DAFTAR ISI
ABSTRAKSI……….i
ABSTRAKT……….…ii
KATA PENGANTAR………iii
UCAPAN TERIMAKASIH………...…iv
DAFTAR ISI………...………....vi
DAFTAR TABEL………...…..ix
DAFTAR GAMBAR………..xi
DAFTAR LAMPIRAN……….xii
BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah………...…1
B. Identifikasi Masalah………..5
C. Batasan Masalah………...……6
D. Rumusan Masalah……….6
E. Tujuan Penelitian………..7
F. Manfaat Penelitian……….7
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Verba………...………11
1. Definisi Verba………..11
2. Jenis-Jenis Verba...………..12
C. Verba Trennbar………...16
1. Definisi Verba Trennbar………..…...16
2. Prefiks pada Trennbar……….18
3. Penggunaan Verba Trennbar………...21
D. Anak Kalimat (Nebensatz)……….22
1. Definisi Anak Kalimat (Nebensatz)………22
2. Jenis-Jenis Nebensatz………...26
E. Kerangka Berpikir………...38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….40
B. Waktu dan Tempat Penelitian………40
C. Instrument Penelitian………...………….40
1. Tes……….40
2. Angket………...41
D. Populasi dan Sampel………..41
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data………...42
2. Teknik Analisis Data……….42
3. Teknik Analisis Data Angket………43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian………45
B. Tabel Kemampuan Mahasiswa Semester III Berdasarkan Perolehan Skor
Rata-Rata keseluruhan Sampel………..53
C. Analisis Data Angket Kemampuan Mahasiswa dalam menggunkan Verba
Trennbar dalam anak Kalimat (Nebensatz)………...54
D. Pembahasan Hasil Penelitian……….75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………...77
B. Saran………..78
Daftar Pustaka………..……….80
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Imbuhan verba terpisah Neubold……….18
Tabel 2.2 Jumlah Prefiks menurut Engel, Neubold, dan Dreyer-Schmitt……..30
Tabel 4.3 kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam Nebensatz:………45
Tabel 4.18 Pernyataan no 14……….68
Tabel 4.19 Pernyataan no 15……….69
Tabel 4.20 Pernyataan no 16……….70
Tabel 4.21 Pernyataan no 17……….71
Tabel 4.22 Pernyataan no 18……….72
Tabel 4.23 Pernyataan no 19……….73
Tabel 4.24 Pernyataan no 20……….74
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mempelajari bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan
berbahasa atau dalam bahasa Jerman disebut Sprachfertigkeiten. Keempat
keterampilan berbahasa tersebut yaitu Hören (mendengarkan), Sprechen
(berbicara), Lesen (membaca) dan Schreiben (menulis). Keempat keterampilan
tersebut sangatlah penting bagi pembelajar bahasa Jerman karena keempat
keterampilan tersebut saling berkaitan. Selain keempat keterampilan berbahasa
tersebut pembelajar bahasa Jerman juga harus mempelajari aturan tata bahasa
Jerman (Grammatik) yang baik dan benar, sehingga pembelajar bahasa Jerman
dapat menyusun kalimat bahasa Jerman dengan baik dan benar. Tata bahasa
dalam bahasa Jerman disebut dengan Grammatik.
Setiap bahasa memiliki keunikan masing-masing, seperti halnya bahasa
Jerman. Bahasa Jerman merupakan bahasa yang unik dan mempunyai unsur-unsur
tata bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Salah satu keunikannya
terletak pada verba. Dalam bahasa Jerman terdapat verba yang mempunyai dua
bagian kata. Pada saat dikonjugasikan Vorsilbe (awalan verba) tersebut harus
dipisahkan dan diletakan pada akhir kalimat dan pada pengucapannya mengalami
tekanan. Sedangkan bagian Verbstamm (verba dasar) diletakan pada posisi kedua.
Verba tersebut dikenal dengan verba trennbar. Salah satu contoh verba trennbar
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keunikan verba trennbar adalah verba tersebut dapat dipotong menjadi
dua yaitu antara Vorsilbe (awalan verba) dan Verbstamm (verba dasar). Itulah
salah satu kesulitan pembelajar dalam menempatkan Vorsilbe (awalan verba),
misalnya contoh verba trennbar dalam kalimat utama atau Hauptsatz. Kalimat
yang salah adalah:
(1) Ich aufstehe um 06.00 Uhr.
Pada kalimat (1) terdapat verba trennbar, namun pada kalimat tersebut verba
tidak dipisah. Kalimat yang benar adalah:
(2) ich stehe um 06.00 Uhr auf. „Saya bangun pukul 06.00‟.
Verba pada kalimat (2) dipisah menjadi dua bagian antara Vorsilbe dan
Verbstamm. Verbstamm terletak di posisi kedua dalam kalimat sedangkan
Vorsilbe terletak di akhir kalimat.
Selain contoh di atas, berdasarkan pengalaman, peneliti kesulitan dalam
penggunaan trennbar verben yang disebabkan jarangnya menulis kembali
Vorsilbe tersebut. Ini berakibat arti kata tersebut akan berbeda. Misalnya verba
aufstehen, apabila peneliti tidak menulis Vorsilbe “auf” di akhir kalimat, maka
verba tersebut menjadi stehen sehingga akan berbeda arti. Seperti pada kalimat di
Dapat dilihat pada kalimat (3) dan kalimat (4) di atas. Apabila Vorsilbe lupa
ditulis seperti pada kalimat (3) maka arti verba tersebut akan berbeda seperti
kalimat (4).
Adapun kesalahan lain yang pernah dialami oleh peneliti, salah satunya
yaitu kesulitan menggunakan verba trennbar dalam menempatkan Verbstamm
pada anak kalimat (Nebensatz). Misalnya pada contoh kalimat yang salah di
bawah ini:
(5) Wir müssen sofort zu den Bahnhof gehen, weil der Zug pünktlich fährt ab.
Kesalahan di atas terjadi karena peneliti beranggapan bahwa Vorsilbe “ab” selalu
diletakan di akhir kalimat, maka Verbstamm “fährt” diletakan sebelum Vorsilbe
”ab”.
Kalimat yang benar adalah:
(6) Wir müssen sofort zu den Bahnhof gehen, weil der Zug pünktlich abfährt. „Kami harus segera pergi ke stasiun, karena kereta berangkat tepat waktu‟.
Verba “abfährt” (hasil konjugasi dari verba “abfahren”) dalam kalimat (6)
merupakan verba trennbar. Ketika verba trennbar ada dalam Nebensatz seperti
contoh di atas, maka “fährt”dan “ab”disatukan kembali menjadi “abfährt”.
Apabila verba trennbar ada dalam kasus anak kalimat (Nebensatz), maka
kata dasar (Verbstamm) diletakan di akhir kalimat, kemudian kata awalan verba
(Vorsilbe) dan kata dasar (Verbstamm) ditulis tidak terpisah. Hal itu dapat menjadi
kesulitan bagi pembelajar bahasa Jerman dalam menempatkan verba trennbar
dalam anak kalimat.
Selain itu, ada beberapa kesalahan lain yang pernah dialami peneliti,
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(7) Wir müssen sofort zu den Bahnhof gehen, weil der Zug pünktlich
abfahren.
Kata abfahren di atas merupakan verba trennbar bukan merupakan
infinitiv. Salah satu penyebab kesalahan di atas terjadi, karena seringnya
penulisan kata di akhir kalimat dengan infinitiv, sedangkan kalimat di atas
merupakan anak kalimat atau dalam bahasa Jerman dikenal dengan Nebensatz
yang dalam tata bahasa Jerman pada anak kalimat (Nebensatz) verba diletakkan
pada akhir kalimat dan disesuikan dengan konjugasi dengan subjeknya. Subjek
pada kalimat (7) adalah der Zug (kereta), sehingga konjugasi abfahren untuk der
Zug adalah abfährt seperti contoh kalimat ke (6).
Berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh kalimat di atas dapat dikatakan
bahwa kemampuan pembelajar bahasa Jerman (mahasiswa) yang kurang
mengetahui penggunaan verba trennbar, khususnya pada kasus Nebensatz karena
struktur kalimat pada Hauptsatz berbeda dengan Nebensatz.
Selain keterampilan Grammatik bahasa Jerman seperti contoh kalimat di
atas, adapun faktor lainnya seperti, pengajar, motivasi, metode pembelajaran dan
minat yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam menggunakan
bahasa Jerman.
Sehubungan dengan itu, peneliti mencoba untuk mengkaji kemampuan
mahasiswa bahasa Jerman dalam menggunakan verba trennbar dengan
mengambil judul “Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Menggunakan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan oleh penulis sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan mahasiswa tentang penggunaan verba trennbar pada
kalimat utama bahasa Jerman?
2. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar anak
kalimat (Nebensatz)?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memahami
verba trennbar anak kalimat (Nebensatz)?
4. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam
menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz)?
5. Apakah materi mengenai verba trennbar dalam kalimat utama (Hauptsatz)
dan anak kalimat (Nebensatz) dipelajari secara intensif?
6. Apakah dosen menjelaskan materi verba trennbar dalam Nebensatz hanya
sepintas sehingga mahasiswa kurang memahami dalam menggunakan verba
trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz)?
7. Apakah dalam mempelajari verba trennbar dalam Nebensatz, mahasiswa
menggunakan sumber lain selain buku yang digunakan di kelas?
8. Apakah ketidakmampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar
dalam kalimat utama (Hauptsatz) dan anak kalimat (Nebensatz) disebabkan
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9. Apakah motivasi dan minat dapat mempengaruhi mahasiswa dalam
memahami penggunaan verba trennbar dalam menyusun anak kalimat bahasa
Jerman (Nebensatz)?
C. Batasan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang telah diidentifikasikan di atas, sangat
penting bagi peneliti untuk membatasi masalah yang akan diteliti. Ruang lingkup
penelitian ini dibatasi pada kemampuan pembelajar bahasa Jerman dalam
menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz). Selain itu
faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar
dalam anak kalimat (Nebensatz).
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan mahasiswa bahasa Jerman dalam menggunakan
verba trennbar anak kalimat (Nebensatz)?
2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar
anak kalimat (Nebensatz).
2. Memperoleh informasi faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa
dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz)
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
serta melengkapi kepustakaan bahasa Jerman terutama yang berhubungan dengan
verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
Secara praktis hasil dari penelitian ini pun diharapkan memberikan
manfaat bagi peneliti, yaitu dapat memperoleh wawasan yang lebih mengenai
penggunaan verba trennbar dalam menyusun anak kalimat bahasa Jerman
(Nebensatz). Diharapkan juga hasil dari penelitian ini, peneliti lebih mengerti
tentang struktur pola kalimat bahasa Jerman yang baik dan benar. Selain itu, dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembelajar
bahasa Jerman khususnya mahasiswa mengenai penggunaan verba trennbar
dalam dalam anak kalimat bahasa Jerman (Nebensatz). Peneliti juga berharap
dapat memberikan tambahan kajian kepada pengajar mengenai tata bahasa Jerman
khususnya mengenai penggunaan verba trennbar dalam anak kalimat bahasa
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajar bahasa Jerman dalam menggunakan verba trennbar dalam anak
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam melaksanankan penelitain diperlukan metode untuk memecahkan suatu
masalah yang sedang diteliti. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif analisis kualitatif. Deskriptif analisis kualitatif yaitu
proses pengumpulan, penyusunan, pendeskripsian data-data untuk memperoleh
gambaran mengenai kesimpulan dari rumusan masalah yang dikemukakan dalam
suatu penelitian. Penggunaan metode ini digunakan supaya penelitian ini
mendapatkan informasi untuk menganalisis kemampuan mahasiswa dalam
menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester III tahun ajaran 2012/2013 di
Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI
Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Nopember 2012.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengambil data dengan
41
Imas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Tes (Test)
Menurut Gronlund dalam Nurgiantoro (2010: 105) bahwa “Tes (Test) adalah
sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel
tingkah laku, misalnya untuk menjawab pertanyaan “seberapa baik (tinggi) kinerja
seseorang” yang jawabannya berupa angka”. Jenis tes yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah tes membentuk kalimat Nebensatz dengan menggunakan verba
trennbar sebanyak 25 butir soal. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam Nebensatz.
2. Angket
Selain tes tertulis, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket atau kuesioner. Angket dapat memperoleh informasi apakah faktor-faktor
bagaimana yang menjadi penghambat mahasiswa (responden) dalam mempelajari
verba trennbar dalam Nebensatz. Dalam penelitian ini sebanyak 20 pernyataan yang
diberikan kepada sampel.
D. Populasi dan Sampel
Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan populasi dan sampel sebagai
obyek peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III tahun
pelajaran 2012/2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa
dan Seni UPI Bandung. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti sebanyak 33 orang
42
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian ini yaitu menggunakan metode deskritif
analisis kualitatif, maka digunakan teknik pengumpulan data dan pengolahan data
sebagai berikut:
1. Teknik Studi Pustaka
Studi Kepustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan
dengan mempelajari buku-buku atau website sebagai sumber dan klasifikasi
bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini,
penulis mencari dan mengumpulkan landasan teoritis tentang verba trennbar dan
Nebensatz sebanyak mungkin dari sejumlah referensi gramatika bahasa Jerman untuk
dijadikan acuan dalam menganalisis penggunaan verba trennbar dalam Nebensatz.
Selanjutnya peneliti mengambil data berupa tes dan angket kepada mahasiswa
semester III Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Teknik Analisis Data
Setelah pengambilan data, maka tahap selanjutnya adalah analisis data.
Berikut langkah-langkah dalam menganalisis data, diantaranya:
a. Mengidentifikasi kemampuan dan kesulitan mahasiswa dalam menggunakan
verba trennbar dalam Nebensatz.
b. Mengklasifikasi kemampuan dan kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba
43
Imas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Mengiterpretasi hasil analisis data.
Setelah melaksanakan tahap (a) dan (b), maka pada tahap ini data yang telah
terkumpul diperiksa, kemudian dihitung jumlah jawaban yang benar secara
keseluruhan. Setelah itu dikelompokan jawaban yang benar kemudian salah dan
jawaban yang benar dan yang salah dihitung nilai kemampuan dan skor rata-rata
mahasiswa dengan menggunakan rumus:
1) Nilai kemampuan siswa digunakan rumus sebagai berikut:
NIlai = � ��
� � x 100 %
2) Nilai di atas selanjutnya diuraikan kedalam kategori penilaian sebagai
berikut:
86 - 100 = Baik sekali
76 – 85 = Baik
56 – 74 = Cukup
10 – 55 = Kurang (Nurgiyantoro, 2010: 253)
3. Teknik Analisis Data Angket
Dalam menghitung data angket digunakan skala. Skala digunakan untuk
menganalisisa data angket adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur penyebab kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbardalam
44
a. Perbedaan bobot dalam skala Likert dapat ditunjukan sebagai berikut:
Sanagat Setuju(SS) : 5
Setuju (S) : 4
Ragu-ragu (RG) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
b. Jumlah skor ideal untuk tiap pertanyaan : 30 x 5 = 150
c. Jumlah skor terendah untuk tiap pertanyaan : 30 x 1 = 30
d. Tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan dinyatakan dalam prosentase dengan
rumus:
e. NIlai = � ��
77
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah tentang kemampuan mahasiswa dalam
menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz), peneliti menarik
kesimpulan bahwa:
1. Tingkat kemampuan mahasiswa semester III Universitas Pendidikan Indonesia
tahun akademik 2012-2013 terhadap penggunaan verba trennbar dalam anak
kalimat (Nebensatz) termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata yaitu nilai rata-rata tes penggunaan verba trennbar dalam anak
kalimat (Nebensatz). Dari 825 jumlah jawaban hanya 447 jawaban yang benar
atau sebesar 54,18%. Menurut Nurgiyantoro prosentase ini termasuk ke dalam
kategori kurang.
2. Fakto-faktor penyebab kesulitan yang dialami mahasiswa pada penggunaan
verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) berdasarkan hasil angket,
diantaranya sebagai berikut:
a. Mahasiswa kurang memahami cara menggunakan verba trennbar dalam
Nebensatz.
b. Mahasiswa kurang memahami cara menempatkan prefiks dalam Nebensatz.
c. Mahasiswa kurang memahami bahwa zurück- dan statt- termasuk prefiks
78
d. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengkonjugasikan verba trennbar.
e. Mahasiswa mengalami kesulitan menentukan Zeitform (kala waktu) sesuai
dengan konjugasi yang digunakan khususnya pada jenis temporale
Nebensätze.
f. Mahasiswa kurang memahami penjelasan dosen tentang materi verba
trennbar dalam Nebensatz.
g. Mahasiswa ragu-ragu untuk bertanya kepada dosen apabila mengalami
kesulitan dalam menggunkan verba trennbar dalam anak kalimat
(Nebensatz).
h. Dalam mempelajari verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz),
mahasiswa kurang menggunakan sumber lain selain buku yang digunakan
di kelas.
B. Saran
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggunkan verba
trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz), peneliti memberikan saran agar mahasiswa
hendaknya mengkaji lebih dalam lagi mengenai penggunaan verba trennbar maupun
tentang anak kalimat (Nebensatz). Hal ini dikarenakan verba trennbar dan anak
kalimat (Nebensatz) akan selalu digunakan dan ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, mahasiswa lebih giat lagi mengerjakan latihan-latihan yang
berhubungan dengan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) yang diberikan
79
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang berhubungan dengan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz).
Mahasiswa lebih berani lagi untuk bertanya kepada dosen apabila ada materi yang
kurang dipahami dan mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku sumber atau
mencari di website-website (seperti pada website www.mein-deutsch.de) mengenai
80
Daftar Pustaka
Dreyer, Hilke dan Schmitt, Richard. (1991). Lehr- und Übungsbuch der deutschen
Grammatik. München: Max-Heuber.
Dreyer, Hilke dan Schmitt, Richard. (2009). Lehr- und Übungsbuch der deutschen
Grammatik Aktuell (die gelbe Akteull).München: Max-Heuber.
Engel, Ulrich. (1988). Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Gross Verlag.
Hall, Karindan dan Barbara Scheiner. (2001). Übungs-grammatik: Deutsch als
Fremdsprache für Fortgeschrittene. Ismaning: Max Heuber Verlag
Hantschel, Hans-Jürgen. (2010). Mit Erfolg zu Start Duetsch A1-A2 Übungsbuch. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen
Hentschel, Elke. (2003) “ Handbuch der deutschen Grammatik”. Berlin : Walter de Gruyter.
Kridalaksana, Harimurti. (1992). Kamus Linguistik. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.
Luscher, Renate. (2001). Übungs-grammatik: Deutsch als Fremdsprache für
Anfänger. Ismaning : Max Heuber Verlag.
Neubold, Joachim.(2011). Gramatik Ringkas Bahasa Jerman. Jakarta: Katalis.
Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta
Parera, Jos Daniel (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sommerfeldt dan Starke. (1998) . Einführung in die Grammatik der Deutschen
Gegenwartssprache. Tübingen: Niemeyer.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.
81
mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013
Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.