PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2007
TENTANG
KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
bahwa untuk melaksanakan penegakan hukum sesuai sistem
peradilan pidana terpadu, Kepolisian Negara Republik Indonesia
bertugas melakukan penyidikan tindak pidana yang dilaksanakan
oleh Penyidik pada fungsi Reserse Kriminal Kepolisian Negara
Republik Indonesia, diberi wewenang untuk melakukan penyidikan,
mengkoordinasikan dan mengawasi serta membina Penyidik
Pegawai Negeri Sipil, maka perlu menetapkan Peraturan Kepala
Kepolisian
Negara
Republik
Indonesia
tentang
Koordinasi,
Pengawasan dan Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4168);
2. Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TENTANG KOORDINASI, PENGAWASAN DAN
PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL.
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1.
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri.
2.
Penyidik adalah Pejabat Polri atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.
3.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
Undang-Undang untuk melakukan penyidikan tindak pidana sesuai Undang-Undang-Undang-Undang
yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan
tugasnya berada di bawah Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Polri.
4.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan
guna menemukan Tersangkanya.
5.
Koordinasi adalah suatu bentuk hubungan kerja antara Penyidik Polri dengan
Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam melakukan penyidikan tindak pidana
tertentu yang menjadi dasar hukumnya, sesuai sendi-sendi hubungan
fungsional.
6.
Pengawasan adalah proses penilikan dan pengarahan terhadap pelaksanaan
penyidikan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk menjamin agar seluruh
kegiatan penyidikan yang dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
7.
Pembinaan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara berhasil guna dan
berdaya guna untuk meningkatkan kemampuan PPNS di bidang teknis dan
taktis penyidikan.
8.
Bantuan Penyidikan adalah bantuan yang diberikan oleh Penyidik Polri kepada
PPNS berupa bantuan Teknis, Taktis dan Upaya Paksa.
9.
Bantuan Teknis adalah bantuan pemeriksaan ahli dalam rangka pembuktian
secara ilmiah (
Scientific Crime Investigation
).
10.
Bantuan Taktis adalah bantuan personel Polri dan peralatan Polri dalam rangka
penyidikan tindak pidana tertentu.
3
11.
Bantuan upaya paksa adalah bantuan yang diberikan oleh penyidik Polri kepada
PPNS berupa kegiatan penindakan dalam rangka penyidikan baik kepada PPNS
yang memiliki kewenangan maupun yang tidak memiliki kewenangan
penindakan.
12.
Petunjuk adalah tuntunan atau bimbingan baik teknis maupun taktis yang
diberikan oleh penyidik Polri kepada PPNS dalam rangka penyidikan.
13.
Laporan Kejadian adalah laporan tertulis yang dibuat oleh PPNS tentang adanya
pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan Undang-Undang telah terjadi tindak pidana tertentu.
14.
Laporan Kemajuan adalah laporan tertulis yang dibuat oleh PPNS tentang
perkembangan hasil penyidikan untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.
15.
Gelar Perkara adalah kegiatan penyidik untuk memaparkan tindakan yang
akan/telah dilakukan dalam rangka penyidikan dan kesimpulan sementara, guna
mendapatkan tanggapan/masukan sebagai bahan pertimbangan bagi penyidik
dalam menindaklanjuti perkara yang ditangani.
Pasal 2
Pelaksanaan koordinasi dan pengawasan oleh Penyidik Polri terhadap PPNS dilakukan
berdasarkan asas:
a.
kemandirian, yaitu koordinasi dan pengawasan dilaksanakan dengan tidak
mengurangi eksistensi/keberadaan departemen/instansi dan dijalankan secara
profesional;
b.
kebersamaan, yaitu koordinasi dan pengawasan tidak mengurangi integritas
pimpinan dan kewenangan masing-masing departemen/instansi; dan
c.
legalitas, yakni koordinasi dan pengawasan diselenggarakan berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku.
Pasal 3
Tujuan Polri melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap PPNS
adalah agar terwujud fungsi kepolisian yang profesional oleh PPNS sesuai peraturan
perundang-undangan.
4
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Bagian Kesatu
Penyidik Polri
Pasal 4
Tugas dan wewenang Penyidik Polri dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Hukum
Acara Pidana, Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
undang-undang lainnya.
Bagian Kedua
PPNS
Pasal 5
Tugas dan Wewenang PPNS dilaksanakan sesuai dengan Hukum Acara Pidana yang
berlaku dan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing, dalam
pelaksanaannya berada di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik Polri.
BAB III
KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Bagian Kesatu
Koordinasi
Pasal 6
(1)
Penyidik Polri melakukan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas penyidikan
yang dilakukan oleh PPNS.
(2)
Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.
menerima laporan dan pemberitahuan tentang dimulainya penyidikan
oleh PPNS serta meneruskan kepada Penuntut Umum;
b.
mengikuti perkembangan pelaksanaan penyidikan yang dilakukan oleh
PPNS;
c.
memberikan dukungan penyidikan secara aktif kepada PPNS;
d.
memberikan petunjuk teknis penyidikan kepada PPNS untuk membantu
kecepatan dan penyempurnaan penyelesaian berkas perkara baik formil
maupun materiil;
5
e.
menerima pemberitahuan tentang penghentian penyidikan oleh PPNS
untuk diteruskan ke Penuntut Umum;
f.
menerima berkas perkara hasil penyidikan PPNS dan meneruskan
kepada Penuntut Umum;
g.
memberikan bantuan penyidikan berupa bantuan teknis dari fungsi
laboratorium forensik Bareskrim Polri, fungsi Identifikasi Bareskrim Polri
dan fungsi Psikologi Polri;
h.
menerima penetapan penghentian penyidikan yang dilakukan oleh PPNS
dan meneruskan kepada Penuntut Umum;
i.
tukar menukar informasi tentang dugaan terjadinya tindak pidana tertentu;
dan
j.
melaksanakan rapat koordinasi secara berkala dengan penghubung
(Liaison Officer)
PPNS yang ditunjuk dari setiap departemen/instansi.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 7
(1)
Penyidik Polri melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyidikan yang
dilakukan oleh PPNS.
(2)
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.
mengikuti perkembangan proses penyidikan yang dilakukan PPNS;
b.
menghadiri dan memberikan petunjuk dalam gelar perkara yang
dilaksanakan PPNS;
c.
meminta laporan kemajuan penyidikan;
d.
mempelajari berkas perkara hasil penyidikan PPNS dan meneruskannya
kepada Penuntut Umum apabila telah memenuhi persyaratan formil dan
materiil;
e.
mengembalikan berkas perkara kepada PPNS disertai petunjuk untuk
disempurnakan, apabila belum memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada huruf d;
f.
memberi petunjuk dalam penghentian penyidikan yang dilakukan oleh
PPNS; dan
g.
melaksanakan
supervisi
bersama dengan departemen/instansi terkait
kepada jajaran PPNS di kewilayahan;
6
Bagian Ketiga
Pembinaan
Pasal 8
Penyidik Polri melakukan pembinaan terhadap PPNS, meliputi:
a.
menyelenggarakan pendidikan dan latihan tentang teknis dan taktis penyidikan
terhadap calon PPNS dengan melakukan koordinasi dengan departemen/
instansi yang memiliki PPNS;
b.
meningkatkan kemampuan teknis dan taktis penyidikan PPNS melalui
coaching
clinic
;
c.
melaksanakan latihan penyegaran bagi PPNS;
d.
memberikan dukungan tenaga pengajar kepada departemen/instansi yang
melaksanakan pelatihan/penataran PPNS/calon PPNS;
e.
pendataan terhadap PPNS dan mengikuti perkembangan penugasannya bekerja
sama dengan departemen/instansi;
f.
memberikan rekomendasi kepada Menteri Hukum dan HAM dalam rangka
pengangkatan PPNS yang diusulkan departemen/instansi; dan
g.
memberikan Kartu Tanda Kewenangan PPNS.
BAB IV
PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Bantuan
Pasal 9
Penyidik Polri secara aktif berdasarkan tugas dan wewenangnya memberikan bantuan
berupa petunjuk dan dukungan penyidikan yang diperlukan oleh PPNS.
Bagian Kedua
Petunjuk
Pasal 10
Pemberian petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi:
a.
taktik dan teknik penyelidikan, yaitu mencari dan mengumpulkan bahan
keterangan;
b.
taktik dan teknik penindakan, kecuali upaya paksa berupa penangkapan dan
penahanan;
7
c.
taktik dan teknik pemeriksaan;
d.
penyelesaian dan penyerahan perkara dalam rangka pelaksanaan penyidikan;
e.
petunjuk administrasi penyidikan dan statistik kriminil; dan
f.
petunjuk aspek-aspek yuridis.
Bagian Ketiga
Bantuan Penyidikan
Paragraf 1
Bentuk
Bantuan
Pasal 11
Bentuk bantuan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi:
a.
taktis;
b.
teknis; dan
c.
upaya paksa/penindakan yang wewenangnya tidak dimiliki oleh PPNS yang
bersangkutan.
Pasal 12
(1)
Bantuan penyidikan dilakukan sejak awal, pelaksanaan dan akhir penyidikan.
(2)
Awal penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a.
sejak diterimanya pemberitahuan tentang laporan kejadian dari PPNS,
Penyidik Polri dan PPNS mempelajari dan menganalisa secara bersama
untuk menentukan apakah benar telah terjadi tindak pidana tertentu;
b.
apabila laporan kejadian tersebut merupakan tindak pidana tertentu maka
Penyidik Polri meneruskan pemberitahuan dimulainya penyidikan kepada
Penuntut Umum;
c.
apabila dalam perkara tersebut terdapat tindak pidana di luar
kewenangan yang menjadi dasar hukum PPNS, maka dilakukan
pelimpahan perkara kepada penyidik Polri;
d.
dalam hal suatu kejadian menyangkut beberapa tindak pidana yang
menjadi kewenangan beberapa departemen/instansi yang membawahi
PPNS, maka penyidikan tindak pidana tersebut dilakukan oleh penyidik
Polri dengan melibatkan PPNS yang terkait.
8
(3)
Pelaksanaan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a.
mengikuti dan/atau atas dasar laporan kemajuan memberikan dukungan
penyidikan kepada PPNS;
b.
membantu melaksanakan upaya paksa/penindakan terutama PPNS yang
tidak memiliki kewenangan;
c.
mengikuti gelar perkara yang diselenggarakan oleh PPNS.
(4)
Akhir penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a.
mempelajari berkas perkara yang dikirimkan oleh PPNS dan memberikan
petunjuk kepada PPNS, guna penyempurnaan berkas perkara;
b.
dalam hal berkas perkara telah memenuhi syarat formil dan materiil,
penyidik Polri menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum;
c.
dalam hal berkas perkara dikembalikan oleh Penuntut Umum untuk
dilengkapi, Penyidik Polri berkewajiban membantu PPNS melengkapi
berkas perkara sesuai petunjuk Penuntut Umum.
Paragraf 2
Bantuan Taktis
Pasal 13
(1)
Bantuan taktis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, meliputi
personel Polri dan peralatan, yang terdiri dari:
a.
tenaga penyidik;
b.
tenaga pengajar;
c.
peralatan untuk melaksanakan penyelidikan dalam rangka pengungkapan
kasus.
(2)
Dalam situasi tertentu, bantuan taktis dapat diberikan kekuatan anggota Polri.
Pasal 14
(1)
Permohonan personel dan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
diajukan secara tertulis oleh pimpinan departemen/instansi dengan memuat
keterangan tentang tujuan permohonan.
(2)
Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada:
a.
Kabareskrim Polri pada tingkat Mabes Polri;
b.
Dir Reskrim pada tingkat Polda;
c.
Kapolwil/tabes pada tingkat Polwil/tabes; dan
d.
Kapoltabes/Kapolres/ta pada tingkat Poltabes/Polres/ta.
9
Paragraf 3
Bantuan Teknis
Pasal 15
Bantuan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b dilakukan oleh
fungsi-fungsi :
a.
laboratorium forensik Bareskrim Polri;
b.
identifikasi Bareskrim Polri; dan
c.
psikologi Polri;
Pasal 16
Fungsi laboratorium forensik Bareskrim Polri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf a digunakan untuk :
a.
pemeriksaan bidang fisika forensik;
b.
pemeriksaan bidang kimia dan biologi forensik;
c.
pemeriksaan bidang dokumen dan uang palsu forensik; dan
d.
pemeriksaan bidang balistik dan metalurgi forensik;
Pasal 17
(1)
Permohonan pemeriksaan Laboratorium Forensik Bareskrim Polri sebagaimana
dimaksud Pasal 16 diajukan secara tertulis oleh pimpinan departemen/instansi
kepada Kepala Pusat Laboratorium Forensik (Kapuslabfor)/Kepala Laboratorium
Polri Cabang (Kalabpolcab) dengan memuat keterangan tentang kejadian, jenis,
jumlah, keadaan barang bukti dan bahan pembanding serta menjelaskan tujuan
pemeriksaan.
(2)
Surat Permohonan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
melampirkan:
a.
laporan kejadian;
b.
laporan kemajuan; dan
c.
berita acara penemuan, penyitaan, penyisihan, pembungkusan,
penyegelan barang bukti;
(3)
Dalam kasus yang memerlukan bahan pembanding sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilampirkan berita acara atau surat keterangan mengenai
otentikasi atau keaslian bahan pembanding.
(4)
Pengiriman
Permohonan
pemeriksaan
diantar
oleh
petugas
dari
departemen/instansi peminta.
10
Pasal 18
Fungsi identifikasi Bareskrim Polri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b
digunakan untuk:
a.
memeriksa perbandingan sidik jari laten dengan sidik jari pembanding;
b.
membuat sinyalemen file foto daftar pencarian orang;
c.
membuat foto tempat kejadian perkara, barang bukti dan tersangka;
d.
membuat lukisan sketsa raut wajah pelaku kejahatan berdasarkan keterangan
saksi; dan
e.
membuat foto rekonstruksi.
Pasal 19
(1)
Permohonan pemeriksaan dan pembuatan sebagaimana dimaksud Pasal 18
diajukan secara tertulis oleh pimpinan departemen/instansi kepada Kepala Pusat
Identifikasi (Kapusident) Bareskrim Polri/Kepala Seksi Identifikasi (Kasi Ident) Dit
Reskrim Polda, dengan memuat keterangan tentang kejadian dan menjelaskan
tujuan pemeriksaan.
(2)
Surat Permohonan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
melampirkan:
a.
laporan kejadian;
b.
laporan kemajuan;
c.
berita acara pemeriksaan saksi/tersangka; dan
d.
dalam pemeriksaan sidik jari disertai dengan barang bukti sidik jari laten
dan sidik jari pembanding.
Pasal 20
(1)
Fungsi Psikologi Polri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf c berupa
pemeriksaan terhadap saksi/tersangka tentang keadaan jiwanya, apakah
keterangan yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
(2)
Hasil pemeriksaan saksi/tersangka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipergunakan sebagai pertimbangan bagi PPNS untuk menentukan cara yang
efektif dalam pemeriksaan.
11
Pasal 21
Permohonan pemeriksaan Psikologi terhadap saksi/tersangka sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 diajukan secara tertulis oleh pimpinan departemen/instansi kepada
Kepala Biro Psikologi (Karopsi) Polri/Kepala Biro Personel (Karopers) Polda, dengan
memuat keterangan tentang kejadian dan menjelaskan tujuan pemeriksaan.
Paragraf 4
Upaya Paksa
Pasal 22
(1)
Permohonan bantuan upaya paksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf c harus disertai laporan perkembangan penyidikan dan alasan/
pertimbangan serta keadaan untuk menentukan perlunya dilakukan upaya
paksa.
(2)
Dalam hal PPNS diajukan sebagai termohon pra peradilan karena sah dan
tidaknya upaya paksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, maka
penyidik Polri bersama PPNS mempersiapkan jawaban dan bukti-bukti atas
permohonan dimaksud.
Pasal 23
Format permohonan dukungan penyidikan sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang tidak terpisahkan dengan peraturan ini.
Bagian Keempat
Pelaksana
Pasal 24
(1)
Pelaksanaan koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap PPNS dilakukan
secara berjenjang dari tingkat Mabes Polri sampai dengan tingkat kewilayahan.
(2)
Koordinasi, pengawasan dan pembinaan PPNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh pengemban fungsi reserse kriminal.
BAB V
ANALISA DAN EVALUASI
Pasal 25
Analisa dan evaluasi terhadap pelaksanaan Koordinasi, Pengawasan dan Pembinaan
PPNS dilaksanakan dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian data guna
mendukung Pusat Informasi Kriminal Polri.
12
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, maka :
a.
Petunjuk Teknis Kapolri No. Pol. : JUKNIS/16/VII/1991, tanggal 29 Juli 1991
tentang Mekanisme Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS);
b.
Petunjuk Teknis Kapolri No. Pol. : JUKNIS/17/VII/1991, tanggal 29 Juli 1991
tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS); dan
c.
Petunjuk Pelaksanaan Kapolri No. Pol. : JUKLAK/37/VII/1991, tanggal 29 Juli
1991 tentang Hubungan Kerja antara Penyidik Polri dengan Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS);
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 27
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kapolri ini ditempatkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Desember 2007
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
Drs. SUTANTO
JENDERAL POLISI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 51
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Desember 2007
MENTERI HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA,
ANDI MATTALATTA
Paraf :
1. Konseptor / Kabareskrim Polri : Vide Draft
2. Kadivbinkum Polri : Vide Draft
DAFTAR ISI
1. Format Laporan Kejadian
2. Format Surat Permohonan Back Up Penyelidikan/Penyidikan (PPNS)
3. Format Surat Perintah Tugas (Polri)
4. Format Surat Perintah Tugas (PPNS)
5. Format Berita Acara Pemeriksaan di TKP (PPNS)
6. Format Surat Perintah Penyidikan (PPNS)
7. Format SPDP (PPNS)
8. Format SPDP pengantar dari Polri ke JPU
9. Format Surat Panggilan (PPNS)
10. Format Surat Permohonan Bantuan Membawa Tersangka / Saksi (PPNS)
11. Format Surat Persetujuan Bantuan Membawa Tersangka / Saksi (Polri)
12. Format Surat Penolakan Bantuan Membawa Tersangka / Saksi (Polri)
13. Format Surat Perintah Membawa Tersangka / Saksi (Polri)
14. Format Berita Acara Membawa Tersangka / Saksi (Polri)
15. Format Berita Acara Serah Terima Tersangka / Saksi (Polri)
16. Format Surat Permohonan Bantuan Penangkapan (PPNS)
17. Format Surat Persetujuan Bantuan Penangkapan (Polri)
18. Format Surat Penolakan Bantuan Penangkapan (Polri)
19. Format Surat Perintah Penangkapan (Polri)
20. Format Berita Acara Penangkapan (Polri)
21. Format Surat Perintah Membawa dan Menghadapkan Tersangka (Polri)
22. Format Berita Acara Membawa dan Menghadapkan Tersangka (Polri)
23. Format Surat Penyerahan Tersangka (Polri)
24. Format Berita Acara Serah Terima Tersangka (Polri)
25. Format Surat Perintah Pelepasan Tersangka (PPNS)
26. Format Berita Acara Pelepasan Tersangka (PPNS)
27. Format Berita Acara Penyerahan Tersangka kepada Keluarganya (PPNS)
28. Format Surat Permohonan Bantuan Penahanan (PPNS)
29. Format Surat Persetujuan Bantuan Penahanan (Polri)
30. Format Surat Penolakan Bantuan Penahanan (Polri)
31. Format Surat Penyerahan Tersangka (PPNS)
32. Format Berita Acara Serah Terima Tersangka (PPNS)
33. Format Surat Perintah Penahanan (Polri)
34. Format Berita Acara Penahanan (Polri)
35. Format Surat Pemberitahuan Penahanan kepada keluarga TSK (Polri)
36. Format Surat Permohonan Bantuan Perpanjangan Penahanan (PPNS)
37. Format Surat Persetujuan Bantuan Perpanjangan Penahanan (Polri)
38. Format Surat Penolakan Bantuan Perpanjangan Penahanan (Polri)
39. Format Surat Permohonan Perpanjangan Penahanan ke JPU (Polri)
2
41. Format Berita Acara Perpanjangan Penahanan (Polri)
42. Format Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan kepada keluarga TSK (Polri)
43. Format Surat Perintah Pengeluaran Penahanan (Polri)
44. Format Berita Acara Pengeluaran Penahanan (Polri)
45. Format Surat Permohonan Bantuan Penggeledahan (Polri)
46. Format Surat Persetujuan Bantuan Penggeledahan (Polri)
47. Format Surat Penolakan Bantuan Penggeledahan (Polri)
48. Format Surat Permohonan izin / Izin Khusus Penggeledahan kepada Ketua Pengadilan (PPNS)
49. Format Laporan untuk Persetujuan Penggeledahan kepada Ketua Pengadilan (PPNS)
50. Format Surat Perintah Penggeledahan (PPNS)
51. Format Berita Acara Penggeledahan Rumah Tinggal / tempat-tempat tertutup lainnya (PPNS)
52. Format Surat Perintah Penggeledahan (Polri)
53. Format Berita Acara Penggeledahan Rumah Tinggal / tempat-tempat tertutup lainnya (Polri)
54. Format Surat Permohonan Bantuan Penyitaan (PPNS)
55. Format Surat Persetujuan Bantuan Penyitaan (Polri)
56. Format Surat Penolakan Bantuan Penyitaan (Polri)
57. Format Surat Permohonan izin / Izin Khusus Penyitaan kepada Ketua Pengadilan (PPNS)
58. Format Laporan untuk mendapatkan Persetujuan Penyitaan kepada Ketua Pengadilan (PPNS)
59. Format Surat Perintah Penyitaan (PPNS)
60. Format Berita Acara Penyitaan (PPNS)
61. Format Surat Tanda Penerimaan (PPNS)
62. Format Surat Pengiriman Berkas Perkara melalui Polri (PPNS)
63. Format Surat Tanda Terima pengiriman Berkas Perkara (PPNS)
64. Format Surat Pengiriman Berkas Perkara kepada JPU (Polri)
65. Format Surat Tanda Terima Kirim Berkas Perkara kepada JPU (Polri)
66. Format Surat Pengiriman Tersangka & BB (PPNS)
67. Format Berita Acara Serah Terima Tersangka & BB (PPNS)
68. Format Surat Pengiriman Tersangka & BB kepada JPU (Polri)
69. Format Berita Acara Serah Terima Tersangka & BB (Polri)
70. Format Surat Permintaan Bantuan pemeriksaan ke Labfor Polri (PPNS)
71. Format Surat Hasil Pemeriksaan Labfor (Polri)
72. Format Surat Permintaan Bantuan Pengujian Ke Identifikasi Polri (PPNS)
73. Format Surat Hasil Pemeriksaan Identifikasi (Polri)
74. Format Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP-3) (PPNS)
75. Format Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan (SP-3) (PPNS)
76. Format Berita Acara Pengembalian Barang Bukti (PPNS)
77. Format Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (PPNS)
78. Format Surat Pelimpahan Penyidikan (PPNS)
79. Format Berita Acara Penyerahan Penyidikan (PPNS)
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2007
TENTANG
KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
KOP
DEPARTEMEN / INSTANSI
Jl. ……… Jakarta, ………...
Nomor : ……… Klasifikasi : ……… Lampiran : ………... Perihal : Permohonan bantuan back up
penyelidikan / penyidikan. Kepada
Yth. KEPALA KEPOLISIAN ... ...………...
di
………
u.p. Kepala Bidang / Kasi Korwas PPNS
1. Dasar :
a. Laporan Kejadian Nomor :……….……..tanggal………...….; b. Surat Perintah Tugas Nomor : ………..……..tanggal …………..………; c. Surat Perintah Penyidikan Nomor :………...……..tanggal ...
2. Sehubungan dengan dasar tersebut di atas, disampaikan bahwa PPNS ... (Departemen / Instansi) akan melakukan Penyelidikan / Penyidikan terhadap Tersangka / Saksi:
N a m a : ... Tempat/Tgl. Lahir : ... Jenis kelamin : ... Kewarganegaraan : ... A g a m a : ... Pekerjaan : ... Alamat Tinggal : ...
diduga keras berdasarkan bukti permulaan yang cukup telah melakukan tindak pidana dibidang ……….…… sebagaimana dimaksud dalam pasal ………..… Undang-Undang Nomor : …...……Tahun ...…tentang ...
3. Untuk kepentingan penyidikan tersebut dimohon kepada Ka untuk dapat memberikan bantuan Penyelidikan / Penyidikan dalam pengungkapan kasus yang ditangani.
4. Demikian untuk menjadi maklum.
Mengetahui :
Atasan penyidik
………..……….….
………… Nip. ………
Penyidik Pegawai Negeri Sipil
………..……….….
………… Nip. ………
Tembusan :
1. ………... 2. ………...
2. FORMAT SURAT PERMOHONAN BANTUAN BACK UP PENYELIDIKAN / PENYIDIKAN
KEPOLISIAN………. …….………
PRO JUSTITIA
SURAT PERINTAH Nomor : Sprin/...
Pertimbangan : bahwa dalam rangka pelaksanaan bantuan Back Up Penyelidikan / Penyidikan oleh Penyidik Bidang Korwas PPNS Bareskrim Polri kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil, maka dipandang perlu mengeluarkan Surat Perintah.
Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Surat Dirjen / Direktur / Ka. ………. Nomor : ..., tanggal ………..…., perihal
permohonan bantuan back up penyelidikan/penyidikan.
DIPERINTAHKAN
Kepada : 1. Nama : ………..……, Pangkat : ………….………..… Nrp. ………….……… 2. Nama : ………..……, Pangkat : ………….………..… Nrp. ………….……… 3. Nama : ………..……, Pangkat : ………….………..… Nrp. ………….………
Untuk : 1. melaksanakan bantuan Penyelidikan / Penyidikan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil …………..……….…… dalam melakukan penyidikan kasus tindak pidana di bidang ………..…………. sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… Undang-Undang Nomor ………… tahun …..….. tentang ……….………. diwilayah ………..….. dan sekitarnya;
2. melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Kepala Kepolisian ……...………....…... ; 3. melaksanakan perintah ini dengan saksama dan penuh rasa tanggung jawab.
Selesai.
Tembusan :
Dikeluarkan di : ... pada tanggal : ...
KEPALA KEPOLISIAN ... Selaku Penyidik
………..
...... Nrp………
1. ... 2. ...
4. FORMAT………
KOP
DEPARTEMEN / INSTANSI
PRO JUSTITIA
SURAT PERINTAH TUGAS Nomor : ...………….
Pertimbangan : bahwa untuk kepentingan penyidikan tindak pidana di bidang ..., maka perlu mengeluarkan Surat Perintah Tugas.
D a s a r : 1. Pasal 6 ayat (1) b, Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 107 KUHAP;
2. Pasal ... Undang-Undang Nomor : ... Tahun... tentang ...; 3. Laporan Kejadian Nomor : ... tanggal ...
D I P E R I N T A H K A N
K e p a d a : 1. N a m a : ………...……… Pangkat/Nip : ………...……… Jabatan : ………...…...……… 2. N a m a : ………...……… Pangkat/Nip : ………...……… Jabatan : ………...…...……… 3. N a m a : ………...……… Pangkat/Nip : ………...……… Jabatan : ………...…...………
U n t u k : 1. Melaksanakan tindakan penyidikan terhadap tindak pidana dibidang ……...…………. sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… Undang-Undang Nomor : ……….. tahun
………. tentang ……….
2. Surat Perintah ini berlaku mulai tanggal ……….. sampai dengan selesai.
3. Melaksanakan perintah ini dengan rasa tanggung jawab dan melaporkan hasilnya
S e l e s a i.
Dikeluarkan di : ... pada tanggal : ...
DIRJEN / DIR / Ka ...
DEPARTEMEN / INSTANSI
Yang menerima Tugas,
……… ……….
.……….Nip.……… …………Nip.………..
4. FORMAT SURAT PERINTAH TUGAS (PPNS)
KOP
DEPARTEMEN / INSTANSI
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN DI TKP
--- Pada hari ini ………Tanggal ………..(……….) bulan ……….. tahun 2000 ……….., Pukul : ………. Wib,
Masing-masing bertugas dikantor yang sama, berdasarkan : ---
1. Laporan Kejadian Nomor : ... tanggal ... 2. ...
Telah mendatangi dan memasuki Tempat Kejadian Perkara (TKP) berupa (rumah tinggal / tempat - tempat tertutup lainnya / tempat terbuka) ... di Jalan ... Untuk melakukan tindakan sebagai berikut : ---
1. Mengecek kebenaran laporan yang telah diterima.
2. Melakukan pengecekan keadaan lokasi dan atau barang bukti.
3. Melakukan kegiatan pengolahan TKP untuk mencari dan mencatat serta mengumpulkan Barang Bukti. 4. Mengambil dan membawa Barang Bukti.
5. Meminta keterangan para Saksi dan atau Tersangka.
Pelaksanaannya telah disetujui / tidak disetujui oleh pemilik / penghuni rumah : ---
N a m a : ...
Dengan disaksikan oleh : ---
1. N a m a : ...
--- Demikianlah Berita Acara Pemeriksaan di TKP ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ... pada tanggal dan bulan tersebut di atas tahun 2000 ...---
Pemilik / Penghuni Rumah Yang Memeriksa TKP
5. FORMAT BERITA ACARA PEMERIKSAAN DI TKP
KOP
DEPARTEMEN / INSTANSI
PRO JUSTITIA
SURAT PERINTAH PENYIDIKAN Nomor : ...……….
Pertimbangan : Bahwa untuk kepentingan penyidikan tindak pidana dibidang ..., maka perlu mengeluarkan Surat Perintah ini.
D a s a r : 1. Pasal 6 ayat (1) b, Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 107 KUHAP;
2. Pasal ... Undang-Undang Nomor : ... Tahun... tentang ...; 3. Laporan Kejadian Nomor : ... tanggal ...
D I P E R I N T A H K A N
K e p a d a : 1. N a m a : ………...……….. Pangkat/Nip : ………...……….. Jabatan : …………..………...………….. 2. N a m a : ………...………..
Pangkat/Nip : ………...……….. Jabatan : …………..………...………….. 3. N a m a : ………...………..
Pangkat/Nip : ………...……….. Jabatan : …………..………...…………..
U n t u k : 1. Melakukan penyidikan tindak pidana dibidang ……… sebagaimana dimaksud dalam Pasal …………Undang-Undang Nomor : ……… tahun ……… tentang ………. 2. Membuat Rencana Penyidikan.
3. Melaporkan setiap perkembangan pelaksanaan penyidikan tindak pidana pada kesempatan pertama kepada………...……….
4. Surat Perintah Penyidikan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan.
S e l e s a i.
Dikeluarkan di : ... pada tanggal : ...
DIRJEN / DIR / Ka ...
DEPARTEMEN / INSTANSI
Yang menerima Perintah,
……… ……….
……….Nip.……… …………Nip.………..
6. FORMAT SURAT PERINTAH PENYIDIKAN
KOP
DEPARTEMEN / INSTANSI
Jl. ……… Jakarta, ………..
PRO JUSTITIA
Nomor : ... Klasifikasi : ... Lampiran : ...
Perihal : Pemberitahuan dimulainya penyidikan a.n. tersangka.
1. Dasar Penyidikan :
a. Pasal 6 ayat (1) huruf b, Pasal 7 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. b. Undang-Undang Nomor : …….. Tahun………… Tentang ………
2. Dengan ini diberitahukan bahwa pada hari …………Tanggal ………..tahun 2000... telah dimulai penyidikan tindak pidana ………...…….. sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Undang-Undang / Peraturan ………...………...……... atas nama tersangka :
N a m a : ... Tempat/Tgl. Lahir : ... Jenis kelamin : ... Kewarganegaraan : ... A g a m a : ... Pekerjaan : ... Alamat Tinggal : ...
3. Berikut dilampirkan surat – surat Administrasi Penyidikan :
a. Laporan Kejadian.;
b. Surat Perintah Tugas /Intruksi; c. Surat Perintah Penyidikan;
d. Laporan Kemajuan. (bila ada pengembangan dari kasus sebelumnya)
4. Demikian untuk menjadi maklum.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Mengetahui :
Atasan Penyidik
………..…….……….…. ………
………….. Nip... ……….. Nip...
K e p a d a
Yth. KEPALA KEJAKSAAN ……… Melalui
KEPALA KEPOLISIAN ………..…….
di ………
Tembusan : 1. ……….. 2. ………..
7. FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN (PPNS)
KEPOLISIAN ...
Jalan ... Jakarta,……….
Nomor : ... Klasifikasi : ... Lampiran : ...
Perihal : Pemberitahuan dimulainya penyidikan a.n. Tersangka
...
1. Rujukan :
a. Pasal 107 dan Pasal 109 ayat (1) KUHAP beserta penjelasannya ;
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia ;
c. Surat Dirjen / Dir / Ka ……… (Dept./Inst) Nomor : ……….tanggal ……….……. perihal pemberitahuan dimulainya penyidikan.
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini diberitahukan / diteruskan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan dari PPNS ……… Nomor : ………..………tanggal ………. perihal pemberitahuan dimulainya penyidikan terhadap tindak pidana ……….. sebagaimana dimaksud Pasal ………...… Undang-Undang Nomor …….…tahun…..….. tentang……….... yang diduga telah dilakukan oleh Tersangka :
N a m a : ... Tempat/Tgl. Lahir : ... Jenis kelamin : ... Kewarganegaraan : ... A g a m a : ... Pekerjaan : ... Alamat Tinggal : ...
berikut dilampirkan surat - surat administrasi penyidikan :
a. Laporan Kejadian Nomor : ... tanggal ...; b. Surat Perintah Penyidikan Nomor : ... tanggal ...; c. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor : ... tanggal ...
3. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA KEPOLISIAN ... Selaku Penyidik
Tembusan : ... ... Nrp. ... 1. ...
2. ...
Kepada
Yth. KEPALA KEJAKSAAN ………..
di
………
8. FORMAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN (POLRI)
KOP dibidang……….., perlu memanggil seseorang untuk didengar keterangannya.
D a s a r : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf g, pasal 11, pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) dan pasal 113 KUHAP;
2. Pasal …………. Undang-Undang No : ... Tahun ... tentang ...; 3. Laporan Kejadian Nomor :……….…………, tanggal ………;
4. Surat Perintah Penyidikan Nomor : ... tanggal ...
M E M A N G G I L
dimaksud dalam Pasal ………Undang-Undang Nomor:…… Tahun……… Tentang………...
Jakarta, ……….………...
Pada hari ini ……….. tanggal ……….. 1 (satu) lembar dari surat Panggilan ini telah diterima oleh
Yang Menerima, Yang Menyerahkan
..………... .... ………....…...……… ... Nip……….
PERHATIAN: Barang siapa yang dengan melawan hukum tidak menghadap sesudah dipanggil menurut undang-undang
dapat dituntut berdasarkan ketentuan pasal 216 KUHP.
CATATAN : Berhubung pemeriksaan belum selesai, agar datang kembali pada……….
9. FORMAT SURAT PANGGILAN (PPNS)
10. FORMAT…...
u.p. Kepala Bidang / Kasi Korwas PPNS
1. Dasar :
a. Pasal 6 ayat (1) b, Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 107 ayat (1) KUHAP ;
b. Pasal ……….. Undang-Undang Nomor : ………… tahun ………. Tentang ... ; c. Laporan Kejadian Nomor : ... tanggal ...
2. Sehubungan dengan perihal tesebut di atas, bersama ini disampaikan kepada ka bahwa telah dipanggil secara sah 2 (dua) kali berturut – turut tetapi tidak memenuhi panggilan penyidik tanpa alasan yang sah, terhadap Tersangka /
3. Untuk kepentingan pemeriksaan dalam rangka penyidikan tindak pidana tersebut dimohon kepada ka bantuan tindakan hukum berupa membawa dan menghadapkan Tersangka / Saksi)* tersebut kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil …….…... Departemen/Instansi/Badan).
4. Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan :
a. Surat Perintah Penyidikan; b. Laporan Kemajuan; c. Surat Panggilan pertama; d. Surat Panggilan kedua (ke-2).
5. Demikian untuk menjadi maklum dan mengharap kabar hasilnya.
10. FORMAT SURAT PERMOHONAN BANTUAN MEMBAWA TERSANGKA/SAKSI
11. FORMAT…...
KEPOLISIAN ...
Jalan ... Jakarta,……….
Nomor : ... Klasifikasi : ... Lampiran : ... Perihal : Persetujuan bantuan membawa
tersangka / saksi a.n. ... Kepada
Yth. DIRJEN / DIR / Ka... DEPARTEMEN / INSTANSI
di
………..
u.p. Dir / Ka ... (pada Departemen / Instansi)
1. Rujukan surat Dir / Ka ...(pada Dept/Inst) Nomor : ... tanggal …………., perihal permohonan bantuan membawa Tersangka/Saksi atas nama ...
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, dengan ini diberitahukan bahwa :
a. setelah mempelajari surat permohonan tersebut beserta lampirannya berkesimpulan bahwa terdapat cukup alasan untuk dilakukan membawa Tersangka / Saksi;
b. menyetujui permohonan bantuan membawa Tersangka / Saksi :
N a m a : ... Tempat/Tgl. Lahir. : ... Jenis Kelamin : ... Kewarganegaraan : ... Agama : ... Pekerjaan : ... Alamat Tinggal : ...
dalam perkara tindak pidana di bidang ……… sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… Undang-Undang Nomor ……...… tahun ...…. tentang ……...…...…
3. Bersama ini pula dilampirkan surat-surat untuk kelengkapan berkas :
a. Surat Perintah Membawa Tersangka / Saksi; b. Berita Acara Membawa Tersangka / Saksi; c. Surat Penyerahan Tersangka / Saksi; d. Berita Acara Serah Terima Tersangka / Saksi.
4. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA KEPOLISIAN ... Selaku Penyidik
Tembusan : ... ... Nrp. ... 1. ...
2. ...
11. FORMAT SURAT PERSETUJUAN BANTUAN MEMBAWA TERSANGKA/SAKSI
12. FORMAT…...
KEPOLISIAN ...
Jalan ... Jakarta,……….
Nomor : ... Klasifikasi : ... Lampiran : ... Perihal : Penolakan bantuan membawa
tersangka / saksi... Kepada
Yth. DIRJEN / DIR / Ka... DEPARTEMEN / INSTANSI
di
………..
u.p. Dir / Ka ... (pada Departemen / Instansi)
1. Rujukan surat Dir / Ka ...(pada Dept. Inst) Nomor : ... tanggal …………., perihal permohonan bantuan membawa Tersangka / Saksi atas nama ...
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, dengan ini diberitahukan bahwa :
a. setelah mempelajari surat permohonan tersebut beserta lampirannya berkesimpulan bahwa tidak terdapat cukup
alasan untuk dilakukan membawa Tersangka/Saksi, dikarenakan :
1) ... ; 2) . ... ; 3) ... .
b. menolak permohonan bantuan membawa Tersangka / Saksi :
N a m a : ... Tempat/Tgl. Lahir : ... Jenis Kelamin : ... Kewarganegaraan : ... Agama : ... Pekerjaan : ... Alamat Tinggal : ...
dalam perkara tindak pidana di bidang ……...……… sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… Undang-Undang Nomor ……… tahun ...…. tentang ……...……….
3. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA KEPOLISIAN ... Selaku Penyidik
Tembusan : ... ... Nrp. ... 1. ...
2. ...
12. FORMAT SURAT PENOLAKAN BANTUAN MEMBAWA TERSANGKA/SAKSI
13. FORMAT…...
KEPOLISIAN ……… ...
PRO JUSTITIA
SURAT PERINTAH MEMBAWA TERSANGKA / SAKSI Nomor : SP.Bawa / ………...………….
Pertimbangan : bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas bantuan penyidikan tindak pidana di bidang ……….. yang ditangani PPNS ………untuk dilakukan pemeriksaan, perlu melakukan tindakan hukum berupa membawa Tersangka / Saksi karena tidak memenuhi panggilan penyidik tanpa alasan yang sah, untuk itu dipandang perlu mengeluarkan surat perintah ini.
D a s a r : 1. Pasal 5 ayat (1) b angka 4, Pasal 7 ayat (1) huruf g, Pasal 11, Pasal 107 dan Pasal 112 ayat (2) KUHAP;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Surat Panggilan Nomor : ..., tanggal ...; 4. Surat Panggilan ke-2 Nomor : ..., tanggal ...; 5. Surat Direktur / ka ...(pada Dept/Inst) Nomor : ..., tanggal
..., perihal bantuan membawa Tersangka / Saksi atas nama ...
D I P E R I N T A H K A N
K e p a d a : 1. Nama : ... Pangkat : ... Nrp : ... Jabatan : ... 2. Nama : ... Pangkat : ... Nrp : ... Jabatan : ... 3. Nama : ... Pangkat : ... Nrp : ... Jabatan : ... 4. Nama : ... Pangkat : ... Nrp : ... Jabatan : ...
U n t u k : 1. membawa / menghadapkan Tersangka / Saksi :
N a m a : ... Tempat / Tgl. Lahir : ... Jenis kelamin : ... Kewarganegaraan : ... Agama : ... Pekerjaan : ... Alamat tempat tinggal : ...
kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil ... (pada Dept/Inst) untuk didengar keterangannya sebagai Tersangka / Saksi dalam perkara di bidang ... sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Undang-Undang Nomor ... tahun ... tentang ... ;
2. setelah melaksanakan perintah ini agar segera membuat Berita Acara membawa Tersangka / Saksi.
S e l e s a i.
Dikeluarkan di : ... pada tanggal : ...
KEPALA KEPOLISIAN ...
Yang Menerima Perintah Selaku Penyidik
………... ………..
...Nrp. ... ……… Nrp. ………..
13. FORMAT SURAT PERINTAH MEMBAWA TERSANGKA/SAKSI
14. FORMAT…...
KEPOLISIAN ……… ……….
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA MEMBAWA TERSANGKA / SAKSI
--- Pada hari ini ……… Tanggal ………..(……….) bulan ……….. tahun 2000 ……….., Pukul : ……...…... Wib, Saya : ---
--- ... . ---
Pangkat ……… Nrp. ………, Selaku Penyidik dari kantor tersebut di atas, bersama-sama dengan : ---
1. Nama : ……….. Pangkat : ………. Nrp. : ………. Jabatan : ……… 2. Nama : ……….. Pangkat : ………. Nrp. : ………. Jabatan : ……… 3. Nama : ……….. Pangkat : ………. Nrp. : ………. Jabatan : ………
Masing-masing bertugas dikantor yang sama, berdasarkan : ---
1. Surat Direktur / Ka ... (pada Dept/Inst) Nomor : ………, tanggal ……… perihal Permohonan Bantuan Membawa Tersangka/Saksi atas nama ………...……...……
2. Surat Perintah Membawa Tersangka/Saksi No. Pol.: SP.Bawa/ ………., tanggal ………...…
Telah membawa dan menghadapkan seorang Tersangka / Saksi :---
N a m a : ………...…… Tempat/Tgl. Lahir : ………...…. Jenis Kelamin : ………...……. Kewarganegaraan : ………...…. Agama : ………...…………. Pekerjaan : ………...…………. Alamat : ………...………….
Kepada PPNS ... (pada Dept/Inst) untuk diambil keterangannya sebagai Tersangka / Saksi oleh Penyidik dalam perkara tindak pidana dibidang ... sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Undang-Undang Nomor : ...Tahun ... tentang ...---
Adapun jalannya pelaksanaan Membawa Tersangka / Saksi adalah sebagai berikut :---
--- Setelah Penyidik menunjukan Surat Perintah Membawa serta menjelaskan maksud dan tujuannya, kemudian Tersangka / Saksi dari rumahnya / tempat tinggalnya di Jl. ……… dengan diketahui keluarganya atas nama ………. untuk dibawa ke kantor ………. dan dibuatkan Berita Acara Membawa Tersangka / Saksi, selanjutnya Tersangka / Saksi diserahkan kepada PPNS ………. untuk dilakuan Pemeriksaan dengan dibuatkan Berita Acara Serah Terima Membawa Tersangka / Saksi.---
--- Demikianlah Berita Acara Membawa Tersangka / Saksi ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ... pada tanggal dan bulan tersebut di atas tahun 2000 ...---
Yang Dibawa Yang Membawa Tersangka / Saksi Penyidik
………. ………
………. Nrp. ………
14. FORMAT BERITA ACARA MEMBAWA TERSANGKA/SAKSI
15. FORMAT…...
KEPOLISIAN ……….. ………
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA SERAH TERIMA TERSANGKA / SAKSI
--- Pada hari ini ………..… Tanggal ……. (………) bulan ……… tahun 2000 …………, Pukul : …………. Wib. Saya : ---
--- ………. ---
Pangkat ……… Nrp. ………., Selaku Penyidik dari kantor tersebut di atas, berdasarkan : ---
1. Surat Direktur / Ka ... (pada Dept/Inst) Nomor : ………...………...…, tanggal ……… perihal Permohonan Bantuan Membawa Tersangka / Saksi atas nama ………... ; 2. Surat Perintah Membawa Tersangka/Saksi No. Pol.: SP.Bawa/ ……...…..., tanggal …... ; 3. Berita Acara Membawa Tersangka/Saksi tanggal …..……..… An. Tersangka/Saksi ……….…… ;
Telah melakukan penyerahan Tersangka / Saksi atas nama : ---
N a m a : ………...………...…… Tempat/Tgl. Lahir : ………...………...…… Jenis Kelamin : ………...………...…… Kewarganegaraan : ………...………...…… Agama : ………...………...…… Pekerjaan : ………...………...…… Alamat : ………...………...……
Kepada : ---
N a m a : ………...…..………...……… Pangkat/Nip. : ………..Nip. ……...………...--- Jabatan : Penyidik Pegawai Negeri Sipil …………...………...…(pada Dept/Inst).
Serah terima dilakukan di kantor ………..………...…… dengan disaksikan : ---
1. N a m a : ………...……..………...………...………. Pekerjaan : ………...………..…………...……….
2. N a m a : ………...…………..………...………. Pekerjaan : ………...………...…..………
--- Demikian Berita Acara Serah Terima Membawa Tersangka / Saksi ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan kemudian ditutup dan ditanda tangani di ... pada tanggal dan bulan tersebut di atas tahun 2000...---
Yang Menerima Yang Menyerahkan
PPNS ……… Penyidik / Penyidik Pembantu
……… ………..
... Nip. ... ... Nrp...
Saksi-Saksi :
a……….. … b. ……….
15. FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA TERSANGKA/SAKSI
16. FORMAT…...
Yth. KEPALA KEPOLISIAN ... ………...
di
………
u.p. Kepala Bidang / Kasi Korwas PPNS
1. Dasar :
a. Pasal 6 ayat (1) b, Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 107 ayat (1) KUHAP;
b. Pasal …….. Undang-Undang Nomor : ……… tahun ………… tentang ……….……
2. Sehubungan dengan dasar tersebut di atas, disampaikan bahwa terhadap Tersangka :
N a m a : ...
Diduga keras berdasarkan bukti permulaan yang cukup telah melakukan tindak pidana dibidang ……...…… Sebagaimana dimaksud dalam pasal ………. Undang-Undang Nomor : …...…… tahun ………tentang
...………..………..………...…………..
3. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
a. Laporan Kejadian Nomor :……….………. tanggal……….…; b. Surat Perintah Penyidikan Nomor :………...……...…….. tanggal ...; c. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor: ... tanggal ...; d. Laporan Kemajuan Penyidikan Nomor : …………... tanggal …...
4. Demikian untuk menjadi maklum dan mengharap kabar hasilnya.
Tembusan :
16. FORMAT SURAT PERMOHONAN BANTUAN PENANGKAPAN
17. FORMAT…...
KEPOLISIAN ...
Jalan ... Jakarta,……….
Nomor : ... Klasifikasi : ... Lampiran : ... Perihal : Persetujuan bantuan
penangkapan. Kepada
Yth. DIRJEN / DIR / Ka... DEPARTEMEN / INSTANSI
di
………..
u.p. Dir / Ka Departemen / Instansi.
1. Rujukan surat Dir / Ka ...(pada Dept. Inst) Nomor : ... tanggal …………., perihal permohonan bantuan penangkapan.
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, dengan ini diberitahukan bahwa :
a. setelah mempelajari surat permohonan tersebut beserta lampirannya berkesimpulan bahwa terdapat cukup alasan untuk dilakukan penangkapan;
b. menyetujui permohonan bantuan penangkapan atas nama Tersangka :
N a m a : ... Tempat/Tgl. Lahir : ... Jenis Kelamin : ... Kewarganegaraan : ... Agama : ... Pekerjaan : ... Alamat Tinggal : ...
dalam perkara tindak pidana di bidang ………...……… sebagaimana dimaksud dalam Pasal …....…… Undang-Undang Nomor ...…...……… tahun ...…. tentang ………...
3. Bersama ini pula dilampirkan surat-surat untuk kelengkapan berkas :
a. Surat Perintah Penangkapan; b. Berita Acara Penangkapan; c. Surat Penyerahan Tersangka; d. Berita Acara Serah Terima Tersangka.
4. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA KEPOLISIAN ... Selaku Penyidik
Tembusan : ... ... Nrp. ... 1. ...
2. ...
17. FORMAT SURAT PERSETUJUAN BANTUAN PENANGKAPAN
18. FORMAT…...
KEPOLISIAN ...
u.p. Dir / Ka ...(pada Departemen / Instansi)
1. Rujukan surat Dir / Ka ...(pada Dept/Inst) Nomor : ... tanggal …………., perihal permohonan bantuan penangkapan.
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, dengan ini diberitahukan bahwa :
a. setelah mempelajari surat permohonan tersebut beserta lampirannya berkesimpulan bahwa tidak terdapat cukup
alasan untuk dilakukan penangkapan, dikarenakan :
1) tidak berdasarkan bukti permulaan yang cukup (Pasal 17 KUHAP) ;
2) perkara yang dipersangkakan adalah pelanggaran atau bukan merupakan tindak pidana (Pasal 19 ayat (2) KUHAP) ;
3) tersangka seorang pejabat negara atau pemerintah daerah, sesuai dengan :
- Pasal 106 UU RI Nomor 22 tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD & DPRD; - Pasal 36 UU RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
- dll.
b. menolak permohonan bantuan penangkapan atas nama Tersangka :
N a m a : ...
3. Demikian untuk menjadi maklum.
18. FORMAT SURAT PENOLAKAN BANTUAN PENANGKAPAN
19. FORMAT…...
KEPOLISIAN ……… ditangani PPNS………..………, perlu dilakukan tindakan hukum berupa penangkapan terhadap seseorang yang karena keadaannya dan atau perbuatannya diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup, maka perlu mengeluarkan Surat Perintah ini.
D a s a r : 1. Pasal 5 ayat (1) b angka 1, Pasal 7 ayat (1) huruf d dan ayat (2), Pasal 11, Pasal 16 ayat (2), Pasal 17, Pasal 18 ayat (1), Pasal 111 ayat (1) dan Pasal 107 ayat (1) KUHAP;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Laporan Kejadian Nomor :....……...….……….……., tanggal ………;
2. surat perintah ini berlaku dari tanggal ………..…..sampai dengan selesai.
3. setelah melaksanakan surat perintah ini agar pada kesempatan pertama segera membuat Berita Acara Penangkapan.
19. FORMAT SURAT PERINTAH PENANGKAPAN
20. FORMAT…...
KEPOLISIAN ... ……….………
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PENANGKAPAN
--- Pada hari ini ..……Tanggal …..(………….) bulan ………….. tahun 2000..., pukul : ………….Wib. Saya : ---
---……….... ---
Pangkat ……...….Nrp……….., Jabatan selaku Penyidik dari kantor tersebut di atas bersama-sama dengan : ---
1. N a m a : ………...………...…………... Pangkat/Nrp : ………...………... Jabatan : ………... 2. N a m a : ……….…...
Pangkat/Nrp : ………....….…... Jabatan : ………... 3. N a m a : ………... Pangkat/Nrp : ………... Jabatan : ………...
Masing-masing bertugas dikantor yang sama, berdasarkan : ---
1. Surat Direktur………...…….……….. Nomor : ………....………., tanggal ……...………… , perihal Permohonan Bantuan Penangkapan.--- 2. Surat Perintah Penangkapan No.Pol.: SP.KAP/…..., tanggal …...……...
Telah melakukan penangkapan terhadap seseorang mengaku : ---
N a m a : ... Tempat/Tgl. Lahir : ... Jenis Kelamin : ... Kewarganegaraan : ... Agama : ... Pekerjaan : ... Alamat : ...
Yang bersangkutan ditangkap berdasarkan bukti permulaan yang cukup diduga sebagai tersangka dalam tindak pidana ………yang terjadi pada tanggal ………di ……… sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……...… Undang-Undang Nomor :...Tahun... tentang...………
Adapun jalannya pelaksanaan penangkapan adalah sebagai berikut : ---
--- ………...………. (Uraikan dengan memenuhi unsur 7 KAH).
--- Demikianlah Berita Acara Penangkapan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ……...… pada hari dan tanggal tersebut di atas Tahun 2000...---
Tersangka Penyidik
………. ... ... Nrp ...
20. FORMAT BERITA ACARA PENANGKAPAN
21. FORMAT…...
KEPOLISIAN ………. ...
PRO JUSTITIA
SURAT PERINTAH MEMBAWA DAN MENGHADAPKAN TERSANGKA Nomor : SP.KAP / ………...…………...………….
Pertimbangan : bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas bantuan penyidikan tindak pidana di bidang ……….. yang ditangani PPNS ………untuk dilakukan pemeriksaan, perlu melakukan tindakan hukum berupa penangkapan terhadap seseorang yang diduga keras telah melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup, namun karena tempat tinggal / tempat kediaman yang cukup jauh sehingga waktu perjalanan melampaui batas waktu yang ditentukan oleh undang-undang, maka perlu dikeluarkan Surat Perintah ini.
D a s a r : 1. Pasal 5 ayat (1) b angka 4, Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 11, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19 dan Pasal 107 KUHAP;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
3. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.01.PW.07.03. Tahun 1982 tentang Pedoman Pelaksanaan KUHAP;
4. Laporan Kejadian Nomor : ……….. tanggal ………; 5. Surat Direktur / ka ...(pada Dept/Inst) Nomor : ..., tanggal
..., perihal permohonan bantuan penangkapan.
D I P E R I N T A H K A N Alamat tempat tinggal : ...
ke kantor ...(Departemen / Instansi) di jalan ... untuk dilakukan pemeriksaan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil karena diduga keras telah melakukan tindak pidana di bidang ... sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Undang-Undang Nomor... tahun ... tentang ... ;
2. setelah melaksanakan perintah ini agar pada kesempatan pertama segera membuat Berita Acara Membawa dan Menghadapkan Tersangka.
21. FORMAT SURAT PERINTAH MEMBAWA DAN MENGHADAPKAN TERSANGKA
Pada…...
Pada hari ini ... tanggal ... pukul :... 1 (satu) lembar surat perintah ini diserahkan masing-masing kepada tersangka dan keluarganya.
Yang Menerima Yang Menyerahkan Tersangka / Keluarganya Penyidik
………. ………
………. Nrp. ………
22. FORMAT…...
KEPOLISIAN ……… ……….
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA MEMBAWA DAN MENGHADAPKAN TERSANGKA
--- Pada hari ini ………Tanggal ………..(……….) bulan ……….. tahun 2000 ……….., Pukul : …...……. Wib, Saya : ---
--- ... . ---
Pangkat ……… Nrp. ………, Selaku Penyidik dari kantor tersebut di atas, bersama-sama dengan : ---
1. Nama : ……….. Pangkat : ………. Nrp. : ………. Jabatan : ………. 2. Nama : ……….. Pangkat : ………. Nrp. : ………. Jabatan : ………. 3. Nama : ……….. Pangkat : ………. Nrp. : ………. Jabatan : ……….
Masing-masing bertugas dikantor yang sama, berdasarkan : ---
1. Surat Direktur / Ka ... (pada Dept/Inst) Nomor : ………, tanggal …………...… perihal Permohonan Bantuan Penangkapan atas nama …………... 2. Surat Perintah Penangkapan No. Pol. : SP. KAP/..., tanggal ... 3. Surat Perintah Membawa dan Menghadapkan Tersangka No.Pol.: SP.KAP/ ……...….,
tanggal …………...---
Telah membawa dan menghadapkan seorang Tersangka : ---
N a m a : ………...……… Tempat/Tgl. Lahir : ………...……… Jenis Kelamin : ………...……… Kewarganegaraan : ………...………. Agama : ………...………. Pekerjaan : ………...………. Alamat : ………...……….
Kepada PPNS ... (pada Dept/Inst) untuk diambil keterangannya sebagai Tersangka oleh Penyidik dalam perkara tindak pidana dibidang ... sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Undang-Undang Nomor : ...Tahun ... tentang ...---
Adapun jalannya pelaksanaan Membawa dan Menghadapkan Tersangka adalah sebagai berikut :---
--- Setelah Penyidik menunjukkan Surat Perintah Membawa dan Menghadapkan Tersangka serta menjelaskan maksud dan tujuannya, kemudian Tersangka dari rumahnya / tempat tinggalnya di Jl. ……… dengan diketahui keluarganya atas nama ………. untuk dibawa ke kantor ………. dan dibuatkan Berita Acara Membawa dan Menghadapkan Tersangka, selanjutnya Tersangka diserahkan kepada PPNS ………. untuk dilakukan Pemeriksaan dengan dibuatkan Berita Acara Serah Terima Tersangka.---
--- Demikianlah Berita Acara Membawa Tersangka / Saksi ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ... pada tanggal dan bulan tersebut di atas tahun 2000 ...---
Yang Dibawa Yang Membawa Tersangka / Saksi Penyidik
………. ………
………. Nrp. ………
22. FORMAT BERITA ACARA MEMBAWA DAN MENGHADAPKAN TERSANGKA
23. FORMAT…...
KEPOLISIAN ...
Jalan ... Jakarta,...
Nomor : ... Klasifikasi : ... Lampiran : ... Perihal : Penyerahan tersangka
atas nama... Kepada
Yth. DIRJEN / DIR / KA ...
DEPARTEMEN / INSTANSI
di
...
u.p. Direktur / Ka ...(pada Dept/Inst)
1. Rujukan :
a. Surat Dirjen / Dir / Ka...(Dept./Inst). Nomor : ... tanggal ... perihal permohonan bantuan penangkapan;
b. Surat Perintah Penangkapan No. Pol. : SP.KAP/..., tanggal ...
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini diserahkan ... (...) orang tersangka atas nama :
N a m a : ... Tempat / Tgl. Lahir : ... Jenis Kelamin : ... Kewarganegaraan : ... Agama : ... Pekerjaan : ... Alamat tinggal : ... ...
untuk dilakukan pemeriksaan oleh PPNS ...(pada Departemen/Instansi) dalam perkara tindak pidana di bidang ... sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Undang - Undang Nomor ... tahun ... tentang ...
3. Berikut dilampirkan administrasi penyidikan sebagai kelengkapan Berkas Perkara antara lain :
a. Surat Perintah Penangkapan; b. Berita Acara Penangkapan;
c. Tanda Terima Surat Perintah Penangkapan tembusan kepada keluarga tersangka.
4. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA KEPOLISIAN ... Selaku Penyidik
Tembusan : ... ... Nrp. ... 1. ...
2. ...
23. FORMAT SURAT PENYERAHAN TERSANGKA
24. FORMAT…...
KEPOLISIAN ... ...
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA SERAH TERIMA TERSANGKA
--- Pada hari ini ... Tanggal ... (...) bulan …... tahun 2000 ……, Pukul : ...Wib. Saya : ---
--- ... ---
Pangkat ... Nrp. ..., Selaku Penyidik dari kantor tersebut di atas, berdasarkan : ---
1. Surat Direktur / Ka ...(Dept./Ins.) Nomor : ..., tanggal ... perihal Permohonan Bantuan Penangkapan .--- 2. Surat Perintah Penangkapan No. Pol. : SP.KAP./..., tanggal ... 3. Surat Perintah Membawa dan Menghadapkan Tersangka No. Pol. : ... tanggal ...
Telah melakukan Penangkapan / Membawa dan Menghadapkan terhadap Tersangka atas nama : ---
N a m a : ... Tempat / Tgl. Lahir : ... Jenis Kelamin : ... Kewarganegaraan : ... Agama : ... Pekerjaan : ... Alamat tinggal : ... ...
Diserahkan Kepada : ---
N a m a : ...--- Pangkat/Nip. : ... Nip. ...--- Jabatan : Penyidik Pegawai Negeri Sipil ...--- Kesatuan : ...(pada Departemen / Instansi).---
Untuk dilakukan pemeriksaan oleh PPNS ... dalam perkara pidana dibidang ... sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Undang-Undang Nomor : ... tahun ... tentang ...
Serah terima dilakukan di kantor ... disaksikan : ---
a. N a m a : ... Pekerjaan : ...
b. N a m a : ... Pekerjaan : ...
--- Demikian Berita Acara Serah Terima Tersangka ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan kemudian ditutup dan ditanda tangani di ... pada tanggal dan bulan tersebut di atas tahun 2000...---
Yang Menerima Yang Menyerahkan
PPNS ... Penyidik
... ... ... Nip. ... ... Nrp. ...
Saksi-Saksi :
a……….. … b. ……….
24. FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA TERSANGKA
25. FORMAT…...