• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN PADA OLAHRAGA GULAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN PADA OLAHRAGA GULAT."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN

PADA OLAHRAGA GULAT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

AGUS SAHRUL HANAFIAH 0800741

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KONTRIBUSI

POWER

LENGAN DAN

POWER

TUNGKAI

TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN

PADA OLAHRAGA GULAT

Oleh

Agus Sahrul Hanafiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Agus Sahrul Hanafiah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

AGUS SAHRUL HANAFIAH

KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN

PADA OLAHRAGA GULAT

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Dudung Hasanudin Ch. NIP. 196003151987031002

Pembimbing II

Bambang Erawan, S.Pd., M.Pd. NIP. 196907282001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(4)

ABSTRAK

KONTRIBUSI POWER LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN PADA OLAHRAGA GULAT

Pembimbing: 1. Drs. Dudung Hasanudin Ch. 2. Bambang Erawan, S.Pd., M.Pd.

*AGUS SAHRUL HANAFIAH

Keberhasilan teknik angkatan selangkangan dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik yang diantaranya power lengan dan power tungkai, seberapa besar pengaruh yang diberikan

power tersebut menjadi perhatian penulis yang ingin mengetahui kontribusi power

lengan dan power tungkai tersebut terhadap keberhasilan angkatan selangkangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. populasi sebanyak 24 orang yang merupakan atlet gulat yang mengikuti Kejuaraan Nasional dan sampel sebanyak 10 orang dari populasi tersebut. Instrument penelitian yang digunakan adalah vertical jump

untuk mengukur power tungkai, dan medicine ball throw untuk mengukur power

lengan. Hasil penghitungan telah membuktikan bahwa power tungkai berkontribusi terhadap hasil teknik selangkangan dalam olahraga gulat sebesar 99,5 %. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa power lengan memberikan kontribusi terhadap hasil teknik selangkangan sebesar 64,96 %, dan power tungkai serta power lengan memberikan kontribusi terhadap hasil teknik selangkangan sebesar 67,4%. Maka dapat ditarik kesimpulan kontribusi dari power tungkai dan power lengan mempunyai peranan yang sangat penting dalam hasil teknik angkatan selangkangan.

(5)

CONTRIBUTION TO POWER ARMS AND THE RESULTS OF

ENGINEERING POWER LEG GROIN FORCE IN SPORTS

WRESTLING

Agus Sahrul Hanafiah1; Dudung Hasanudin2; Bambang Erawan3

Sport Coaching Education Program The Faculty of Sport and Health Education

Indonesia University of Education

Abstract

The success of the technique forces the groin is affected by factors including the physical condition of a power arm and leg power, how much influence the power supplied to the attention of the writer who wants to know the contribution of the power arm and the leg power to force success crotch. This study used a descriptive method. population of more than 24 people who are athletes who follow wrestling National Championship and a sample of 10 people from the population. Research instrument used to measure vertical jump is leg power, and medicine ball throw for measuring power arm. Counting results have proved that the power leg contribute to the groin technique results in the sport of wrestling by 99.5%. From the results of this study also showed that power arm contributes to the groin technique results by 64.96%, and power leg and arm power to contribute to the technical result amounted to 67.4% groin. So it can be deduced contribution from the power leg and arm power has a very important role in the outcome of force techniques crotch.

(6)

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 8

A. Olahraga Gulat ... 8

B. Macam-Macam Teknik Gulat ... 12

1. Teknik Tarikan ... 13

2. Teknik Dorongan ... 14

3. Teknik Bantingan ... 15

4. Teknik Gulungan ... 16

5. Teknik Kuncian ... 17

6. Teknik Blocking ... 19

7. Teknik Angkatan ... 19

(7)

1. Latihan Tanpa Menggunakan Beban/Lawan ... 23

2. Latihan Dengan Menggunakan Beban/Alat Peraga ... 24

3. Latihan Dengan Menggunakan Lawan ... 26

D. Power ... 28

1. Power Tungkai ... 29

2. Power Lengan ... 35

E. Anggapan Dasar... 41

F. Hipotesis ... 43

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 44

A. Metode Penelitian ... 44

B. Variabel dan Desain Penelitian ... 44

1. Variabel Penelitian ... 44

2. Desain Penelitian ... 45

C. Populasi dan Sampel... 46

1. Populasi ... 46

2. Sampel ... 47

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

E. Instrumen Penelitian ... 47

F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 49

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 53

A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 53

B. Diskusi Penemuan ... 60

1. Keterbatasan Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 64

(8)

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang mempunyai ciri

khas dimana terdapat dua pegulat yang saling berhadapan satu sama lain dan

menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan cara menarik,

mendorong, membanting dan menjegal supaya posisi kedua bahu lawan

menempel di atas matras, sehingga terjadilah touche. Touche digunakan untuk menyatakan bahwa seorang pegulat dikalahkan dengan jatuhan. Gulat menurut

PGSI (2005, hlm.1) yaitu:

Gulat adalah suatu kegiatan yang menggunakan tenaga didalamnya dimungkinkan mengandung suatu perkelahian, pertarungan yang sengit untuk memenangkan terhadap lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting dan mengunci.

Mengacu pada pendapat di atas, jelas sekali bahwa olahraga gulat

merupakan olahraga beladiri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk dapat

mengungguli lawannya dengan cara mendorong, menarik, membanting dan

mengunci. Ada berbagai macam teknik yang dapat dilakukan dalam olahraga

gulat, seiring pekembangan jaman variasi teknik gulat juga banyak berkembang.

Secara garis besar, teknik dalam olahaga gulat dikelompokan menjadi dua

kelompok, yaitu teknik atas (pada posisi bediri) dan teknik bawah (pada posisi

parterre).

Prawirasaputra (1996, hlm.1) menjelaskan tentang bentuk latihan teknik di

tinjau dari posisi yaitu: “teknik gulat pada posisi berdiri dapat dilihat dari cara

melaksanakannya dalam beberapa gerakan yaitu: tarikan, dorongan, angkatan,

kaitan, kayang, kombinasi, dan bantingan. Sedangkan posisi parterre yaitu: tarikan, dorongan, angkatan, pitingan, kuncian, gulungan, kayang dan kombinasi.”

Berdasarkan karakterteristiknya, dalam olahraga gulat terdapat 3 (tiga)

(9)

2

angkatan, kaitan, kayang, kombinasi, dan bantingan. Angka yang dihasilkannya

juga bervariasi tegantung terhadap teknik yang digunakan, misalnya apabila

seorang pugulat teknik dorongan yang menyebabkan lawan terjatuh maka angka

yang dihasilkannya adalah dua, sedangkan apabila seorang pegulat melakukan

teknik bantingan dengan sempurna sehingga membuat lawan tejatuh maka angka

yang dihasilkan yaitu tiga. Untuk teknik pertahanan terbagi dalam tiga posisi

yaitu: posisi pertahanan atas, posisi pertahanan dalam posisi katak, dan posisi

pertahanan dalam posisi telungkup tergantung keadaan pegulat pada saat

pergulatan berlangsung. Teknik bertahan biasanya dilakukan untuk bertahan dari

serangan lawan, agar lawan tidak dapat memperoleh angka. Untuk teknik counter

identik dengan gerakan untuk mengantisipasi serangan lawan dan biasanya

dilanjutkan dengan serangan.

Gerakan- gerakan dasar dalam gulat harus dilatihkan dengan baik dan benar

serta berulang-ulang, supaya dalam melakukan teknik dapat dilakukan dengan

gerakan yang sempurna dan dapat meminimalisir kesalahan dalam bergerak.

Gerakan teknik yang sempurna wajib dimiliki oleh setiap pegulat karena salah

satu faktor penunjang dalam mencapai kemenangan adalah faktor teknik. Prestasi

seorang atlet tidak terlepas dari berbagai aspek eksternal maupun internal salah

satunya keyakinan seorang atlet itu sendiri, akan tetapi diperlukan suatu

pengawasan dan pembinaan yang baik mulai dari pelatih sampai ke tingkat

pengurus. Pelatih dituntut untuk mampu menguasai dan memahami

perkembangan anak didik baik secara fisik maupun psikis, dan yang tidak kalah

pentingnya harus menguasai ilmu kepelatihan dalam setiap pelatihannya.

Apabila kita membicarakan olahraga prestasi tentu akan menyangkut

terhadap empat aspek pendukung, yaitu fisik, teknik, taktik dan metal. Keempat

aspek tersebut harus dilatih agar kemampuan atlet dalam berlatih ataupun

bertanding dapat berprestasi dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat

Harsono (1988, hlm.100) bahwa:

(10)

3

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

Mengacu dari keterangan di atas penulis akan membahas salah satu dari

beberapa aspek penunjang prestasi dalam olahraga gulat yaitu teknik, biasanya

dalam pergulatan banyak teknik yang digunakan oleh pegulat, baik teknik atas,

seperti bantingan, tangkapan, mengangkat, kayang dan jubles. Ada juga teknik

bawah, seperti gulungan, nelson, silang kaki, mengangkat kesamping. Teknik

angkatan selangkangan merupakan salah satu teknik bawah yang sering dilakukan

selain memiliki poin yang tinggi, teknik ini juga dapat berakibat fatal pada lawan.

Teknik angkatan selangkangan merupakan teknik serangan yang dilakukan

dalam posisi parterre. Teknik ini banyak dilakukan karena angka yang dihasilkannya setara dengan teknik bantingan yatiu tiga angka. Bagian tubuh yang

dominan dalam melaksanakan teknik angkatan selangkangan adalah lengan dan

tungkai. Lengan berfungsi untuk mengangkat dan mengunci tubuh lawan, dalam

hal ini adalah bagian dari selangkangan lawan. Sedangkan tungkai berfungsi

membantu dalam mengangkat tubuh lawan dengan menghentakkan seperti

gerakan squath. Maka untuk dapat melakukan teknik ini dengan baik dan

memperoleh hasil yang maksimal, seorang pegulat harus melakukannya dengan

kuat dan cepat. Apabila kita berbicara tentang kekuatan dan kecepatan berarti

menyangkut tentang power.

Power merupakan salah satu komponen kekuatan dari kondisi fisik yang harus dilatih secara intensif supaya bisa menunjang teknik yang sudah dikuassai

oleh pegulat, menurut Harsono (1988, hlm.200) power adalah “kemampuan otot

untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”

maksudnya disini adalah usaha yang dilakukan dengan mengerahkan tenaga

dengan waktu yang begitu cepat. Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Matjan

(2005, hlm.28) yang mengungkapkan “suatu tingkat kemampuan otot melepaskan

tenaga sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Tidak hanya

dalam olahraga gulat, power juga dibutuhkan dalam olahaga lainnya. Misalnya dalam gerakan memukul (tinju, karate, softball, dll), menendang (sepak bola,

taekwondo, pencak silat, dll), melempar (tolak peluru, baseball,dll) hal tersebut

(11)

4

Kegagalan dalam melakukan teknik angkatan biasanya terletak pada

pengerahan kekuatan yang dilakukan, dimana hanya unsur kekuatan saja yang

maksimal tanpa memperhatikan kecepatannya. Sementara itu dalam melakukan

teknik angkatan memerlukan kekuatan dan kecepatan atau dapat disebut dengan

power terutama power lengan dan power tungkai. Power lengan yang dihasilkan berfungsi untuk dapat mengangkat dengan memegang dengan erat dan

mengangkat tubuh lawan dan power tungkai berfungsi sebagai penahan dan memberikan tolakan untuk menambah tenaga yang dihasilkan agar dapat dengan

mudah mengangkat lawan dengan demikian tidak ada kesempatan bagi lawan

untuk dapat melepaskan diri atau balik menyerang.

Nilai yang ada dalam melakukan teknik angkatan selangkangan adalah

dengan melakukan teknik angkatan selangkangan dengan lawan melayang di

udara yang menghasilkan nilai 3 poin/angka. Poin 3 merupakan angka yang

termasuk dalam kategori nilai baik, dimana kategori penilaian dalam gulat ada 4

yaitu sempurna (poin 5), baik (poin 3), sedang (poin 2), buruk (poin 1).

Dari latar belakang di atas, komponen fisik power diharapkan dapat meningkatkan kualitas kemampuan teknik angkatan selangkangan dan penulis

mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian kontribusi power lengan dan

power tungkai terhadap hasil teknik angkatan selangkangan pada cabang olahraga gulat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengetahui mengenai sejauh mana

kontribusi power lengan dan power tungkai terhadap kemampuan dalam melakukan teknik angkatan selangkangan.

Dalam hal ini penulis perlu mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat kontribusi power lengan terhadap hasil teknik angkatan selangkangan?

(12)

5

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

3. Apakah terdapat kontribusi power lengan dan power tungkai secara bersama-sama terhadap hasil teknik angkatan selangkangan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang diuraikan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang positif dari power lengan terhadap hasil teknik angkatan selangkangan.

2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang positif dari power tungkai terhadap hasil teknik angkatan selangkangan.

3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang positif dari power lengan dan power tungkai terhadap hasil teknik angkatan selangkangan.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai :

1. Secara teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi

ilmiah dalam bidang olahraga, khususnya olahraga gulat serta ilmu

kepelatihan olahraga pada umunya. Terutama yang berkaitan dengan power

lengan dan power tungkai yang berpengaruh pada hasil teknik angkatan selangkangan.

2. Secara praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pembina

olahraga atau pelatih khususnya cabang olahraga gulat sebagai salah satu

bahan informasi, tentang kontribusi power lengan dan power tungkai yang berpengaruh pada hasil teknik angkatan selangkangan, sehingga dapat

memberikan pola latihan yang sesuai untuk penerapan teknik angkatan

selangkangan dan landasan untuk proses pembinaan dalam mencari

(13)

6

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam pelaksanaan

dan pada tujuan yang akan dicapai, maka permasalahan dalam penelitian dibatasi

sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah power lengan dan power tungkai. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil teknik angkatan

selangkangan.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet PELATDA Gulat

Jawa Barat.

4. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif.

F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat

menimbulkan kekeliruan dan ketidak cocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh

karena itu, penulis menafsirkan penjelasan ini dengan mengacu pada pakar

olahraga sebagai berikut:

1. Power : menurut Wilmore dalam Harsono (1988, hlm.199) menjelaskan

Poweradalah “…product of force and velocity” yang dapat diartikan produk

dari kecepatan dan kekuatan. Dalam penelitian ini, power yang dimaksud adalah power lengan dan power tungkai.

2. Lengan : lengan sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia dapat

menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda dsb. Lengan

(kanan/kiri) disusun oleh tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil,

tulang pangkal lengan, tulang telapak lengan, dan tulang jari-jari tangan

(Yusup dkk., 2008, hlm.43).

3. Tungkai : tungkai sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia menahan

berat badan atas, ia dapat memindahkan (bergerak), ia dapat menggerakkan

tubuh ke arah atas, dan ia dapat menendang, dsb. Tungkai (kanan/kiri)

(14)

7

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

tulang betis, tulang pangkal kaki, tulang telapak kaki, dan tulang jari-jari

kaki (Yusup, dkk. 2008, hlm.44).

4. Teknik Angkatan Selangkangan : menurut Gable (2010, hlm.184)

menjelaskan : ”untuk melakukan teknik ini, kedua lengan harus mengunci paha kanan lawan, dan posisikan pinggul kiri dibawah paha kiri lawan.

Angkat pantat dan lengkungkan ke arah kepala lawan, lalu jungkir balikkan

lawan dengan lemparan ke arah belakang.”

5. Gulat : PGSI (2005, hlm.1) yaitu “Gulat adalah suatu kegiatan yang

menggunakan tenaga didalamnya dimungkinkan mengandung suatu

perkelahian, pertarungan yang sengit untuk memenangkan terhadap lawan

(15)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian,

hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. Mengenai

pengertian metode penelitian, Sugiyono (2009, hlm.2) menjelaskan bahwa

“Metode penelitian pada dasarnya merupaka cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2011, hm.3) “… Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

kondisi atau hal lain–lain yang sudah di sebutkan, yang hasilnya dipaparkan

dalam bentuk laporan penelitian”.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode

deskriptif dapat digunakan untuk memecahkan masalah dari suatu penyelidikan

yang ditempuh dengan berbagai cara sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat

menggambarkan keadaan yang terjadi dengan maksud untuk mendapatkan

gambaran umum yang jelas, sistematis, dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat, serta hubungan fenomena yang diteliti.

B. Variabel Dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Mengenai pengertian variabel, Sugiyono (2009, hlm.38) menjelaskan bahwa

“…variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel-variabel yang diselidiki adalah power lengan dan power tungkai terhadap teknik angkatan selangkangan.

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditentukan, maka terdapat dua

variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Mengenai variabel tersebut,

(16)

45

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

(a) variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahnnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). (b) variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Untuk variabel bebas dilambangkan dengan notasi (X), sedangkan variabel

terikat dilambangkan dengan notasi (Y). Adapun variabel-variabel yang menjadi

pokok pada penelitian ini adalah :

1. Power lengan sebagai variabel bebas ke-satu (X1). 2. Power tungkai sebagai variabel bebas ke-dua (X2). 3. Teknik angkatan selangkangan sebagai varibel terikat (Y)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rencana dan rancangan penelitian yang

diperlukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nasution (2003, hlm.23)

bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara menggumpulkan data

dan menganalisis data agar data dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi

dengan tujuan penelitian itu.” Adapun untuk memberikan kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian sebagai

berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

X

X

(17)

46

Keterangan:

X1 : power lengan

X2 : power tungkai

Y : teknik angkatan selangkangan

Sedangkan langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek dalam seluruh penelitian, seperti

yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009, hlm.80) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian POPULASI

SAMPEL

PENGELOLAAN DAN ANALISIS

DATA

KESIMPULAN

TES POWER

TUNGKAI TES POWER

LENGAN

KONTRIBUSI TEKNIK ANGKATAN SELANGKANGAN

(18)

47

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

ditarik kesimpulannya”. Kemudian Arikunto (2011, hlm.173) menjelaskan bahwa

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi pada penelitian ini adalah atlet Gulat PELATDA JABAR yang

pernah ikut KEJURNAS, alasan penulis memilih atlet yang pernah KEJURNAS

sebagai populasi adalah karena atlet tersebut sudah dapat menguasai teknik-tenik

dengan baik, kondisi fisik yang bagus dan jam terbang mereka yang sudah banyak

mengikuti kejuaraan-kejuaraan Gulat.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian subjek yang diambil dari keseluruhan populasi dan

mewakili populasi tersebut. Mengenai sampel Sugiyono (2009, hlm.82)

menjelasakan “ Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Kemudian Arikunto (2011, hlm.174) menjelasan “… Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang atlet Gulat jabar yang

pernah ikut KEJURNAS dari jumlah populasi 24 orang. Mengenai teknik

pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah dengan cara sampel

purposive. Mengenai sampel purposive Sugiyono (2009, hlm.85) menjelaskan

Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk jadwal pelaksanan tes dan pengukuran dalam penelitian yang akan

dilakukan terhadap variabel-variabel yang diteliti, untuk tempat penulis

rencanakan di GOR Gulat Pajajaran, sedangkan penelitiannya tanggal 28 Oktober

2013.

F. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat untuk mengumpulkan data.

Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2011, hlm.136) sebagai berikut:

(19)

48

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Alat yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah tes vertical

jump dan medicine ball yaitu tes yang telah dibakukan untuk mengukur power

tungkai dan power lengan. Untuk teknik angkatan selangkangan menggunakan wasit. Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan di bawah ini, sebagai berikut : 1. Alat ukur power lengan

Untuk mengetahui besarnya power lengan maka digunakan alat ukur yang dinamakan medicine ball throw. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Tujuan : Mengukur komponen power Lengan b. Alat : Alat pengukur meteran dan alat tulis.

c. Pelaksanaan : Orang coba memegang alat (medicine ball),

berusaha memegang bola didepan dada dengan

kedua tangan bersamaan, kemudian melempar

bola sekuat dan sejauh mungkin lurus kedepan,

Masing-masing diberi dua kali kesempatan.

d. Penilaian : Kemampuan daya dorong yang dilakukan oleh

orang tersebut dari dua kali kesempatan.

2. Alat ukur power tungkai

Untuk mengetahui besarnya power tungkai maka digunakan alat ukur yang dinamakan vertical jump. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Tujuan : Mengukur komponen power Tungkai b. Alat : Alat pengukur meteran dan alat tulis.

c. Pelaksanaan : Orang coba berdiri disamping dinding yang sudah

dipasang alat ukur / meteran yang sudah di tempel

di dinding, orang yang akan di tes mengambil

persiapan untuk meloncat setinggi tingginya dan

menepuk dinding ke arah meteran yang sudah

dipasang, Masing-masing diberi tiga kali

(20)

49

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

d. Penilaian : Kemampuan daya ledak tungkai tertinggi yang

dilakukan oleh orang tersebut dari tiga kali

kesempatan.

3. Alat ukur teknik angkatan selangkangan

Tes untuk mengetahui hasil teknik angkatan selangkangan menggunakan

juri/wasit. Adapun pelaksanaan tes kemampuan angkatan selangkangan sebagai

berikut :

a. Tujuan : Mengukur teknik angkatan selangkangan

b. Alat : Matras, peluit, video dan alat tulis

c. Pelaksanaan

d. Penilaian :

:

Pegulat melakukan teknik angkatan selangkangan

dinilai dari kesempurnaan gerakan dengan

menggunakan juri,dan wasit.

Jika gerakan angkatan melayang sempurna maka

skor yang diperoleh adalah 3 poin. Dalam melakukan

teknik angkatan selangkangan, setiap naracoba diberi

kesempatan masing-masing tiga kali percobaan.

4. Pengumpulan data diperoleh dari :

a. Tes awal dengan menggunakan beban yang maksimal.

b. Tes akhir dengan menggunakan beban Zsama seperti hasil tes awal.

5. Alat dan perlengkapan.

a. Ruang Beban.

b. Perlengkapan alat tulis.

c. Naracoba dan tester.

d. Alat-alat untuk latihan beban.

e. Matras gulat

F. Prosedur Pengelolaan Data Dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes merupakan data mentah yang harus diolah

dengan menggunakan rumus-rumus statistik agar data dapat ditafsirkan, sehingga

dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar. Berdasarkan hal tesebut,

(21)

50

peneliti dapat mengembangkan kategori dan sebagai perbandingan yang kontras

untuk menemukan sesuatu yang mendasar ada memberi gambaran apa adanya.”

Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan rumus statistik yang disusun

oleh Nurhasan dkk (2008).

Adapun langkah-langkah pengolahan data hasil tes yang ditempuh adalah :

1. Menghitung rata-rata nilai, dengan menggunakan rumus :

 =

2. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel,

dengan menggunakan rumus :

3. Menguji normalitas data, untuk mengetahui apakah data tersebut normal

atau tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik

dengan menggunakan uji Liliefors.

Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1,X2,...Xn dijadikan bilangan baku 1, 2...n dengan menggunakan rumus yang tertera pada halaman 45.

(22)

51

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar Hitung ini adalah Lo. Untuk menerima atau

menolak hipotesis nol, bandingkan Lo dengan nilai kritis yang diambil dari

daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data

pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima.

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini

4. Menghitung signifikasi koefisien korelasi perhitungannya dilakukan untuk

menerima atau menolak hipotesis. Menurut Nurhasan (2002 : 43) rumus yang

(23)

52

Keterangan :

t : nilai hitung yang dicari r : koefisien korelasi variabel n : jumlah sampel

5. Pengujian Hipotesis

 Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah terima hipótesis, jika t<t 1-a.

 Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan

(24)

Agus Sahrul Hanafiah, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan tentang kontribusi

power tungkai dan power lengan terhadap teknik angkatan selangkangan pada olahraga gulat, maka dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terdapat kontribusi yang positif dari power lengan terhadap hasil teknik angkatan selangkangan

2. Terdapat kontribusi yang positif dari power tungkai terhadap hasil teknik angkatan selangkangan

3. Terdapat kontribusi yang positif dari power lengan dan power tungkai terhadap hasil teknik angkatan selangkangan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai saran-saran yang dapat

dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Bagi para pelatih atau pembina olahraga gulat hendaknya memperhatikan

faktor-faktor kondisi fisik yang berkualitas, salah satunya power tungkai dan power lengan. Karena kedua komponen fisik tersebut merupakan salah satu pendukung tercapainya prestasi yang maksimal dalam cabang olahraga

gulat baik dalam melakukan teknik angkatan selangkangan atau teknik

lainnya juga.

2. Selain memperhatikan komponen fisik, para pelatih atau pembina olahraga

gulat juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainya yang mendukung

terhadap prestasi maksimal cabang olahraga gulat, seperti program pelatihan

yang dirancang dengan baik, aplikasi pelatihan yang sistematis, dukungan

sarana pelatihan yang memadai, serta terciptanya suasana pelatihan yang

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. (1997). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Erawan. B. (2008). Modul Kuliah Gulat. Bandung : FPOK UPI

Gable. Dan. (2010). Gerakan dan Serangan Gulat Peraih Kemenangan.

Springfield: United Graphics.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek psikologis dalam coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma.

Lutan. R. (2007). Modul Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI.

Matjan,Bastinus. (2005). Olahraga dan Cedera. Bandung : FPOK UPI

Nurhasan. (2007). Model Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK UPI.

PB. PGSI, (2005). Peraturan Gulat Internasional. PB. PGSI. Jakarta. Prawirasaputra, Sudrajat, (1980). Teori dan Praktek Gulat. Jakarta.

Persunay. P.L. (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia. Bandung : FPOK UPI.

Prawirasaputra, Sudrajat, (1980). Teori dan Praktek Gulat. Jakarta.

Satriya. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Sidik, D.Z. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI.

Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda.

Surkhmad. W. (1998). Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung : Tarsito.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Inovasi Alat ukur kecepatan lari berbasis Microcontroller dan Wireless. Network ini terdapat benda atau bagian yang sangat

Pemulihan kulit yang paling baik adalah konsentrasi vitamin B3 5% dengan kadar air kulit meningkat (26,8%), kulit semakin halus (29,3%), pori-pori yang semakin mengecil

Adapun saran dalam penelitian ini yaitu, untuk meningkatkan self confidence siswa salah satu media pembelajaran penjas yang bisa dilakukan adalah outdoor education.

Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian, karena kesalahan dalam analisis akan berpengaruh dalam pengambilan

[r]

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok elemen yang erat berhubungan satu sama lainnya, yang befungsi bersama - sama untuk2. mencapai tujuan tertentu

Gaya gesek dihasilkan dari sistem pelumasan karena gaya viskos fluida dan dihitung dengan mengintegralkan tegangan geser pada permukaan sepanjang area

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya yang dilimpahkannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah