DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II GAYA BELAJAR BERDASARKAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Gaya Belajar ... 7
B. Gender ... 14
C. Kemampuan Berpikir Kritis ... 18
D. Sistem Pernapasan Manusia ... 27
E. Hasil Penelitian Lain yang Relevan ... 35
▸ Baca selengkapnya: rpp sistem pernapasan manusia kelas 8
(2)D. Instrumen Penelitian... 39
E. Prosedur Penelitian... 43
F. Analisis Data ... 45
G. Alur Penelitian ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pembahasan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis ... 22
3.1 Kisi-Kisi untuk Mengidentifikasi Gaya Belajar Siwa yang Dikembangkan dalam C.I.T.E. Learning Styles Instrument ... 40
3.2 Kisi-Kisi Soal Uraian Kemampuan Berpikir Kritis ... 41
3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 42
3.4 Kategori Gaya Belajar ... 46
3.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis ... 46
4.1 Sebaran Kategori Gaya Belajar Siswa Laki-Laki ... 51
4.2 Sebaran Kategori Gaya Belajar Siswa Perempuan ... 52
4.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Laki-Laki ... 54
4.4 Capaian Tiap Sub-indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Laki-Laki .. 54
4.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Perempuan ... 55
Gambar
2.1 Organ Pernapasan Manusia ... 30
2.2 Mekanisme Pernapasan Manusia ... 30
2.3 Volume Udara Pernapasan ... 32
3.1 Alur Penelitian ... 48
4.1 Sebaran Kategori Gaya Belajar Mayor Siswa Berdasarkan Gender ... 61
4.2 Sebaran Kategori Gaya Belajar Minor Siswa Berdasarkan Gender... 67
4.3 Sebaran Kategori Gaya Belajar yang Diabaikan Siswa Berdasarkan Gender ... 69
4.4 Capaian Tiap Sub-indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Gender... 72
4.5 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Memfokuskan Pertanyaan ... 77
4.6 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Menganalisis Argumen ... 79
4.8 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator
Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber ... 82
4.9 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Gaya Belajar pada Sub-indikator Mengobservasi dan
Mempertimbangkan Hasil Observasi ... 83
4.10 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Membuat
Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi... 84
4.11 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Membuat
Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi ... 85
4.12 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Membuat
Keputusan dan Mempertimbangkan Hasilnya ... 87
4.13 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator
Mendefinisikan Istilah dan Mempertimbangkan Definisi ... 88
4.14 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator
Mengidentifikasi Asumsi ... 89
4.15 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Memutuskan
Suatu Tindakan ... 90
4.16 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan
Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Berinteraksi
Lampiran
A. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Skala Sikap Gaya Belajar (C.I.T.E. Learning Styles Instrument) ... 106
2. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 109
3. Pedoman dan Hasil Wawancara Guru... 122
B. ADMINISTRASI PENELITIAN
1. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 123
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 124
C. DATA HASIL PENELITIAN
1. Skor dan Kategori Gaya Belajar Siswa ... 125
2. Skor dan Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 129
3. Rata-Rata Persentase Nilai Siswa pada Tiap Sub-indikator Berpikir
Kritis Berdasarkan Kategori Gaya Belajar ... 131
D. DOKUMENTASI PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2010: 1).
Selama proses belajar berlangsung, setiap individu mempunyai cara belajar
tersendiri untuk dapat memahami suatu materi pelajaran. Ada yang belajar dengan
cara mendengarkan, membaca, dan dengan cara menemukan. Cara belajar peserta
didik yang beranekaragam tersebut dikenal sebagai gaya belajar (learning style)
yang dipengaruhi oleh pengalaman, jenis kelamin, etnis (Philbin et al. dalam
Prastiti & Pujiningsih, 2009) dan secara khusus melekat pada setiap individu.
Studi tentang gaya belajar dan strategi belajar telah banyak dilakukan dan
selalu menarik perhatian mengingat perannya yang penting dalam pencapaian
hasil belajar. Berbagai studi tentang gaya belajar yang telah dilakukan
menghasilkan berbagai macam klasifikasi tentang jenis gaya belajar, misalnya
salah satu pendekatan dalam gaya belajar yang paling populer dikembangkan oleh
Dunn & Dunn (Jacobsen, 2009) yang nenemukan bahwa para siswa berbeda
dalam hal tanggapan mereka terhadap tiga dimensi pembelajaran, yaitu:
struktur dan dukungan (bekerja sendiri atau dalam kelompok). Hal ini terjadi
karena pada hakikatnya setiap orang dapat mempunyai gaya belajar yang khas.
Umumnya dianggap bahwa gaya belajar seseorang dipengaruhi oleh variabel
kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis, latar belakang
sosiokultural, dan pengalaman pendidikan (Sahertian dalam Nugraheni &
Pangaribuan, 2006).
Aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru merupakan perilaku
individual yang spesifik, masing-masing disebut gaya belajar dan gaya mengajar,
yang merupakan derivat gaya-gaya kepribadian individu yang bersangkutan
(Pranata, 2002: 15). Bagi guru, mempelajari gaya belajar atau cara-cara belajar
siswa sama pentingnya dengan menguasai cara-cara mengajar (Surakhmad, 1982:
79).
Jika seseorang sudah akrab dengan gaya belajarnya sendiri, ia dapat
mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat
dan lebih mudah (DePorter & Hernacki, 2007: 112). Dengan mempelajari
bagaimana memahami cara belajar siswa, guru dapat membantu memperkuat
hubungannya dengan siswa. Gender merupakan satu diantara sejumlah faktor
yang mempengaruhi gaya belajar siswa. Hasil penelitian Sheldon dan Janness
(1976 dalam Gomez, 1999: 47) menemukan bahwa siswa laki-laki lebih
cenderung pada gaya belajar visual dibanding siswa perempuan. Sedangkan hasil
penelitian Restak (1979 dalam Gomez, 1999: 47) menemukan siswa perempuan
Belajar bukan hanya sekedar menghafal konsep tetapi lebih kepada
bagaimana mengolah informasi yang didapat. Biologi sebagai salah satu bidang
IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan
proses sains yang dikembangkan melalui kemampuan berpikir kritis, induktif, dan
deduktif, sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peristiwa alam sekitar (Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), 2006).
Hasil survei yang dilakukan oleh Alwasilah (2005 dalam Agustina dari
Dewi, 2010: 2), 46% responden menjawab bahwa sistem pendidikan Indonesia
tidak mampu menghasilkan siswa yang berpikir kritis. Umumnya orientasi guru
sebagai pendidik hanya bertanggungjawab dalam menyampaikan konsep atau
materi pelajaran kepada siswa. Fakta yang menyebutkan bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa yang masih kurang ini amat disayangkan kerena tidak sesuai
dengan tujuan mata pelajaran biologi dalam BSNP. Chiras (1992) menjelaskan
bahwa siswa perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, karena membekali
siswa dengan berpikir kritis berarti memberikan siswa keterampilan yang dapat
digunakan untuk menganalisis dan memecahkan sejumlah besar masalah yang
akan mereka hadapi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sejalan dengan Ennis &
Weir (1985), dengan berpikir kritis seseorang dapat mengatur, menyesuaikan,
mengubah, atau memperbaiki pikirannya dalam mengambil suatu keputusan yang
tepat.
Konsep sistem pernapasan manusia merupakan salah satu materi yang
dianggap dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Materi
proses serta kelainan/penyakit yang berhubungan (BSNP, 2006). Untuk
mengaitkan hal tersebut diperlukan proses berpikir tingkat tinggi, salah satunya
kemampuan berpikir kritis. Isi materi yang dapat dijadikan berbagai sumber
permasalahan dan sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari dapat lebih
memudahkan siswa dalam menggali dan mengoptimalkan kemampuannya, tidak
hanya pada pemahaman konsep tetapi juga pada proses berpikirnya.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas dan belum terdapatnya penelitian
yang mengkombinasikan antara gaya belajar berdasarkan gender dengan
kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada materi sistem pernapasan
manusia, maka penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menganalisis
kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas XI pada konsep sistem pernapasan manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimana kecenderungan pengaruh gaya
belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
pada konsep sistem pernapasan manusia?”
Untuk memperjelas rumusan masalah, permasalahan tersebut dijabarkan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gaya belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan berdasarkan
instrument (Babich et al., 1976) setelah pembelajaran sistem pernapasan
manusia?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan
pada konsep sistem pernapasan manusia?
3. Adakah kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan manusia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kecenderungan pengaruh
gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas
XI pada konsep sistem pernapasan manusia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dengan mengetahui gaya belajarnya, siswa dapat lebih mengenal cara
mereka mengolah informasi, sehingga dapat lebih mengoptimalkan semua
potensi yang dimiliki.
b. Melatih siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan
2. Bagi Guru
a. Sebagai bahan masukan untuk menyadari kebutuhan siswa yang
berbeda-beda, sehingga berbagai metode atau model pembelajaran dapat lebih
divariasikan.
b. Mendorong kesadaran guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran
yang berorientasi pada siswa dengan mengedepankan pengembangan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis
dengan menggunakan konsep yang berbeda.
b. Bahan rujukan untuk menerapkan metode atau model pembelajaran
berbasis gaya belajar yang dapat mengungkap kemampuan berpikir kritis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan beberapa definisi
yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan
yang lebih spesifik agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut
diantaranya:
1. Gaya belajar adalah cara yang dipilih siswa untuk menerima dan mengolah
informasi yang didapat dalam suatu proses pembelajaran. Gaya belajar dalam
penelitian ini diidentifikasi dengan menggunakan C.I.T.E. learning styles
instrument yang dikembangkan oleh Babich et al. (1976). Instrumen asli
dalam bahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
oleh peneliti dan beberapa isi pernyataan disesuaikan dengan karakteristik
materi sistem pernapasan manusia. Instrumen ini terdiri dari 45 pernyataan
yang dapat mengidentifikasi sembilan tipe gaya belajar siswa. Masing-masing
pernyataan memiliki rentang skor 1-4 (skala Likert).
2. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang tergambar pada
jawaban siswa terhadap soal yang diberikan. Soal tersebut berupa soal uraian
yang berjumlah 12 butir yang masing-masing mewakili sub-indikator berpikir
kritis yang dikembangkan oleh Ennis (1985) yaitu: (1) memfokuskan
pertanyaan; (2) menganalisis argumen, (3) bertanya dan menjawab pertanyaan
(5) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (6) membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (7) membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi; (8) membuat keputusan dan
mempertimbangkan hasilnya; (9) mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi; (10) mengidentifikasi asumsi; (11) memutuskan
suatu tindakan; dan (12) berinteraksi dengan orang lain. Soal uraian berpikir
kritis yang disusun peneliti dikaitkan dengan materi sistem pernapasan
manusia dan telah melalui proses judgement oleh dosen yang memiliki bidang
keilmuan yang terkait dengan tema penelitian.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta atau kejadian secara
sistematis mengenai sifat-sifat tertentu dari populasi tanpa adanya perlakuan
(Arikunto, 2006).
C. Lokasi dan Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri yang berlokasi di Cikarang
Utara, Kabupaten Bekasi.
2. Populasi
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik gaya
belajar dan kemampuan berpikir siswa kelas XI IPA salah satu SMA
negeri di Cikarang Utara.
3. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:
131). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik
gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA-X (siswa
laki-laki) dan XI IPA-Y (siswa perempuan) di SMAN X (eks) Cikarang
yang terjaring oleh instrumen penelitian. Sampel yang digunakan adalah
dua kelas yang dipilih melalui teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Dalam
hal ini pertimbangan dilakukan dengan memilih kelas siswa laki-laki dan
siswa perempuan yang dianggap mewakili karakteristik populasi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode
(Arikunto, 2006: 136). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah
C.I.T.E. learning styles instrument (Babich et al., 1976), tes uraian kemampuan
berpikir kritis, dan wawancara guru.
1. C.I.T.E learning styles instrument adalah skala sikap yang dikembangkan oleh
terdiri dari 45 pernyataan. Masing-masing tipe gaya belajar diwakili oleh 5
pernyataan dan setiap pernyataan mempunyai rentang skor 1-4 (skala Likert).
Tabel 3.1 Kisi-Kisi untuk Mengidentifikasi Gaya Belajar Siswa yang Dikembangkan dalam C.I.T.E. Learning Styles Instrument
No. Area Utama Tipe Gaya Belajar Nomor
Pernyataan Tanggapan (Skala Likert) SS (4) S (3) TS (2) STS (1) 1. Pengumpulan Informasi
Visual-Bahasa 5, 13, 21, 29, 37
2. Visual-Angka 9, 17, 25, 33, 41
3. Auditori-Bahasa 3, 11, 19, 36, 44
4. Auditori-Angka 7, 15, 23, 31, 39
5. Auditori-Visual-Kinestetik 1, 18, 26, 34, 42 6. Kondisi
Belajar
Sosial-Individual 4, 12, 20, 28, 45
7. Sosial-Kelompok 8, 16, 24, 32, 40
8. Pemilihan Ekspresi
Ekspresi-Tertulis 2, 10, 27, 35, 43
9. Ekspresi-Lisan 6, 14, 22, 30, 38
2. Tes kemampuan berpikir kritis adalah tes yang diberikan kepada siswa
sebanyak 12 soal uraian yang masing-masing mewakili 12 sub-indikator
berpikir kritis yang dikembangkan oleh Ennis (1985). Tes ini dikaitkan
dengan materi sistem pernapasan manusia. Langkah-langkah penyusunan soal
uraian kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi soal yang berkaitan dengan materi sistem pernapasan
manusia.
b. Mengembangkan soal dan rubrik jawaban. Soal kemampuan berpikir kritis
yang dibuat mengacu kepada 12 sub-indikator yang dikembangkan Ennis.
Berdasarkan hal tersebut, soal yang dibuat pun berjumlah 12 butir dan
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Uraian Kemampuan Berpikir Kritis
No. Kriteria Sub-indikator Berpikir Kritis Materi/Masalah yang Diberikan
No. Soal 1. Memfokuskan pertanyaan
Mengidentifikasi/ merumuskan pertanyaan.
Mengidentifikasi/merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin.
Frekuensi pernapasan
manusia 1
2. Menganalisis argumen.
Mencari persamaan dan perbedaan. Penyakit influenza/flu 2 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang
suatu penjelasan.
Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan gambar.
Organ paru-paru 3
4. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber.
Menilai sumber berdasarkan keahliannya (pakar).
Hasil penelitian tentang
efek rokok 4
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.
Menyebutkan bukti-bukti yang menguatkan.
Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut)
5
6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.
Kondisi yang logis.
Asfikasi 6
7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
Membuat kesimpulan dan hipotesis.
Frekuensi pernapasan
manusia 7
8. Membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya. Menerapkan prinsip.
Proses tersedak 8
9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. Membuat strategi definisi.
Volume udara pernapasan dan kapasitas
paru-paru manusia
9
10. Mengidentifikasi asumsi Menalar secara implisit.
Penyakit Tuberkulosis
(TBC) 10
11. Memutuskan suatu tindakan
Memutuskan apa yang akan dilakukan sementara.
Akibat debu vulkanik 11
12. Berinteraksi dengan orang lain. Mempresentasikan secara lisan atau
tertulis (argumen).
c. Meminta judgement instrumen kepada dosen yang memiliki bidang
keilmuan yang terkait dengan tema penelitian. Judgement bertujuan untuk
mengetahui validasi isi, kesesuaian antara kriteria sub-indikator berpikir
kritis dengan soal, dan kesesuaian soal dengan rubrik jawaban.
d. Melakukan uji coba soal kemampuan berpikir kritis kepada siswa kelas XI
IPA yang telah menerima materi sistem pernapasan manusia. Selanjutnya,
hasil uji coba soal diperiksa sesuai dengan rubrik.
e. Menganalisis soal dengan menggunakan program Microsoft Office Excel
2007 dan merevisi soal yang kurang baik. Soal-soal yang memenuhi
kriteria soal yang baik untuk digunakan diantaranya dilihat dari tingkat
kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas. Sebuah tes dikatakan
sebagai alat ukur yang baik jika memiliki validitas dan reliabilitas yang
tinggi (Arikunto, 2003). Hasil analisis soal disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir Kritis
Butir Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas
Reliabilitas Keterangan Indeks
(%) Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori 1. 45 Sedang 0.24 Cukup 0.55 Cukup
0.75 (Tinggi)
Revisi
2. 64 Sedang 0.05 Jelek 0.31 Rendah Revisi
3. 54 Sedang 0.17 Jelek 0.51 Cukup Revisi
4. 56 Sedang 0.36 Cukup 0.63 Tinggi -
5. 43 Sedang 0.21 Cukup 0.34 Rendah Revisi
6. 48 Sedang 0.33 Cukup 0.76 Tinggi -
7. 24 Sukar 0.24 Cukup 0.67 Tinggi -
8. 63 Sedang 0.04 Jelek 0.24 Rendah Revisi
9. 19 Sukar 0.24 Cukup 0.58 Cukup Revisi
10. 50 Sedang 0.43 Baik 0.67 Tinggi -
3. Wawancara kepada guru dengan tujuan untuk memperoleh informasi
tambahan mengenai gaya mengajar dan peran guru dalam menggali
kemampuan berpikir kritis siswa serta gambaran proses pembelajaran yang
berlangsung pada materi sistem pernapasan manusia.
E. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian yang akan dilakukan terdiri dari tiga tahapan
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahapan tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Mengumpulkan informasi tentang gaya belajar, karakteristik kemampuan
berpikir kritis, dan pendalaman materi sistem pernapasan manusia.
b. Menterjemahkan instrumen gaya belajar yang akan digunakan (C.I.T.E.
learning styles instrument), menyusun instrumen soal uraian kemampuan
berpikir kritis yang berkaitan dengan materi sistem pernapasan manusia,
dan menyusun pedoman wawancara kepada guru.
c. Melakukan judgement instrumen kepada dosen yang memiliki bidang
keilmuan yang terkait dengan tema penelitian (dosen pengampu mata
kuliah struktur hewan, anatomi dan fisiologi tubuh manusia, dan evaluasi
pembelajaran).
d. Memperbaiki instrumen yang telah di judgement.
f. Menganalisis hasil uji coba soal dengan menggunakan program Microsoft
Office Excel 2007 untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda,
validitas, dan reliabilitas.
g. Memilih soal-soal yang dianggap baik untuk digunakan dalam penelitian
dan merevisi soal yang dianggap kurang baik.
h. Mengurus surat izin penelitian ke sekolah yang dituju.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan
penjaringan data gaya belajar siswa, kemampuan berpikir kritis, dan wawancara
kepada guru. Langkah-langkah pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan C.I.T.E. learning styles instrument kepada siswa.
b. Memberikan soal uraian kemampuan berpikir kritis kepada siswa yang
berkaitan dengan materi sistem pernapasan manusia.
c. Melakukan wawancara kepada guru mengenai gambaran proses pembelajaran
yang berlangsung pada materi sistem pernapasan manusia.
3. Tahap Akhir
Tahap ini merupakan tahap analisis data. Pengolahan dan analisis
berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan penelitian.
Langkah-langkah pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa hasil tes gaya belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan,
b. Memeriksa hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa
perempuan berdasarkan rubrik yang telah dibuat dan menentukan kategori
kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil yang diperoleh.
c. Mengolah hasil wawancara dengan guru.
d. Menganalisis kecenderungan pengaruh gaya belajar siswa laki-laki dan siswa
perempuan terhadap kemampuan berpikir kritisnya.
e. Menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan data yang diperoleh.
f. Menyusun laporan penelitian.
F. Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan dan
berpedoman pada pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Data dianalisis
secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang dapat
muncul dalam penelitian.
1. Menganalisis Gaya Belajar
Langkah pengolahan hasil tes gaya belajar siswa, yaitu:
a. Menentukan kategori pada setiap tipe gaya belajar untuk masing-masing
siswa:
Skor dari setiap pernyataan pada masing-masing tipe gaya belajar dijumlahkan
(skor total), kemudian skor total dikalikan 2 untuk memperoleh skor akhir.
Skor akhir yang didapatkan menunjukkan kategori gaya belajar yang dimiliki
Tabel 3.4 Kategori Gaya Belajar
Skor Akhir Kategori
34 – 40 Gaya belajar mayor 20 – 32 Gaya belajar minor 10 – 18 Gaya belajar yang diabaikan
(Babich et al., 1976)
b. Menghitung rata-rata persentase kategori gaya belajar mayor/minor/diabaikan
pada setiap tipe gaya belajar untuk setiap kelas:
2. Menganalisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Langkah pengolahan hasil tes uraian kemampuan berpikir siswa, yaitu:
a. Memberi skor pada setiap butir soal kemampuan berpikir kritis untuk setiap
siswa sesuai rubrik.
b. Menghitung skor total dari seluruh butir soal kemampuan berpikir kritis untuk
setiap siswa.
c. Menentukan kategori kemampuan berpikir kritis untuk masing-masing siswa:
Tabel 3.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis
Nilai (%) Kategori 81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi 41 – 60 Sedang 21 – 40 Rendah
[image:22.595.222.409.639.731.2]d. Menghitung rata-rata persentase kategori kemampuan berpikir kritis siswa
untuk setiap kelas:
e. Menghitung rata-rata persentase kategori kemampuan berpikir kritis siswa
pada tiap sub-indikator untuk setiap kelas:
3. Menganalisis Hasil Wawancara Guru
Analisis hasil wawancara dengan guru dilakukan secara deskriptif dan
digunakan sebagai data penunjang.
4. Menganalisis Kecenderungan Pengaruh Gaya Belajar dengan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Data kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah data pada siswa
yang memiliki kategori gaya belajar mayor (gaya belajar yang sering digunakan)
dan kategori gaya belajar minor (gaya belajar yang jarang digunakan) pada setiap
tipe gaya belajar. Rata-rata persentase nilai sub-indikator berpikir kritis yang
tertinggi pada setiap tipe gaya belajar yang tergolong kategori gaya belajar mayor
dijadikan acuan/patokan karena gaya belajar ini dianggap sebagai gaya belajar
yang terekspresikan dan sebagai pembandingnya digunakan kategori gaya belajar
minor. Perbandingan bertujuan untuk melihat kecenderungan pengaruh antara
tipe gaya belajar dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap
G. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Penjaringan Data
Penyusunan Kelengkapan Penelitian
Kemampuan Berpikir Kritis Gaya Belajar
Hasil
TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN
TAHAP PERUMUSAN KESIMPULAN
Judgement & Uji Coba
Revisi *)
TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN TAHAP PERSIAPAN
Perizinan Penelitian
Wawancara
Hasil Instrumen Tes dan Pedoman
Wawancara
Pendalaman Materi yang Terkait dengan Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya belajar siswa laki-laki, pada area pengumpulan informasi, tipe gaya
belajar yang banyak muncul secara berturut-turut adalah visual-angka dan
auditori-visual-kinestetik, auditori-angka, visual-bahasa dan auditori-bahasa.
Sedangkan pada siswa perempuan, pada area pengumpulan informasi, tipe
gaya belajar yang banyak muncul secara berturut-turut adalah
auditori-visual-kinestetik, visual-angka, auditori-angka, auditori-bahasa, dan visual-bahasa.
Pada area kondisi belajar, baik pada siswa laki-laki maupun siswa perempuan,
tipe gaya belajar sosial-kelompok lebih banyak muncul daripada tipe gaya
belajar sosial-individual. Pada area pemilihan ekspresi, pada siswa laki-laki
dan siswa perempuan, tipe gaya belajar ekspresi-tertulis lebih dominan dari
tipe gaya belajar ekspresi-lisan.
2. Kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan cenderung
tidak jauh berbeda pada konsep sistem pernapasan manusia. Sub-indikator
yang mendapat nilai paling tinggi baik pada siswa laki-laki maupun siswa
3. Tidak terdapat kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan
manusia.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti
menyarankan:
1. Bagi Guru
a. Pentingnya mengetahui dan menggali kekuatan gaya belajar siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki gaya belajar
tidak terekspresikan (minor) sehingga diperlukan perhatian mengenai hal
tersebut. Mengetahui gaya belajar siswa juga menjadi pertimbangan guru
dalam memilih metode yang bervariasi sesuai dengan yang dibutuhkan
siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
b. Guru juga hendaknya terus melatih siswa untuk berpikir kritis, karena
kemampuan berpikir tingkat ini akan sangat dibutuhkan siswa di kemudian
hari dalam kehidupannya.
2. Bagi Peneliti Lain
a. Waktu pengerjaan soal uraian kemampuan berpikir kritis dalam penelitian
ini menurut siswa kurang. Sehingga hendaknya waktu untuk pengerjaan
ditambah sehingga siswa bisa lebih optimal dalam memberikan jawaban.
pengalaman belajar siswa belum tergali. Oleh karena itu, untuk peneliti
selanjutnya diharapkan dapat menyaksikan kbm secara langsung.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan penelitian tahap
lanjut, misalnya dengan menjadikannya penelitian eksperimental, sehingga
analisis pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
__________ (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Babich. et al. (1976). C.I.T.E. Learning Styles Instrument. [Online]. Tersedia:http://www.wvabe.org/cite.htm [25 Februari 2012]
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Budiyanto. (2012). Proses Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia:http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pernapasan-pada-manusia/ [14 Maret 2012]
Campbell, N.A, Mithell, L.G., & Reece, J.B. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Chiras. D.D. (1992). “Teaching Critical Thinking Skills in the Biology &
Environmental Science Classrooms”. The American Biology Teacher.
54, (8), 464-468.
Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dasari, P. (2006). The Influence of Matching Teaching and Learning Styles On The Achievement in Science of Grade Six Learners. Tesis pada Universitas Afrika Selatan: diterbitkan.
DePorter, B. & Hernacki, M. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Dewi, H.N. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pendekatan Science, Environment, Technologi, and Society (SETS) pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dryden, G. & Vos, J. (2002). Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution). Bandung: Kaifa.
Ennis, R.H. (1985). “Goals for a Critical Thinking Curriculum”. Dalam Costa A.L. Ed. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.
_________ (1991). “Critical Thinking Assessment”. Theory into Practice. 32, (3), 179-186.
Ennis, R.H. & Weir, E. (1985). The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. Test, Manual, Criteria, Scoring Sheet an Instruments for Teaching and Testing. USA: Midwest Publications.
Fitriani, D. (2010). Profil Kemampuan Berkomunikasi dan Gaya Belajar Siswa SMA pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Fleming, N. & Baume, D. (2006). “Learning Styles Again: VARKing Up The Right Tree!”. Dalam Educational Developments. 7, (4), 4-7.
Gomez, J. (1999). “Gaya Pembelajaran: Satu Tinjauan Literatur”. Jurnal Pendidikan Tigaenf. 2, (3). 40-49.
Gunawan, A.W. (2003). Born To Be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
____________ (2007). Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelarated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hassoubah, Z.I. (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills: Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa.
Jacobsen, D.A., Eggen, P., & Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, E.B. (2008). Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).
Kurnadi, K. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 2. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.
Kusumadyani, R.H. (2010). Hubungan Antara Gaya Belajar dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Subkonsep Penginderaan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Lagoke, B.A., Jegede, O.J., & Oyenbaji, P.K. (1997). “Towards an Elimination of The Gender Gulf in Science Concept Attainment Through The Use of Environmental Analogs”. International Journal of Science Education. 19,(4), 365-380.
Liliasari. (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju
Profesionalitas Guru. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19490927197803 2-LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf [8 Oktober 2012]
Lissa. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Konsep Ekskresi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Makarao, N.R. (2009). Gender Dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Nugraheni, E. & Pangaribuan, N. (2006). “Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Jarak Jauh: Kasus di Universitas Terbuka”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 7, (1), 68–82.
Pease, A. & Pease, B. (2008). Why Men Don’t Listen and Women Can't Read Maps: Mengungkap Perbedaan Pikiran Pria dan Wanita Agar Sukses Membina Hubungan. Jakarta: Cahaya Insan Suci.
Potts, B. (1994). “Strategies for Teaching Critical Thinking”. Practical Assessment, Research & Evaluation. 4, (3), 1.
Pranata, M. (2002). “Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain”.
Nirmana. 4, (1), 13-23.
Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Style: Memacu Anak Melejitkan Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Bandung: Kaifa.
Prastiti, S.D & Pujiningsih, S. (2009). “Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Ekonomi Bisnis. 14, (3), 224 - 231.
Pratiwi, D.A. et al. (2007). Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Presseisen, B.Z. (1985). “Thinking Skills: Meanings and Models”. Dalam Costa A.L. Ed. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.
Purwanto, M.N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_____________ (2008). Prinsip-Prinsip Evaluasi dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rahayu, S. (2011). Profil Kemampuan Representasi Siswa Berbasis Gender Dalam Konsep Sistem Pernafasan Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Sagitasari, D.A. (2010). Hubungan Antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UNY: diterbitkan.
Siswanto. (2006). “Bias Gender dalam Pendidikan”. Makalah Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Subini, N. (2011). Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Jogjakarta: Javalitera.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mangajar-Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.
Suryati, H. (2009). Sistem Pernapasan Manusia. [Online].
Tersedia:http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/02/sistem-pernapasan-manusia.html [14 Maret 2012]