• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET DI SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG GAYA MAGNET DI SD."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran

2012/2013 )

OLEH :

MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 0904115

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. H.Y Suyitno, M.Pd NIP : 19500908 198101 1 001

PEMBIMBING II

Dr. Wahyu Sopiandi, MA NIP : 19660525 199001 1 001

Mengetahui

(3)

Drs. H. Dede Somarya, M.Pd NIP : 19580305 198403 1 002

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET DI SD

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran

2012/2013)

Oleh :

MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 0904115

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 2013

Universitas Pendidikan Indonesia juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)
(5)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG

GAYA MAGNET DI SD

Oleh :

Mochamad Ganjar Arif Suhaeri

(6)

ABSTRACT

APPLICATION METHOD OF LEARNING DEMONSTRATION OF STYLE IPA RESULTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING

By:

Mochamad Ganjar Arif Suhaeri

The research on the application of the method demonstration on science learning about magnetic force to enhance Student Learning Outcomes in Grade IV V Cikidangbayabang Elementary School District District Mande. This study aims to: 1. Describe the science lesson plan with the application of the method

demontrasi.2. Getting a picture of student learning activities with the application of the method demonstration on science learning. 3.Mendeskripsikan application demonstrations on science teaching methods to improve student learning

(7)

Halaman

(8)

C. Subjek Penelitian………. 39

D. Prosedur Penelitian………..……… 39

E. Instrumen Penelitian

F. Analisis Data

……….

………..

42

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskrifsi Sekolah ...

B. Hasil Penelitian ………...………..………

64

C. Pembahasan Penelitian ………..……….……... 64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………. 68

B. Rekomendasi……… 69

DAFTAR PUSTAKA ………... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, pendidikan

merupakan salah satu aspek dari segi kehidupan yang dirasakan sangat penting bagi

perkembangan hidup manusia. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang

mendasar bagi setiap individu. Untuk melaksanakan program pendidikan tersebut

pemerintah membangun lembaga-lembaga pendidikan baik di tingkat dasar,

menengah, sampai pendidikan tinggi. Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan dalam

melaksanakan proses kegiatan pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yang

diantaranya adalah guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik..

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah digariskan, untuk itu diperlukan adanya guru yang mampu membina

serta mengarahkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, sehingga mereka menjadi

dewasa dan mampu berdiri sendiri dengan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya

maupun terhadap orang lain. Diantara komponen pendidikan yang terkait dalam sistem

pendidikan, guru sebagai komponen pendidikan mempunyai peran yang paling

dominan atas keberhasilan proses belajar mengajar. Karenanya guru dituntut harus

memiliki sejumlah kemampuan untuk menciptakan situasi yang melahirkan suasana

(10)

2

agar mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto (1996 : 46) yang menyatakan : keberhasilan seorang guru di

dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh

keterampilan memilih metoda mengajar sesuai bahan pengajaran yang akan

disampaikan. Strategi pengajaran merupakan faktor penunjang dalam menyampaikan

pembelajaran.

Keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari cara pendidik

mengajar dan siswa belajar sebab baik tidaknya hasil proses belajar mengajar dapat

dilihat dan dirasakan oleh pendidik dan siswa sendiri. Mengajar adalah tugas utama

seorang guru, oleh karena itu keefektifannya dalam mengajar akan bergantung

kepada bagaimana seorang guru mampu melaksanakan aktifitasnya secara baik.

Seorang guru harus mengenai berbagai cara atau metode mengajar dan dapat

memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan dirinya yang disesuaikan dengan

keadaan lingkungan, meskipun tidak ada satu metode yang paling tepat untuk segala

tujuan dan kondisi.

Salah satu strategi atau metode untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan

menerapkan metode Demonstrasi. Menurut Sudjana (2009:79) “Metode Demonstrasi

adalah tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara

teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan

(11)

bersama”. Penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran berpengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang

dilaksanakan di sekolah yaitu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA

merupakan bagian dari materi pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar. Dalam

pembelajaran IPA disajikan pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya.

Pengertian IPA adalah : “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih mendalam tentang alam sekitar”. Edi Hendri (2006; 8)

Dalam proses mencari tahu pembelajaran IPA dirancang untuk

mengembangkan Kerja Ilmiah dan Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut

mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru

mampu menyediakan, mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik

penunjang yang memungkinkan peserta didik dapat mengalami seluruh tahapan

pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah, dan penguasaan

konsep.

Dari hasil studi pendahuluan di Sekolah Dasar, khususnya di SDN

(12)

4

selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain pembelajaran IPA masih

kurang melibatkan siswa pada aktivitas keterampilan proses atau kerja ilmiah IPA.

Kegiatan pembelajaran jarang dalam bentuk kegiatan praktikum, karena alat-alat

yang diperlukan sangat terbatas. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

terbukti dari nilai yang diperoleh siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 6,8. Adapun hasil yang dicapai siswa dari 40 siswa hanya 22 orang

yang sudah mencapai KKM, sedangkan 18 orang belum mencapai KKM, berarti

hampir 50% yang belum mencapai KKM.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi

pada pembelajaran IPA materi gaya magnet?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode

demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet ?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya

magnet dengan menerapkan metode demonstrasi ?

C. Tujuan Penelitian

(13)

1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan metode

demonstrasi.

2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode

demonstrasi pada pembelajaran IPA.

3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode

demonstrasi pada pembelajaran IPA.

D. Manfaat hasil Penelitian

Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat

memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Melalui kegiatan penelitian ini diperoleh alat dan teknik penunjang yang lebih

realistis dan aplikatif untuk keperluan penggunaan metode demonstrasi pada

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Aturan dan model tersebut dapat dijadikan

perbandingan dan pertimbangan bagi guru-guru lainnya yang akan menggunakan

metode demonstrasi pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas untuk

memecahkan permasalahan secara terencana dan sistematis yang terkait dengan

(14)

6

3. Manfaat Kelembagaan

Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi lembaga pendidikan

dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Antara lain merintis

pelaksanaan pembelajaran yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan kompetensi

realistic sekolah yang bersangkutan.

E. Hipotesis tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Penerapan metode demonstrasi pada

pembelajaran IPA materi gaya magnet dapat meningkatkan hasil belajar siswa .

F. Definisi Oprasional

1. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah bagaimana proses terjadinya sesuatu, yang mana dapat

membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta

(data) yang benar”. Dengan kata lain metode Demonstrasi yaitu salah satu cara

(15)

situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun benda

tiruan yang disertai dengan penjelasan lisan”.

b. Teori Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi menurut Ruslan (1996:12) adalah ”Salah satu cara

menyajikan pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang

dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas

dan dipecahkan bersama”. Menurut Sudjana (2009:87) ” metode Demonstrasi

tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur

dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih

teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan

bersama.”

c. Prinsip-prinsip Metode Demonstrasi

• Memperhatikan taraf atau tingkat kemampuan murid

• Pembagian tugas kepada setiap siswa untuk bergiliran melakukan

Demonstrasi

• Petunjuk dan pelaksanaan Demonstrasi harus jelas dipahami siswa

• Demonstrasi dapat dilakukan dengan berulang-ulang

d. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

(16)

8

a. Tujuan Demonstrasi harus jelas

b. Materi pelajaran harus sesuai dengan metode Demonstrasi

c. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan Demonstrasi

d. Membuat garis besar yang akan didemonstrasikan

2). Pelaksanaan Demonstrasi

a. Memeriksa peralatan yang akan digunakan de3montrasi

b. Memberi petunjuk pelaksanaan Demonstrasi

c. Pokok-pokok Demonstrasi harus mencapai sasaran

d. Memperhatikan keadaan siswa dalam pelaksanaan Demonstrasi

e. Demonstrasi diselingi humor agar tidak tegang

f. Memberikan kesempatan untuk melakukan Demonstrasi berkali-kali

3). Tindak lanjut Demonstrasi

a. Membuat hasil/kesimpulan dari Demonstrasi

b. Membuat rangkuman dan tugas kepada siswa

c. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan Demonstrasi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung yang

tergambar dalam indikator sebagai penjabaran dari Kompetensi Dasar yang diukur

(17)

satu kegiatan belajar mengajar yang ditampilkan dalam beberapa bentuk hasil

belajar yaitu adanya perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan (kognitif),

sikap (apektif) dan keterampilan (psikomotor). Hasil belajar adalah suatu

perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi

membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.”

Pengertian lainnya hasil belajar merupakan salah satu unsur yang penting dalam

kegiatan pembelajaran yang merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah menerima pengalaman-pengalaman belajarnya.

3. Mata Pelajaran IPA

Salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum SD adalah mata pelajaran

IPA. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya melalui

proses dan menghasilkan suatu produk sains. Dalam mata pelajaran IPA yang

menjadi fokus dalam pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa dengan

obyek atau alam secara langsung. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator perlu

menciptakan kondisi dan menyediakan sarana agar siswa dapat mengamati dan

memahami obyek IPA. Dengan demikian siswa dapat menenukan konsep dan

membangunnya dalam struktur kognitifnya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari materi pelajaran yang

(18)

10

alam semesta dengan segala isinya. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang

rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

4. Materi Gaya Magnet

Salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran IPA yang diberikandi semester II

dikelas V SD adalah Gaya Magnet. Dalam KTSP materi gaya magnet dan

merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus ditempuh di kelas V SD. Materi

gaya magnet meliputi pengertian magnet, jenis-jenis magnet, bentuk magnet, gaya

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau dikenal dengan Classroom Action Research melalui praktik pembelajaran di

kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan mengingat guru sebagai tenaga

profesional yang paling mengetahui mengenai segala sesuatu dalam kegiatan

pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang pendidikan yang

dilaksanakan dalam kawasan kelas dengtan tujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan pada suatu kelas yang bertujuan untuk meningkatkan

hasil pembelajaran dan penelitian dapat dilakukan oleh guru kelas secara

langsung. PTK bukan hanya sekedar mengajar, melainkan mempunyai makna

sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk

siapa adanya perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. PTK

mendorong guru bertindak dan berfikir kritis dalam melaksanakan tugasnya

secara profesional.

Ebbutt dalam (Hopkins, 1993) mengemukakan penelitian tindakan kelas

(20)

25

oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,

berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Dengan demikian penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya guru

dalam memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, di

mana dalam proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan

proses kegiatan pembelajaran serta instrumen penelitian yang telah dipersiapkan.

Penelitian tindakan kelas berubungan dengan tugas guru di lapangan atau di kelas.

Penelitian dilakukan oleh guru karena terdapat masalah dalam kegiatan

pembelajaran, suatu penelitian harus dilakukan untuk memperbaiki atau

menyelesaikan permasalahan yang ada agar terselesaikan. Hasil dari penelitian

dapat berguna bagi guru yang melakukan kegiatan permbelajaran.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau tenaga

kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses

pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada

terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban oleh guru. Dengan

demikian PTK merupakan salah satu cara yang strategis dalam memperbaiki

kinerja guru dalam meningkatkan layanan pendidikan atau pembelajaran.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan

kemampuan/keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan yang nyata

(21)

3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai alat untuk

memasukkan inovasi pembelajaran ke dalam sistem yang ada karena sulit

dilakukan oleh upaya pembaharuan yang dilakukan pada umumnya.

Penggunaan Penelitian tindakan kelas selain mempunyai tujuan , pastilah

mempunyai manfaat. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru dan siswa

yakni sebagai berikut :

a. Manfaat bagi Guru :

1). Untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar;

2). Guru berkembang secara profesional karena mampu menilai dan

memperbaiki pelajaran;

3). Guru lebih percaya diri jika PTK membuat guru berkembang menjadi

guru profesional;

4). Dapat berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan diri.

b. Manfaat bagi siswa :

1) Hasil belajar siswa meningkat;

2) Permasalahan pembelajaran siswa akan cepat diselesaikan;

3) Sesuai dengan kubutuhan belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan melaui penelitian tindakan kelas berbentuk

(22)

27

yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc.

Taggart (1998). Seperti siklus di bawah ini :

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kasbolah, 1998:15)

pelaksanaan

SIKLUS 1 Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

pelaksanaan

SIKLUS 2 pengamatan Perencanaan

Refleksi

(23)

B. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pada model siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu

sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran, penyiapan tempat sebagai pelaksanaan

penelitian dan sumber pembelajaran. Dalam tahap ini penulis menetapkan

seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan di sekolah, adapun

langkah-langkah perencanaannya yaitu :

1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Memilih prosedur evaluasi penelitian

4) Melaksanakan pembelajaran

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu

pada perencanaan yang telah dibuat, yaitu pada proses kegiatan pembelajaran.

a. observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas

siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer

bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

(24)

29

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas

siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS mengenai aktivitas siswa

dalam pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa

yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi

dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

b. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat

observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk

memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah

dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk

membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan

sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

C. Tehnik Penelitian

1. Lokasi Penelitian

SDN Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur

(25)

mengenal situasi, lingkungan sekolah dan mempermudah dalam

mendapatkan informasi.

2. Kelas dan Jumlah Siswa

Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V berjumlah 40

orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. mereka

dapat diajak bekerjasama karena mereka telah mengenal peneliti sebagai

guru kelasnya.

3. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari tanggal 20 s/d 28

Mei 2013

D. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa Kelas V SDN

Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur berjumlah 40

orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan tahun ajaran

2012 - 2013.

E. Teknik Pengolahan Data

pengolahan data dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir, data

diperoleh dari kumpulan instrument dan dideskripsikan untuk diambil

(26)

31

1. Penyelesaian data yaitu pemilihan data yang akurat yang dapat menjawab

fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian.

2. Pengklasifikasikan dat yaitu pengelompokan data yang telah diseleksi,

pengklasifikasian dat bertujuan untuk memudahkan pengelolaan data dan

pengambilan keputusan berdasarkan persentase yang dijadikan pegangan.

3. Pengtabulasian dta setelah diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian

kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk

mengetahui frekuensi masing-masing alternative jawaban yang satu dengan

yang lain untuk mempermudah membaca data.

Ketiga komponen tersebut dijadikan pegangan dalam meningkatkan

analisis menuju pencapaian dan perbaikan pembelajaran di SD. Dengan

demikian dpat memberikan kejelasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang

dituangkan, sehingga orang lain dapat membaca dengan mudah.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :

1. Analisis terhadap Hasil Pembelajaran Siswa

Analisis terhadap hasil belajar setelah mengalami pembelajaran IPA

untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dengan teknik perhitungan sebagai

berikut :

R (rata-rata kelas)

= ∑ ( )

∑ ( ) X 100 %

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran

(27)

1. 5 1

2. Analisis Hasil Observasi Guru dan Siswa

Analisis hasil dari observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan

untuk mengetahui aktivitasnya dalam proses pemeblajaran.

Dengan teknik penilaian :

R (rata-rata)

= X 100 %

Tabel 3.2

Kategori Aktivitas Guru dan Siswa

Skor Rata-rata Kategori

4 4,00 – 3,50 Sangat Baik

3 3,49 – 3,00 Baik

2 2,99 – 2,50 Sedang

1 < 2,50 Kurang

(28)

33

Instrumen penelitian merupakan alat perlengkapan yang dapat digunakan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh kebenaran yang objektif

dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrument yang tepat sehingga

masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

Teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian :

1. Lembar Tes

Pemberian tes prestasi belajar berupa tes tertulis berbentuk objektif dan

subjektif soal yang diberikan. Pemberian tes dilakukan akhir pokok bahasan.

Tujuannya adalah unutk melihat peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum

dan sesudah pemberian tindakan pada materi pokok Perubahan Lingkungan dan

Pengaruhnya

2. Lembar Observasi aktivitas guru dan siswa

Observasi dilakukan untuk mengamati data kelas tempat berlangsungnya

pembelajaran yang dilakukan observer untuk mengetahui aktivitas guru maupun

aktivitas siswa, yang dimulai dari awal kegiatan pembelajaran sampai dengan

akhir pembelajaran.. Kegiatan observasi akan dilakukan dalam setiap kegiatan

siklus pembelajaran, data observasi akan berguna untuk pengumpulan data

bagaimana keaktivan guru dan siswa .

3. Kuisioner

Kuisioner adalah lembar wawancara yang bertujuan untuk mengumpulkan

atau memperkaya informasi dari sumber informasi, yang hasilnya digunakan

(29)

pertanyaan kepada siswa yang dipih secara acak untuk memperoleh informasi

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan diambil dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

di SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur

pada Siswa kelas V serta dari pembahasan yang terdapat pada Bab IV, maka

peneliti dapat menyimpulkan semua hasil penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA tema gaya magnet dengan menggunakan

metode demontrasi harus betul-betul dituangkan dalam perencanaan

pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkahnya. Perencanaan

Pembelajaran (RPP) pada pembelajran IPA tema gaya magnet dengan

penerapan metode demonstrasi cukup efektif dan berhasil.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi ternyata

membawa dampak yang positip dalam pelaksanaan pembelajaran seperti

peningkatan aktifitas kegiatan belajar guru dan siswa terbukti dari tiap

siklusnya ada peningkatan Pada siklus I ini yang diperoleh dari aktivitas guru

adalah 2,33 atau dikatagorikan sedang dari 9 aspek yang diamati tersebut

66,66% dengan kategori sedang, 33,34 % dengan kategori baik, 8,69%

dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas siswa yang

diperoleh adalah 2,5 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang diamati

(31)

Pada siklus II ini yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 3,8 atau

dikatagorikan baik dari 9 aspek yang diamati tersebut dengan 11,11% kategori

baik, 88,89% dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas

siswa yang diperoleh adalah 3,6 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang

diamati 16,6% dengan kategori baik 83,4% kategori sangat baik.

3. Penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan

hasil belajar siswa ini dapat dilihat perbandingannya pada siklus I hasil belajar

siswa rata-rata 6,95 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 24 orang siswa (60%)

dengan kategori cukup sedangkan yang belum tuntas berjumlah 16 orang

siswa (40%) dengan kategori kurang. Pada siklus II hasil belajar siswa

rata-rata 8,2 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 38 orang siswa (95%) dengan

kategori sangat baik sedangkan yang belum tuntas berjumlah 2 orang siswa

(5%) dengan kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar tiap

siklus mengalami peningkatan yang signifikan.

B. Rekomendasi

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka berikut ini disajikan

saran-saran mudah-mudahan menjadi masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang

terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan.

(32)

Siswa hendaknya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan

penerapan metode demontrasi dalam menemukan dan mencari sendiri suatu

konsep yang konkrit.

2. Bagi Guru

Dalam memilih metode/strategi pembelajaran, guru sebaiknya terlebih dahulu

merancang metode/strategi apa yang akan digunakan, menyiapkan

bahan-bahan materi, sumber belajar, perkembangan siswa dan pengunaan alat atau

media yang akan disajikan kepada siswa dalam bentuk RPP.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan

pembelajaran IPA sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan

pembelajaran yang lebih baik terutama dalam penggunaan metode demontrasi

atau metode yang sesuai dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini terbatas pada hasil dan aktivitas belajar. Untuk itu, bagi peneliti

selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah wawasan yang lebih luas dan

bermanfaat terutama tentang penerapan metode/strategi dalam pembelajaran

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, M. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas.

Agus, S. (2003) Pengertian IPA online. Tersedia HTTP://ipa.unnes.ac.id/ ?p.=71

Bloom, B.S,(1956) Taxonomy Of Educational Objectives: The Classificationm Of

Edicational Goals. London : David McKay Company, Inc

Depdiknas, (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Depdiknas,(2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPASekolah

Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Hamalik O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Hendri, E. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung : Naskah Buku Ajar untuk UPI Press

Kasbolah, K,(1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Kemmis dan Taggart,(1998). Model Adaptasi Dari kemmis dan Taggart,

Universitas Negeri malang . Anak Belajar Membaca Pengajaran

Remedial. Jakarta.

Muhibin, S, (1989), Cara Belajar Siswa Aktiv Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar baru

………., (1989), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda karya

Rusyan, A.T, 1996). Metode Pembelajaran. Jakarta. CV. Sinar Baru.

Samatowa, (2006), Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

(34)

Sudjana, N, (2009). Media Pengajaran. Bandung.. Sinar Baru Algensindo.

…………..,. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. CV. Sinar Baru Algensindo.

Surya , M. (1997). PsikologiPembelajaran dan Pengajaran. Bandung : PPB-IKIP Bandung

………….. (1996). PsikologiPendidikan. Bandung : Alpabeta

Sukmadinata, (2005), Landasan psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Rosdakarya.

Suryabrata, (1995), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pustaka Firdaus

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar  3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1  Pedoman Penskoran
Tabel 3.2 Kategori Aktivitas Guru dan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaman morfometrik (panjang cangkang, panjang ligamen, tebal cangkang, tinggi cangkang kanan dan kiri,

berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor tSBIREplH3ZlRp|2OLL tanggal 28 Maret zOLl-, terhitung mulai tanggal 30 Maret 2011telah nyata

Kandungan zat ekstraktif pada kulit mangium yang lebih besar dibandingkan dengan batang sorgum diprediksi akan memberikan peningkatan terhadap nilai kalor biopelet..

Media dekak FPB merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi tentang faktor pesekutuan terbesar. Media dekak FPB ini mampu membantu siswa

KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Belanja Modal Pengadaan Laptop. JB: Modal

dokumen penawaran Pengadaan Alat Kedokteran Umum Ruang ICU (Intensive Care Unit) yang. disampaikan peserta secara online melalui LPSE dengan uraian

Berdasarkan analisa diperoleh dua dimensi yang berkorelasi dengan happiness at work , yaitu time-based conflict dan strain-based conflict.. Kata kunci: karyawan,

STUDI KOMPARASI PASAR TERNAK BAYONGBONG DENGAN PASAR TERNAK WANARAJA KABUPATEN GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |