• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI POWER TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN HASIL SERANGAN PADA OLAHRAGA ANGGAR PUTRA JENIS SENJATA SABEL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI POWER TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN HASIL SERANGAN PADA OLAHRAGA ANGGAR PUTRA JENIS SENJATA SABEL."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SENJATA SABEL

(Studi Deskriptif pada Alet Anggar Jawa Barat Putera)

SKRIPSI

DiajukanGuna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Pendidikan

Sarjana Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

DisusunOleh :

ENDI SOPANDI

0806092

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

ABSTRAK

KORELASI POWER TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN HASIL SERANGAN PADA OLAHRAGA ANGGAR PUTRA JENIS

SENJATA SABEL

(Studi Deskriptif pada Alet Anggar Jawa Barat Putera)

Pembimbing: 1. Drs. H. Hadi Sartono, M.Pd.

2. Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd.

Endi Sopandi*

Penelitian ini dilatarbelakangi untuk mengetahui seberapa besar korelasi power tungkai dan power lengan dan antara keduanya bersama-sama dengan hasil serangan pada olahraga anggar jenis senjata sabel.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, instrumen yang digunakan adalah tes power tungkai melalui standing broad jump dan medicine ball-put untuk tes power lengan, serta kuhadja fencing tes untuk tes hasil serangan. Populasi dalam penelitian ini adalah Atlet Anggar Jawa Barat putera. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil adalah atle anggar Jawa Barat yang mengikuti latihan nomor sabel sebanyak sepuluh orang.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: terdapat korelasi yang tidak signifikan antara power tungkai dan power lengan secara bersama-sama terhadap hasil serangan pada olahraga anggar putra jenis senjata sabel.

(3)

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN ARM POWER AND LEG POWER

TOWARDS THE RESULT OF THE ATTACK ON MEN’S SABRE

FENCING SPORT

(a Descriptive Study towards 10 Fencing Men’s Athlete in West Java)

Endi Sopandi*

The study is conducted to find out how much correlation arm power and leg power which are used simultaneously towards the results of the attack on the Sabre fencing weapons.

The research method used is descriptive method; the instruments used are the leg power tests through standing broad jump and medicine ball-put to test power arm, as well as Kuhadja Fencing Test to test the results of the attack. The population involved is 10 participants from Fencing Men's Athlete in West Java. Sampling technique used in this study is purposive sampling technique, which means taking the technique by accident.

Based on the processing and analysis of data, the authors conclude the following: there is no significant correlation between leg power and arm power which are used simultaneously to the results of the attack on Sabre fencing weapons.

(4)

DAFTAR ISI

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 51

G. Hipotesis Statistik ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Hasil Analisis Data ... 57

B. Hasil Pengolahan Analisis Data ... 59

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Olahraga merupakan salah satu kegiatan jasmani yang terdapat didalam

permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

kemenangan dan prestasi yang maksimal. Seni bela diri Anggar dapat diartikan

sebagai permainan beladiri yang menggunakan pedang.

Dalam olahraga anggar dikenal ada tiga jenis senjata, yaitu floret (foil),

degen (epee), dan sabel (sabre). Setiap senjata memiliki perbedaan baik dalam

bentuk, permainan, bidang sasaran dan karakteristik khas teknik tangkisan serta

pegangan.

Jawa Barat sejak dahulu merupakan daerah penghasil atlet anggar yang

mampu menunjukan prestasi yang membanggakan di level nasional maupun

internasional. Hal ini merupakan salah satu bukti keberhasilan pembinaan

olahraga anggar di Jawa Barat.

Pada permainan anggar dalam suatu pertandingan dibutuhkan gerakan

tungkai yang kuat dan cepat untuk dapat menunjang permainan yang baik serta

kecepatan lengan yang baik. Seperti yang dikemukakan Cheris (2002:21) “semua

sentuhan dihasilkan dari tiga elemen: gerakan kaki yang sesuai, gerakan tangan

yang akurat dan pilihan mental dan taktik yang baik dalam menyeleksi rangkaian

(7)

gerakan tungkai dan lengan yang buruk, tidak akan menampilkan permainan

yang eksplosif dan akan sulit mendapatkan poin. Permainan anggar senjata sabel

sifatnya memarang, sasarannya adalah bagian depan maupun belakang sampai

bagian atas, termasuk kepala dan lengan. Seperti yang dikemukakan Gaugler

(1997:193): “The sabre target comprises the head, arms, and torso above a line

extending through the highest points where thighs and trunk meet”. Dari

pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa target sabel adalah segala sesuatu

yang berada di atas garis yang berbentuk lipatan dimana kaki bersatu dengan

badan ketika seorang pemain melakukan sikap anggar.

Banyak pemain anggar khususnya di Jawa Barat yang tidak terlalu

mementingkan kecepatan dan ketepatan sasaran pada saat melakukan serangan,

khususnya pada nomor senjata sabel. Padahal kecepatan dan ketepatan sasaran

pada saat melakukan serangan dalam jenis senjata sabel merupakan faktor

penting sama halnya pada jenis senjata floret dan degen. Walaupun karakteristik

permainan anggar jenis senjata sabel lebih kepada memarangkan senjata, tapi ada

saatnya pemain harus menusukan senjata kepada lawan pada saat tertentu seperti

pada bagian lengan lawan. Karena saat melakukan serangan pada bagian lengan

lawan dibutuhkan kecepatan serangan dan ketepatan sasaran yang akurat. Seperti

yang dijelaskan Gaugler (1997:205): “in sabre it must also be noted that the

point or cut should reach the target a fraction of a second”. Serta pada saat

melakukan serangan secara bersamaan (attack simultane) akan sangat efektif bila

(8)

harus dicatat bahwa menusuk atau memotong harus mencapai target sepersekian

detik. Juga diperkuat dengan penjelasan dari Anderson (1970:47). “the attack

will be faster and more accurate with a straight arm...”. serangan akan lebih

cepat dan lebih akurat dengan lengan yang lurus. Berdasarkan hasil pengalaman

dan pengamatan penulis selama di lapangan, hanya sebagian pemain yang sering

melakukan serangan pada bagian lengan kanan lawan. Karena melakukan

serangan pada bagian lengan kanan lawan dibutuhkan kecepatan lengan dan

ketepatan sasaran agar dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam melakukan

serangan. Hal ini terjadi ketika penulis melihat langsung di lapangan pada

pertandingan anggar. Seorang pemain anggar pemula yang kurang ditunjang

dengan gerakan tungkai yang kuat dan kecepatan lengan yang baik sehingga sulit

untuk mengembangkan permainannya.

Berdasarkan fakta di lapangan ketidakberhasilan pemain anggar dalam

melakukan serangan pada bagian lengan kanan lawan cukup sulit dilakukan,

karena kurangnya power tungkai dan power lengan yang kurang mendukung

pemain untuk melakukan serangan pada bagian lengan kanan. Sehingga ketika

seorang pemain anggar melakukan serangan pada sasaran yang akan diarahkan

kepada lawannya, akan mudah terbaca pergerakannya oleh lawan. Hal ini tersirat

dalam penjelasan Harsono (1988 : 200) mengatakan bahwa

(9)

Selain faktor kurangnya power tungkai dan power lengan, mungkin

faktor teknik pemain yang kurang mendukung. Untuk memperoleh kecepatan

dan ketepatan sasaran dalam serangan anggar tidak mudah dilakukan oleh

seorang pemain, dibutuhkan latihan yang cukup intensif dan berkualitas baik dari

faktor kondisi fisik yang prima maupun teknik. Selain itu seorang pemain anggar

harus bisa membaca kekuatan lawan dengan fisik dan teknik yang kita kuasai.

Jika seorang pemain anggar ditunjang oleh power tungkai dan power lengan yang

baik, maka dapat melakukan serangan dengan kecepatan dan ketepatan yang

maksimal.

Walaupun seorang pelatih dan atlet telah mengetahui unsur-unsur tersebut

penting untuk dikembangkan, namun dalam kenyataannya sebagian besar atlet

masih kurang memahami kontribusi unsur kondisi fisik dalam melakukan

serangan pada permainan anggar, sehingga hampir pada setiap pertandingan

masih nampak adanya atlet yang tidak dapat mempertahankan keterampilan dan

kemampuan serangan yang dimiliki mulai dari awal sampai akhir pertandingan ,

salah satu alternative penyebab utama yaitu karena tidak ditunjang oleh kondisi

fisik yang prima, seperti power tungkai dan power lengan. Disamping itu juga

sering didapatkan beberapa argument para pelatih yang menjadikan latihan

teknik sekaligus juga memperoleh kemampuan fisik, hal ini sangat bertentangan

dalam dunia pembinaan prestasi yang mana kemampuan fisik yang diperoleh

(10)

Penelitian ini dilakukan pada atlet anggar Jawa Barat karena dengan

demikian penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan

prestasi anggar di Jawa Barat agar menjadi atlet yang handal dengan terus

meningkatkan kemampuan fisik seperti power tungkai dan power lengan untuk

dapat mencapai hasil serangan dalam permainan anggar yang lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara power tungkai dengan hasil

serangan pada olahraga anggar putra jenis senjata sabel?

2. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara power lengan dengan hasil

serangan pada olahraga anggar putra jenis senjata sabel?

3. Adakah korelasi yang signifikan antara power tungkai dan power lengan

dengan hasil serangan pada olahraga anggar putra jenis senjata sabel?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui korelasi power tungkai dengan hasil serangan pada

(11)

2. Untuk mengetahui korelasi power lengan dengan hasil serangan pada

olahraga anggar putra jenis senjata sabel.

3. Untuk mengetahui korelasi antara power tungkai dan power lengan dengan

hasil serangan pada olahraga anggar putra jenis senjata sabel.

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan, maka penelitian ini

diharapkan bermanfaat bagi seluruh mahasiswa olahraga khususnya FPOK dan

pihak lain yang berkepentingan dalam bidang olahraga anggar.

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang

berarti bagi para pelatih anggar dalam upaya menambah keilmuan di bidang

kepelatihan.

2. Secara praktis dapat menjadi acuan bagi atlet, pelatih, serta pembina anggar

dimanapun berada agar memilih bentuk latihan yang memiliki pengaruh besar

terhadap kecepatan dan ketepatan serangan untuk atlet anggar, dan dapat

menjadi acuan dalam menyusun program latihan.

E. BATASAN PENELITIAN

Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar

masalah yang diteliti lebih terarah, maka penulis membatasi masalah

(12)

1. Penelitian ini adalah korelasi antara power tungkai dan power lengan dengan

hasil serangan pada olahraga anggar putra jenis senjata sabel.

2. Sumber data atau populasi adalah atlet anggar senjata sabel putra Jawa Barat.

3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik

purposive sampling.

F. DEFINISI OPRASIONAL

Penafsiran seseorang tentang suatu istilah sering berbeda-beda. Untuk

menghindari kesalah-pengertian penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini,

maka penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

o Power adalah hasil hasil dari kekuatan dan kecepatan. Menurut Harsono

(1988: 200) dalam bukunya Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam

Coaching, “... power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang sangat cepat.” Menurut Sajoto (1988:55) dalam

teorinya dijelaskan bahwa power adalah hasil perkalian antara kekuatan

maksimal dengan waktu pelaksanaan yang dijelaskan sebagai berikut:

Power atau daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosif. Power adalah hasil perkalian kekuatan maksimal (force) dengan waktu pelaksanaan tersebut (P = F x T). Kombinasi antara kekuatan dan kecepatan, diperlihatkan anak-anak pada waktu lompatan, pukulan, lemparan dan gerak-gerak eksplosif lain, yang memerlukan pengerahan tenaga sepenuhnya, seperti melempar benda yang berat.

o Tungkai menurut Damiri (1994: 56) adalah “Tungkai disusun oleh tulang

(13)

o Power tungkai, dalam konteks penelitian ini yang dimaksud dengan power

tungkai adalah kemampuan otot-otot disekitar tungkai yang disusun oleh tulang paha atau tungkai atas, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, tulang pangkal kaki, tulang telapak kaki, dan tulang jari-jari kaki untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Sehingga dapat menunjang pada permainan anggar yang eksplosif serta menghasilkan serangan yang cepat dan maksimal.

o Lengan menurut Damiri (1994:52) adalah “… disusun oleh tulang lengan

atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pangkal tangan, tulang tapak

tangan, dan tulang jari-jari tangan.”

o Power lengan, dalam konteks penelitian ini yang dimaksud power lengan adalah kemampuan otot-otot disekitar lengan yang disusun oleh tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pangkal tangan, tulang tapak tangan, dan tulang jari-jari tangan untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Dalam permainan anggar power lengan sangat penting untuk menunjang performa permainan anggar terutama dalam hal teknik sehingga menghasilkan serangan yang cepat dan akurat pada sasaran yang diinginkan.

o Olahraga anggar menurut Anderson (1970:6). “fencing is essentially an

“open” skill, where the perfection of the technique can be seen as a means

to an end-to defeat an opponent”. Artinya bahwa anggar adalah suatu

keterampilan dimana kesempurnaan dari ilmu pengetahuan tentang teknik

dapat dilihat sebagai suatu usaha dalam mengalahkan lawan.

o Serangan senjata sabel adalah ”the offense is the act of attacking the

adversary”. Artinya serangan adalah aksi dari serang musuh. Gaugler

(1997:205).

o Hasil serangan, dalam kontek penelitian ini yang dimaksud dengan hasil

serangan adalah suatu keterampilan dimana kemampuan kondisi fisik dan

(14)

eksplosif secara cepat dan akurat dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

untuk melakukan aksi menyerang musuh terhadap suatu sasaran yang akan

dituju dengan cara menusuk atau memarangkan senjata untuk menghasilkan

poin dalam permainan anggar yang diukur dengan menggunakan skor.

o Korelasi adalah hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk memperoleh data,

menganalisis dan menyimpulkan data. Metode penelitian mempunyai kedudukan

yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan data, sebab dengan menggunakan

metode penlitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam hal ini Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”. Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Terdapat beberapa bentuk metode yang biasa digunakan dalam

suatu penelitian seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen.

Penggunaan metode dalam suatu penelitian disesuaikan dengan masalah

dan tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Surakhmad (2004:139) menjelaskan bahwa “Penyelidikan deskriptif

tertuju pada masalah yang ada pada masa sekarang”. Hal serupa dikemukakan

oleh Arikunto (2002:309) bahwa, ”penelitian deskriptif adalah penelitian dengan

tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak

dalam suatu situasi.”

Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa sifat

(16)

masa sekarang. Karena tujuan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mencari

dan menetapkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lain, maka dalam

penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Surakhmad

(2004:140) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian deskriptif sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik.

Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut, dalam penelitian ini data

yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis. Hal ini diperoleh

untuk mendapatkan gambiran yang jelas mengenai korelasi power tungkai dan

power lengan dengan hasil serangan pada olahraga anggar putra jenis senjata

sabel.

B. VARIABEL DAN DESAIN PENELITIAN

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian atau sesuatu yang hendak diselidiki

sebagai titik pusat perhatian suatu penelitian. Variabel pada penelitian ini terdiri

atas variabel bebas yaitu power tungkai (X1) dan power lengan (X2), sedangkan

variabel terikat yaitu kecepatan dan ketepatan hasil serangan (Y).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan atau gambar penelitian yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu desain

(17)

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2012:68)

Keterangan:

X1 : Variabel power tungkai

X2 : Variabel power lengan

Y : Variabel hasil serangan

Berdasarkan penelitian tersebut di atas, maka penulis dapat membuat

langkah-langkah penelitian dalam pengumpulan data pada halaman 48 berikut ini: X1

X2

(18)

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Power Tungkai dengan Standing broad jump

Tes Hasil Serangan dengan

Kuhadja Fencing Tes

Power lengan dengan Medicine Ball-put

Kesimpulan

Pengolahan dan analisis data

(19)

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi

Dalam suatu penelitian dibutuhkan data untuk dapat memecahkan suatu

permasalahan. Data yang dimaksud diperoleh dari suatu objek penelitian atau

populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan

individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto

(2010:173) menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan dari objek

penelitian”. Hal serupa dikemukan Sudjana (1989:6) “populasi adalah totalitas

semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran,kuantitaif atau

kualiitatif , dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang

lengkap dan jelas”. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Anggar putra jenis

senjata sabel Jawa Barat.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber

informasi/data. Sampel yang diambil sebagai percobaan harus diperhatikan.

Menurut Arikunto (2010:174), dijelaskan “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:118) menjelaskan

bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”. Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2008:119) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

(20)

sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh,dan snowball sampling.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan sample dengan

pertimbangan adalah bahwa: 1. Atlet anggar senjata sabel yang sudah mahir 2.

memiliki teknik serangan yang baik. Dari itu peneliti mengambil 10 atlet Anggar

sabel putra Jawa Barat.

D. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang penulis rencanakan pada

penelitian yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel yang diteliti. Tempat

melakukan penelitian ini adalah di GOR Padjadjaran Bandung. Sedangkan waktu

penelitiannya tanggal 22-24 oktober 2012.

E. INSTRUMENT PENELITIAN

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis, maka instrument

penelitian yang diperlukan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian dan

menguji hipotesis, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat untuk

mengumpulkan data. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2010:193) bahwa

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

(21)

yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Adapun alat ukur yang penulis

gunakan terdiri dari tiga item tes yaitu:

1. Tes hasil serangan digunakan untuk mengetahui kecepatan dan ketepatan hasil

serangan adalah kuhadja Fencing Tes (Collins, 1978:175) yang dikutip dari

Nurul Musfira Amahoru (2002:39) dengan tingkat koefisien validitas = 0.80

dan tingkat koefisien reliabilitas = 0.81. Tujuannya untuk mengukur hasil

serangan.

Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) senjata

anggar, patung/boneka anggar, stopwatch, kamera video, alat tulis. (2) Target

sasaran serangan yang berbentuk lingkaran dengan garis jari-jari 30 cm, target

ini dibagi menjadi 5 daerah yang dimulai pada titik tengah garis jari-jari 6 cm.

dengan tusukan nilai 5. Lingkaran kedua dengan garis jari-jari 12 cm, dengan

tusukan nilai 4. Lingkaran ketiga dengan garis jari-jari 18 cm, dengan tusukan

nilai 3. Lingkaran keempat dengan garis jari-jari 24 cm, dengan tusukan nilai

2. Lingkaran kelima dengan garis jari-jari 30 cm, dengan tusukan nilai 1.

Tusukan yang jatuh tepat pada garis batas lingkaran diberi nilai sesuai dengan

lingkaran diatasnya dan tusukan yang jatuh diluar target tidak diberi nilai.

Pelaksanaan tes yaitu : (1) testee berdiri dalam keadaan on guard menghadap

ke arah sasaran yang telah disiapkan. (2) setelah aba-aba “ya” testee

melakukan serangan ke arah sasaran sebanyak mungkin dalam waktu 15 detik.

(22)

dalam waktu 15 detik. Berikut contoh gambar kuhadja fencing tes pada

halaman 48.

Gambar 3.3 kuhadja fencing tes

2. Tes power tungkai. Tujuan tes ini untuk mengukur gerak eksplosif tungkai.

Tes ini menggunakan tes standing broad jump (Johnson and Nelson) dengan

tingkat koefisien validitas = 0,67, dan tingkat koefisien realibilitas = 0,96.

Pelaksanaan tes ini yaitu: (1) Testee berdiri dengan kedua ujung kaki agar

terbuka tepat pada garis batas yang telah ditentukan. (2) Tanpa mengambil

awalan, menumpu dengan kedua kaki, melayang dan mendarat sejauh

mungkin ke depan. (3) kesempatan untuk tes sebanyak dua kali dan hasil yang

terjauh dari dua kali yang akan dijadikan sebagai hasil lompat jauh tanpa

(23)

Penilaian tes yaitu: (1) Jarak lompatan diukur dari garis batas permulaan

lompatan ke titik yang terdekat dari tempat jatuhnya anggota badan pada

lantai. (2) Hasil yang dicatat adalah jarak lompatan dalam satuan pengukuran

centimeter.

3. Tes power lengan. Tes ini untuk mengukur power otot ekstensor lengan dan

bahu. Tes ini menggunakan tes medicine ball put. Alat ini sudah menjadi

standar pengukuran power otot lengan dan layak digunakan.

Pelaksanaan tes ini yaitu: (1) testee duduk tegak di kursi sambil kedua tangan

memegang bola medicine sehingga bola tersebut menyentuh dada. (2) kedua

tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh mungkin. (3) kesempatan

sebanyak 3 kali .dan hasil terajauh akan dijadikan sebagai hasil dorongan

terajuh.

Penilaian: (1) jarak terjatuhnya bola diukur dari tepi luar kaki kursi sampai

batas tanda dimana bola terajatuh. (2) hasil yang dicatat adalah dalam

pengukuran centimeter.

F. PROSEDUR PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran,

merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya korelasi yang

signifikan antara power tungkai dan power lengan dengan hasil serangan pada

olahraga anggar jenis senjata sabel, maka harus melalui proses penghitungan

(24)

penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut

sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata nilai dengan menggunakan rumus:

Arti unsur-unsur tersebut yaitu:

X = nilai rata-rata yang dicapai

X= skor yang diperoleh

N= jumlah orang

= sigma yang berarti jumlah

2. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data atau variable dengan

menggunakan rumus:

∑ –

Arti unsur-unsur tersebut adalah :

S= simpangan baku

X1= skor yang dicapai seseorang

X= nilai rata-rata

N= banyaknya jumlah orang

3. Menguji normalitas data untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau

(25)

menggunakan Uji Normalitas (Uji Liliefors). Prosedur yang digunakan

adalah sebagai berikut :

a). Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …, Zn

dengan menggunakan rumus:

(X dan S merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel)

b). Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F (Z1) = P(ZZi)

c). Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, …, Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

d). Menghitung selisih F (Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e). besar diantara harga-harga mutlat selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini

adalah Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandingkan Lo

dengan nilai krisis yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.

Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal,

jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam

(26)

f). untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini

dengan nilai krisis Lo yang diambil dari daftar nilai krisis untuk uji liliefors,

dengan taraf nyata α = 0,05

kriterianya adalah :

1. Hipotesis diterima apabila Lo < Lα = Normal

2. Hipotesis ditolak apabila Lo > Lα = Tidak Normal

4. Menghitung koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan penghitungan

hubungan dengan rumus:

√ ∑

= korelasi antara variable (x) dan variable (y)

X1= perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variable (x)

Y1= perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variable (y)

5. Menghitung koefisien korelasi ganda dengan menggunakan penghitungan

hubungan dengan rumus:

= koefisien korelasi ganda antara variable X1 dan X2 secara

bersama-sama dengan variable Y

=koefisien korelasi X1 dengan Y

= koefisien korelasi X2 dengan Y

(27)

6. Menghitung signifikansi koefisien korelasi tunggal penghitungannya

dilakukan untuk menerima atau menolak, rumus yang digunakan adalah:

7. Menghitung signifikasi koefisien korelasi ganda penghitungannya dilakukan

untuk menerima atau menolak rumus yang digunakan adalah:

( )

(28)

G. HIPOTESIS STATISTIK

1. H0 : r = 0 Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara power tungkai dengan

hasil serangan.

Hi : r ≠ 0 terdapat korelasi yang signifikan antara power tungkai dengan hasil

serangan.

2. H0 : r = 0 tidak terdapat korelasi yang signifikan antara power lengan dengan

hasil serangan.

Hi : r ≠ 0 terdapat korelasi signifikan antara power lengan dengan hasil

serangan.

3. H0 : r = 0 tidak terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara

power tungkai dan power lengan dengan hasil serangan.

Hi : r ≠ 0 terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara power

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan dan analisis data mengenai korelasi power

tungkai dan power lengan dengan hasil serangan pada olahraga anggar jenis

senjata sabel, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat korelasi yang tidak signifikan antara power tungkai dengan hasil

serangan pada olahraga anggar jenis senjata sabel.

2. Terdapat korelasi yang tidak signifikan antara power lengan dengan hasil

serangan pada olahraga anggar jenis senjata sabel.

3. Terdapat korelasi yang tidak signifikan antara power tungkai dan power

lengan dengan hasil serangan pada olahraga anggar jenis senjata sabel.

B. SARAN

Agar hasil penelitian ini dapat memperkaya disiplin ilmu pengetahuan

kepelatihan olahraga untuk meningkatkan prestasi anggar maka perlu penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada para Pembina dan Atlet, agar selalu memperhatikan dan melatih diri

untuk meningkatkan kemampuan unsur kondisi fisik dalam pencapaian

prestasi yang maksimal pada olahraga anggar terutama dalam teknik serangan

(30)

komponen-menganjurkan untuk mencoba komponen fisik lainnya terhadap cabang

olahraga anggar maupun cabang olahraga lainnya.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih representatif dan

kajian yang lebih dalam serta memakai alat-alat penelitian yang cocok dan

lebih canggih.

4. Penulis sarankan untuk penelitian berikutnya selain power tungkai dan power

lengan, melakukan penelitian tentang fleksibilitas tungkai dan panjang lengan

dengan kemampuan serangan pada olahraga anggar.

5. Untuk penelitian berikutnya, penulis sarankan melakukan penelitian kepada

atlet profesional serta jumlah anggota sampel lebih banyak supaya penelitian

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Amahoru, Nurul. (2002). Kontribusi Koordinasi, Reaksi Tangan dan Daya Ledak Tungkai terhadap Kemampuan Serangan dalam Olahraga Anggar. Tesis Master pada Program Pascasarjana UNM: tidak diterbitkan.

Anderson, B. (1970). All About Fencing. London: Stanley Paul.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta. PT.rineka Cipta.

Cheris, E. (2002). FENCING Steps to Success. Amerika Serikat: Human Kinetik.

Collins, D.Ray and Hodges. Patrick B. (1978). A Comprehensive Guide to Sport Skill Test Measurement. USA: Charles C Thomas Publiser.

Damiri, A. (1994). Anatomi Manusia. FPOK IKIP Bandung

Emzir. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Gaugler, W. (1997). The Science of Fencing. Naples, Italy: Laureate Press.

Gaugler, W. (1998). The History of Fencing. Naples, Italy: Laureate Press.

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta; C.V. Tambak Kusuma.

Nurhasan dan D. Hasanudin (2007). Modul Tes dan Pengukuran Olahraga. Jurusan Pendidikan Kepelatihan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan, dkk (2008). Modul Statistik. Jurusan Pendidikan kepelatihan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud RI.

(32)

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.

[Online]. Tersedia: vietry3.wordpress.com/2008/12/05/sejarah-anggar/.[10 Desember 2011]

[Online]. Tersedia: www.wikipedia.com. [10 Desember 2011]

[Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Anggar. [11-06-2012]

[Online]. Tersedia: Olympicchallenge.blogspot.com. [30 Januari 2012]

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2012:68)
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian
Gambar 3.3 kuhadja fencing tes
Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok, antara

lengan,kekuatan otot perut dan explosive power tungkai terhadap accuracy serangan anggar diperoleh bahwa ke tiga variabel bebas tersebut hanya mempunyai hubungan

Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam panelitian ini yaitu: “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara explosive power otot tungkai dengan hasil

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh power otot tungkai mempunyai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kontribusi power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan terhadap hasil lempar lembing pada

dan taraf signifikan yaitu 0.05. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan : 1) Ada hubungan antara power otot tungkai dengan hasil jumping service, 2) Ada hubungan antara power otot

Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan bersama antara panjang tungkai, power otot tungkai dan kecepatan lari terhadap

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa panjang tungkai dan lingkar paha memiliki kontribusi yang tidak signifikan, power tungkai dan kekuatan