• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAYA SEKOLAH PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP BUDAYA SEKOLAH PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan penelitian... 5

D. Manfaat penelitian... 6

E. Organisasi Skripsi... 6

(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Kepemimpinan transformasional

a. Pengertian Kepemimpinan Transformasional... 9

b. Model dan dimensi kepemimpinan transformasional... 11

c. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional... 18

2. Konsep Budaya Organisasi a. Pengertian Budaya Organisasi... 20

b. Unsur-unsur Budaya... 22

c. Unsur-unsur Budaya Organisasi... 23

d. Karakteristik Budaya Organisasi... 25

e. Peran Budaya Organisasi... 27

f. Konsep Budaya Sekolah... 30

B. Hipotesis ... 38

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilah... 39

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 40

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... 42

D. Teknik Pengumpulan Data... 44

(3)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data ... 63

B. Hasil Analisis Data... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 74

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan... 82

B. Rekomendasi... 83

DAFTAR PUSTAKA 85

(4)

DAFTAR TABEL

2.1 Manifestasi budaya... 30

3.1 Populasi Sekolah... 42

3.2 Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y 48 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional) 50 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y ( Budaya Sekolah )... 51

3.5 Perhitungan Reabilitas (Variabel X)... 53

3.6 Perhitungan Reabilitas (Variabel Y)... 55

3.7 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... 58

3.8 Tolok Ukur Korelasi... 61

4.1 Rekapitulasi Angket... 65

4.2 Nilai Skor Alternatif Jawaban... 65

4.3 Skor Mentah Variabel X... 66

4.4 Skor Mentah Variabel Y... 66

4.5 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... 67

4.6 Hasil Perhitungan WMS Variabel X... 68

(5)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

DAFTAR GAMBAR

2.1Hipotesis Penelitian... 39

4.1 Gambar Poligon Distribusi Variabel X... 73

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi – kisi dan Angket Penelitian

a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 88

b. Angket Penelitian... 91

2. Hasil Uji Coba Angketa a. Uji Validitas... 98

b. Uji Reabilitas... 102

3. Pengolahan data a. Perhitungan WMS... 106

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku... 111

c. Uji Normalitas Data... 118

d. Pengujian Hipotesis... 127

(7)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

tersebut terjadi akibat adanya era globalisasi yang mempengaruhi perubahan

disegala bidang. Era globalisasi menuntut adanya kemampuan serta keterampilan

yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Perubahan tersebut harus diantisipasi

oleh organisasi supaya mampu bertahan dan berkembang

Pemimpin suatu organisasi merupakan kunci utama suatu organisasi untuk

beradaptasi serta betahan dalam era globalisasi tersebut. Melalui seorang

pemimpin organisasi akan mampu menjawab tantangan serta tuntutan dalam era

penuh perubahan tersebut, salah satu kepemimpinan yang bisa membawa

organiasi tumbuh dan berkembang dalam era perubahan tersebut adalah pemimpin

transformasional.

Pemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memiliki visi ke

depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu

mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi, memelopori perubahan

dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individu karyawan untuk

kreatif dan inovatif, serta membangun teamwork yang solid, membawa

pembaharuan dalam etos kerja kinerja manajemen, berani dan bertanggung jawab

(8)

Hal senada diungkapkan oleh Yulk (1994:21) yang menyatakan bahwa

esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya

untuk berkinerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap

nilai-nilai baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, dan

menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.

Seorang pemimpin diharapkan mampu membawa perubahan dalam

organisasi tersebut, perubahan tersebut adalah termasuk kedalam pola tingkah

laku anggota yang ada di dalam organisasi yang memiliki harapan serta nilai yang

dianut yang bisa juga disebut sebagai budaya organiasi.

Budaya organisasi merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut

oleh anggota organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan

nilai-nilai yang dengan kuat membentuk perilaku para individu dan kelompok anggota

organisasi. Eldrige dan Crombi (Wirawan (2007: 9)), mendefinisikan, Budaya

organisasi sebagai konfigurasi unik dari norma, nilai, kepercayaan, dan cara-cara

berperilaku yang memberikan karakteristik cara kelompok dan individu bekerja

sama untuk menyelesaikan tugas.

Berdasarkan nilai dan harapan serta tingkah laku dan bertindak dalam

organisasi,budaya organisasi menjadi arah orang-orang dalam organisasi untuk

bertindak dan berprilaku. Dengan demikian budaya dapat diartikan sebagai pola

asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok

tertentu sebagai pembelajaran dalam mengatasi masalah organisasi. Prilaku

(9)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

organisasi itu sendiri, dan peran pemimpin untuk merubah pola dan tingkah laku

anggota yang ada didalam suatu organisasi memiliki peranan yang penting.

Sekolah sebagai organisasi memiliki nilai serta norma tersendiri yang

tercermin dalam prilaku serta interaksi. Dari hasil tersebut maka sekolah

mempunyai budayanya sendiri dalam kata lain budaya sekolah

Komariah dan Triatna (2004:102) memberikan penjelasan mengenai budaya

sekolah:

Karakteristik khas sekolah yang dapat diidentifikasi melalui nilai yang

dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya dan

tindakan yang ditunjukan oleh seluruh personil sekolah yang membentuk suatu

kesatuan khusus dari system sekolah.

Budaya sekolah Sebagai nilai dan norma yang dianut oleh anggota

organisasi sekolah berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan berorganisasi,

budaya sekolah yang baik akan meningkatkan kemampuan serta produktivitas

sekolah itu sendiri sehingga pada akhirnya peningkatan kualitas serta mutu

pendidikan dapat dicapai

Akan tetapi sangat disayangkan, budaya yang ada disekolah seringkali

dianggap tidak mendukung produktivitas organisasi dalam usaha mencapai tujuan

yang diinginkan, seharusnya budaya yang ada disekolah mendukung upaya

sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu faktor yang dapat

mempengarui budaya yang ada di sekolah adalah kepemimpinan, dimana peran

kepemimpinan dapat merubah atau membuat budaya yang dapat mendukung

(10)

Disini peran kepemimpinan mengarahkan dan merubah budaya yang ada

menjadi budaya yang kreatif, dan produktif. Sehingga kepemimpinan dapat

merubah atau mengembangkan budaya yang ada didalam organisasi untuk bekerja

berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target kinerja yang ditetapkan.

Dari paparan yang telah disampaikan jelas bahwa kepemimpinan dapat

merubah serta menumbuhkan budaya organisasi, mengembangkan prilaku serta

tingkah laku orang-orang yang ada didalam suatu organisasi untuk selalu

berprilaku produktif dan selalu meningkatkan kinerja, bila itu dilakukan maka

secara langsung akan berpengariuh terhadap kinerja organisasi itu sendiri dalam

mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Batasan masalah berguna untuk memberikan batasan dalam

penelitian agar permasalahan yang akan diteliti tidak semakin meluas.

Penelitian saat ini hanya dibatasi secara konseptual dan kontekstual.

a. Secara konseptual peneliti akan melakukan pembahasan mengenai

Perilaku kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap

pengembangan budaya organisasi

b. Secara kontekstual penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah

(11)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

2. Rumusan masalah

a. Bagaimana gambaran Perilaku Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Lingkungan

Dinas Pendidikan Kab. Bandung ?

b. Bagaimana gambaran budaya Organisasi Sekolah Menengah Atas

Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung ?

c. Berapa besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah terhadap budaya organiasi di Sekolah Menengah Atas

Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung

C. Tujuan penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa

besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

terhadap Budaya Sekolah

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran tentang Perilaku Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri di

Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung

2. Untuk mengetahui gambaran budaya organisasi di Sekolah Menengah

Atas Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan

transformasional kepala sekolah terhadap budaya organiasi di Sekolah

(12)

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian kontribusi manajemen humas terhadap

efektivitas sekolah adalah sebagai berikut:

1. Memberikan masukan baik secara teoritis, metodologis dan empiris

tentang beberapa gagasan yang perlu di pertimbangkan dalam aspek

pengelolaan pendidikan.

2. Sebagai acuan bagi pihak lembaga untuk mengembangkan budaya

organisasi yang dapat menciptakan pengembangan lembaga ke arah yang

lebih baik

3. Penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan

kajian ilmu administrasi pada umumnya dan bidang studi terkait lainnya.

E. Organisasi Skripsi

1. BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

C. Tujuan penelitian

D. Manfaat penelitian

E. Organisasi Skripsi

F. Asumsi penelitian

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

(13)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

1. Kepemimpinan transformasional

a. Model dan dimensi kepemimpinan transformasional

b. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

2. Konsep Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

b. Unsur-unsur Budaya

c. Karakteristik Budaya Organisasi

d. Peran Budaya Organisasi

e. Konsep Budaya Sekolah

B. Hipotesis

3. BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Definisi Istilah

B. Populasi dan Sampel Penelitia

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data

B. Hasil Analisis Data

C. Pembahasan Hasil Penelitian

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

(14)

F. Asumsi penelitian

Asumsi atau anggapan dasar merupakan ttitk tolak pemikiran dalam

suatu penelitian yang tidak dapat diragukan lagi oleh peneliti, sebagaimana

dikemukakan oleh Surakhmad ( 1993:93 ), bahwa anggapan dasar merupakan

suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh peneliti.

Berdasarkan pada hasil tinjauan sebelumnya maka dirumuskan

asumsi-asumsi yang mendasari penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepemimpinan merupakan kemampuan menggerakan orang-orang dalam

organisasi agar bekerjasama mencapai tujuan

2. Kepemimpinan merupakan kunci bagi organisasi untuk bisa beradaptasi

dengan perubahan supaya organisasi tumbuh dan berkembang

3. Budaya organisasi merupakan suatu nilai-nilai, norma-norma serta

kepercayaan cara berperilaku seluruh organisasi

4. Prilaku orang-orang yang ada di dalam organisasi mempengaruhi

perkembangan organisasi itu sendiri

5. Kepemimpinan bisa merubah pola tingkah laku yang menjadi budaya

organisasi.

6. Oleh karena itu dibutuhkan peran kepemimpinan untuk mengembangkan

(15)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Di dalam bab ini penulis akan membahas definisi istilah, populasi

penelitian, sampel penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data dan

teknik pengolahan data.

A. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap

istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba

menjelaskan pengertian serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut,

sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara

peneliti dengan pembaca. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh

Komaruddin (1998:57), bahwa:

Umumnya di dalam suatu ilmu sosial terdapat istilah-istilah yang berlainan untuk menunjukkan isi atau maksud yang sama. Objeknya sama tetapi istilah atau nama untuk objek itu berbeda-beda. Dan sebaliknya terdapat istilah yang sama tetapi untuk maksud berbeda.

Sesuai judul yang ada, maka pengertian dari masing-masing bagiannya

adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda

yang dapat atau ikut membentuk suatu watak atau tindakan seseorang

(16)

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang banyak memberikan

perhatrian kepada bawahannya untuk bekerja lebih baik dengan cara

menasehati, memberikan rangsangan atau stimulus kepada bawahannya,

dengan demikian para bawahan mempunyai motivasi yang tinggi dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

3. Budaya Sekolah

Budaya sekolah merupakan nilai atau norma yang ada, mengandung penuh

makna yang mengatur kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan sumber data atau objek

penelitian, dimana data diperoleh dan untuk ruang lingkup hasil penelitian

diberlakukan. Sugiyono (2000: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah:

“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Oleh karena itu, sesuai

dengan masalah, maka yang dijadikan populasi sebagai sumber data adalah

guru-guru dilingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri Di Lingkungan

Dinas Pendidikan Kab.Bandung. Namun dikarenakan keterbatasan waktu

(17)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Di dalam penelitian ini, peneliti menganggap bahwa sampel penelitian

memiliki karakteristik yang sama atau homogen sehingga peneliti

menggunakan teknik pengambilan secara acak (simple random sampling)

yang menurut Sugiyono (2003: 93), yaitu:

Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Sedangkan penentuan jumlah sampel penelitian mengacu pada rumus

yang dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat

(1993: 82) yaitu tertera pada halaman berikutnya.

Rumus penentuan jumlah sampel penelitian:

n =

Dimana:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

d = Presisi

(18)

n = = 73, 19 = 73

Maka dari itu sampel dari setiap sekolah adalah dirumuskan dalam

tabel berikut:

Tabel 3.1 Perhitungan Sampel

Nama Sekolah Perhitungan Sampel Jumlah Sampel

SMAN 1 Soreang 20

SMAN 1 Margahayu 22

SMAN 1 Katapang 15

SMAN 1 Margaasih 16

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang

dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan, menyusun dan

menganalisis data serta menginterpretasikan arti data yang diteliti menjadi

suatu kesimpulan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu

penelitian. Winarno Surakhmad (1985: 131) mengemukakan bahwa:

(19)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik

serta alat-alat tertentu”.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

yang ditunjang oleh studi kepustakaan.

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode yang dipergunakan dalam

penelitian sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi

pada masa sekarang. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985:

63) yaitu:

Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Selanjutnya Winarno Surakhmad (1985: 139-140) mengemukakan

ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:

1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang/pada masalah-masalah yang aktual.

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk memperoleh

(20)

tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Winarno Surakhmad (1985: 61) bahwa:

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa studi

kepustakaan akan menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan,

mengarahkan penelitiannya serta memperkuat kerangka berpikir peneliti

yang pada akhirnya dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang

diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan

masalah penelitian. Di dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik

tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar

relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

a. Penentuan Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat

pengumpul data yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang

bersangkutan. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokkan

menjadi dua, yaitu teknik secara langsung dan teknik tidak langsung.

Berdasarkan permasalahan pada penelitian dan metode yang digunakan,

(21)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

langsung, yaitu dengan menggunakan kuesioner (angket). Angket adalah

salah satu teknik penelitian yang dilakukan secara tertulis yang bertujuan

untuk memperoleh informasi tentang fakta yang diketahui oleh subjek

penelitian tentang masalah yang sedang diteliti. Bentuk angket yang

disebarkan berupa angket berstruktur yang sering disebut angket tertutup,

dimana setiap pernyataan disertai dengan alternatif jawaban. Responden

hanya melakukan pilihan terhadap alternatif jawaban yang sesuai dengan

memberikan tanda checklist (v) pada kolom yang telah disediakan. Hal

ini sesuai dengan penyataan Sanafiah Faisal (1982: 178) bahwa:

Angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya atau tidak, jawaban singkat dan jawaban yang membubuhkan tanda chek (v) pada item yang termuat pada alternatif jawaban.

Adapun alasan penulis menggunakan angket tertutup adalah:

1) Memberikan kemudahan pada responden dalam memberikan

jawaban pada alternatif jawaban yang penulis sajikan.

2) Angket tertutup dapat menghimpun data dalam waktu singkat.

3) Responden akan lebih leluasa dan bebas dalam memberikan

jawaban.

4) Memudahkan peneliti dalam menganalisisnya terhadap

jawaban-jawaban yang telah diperoleh.

5) Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, biaya

dan waktu.

(22)

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket

adalah:

1. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu

Kepemimpinan Transformasional untuk variabel X dan Budaya

Sekolah untuk variabel Y.

2. Menentukan indikator dari setiap variabel.

3. Variabel X (Kepemimpinan Transformasional), dengan indikator

tertera pada halaman berikutnya. Indikator variabel X:

a) Kharismatik

b) Inspiratif

c) Rangsangan Intelektual

d) Kepekaan Individual

Variabel Y (Prestasi Belajar), dengan indikator:

a) Nilai

b) Norma

c) Kebiasaan

4. Menyusun kisi-kisi angket

5. Menyusun pernyataan dari masing-masing variabel disertai alternatif jawabannya

6. Penulis menetapkan skor dari masing-masing jawaban angket baik variable x maupun variabel y. Penulis membuat skor alternatif

(23)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Tabel 3.3

Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y

Alternatif Jawaban Bobot/Skor

Selalu 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

c. Uji Coba Angket

Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket

yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden

yang sama dengan responden yang telah ditentukan untuk sumber data

penelitian atau responden lain yang memiliki karakteristik yang sama

dengan responden yang sebenarnya. Hal ini penting dilakukan untuk

dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi

dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun dalam

pernyataan dan jawaban angket. Pernyataan ini sejalan dengan

pendapat Sanafiah Faisal (1982: 38) yaitu:

Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.

Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan

analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan

reliabilitas.

(24)

Uji validitas bertujuan untuk menguji valid tidaknya

item-item instrumen penelitian dan untuk mengetahui apakah instrumen

suda benar-benar mengukur apa yang seharusnya di ukur atau

belum. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2003: 97) yaitu:

“Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen itu digunakan

untuk mengukur apa yang hendak diukur”.

Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini

menggunakan metode uji validitas per item (analisis item), yaitu

dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut

positif dan besarnya 0,3 ke atas maka instrumen tersebut memiliki

validitas yang baik. Sugiyono (2003: 143) mengemukakan bahwa

“Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa

butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau

dibuang”.

Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product

Moment:

Keterangan:

N = Jumlah Responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

(25)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

ΣY = Jumlah skor total

Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan

Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan

pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir soal valid.

b) Jika rhitung negatif, dan rhitung < rtabel, maka butir soal tidak valid.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

Variabel X (Kepemimpinan Transformasional)

No Item

Nilai

Koefisien R Tabel Keterangan

(26)

22 0,690 0,468 V

23 0,578 0,468 V

24 0,583 0,468 V

25 (0,016) 0,468 T

Selanjutnya no. 15, 19, dan 25 dibuang.

Sedangkan hasil perhitungan variabel Y mengenai budaya sekolah

dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas dengan 25 item dan

dapat diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ( Budaya Sekolah )

No Item Nilai Koefisien R Tabel Keterangan

(27)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

23 0,365 0,468 T

24 0,480 0,468 V

25 0,410 0,468 T

Selanjutnya no. 6, 23 dan 25 dibuang.

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Hitungan Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya

keajegan instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan

setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sugiyono (2003:97) yang mengemukakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 168) menyatakan bahwa:

Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik belah dua (split half methods)

terhadap instrument yang disusun. Adapun maksud belah kesatu

bernomor ganjil dan belah kedua bernomor genap. Kemudian

keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi Rank

(28)

Di mana:

r

xy = koefisien korelasi

6 & 1 = Bilangan Konstan

D2 = Selisih beda antara beda peringkat X dan Y n = Jumlah sample

Kemudian, uji reabilitas dengan kriteria terima H0 jika

thitung > dari ttabel dengan dk = (n-2) pada tingkat kepercayaan

95%.

Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas masing-masing

adalah sebagai berikut:

a. Reabilitas Variabel X

Tabel 3.6

Perhitungan Reabilitas (Variabel X)

No Genap (x) Ganjil (y) D D2

1 40 40 0 0

2 44 42 2 4

3 36 34 2 4

4 45 42 3 9

5 37 43 -6 36

6 48 44 4 16

7 41 36 5 25

8 37 44 -7 49

9 41 45 -4 16

10 44 44 0 0

11 27 38 -11 121

(29)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

13 44 46 -2 4

14 41 45 -4 16

15 41 45 -4 16

16 47 42 5 25

17 31 26 5 25

18 32 30 2 4

19 42 38 4 16

20 45 42 3 9

Total 431

Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen

(30)

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 3,89, sedangkan t tabel

dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel x reliabel

b. Reabilitas Variabel Y

Tabel 3.7

Perhitungan Reabilitas (Variabel X)

(31)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen

antara kedua variabel dengan menggunakan rumus:

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 6,671, sedangkan t tabel

dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel y reliabel

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data

tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh

karena itu, maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang

sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas

generalisasi tentang masalah yang diteliti, sebagaimana pendapat yang

dikemukakan oleh Mohamad Ali (1995:151) bahwa:

(32)

generalisasi, pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti.

Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah

ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya.

3. Mengukur kecenderungan umum skor responden (x) dari variabel dengan

rumus Weighted Means Score (WMS), yaitu:

Ket:

X = rata-rata skor responden

X = jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden

N = jumlah responden

4. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS

sebagai berikut:

(33)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Tabel 3.8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat baik Selalu Selalu

3,01 – 4,00 Baik Sering Sering

2,01 – 3,00 Kurang Baik Jarang Jarang

1,01 – 2,00 Sangat Kurang Baik Tidak Pernah Tidak Pernah

2. Uji normalitas distribusi untuk mengetahui dan menentukan apakah

pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik atau

non-parametrik. Untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan

bantuan program Ms. Office Excel 2007. Rumus yang digunakan adalah

rumus Chi-Kuadrat (X²) sebagai berikut:

Ket:

χ ² = Kuadrat chi yang dicari Fo = Frekuensi hasil penelitian

Fh = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi frekuensi

b. Membuat batas bawah kiri interval dan batas atas skor kanan interval

c. Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

(34)

BK = Skor batas kelas distribusi

X = Rata-rata untuk distribusi

SD = Standar Deviasi

d. Mencari luas O − Z dari daftar F

e. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mencari selisih luas O − Z

kelas interval yang berdekatan

f. Mencari Fh (frekuensi yang diharapkan) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan N (jumlah responden)

g. Mencari Fo (frekuensi hasil penelitian) dengan cara melihat jumlah

setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi

h. Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan

i. Menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai

persentil untuk distribusi chi kuadrat.

3. Menghitung skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

Ket:

Xi = Data skor dari setiap responden

X = Rata-rata

s = Simpangan baku

Adapun langkah-langkahnya untuk menggunakan rumus di atas, sebagai

berikut:

1) Menentukan terlebih dahulu skor tertinggi dan skor terendah.

(35)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

2) Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor

terendah (SR), dengan rumus:

R = ST - SR

3) Menentukan banyaknya kelas interval, yaitu:

BK = 1 + 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi dengan

banyaknya kelas

P = R/BK

5) Mencari rata-rata (Mean), dengan rumus:

n fXi x

6) Mencari simpangan baku/standar deviasi, dengan rumus:

4. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai tahap pengolahan data, kemudian dilanjutkan

dengan menguji hipotesis penelitian dalam rangka menganalisis data yang

sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian.

Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar

(36)

1) Analisis Korelasi

a. Untuk perhitungan koefisien korelasi dipergunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut:

2 2

2

2

Sebagai bahan untuk interpretasi atas hasil pengujian korelasi,

maka ditentukan tolok ukur sebagai berikut.

Tabel 3.9 Tolok Ukur Korelasi

Sugiyono (2009: 321)

b. Sedangkan untuk menguji signifikansi dengan menggunakan

rumus:

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

harga t tabel, dengan dk = n-2 dan pada tingkat signifikansi

tertentu. Jika thitung > dari ttabel maka terdapat hubungan yang

signifikan antara Variabel X dengan Variabel Y, dan sebaliknya. Kategori korelasi Kriteria

0,00 − 0,199 Sangat rendah

0,20 − 0,399 Rendah

0,40 − 0,599 Sedang

0,60 − 0,799 Kuat

(37)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

c. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk

mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y.

Untuk mengujinya dipergunakan rumus:

KD = r² x 100%

Ket:

KD = Koefisien determinasi

r² = Kuadrat koefisien

d. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mencari seberapa besar

hubungan fungsional antara variabel X (Kompensasi) dengan variabel

Y (Prestasi Kerja Pegawai). Rumus yang digunakan adalah:

bx a Y  

Ket:

Y = Harga-harga variabel Y yang diramalkan

a = Harga garis regresi, yaitu apabila X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y,

jika satu unit berubah pada X

X = Harga-harga pada variabel X

(38)

 

  

Dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah di

kemukakan di atas, diharapkan dapat membantu peneliti dalam

(39)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil-hasil penelitian yang

diperoleh dari pengolahan data dan angka-angka statistik. Dalam pengambilan

keputusan, tidak terlepas dari teori yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan.

Selanjutnya penulis juga mencoba mengungkapkan saran-saran yang diajukan

kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan untuk penelitian lebih lanjut, sebagai bahan

masukan dalam mengembangkan penelitian pendidikan.

A. Kesimpulan

Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan

berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa perilaku kepemimpinan

transformasional kepala sekolah masuk dalam kategori baik yang berarti bahwa

kepala sekolah memiliki perilaku yang dapat membuat personel sekolah memiliki rasa

hormat terhadap kepala sekolah.

Kepala sekolah selalu memberikan motivasi terhadap para pesonel sekolah

untuk selalu meningkatkan kinerja dan profesionalitas kerja.

Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan item

berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa secara keseluruhan

budaya sekolah dikategorikan baik. Para personil sekolah memiliki nilai, norma dan

kebiasaan dalam kategori baik. Mentaati setiap peraturan yang diterapkan sekolah,

menjunjung nilai, etika dan kebiasaan yang baik disekolah yang dapat dikembangkan

menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat tolok ukur koefisien korelasi

(40)

antara variabel X dan Variabel Y.

Berdasarkan hasil perhitungan t test diartikan bahwa koefisien korelasi dan

daya determinasi pada variabel X dan Y adalah positif dan signifikan.

Koefisien determinasi pengaruh antara variabel x terhadap variabel y di SMA

Negeri Kabupaten Bandung berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga koefisien

determinasi sebesar 16,4%. Berarti Variabel X memiliki pengaruh terhadap Variabel

Y. Dan 83,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Analisis regresi dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang

membuktikan adanya keterkaitan atau hubungan fungsional antara variabel X dan

Variabel Y. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana karena

penelitian dilakukan terhadap satu variabel bebas dan satu variabel terkait.

Dari persamaan regresi dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan pada

variabel X (Kepemimpinan Trasnsformasional) berpengaruh terhadap Variabel Y

(Budaya Sekolah).

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data dilapangan pada

dasarnya kepemimpinan transformasional dan budaya sekolah pada empat SMA

Negeri di Kabupaten Bandung, sudah termasuk kategori baik. Namun demikian

penulis ingin mengajukan saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi

kemajuan organisasi khususnya pada empat SMA Negeri di Kabupaten Bandung.

Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis yaitu:

(41)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

memberikan motivasi untuk maju.

b. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mencari hal-hal baru untuk penyelesaian

permasalahan yang ada di sekolah

c. Kepala sekolah berusaha untuk selalu mendengarkan ide dan pendapat dari

guru dan merencanakan seluruh kegiatan sekolah dengan bermunyawarah

dengan guru dan para personil sekolah.

2. Berkaitan dengan budaya sekolah

a. Terus menumbuhkan pemahaman para personil sekolah untuk lebih

mengetahui dan memahami visi dan misi sekolah

b. Menumbuhkembangkan para personil sekolah untuk selalu berpeganng teguh

pada norma dan nilai yang ada pada organisasi sekolah

c. Selalu berperilaku dan berdisiplin tinggi serta mentaati peraturan organisasi

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelian Untuk Administrasi &

Manajemen. Bandung: Dewaruci

Gaffar et al. (2003). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan Buku, Makalah,

Skripsi, Tesis, Disertasi. Depdiknas Universitas Pendidikan Indonesia.

Ndraha, Taliziduhu.(2005). Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Teori Budaya Organisasi.[online].

Tersedia:http://pps.uny.ac.id/index.php?j=15 [10 Mei 2012]

Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Tika, Moh. Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Komariah, Aan. (2004). Pengaruh Visionary Leadership (Kepemimpinan

Visioner) dan Budaya Sekolah Terhadap Efektifitas Sekolah di Era

Desentralisasi pada SMAN di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota

Provinsi Jawa Barat. Desertasi Doktor Pada Jurusan Administrasi

pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Komariah, dan Triatna. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.

(43)

Nita Mulyani, 2012

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung

Triatna, Cepi.(2005). Kontribusi Lingkungan Eksternal, Lingkungan Internal, dan

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Pembentukan

Budaya Sekolah Pada SMP Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota

Bandung Tahun 2005. Tesis Pada Jurusan Administrasi Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Wijaya. (2007). Menciptakan Budaya Sekolah Yang Tetap Eksis.[online]. Tersedia

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Sekolah
tabel berikut:
Tabel 3.3
Tabel 3.4  Hasil Uji Validitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berlandaskan pada pelaksanaan kebijakan dan pencapaian hasil-hasil pembangunan tahap sebelumnya, serta sebagai bentuk keberlanjutan dari pelaksanaan RPJMD III (2017-2021), maka

sama pada pihak lain berkaitan pelaksanaan fungsi kantor cabang pembantu.. Membuat laporan terkait operasional Seksi Pelayanan Nasabah sesuai. ketentuan

Dengan demikian hipotesis penelitian dapat dibuktikan (teruji); (4) persepsi karyawan terhadap learning organization memandang baik atau sangat pentingnya learning

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum/Nilai. Oleh : Wilodati

dapat meningkatkan kemampuan dalam penerapan problem based learning pada. pelaksanaan praktik

“ Bagaimanakah kualitas tes tertulis Two-tier Multiple Choice yang dikembangkan pada materi pokok Organisasi

Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi para siswa di MTs Al- Inayah Bandung