• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TANGGAPAN WISATAWAN MENGENAI BENDA KOLEKSI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TANGGAPAN WISATAWAN MENGENAI BENDA KOLEKSI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1367/UN. 40.2.5.1/PL/12

ANALISIS TANGGAPAN WISATAWAN MENGENAI BENDA KOLEKSI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

KE MUSEUM SRI BADUGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Disusun Oleh:

Kiki Rizki Kurniawan 0801120

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Analisis Tanggapan Wisatawan Mengenai

Benda Koleksi Terhadap Keputusan

Berkunjung Wisatawan ke Museum Sri

Baduga

Oleh

Kiki Rizki Kurniawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Kiki Rizki Kurniawan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KIKI RIZKI KURNIAWAN 0801120

ANALISIS TANGGAPAN WISATAWAN MENGENAI BENDA KOLEKSI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

KE MUSEUM SRI BADUGA

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si NIP. 197410182008122001

Pembimbing II

Drs. Pramaputra, MM

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA :

Hari, tanggal : Senin, 17 Desember 2012

Waktu : Jam 08.00 sd. selesai

Tempat : Gedung FPIPS Lantai III

Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia Ujian Sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

NIP 19700814 199402 1 001

Sekertaris : Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.

NIP 19741018 200812 2 001

Penguji : 1. Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S.

NIP 19620921 198603 1 005

2. Ahmad H. Galihkusumah, S.ST., MM.

NIP 19810522 201012 1 006

(5)

ABSTRAK

ANALISIS TANGGAPAN WISATAWAN MENGENAI BENDA KOLEKSI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA

Oleh:

Kiki Rizki Kurniawan NIM: 0801120

Masalah yang dibahas adalah apakah ada pengaruh benda koleksi terhadap keputusan berkunjung di Museum Sri Baduga. Peneliti memfokuskan penelitian pada permasalahan yang ada di Museum Sri Baduga yaitu tentang benda koleksi yang tidak variatif. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran mengenai benda koleksi dan mengidentifikasi pula keputusan berkunjung wisatawan yang datang ke Museum Sri Baduga

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen). Deskriptif analitis dapat dikatakan suatu metode untuk melihat pengaruh tanggapan wisatawan mengenai benda koleksi terhadap keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Ini dikarenakan bahwa penelitian ini meneliti tentang pengaruh benda koleksi terhadap keputusan berkunjung. Teori-teori yang berkaitan dan mendukung penelitian ini antara lain tentang permuseuman, benda koleksi, dan teori keputusan berkunjung. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dari data-data pihak pengelola museum, observasi, dan kuisioner. Dikarenakan data-data yang terkumpul dari kuisioner yaitu data ordinal dan peneliti ini membutuhkan data interval maka peneliti perlu merubah data tersebut dengan menggunakan MSI (Methode Successive Interval).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa benda koleksi mempunyai pengaruh sangat besar terhadap keputusan berkunjung. Berdasarkan hasil olahan data peneliti, koleksi inti mendapatkan skor sebesar 640 yang menunjukan bahwa perlunya peningkatan kualitas terhadap koleksi inti dan melakukan pembenahan terhadap dua sub variabel lainya yaitu koleksi ganda dan penunjang. Hasil penelitian lainya menunjukan bahwa wisatawan domestk yang berkunjung ke Museum Sri Baduga memliki karakteristik yang bervariasi secara geografi, demografi, fisiologi, pemilihan produk dan jasa, jumlah kunjungan, waktu kunjungan, dan pemilihan merek. Tanggapan responden terhadap indicator keputusan berkunjung wisatawan domestik di Museum Sri Baduga berdasarkan pemilihan produk dan jasa, jumlah kunjungan, waktu kunjungan, dan pemilihan merek.

(6)

ABSTRACT

ANALYSIS TOURIST RESPONSES ABOUT OBJECT COLLECTION OF VISITING DECISIONS TO MUSEUM SRI BADUGA

By:

Kiki Rizki Kurniawan NIM: 0801120

The issue discussed was whether there was an effect on the decision collectibles visiting Sri Baduga Museum. Researchers focus its research on the problems existing in Sri Baduga Museum is about things that are not varied collection. The purpose of this study aims to identify a picture of a collection of objects and identify decision also visiting tourists coming to Sri Museum Baduga

The method used in this research is the analysis of the descriptive analysis, the research conducted to determine the value of an independent variable, whether one or more variables (independent). Descriptive analysis can be said to be a method to see the effect of traveler response to the decision of the object collection to the Museum Sri Baduga. While the data analysis techniques used are simple linear regression. This is because that this study examines the influence of a collection of objects to the decision to visit. Related theories and supporting research, among others, about permuseuman, collectibles, and decision theory visiting. Data collection in this study using the study of literature from the data manager of the museum, observation, and questionnaires. Because the data were collected from questionnaires that the data ordinal and interval data requires the researcher, the researcher needs to change data using MSI (Methode Successive Interval).

The results showed that the object has a collection of very large influence on the decision to visit. According to investigators processed the data, core collection get a score of 640 which indicates that the need to improve the quality of the core collection and make corrections to the two other sub-variables that double collection and support. The results of other studies show that tourists who visit the Museum domestk Sri Baduga possess characteristics that varied geography, demography, physiology, selection of products and services, the number of visits, time of visit, and brand selection. Respondents to the decision indicator of domestic tourists visiting the Museum Sri Baduga based selection of products and services, the number of visits, time of visit, and brand selection.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Wisata, Pariwisata, dan Kepariwisataan ... 8

B. Wisatawan ... 9

C. Museum ... 11

D. Koleksi Museum ... 15

1. Klasifikasi Jenis Koleksi Museum ... 15

2. Jenis-jenis Koleksi Museum ... 16

(8)

4. Pengelolaan Koleksi Museum ... 19

5. Pengadaan Koleksi ... 19

6. Registrasi dan Inventarisasi Koleksi Museum ... 20

7. Perawatan Koleksi ... 21

E. Konsep Keputusan Berkunjung Wisatawan ... 21

F. Kerangka Pemikiran ... 29

G. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 33

D. Operasional Variabel ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Instrumen Penelitian ... 38

1. Pendekatan Skala Likert ... 39

2. Method of Successive Interval (MSI) ... 40

G. Uji Validitas dan Reabilitas ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 42

3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 43

H. Teknik Analisis Data ... 44

1. Uji Asumsi Klasik Regresi ... 44

(9)

I. Hipotesis ... 47

J. Uji Kolerasi ... 48

K. Uji Koefisien Determinasi ... 49

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Museum Sri Baduga ... 50

B. Visi dan Misi Museum Sri Baduga ... 51

C. Struktur Organisasi Museum Sri Baduga ... 52

D. Aspek Bangun dan Lokasi ... 53

E. Aspek Kegiatan dan Penyajian Koleksi Museum ... 55

1. Kegiatan Non Teknis ... 55

a. Administrasi Perkantoran ... 55

b. Perpustakaan ... 55

2. Kegiatan Teknis ... 56

a. Pengelolaan Koleksi ... 56

b. Pengadaan Koleksi ... 56

c. Dokumentasi Koleksi ... 59

d. Penelitian ... 60

e. Pelestarian Koleksi ... 61

F. Analisis Data Penelitian ... 64

1. Data Responden ... 64

a. Jenis Kelamin Responden ... 64

b. Usia Responden ... 65

c. Tempat Tinggal Responden ... 66

d. Frekuensi Mengunjungi Museum Sri Baduga ... 68

e. Informasi Mengenai Museum Sri Baduga ... 69

(10)

2. Tanggapan Responden Mengenai Benda Koleksi (X) ... 72

a. Tanggapan Responden Mengenai Koleksi Inti ... 72

b. Tanggapan Responden Mengenai Koleksi Penunjang ... 74

c. Tanggapan Responden Mengenai Koleksi Penunjang ... 75

d. Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Mengenai Benda Koleksi ... 77

3. Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung (Y) ... 78

4. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 80

a. Uji Normalitas ... 80

b. Pengaruh Benda Koleksi Terhadap Keputusan 8Berkunjung ... 81

5. Uji Hipotesis ... 82

6. Analisis Korelasi ... 83

7. Koefisien Determinasi ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Kunjungan Jumlah Wisatawan Mancanegara dan

Domestik ... 2

3.1 Jumlah Pengunjung Museum Sri Baduga 2011 ... 32

3.2 Operasional Variabel ... 35

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.4 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 39

3.5 Uji Validitas dan Reabilitas ... 43

3.6 Pedoman Untuk Membersihkan Interpretasi Koefisien Kolerasi ... 49

3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi ... 49

4.1 Klasifikasi Koleksi di Museum Sri Baduga ... 57

4.2 Jenis Kelamin Responden ... 64

4.3 Usia Responden ... 65

4.4 Tempat Tinggal ... 67

4.5 Frekuensi mengunjungi museum Sri Baduga ... 68

4.6 Informasi Mengenai Museum Sri Baduga ... 69

4.7 Dengan Siapa Melakukan Kunjungan ke Museum Sri Baduga ... 71

4.8 Tanggapan Responden Mengenai Koleksi inti ... 72

4.9 Tanggapan Responden Mengenai Koleksi Ganda ... 74

4.10 Tanggapan Responden Mengenai Koleksi Penunjang ... 75

4.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Benda Koleksi ... 77

4.12 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung ... 78

4.13 Uji Normalitas ... 80

4.14 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 81

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Alur Koleksi dalam Museum ... 19

2.2 Prosedur Administrasi Koleksi ... 20

2.3 Model Perilaku Konsumen dalam Keputusan Berkunjung ... 22

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung ... 25

4.1 Gedung Museum Sri Baduga ... 50

4.2 Peresmian Museum Sri Baduga ... 51

4.3 Struktur Organisasi ... 53

4.4 Lokasi Museum Sri Baduga ... 54

4.5 Denah Museum Sri Baduga ... 63

4.6 Jenis Kelamin Responden ... 65

4.7 Usia Responden ... 66

4.8 Tempat Tinggal Responden ... 67

4.9 Frekuensi Mengunjungi Museum Sri Baduga ... 68

4.10 Informasi Mengenai Museum Sri Baduga ... 70

4.11 Dengan Siapa Melakukan Kunjungan Ke Museum Sri Baduga.... 71

4.12 Garis Kontinum Koleksi Inti ... 73

4.13 Garis Kontinum Koleksi Ganda ... 75

4.14 Garis Kontinum Koleksi Penunjang ... 76

4.15 Garis Kontinum Benda Koleksi ... 78

4.16 Garis Kontinum Keputusan Berkunjung ... 79

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat karena faktor penampilan yang eksotis dari pariwisata, adanya keinginan dan

kebutuhan orang modern yang disebut hiburan waktu senggang dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa dari negara yang dijadikan daerah tujuan pariwisata.

Dewasa ini banyak sekali jenis-jenis atraksi wisata yang ditawarkan, diantaranya: wisata alam, wisata budaya, wisata bangunan, wisata agama, wisata

sejarah. Seiiring perjalanan waktu wisatawan sedikit demi sedikit melupakan wisata sejarah. Padahal apabila wisatawan berwisata sejarah, merekapun kerap mendapatkan ilmu yang didapatinya saat mengunjungi museum.

Saat ini di Kota Bandung tengah banyak berkembang objek wisata yang mengedepankan konsep-konsep yang berorientasi ke masa depan, dalam artian

konsep tersebut banyak mengadopsi tren-tren asing (barat) yang telah banyak menginvasi dan menjangkiti dunia pariwisata Indonesia. Para pelaku usaha pariwisata berlomba-lomba membangun objek wisata yang mereka anggap

(14)

2

uang, di satu sisi memiliki manfaat yang positif bagi perkembangan pariwisata di Indonesia, namun tentu di satu sisi juga memiliki nilai minus yang justru dapat

merusak pariwisata di Indonesia itu sendiri. Padahal, pariwisata Indonesia dewasa ini juga tengah mendaki jalan menuju maturity (kedewasaan) dari growth

(berkembang).

Menurut data kunjungan Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung pada Tahun 2007-2011, provinsi Jawa Barat memiliki potensi

yang cukup tinggi (Dinas Pariwisata Kota Bandung). Hal ini dikarenakan dengan banyaknya keanekaragaman potensi wisata yang dimiliki Kota Bandung mampu

menarik wisatawan berkunjung ke Kota Bandung, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Hal tersebut dapat dilihat melalui Tabel 1.1 dibawah mengenai jumlah wisatawan di Kota Bandung.

Tabel 1.1

Data Kunjungan Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik

Tahun

2007 137.268 2.420.105 2.557.373

2008 175.111 4.230.134 4.495.745

2009 185.076 4.822.532 5.007.608

2010 175.111 4.230.134 4.495.745

2011 225.585 6.487.239 6.712.824

Sumber : Diolah Dari Dinas Pariwisata Kota Bandung (2012)

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa jumlah wisatawan di Kota

(15)

3

akibat kemacetan lalu lintas di dalam kota dan kondisi infrastruktur jalan yang rusak. Akibat kemacetan dan jalan rusak itu, jumlah lokasi kunjungan menjadi

berkurang, bahkan berakibat semakin berkurangnya lama tinggal di Bandung. Namun pada tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan kembali mengalami

peningkatan yang signifikan. Bias dilihat dari data kunjungan bahwa pada tahun 2011 sebanyak 6.712.824 wisatawan domestik maupun lokal memadati kota Bandung.

Ada beberapa jenis wisata yang bisa dikunjungi di kota Bandung, diantaranya wisata alam, wisata bangunan, dan wisata buatan. Museum termasuk

pada wisata bangunan.

Museum seolah-olah menjadi “tumbal” dari ganasnya penetrasi konsep objek wisata asing yang kini memang telah terlanjur merusak dunia pariwisata

Indonesia. Salah satunya adalah museum Sri Baduga. Padahal menurut kepala Museum Sri Baduga Ibu Ani Ismarini yang dikutip oleh redaksi Koran Pikiran

Rakyat (2012) Ani mengatakan museum bukan hanya tempat menyimpan barang-barang kuno, tetapi museum bisa menjadi tempat berdiskusi dalam konteks kekinian. Ia berharap ke depannya, museum bisa berfungsi sebagi tempat

membedah naskah-naskah masa lalu. Kepala museum Sri Baduga menambahkan, citra museum yang selama ini terkesan kolot harus berubah dan mendapatkan

dukungan dari semua pihak. Museum yang perlu dikembangkan pada saat ini harusnya museum Sri Baduga karena museum Sri Baduga adalah satu-satunya museum Negara yang berada di Jawa Barat. Selain itu museum Sri Baduga sendiri

(16)

4

menyuguhkan peninggalan-peninggalan yang digunakan pada zaman dahulu oleh nenek moyang kita seperti, peralatan masak, aktivitas pada zaman dahulu dan

masih banyak lagi yang ditampilkan pleh museum Sri Baduga.

Sayangnya museum kini telah banyak kehilangan para konsumen setianya

yang telah banyak berpindah ke lain hati. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, menurut Asep Kambali selaku pemerhati kebudayaan lokal di antaranya inovasi yang kurang mengena di hati konsumen, manajemen yang

kurang terorganisir, tampilan benda koleksi yang terkesan menjemukan, sampai dengan kompetitor yang jauh lebih unggul dari segi nilai jual.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi minat kunjungan ke museum adalah benda koleksi. Karena koleksi merupakan benda yang sangat penting yang ada di setiap museum. Koleksi-koleksi yang dimiliki oleh sebuah

museum perlu dipamerkan untuk diinformasikan kepada umum. Agar pameran ini dapat menarik perhatian pengunjung, perlu dilakukan penataan yang baik. Koleksi

yang tidak dipamerkan harus disimpan dengan baik di ruang penyimpanan. Agar tidak terjadi kebosanan terhadap pengunjung perlu diadakan pergantian koleksi yang dipamerkan dengan yang disimpan. Itulah mengapa kiranya revolusi perlu

disiramkan pada museum ini, untuk mengembalikan minat para wisatawan atau konsumen yang sebelumnya telah terlanjur berpindah minat berwisata dan tak

pernah lagi berkunjung ke museum, walau hanya untuk rekreasi tanpa apresiasi yang bermakna. Padahal, semua orang jelas tahu museum banyak menawarkan pengetahuan akan akar sejarah, budaya, dan seni bangsa Maritim ini. Namun, apa

(17)

5

kebangkitan museum ini. Di Eropa sana, museum kini tak lagi melulu menampilkan koleksi-koleksi benda purba, namun lebih diarahkan kepada

apresiasi kesan ruang yang menimbulkan perasaan sebagai makhluk yang kecil di mata Tuhan. Revolusi konsep ini diharapkan nantinya akan menggiring minat

wisatawan agar mau kembali ke museum tradisional yang telah lama ditinggalkannya.

Maka penelitian ini harus dilakukan guna mendongkrak kunjungan

wisatawan agar mengetahui mengapa museum Sri Baduga memiliki tingkat kunjungan yang rendah. Sehingga penulis mengambil judul ANALISIS

TANGGAPAN WISATAWAN MENGENAI BENDA KOLEKSI TERHADAP

KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE MUSEUM SRI BADUGA

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu :

1. Bagaimana tanggapan wisatawan mengenai benda koleksi di Museum Sri Baduga?

2. Bagaimana keputusan berkunjung di Museum Sri baduga?

3. Bagaimana pengaruh benda koleksi terhadap keputusan berkunjung di Museum Sri Baduga?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi gambaran tentang kualitas koleksi di Museum Sri

(18)

6

2. Mengidentifikasi terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke museum Sri Baduga.

3. Menganalisis pengaruh benda koleksi terhadap keputusan berkunjung ke museum Sri Baduga.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian pariwisata

khususnya terhadap tanggapan wisatawan mengenai benda koleksi terhadap keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajemen perusahaan, khususnya di Museum Sri Baduga dalam upaya mengetahui

tanggapan wisatawan mengenai benda koleksi terhadap keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga. Selain itu dapat dijadikan sebagai

bahan refrensi untuk pengambilan keputusan dan kebijakan berkunjung ke Museum Sri Baduga.

3. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang akan meneliti di Museum Sri Baduga.

E. Definisi Operasional

Untuk memperjelas pokok-pokok masalah dalam penelitian ini, maka

(19)

7

1. Analisis Tanggapan Wisatawan mengenai benda koleksi

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Tanggapan wisatawan

adalah respon pengunjung terhadap museum Sri Baduga. Dan koleksi merupakan faktor penting karena melalui koleksi masyarakat dapat mengetahui dan mempelajari tentang sejarah alam, ilmu pengetahuan dan

budaya. Penyajian koleksi diupayakan dengan baik agar pengunjung dapat memperoleh gambaran tentang perjalanan sejarah alam dan budaya, corak dan

ragamnya, serta fase-fase perkembangan dan perubahannya.

2. Keputusan Berkunjung

Tahap dalam pengambilan keputusan dimana wisatawan benar-benar

menggunakan produk/jasa wisata. Perilaku konsumen sendiri bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan berkunjung. Respon yang kompleks, yang muncul dalam bentuk perilaku atau tindakan yang khas secara

perseorangan yang langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan produk, serta menentukan proses pengambilan keputusan dalam

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan di Museum Sri Baduga Bandung Jl. BKR No. 185 Bandung – 40243 Jawa Barat, Indonesia.

B. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2009) metode penelitian dapat diartikan sebagai cara

alamiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi

masalah dalam bidang tertentu.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersifat

deskriptif dan analitis. Menurut Sugiyono (2008), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen). Deskriptif analitis dapat dikatakan suatu metode

untuk melihat pengaruh tanggapan wisatawan mengenai benda koleksi terhadap keputusan berkunjung ke Museum Sri Baduga. Melalui pendekatan ini, maka

dapat diperoleh gambaran mengenai pengaruh antara benda koleksi dengan keputusan berkunjung wisatawan ke Museum Sri Baduga.

Dalam pelaksanaannya penulis melakukan analisis berdasarkan data

(21)

32

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi Museum Sri Baduga dapat dilihat pada

tabel 3.1 :

Tabel 3.1

Jumlah Pengunjung Museum Sri Baduga 2011

No Bulan Jumlah Pengunjung

1 Januari 4.065

2 Februari 8.854

3 Maret 7.646

4 April 6.050

5 Mei 33.872

6 Juni 23.475

7 Juli 3.142

8 Agustus 4.940

9 September 19.432

10 Oktober 23.988

11 November 7.778

12 Desember 5.759

Total 149.001

(22)

33

Dari pengertian di atas populasi dalam penelitian adalah populasi sosial yaitu wisatawan yang telah berkunjung ke Museum Sri Baduga pada bulan

November tahun 2012. Karena peneliti melihat bahwa pada periode Oktober 2012 kunjungan wisatawan yang datang ke Museum Sri Baduga cukup banyak

untuk diteliti.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel random sampling yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikan rupa dari semua unsur dari populasi yang mempunyai kesempatan yang sama dipilih sebagai sampel

tanpa memperlihatkan strata yang ada dalam populasi (sugiyono, 2001) kuesioner disebarkan kepada 45 responden yang dianggap sudah dapat

mewakili populasi, dan dilakukan dengan menggunakan metode simpel random sampling yaitu sebuah sampel yang diambil dari setiap tindakan yang dianggap dapat mewakili populasi.

(23)

34

Keterangan : n : Jumlah sampel

N : Jumlah seluruh anggota populasi e : Nilai toleransi terjadinya kesalahan (0.15)

= 45

Maka total sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah 45 responden.

D. Operasional Variabel

Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Menurut Hatch dan Fahrady (1981) secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi

antara satu orang dengan yang lainnya atau suatu obyek dengan obyek lainnya. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dibedakan kedalam dua kategori, yaitu :

(24)

35

2. Variabel terikat atau dependent variable yaitu keputusan berkunjung yang diberi simbol Y.

Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 3.1 :

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator No

Item

 Koleksi Inti  Tingkat keragaman jenis dan jumlah benda koleksi inti  Tingkat keindahan dan daya

tarik benda koleksi inti  Tingkat kesesuaian tata letak

dan display benda koleksi inti  Tingkat keragaman dan

 Tingkat keragaman jenis dan jumlah benda koleksi ganda  Tingkat keindahan dan daya

tarik benda koleksi ganda  Tingkat kesesuaian tata letak

dan display benda koleksi

 Tingkat keragaman jenis dan jumlah benda koleksi

penunjang

 Tingkat keindahan dan daya tarik benda koleksi penunjang  Tingkat kesesuaian tata letak

(25)

36

Variabel Dimensi Indikator No

Item

 Tingkat keinginan untuk berkunjung mempelajari dan mengamati benda koleksi di Museum Sri Baduga

 Tingkat keinginan untuk melakukan kunjungan berikutnya

 Tingkat keinginan untuk

berkunjung saat

liburan/waktu luang

 Tingkat keinginan untuk menghabiskan waktu lama di Museum Sri Baduga

 Tingkat kekuatan dan daya tarik brand (merek) Museum Sri Baduga sehingga kita mau mempromosikan kepada teman sejawat/rekan untuk berkunjung

Sumber : diolah oleh penulis

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan “langkah yang peling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan penelitian adalah mendapatkan data”. Sugiyono (2008)

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

(26)

37

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data

Indikator Data Yang Dibutuhkan Alat Pengumpulan Data

Primer Benda Koleksi Kuisioner

Keputusan Berkunjung Kuisioner

Profil Wisatawan Kuisioner

Sekunder Profil Museum Sri Baduga Internet

Teori tentang Museum Internet, buku, observasi Teori tentang Kepariwisataan Internet dan buku Sumber : Olahan Peneliti

Pengertian dari Data Primer dan Sekunder antara lain adalah data primer dapat diartikan dimana data tersebut diperoleh secara langsung dari subjek yang

berhubungan dengan penelitian. Dan sebaliknya data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjek tidak berhubungan secara langsung dengan objek penelitian. Alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data-data primer dan

sekunder antara lain :

1. Studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori

yang bersangkutan dengan penelitian ini dan mengumpulkan bahan-bahan teoritis sehingga dapat memperoleh suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan data yang sebenarnya.

2. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung ke lapangan (mengamati kegiatan

(27)

38

3. Kuesioner

Dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada

responden (sampel penelitian). Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan dengan melingkari masing-masing alternatif jawaban

yang di anggap paling sesuai. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel (X) Benda Koleksi dan (Y) Keputusan Berkunjung.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut: a. Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuesioner merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai

dengan alternatif jawaban yang telah disediakan, sehingga respondennya banyak memilih jawaban yang tersedia.

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pernyataan diberi nilai dengan skala likert.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket). Kuesioner sebagai alat yang digunakan dalam pengumpulan data merupakan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh informasi dari responden

(28)

39

1. Pendekatan Skala Likert

Menurut Sugiyono (2010:93), skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang / sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Menyusun setiap item instrument dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan. Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative yang

dapat berupa kata-kata serta setiap jawaban diberi bobot sesuai dengan urutannya yaitu pada tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.4

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Jawaban Nilai / Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Cukup setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono, 2004

Karena hasil data skala likert adalah data ordinal sedangkan analisis data menggunakan regresi yang notabenenya membutuhkan data interval.

Maka perlu mongkonversikan terlebih dahulu data yang didapat. Dalam penelitian ini alat untuk mengkonversikan data ordinal menjadi interval adalah

(29)

40

2. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini pada menggunakan data ordinal yang kemudian

ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Methode Successive Interval. Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data

tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi

frekuensi (f) dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan perhitungan proporsi komulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan sebagai berikut:

(30)

41

G. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Validitas menurut Arikunto (2010: 211) adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.

Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Uji Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Product Moment Correlation yang dikemukakan oleh Pearson (dalam Suharsimi Arikunto,

2006:274), yaitu uji validitas terhadap pertanyaan dengan pengertian secara

umum bahwa sebuah pertanyaan dikatakan valid apabila mempunyai dukungan kuat terhadap skor total. Uji Validitas dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS 13.0 for windows. Berikut ini rumus Product Moment Correlation :

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

∑ = Jumlah skor dalam distribusi X

∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

(31)

42

Harga r xy menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu (a) ada

tidaknya korelasi, (b) arah korelasi, (c) besarnya korelasi.

a. Ada tidaknya korelasi, ditunjukan oleh besarnya angka yang terdapat di

belakang koma. Jika angka tersebut terlalu kecil sampai empat angka di belakang koma, missal 0,0002, maka tidak dapat dianggap bahwa antara variabel X dengan variabel Y ada korelasi, karena kalau toh ada, angkanya

terlalu kecil lalu diabaikan.

b. Arah korelasi, yaitu arah yang menunjukan kesejajaran antara nilai

variabel X dengan nilai variabel Y. Arah dari korelasi ini ditunjukan oleh tanda hitung yang ada di depan indeks. Jika tandanya plus (+), maka arah korelasinya positif, sedang kalau minus (-) maka arah korelasinya negatif.

c. Besarnya korelasi, yaitu besarnya angka yang menunjukan kuat dan tidaknya, atau mantap tidaknya kesejajaran antara dua variabel yang

diukur korelasinya.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang

dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul dara karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat

(32)

43

Cronbanch alpha coeficient, rumus Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal

bentuk uraian. Rumus Alpha :

r11 =

r11 = realibilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = Jumlah varians butir = varian total.

3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Tabel 3.5

(33)

44

Apabila koefisien validitas > 0.514 maka dapat dikatakan Valid. Dan Apabila koefisien Reliabilitas > 0.7, maka dapat dikatakan Reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik Regresi

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square

(OLS).Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresilogistik atau regresi ordinal.

Teknik analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah untuk menentukan apakah sampel data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas distribusi data dalam

penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov–Smirnov. Untuk itu penulis melakukan uji normalitas kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan software SPSS 13,0 for Window.

Uji Kolmogorov–Smirnov berdasar pada criteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

(34)

45

b. Uji Linearitas

Uji Linieritas ini melalui hipotesis nol (Hο) bahwa regresi linier melawan

hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Untuk itu penulis melakukan uji linieritas untuk kedua variabel tersebut dengan

menggunakan Software SPSS 13,0 for Window.

Selanjutnya membandingkan nilai Probably value terhadap a dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 untuk tingkat signifikansi (a) = 5 %

1) Jika nilai Probably Value > a 2) Jika nilai Probably Value < a

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada

tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap variable bebas dengan nilai mutlak residualnya menggunakan korelasi Rank Spearman.

2. Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana

Teknik analisis regresi bertujuan untuk melakukan prediksi, bagaimana

(35)

46

Dalam analisis regresi linier sederhana, terdapat satu variabel yang diramalkan (variabel X) yaitu benda koleksi dan (variabel Y) dipengaruhinya

yaitu keputusan berkunjung. Maka bentuk umum dari linier sederhana ini adalah:

(Riduwan, 2008)

Dimana:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksi = Nilai konstan harga Y bila X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai (-) variabel Y.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi sederhana

adalah sebagai berikut:

a. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien α

dan b, yaitu ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ dan

b. Mencari koefisien regresi dan b dengan rumus:

∑ -∑ ∑

∑ - ∑ (Riduwan, 2008:145)

∑ – ∑ (Riduwan, 2008:145)

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan

menyebabkan perubahan pada nilai Y, artinya setiap naik turunnya X akan membuat nilai Y juga mengalami perubahan, dengan demikian nilai Y ini

akan bervariasi. Namun jika nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-manta disebabkan oleh X, karena masih ada factor lain yang menjadi penyebabnya.

(36)

47

Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari budaya organisasi (X) terhadap kinerja karyawan (Y) dihitung suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi (KD), dengan rumus:

(Sudjana, 2000: 246)

Keterangan:

= Koefisien determinasi = Koefisien Korelasi

Sebelum nilai digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih dahulu harus diuji apakah nilai-nilai ini terletak pada daerah penerimaan atau penolakan Ho.

I. Hipotesis

Langkah terakhir dari menganalisis data adalah melakukan pengujian hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel X (benda koleksi) dengan variabel Y (keputusan berkunjung), yang pada akhirnya akan diambil satu kesimpulan penerimaan atau penolakan dari pada hipotesis yang telah dirumuskan.

Untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh sugiyono (2004). Adapun perhitungannya yaitu sebagai berikut:

(sugiyono, 2004:215)

Keterangan :

t = distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 = koefisien korelasi

(37)

48

Ketentuan dari uji hipotesis ini adalah:

Ho : β = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel X dan variabel Y

: β = 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y

Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:

a. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan diterima

b. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan ditolak

J. Uji Kolerasi

Uji korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment

kegunaanya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Teknik analisis korelasi PPM

termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya : data dipilih secara acak (random); datanya berdistribusi normal; data yang dihubungkan berpola linier; dan data yang

dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (–1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r

(38)

49

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Membersihkan Interpretasi Koefisien Kolerasi

Interval Koefisien Klasifikasi

0,000-0,199 Sangat Rendah

0,200-0,399 Rendah

0,400-0,599 Sedang

0,600-0,799 Kuat

Sumber : Sugiyono, 2012.

K. Uji Koefisien Determinasi

Uji Koefisen Determinasi untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi variabel X terhadap variabel Y dengan rumus koefisien determinasi

(kd) yaitu :

Keterangan :

kd = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

Tabel 3.7

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0% - 19,99% Sangat Lemah

20% -39,99% Lemah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2012)

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai hubungan antara benda koleksi terhadap keputusan berkunjung, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Benda Koleksi di Museum Sri Baduga secara umum termasuk kedalam kategori yang sedang. Dapat dilihat bahwa skor total untuk Benda Koleksi adalah 1846. Dan pada katagori yang sedang ini, skor total yang paling tinggi itu terdapat pada benda koleksi inti adalah 640.

2. Keputusan berkunjung di Museum Sri Baduga secara umum termasuk kedalam kategori yang sedang. Dapat dilihat nilai yang diperoleh 747 atau 66.4% dari skor ideal yaitu 1125.

(40)

87

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

saran untuk Museum Sri Baduga mempertahankan wisatawan yang berkunjung ke Museum tersebut, yaitu dengan melakukan beberapa upaya untuk mengevaluasi

dan meningkatkan produk wisata yang dimiliki dengan upaya sebagai berikut : 1. Penulis merekomendasikan yang berkaitan dengan tanggapan wisatawan

terhadap persentase skor terendah dari pernyataan yang diajukan, diantaranya

benda koleksi ganda dan benda koleksi penunjang yang belum mendapatkan nilai lebih dari wisatawan yang berkunjung. Maka Museum Sri Baduga perlu

mempertahankan benda koleksi inti yang sudah diberi nilai lebih oleh wisatawan yang berkunjung dan meningkatkan kembali benda koleksi ganda dan benda koleksi penunjang agar minat wisatawan berkunjung ke museum

bisa lebih meningkat.

2. Rata-rata wisatawan yang berkunjung jarang yang melakukan repetisi atau

berkunjung kembali secara rutin. Oleh karena itu, museum Sri Baduga harus menciptakan program pemasaran maupun produk menarik yang menimbulkan ketagihan, sehingga dapat merubah pengunjung menjadi pelanggan setia

museum.

3. Membuat terobosan atau inovasi baru yang lebih menarik yang berkaitan

(41)

88

4. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, selain itu dari hasil penelitian terdapat faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini,

(42)

DAFTAR PUSTAKA

1994/1995. Buku Pintar Tentang Permuseuman. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Direktorat Permuseuman.

1997/1998. Buku Panduan Museum Negeri Provinsi Jawa Barat ”Sri Baduga”. Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Jawa Barat.

Biro Perlengkapan. (1986). Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Barang Perlengkapan. Departemen P dan K.. Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan (1991). Pedoman Pemeliharaan dan Pemugaran Bangunan Museum.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat (2005). Museum Sri Baduga Jendela Informasi Budaya.

F, Indah. (2012). PENGERTIAN DAN DEVINISI VARIABEL. [online]. Tersedia: http://carapedia.com/pengertian_definisi_variabel_info2017.html. [17 Mei 2012].

H. Mas. (2007) SEPENGGAL TEORI TENTANG PARIWISATA [online]. Tersedia: http://mas-hata.blogspot.com/2007/11/tentang-pariwisata.html. [17 Agustus 2012].

Isni, S. (2010) STRATEGI PENGEMBANGAN MUSEUM SRIBADUGA SEBAGAI OBJEK DAYA TARIK WISATA. Skripsi sarjana pada FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (2012). DEVINISI ANALISIS [online].

Tersedia: http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html. [5 Agustus 2012].

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Marketing Management 13th edition. USA: Prentice Hall.

Mahardika, n. (2011) Upaya Peningkatan Kinerja Karyawan Bagian Pengelolaan Koleksi di Museum Negeri Sri Baduga Bandung. Skripsi sarjana pada FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan Pendit, Nyoman. S. (2006). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta.

(43)

90

Pitana, I Gde dan Putu G. Gayatri (2005). Sosiologi Pariwisata. C.V. Andi Offset. Yogyakarta.

Sutaarga. Moh. Amir. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Permuseuman Jakarta. Jakarta. Ukas, Maman. (2006). Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Agnini

Bandung. Bandung.

Wikipedia. (2012). Pengertian Museum. [online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Museum. [7 Mei 2012].

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1 Data Kunjungan Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik
tabel 3.1 :
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Kapasitas reservoir yang dibutuhkan pelanggan PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi sampai tahun 2040 yaitu sekitar 7136 m 3 sementara kapasitas reservoir saat ini

Kita kenal bahwa Sutardji adalah penyair Indonesia modern yang memiliki latar belakang budaya Melayu yang amat kuat sebagai seorang putra Riau yang kehadirannya dalam dunia

Tanaka, M.J., 1977 menyatakan bahwa komposisi pemakaian energi dalam daur hidup proyek konstruksi adalah 80% untuk proses produksi bahan konstruksi; 13% dikonsumsi pada

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

berani melanggar aturan tersebut secara signifikan dan selalu giat untuk belajar. Faktor penghambat pada implementasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren

Jelas bahwasanya peran guru dalam pendidikan sangatlah utama, karena yang bertanggung jawab dan meluruskan jalan masadepan yang ingin diraih peserta didik tidak lain adalah

Bentuk campur kode penyisipan unsur kata yakni: (1) penyisipan unsur kata bahasa Indonesia 98 tuturan, (2) penyisipan unsur kata bahasa Inggris 76 tuturan,

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Peneliti memilih menggunakan metode ini karena tujuan dari penelitian ini