2013
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET DI SD
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran
2012/2013 )
OLEH :
MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 0904115
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PEMBIMBING I
Dr. H.Y Suyitno, M.Pd NIP : 19500908 198101 1 001
PEMBIMBING II
Dr. Wahyu Sopiandi, MA NIP : 19660525 199001 1 001
Mengetahui
Drs. H. Dede Somarya, M.Pd NIP : 19580305 198403 1 002
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==================================================================
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET DI SD
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun Ajaran
2012/2013)
Oleh :
MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 0904115
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
MOCHAMAD GANJAR ARIF SUHAERI 2013
Universitas Pendidikan Indonesia juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG
GAYA MAGNET DI SD
Oleh :
Mochamad Ganjar Arif Suhaeri
ABSTRACT
APPLICATION METHOD OF LEARNING DEMONSTRATION OF STYLE IPA RESULTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING
By:
Mochamad Ganjar Arif Suhaeri
The research on the application of the method demonstration on science learning about magnetic force to enhance Student Learning Outcomes in Grade IV V Cikidangbayabang Elementary School District District Mande. This study aims to: 1. Describe the science lesson plan with the application of the method
demontrasi.2. Getting a picture of student learning activities with the application of the method demonstration on science learning. 3.Mendeskripsikan application demonstrations on science teaching methods to improve student learning
Halaman
C. Subjek Penelitian………. 39
D. Prosedur Penelitian………..……… 39
E. Instrumen Penelitian
F. Analisis Data
……….
………..
42
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrifsi Sekolah ...
B. Hasil Penelitian ………...………..………
64
C. Pembahasan Penelitian ………..……….……... 64
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ………. 68
B. Rekomendasi……… 69
DAFTAR PUSTAKA ………... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, pendidikan
merupakan salah satu aspek dari segi kehidupan yang dirasakan sangat penting bagi
perkembangan hidup manusia. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan yang
mendasar bagi setiap individu. Untuk melaksanakan program pendidikan tersebut
pemerintah membangun lembaga-lembaga pendidikan baik di tingkat dasar,
menengah, sampai pendidikan tinggi. Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan dalam
melaksanakan proses kegiatan pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yang
diantaranya adalah guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik..
Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah digariskan, untuk itu diperlukan adanya guru yang mampu membina
serta mengarahkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, sehingga mereka menjadi
dewasa dan mampu berdiri sendiri dengan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya
maupun terhadap orang lain. Diantara komponen pendidikan yang terkait dalam sistem
pendidikan, guru sebagai komponen pendidikan mempunyai peran yang paling
dominan atas keberhasilan proses belajar mengajar. Karenanya guru dituntut harus
memiliki sejumlah kemampuan untuk menciptakan situasi yang melahirkan suasana
2
agar mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (1996 : 46) yang menyatakan : keberhasilan seorang guru di
dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh
keterampilan memilih metoda mengajar sesuai bahan pengajaran yang akan
disampaikan. Strategi pengajaran merupakan faktor penunjang dalam menyampaikan
pembelajaran.
Keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari cara pendidik
mengajar dan siswa belajar sebab baik tidaknya hasil proses belajar mengajar dapat
dilihat dan dirasakan oleh pendidik dan siswa sendiri. Mengajar adalah tugas utama
seorang guru, oleh karena itu keefektifannya dalam mengajar akan bergantung
kepada bagaimana seorang guru mampu melaksanakan aktifitasnya secara baik.
Seorang guru harus mengenai berbagai cara atau metode mengajar dan dapat
memilihnya secara tepat sesuai dengan kemampuan dirinya yang disesuaikan dengan
keadaan lingkungan, meskipun tidak ada satu metode yang paling tepat untuk segala
tujuan dan kondisi.
Salah satu strategi atau metode untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
menerapkan metode Demonstrasi. Menurut Sudjana (2009:79) “Metode Demonstrasi
adalah tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan
bersama”. Penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang
dilaksanakan di sekolah yaitu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA
merupakan bagian dari materi pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar. Dalam
pembelajaran IPA disajikan pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya.
Pengertian IPA adalah : “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih mendalam tentang alam sekitar”. Edi Hendri (2006; 8)
Dalam proses mencari tahu pembelajaran IPA dirancang untuk
mengembangkan Kerja Ilmiah dan Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut
mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru
mampu menyediakan, mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik
penunjang yang memungkinkan peserta didik dapat mengalami seluruh tahapan
pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah, dan penguasaan
konsep.
Dari hasil studi pendahuluan di Sekolah Dasar, khususnya di SDN
4
selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain pembelajaran IPA masih
kurang melibatkan siswa pada aktivitas keterampilan proses atau kerja ilmiah IPA.
Kegiatan pembelajaran jarang dalam bentuk kegiatan praktikum, karena alat-alat
yang diperlukan sangat terbatas. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
terbukti dari nilai yang diperoleh siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 6,8. Adapun hasil yang dicapai siswa dari 40 siswa hanya 22 orang
yang sudah mencapai KKM, sedangkan 18 orang belum mencapai KKM, berarti
hampir 50% yang belum mencapai KKM.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi
pada pembelajaran IPA materi gaya magnet?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA materi gaya magnet ?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya
magnet dengan menerapkan metode demonstrasi ?
C. Tujuan Penelitian
1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan metode
demonstrasi.
2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA.
3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA.
D. Manfaat hasil Penelitian
Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat
memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Melalui kegiatan penelitian ini diperoleh alat dan teknik penunjang yang lebih
realistis dan aplikatif untuk keperluan penggunaan metode demonstrasi pada
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Aturan dan model tersebut dapat dijadikan
perbandingan dan pertimbangan bagi guru-guru lainnya yang akan menggunakan
metode demonstrasi pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas untuk
memecahkan permasalahan secara terencana dan sistematis yang terkait dengan
6
3. Manfaat Kelembagaan
Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi lembaga pendidikan
dalam mewujudkan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Antara lain merintis
pelaksanaan pembelajaran yang benar-benar merujuk kepada kondisi dan kompetensi
realistic sekolah yang bersangkutan.
E. Hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Penerapan metode demonstrasi pada
pembelajaran IPA materi gaya magnet dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
F. Definisi Oprasional
1. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah bagaimana proses terjadinya sesuatu, yang mana dapat
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta
(data) yang benar”. Dengan kata lain metode Demonstrasi yaitu salah satu cara
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun benda
tiruan yang disertai dengan penjelasan lisan”.
b. Teori Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi menurut Ruslan (1996:12) adalah ”Salah satu cara
menyajikan pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas
dan dipecahkan bersama”. Menurut Sudjana (2009:87) ” metode Demonstrasi
tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih
teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan
bersama.”
c. Prinsip-prinsip Metode Demonstrasi
• Memperhatikan taraf atau tingkat kemampuan murid
• Pembagian tugas kepada setiap siswa untuk bergiliran melakukan
Demonstrasi
• Petunjuk dan pelaksanaan Demonstrasi harus jelas dipahami siswa
• Demonstrasi dapat dilakukan dengan berulang-ulang
d. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
8
a. Tujuan Demonstrasi harus jelas
b. Materi pelajaran harus sesuai dengan metode Demonstrasi
c. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan Demonstrasi
d. Membuat garis besar yang akan didemonstrasikan
2). Pelaksanaan Demonstrasi
a. Memeriksa peralatan yang akan digunakan de3montrasi
b. Memberi petunjuk pelaksanaan Demonstrasi
c. Pokok-pokok Demonstrasi harus mencapai sasaran
d. Memperhatikan keadaan siswa dalam pelaksanaan Demonstrasi
e. Demonstrasi diselingi humor agar tidak tegang
f. Memberikan kesempatan untuk melakukan Demonstrasi berkali-kali
3). Tindak lanjut Demonstrasi
a. Membuat hasil/kesimpulan dari Demonstrasi
b. Membuat rangkuman dan tugas kepada siswa
c. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan Demonstrasi.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung yang
tergambar dalam indikator sebagai penjabaran dari Kompetensi Dasar yang diukur
satu kegiatan belajar mengajar yang ditampilkan dalam beberapa bentuk hasil
belajar yaitu adanya perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan (kognitif),
sikap (apektif) dan keterampilan (psikomotor). Hasil belajar adalah suatu
perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi
membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.”
Pengertian lainnya hasil belajar merupakan salah satu unsur yang penting dalam
kegiatan pembelajaran yang merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman-pengalaman belajarnya.
3. Mata Pelajaran IPA
Salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum SD adalah mata pelajaran
IPA. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya melalui
proses dan menghasilkan suatu produk sains. Dalam mata pelajaran IPA yang
menjadi fokus dalam pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa dengan
obyek atau alam secara langsung. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator perlu
menciptakan kondisi dan menyediakan sarana agar siswa dapat mengamati dan
memahami obyek IPA. Dengan demikian siswa dapat menenukan konsep dan
membangunnya dalam struktur kognitifnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari materi pelajaran yang
10
alam semesta dengan segala isinya. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang
rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
4. Materi Gaya Magnet
Salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran IPA yang diberikandi semester II
dikelas V SD adalah Gaya Magnet. Dalam KTSP materi gaya magnet dan
merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus ditempuh di kelas V SD. Materi
gaya magnet meliputi pengertian magnet, jenis-jenis magnet, bentuk magnet, gaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau dikenal dengan Classroom Action Research melalui praktik pembelajaran di
kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan mengingat guru sebagai tenaga
profesional yang paling mengetahui mengenai segala sesuatu dalam kegiatan
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam kawasan kelas dengtan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian
tindakan kelas dilakukan pada suatu kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil pembelajaran dan penelitian dapat dilakukan oleh guru kelas secara
langsung. PTK bukan hanya sekedar mengajar, melainkan mempunyai makna
sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk
siapa adanya perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. PTK
mendorong guru bertindak dan berfikir kritis dalam melaksanakan tugasnya
secara profesional.
Ebbutt dalam (Hopkins, 1993) mengemukakan penelitian tindakan kelas
25
oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Dengan demikian penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya guru
dalam memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, di
mana dalam proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan
proses kegiatan pembelajaran serta instrumen penelitian yang telah dipersiapkan.
Penelitian tindakan kelas berubungan dengan tugas guru di lapangan atau di kelas.
Penelitian dilakukan oleh guru karena terdapat masalah dalam kegiatan
pembelajaran, suatu penelitian harus dilakukan untuk memperbaiki atau
menyelesaikan permasalahan yang ada agar terselesaikan. Hasil dari penelitian
dapat berguna bagi guru yang melakukan kegiatan permbelajaran.
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau tenaga
kependidikan dapat memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses
pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada
terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban oleh guru. Dengan
demikian PTK merupakan salah satu cara yang strategis dalam memperbaiki
kinerja guru dalam meningkatkan layanan pendidikan atau pembelajaran.
2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan
kemampuan/keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan yang nyata
3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai alat untuk
memasukkan inovasi pembelajaran ke dalam sistem yang ada karena sulit
dilakukan oleh upaya pembaharuan yang dilakukan pada umumnya.
Penggunaan Penelitian tindakan kelas selain mempunyai tujuan , pastilah
mempunyai manfaat. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru dan siswa
yakni sebagai berikut :
a. Manfaat bagi Guru :
1). Untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar;
2). Guru berkembang secara profesional karena mampu menilai dan
memperbaiki pelajaran;
3). Guru lebih percaya diri jika PTK membuat guru berkembang menjadi
guru profesional;
4). Dapat berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan diri.
b. Manfaat bagi siswa :
1) Hasil belajar siswa meningkat;
2) Permasalahan pembelajaran siswa akan cepat diselesaikan;
3) Sesuai dengan kubutuhan belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan melaui penelitian tindakan kelas berbentuk
27
yang dipilih yaitu dengan menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc.
Taggart (1998). Seperti siklus di bawah ini :
Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kasbolah, 1998:15)
pelaksanaan
SIKLUS 1 Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
pelaksanaan
SIKLUS 2 pengamatan Perencanaan
Refleksi
B. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah pada model siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu
sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan
rencana pelaksanaan pembelajaran, penyiapan tempat sebagai pelaksanaan
penelitian dan sumber pembelajaran. Dalam tahap ini penulis menetapkan
seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan di sekolah, adapun
langkah-langkah perencanaannya yaitu :
1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Memilih prosedur evaluasi penelitian
4) Melaksanakan pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu
pada perencanaan yang telah dibuat, yaitu pada proses kegiatan pembelajaran.
a. observasi
Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas
siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer
bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
29
Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas
siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPS mengenai aktivitas siswa
dalam pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa
yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi
dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
b. Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat
observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah
dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk
membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan
sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.
C. Tehnik Penelitian
1. Lokasi Penelitian
SDN Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur
mengenal situasi, lingkungan sekolah dan mempermudah dalam
mendapatkan informasi.
2. Kelas dan Jumlah Siswa
Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V berjumlah 40
orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. mereka
dapat diajak bekerjasama karena mereka telah mengenal peneliti sebagai
guru kelasnya.
3. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari tanggal 20 s/d 28
Mei 2013
D. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa Kelas V SDN
Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur berjumlah 40
orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan tahun ajaran
2012 - 2013.
E. Teknik Pengolahan Data
pengolahan data dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir, data
diperoleh dari kumpulan instrument dan dideskripsikan untuk diambil
31
1. Penyelesaian data yaitu pemilihan data yang akurat yang dapat menjawab
fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian.
2. Pengklasifikasikan dat yaitu pengelompokan data yang telah diseleksi,
pengklasifikasian dat bertujuan untuk memudahkan pengelolaan data dan
pengambilan keputusan berdasarkan persentase yang dijadikan pegangan.
3. Pengtabulasian dta setelah diklasifikasikan berdasarkan tujuan penelitian
kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk
mengetahui frekuensi masing-masing alternative jawaban yang satu dengan
yang lain untuk mempermudah membaca data.
Ketiga komponen tersebut dijadikan pegangan dalam meningkatkan
analisis menuju pencapaian dan perbaikan pembelajaran di SD. Dengan
demikian dpat memberikan kejelasan terhadap pelaksanaan kegiatan yang
dituangkan, sehingga orang lain dapat membaca dengan mudah.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :
1. Analisis terhadap Hasil Pembelajaran Siswa
Analisis terhadap hasil belajar setelah mengalami pembelajaran IPA
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dengan teknik perhitungan sebagai
berikut :
R (rata-rata kelas)
= ∑ ( )∑ ( ) X 100 %
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran
1. 5 1
2. Analisis Hasil Observasi Guru dan Siswa
Analisis hasil dari observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan
untuk mengetahui aktivitasnya dalam proses pemeblajaran.
Dengan teknik penilaian :
R (rata-rata)
= X 100 %Tabel 3.2
Kategori Aktivitas Guru dan Siswa
Skor Rata-rata Kategori
4 4,00 – 3,50 Sangat Baik
3 3,49 – 3,00 Baik
2 2,99 – 2,50 Sedang
1 < 2,50 Kurang
33
Instrumen penelitian merupakan alat perlengkapan yang dapat digunakan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk memperoleh kebenaran yang objektif
dalam pengumpulan data, diperlukan adanya instrument yang tepat sehingga
masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.
Teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian :
1. Lembar Tes
Pemberian tes prestasi belajar berupa tes tertulis berbentuk objektif dan
subjektif soal yang diberikan. Pemberian tes dilakukan akhir pokok bahasan.
Tujuannya adalah unutk melihat peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum
dan sesudah pemberian tindakan pada materi pokok Perubahan Lingkungan dan
Pengaruhnya
2. Lembar Observasi aktivitas guru dan siswa
Observasi dilakukan untuk mengamati data kelas tempat berlangsungnya
pembelajaran yang dilakukan observer untuk mengetahui aktivitas guru maupun
aktivitas siswa, yang dimulai dari awal kegiatan pembelajaran sampai dengan
akhir pembelajaran.. Kegiatan observasi akan dilakukan dalam setiap kegiatan
siklus pembelajaran, data observasi akan berguna untuk pengumpulan data
bagaimana keaktivan guru dan siswa .
3. Kuisioner
Kuisioner adalah lembar wawancara yang bertujuan untuk mengumpulkan
atau memperkaya informasi dari sumber informasi, yang hasilnya digunakan
pertanyaan kepada siswa yang dipih secara acak untuk memperoleh informasi
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan diambil dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
di SD Negeri Cikidangbayabang IV Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur
pada Siswa kelas V serta dari pembahasan yang terdapat pada Bab IV, maka
peneliti dapat menyimpulkan semua hasil penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran IPA tema gaya magnet dengan menggunakan
metode demontrasi harus betul-betul dituangkan dalam perencanaan
pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkahnya. Perencanaan
Pembelajaran (RPP) pada pembelajran IPA tema gaya magnet dengan
penerapan metode demonstrasi cukup efektif dan berhasil.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi ternyata
membawa dampak yang positip dalam pelaksanaan pembelajaran seperti
peningkatan aktifitas kegiatan belajar guru dan siswa terbukti dari tiap
siklusnya ada peningkatan Pada siklus I ini yang diperoleh dari aktivitas guru
adalah 2,33 atau dikatagorikan sedang dari 9 aspek yang diamati tersebut
66,66% dengan kategori sedang, 33,34 % dengan kategori baik, 8,69%
dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas siswa yang
diperoleh adalah 2,5 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang diamati
Pada siklus II ini yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 3,8 atau
dikatagorikan baik dari 9 aspek yang diamati tersebut dengan 11,11% kategori
baik, 88,89% dengan kategori sangat baik sementara skor rata-rata aktivitas
siswa yang diperoleh adalah 3,6 atau dikatagorikan sedang dari 6 aspek yang
diamati 16,6% dengan kategori baik 83,4% kategori sangat baik.
3. Penerapan metode demontrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan
hasil belajar siswa ini dapat dilihat perbandingannya pada siklus I hasil belajar
siswa rata-rata 6,95 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 24 orang siswa (60%)
dengan kategori cukup sedangkan yang belum tuntas berjumlah 16 orang
siswa (40%) dengan kategori kurang. Pada siklus II hasil belajar siswa
rata-rata 8,2 dari KKM 6,8 dan yang tuntas baru 38 orang siswa (95%) dengan
kategori sangat baik sedangkan yang belum tuntas berjumlah 2 orang siswa
(5%) dengan kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar tiap
siklus mengalami peningkatan yang signifikan.
B. Rekomendasi
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka berikut ini disajikan
saran-saran mudah-mudahan menjadi masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang
terlibat dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Siswa hendaknya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan
penerapan metode demontrasi dalam menemukan dan mencari sendiri suatu
konsep yang konkrit.
2. Bagi Guru
Dalam memilih metode/strategi pembelajaran, guru sebaiknya terlebih dahulu
merancang metode/strategi apa yang akan digunakan, menyiapkan
bahan-bahan materi, sumber belajar, perkembangan siswa dan pengunaan alat atau
media yang akan disajikan kepada siswa dalam bentuk RPP.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan
pembelajaran IPA sekaligus pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan
pembelajaran yang lebih baik terutama dalam penggunaan metode demontrasi
atau metode yang sesuai dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada hasil dan aktivitas belajar. Untuk itu, bagi peneliti
selanjutnya lebih meningkatkan dan menambah wawasan yang lebih luas dan
bermanfaat terutama tentang penerapan metode/strategi dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, M. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas.
Agus, S. (2003) Pengertian IPA online. Tersedia HTTP://ipa.unnes.ac.id/ ?p.=71
Bloom, B.S,(1956) Taxonomy Of Educational Objectives: The Classificationm Of
Edicational Goals. London : David McKay Company, Inc
Depdiknas, (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Depdiknas,(2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPASekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum.
Hamalik O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. PT. Bumi Aksara
Hendri, E. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung : Naskah Buku Ajar untuk UPI Press
Kasbolah, K,(1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Kemmis dan Taggart,(1998). Model Adaptasi Dari kemmis dan Taggart,
Universitas Negeri malang . Anak Belajar Membaca Pengajaran
Remedial. Jakarta.
Muhibin, S, (1989), Cara Belajar Siswa Aktiv Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar baru
………., (1989), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda karya
Rusyan, A.T, 1996). Metode Pembelajaran. Jakarta. CV. Sinar Baru.
Samatowa, (2006), Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Sudjana, N, (2009). Media Pengajaran. Bandung.. Sinar Baru Algensindo.
…………..,. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. CV. Sinar Baru Algensindo.
Surya , M. (1997). PsikologiPembelajaran dan Pengajaran. Bandung : PPB-IKIP Bandung
………….. (1996). PsikologiPendidikan. Bandung : Alpabeta
Sukmadinata, (2005), Landasan psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Rosdakarya.
Suryabrata, (1995), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pustaka Firdaus
Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.