No. Daftar/FPEB/428/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI SISWA TENTANG WIRAUSAHA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA
(Survey pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh Lindawati
0900659
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Lindawati, 2013
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN
PERSEPSI SISWA TENTANG WIRAUSAHA TERHADAP
MINAT BERWIRAUSAHA
(Survei pada Siswa Kelas XII SMKN di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh:
LINDAWATI
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Lindawati 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
LINDAWATI
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI SISWA TENTANG WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA
(Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Dr. Ikaputera Waspada, M.M
NIP. 19610420 198703 1 002
Pembimbing II
Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.
NIP. 19641203 199302 1 001
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Dr. Ikaputera Waspada, MM.
Lindawati, 2013
ABSTRAK
Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Siswa tentang Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota
Bandung Tahun Ajaran 2013/ 2014) Pembimbing 1 : Dr. Ikaputera Waspada, M.M.
Pembimbing 2 : Dr. A Jajang W Mahri, M.Si.
Oleh
Lindawati 0900659
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung, padahal lulusan SMK dipersiapkan untuk bekerja dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri (berwirausaha). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan persepsi siswa tentang wirausaha terhadap minat berwirausaha siswa SMK.
Objek yang menjadi sasaran dalam penelitian adalah siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah survey eksplanatory. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket dan tes pilihan ganda dengan jumlah sampel 375 orang siswa yang diambil secara proportionate
random sampling.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan penelitian, (1) pengetahuan kewirausahaan siswa tergolong cukup, persepsi siswa tentang wirausaha tergolong baik, dan minat berwirausaha siswa tergolong tinggi, (2) pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi siswa tentang wirausaha, (3) pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, (4) persepsi tentang wirausaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, dan (5) pengetahuan kewirausahaan dan persepsi siswa tentang wirausaha berpengaruh positif secara simultan terhadap minat berwirausaha.
Kata kunci : pengetahuan kewirausahaan, persepsi tentang wirausaha, minat
ABSTRACT
The Influence of Entrepreneurial Knowledge and Student Perception about Entrepreneurship towards an Interest in Entrepreneurship (Survey on third grade
students at SMK Negeri Bandung 2013/2014), Supervisor 1: Dr. Ikaputera Waspada, M.M.
Supervisor 2: Dr. A Jajang W Mahri, M.Si.
Lindawati 0900659
The problem of the study is a low interest of entrepreneurship among third grade students at SMK Negeri Bandung, where as SMK graduates are expected to create their own employment. Therefore, the aim of the study is examining the influence of entrepreneurial knowledge and student perception about entrepreneurship towards an interest in entrepreneurship among SMK students.
The objects of the study are third grade students at SMK Negeri Bandung and the method of the study is survey explanatory. The data collection uses a questionnaire as an instrument with multiple choice test of 375 samples of students which are determined by proportionate random sampling.
The data analysis reveal that (1) entrepreneurial knowledge of students is quite enough, student perception about entrepreneurship and student interest in entrepreneurship are relatively high, (2) entrepreneurial knowledge have a positive and significant influences toward student perception about entrepreneurship, (3) entrepreneurial knowledge have a positive and significant influences toward student interest in entrepreneurship, (4) perception of entrepreneurship have a positive and significant influences toward an interest in entrepreneurship, and (5) entrepreneurial knowledge and student perception about entrepreneurship have a positive influence simultaneously toward an interest in entrepreneurship.
Lindawati, 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark n UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark n ABSTRAK ... Error! Bookmark n DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark n DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark n DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark n BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark n 1.1. Latar Belakang ... Error! Bookmark n 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark n 1.3. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark n 1.4. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark n BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS . Error! Bookmark n 2.1. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark n 2.1.1. Konsep Kewirausahaan ... Error! Bookmark n 2.1.2. Minat Berwirausaha ... Error! Bookmark n 2.1.3. Pengetahuan Kewirausahaan ... Error! Bookmark n 2.1.4. Persepsi tentang Wirausaha... Error! Bookmark n 2.2. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark n 2.3. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark n
2.3.1. Keterkaitan antara Pengetahuan Kewirausahaan dengan
Persepsi Siswa tentang Wirausaha ... Error! Bookmark n 2.3.2. Keterkaitan antara Pengetahuan Kewirausahaan dengan Minat
Berwirausaha ... Error! Bookmark n 2.3.3. Keterkaitan antara Persepsi tentang Wirausaha dengan Minat
3.7. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark n 3.7.1. Uji Validitas ... Error! Bookmark n 3.7.2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark n 3.7.3. Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark n 3.8. Pengujian Persyaratan Analisis ... Error! Bookmark n 3.8.1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark n 3.8.2. Uji Multikolinieritas ... Error! Bookmark n 3.9. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark n 3.10. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark n BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark n 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark n 4.2. Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark n 4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi Keahlian ... Error! Bookmark n 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark n 4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark n 4.3. Hasil Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark n 4.3.1. Uji Validitas ... Error! Bookmark n 4.3.2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark n 4.3.3. Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark n 4.4. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis ... Error! Bookmark n 4.4.1. Uji Normalitas Data ... Error! Bookmark n 4.4.2. Uji Multikolinieritas ... Error! Bookmark n 4.5. Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark n 4.5.1. Gambaran Umum Pengetahuan Kewirausahaan (X1) ... Error! Bookmark n
4.5.2. Gambaran Umum Persepsi Siswa tentang Wirausaha (X2) ... Error! Bookmark n
4.5.3. Gambaran Umum Minat Berwirausaha (Y) ... Error! Bookmark n 4.6. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark n 4.6.1 Analisis Path Sub-struktur 1... Error! Bookmark n 4.6.2 Analisis Path Sub-struktur 2... Error! Bookmark n 4.6.3 Uji Kesesuian Model (Overall Model Fit) ... Error! Bookmark n 4.6.4 Dekomposisi Pengaruh Antarvariabel ... Error! Bookmark n 4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark n 4.7.1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) ... Error! Bookmark n
4.7.2. Persepsi tentang Wirausaha (X2) ... Error! Bookmark n
4.7.3. Minat Berwirausaha (Y) ... Error! Bookmark n 4.7.4. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan (X1) terhadap Persepsi
Siswa tentang Wirausaha (X2) ... Error! Bookmark n
4.7.5. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan (X1) terhadap Minat
Berwirausaha (Y) ... Error! Bookmark n 4.7.6. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Wirausaha (X2) terhadap
Minat Berwirausaha (Y) ... Error! Bookmark n 4.7.7. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan (X1) dan Persepsi
Siswa tentang Wirausaha (X2) terhadap Minat Berwirausaha
Lindawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2015 Indonesia harus menghadapi persaingan global yang semakin terbuka, kerjasama Indonesia dengan negara-negara Association South
Each Asia Nation (ASEAN) melalui penandatanganan Asean Economic
Community (AEC), memperbolehkan setiap negara anggota ASEAN bebas keluar
masuk ke negara-negara tetangganya diseluruh kawasan ASEAN termasuk ke negara Indonesia. Produk-produk hasil industri negara Indonesia harus mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri, selain itu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya pun harus mampu bersaing dengan SDM dari negara asing. “Negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan, sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan” (Suryana, 2006: 79). Pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan pengangguran bagi SDM. Pengangguran umumnya disebabkan kerena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia dan semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerjanya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh kelompok terdidik, datanya dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2008-2012
(dalam Jiwa)
No.
Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Tidak/belum
pernah sekolah 103.206 90.471 157.586 190.370 82.411
2 Belum/tidak tamat
Lindawati, 2013
(SD) 2.099.968 1.531.671 1.402.858 1.120.090 1.449.508 4 SLTP 1.973.986 1.770.823 1.661.449 1.890.755 1.701.294 5 SLTA Umum 2.403.394 2.472.245 2.149.123 2.042.629 1.832.109 6 SLTA Kejuruan 1.409.128 1.407.226 1.195.192 1.032.317 1.041.265
7 Diploma
I,II,III/Akademi 362.683 441.100 443.222 244.687 196.780 8 Universitas 598.318 701.651 710.128 492.343 438.210 Total 9.394.515 8.962.617 8.319.779 7.700.086 7.244.956 Sumber: Sakernas BPS Indonesia Tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.
Secara absolut jumlah pengangguran di Indonesia terdistribusi disemua jenjang pendidikan, seperti disajikan pada Tabel 1.1. Selama periode 2008-2012 jumlah pengangguran terbuka berfluktuatif dan data terakhir menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terdidik yang mengalami peningkatan dari tahun 2011-2012 yaitu, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) meningkat sebanyak 328.418 orang dan Pendidikan SLTA Kejuruan (SMK) meningkat sebanyak 8.948 orang.
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS (www.finance.detik.com, 2012) menyampaikan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,34% dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,51%. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD ke bawah naik 0,13% dan TPT untuk tingkat pendidikan Diploma I/II/III naik 0,34%. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak lulusan SMA dan SMK yang menganggur.
melanjutkan, sehingga akhirnya mereka harus menganggur karena tidak dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja.
SMK hadir sebagai solusi pemerintah untuk mengentaskan pengangguran yang jumlahnya terus bertambah. Program pendidikan SMK dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan siap untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan yang disesuaikan dengan keterampilan dan bakat yang dimiliki. Siswa SMK diajak untuk belajar disekolah dan belajar didunia kerja dengan praktek secara nyata sesuai dengan bidang yang dipelajari melalui program Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Melalui PSG diharapkan para siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, serta perubahan sikap, sehingga dapat membekali dirinya untuk memilih, menetapkan, dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan potensi dirinya (Depdikbud, 1999).
Besar sekali harapan pemerintah terhadap Program Pendidikan SMK dalam mengatasi pengangguran, namun pada kenyataannya program tersebut belum sepenuhnya berhasil. Pada tahun 2012 TPT di Jawa Barat berdasarkan pendidikan didominasi oleh Tamatan Pendidikan Menengah ke atas mencapai 49,36%. Datanya dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2
Penduduk Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ` Menurut Pendidikan Tingkat Provinsi Jawa Barat
Pendidikan Bekerja Pengangguran Total TPT
(Jiwa) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%)
<= SD 8.928.460 49,14 602.054 30,58 9.530.514 6,32
SMP 3.360.773 18,50 499.600 25,37 3.860.373 12,94
SMA Umum 2.735.322 15,05 411.890 20,92 3.147.212 13,09
SMA Kejuruan 1.656.635 9,12 281,345 14,29 1.937.980 14,52
Diploma I/II/III 454.309 0,003 61,577 3,13 515.886 11,94
Universitas 1.034/153 5,69 112.540 5,71 1.146.693 9,81
Total 18.169.652 100 1.969.006 100 20.138.658 9,78
Sumber: Sakernas BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Lindawati, 2013
Gambar 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2012
Berdasarkan Gambar 1.1 TPT SMK di Jawa Barat pada tahun 2012 mencapai 14,52% lebih besar dibandingkan dengan TPT tamatan SMA sebesar 13,09% dan Diploma sebesar 11,94%.
Salah satu program penting untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran adalah menciptakan lapangan usaha dan ini artinya harus mencetak wirausaha. Pencetakan wirausaha harus diikuti dengan usaha menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan dalam masyarakat Indonesia (Frinces, 2011: 47).
Jadi lulusan SMK tidak hanya dicetak untuk siap bekerja tapi mampu menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha dengan keterampilan yang dimiliki. Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia bahwa pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan, (1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan (2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja (Kemendikbud, 2012).
Suatu pernyataan yang bersumber dari PPB menyatakan bahwa “Suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya” (Buchari Alma, 2009:4). Sekarang ini kita
<= SD SMP SMA Umum
SMA Kejuruan
(SMK)
Diploma I/II/III
Universitas 6,32%
12,94% 13,09%
14,52%
11,94%
9,81%
mengahadapi kenyataan bahwa jumlah pengusaha muda di Indonesia masih relatif kecil dan belum memenuhi target. Menurut Gubernur Jawa Barat (http://suarapengusaha.com, 2013) menyatakan bahwa jumlah pengusaha muda di Indonesia hanya 0,8%, hal tersebut berbeda dengan negara maju seperti Amerika Serikat sebanyak 12%, China sebanyak 11%, Singapura sebanyak 8%, dan Malaysia sebanyak 4%.
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber pengahasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri (Buchari Alma, 2009:2).
Untuk membentuk peserta didik yang berjiwa wirausaha, terlebih dahulu perlu ditanamkan minat berwirausaha. Pada tahun 1995 pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudidayakan Kewirausahaan (GN-MMK). Tujuannya untuk menumbuhkan budaya kreatif, inovatif di masyarakat baik dikalangan dunia usaha, pendidikan maupun aparatur pemerintah, namun dalam perjalanannya gerakan tersebut kurang mendapat dukungan. Program yang dijalankan pemerintah dalam mengimplementasikan Instruksi Presiden tersebut malah salah arah (http://www.unisosdem.org, 2012).
Selain itu, pada tahun 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (http://www.setkab.go.id, 2013) telah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi, khususnya pengembangan kewirausahaan diseluruh tanah air. Dengan adanya GKN diharapkan generasi muda memiliki minat untuk menjadi wirausahawan.
Lindawati, 2013
Tabel 1.3
Pilihan Karir Setelah Lulus Sekolah
Siswa SMK Negeri di Kota Bandung Tahun ajaran 2012/2013
No Kriteria Jumlah
(orang)
Persentase (%)
1 Bekerja di Perusahaan Swasta/ Pemerintahan 61 76
2 Berwirausaha/ Membangun usaha sendiri 19 24
Total 80 100
Sumber: Pra Penelitian (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa minat berwirausaha siswa SMK Negeri di Kota Bandung rendah, karena siswa lebih memilih untuk mencari pekerjaan dari pada menciptakan pekerjaan sendiri. Lebih jelasnya nampak pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2
Pilihan Karir Setelah Lulus Sekolah
Siswa SMK Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013
Berdasarkan Gambar 1.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 80 orang responden (siswa) hanya 19 orang (24%) yang berminat menjadi wirausaha, sedangkan 61 orang siswa (76%) cenderung ingin bekerja di perusahaan swasta atau pegawai pemerintahan daripada berwirausaha. Masalah rendahnya minat berwirausaha tidak dapat dibiarkan begitu saja, menurut Theory Planned Behavior yang dikemukakan Ajzen (1991:181) bahwa minat berwirausaha merupakan prediktor terbaik yang mempengaruhi perilaku berwirausaha, jadi ketika minat
0% 20% 40% 60% 80%
Bekerja di Perusahaan Swasta/ Pemerintahan
Berwirausaha 76%
24%
berwirausaha rendah maka perilaku berwirausaha akan rendah, ini artinya tidak akan tercipta wirausaha dan lapangan usaha baru.
Rendahnya minat berwirausaha menurut Eka Aprilianty (2012:322) dipengaruhi oleh pengetahuan kewirausahaan yang rendah. Pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh siswa melalui pendidikan secara formal maupun non formal dapat menumbuhkan minat berwirausaha. Jadi seseorang membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk menumbuhkan minat berwirausaha. Selain pengetahuan kewirausahaan, menurut Shapero dan Sokol (Linan, 2004) menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan sebagai akibat dari interaksi antara faktor-faktor kontekstual yang akan bertindak melalui pengaruhnya terhadap persepsi individu. Persepsi individu tentang kewirausahaan akan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) (http://celebrity.okezone.com, 2011) mengatakan bahwa jumlah wirausaha yang sangat minim sebenarnya terletak pada persepsi publik akan profesi seorang wirausaha. Banyak pandangan yang muncul bahwa seorang yang berpendidikan tinggi selayaknya menjadi pegawai atau karyawan di Pemerintahan atau Perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait minat berwirausaha dengan judul penelitian “Pengaruh
Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Siswa tentang Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
Lindawati, 2013
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap persepsi siswa tentang wirausaha pada siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung?
4. Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang wirausaha terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung?
5. Bagaimana pengetahuan kewirausahaan dan persepsi siswa tentang wirausaha berpengaruh secara simultan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung?
1.3. Tujuan Penelitian
Dengan berpijak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Gambaran pengetahuan kewirausahaan, persepsi siswa tentang wirausaha, dan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung.
2. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap persepsi siswa tentang wirausaha pada siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung.
3. Pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung.
4. Pengaruh persepsi siswa tentang wirausaha terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung?
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan persepsi siswa tentang wirausaha dalam menumbuhkan minat berwirausaha siswa.
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan dan kewirausahaan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut sekitar penelitian sejenis dan sebagai bahan pertimbangan penelitian sejenis.
Lindawati, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek variabel dalam penelitian ini terdiri dari minat berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat dan variabel bebasnya terdiri dari pengetahuan kewirausahaan (X1) dan persepsi siswa tentang wirausaha (X2). Sedangkan objek
sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Mardalis (2009:24) “Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:2) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey. Menurut Moehar Daniel (2003:44) Survey adalah “Pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu didalam daerah atau lokasi tertentu atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan”.
Jadi metode penelitian survey adalah cara ilmiah yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan keterangan atau informasi yang baik terhadap suatu persoalan tertentu pada suatu lokasi atau daerah yang luas dan banyak. Metode survey eksplanatori (explanatory methode) yaitu suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan antar variabel dengan menggunakan pengujian hipotesis.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi pada penelitian ini terdiri dari populasi daerah dan populasi subyek. Populasi daerah dalam penelitian adalah SMK Negeri di Kota Bandung yang terdiri dari 15 sekolah. Populasi subjek yaitu siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung yang berjumlah 6.832 orang. Pemilihan populasi subjek yang difokuskan pada kelas XII karena siswa telah mempelajari mata pelajaran kewirausahaan selama 4 semester dan siswa telah terlibat pada praktek kewirausahaan seperti membuat perencanaan bisnis, praktek pemasaran produk dan magang. Berikut daftar sekolah dan jumlah siswa yang menjadi populasi:
Tabel 3.1
Daftar Sekolah dan Jumlah Siswa Kelas XII SMKN di Kota Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014
Nama Sekolah Jumlah Siswa
SMKN 1 Bandung 526
SMKN 2 Bandung 527
SMKN 3 Bandung 735
SMKN 4 Bandung 412
SMKN 5 Bandung 278
SMKN 6 Bandung 732
SMKN 7 Bandung 584
SMKN 8 Bandung 512
SMKN 9 Bandung 383
SMKN 10 Bandung 264
SMKN 11 Bandung 580
SMKN 12 Bandung 376
SMKN 13 Bandung 245
SMKN 14 Bandung 333
SMKN 15 Bandung 345
Total 6.832
Sumber: Dokumen Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2013
Lindawati, 2013
Tabel 3.2
Jumlah Populasi SMK Negeri Berdasarkan Spektrum Keahlian di Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014
No. Bidang Keahlian Nama Sekolah
1. Teknologi dan Rekayasa SMKN 2, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 14 2. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMKN 2, 3, 4, 5, 11, 13, 14 3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial SMKN 7, 15
4. Seni, Kerajinan, dan Pariwisata SMKN 1, 3, 9, 10, 14
5. Bisnis dan Manajemen SMKN 1, 3, 11
Sumber: Dokumen Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2013
3.3.2. Sampel
Menurut Mardalis (2009:55) “Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Sejalan dengan pendapat di atas Usman Rianse dan Abdi (2012:189) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian yang di ambil dari seluruh objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu”. Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.
Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik proportionate
rendom sampling. Sampel di ambil secara proporsional dari jumlah populasi yang
ada. Berikut cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu: Tabel 3.3
Wilayah Bidang Studi Keahlian
SMKN 1
Seni, Kerajinan dan Pariwisata SMKN 1, 3, 9, 10, 13, 14
Sumber: Dokumen Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2013
Berdasarkan pertimbangan karakteristik di atas, sekolah yang menjadi sampel penelitian adalah :
Tabel 3.4 Sampel Penelitian
Sekolah Jumlah Siswa
SMKN 1 Bandung 526
SMKN 3 Bandung 735
SMKN 6 Bandung 732
SMKN 7 Bandung 584
SMKN 10 Bandung 264
SMKN 11 Bandung 580
Jumlah 3.421
Sumber: data diolah
Menurut Isaac dan Michael (Riduwan, 2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel minimal sebagai berikut:
Keterangan:
S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi
P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05
X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1)
Dengan perhitungan sampel sebagai berikut :
345,42 dibulatkan menjadi 346
Lindawati, 2013
Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui sampel yang di ambil secara propotional random sampling adalah sebagai berikut:
(Riduwan, 2010:66)
Keterangan:
ni = jumlah sampel menurut stratum n= jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya
Untuk melihat gambaran sampel siswa tiap sekolah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Sample Penelitian Tiap Sekolah
Nama Sekolah Jumlah Siswa Sampel Siswa per sekolah
SMKN 1 Bandung 526
Penentuan sampel secara lebih spesifik berdasarkan kompetensi keahlian dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Sampel Penelitian Berdasarkan Kompetensi Keahlian Nama Sekolah Kompetensi Keahlian Jumlah
Lindawati, 2013
Jumlah Sampel 361 orang
Sumber: data diolah
3.4. Operasionalisasi Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.7
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
(1) (2) (3) (4)
Minat berwirausaha (Y)
Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal
untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan.
3. Perasaan senang terhadap kegiatan wirausaha
tentang menilai resiko
tentang proses produksi dan hasil produksi terhadap perilaku mengacu pada sejauh mana individu mempunyai pandangan positif atau negatif terhadap profesi wirausaha, (2) Persepsi individu terhadap norma sosial yang dirasakan mempengaruhi individu untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku kewirausahaan.
peran keluarga, teman, guru, dan orang yang
1. Kepercayaan diri untuk memulai dan mengelola usaha
2. Kepemimpinan sumber daya manusia
3. Keyakinan akan kesuksesan usaha yang dirintisnya.
Ordinal
Lindawati, 2013
*1) Hasil pengkajian terhadap silabus mata pelajaran kewirausahaan yang dirumuskan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
*2) Diadaptasi dari Francisco Linan, 2004; Endi Sarwoko, 2011; Manda Andika dan Iskandarsyah Madjid, 2012; Iskandar, 2012 dengan tambahan dan modifikasi.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan tes. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner/ Angket
Menurut Mardalis (2009:67) “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban dan informasi yang diperlukan oleh peneliti”. Menurut Usman Rianse dan Abdi (2012:218) “Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti”.
2. Tes
“Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Husein, 2008; Suharsimi Arikunto, 2006).
3. Studi Dokumentasi
3.6. Instrumen Penelitian
Menurut Mardalis (2009:60) “Instumen penelitian adalah alat ukur atau alat untuk menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif”. Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes.
1. Angket/ kuesioner
Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variabel minat berwirausaha (Y) dan persepsi siswa tentang wirausaha (X2).
Skala yang digunakan untuk mengukur kuesioner adalah skala likert. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:20) “Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala likert, maka “variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan” (Sugiyono, 2012:93).
Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakannya sebagai berikut:
Tabel 3.8
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
KS = Kurang Setuju 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
Lindawati, 2013
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan kewirausahaan (X1). Tes disajikan dalam bentuk Pilihan Ganda (PG). Sehingga
melalui instrumen test ini dapat diketahui tingkat pengetahuan siswa tentang kewirausahaan.
3.7. Pengujian Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian.
1. Angket/ kuesioner, di uji menggunakan uji validitas dan reabilitas
2. Tes, di uji menggunakan uji validitas, uji reabilitas dan uji daya pembeda. Berikut langkah-langkah untuk melakukan uji validitas, uji reabilitas, dan uji daya pembeda.
3.7.1. Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
(Sumber: Suharsimi, 2010; Usman dan Abdi, 2012)
Keterangan:
rxy = koefisien validitas yang dicari
X = skor yang diperoleh dari subjek tiap item Y = skor total item instrumen
∑ = jumlah skor dalam distribusi X
∑ = jumlah kuadrat pada masing - masing skor X
∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y N = Jumlah responden
Kriteria untuk menginterpretasikan koefisien validitas sebagai berikut: Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,800 – 1,000 Antara 0,600 – 0,799 Antara 0,400 – 0,599 Antara 0,200 – 0,399 Antara 0,000 – 0,199
: sangat tinggi : tinggi : cukup tinggi : rendah
: sangat rendah (tidak valid)
Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisian korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan tabel korelasi, tabel nilai r dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak responden.
“Jika ryx > r 0,05 maka valid, dan jika rxy < r 0,05maka tidak valid”
3.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221) “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama.
Menurut Usman Rianse dan Abdi (2012:180-181) langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:
1) Menghitung varians skor setiap item pertanyaan dengan rumus:
Lindawati, 2013 Keterangan:
Xi = Jumlah skor item pertanyaan
N = Jumlah responden/ sampel
2) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:
∑
Keterangan:
∑Si = jumlah varians semua item
S1 + S2 + S3....Sn = varians item ke-1, 2, 3...n
3) Menghitung varians total dengan rumus:
∑ ∑
Keterangan:
Xi = Total skor seluruh item pertanyaan
4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus:
( ) ( ∑ )
Dimana:
r11 = nilai reliabilitas
∑Si = jumlah varians tiap item pertanyaan
St = varians total
k = jumlah item pertanyaan
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan distribusi tabel (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11
> r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11 < r tabel berarti tidak reliabel.
3.7.3. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.10
Klasifikasi Daya Pembeda D = 0,00 – 0,20 = jelek
D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik.
Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,40 – 0,70.
(Suharsimi Arikunto, 2011:211-218)
3.8. Pengujian Persyaratan Analisis 3.8.1. Uji Normalitas
Lindawati, 2013
3.8.2. Uji Multikolinieritas
Menurut Hair, dkk (Kusnendi, 2007:51), “Multikolinearitas menunjukkan kondisi dimana antarvariabel penyebab terdapat hubungan linear yang sempurna, eksak, perfectly predicted atau singularity”. Sedangkan menurut Yana Rohmana (2010:141), “Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen”.
Dalam mengaplikasikan analisis jalur (Path Analysis), menurut Kusnendi (2007:160) “Ada satu asumsi klasik yang tidak dapat dilanggar dalam mengaplikasikan analisis jalur, yaitu asumsi multikolinearitas. Pelanggaran terhadap asumsi ini akan menjadikan hasil estimasi parameter model kurang dapat dipercaya”. Kemudian apabila sampelnya memiliki masalah multikolinearitas maka akan menghasilkan matriks non positive definitife, artinya parameter model yang tidak dapat diestmasi, dan keluaran dalam bentuk diagram, gagal ditampilkan atau jika parameter model dapat diestimasi dan keluaran diagram jalur berhasil ditampilkan, tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya (Kusnendi 2007:52). Cara untuk mendeteksi ada tidaknya problem multikolinearitas yaitu dengan menghitung nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflator Factor (VIF). Rumusnya sebagai berikut:
Selain dengan rumus di atas Uji Variance inflation factor dan tolerance.
(VIF) dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0. Untuk melihat gejala
multikolinearitas, kita dapat melihat dari hasil Collinerity Statistics.
Ketentuan:
Jika VIF > 10 maka terdapat multikolinieritas dan menunjukkan kolinieritas tinggi, dan sebaliknya jika VIF < 10 maka data terbebas dari multikolinieritas (Yana Rohmana, 2010:149).
TOL = 1 – Ri2
VIF (�) =
3.9. Teknik Analisis Data
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. “Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval” (Riduwan dan Kuncoro, 2012:30).
Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam program miscrosoft excel.
Setelah data ordinal di transformasi ke data interval, selanjutnya data tersebut di analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:2) mengatakan bahwa “Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen)”.
Secara matematis hubungan diantara variabel yang menjadi fokus penelitian ini dapat diformulasikan ke dalam model persamaan strukturalnya sebagai berikut:
X2 = F (X1)
Y = F (X1, X2)
Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:
X2= ρx2x1X1 + e1
Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + e2
Keterangan:
Y = Minat Berwirausaha ρ = Koefisien jalur
X1 = Pengetahuan Kewirausahaan
Lindawati, 2013
e1, e2 = Faktor residual
Berikut adalah prosedur analisis jalur (Path Analysis) dalam penelitian ini: 1. Rumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap
sehingga jelas variabel eksogen dan endogennya, baik sebagai variabel antara dan atau sebagai variabel dependen.
Gambar 3.1
Hubungan Kausal Antara Variabel X1, X2 dan Y
Sesuai dengan model persamaan strukturalnya, diagram jalur tersebut dapat diidentifikasi menjadi dua buah struktur yaitu struktur 1 dan sub-struktur 2. Jika digambarkan secara terpisah maka bentuk diagram jalur untuk model sub-struktur 1 adalah sebagai berikut:
1. Persamaan sub-struktur 1 yang menjelaskan hubungan kausal antara pengetahuan kewirausahaan (X1) terhadap persepsi siswa tentang wirausaha
(X2). Persamaannya adalah:
X2 = ρx2x1 X1 + e1
Keterangan :
X1 = Pengetahuan Kewirausahaan
X2 = Persepsi Siswa tentang Wirausaha ei = Faktor residual
Untuk lebih jelasnya persamaan sub-struktur 1 dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut:
ρYX2 ρYX1
e1
e2
ρX2X1
X1
X2
Gambar 3.2
Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 1
2. Persamaan sub-struktur 2 yang menjelaskan hubungan kausal pengetahuan kewirausahaan (X1) terhadap minat berwirausaha (Y) dan hubungan kausal
persepsi siswa tenang wirausaha (X2) terhadap minat berwirausaha (Y).
Persamaannya adalah:
Y = X2 = ρYx1X1 + e2
Keterangan :
Y = Minat Berwirausaha
X1 = Pengetahuan Kewirausahaan
X2 = Persepsi Siswa tentang Wirausaha ei = faktor residual
Gambar 3.3
Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 2
2. Menghitung koefisien korelasi antar variabel
Menurut Kusnendi (2008:154) untuk menghitung koefisien jalur dapat didasarkan pada koefisien regresi, koefisien korelasi, atau koefisien
ρYX2
ρYX1 e2
X1
X2
Y
e1
ρ X2X1
X1
Lindawati, 2013
determinasi multipel. Perhitungan koefisien jalur atas dasar koefisien regresi, yaitu:
1. Merumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap. 2. Menghitung koefisien korelasi antarvariabel penelitian dengan rumus:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
3. Nyatakan koefisien korelasi antarvariabel penelitian tersebut dalam sebuah matriks korelasi (R):
4. Meng hitung determinasi matriks korelasi R antarvariabel penyebab untuk menentukan ada tidaknya problem multikolinieritas dalam data sampel.
5. Mengidentifikasi model atau sub-struktur yang akan dihitung koefisien jalurnya dan rumuskan persamaan strukturalnya.
6. Mengidentifikasi matriks korelasi antarvariabel penyebab yang sesuai dengan sub-sturktur atau model yang akan diuji.
7. Menghitung matriks invers korelasi antarvariabel penyebab untuk setiap model yang akan diuji dengan rumus:
−
| |
Y X1 X2 X3 …. Xk
1 rYX1 rYX2 rYX3 …. rYXk
1 rX1X2 rX1X3 …. rX1Xk
R = 1 rX2X3 …. rX2Xk
1 …. rX3Xk
….
8. Menghitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji dengan rumus:
= ( − )
Dimana:
= koefisien jalur
− = matriks invers korelasi antarvariabel eksogen dalam model
yang dianalisis
= koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis
9. Menghitung koefisien determinasi R2YiXk dan koefisien jalur error variables (ρei) melalui rumus:
∑
dan
ρei = √
10.Menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung
Untuk mencari pengaruh langsung dan tidak langsung dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya pengaruh langsung (DE) variabel eksogen k terhadap variabel endogen i dinyatakan oleh persamaan:
DEik= (ρik) (ρik) = (ρik)2
Besarnya DE variabel Xk terhadap X2adalah (ρx2xk)2 dan besarnya DE
variabel Xkterhadap Y adalah (ρyxk)2
Pengaruh tidak langsung (IE) dari satu variabel eksogen terhadap variasi endogen dapat dinyatakan oleh persamaan:
IEik= (ρik) (rik) (ρik)
rik = koefisien korelasi (zero order correlation) antara variabel eksogen. Besarnya IE variabel Xk terhadap variabel endogen Y melalui variabel
Lindawati, 2013
11.Menghitung pengaruh total (TE) dari satu variabel eksogen terhadap variabel endogen.
TEikk = DEik + IEik = [ ]
3.10. Pengujian Hipotesis
3.10.1. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)
Pengujian F statistika untuk mengetahui pengaruh bersama dari variabel-variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel-variabel terikat. Nilai F dapat diperoleh melalui rumus:
F = − −
−
(Kusnendi, 2008:155)
Uji secara simultan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ho : yx1 = yx2 = 0
Ha : yx1 = yx2 0
Hipotesis bentuk kalimat:
H0 = Pengetahuan kewirausahaan dan persepsi siswa tentang wirausaha secara
simultan tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha.
Ha = Pengetahuan kewirausahaan dan persepsi siswa tentang wirausaha secara
simultan berpengaruh terhadap minat berwirausaha
Untuk melakukan pengujian signifikansi, dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21.0, dengan kriteria uji signifikansinya:
a. Jika nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig] lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas 0.05, atau F hit > F table pada tingkat kesalahan (α) dan derajat
kebebasan (k dan n-k-1), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
b. Jika nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≤ Sig] lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas 0.05, atau F hit < F table pada tingkat kesalahan (α) dan derajat
kebebasan (k dan n-k-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
Koefisien determinasi ( ) menunjukkan besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(
)(
)
Keterangan:
= besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen
terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis.
= koefisien korelasi (zero order correlation)
k = variabel eksogen Y = variabel endogen
Nilai (R2) berkisar antara 0-1 (0<R2<1), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika R2 semakin mendekati angka 1 maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen semakin erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
b. Jika R2 semakin menjauhi angka 1 maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen semakin jauh atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(Kusnendi, 2008:155)
3.10.3. Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji signifikansi masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Pengujian t statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
ρYiXk : menunjukkan koefisien jalur antara variabel eksogen terhadap variabel
endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis.
ti = =
√( )
Lindawati, 2013
SE : menunjukkan standar error koefisien jalur yang diperoleh untuk model yang dianalisis.
n : ukuran sampel
k : banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis dan
Ckk : elemen matriks invers korelasi variabel penyebab untuk model yang dianalisis.
Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis 1
H0 : ≤ 0 : Secara individual X1 tidak berpengaruh terhadap X2
Ha : > 0 : Secara individual X1 berpengaruh positif terhadap X2
Hipotesis 2
H0 : ≤ 0 : Secara individual X1 tidak berpengaruh terhadap Y
Ha : > 0 : Secara individual X1 berpengaruh positif terhadap Y
Hipotesis 3
H0 : ≤ 0 : Secara individual X2 tidak berpengaruh terhadap Y
Ha : > 0 : Secara individual X2 berpengaruh positif terhadap Y
Karena model atau hipotesis penelitian yang akan diuji melalui analisis jalur adalah model yang telah mendapat justifikasi teori yang kuat dan hasil-hasil penelitian yang relevan maka pengujian individual dalam format analisis jalur sifatnya akan merupakan uji satu arah (direksional).
Untuk melakukan pengujian uji t dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21.0, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: a. Jika t statistik lebih besar atau sama dengan t kritis, atau jika nilai probabilitas
0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig]
b. Jika t statistik lebih kecil atau sama dengan t kritis, atau jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0.05 ≤ Sig]
maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
3.10.4. Pengujian Overall Model Fit dengan Statistic Q dan atau W
Shumacker & Lomax (Kusnendi, 2008: 156), melakukan pengujian overall model fit dengan statistic Q dan atau W dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
R2m : koefisien variasi terjelaskan seluruh model
M : koefisien variasi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji.
Koefisien R2m dan M dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukkan model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q < 1, maka untuk menentukan fit tidaknya model statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:
W = -(n-d) loge (Q) = -(n-d) ln (Q)
Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan (df) yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.
Q = 1 – R2m
1 – M
Lindawati, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data, pengujian hipotesis, pembahasan dan teori-teori yang mendukung, maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Pengetahuan kewirausahaan siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung termasuk dalam kategori cukup, persepsi siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung tentang wirausaha termasuk dalam kategori baik, dan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung termasuk dalam kategori tinggi.
2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap persepsi siswa tentang wirausaha, artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan kewirausahaan siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung maka semakin baik persepsi siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung tentang wirausaha.
3. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan kewirausahaan siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung maka semakin tinggi minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung.
4. Persepsi tentang wirausaha berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, artinya semakin baik persepsi siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung tentang wirausaha maka semakin tinggi minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi pihak terkait :
1. Pengetahuan kewirausahaan siswa berdasarkan skor capaian responden termasuk kategori cukup. Artinya pengetahuan kewirausahaan masih belum dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap minat berwirausaha. Untuk itu proses pembelajaran disekolah harus terus diperbaiki, guru dalam menyampaikan materi dapat menggunakan metode pembelajaran cooperative
learning supaya pembelajaran lebih menarik dan siswa paham apa yang
disampaikan guru, selain itu pengetahuan kewirausahaan tidak hanya sebatas konsep tapi harus lebih banyak praktek, sehingga melalui keterlibatan langsung siswa dalam praktek kewirausahaan akan menambah pengetahuan siswa dan meningkatkan minat berwirausaha siswa.
2. Persepsi tentang wirausaha berdasarkan skor capaian responden termasuk kategori baik, walaupun demikian masih terdapat keragu-raguan dari siswa untuk berwirausaha, untuk itu pihak sekolah dan orang tua diharapkan mampu memberikan stimulus yang positif tentang kewirausahaan kepada siswa sehingga siswa semakin tertarik untuk berwirausaha.
3. Para siswa hendaknya mencoba membuat proposal usaha yang berkelanjutan jadi tidak hanya sebatas menggugurkan kewajiban untuk memperoleh nilai mata pelajaran yang bagus, tapi proposal tersebut dapat direalisasikan untuk mendirikan usaha.
4. Pihak sekolah dan guru disarankan membaca jurnal hasil-hasil penelitian tentang kewirausahaan, karena dalam jurnal atau artikel disampaikan cara-cara meningkatkan minat berwirausaha, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan minat berwirausaha siswa.
5. Untuk melengkapi Theory of Planned behavior dan Theory Entrepreneurial
Event, penelitian selanjutnya dapat meneliti sampai pada perilaku
Lindawati, 2013
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Bimo Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Buchari Alma. (2009). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Devi Puspitasari. (2006). Kewirausahaan SMK Tingkat Kelas X. Jakarta: Arya Duta.
Drucker, Peter F. (1994). Innovation and Entrepreneurshi, Practice and
Principles. (Penerjemah Rusdi Naib). Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Fattah Hanurawan. (2010). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Frinces, Z. Heflin. (2011). Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha)
Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husein Umar. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan
(Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta
J. Winardi. (2003). Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media.
J. Winardi. (2009). Manajemen Perilaku Organisai. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup
Sampel dengan LISREL. Bandung: Alfabeta.
Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mardiyatmo. (2008). Kewirausahaan untuk Kelas XI SMK. Jakarta: Yudistira.
Lindawati, 2013
Miftah Thoha. (2007). Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Moehar Daniel. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Dilengkapi Beberapa
Alat Analisis dan Penuntun Penggunaan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa
Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. (2012) Cara Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen P., dan Mary Coulter. (2010). Manajemen Edisi ke- Sepuluh
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Renika Cipta.
Soekidjo Notoatmodjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto,. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto .(edisi revisi 2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparlan Suhartono. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Tri Cahyono. (2006). Uji Normalitas. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Ujang Sumarwan. (2003). Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.
Usman Rianse dan Abdi. (2012). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi
(Teori dan Aplikasi). Bandung: CV. Alfabeta.
Wasty Soemanto. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
B. JURNAL
A Mehta. (2012). “Knowledge Entrepreneurship: An Innovative Integrated
Process of Organizational Learning, Learning Organization & Knowledge
Management for Indian SMEs”. International Journal of Electronic Governance and Research Vol 1 Issue 1.
Ajzen, Icek. (1991). “The Theory of Planned Behavior”. Organizational Behavior and Human Decision Processer 50. 179-211.
Damiana Dania dan Mutiara. (2012). “Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan
dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Minat Wirausaha Siswa Kelas XIII Jasa Boga SMK BOPKRI 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/ 2013”. Jurnal Pend. Teknik Boga. 1, (1).
Desi Indah Lestari, et al,. (2012). “Pengaruh Prakerin, Prestasi Belajar, dan
Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa”. Economic Education Analysis Journal. 1, (2) ISSN 2252-6544, 1-6.
Eka Aprilianty. (2012). “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan
Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha
Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2, (3), 311-324.
Endi Sarwoko. (2011). “Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa”.
Jurnal Ekonomi Bisnis. 16, (2), 126-135.
Ika Pina Yuliyaningsih., et al. (2013). “Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan Persepsi Peluang Kerja Dibidang Akuntansi dengan Minat Berwirusaha”. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 2, (1), 131-145.
Isky Fadli Fu’adi., et al. (2009). “Hubungan Minat Berwirausaha dengan Prestasi
Praktik Kerja Industri Siswa Kelas XII Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2008-2009”. Jurnal PTM. 9, (2), ISSN:1412-1247. 92-98.
Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan
Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.
Lieli Suharti dan Hani Sirine. (2011). “Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
niat kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi terhadap
Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)”. Jurnal
Lindawati, 2013
Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M.
(2011). “Factors Affecting Entrepreneurial Intention Levels: A Role For
Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI 10.1007/s11365-010-0154-z.
Manda Andika dan Iskandarsyah Madjid. (2012). “Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Efikasi Diri terhadap Intensi Berwirausaha pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala”.
Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving Environment. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pepep Nurilahi. (2012). “Pengaruh Sikap Mental Wirausaha dan Persepsi
Mahasiswa tentang Wirausaha terhadap Minat Berwirausaha”. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi. 1, (1).
Rano Aditia Putra. (2012). “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen
untuk Berwirausaha (Studi Mahasiswa Manajemen FE Universitas Negeri
Padang)”. Jurnal Manajemen 1, (1), 1-15.
Roxas, Banjo H. (2008).”Entrepreneurial Knowledge and its Effects on
Entrepreneurial Intentions: A Longitudinal Study of Selected Senior
Business Students in the Philippines”. School of Management and Marketing and Markrting, Faculty of Business, University of Southern Queensland, Australia.Pp 1-8.
Soenartomo Soepomo. (2011). “Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi terhadap
Program Kewirausahaan pada Perguruan Tinggi”. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. 13, (1), 1-7.
Siti Nurbaya dan Moerdiyanto. (2012). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesiapan Berwirausaha Siswa Kelas Xii Smkn Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Program Pascasarjana UNY.
Tur Nastiti, Nurul indarti., & Rokhima Rostiani. (2010). “Minat Berwirausaha
Mahasiswa Indonesia dan Cina”. Jurnal manajemen & bisnis. 9, 188-200.
Urban, Boris., Vuuren, Jurie., & Owen, Rina. (2008). Anticedents to
entrepreneurial intentions: Testing for measurement invariance for cultural values, attitudes and self-efficacy beliefs across ethnic groups. Journal of
Human Resource Management; Vol 6, No 1, 1-9.
Yati Suhartini. (2011). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dan Berwiraswasta (Studi pada Mahasiswa Universitas PGRI
Yuli Budiati, Tri Endang & Nuria Universari. (2011). “Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha (studi pada mahasiswa Fakultas ekonomi universitas semarang.
Yundar Sanggar Puri. Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Minat
Berwirausaha Siswa Kelas Xii Pemasaran di SMKN 1 Surabaya.
Fakultas Ekonomi Unesa.
C. INTERNET
Arif Sinaga. (2011). Persepsi tentang Wirausaha Harus Dibenahi. [online]. Tersedia: http://celebrity.okezone.com, [12 April 2012].
Eddy Sugiarto Cahyono. (2013). Gerakan Kewirausahaan Nasional untuk
Menyebar Virus Wirausaha. [online]. Tersedia: http://www.setkab.go.id/artikel-7434-.html [23 Maret 2013].
Irwanto. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi. [online]. Tersedia: http://zona-prasko.blogspot.com [23 Maret 2013].
Iwan Galuh. (2013). Indonesia Lambat Maju karena Jumlah Pengusaha Masih
Sedikit. [online]. Tersedia: http://suarapengusaha.com [12 April 2013].
Muhrozi. (2012). Kewirausahaan dalam Pembangunan. [online]. Tersedia: http://muhrozi.wordpress.com. [12 April 2013].
Muslihin. 2012. Jenis-Jenis Pengetahuan. [online]. Tersedia: http://www.referensimakalah.com/jenis-jenis-pengetahuan.html. [11 Juni 2013].
Ramdhania El. Hida. (2012). Pengangguran Paling Banyak Lulusan SMA dan
SMK. [online]. Tersedia: www.finance.detik.com [08 Maret 2013].
Rohmad. (2012). Pengembangan Wirausahawan Baru. [online]. Tersedia: http://rohmatfapertanian.wordpress.com. [12 April 2013].
Suryani Motik Sidik. (2012). Penyebab Kegagalan Pendidikan Kewirausahaan. [online]. Tersedia: http://www.unisosdem.org/article_ [13 April 2013].
Qisthinhadilah. (2013). Filsafat Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan. [online]. Tersedia: http://qisthimaya.wordpress.com. [11 Juni 2013].