PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA
NOMOR 8 TAHUN 2015
TENTANG
SISTEM PENANGANAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DI LEMBAGA SANDI NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha penerapan tata kelola yang baik (good governance) dan termasuk di dalamnya pemberantasan tindak pidana korupsi, perlu diterapkan Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lemsaneg tentang Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) di Lembaga Sandi Negara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4635); 4. Undang-Undang ...
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas,Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 10);
7. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA TENTANG SISTEM PENANGANAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DI LEMBAGA SANDI NEGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan : 1. Whistleblowing System adalah mekanisme penyampaian pengaduan dugaan
tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pegawai Lembaga Sandi Negara. 2. Korupsi adalah suatu perbuatan melawan hukum, dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau suatu korporasi), yang secara langsung maupun tidak langsung dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara, yang dari segi materiil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.
3. Whistleblower adalah pegawai Lembaga Sandi Negara yang melaporkan dan/atau memberikan informasi mengenai perbuatan
yang terindikasi tindak pidana korupsi di Lembaga Sandi Negara.
4. Terlapor adalah pegawai Lembaga Sandi Negara yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.
5. Pengaduan adalah informasi yang disampaikan oleh Whistleblower sehubungan dengan adanya dugaan perbuatan yang terindikasi tindak pidana korupsi.
6. Tim Penanganan Pengaduan adalah tim Inspektorat yang dibentuk oleh Inspektur yang bertugas menerima dan menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan Whistleblower.
7. Kepala adalah Kepala Lembaga Sandi Negara.
Pasal 2
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) di Lembaga Sandi Negara ini dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi pelapor dalam menyampaikan Pengaduan dan bagi Inspektorat dalam mengelola Pengaduan.
Pasal 3
Tujuan dari penyelenggaraan Whistleblowing System adalah:
a. meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Lembaga Sandi Negara;
b. deteksi dini (early warning system) atas tindak pidana korupsi yang dapat menyebabkan kerugian negara; dan
c. meningkatkan sistem manajemen pada Lembaga Sandi Negara menuju tata kelola yang baik (good governance).
BAB II
MEKANISME PENANGANAN PENGADUAN
Pasal 4
Pengaduan sekurang-kurangnya memuat informasi tentang: a. identitas Whistleblower;
b.identitas Terlapor;
c. kronologi kejadian yang memuat waktu, tempat kejadian dan materi aduan; dan
d.dilengkapi dengan bukti, baik tulisan, dokumen, gambar, video dan segala hal yang menguatkan laporannya.
Pasal 5
(1) Whistleblower menyampaikan Pengaduan kepada Tim Penanganan Pengaduan secara langsung maupun tidak langsung.
(2)Tim Penanganan Pengaduan mencatat dan mengadministrasi Pengaduan yang masuk.
(3)Pengaduan secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tatap muka antara Whistleblower dengan Tim Penanganan Pengaduan.
(4)Pengaduan secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui :
a. surat; b. faksimile;
c. kotak pengaduan;
d. surat elektronik (email); dan/atau e. Aplikasi Whistleblower System.
Pasal 6
(1)Tim Penanganan Pengaduan melakukan verifikasi dan penelaahan Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5.
(2)Dalam melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tim Penanganan Pengaduan dapat meminta informasi tambahan kepada Whistleblower.
(3)Tim Penanganan Pengaduan wajib mendapatkan seluruh keterangan dan bukti untuk menguatkan hasil verifikasi dan penelaahannya.
Pasal 7
(1)Tim Penanganan Pengaduan wajib menyelesaikan verifikasi dan penelaahan Pengaduan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja berikutnya.
(2)Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, Tim Penanganan Pengaduan harus membuat laporan tertulis disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada Kepala paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak berakhirnya jangka waktu yang dimaksud.
Pasal 8
Hasil penelaahan Pengaduan yang terindikasi korupsi disampaikan kepada Kepala paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak penelaahan Pengaduan dinyatakan selesai.
Pasal 9
Inspektorat membuat Laporan Penanganan Pengaduan setiap semester yang disampaikan kepada Kepala Lembaga Sandi Negara.
BAB III
TIM PENANGANAN PENGADUAN
Pasal 10
Tim Penanganan Pengaduan terdiri atas : a. penanggungjawab adalah Inspektur;
b. seorang Ketua merangkap anggota, yang secara fungsional dijabat oleh auditor;
c. 4 (empat) orang anggota selain Ketua yang secara fungsional dijabat oleh auditor.
Pasal 11
(1) Dalam hal Pengaduan dimana Terlapor adalah pejabat eselon I dan/atau pegawai di lingkungan Inspektorat, maka Kepala membentuk Tim Khusus yang menangani Pengaduan tersebut.
(2) Tim Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala.
BAB IV
HAK WHISTLEBLOWER
Pasal 12
(1) Whistleblower berhak memperoleh pelayanan atas Pengaduan yang disampaikan.
(2) Whistleblower berhak atas perlindungan dan rasa aman berkenaan dengan pelaporan yang diberikannya, berupa:
a. dirahasiakan identitasnya;
b. tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana terhadap laporan yang diberikannya.
c. bantuan hukum sesuai dengan ketentuan di Lembaga Sandi Negara; d. bantuan permintaan perlindungan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia; dan/atau
e. bantuan permintaan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
(3) Whistleblower berhak atas Imunitas administratif meliputi perlindungan terhadap:
a. penurunan jabatan atau pangkat; b. penundaan kenaikan pangkat;
c. penundaan kenaikan gaji berkala dan/atau tunjangan; d. pemutasian yang tidak adil;
e. pemecatan yang tidak adil; dan/atau
f. pemberian catatan yang merugikan dalam arsip data pribadi atau kepegawaian pelapor.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 13
BAB VII PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 05 Mei 2015
KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
ttd.
DJOKO SETIADI
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 709