Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAKSI... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan penelitian... 5
D. Manfaat penelitian... 6
E. Organisasi Skripsi... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Kepemimpinan transformasional
a. Pengertian Kepemimpinan Transformasional... 9
b. Model dan dimensi kepemimpinan transformasional... 11
c. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional... 18
2. Konsep Budaya Organisasi a. Pengertian Budaya Organisasi... 20
b. Unsur-unsur Budaya... 22
c. Unsur-unsur Budaya Organisasi... 23
d. Karakteristik Budaya Organisasi... 25
e. Peran Budaya Organisasi... 27
f. Konsep Budaya Sekolah... 30
B. Hipotesis ... 38
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilah... 39
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 40
C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 42
D. Teknik Pengumpulan Data... 44
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data ... 63
B. Hasil Analisis Data... 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 74
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan... 82
B. Rekomendasi... 83
DAFTAR PUSTAKA 85
DAFTAR TABEL
2.1 Manifestasi budaya... 30
3.1 Populasi Sekolah... 42
3.2 Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y 48 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) 50 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y ( Budaya Sekolah )... 51
3.5 Perhitungan Reabilitas (Variabel X)... 53
3.6 Perhitungan Reabilitas (Variabel Y)... 55
3.7 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... 58
3.8 Tolok Ukur Korelasi... 61
4.1 Rekapitulasi Angket... 65
4.2 Nilai Skor Alternatif Jawaban... 65
4.3 Skor Mentah Variabel X... 66
4.4 Skor Mentah Variabel Y... 66
4.5 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... 67
4.6 Hasil Perhitungan WMS Variabel X... 68
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
DAFTAR GAMBAR
2.1Hipotesis Penelitian... 39
4.1 Gambar Poligon Distribusi Variabel X... 73
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi – kisi dan Angket Penelitian
a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 88
b. Angket Penelitian... 91
2. Hasil Uji Coba Angketa a. Uji Validitas... 98
b. Uji Reabilitas... 102
3. Pengolahan data a. Perhitungan WMS... 106
b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku... 111
c. Uji Normalitas Data... 118
d. Pengujian Hipotesis... 127
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan
tersebut terjadi akibat adanya era globalisasi yang mempengaruhi perubahan
disegala bidang. Era globalisasi menuntut adanya kemampuan serta keterampilan
yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Perubahan tersebut harus diantisipasi
oleh organisasi supaya mampu bertahan dan berkembang
Pemimpin suatu organisasi merupakan kunci utama suatu organisasi untuk
beradaptasi serta betahan dalam era globalisasi tersebut. Melalui seorang
pemimpin organisasi akan mampu menjawab tantangan serta tuntutan dalam era
penuh perubahan tersebut, salah satu kepemimpinan yang bisa membawa
organiasi tumbuh dan berkembang dalam era perubahan tersebut adalah pemimpin
transformasional.
Pemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke
depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, memelopori perubahan
dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk
kreatif dan inovatif, serta membangun teamwork yang solid, membawa
pembaharuan dalam etos kerja kinerja manajemen, berani dan bertanggung jawab
Hal senada diungkapkan oleh Yulk (1994:21) yang menyatakan bahwa
esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya
untuk berkinerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap
nilai-nilai baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, dan
menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.
Seorang pemimpin diharapkan mampu membawa perubahan dalam
organisasi tersebut, perubahan tersebut adalah termasuk kedalam pola tingkah
laku anggota yang ada di dalam organisasi yang memiliki harapan serta nilai yang
dianut yang bisa juga disebut sebagai budaya organiasi.
Budaya organisasi merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut
oleh anggota organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan
nilai-nilai yang dengan kuat membentuk perilaku para individu dan kelompok anggota
organisasi. Eldrige dan Crombi (Wirawan (2007: 9)), mendefinisikan, Budaya
organisasi sebagai konfigurasi unik dari norma, nilai, kepercayaan, dan cara-cara
berperilaku yang memberikan karakteristik cara kelompok dan individu bekerja
sama untuk menyelesaikan tugas.
Berdasarkan nilai dan harapan serta tingkah laku dan bertindak dalam
organisasi,budaya organisasi menjadi arah orang-orang dalam organisasi untuk
bertindak dan berprilaku. Dengan demikian budaya dapat diartikan sebagai pola
asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok
tertentu sebagai pembelajaran dalam mengatasi masalah organisasi. Prilaku
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
organisasi itu sendiri, dan peran pemimpin untuk merubah pola dan tingkah laku
anggota yang ada didalam suatu organisasi memiliki peranan yang penting.
Sekolah sebagai organisasi memiliki nilai serta norma tersendiri yang
tercermin dalam prilaku serta interaksi. Dari hasil tersebut maka sekolah
mempunyai budayanya sendiri dalam kata lain budaya sekolah
Komariah dan Triatna (2004:102) memberikan penjelasan mengenai budaya
sekolah:
Karakteristik khas sekolah yang dapat diidentifikasi melalui nilai yang
dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya dan
tindakan yang ditunjukan oleh seluruh personil sekolah yang membentuk suatu
kesatuan khusus dari system sekolah.
Budaya sekolah Sebagai nilai dan norma yang dianut oleh anggota
organisasi sekolah berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan berorganisasi,
budaya sekolah yang baik akan meningkatkan kemampuan serta produktivitas
sekolah itu sendiri sehingga pada akhirnya peningkatan kualitas serta mutu
pendidikan dapat dicapai
Akan tetapi sangat disayangkan, budaya yang ada disekolah seringkali
dianggap tidak mendukung produktivitas organisasi dalam usaha mencapai tujuan
yang diinginkan, seharusnya budaya yang ada disekolah mendukung upaya
sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu faktor yang dapat
mempengarui budaya yang ada di sekolah adalah kepemimpinan, dimana peran
kepemimpinan dapat merubah atau membuat budaya yang dapat mendukung
Disini peran kepemimpinan mengarahkan dan merubah budaya yang ada
menjadi budaya yang kreatif, dan produktif. Sehingga kepemimpinan dapat
merubah atau mengembangkan budaya yang ada didalam organisasi untuk bekerja
berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target kinerja yang ditetapkan.
Dari paparan yang telah disampaikan jelas bahwa kepemimpinan dapat
merubah serta menumbuhkan budaya organisasi, mengembangkan prilaku serta
tingkah laku orang-orang yang ada didalam suatu organisasi untuk selalu
berprilaku produktif dan selalu meningkatkan kinerja, bila itu dilakukan maka
secara langsung akan berpengariuh terhadap kinerja organisasi itu sendiri dalam
mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Batasan masalah berguna untuk memberikan batasan dalam
penelitian agar permasalahan yang akan diteliti tidak semakin meluas.
Penelitian saat ini hanya dibatasi secara konseptual dan kontekstual.
a. Secara konseptual peneliti akan melakukan pembahasan mengenai
Perilaku kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap
pengembangan budaya organisasi
b. Secara kontekstual penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana gambaran Perilaku Kepemimpinan Transformasional
Kepala Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan
Dinas Pendidikan Kab. Bandung ?
b. Bagaimana gambaran budaya Organisasi Sekolah Menengah Atas
Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung ?
c. Berapa besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional
Kepala Sekolah terhadap budaya organiasi di Sekolah Menengah Atas
Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung
C. Tujuan penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa
besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
terhadap Budaya Sekolah
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran tentang Perilaku Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri di
Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung
2. Untuk mengetahui gambaran budaya organisasi di Sekolah Menengah
Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung
3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap budaya organiasi di Sekolah
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian kontribusi manajemen humas terhadap
efektivitas sekolah adalah sebagai berikut:
1. Memberikan masukan baik secara teoritis, metodologis dan empiris
tentang beberapa gagasan yang perlu di pertimbangkan dalam aspek
pengelolaan pendidikan.
2. Sebagai acuan bagi pihak lembaga untuk mengembangkan budaya
organisasi yang dapat menciptakan pengembangan lembaga ke arah yang
lebih baik
3. Penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan
kajian ilmu administrasi pada umumnya dan bidang studi terkait lainnya.
E. Organisasi Skripsi
1. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
E. Organisasi Skripsi
F. Asumsi penelitian
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
1. Kepemimpinan transformasional
a. Model dan dimensi kepemimpinan transformasional
b. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional
2. Konsep Budaya Organisasi
a. Pengertian Budaya Organisasi
b. Unsur-unsur Budaya
c. Karakteristik Budaya Organisasi
d. Peran Budaya Organisasi
e. Konsep Budaya Sekolah
B. Hipotesis
3. BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Definisi Istilah
B. Populasi dan Sampel Penelitia
C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
4. BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data
B. Hasil Analisis Data
C. Pembahasan Hasil Penelitian
5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
F. Asumsi penelitian
Asumsi atau anggapan dasar merupakan ttitk tolak pemikiran dalam
suatu penelitian yang tidak dapat diragukan lagi oleh peneliti, sebagaimana
dikemukakan oleh Surakhmad ( 1993:93 ), bahwa anggapan dasar merupakan
suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti.
Berdasarkan pada hasil tinjauan sebelumnya maka dirumuskan
asumsi-asumsi yang mendasari penelitian ini sebagai berikut:
1. Kepemimpinan merupakan kemampuan menggerakan orang-orang dalam
organisasi agar bekerjasama mencapai tujuan
2. Kepemimpinan merupakan kunci bagi organisasi untuk bisa beradaptasi
dengan perubahan supaya organisasi tumbuh dan berkembang
3. Budaya organisasi merupakan suatu nilai-nilai, norma-norma serta
kepercayaan cara berperilaku seluruh organisasi
4. Prilaku orang-orang yang ada di dalam organisasi mempengaruhi
perkembangan organisasi itu sendiri
5. Kepemimpinan bisa merubah pola tingkah laku yang menjadi budaya
organisasi.
6. Oleh karena itu dibutuhkan peran kepemimpinan untuk mengembangkan
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Di dalam bab ini penulis akan membahas definisi istilah, populasi
penelitian, sampel penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data dan
teknik pengolahan data.
A. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap
istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba
menjelaskan pengertian serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut,
sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara
peneliti dengan pembaca. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh
Komaruddin (1998:57), bahwa:
Umumnya di dalam suatu ilmu sosial terdapat istilah-istilah yang berlainan untuk menunjukkan isi atau maksud yang sama. Objeknya sama tetapi istilah atau nama untuk objek itu berbeda-beda. Dan sebaliknya terdapat istilah yang sama tetapi untuk maksud berbeda.
Sesuai judul yang ada, maka pengertian dari masing-masing bagiannya
adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda
yang dapat atau ikut membentuk suatu watak atau tindakan seseorang
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang banyak memberikan
perhatrian kepada bawahannya untuk bekerja lebih baik dengan cara
menasehati, memberikan rangsangan atau stimulus kepada bawahannya,
dengan demikian para bawahan mempunyai motivasi yang tinggi dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
3. Budaya Sekolah
Budaya sekolah merupakan nilai atau norma yang ada, mengandung penuh
makna yang mengatur kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekolah.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan sumber data atau objek
penelitian, dimana data diperoleh dan untuk ruang lingkup hasil penelitian
diberlakukan. Sugiyono (2000: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah:
“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Oleh karena itu, sesuai
dengan masalah, maka yang dijadikan populasi sebagai sumber data adalah
guru-guru dilingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri Di Lingkungan
Dinas Pendidikan Kab.Bandung. Namun dikarenakan keterbatasan waktu
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
Di dalam penelitian ini, peneliti menganggap bahwa sampel penelitian
memiliki karakteristik yang sama atau homogen sehingga peneliti
menggunakan teknik pengambilan secara acak (simple random sampling)
yang menurut Sugiyono (2003: 93), yaitu:
Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Sedangkan penentuan jumlah sampel penelitian mengacu pada rumus
yang dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat
(1993: 82) yaitu tertera pada halaman berikutnya.
Rumus penentuan jumlah sampel penelitian:
n =
Dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
d = Presisi
n = = 73, 19 = 73
Maka dari itu sampel dari setiap sekolah adalah dirumuskan dalam
tabel berikut:
Tabel 3.1 Perhitungan Sampel
Nama Sekolah Perhitungan Sampel Jumlah Sampel
SMAN 1 Soreang 20
SMAN 1 Margahayu 22
SMAN 1 Katapang 15
SMAN 1 Margaasih 16
C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang
dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan, menyusun dan
menganalisis data serta menginterpretasikan arti data yang diteliti menjadi
suatu kesimpulan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu
penelitian. Winarno Surakhmad (1985: 131) mengemukakan bahwa:
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik
serta alat-alat tertentu”.
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
yang ditunjang oleh studi kepustakaan.
a. Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode yang dipergunakan dalam
penelitian sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi
pada masa sekarang. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985:
63) yaitu:
Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Selanjutnya Winarno Surakhmad (1985: 139-140) mengemukakan
ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:
1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang/pada masalah-masalah yang aktual.
2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk memperoleh
tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Winarno Surakhmad (1985: 61) bahwa:
Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa studi
kepustakaan akan menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan,
mengarahkan penelitiannya serta memperkuat kerangka berpikir peneliti
yang pada akhirnya dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang
diteliti.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan
masalah penelitian. Di dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik
tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar
relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
a. Penentuan Alat Pengumpul Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat
pengumpul data yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang
bersangkutan. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokkan
menjadi dua, yaitu teknik secara langsung dan teknik tidak langsung.
Berdasarkan permasalahan pada penelitian dan metode yang digunakan,
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
langsung, yaitu dengan menggunakan kuesioner (angket). Angket adalah
salah satu teknik penelitian yang dilakukan secara tertulis yang bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang fakta yang diketahui oleh subjek
penelitian tentang masalah yang sedang diteliti. Bentuk angket yang
disebarkan berupa angket berstruktur yang sering disebut angket tertutup,
dimana setiap pernyataan disertai dengan alternatif jawaban. Responden
hanya melakukan pilihan terhadap alternatif jawaban yang sesuai dengan
memberikan tanda checklist (v) pada kolom yang telah disediakan. Hal
ini sesuai dengan penyataan Sanafiah Faisal (1982: 178) bahwa:
Angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya atau tidak, jawaban singkat dan jawaban yang membubuhkan tanda chek (v) pada item yang termuat pada alternatif jawaban.
Adapun alasan penulis menggunakan angket tertutup adalah:
1) Memberikan kemudahan pada responden dalam memberikan
jawaban pada alternatif jawaban yang penulis sajikan.
2) Angket tertutup dapat menghimpun data dalam waktu singkat.
3) Responden akan lebih leluasa dan bebas dalam memberikan
jawaban.
4) Memudahkan peneliti dalam menganalisisnya terhadap
jawaban-jawaban yang telah diperoleh.
5) Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, biaya
dan waktu.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket
adalah:
1. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu
Kepemimpinan Transformasional untuk variabel X dan Budaya
Sekolah untuk variabel Y.
2. Menentukan indikator dari setiap variabel.
3. Variabel X (Kepemimpinan Transformasional), dengan indikator
tertera pada halaman berikutnya. Indikator variabel X:
a) Kharismatik
b) Inspiratif
c) Rangsangan Intelektual
d) Kepekaan Individual
Variabel Y (Prestasi Belajar), dengan indikator:
a) Nilai
b) Norma
c) Kebiasaan
4. Menyusun kisi-kisi angket
5. Menyusun pernyataan dari masing-masing variabel disertai alternatif jawabannya
6. Penulis menetapkan skor dari masing-masing jawaban angket baik variable x maupun variabel y. Penulis membuat skor alternatif
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
Tabel 3.3
Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y
Alternatif Jawaban Bobot/Skor
Selalu 4
Sering 3
Jarang 2
Tidak Pernah 1
c. Uji Coba Angket
Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket
yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden
yang sama dengan responden yang telah ditentukan untuk sumber data
penelitian atau responden lain yang memiliki karakteristik yang sama
dengan responden yang sebenarnya. Hal ini penting dilakukan untuk
dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi
dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun dalam
pernyataan dan jawaban angket. Pernyataan ini sejalan dengan
pendapat Sanafiah Faisal (1982: 38) yaitu:
Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.
Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan
analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan
reliabilitas.
Uji validitas bertujuan untuk menguji valid tidaknya
item-item instrumen penelitian dan untuk mengetahui apakah instrumen
suda benar-benar mengukur apa yang seharusnya di ukur atau
belum. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2003: 97) yaitu:
“Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen itu digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur”.
Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini
menggunakan metode uji validitas per item (analisis item), yaitu
dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut
positif dan besarnya 0,3 ke atas maka instrumen tersebut memiliki
validitas yang baik. Sugiyono (2003: 143) mengemukakan bahwa
“Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa
butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau
dibuang”.
Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product
Moment:
Keterangan:
N = Jumlah Responden
ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
ΣY = Jumlah skor total
Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan
Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan
Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan
pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir soal valid.
b) Jika rhitung negatif, dan rhitung < rtabel, maka butir soal tidak valid.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
Variabel X (Kepemimpinan Transformasional)
No Item
Nilai
Koefisien R Tabel Keterangan
22 0,690 0,468 V
23 0,578 0,468 V
24 0,583 0,468 V
25 (0,016) 0,468 T
Selanjutnya no. 15, 19, dan 25 dibuang.
Sedangkan hasil perhitungan variabel Y mengenai budaya sekolah
dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas dengan 25 item dan
dapat diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ( Budaya Sekolah )
No Item Nilai Koefisien R Tabel Keterangan
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
23 0,365 0,468 T
24 0,480 0,468 V
25 0,410 0,468 T
Selanjutnya no. 6, 23 dan 25 dibuang.
2) Uji Reliabilitas Instrumen
Hitungan Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya
keajegan instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan
setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sugiyono (2003:97) yang mengemukakan bahwa: “Instrumen yang
reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 168) menyatakan bahwa:
Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.
Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini,
penulis menggunakan teknik belah dua (split half methods)
terhadap instrument yang disusun. Adapun maksud belah kesatu
bernomor ganjil dan belah kedua bernomor genap. Kemudian
keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi Rank
Di mana:
r
xy = koefisien korelasi6 & 1 = Bilangan Konstan
D2 = Selisih beda antara beda peringkat X dan Y n = Jumlah sample
Kemudian, uji reabilitas dengan kriteria terima H0 jika
thitung > dari ttabel dengan dk = (n-2) pada tingkat kepercayaan
95%.
Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas masing-masing
adalah sebagai berikut:
a. Reabilitas Variabel X
Tabel 3.6
Perhitungan Reabilitas (Variabel X)
No Genap (x) Ganjil (y) D D2
1 40 40 0 0
2 44 42 2 4
3 36 34 2 4
4 45 42 3 9
5 37 43 -6 36
6 48 44 4 16
7 41 36 5 25
8 37 44 -7 49
9 41 45 -4 16
10 44 44 0 0
11 27 38 -11 121
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
13 44 46 -2 4
14 41 45 -4 16
15 41 45 -4 16
16 47 42 5 25
17 31 26 5 25
18 32 30 2 4
19 42 38 4 16
20 45 42 3 9
Total 431
Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 3,89, sedangkan t tabel
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel x reliabel
b. Reabilitas Variabel Y
Tabel 3.7
Perhitungan Reabilitas (Variabel X)
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen
antara kedua variabel dengan menggunakan rumus:
Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 6,671, sedangkan t tabel
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel y reliabel
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data
tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh
karena itu, maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas
generalisasi tentang masalah yang diteliti, sebagaimana pendapat yang
dikemukakan oleh Mohamad Ali (1995:151) bahwa:
generalisasi, pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti.
Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap
item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah
ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya.
3. Mengukur kecenderungan umum skor responden (x) dari variabel dengan
rumus Weighted Means Score (WMS), yaitu:
Ket:
X = rata-rata skor responden
X = jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden
N = jumlah responden
4. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS
sebagai berikut:
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
Tabel 3.8
Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
4,01 – 5,00 Sangat baik Selalu Selalu
3,01 – 4,00 Baik Sering Sering
2,01 – 3,00 Kurang Baik Jarang Jarang
1,01 – 2,00 Sangat Kurang Baik Tidak Pernah Tidak Pernah
2. Uji normalitas distribusi untuk mengetahui dan menentukan apakah
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik atau
non-parametrik. Untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan
bantuan program Ms. Office Excel 2007. Rumus yang digunakan adalah
rumus Chi-Kuadrat (X²) sebagai berikut:
Ket:
χ ² = Kuadrat chi yang dicari Fo = Frekuensi hasil penelitian
Fh = Frekuensi yang diharapkan
Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
b. Membuat batas bawah kiri interval dan batas atas skor kanan interval
c. Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:
BK = Skor batas kelas distribusi
X = Rata-rata untuk distribusi
SD = Standar Deviasi
d. Mencari luas O − Z dari daftar F
e. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mencari selisih luas O − Z
kelas interval yang berdekatan
f. Mencari Fh (frekuensi yang diharapkan) dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan N (jumlah responden)
g. Mencari Fo (frekuensi hasil penelitian) dengan cara melihat jumlah
setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi
h. Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan
i. Menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai
persentil untuk distribusi chi kuadrat.
3. Menghitung skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:
Ket:
Xi = Data skor dari setiap responden
X = Rata-rata
s = Simpangan baku
Adapun langkah-langkahnya untuk menggunakan rumus di atas, sebagai
berikut:
1) Menentukan terlebih dahulu skor tertinggi dan skor terendah.
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
2) Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor
terendah (SR), dengan rumus:
R = ST - SR
3) Menentukan banyaknya kelas interval, yaitu:
BK = 1 + 3,3 log n
4) Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi dengan
banyaknya kelas
P = R/BK
5) Mencari rata-rata (Mean), dengan rumus:
n fXi x
6) Mencari simpangan baku/standar deviasi, dengan rumus:
4. Menguji Hipotesis Penelitian
Setelah selesai tahap pengolahan data, kemudian dilanjutkan
dengan menguji hipotesis penelitian dalam rangka menganalisis data yang
sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian.
Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar
1) Analisis Korelasi
a. Untuk perhitungan koefisien korelasi dipergunakan rumus Pearson
Product Moment sebagai berikut:
2 2
2
2
Sebagai bahan untuk interpretasi atas hasil pengujian korelasi,
maka ditentukan tolok ukur sebagai berikut.
Tabel 3.9 Tolok Ukur Korelasi
Sugiyono (2009: 321)
b. Sedangkan untuk menguji signifikansi dengan menggunakan
rumus:
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga t tabel, dengan dk = n-2 dan pada tingkat signifikansi
tertentu. Jika thitung > dari ttabel maka terdapat hubungan yang
signifikan antara Variabel X dengan Variabel Y, dan sebaliknya. Kategori korelasi Kriteria
0,00 − 0,199 Sangat rendah
0,20 − 0,399 Rendah
0,40 − 0,599 Sedang
0,60 − 0,799 Kuat
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
c. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk
mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y.
Untuk mengujinya dipergunakan rumus:
KD = r² x 100%
Ket:
KD = Koefisien determinasi
r² = Kuadrat koefisien
d. Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan untuk mencari seberapa besar
hubungan fungsional antara variabel X (Kompensasi) dengan variabel
Y (Prestasi Kerja Pegawai). Rumus yang digunakan adalah:
bx a Y
Ket:
Y = Harga-harga variabel Y yang diramalkan
a = Harga garis regresi, yaitu apabila X = 0
b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y,
jika satu unit berubah pada X
X = Harga-harga pada variabel X
Dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah di
kemukakan di atas, diharapkan dapat membantu peneliti dalam
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil-hasil penelitian yang
diperoleh dari pengolahan data dan angka-angka statistik. Dalam pengambilan
keputusan, tidak terlepas dari teori yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan.
Selanjutnya penulis juga mencoba mengungkapkan saran-saran yang diajukan
kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan untuk penelitian lebih lanjut, sebagai bahan
masukan dalam mengembangkan penelitian pendidikan.
A. Kesimpulan
Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan
berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa perilaku kepemimpinan
transformasional kepala sekolah masuk dalam kategori baik yang berarti bahwa
kepala sekolah memiliki perilaku yang dapat membuat personel sekolah memiliki rasa
hormat terhadap kepala sekolah.
Kepala sekolah selalu memberikan motivasi terhadap para pesonel sekolah
untuk selalu meningkatkan kinerja dan profesionalitas kerja.
Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan item
berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa secara keseluruhan
budaya sekolah dikategorikan baik. Para personil sekolah memiliki nilai, norma dan
kebiasaan dalam kategori baik. Mentaati setiap peraturan yang diterapkan sekolah,
menjunjung nilai, etika dan kebiasaan yang baik disekolah yang dapat dikembangkan
menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat tolok ukur koefisien korelasi
antara variabel X dan Variabel Y.
Berdasarkan hasil perhitungan t test diartikan bahwa koefisien korelasi dan
daya determinasi pada variabel X dan Y adalah positif dan signifikan.
Koefisien determinasi pengaruh antara variabel x terhadap variabel y di SMA
Negeri Kabupaten Bandung berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga koefisien
determinasi sebesar 16,4%. Berarti Variabel X memiliki pengaruh terhadap Variabel
Y. Dan 83,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
Analisis regresi dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang
membuktikan adanya keterkaitan atau hubungan fungsional antara variabel X dan
Variabel Y. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana karena
penelitian dilakukan terhadap satu variabel bebas dan satu variabel terkait.
Dari persamaan regresi dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan pada
variabel X (Kepemimpinan Trasnsformasional) berpengaruh terhadap Variabel Y
(Budaya Sekolah).
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data dilapangan pada
dasarnya kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah pada empat SMA
Negeri di Kabupaten Bandung, sudah termasuk kategori baik. Namun demikian
penulis ingin mengajukan saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
kemajuan organisasi khususnya pada empat SMA Negeri di Kabupaten Bandung.
Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis yaitu:
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
memberikan motivasi untuk maju.
b. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mencari hal-hal baru untuk penyelesaian
permasalahan yang ada di sekolah
c. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mendengarkan ide dan pendapat dari
guru dan merencanakan seluruh kegiatan sekolah dengan bermunyawarah
dengan guru dan para personil sekolah.
2. Berkaitan dengan budaya sekolah
a. Terus menumbuhkan pemahaman para personil sekolah untuk lebih
mengetahui dan memahami visi dan misi sekolah
b. Menumbuhkembangkan para personil sekolah untuk selalu berpeganng teguh
pada norma dan nilai yang ada pada organisasi sekolah
c. Selalu berperilaku dan berdisiplin tinggi serta mentaati peraturan organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelian Untuk Administrasi &
Manajemen. Bandung: Dewaruci
Gaffar et al. (2003). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah,
Skripsi, Tesis, Disertasi. Depdiknas Universitas Pendidikan Indonesia.
Ndraha, Taliziduhu.(2005). Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudrajat, Akhmad. (2008). Teori Budaya Organisasi.[online].
Tersedia:http://pps.uny.ac.id/index.php?j=15 [10 Mei 2012]
Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Tika, Moh. Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Komariah, Aan. (2004). Pengaruh Visionary Leadership (Kepemimpinan
Visioner) dan Budaya Sekolah Terhadap Efektifitas Sekolah di Era
Desentralisasi pada SMAN di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota
Provinsi Jawa Barat. Desertasi Doktor Pada Jurusan Administrasi
pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Komariah, dan Triatna. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Nita Mulyani, 2012
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung
Triatna, Cepi.(2005). Kontribusi Lingkungan Eksternal, Lingkungan Internal, dan
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan
Budaya Sekolah Pada SMP Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota
Bandung Tahun 2005. Tesis Pada Jurusan Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
Wijaya. (2007). Menciptakan Budaya Sekolah Yang Tetap Eksis.[online]. Tersedia