menggunakan enggan untuk diperiksa. biasanya dimiliki oleh pihak yang bekerja di maskapai penerbangan ataupun di bandara.
“Pemeriksaan harus dilakukan kepada siapapun. Baik itu penumpang,
pilot, pegawai, pramugari, pejabat, semua tanpa terkecuali. Jangan mentang-mentang pakai pangkat atau bandara atau Otoritas Bandara, kemudian masuk tenang saja atau tidak diperiksa. Karena bisa saja identitasnya palsu,” ujar Nasir. Maka, perlu sekali petugas yang tegas dan teliti dalam menjalankan tugas pemeriksaan ini.
Kelalaian lain dari pihak petugas yang kerap ditemukan di lapangan adalah
supervisor yang tidak ada di tempat, yang masih kurang teliti, barang tertinggal yang lambat diinfokan, serta kelengkapan petugas yang tidak seragam sehingga membingungkan penumpang.
Nasir menambahkan satu lagi pesan kepada semua penumpang. Ia mengingatkan agar seluruh penumpang, bisa dimulai dari diri sendiri, agar jangan terburu buru dalam melakukan atau telat datang ketika hendak check in. Hal tersebut dapat menyebabkan antrian menjadi panjang dan ketidaknyamanan. Padahal, para calon penumpang harus mengikuti prosedur pengecekan
yang dilakukan oleh petugas, seperti membuka ikat pinggang, sepatu dan lain sebagainya jika dibutuhkan.
Jika dilakukan terburu-buru, dikawatirkan dapat mengurangi tingkat keamanan itu sendiri dan meningkatkan ketidaknyamanan baik pada petugas maupun penumpang sendiri. Dengan datang tidak tergesa-gesa saat hendak melakukan penerbangan, sangat membantu program memperketat keamanan bandara dan penerbangan.
Pasalnya, beberapa kali ditemukan penyelundupan barang-barang berbahaya yang disembunyikan di bagian-bagian tubuh yang tidak terduga. Misalnya, petugas pernah mendapatkan pisau di dalam kepala ikat pinggang yang tertutup logam, atau benda-benda lainnya. “Keamanan bandara merupakan tanggung jawab bersama,” ujar Nasir.
Ketentuan Dua Kali Pemeriksaan Terhadap Bagasi Penumpang
Untuk memperketat pengamanan bandara, maka semua bandara kini harus melakukan dua kali pemeriksaan bagasi penumpang. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah menetapkan ketentuan agar pemeriksaan bagasi penumpang di seluruh bandar udara yang dikelola oleh BUMN maupun oleh Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) akan
dilakukan dua kali oleh alat (HBS).
PT Angkasa Pura I dan II sebagai pengelola bandara juga tidak merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah. Karena investasi yang dikeluarkan untuk mengadaan HBS sangat kecil nilainya dibandingkan dengan keamanan dan keselamatan penumpang pesawat terbang. Tugas dan tanggung jawab Avsec mengawasi dan memeriksa keamanan mesti mendapat perhatian dari masyarakat selaku pengguna jasa angkutan udara.Tanpa adanya peran mereka, maka potensi terjadinya insiden yang membahayakan
penerbangan bisa terjadi kapan saja. (*) Aktivitas pengamanan bandara oleh
petugas Avsec.
3 4