• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA SMP SWASTA DI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA SMP SWASTA DI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMAKASIH ...iii

ABSTRAK ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...8

C. Batasan Masalah ...8

D. Rumusan Masalah ...9

E. Tujuan Penelitian ...10

F. Manfaat Penelitian...10

G. Kerangka Pikir Penelitian ...11

H. Pengajuan Hipotesis...16

I. Defenisi Operasional ...17

BAB 11 LANDASAN TEORI A. Konsep Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran ...19

1. Posisi Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dalam...19

Administrasi Pendidikan 2. Pengertian Pembelajaran ...22

(2)

4. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran ...31

a. Merencanakan Pembelajaran ...33

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran ...36

2. Memilih Dan Mengembangkan Bahan Pelajaran ...38

3. Merumuskan Kegiatan Belajar Mengajar ...38

4. Merencanakan Metode Pembelajaran ...39

5. Merencanakan Media dan Sumber Belajar ...40

b. Melaksanakan Pembelajaran ...41

1. Membuka Pelajaran ...42

2. Menyampaikan Materi Pelajaran ...44

3. Menutup Pembelajaran ...46

c. Mengevaluasi Pembelajaran ...47

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah ...49

1. Defenisi dan Hakekat Kepemimpinan ...49

2. Efektivitas Kepemimpinan ...56

3. Perilaku Kepemimpinan ...59

a. Studi Kepemimpinan Ohio State University ...62

b. Teori Kepemimpinan Managerial Grid ... 65

4. Dimensi-dimensi Perilaku kepemimpinan ...66

C. Kompetensi Pedagogik ...67

1. Pengertian Kompetensi ...67

2. Pengertian Kompetensi Pedagogik ...71

BAB III METODE PENELITIAN A. Penentuan Metode Penelitian ………...79

(3)

C. Populasi dan Sampel Penelitian ………84

1. Penentuan Populasi Penelitian ...84

2. Penarikan Sampel Penelitian ...86

D. Teknik Pengumpulan Data...89

1. Penentuan Alat Pengumpulan Data ...90

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 90

E. Uji Coba Instrumen ...92

1. Uji Validitas Instrumen ...93

a. Uji Validitas Instrumen Variabel Efektivitas Pelaksanaan ...94

Pembelajaran b. Uji Validitas Instrumen Variabel Perilaku Kepemimpinan ...96

Kepala Sekolah c. Uji validitas Instrumen Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ...97

2. Uji Reliabilitas Instrumen ...98

3. Hasil Uji Coba Instrumen ...99

a. Variabel Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran ...99

b. Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah...100

c. Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ...100

4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ...100

F. Teknik Analisis Data ...101

1. Mentransformasi Data Ordinal ke Interval Dengan ...101

Dengan Menggunakan MSI 2. Uji Normalitas Distribusi Data ...102

3. Uji Regresi Linier ...102

(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis...106

1. Deskripsi Data Variabel Penelitian ...106

a. Deskripsi Data Variabel Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran...106

b. Deskripsi Data Variabel Perilaku Kepemimpinan ...118

Kepala Sekolah c. Deskripsi Data Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ...133

2. Pengujian Persyaratan Hipotesis ...146

a. Uji Normalitas ...146

b. Uji Linieritas ...148

3. Hasil Uji Hipotesis ...150

a. Pengujian Hipotesis Pertama ... 150

b. Pengujian Hipotesis Kedua ...153

c. Pengujian Hipotesis Ketiga ...156

B. Pembahasan ...178

1. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Pembelajaran ...178

2. Analisis Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ...181

3. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru ...184

4. Analisis Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ...188

Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran 5. Analisis Kontribusi Kompetensi Pedagogik Guru ...189

Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran 6. Analisis Kontribusi Perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah ...190 Dan kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Efektivitas

(5)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ...195

B. Implikasi ...196

C Rekomendasi ...198

DAFTAR PUSTAKA ...201

(6)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1. Indek Pembangunan Manusia ... 7

Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian ...81

Tabel 3.2. Penyebaran Populasi Guru SMP Swasta di kecamatan Coblong ...86

Kota Bandung Tabel 3.3. Sampel Penelitian ...89

Tabel 3.4. Kriteria Skor Variabel X1 dan Y ...91

Tabel 3.5. Kriteria Skor Variabel X2 ...92

Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Pelaksanaan ...95

Pembelajaran Tabel 3.7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perilaku Kepemimpinan ...96

Kepala Sekolah Tabel 3.8. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ...97

Tabel 4.1. Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Variabel ...106

Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 4.2. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Perencanaan...107

Pembelajaran Tabel 4.3. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Membuka...109

Pelajaran Tabel 4.4. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Menyampaikan ...110

Materi Pelajaran Tabel 4.5. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Menggunakan...111

(7)

Tabel 4.6. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Menggunakan...112

Alat Peraga Tabel 4.7. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Pengelolaan...113

Kelas Tabel 4.8. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Interaksi...115

Belajar Mengajar Tabel 4.9. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Menutup...116

Pelajaran Tabel 4.10. Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Dimensi Melaksanakan...117

Evaluasi Tabel 4.11. Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Variabel ...118

Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Tabel 4.12. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi ...120

Mewakili Organisasi Tabel 4.13. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Mengatasi Konflik ..121

Tabel 4.14. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Persuasif ...122

Tabel 4.15. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Struktur Inisiasi ...123

Tabel 4.16. Perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Toleransi ...124

Tabel 4.17. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Tugas ...125

Menanggapi Tabel 4.18. Perilaku Kepemimpinan kepala Sekolah Dimensi Perhatian ...127

Tabel 4.19. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Produktif ...128

Tabel 4.20. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Prediksi Akurat ...129

Tabel 4.21. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Integrasi ...130

(8)

Superior

Tabel 4.23. Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Variabel ...133 Kompetensi Pedagogik Guru

Tabel 4.24. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Menguasai Karakteristik ...134 Siswa

Tabel 4.25. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Menguasai Teori Belajar ...135 Dan Prinsip-prinsip Pembelajaran

Tabel 4.26. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Mengembangkan ...137 Kurikulum

Tabel 4.27. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Menyelenggarakan...138 Pembelajaran Mendidik

Tabel 4.28. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Memanfaatkan ...139 Teknologi Informasi dan Komunikasi

Tabel 4.29. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Memfasilitasi ...140 Pengembangan Potensi Siswa

Tabel 4.30. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Berkomunikasi ...142 Secara Efektif, Empatik dan santun

Tabel 4.31. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Menyelenggarakan ...143 Penilaian dan Evaluasi

Tabel 4.32. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Memanfaatkan ...144 Hasil Penilaian dan Evaluasi

Tabel 4.33. Kompetensi Pedagogik Guru Dimensi Melakukan Tindakan ...145 Reflektif

(9)

Tabel 4.36. Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 Atas Variabel Y ... 149

Tabel 4.37. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ... 149

Tabel 4.38. Persamaan Regresi Y atas X1 ... 151

Tabel 4.39. Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 ... 151

Tabel 4.40. Koefisien Korelasi Antara Variabel Perilaku Kepemimpinan ... 152

Kepala Sekolah Dengan Efektifitas pelaksanaan pembelajaran Tabel 4.41. Koefisien Determinasi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ...153

Terhadap Efektivitas Pelaksanaan pembelajaran Tabel 4.42. Persamaan Regresi Y atas X2 ...154

Tabel 4.43. Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2 ...154

Tabel 4.44. Koefisien Korelasi Antara Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ...155

Dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 4.45. Koefisien Determinasi Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ...155

Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 4.46. Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 ...157

Tabel 4.47. Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 ...158

Tabel 4.48. Uji Keberartian Pengaruh Masing-masing Variabel Independen ...159

Terhadap Variabel Dependen Tabel 4.49. Koefisien Korelasi Antara Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala ..160

Sekolah dan Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Efektivitas Pelakasanaan Pembelajaran Tabel 4.50. Model Summary ...161

Tabel 4.51. Persamaan Regresi X1, X2 Terhadap Y Untuk Guru Perempuan ...162

(10)

Tabel 4.53. Model Summary ...164 Tabel 4.54. Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 Untuk Guru Laki-laki...165 Tabel 4.55. Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 ...166

Untuk Guru Laki-laki

Tabel 4.56. Model Summary ...167 Tabel 4.57. Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 Untuk Guru Dengan ...169 Masa Kerja 10 Tahun

Tabel 4.58. Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 Untuk Guru ... 170 Dengan Masa Kerja 10 Tahun

Tabel 4.59. Model Summary ...170 Tabel 4.60. Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 Untuk Guru Dengan ...172 Dengan Masa Kerja > 10 Tahun

Tabel 4.61. Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 Untuk Guru ...173 Dengan Masa Kerja > 10 Tahun

(11)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penelitian ...15

Gambar 1.2. Paradigma Penelitian ...16

Gambar 2.1. Wilayah Kerja Adpen ... 20

Gambar 2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan ...58

Gambar 2.3. Kuadran Kepemimpinan Universitas Ohio ...63

Gambar 2.4. Kisi-kisi Manajerial (Managerial Grid) ... .65

Gambar 4.1. Dimensi Perencanaan Pembelajaran ...108

Gambar 4.2. Dimensi Membuka Pelajaran ...109

Gambar 4.3. Dimensi Menyampaikan Materi Pembelajaran ...111

Gambar 4.4. Dimensi Menggunakan Metode Pembelajaran ...112

Gambar 4.5. Dimensi Menggunakan Alat Peraga ...113

Gambar 4.6. Dimensi Pengelolaan Kelas ...114

Gambar 4.7. Dimensi Interaksi Belajar Mengajar ...115

Gambar 4.8. Dimensi Menutup Pelajaran ...117

Gambar 4.9. Dimensi Melaksanakan Evaluasi ...118

Gambar 4.10. Dimensi Mewakili Organisasi ...120

Gambar 4.11. Dimensi Mengatasi Konflik ...122

Gambar 4.12. Dimensi Persuasif ...123

Gambar 4.13. Dimensi Struktur Inisiasi ...124

Gambar 4.14. Dimensi Toleransi ...125

Gambar 4.15. Dimensi Tugas Menanggapi ...126

(12)

Gambar 4.17. Dimensi Produktif ...129

Gambar 4.18. Dimensi Prediksi Akurat ...130

Gambar 4.19. Dimensi Integrasi ...131

Gambar 4.20. Dimensi Orientasi Superior ...132

Gambar 4.21. Menguasai Karakteristik Siswa ...135

Gambar 4.22. Dimensi Teori Belajar Dan Prinsip-prinsip Pembelajaran ...136

Gambar 4.23. Dimensi Mengembangkan Kurikulum ...137

Gambar 4.24. Dimensi Menyelenggarakan Pembelajaran Mendidik ...139

Gambar 4.25. Dimensi Memanfaatkan Teknologi Informasi Dan Komunikasi ...140

Gambar 4.26. Dimensi Memfasilitasi Pengembangan Potensi Siswa ...141

Gambar 4.27. Dimensi Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik Dan santun ...142

Gambar 4.28. Dimensi Menyelenggarakan Penilaian Dan Evaluasi ...144

Gambar 4.29. Dimensi Memanfaatkan Hasil Penilaian Dan Evaluasi ...145

Gambar 4.30. Dimensi Melakukan Tindakan Reflektif ...146

Gambar 4.31. Model Analisis Regresi X1,X2 Dan Y Untuk Guru Perempuan ...164

Gambar 4.32. Model Analisis Regresi X1,X2 Dan Y Untuk Guru Laki-laki ...168

Gambar 4.33. Model Analisis Regresi X1,X2 Dan Y Untuk Guru Dengan ...171

Masa kerja 10 Tahun Gambar 4.34. Model Analisis Regresi X1,X2 Dan Y Untuk Guru Dengan ...175

Masa Kerja > 10 Tahun Gambar 4.35. Perbandingan Nilai Rata-rata ...176

Gambar 4.36. Model Analisis Korelasi ...177

Gambar 4.37. Model Determinasi Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ...178

(13)

Gambar 4.39. Poligon Skor Rata-rata Masing-masing Dimensi Pada Variabel ...182 Perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghadapai persaingan global di abad ke-21 di mana arus dan interaksi informasi tidak dapat dikendalikan lagi, maka perlu menghasilkan berbagai kunggulan kompetitif dari out come pendidikan.Pendidikan harus mampu membangun jembatan untuk mengatasi kesenjangan antara proses, hasil dan pengalaman belajar di sekolah. Sekolah adalah salah satu organisasi formal yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, guna menjalankan program pendidikan bagi anak dengan tujuan dan aturan yang jelas untuk membina anak yang berkualitas sebagaimana diharapkan oleh masyarakat. Di dalam organisasi terjadi interaksi antar individu dengan pola komunikasi tertentu untuk bekerja sama menjalankan kegiatan guna mencapai tujuan. Sebagai suatu organisasi, sekolah memiliki unsur atau komponen yang berfungsi dan saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan sekolah . Komponen-komponen tersebut terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, karyawan, supervisor dan siswa. Ada pula unsur sarana dan prasarana, termasuk fasilitas dan finansial sekolah, disamping komponen kurikulum pendidikan sebagai pedoman bagi proses pengajaran dan pembelajaran.

(15)

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin sangat penting, karena memiliki peran pengendalian atas sekolah beserta perkembangannya.Kepala sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti diungkapkan Supriadi (Mulyasa, 2007:24) bahwa :” Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Menurut Sallis (2006:169) menyatakan bahwa:” Kepemimpinan menentukan mutu dalam sebuah institusi”. Aspek penting dari peran kepemimpinan dalam pendidikan adalah memberdayakan para guru dan memberikan wewenang yang luas untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran sehingga proses pembelajaran para pelajar dapat mencapai hasil yang optimal.Seperti yang dikemukakan oleh Stanley Spanbauer (Sallis, 2006:174) bahwa :

Pemimpin institusi pendidikan harus memandu dan membantu pihak lain (guru dan staf) dalam mengembangkan karakteristik serupa.Sikap tersebut mendorong terciptanya tanggungjawab bersama-sama serta sebuah gaya kepemimpinan yang melahirkan lingkungan kerja yang interaktif. Dia menggambarkan sebuah gaya kepemimpinan dimana pemimpin harus menjalankan dan membicarakan mutu serta mampu memahami perubahan terjadi sedikit demi sedikit, bukan dengan serta merta.

(16)

menganggap guru-guru itu bukan saja sebagai pembantunya, tetapi juga mitra atau patner dalam kelompok.

Seorang pemimpin hendaknya adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator dan inspirator, serta memiliki visi yang jelas. Menurut Sarros dan Butchatsky (Sholeh: http://myhad.blogspot.com/2007/04/pengertian-kepemimpinan-leadership.html): "leadership is defined as the purposeful behaviour of

influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of

individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut,

kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan memenurut Anderson (Sholeh : http://myhad.blogspot.com/2007/04/pengertian-kepemimpinan-leadership.html) "leadership means using power to influence the thoughts and actions

of others in such a way that achieve high performance). Seorang pemimpin yang

(17)

Hoy dan Miskel (2001:399), misalnya, menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja pemimpin, yaitu sifat struktural organisasi (structural properties of the organisation), iklim atau lingkungan organisasi (organisational climate), karakteristik tugas atau peran (role characteristics) dan karakteristik bawahan (subordinate characteristics).

Dari semua gambaran diatas jelas bahwa pimpinan kepala sekolah sangat berperan dalam mempengaruhi seluruh komponen yang ada dalam suatu sistem sekolah untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu komponen yang penting dalam pendidikan selain kepala sekolah adalah guru.

(18)

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab.

Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%) (Indra Djati Sidi : http://www.geocities.com/guruvalah/artikel_pendidikan 6.html). Dengan demikian, nampak bahwa pendidik (guru) mempunyai pengaruh yang signifikan pada pembentukan sumberdaya manusia (human capital) dalam aspek kognitif, afektif maupun keterampilan, baik dalam aspek fisik, mental maupun spiritual. Hal ini jelas menuntut kualitas penyelenggaraan pendidikan yang baik serta pendidik yang profesional, agar kualitas hasil pendidikan dapat benar-benar berperan optimal dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pendidik dituntut untuk selalu memperbaiki, mengembangkan diri secara profesional dalam membangun dunia pendidikan.

Undang-undang Sisdiknas (UU No. 20 Tahun 2003) banyak memberikan amanat kepada pendidik, terutama guru untuk berubah kearah terjadinya profesionalisme. Sebagaimana dijelaskan pasal 40 Ayat (2) bahwa pendidik (guru) berkewajiban :

Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

(19)

pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat (pasal 9). Sertifikat pendidik diperoleh guru setelah mengikuti pendidikan profesi (pasal 10 ayat 1).Adapun jenis-jenis kompetensi yang dimaksudkan pada Undang-undang tersebut meliputi kompetensi paedagogik,kompetensi kepribadian,kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (pasal 10 ayat 2).

Sanaky:[http://sanaky.com/materi/KOMPETENSI/-SERTIFIKASI%20GURU. .pdf]. guru yang tidak layak mengajar atau menjadi guru berjumlah 912.505, terdiri dari

(20)

Tabel 1.1 Indek Pembangunan Manusia

Country HDI Rank

Singapore 25

Brunei Darussalam 33

Malaysia 61

Thailand 73

Phillipines 84

Vietnam 108

Indonesia 110

(Sumber : UNDP-Human Development Report 2005)

Menurut Purwati ( http://www.suaramerdeka.com/harian/0705/02/opi03.htm) Berdasarkan laporan Unesco, posisi kinerja para peserta didik kita dipandang dari sisi kombinasi kegiatan membaca, penguasaan ilmu pengetahuan, dan kemampuan matematika, masih di bawah Argentina, Hong Kong, Korea, Meksiko, dan Thailand. Misalnya penguasaan matematika, kita hanya memperoleh skor 367 jauh lebih rendah dibandingkan dengan Hong Kong yang mencapai skor 550 dan Korea 547. Paling juga kita hampir sama dengan Thailand yang memiliki skor 432.

Berdasarkan data tersebut tampak bahwa rendahnya kualifikasi dan kompetensi akan memberikan dampak pada kinerja guru. Kinerja guru yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini mengenai efektivitas pelaksanaan pembelajaran. Efektivitas pelaksanaan pembelajaran bukanlah faktor tunggal yang berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor. Aswandi (http:// Arsip.pontianak post.comp[5 April 2009]) menyatakan :

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rendahnya kompetensi guru menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efektivitas pelaksanaan pembelajaran selain itu ada faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pembelajaran, antara lain tersedianya peralatan yang cukup, adanya informasi yang baik, terjadinya komunikasi yang baik, kepemimpinan/manajemen, penghasilan yang mencukupi, pekerjaan yang menantang untuk berkembang, serta adanya rasa aman dan tenang (kepuasan) dalam bekerja. Gibbons, 1986 (Moedjiarto, 2002: 17) menyatakan:

Prestasi sekolah akan terangkat dengan menerapkan faktor-faktor keefektifan sekolah yang dianggap penting, yaitu dedikasi guru yang tinggi, manajemen kepala sekolah yang kuat, harapan-harapan bagi siswa dan guru, pemantauan yang kontinyu terhadap kemajuan siswa, iklim belajar yang positif, kesempatan yang cukup untuk belajar, pelibatan orang tua dan masyarakat dalam program sekolah.

Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab atas proses belajar mengajar di sekolah secara keseluruhan, sedangkan guru adalah pengelola pembelajaran yang langsung berinteraksi dengan anak didik. Maka kepala sekolah dan guru diharapkan adalah tenaga-tenaga yang profesional yang benar-benar menguasai bidang tugasnya. Namun dari pendapat para ahli menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru masih banyak kelemahan dalam melaksanakan tugasnya, para ahlipun menemukan permasalahan-permasalahan pada aspek kepemimpinan/manajemen dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dikaji dan diteliti agar mendapatkan akar permasalahannya, untuk dicarikan antisipasi demi peningkatan mutu pendidikan.

C. Batasan Masalah

(22)

pembelajaran yang belum optimal. Hal ini diduga karena dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan kompetensi pedagogik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka masalah penelitian ini perlu dibatasi, yaitu sejauh mana kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada SMP swasta di kecamatan Coblong Kota Bandung pada tahun 2008?

2. Bagaimana perilaku kepemimpinan kepala sekolah SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008?

3. Bagaimana kompetensi pedagogik guru SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008 ?

4. Seberapa besar kontribusi perilaku kepemimpinan terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran?

5. Seberapa besar kontribusi kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran ?

(23)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan membuat suatu deskripsi analisis mengenai perilaku kepemimpinan kepala sekolah sebagai pimpinan dan tanggung jawab langsung dalam menyelenggarakan pendidikan serta membangun rasa percaya diri guru-guru agar bekerja secara maksimal. Kepala sekolah bersama-sama dengan guru berkomunikasi untuk memfokuskan berbagai usaha untuk mencapai tujuan sekolah yang diharapkan.

Secara khusus,tujuan penelitian tersebut di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran deskriptif efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008.

2. Untuk mengetahui gambaran deskriptif perilaku kepemimpinan kepala sekolah SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008.

3. Untuk mengetahui gambaran deskriptif kompetensi pedagogik guru SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008.

4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008.

5. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung.

6. Untuk mengetahui besarnya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada SMP swasta di kecamatan Coblong kota Bandung .

(24)

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian ilmu manajemen dalam mengelola manajemen sumber daya manusia sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pengembangan penelitian sumber daya manusia yang akan datang.

b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu manajemen yang menyangkut efektivitas pelaksanaan pembelajaran.

c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu manajemen.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian secara praktis sebagai berikut:

a. Masukan bagi kepala sekolah untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan kepala sekolah untuk peningkatan

efektivitas pelaksanaan pembelajaran .

G. Kerangka Pikir Penelitian

Sekolah adalah merupakan sebuah organisasi yang memiliki unsur atau komponen yang berfungsi dan saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Komponen-komponen tersebut terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa.

(25)

sendiri.Stogdill (Sholeh:http://myhad.blogspot.com/2007/04/pengertian-kepemimpinan-leadership.html) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama. Menurut Sarros dan Butchatsky (Sholeh:http: // mayhad. bologspot. com/2007/04/ pengertian-kepemimpinan. leadership.html): "Leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute

to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or

common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai

suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (Sholeh: http://myhad.blogspot.com/2007/04/pengertiankepemimpinanleadership.html:"lpmeans using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve

high performance”.Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki

(26)

memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya. Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya. Expert

power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seorang yang

memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. Ketiga: kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitmenn), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.

(27)

yang memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga membuat proses pembelajaran aktif, guru mampu menciptakan suasana pembelajaran inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Beratnya tanggung jawab guru dalam mengelola pembelajaran, maka guru harus memiliki kompetensi di bidangnya, sehingga efektivitas pelaksanaan pembelajaran dapat terwujud. Apabila efektivitas pelaksanaan pembelajaran terwujud, maka tujuan pendidikan akan tercapai.

(28)

Kompetensi Pedagogik 1.Menguasai karakteristik

siswa

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran 3. Mengembangkan kurikulum. 4. Menyelenggarakan pembelajaran mendidik. 5. Memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi. 6. Memfasilitasi

pengembangan potensi siswa.

7. Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun. 8. Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi. 9. Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi . 10. Melakukan tindakan

reflektif Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah 1. Mewakili organisasi 2. Mengatasi konflik 3. Persuasif

4. Struktur inisiasi 5. Toleransi

6. Tugas Menanggapi 7. Perhatian

8. Prediksi akurat 9. Integrasi

10. Orientasi superior

ADMINISTRASI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERSONALIA/SDM Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran 1. Perencanaan Pembelajaran 2. Membuka Pelajaran 3. Menyampaikan materi

pembelajaran. 4. Menggunakan metoda

pembelajaran. 5. Menggunakan alat

peraga.

6. Pengelolaan kelas. 7. Interaksi belajar

mengajar

8. Menutup pelajaran 9. Melaksanakan evaluasi

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SMP

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL

A B

C

(29)

Berdasarkan kerangka pikir di atas, disusun paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian

Keterangan :

X1 = Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah X2 = Kompetensi Pedagogik Guru

Y = Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran

H. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dapat diajukan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada SMP swasta se-kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada SMP swasta se-kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008.

rX2Y rX1X2Y

X

1

Y

rX1Y

rX1X2

(30)

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMP swasta se-kecamatan Coblong kota Bandung pada tahun 2008.

I. Definisi Operasional

Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu variabel bebas (independent variable) adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan kompetensi pedagogik guru (X2), sedangkan variabel terikat (dependent variabel) adalah efektivitas pelaksanaan pembelajaran (Y).

Adapun defenisi operasional variabel-variabel tersebut sebagai berikut :

1. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) adalah perilaku yang khas dari kepala sekolah atau apa yang dilakukan kepala sekolah dalam kegiatannya untuk mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pembelajaran.Adapun dimensi perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah mewakili organisasi, mengatasi konflik, persuasif, struktur inisiasi, toleransi, tugas menanggapi, perhatian, produktif, prediksi akurat, integrasi, dan orientasi superior.

(31)
(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan penelitian, antara lain mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data yang dikumpulkan. Menurut Sugiyono (2007:3) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:160) mendefenisikan bahwa :”Metode penelitian sebagai cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sementara itu Mohammad Ali (1985:54) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan dan memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Donald Ary et.al ( 2004) menyatakan bahwa:” Metode penelitian ialah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi”. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu penelitian memerlukan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian dapat terpecahkan.

(33)

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian (Arikunto, 2006:126). Sedangkan Sugiyono (2007:61) menyatakan bahwa :”Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua katagori, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Pengertian kedua variabel tersebut menurut Sugiyono (2007:61) adalah:

Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecendent. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel out put, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(34)

Perilaku kepemimpinan kepala sekolah (variabel bebas atau X1) adalah melihat perilakunya dalam mewujudkan kepemimpinannya kepada guru.

Kompetensi pedagogik (X2 ) adalah Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Efektivitas pelaksanaan pembelajaran sebagai variabel terikat (Y) merupakan perilaku kerja yang ditampilkan guru menyangkut sejauh mana kegiatan pembelajaran yang direnanakan terlaksana.

[image:34.595.81.516.226.768.2]

Secara jelas, operasional variabel bebas dan variabel terikat dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator

1 Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran

1. Merumuskan tujuan pengajaran 2. Memilih dan mengembangkan

bahan pengajaran.

3. Merumuskan kegiatan belajar mengajar.

Membuka pelajaran 1. Mengemukakan tujuan pembelajaran

2. Menarik perhatian siswa. 3. Menyampaikan acuan

pembelajaran. Menyampaikan

materi

pembelajaran

1. Kesesuaian bahan dengan tujuan. 2. RPP berupa garis besar/konsep. 3. Bahan berkesinambungan. 4. Bahan berurutan dari yang

mudah ke sulit. Menggunakan alat

peraga

1. Alat peraga media grafis. 2. Alat peraga tiga dimensi. 3. Alat peraga proyeksi.

4. Alat peraga dari lingkungan. Pengelolaan kelas 1. Mengatur perabot.

2. Mengatur tempat duduk siswa. 3. Menciptakan iklim kondusif. Interaksi belajar

mengajar

1. Interaksi guru dengan siswa secara individu.

2. Interaksi guru dengan kelompok/kelas.

(35)

Menutup pelajaran 1. Merangkum materi pelajaran. Penguatan dan tindak lanjut Melaksanakan

evaluasi

1. Jenis alat evaluasi. 2. Bentuk alat evaluasi. 3. Ranah yang dievaluasi. 4. Melakukan analisis butir soal.

Sumber : Adopsi Dari Suryosubroto (2002), Usman (2004),Aqib dan Rohmanto (2007), Mulyasa (2008), Sanjaya (2008)

2 Perilaku kepemimpinan Kepala sekolah

Mewakili organisasi 1. Pemahaman terhadap perannya. 2. Mengendalikan diri.

Mengatasi konflik 1. Memecahkan konflik dengan membangun.

2. Membantu permasalahan guru. Persuasif 1. Melakukan persuasif.

2. Melakukan umpan balik. Struktur Inisiasi 1. Menetapkan dan

merealisasikan visi. 2. Melakukan perencanaan 3. Melakukan evaluasi 4. Mendorong aktivitas guru Toleransi 1. Memberikan kebebasan untuk

berpendapat

Tugas Menanggapi 1. Melakukan tugas dengan aktif 2. Mengendalikan diri.

3. Dapat dipercaya.

Perhatian 1. Mengenal dan memahami guru. 2. Memberikan rasa aman.

3. Menghargai hasil kerja guru. Produktif 1. Memotivasi guru.

2. Menyampaikan perkembangan teknologi pembelajaran. Prediksi akurat 1. Peningkatan PBM guru. Integrasi 1. Memelihara kedekatan dengan

guru.

Orientasi Superior 1. Bekerja maksimal

2. Memelihara hubungan dengan atasan.

Sumber Lipham dan Hoeh (1974:192)

3 Kompetensi pedagogik Guru

Menguasai

karakteristik siswa

1. Kemampuan mengidentifikasi potensi siswa.

2. Kemampuan mengidentifikasi bekal awal siswa.

(36)

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

1. Kemampuan memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran. 2. Kemampuan menerapkan

berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran. Menguasai

pegembangkan kurikulum

1. Kemampuan memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

2. Kemampuan menentukan tujuan pembelajaran. 3. Kemampuan menentukan

pengalaman belajar.

4. Kemampuan memilih materi pembelajaran.

5. Kemampuan menata materi pembelajaran.

6. Kemampuan mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

Menguasai

Penyelenggarakan pembelajaran mendidik

1. Kemampuan memahami prinsip perancangan pembelajaran.

2. Kemampuan mengembangkan komponen rancangan

pembelajaran.

3. Kemampuan menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap.

3. Kemampuan melaksanakan pembelajaran.

4. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar. 5. Kemampuan mengambil

keputusan transaksional. Menguasai

Memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi

1. Kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Menguasai Memfasilitasi pengembangan potensi siswa

1. Kemampuan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran agar siswa berprestasi optimal. 2. Kemampuan menyediakan

berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasi potensi siswa.

Menguasai Berkomunikasi

(37)

secara efektif, empatik dan santun

2. Kemampuan berkomunikasi secara efektif.

Menguasai

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi

1. Kemampuan memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi.

2. Kemampuan menentukan aspek-aspek yang penting untuk dinilai dan evaluasi. 3. Kemampuan menentukan

prosedur penilaian dan evaluasi 4. Kemampuan mengembangkan

instrumen penilaian dan evaluasi.

5. Kemampuan

mengadministrasikan penilaian. 6. Kemampuan menganalisis hasil

penilaian.

7. Kemampuan melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

Menguasai

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi

1. Kemampuan menentukan ketuntasan belajar dari hasil penilaian dan evaluasi. 2. Kemampuan merancang

program remidial. 3. Kemampuan

mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi. 4. Kemampuan meningkatkan

kualitas pembelajaran. Menguasai

Melakukan tindakan reflektif

1. Kemampuan melakukan

refleksi terhadap pembelajaran. 2. Kemampuan memanfatkan

hasil refleksi.

3. Kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas.

Sumber : Permendiknas nomor 16 tahun 2007

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Penentuan Populasi Penelitian

(38)

Sumber data ini dapat diperoleh dengan menentukan obyek penelitian, baik berupa manusia, peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi. Keseluruhan itu disebut populasi. Penentuan populasi dalam suatu penelitian merupakan tahapan penting, karena dapat memberikan informasi atau data yang berguna bagi penelitian. Sugiyono (2007:116) mengemukakan bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi menurut Burhan Nurgiyantoro dkk (2004 : 20) adalah:”Keseluruhan anggota subyek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik”. Sedangkan Nawawi (Riduwan dan Akdon, 2006 :237) mengemukakan pengertian populasi adalah sebagai berikut: ”Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”.

Untuk mendapatkan populasi yang relevan, maka seorang peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengarah pada permasalahan penelitian.

(39)
[image:39.595.87.508.129.627.2]

Tabel 3.2 Penyebaran Populasi Guru SMP Swasta di Kecamatan Coblong

kota Bandung

No Kecamatan Jumlah SMP

Jenis

Kelamin Total

L P

1 Coblong 8 Unit :

SMP Pasundan 3 SMP Al Falah

SMP Kemah Indonesia 4 SMP PGRI 4

SMP Nasional

SMP Salman Al Farisi SMP Darul Hikam SMP Advent 16 15 6 7 16 10 12 3 25 25 9 10 22 15 16 7 41 40 15 17 38 25 28 10

Jumlah 85 129 214

Sumber Dinas Pendidikan Kota Bandung

2. Penarikan Sampel Penelitian

(40)

Sehingga sampel yang diperoleh dapat representatif atau mewakili polpulasi dan kesimpulan yang dibuat dapat tepat atau valid dan dapat dipercaya (signifikan)”.

Dalam penelitian ini teknik penentuan data dengan sampel didasarkan pada beberapa pertimbangan diantaranya, yaitu : adanya keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti, keterbatasan dana sebagai penunjang utama dari pelaksanaan penelitian, dapat mempercepat penelitian dan mendapatkan hasil penelitian yang dapat dianggap lebih tepat karena wilayah penelitian yang dibatasi akan lebih memungkinkan peneliti dapat mengolah data lebih .

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah teknik

Probability Sampling, sesuai dengan yang diungkapkan Sugiyono (2007:120), bahwa:

Teknik Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dan cara pengambilan sampling dengan cara simple random

sampling karena cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata dari populasi yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane ( Akdon dan Riduwan, 2006:254) yaitu:

n = 1 2+ Nd N Keterangan :

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel minimal

d2 = presisi ( ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

n =

1 2+ Nd N = 1 ) 1 , 0 ( 214 214

2+ =

1 ) 01 , 0 ( 214 214

+ = 2,14 1 214

+ = 3,14 214

(41)

Responden sebanyak 68 orang disebarkan kepada seluruh SMP swasta di Kecamatan Coblong dengan jumlah guru sebagai berikut :

a) Untuk SMP Pasundan 3 :

Jumlah guru = 68 13 214

41 =

x orang

b) Untuk SMP Al Falah :

Jumlah guru = 68 13

214 40

=

x orang

c) Untuk SMP Kemah Indonesia 4 :

Jumlah guru = 68 5

214

15 =

x orang

d) Untuk SMP PGRI 4 :

Jumlah guru = 68 5

214

17 =

x orang

e) Untuk SMP Nasional :

Jumlah guru = 68 1

214

38 =

x 2 orang

f) Untuk SMP Salman Al Farisi :

Jumlah guru = 68 8

214

25 =

x orang

g) Untuk SMP Darul Hikam :

Jumlah guru = 68=

214 28

x 9 orang

h) Untuk SMP Advent :

Jumlah guru = x

214 10

68 = 3 orang

(42)
[image:42.595.82.515.107.630.2]

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Jumlah SMP

Jenis Kelamin

Masa

Kerja Total

L P =< 10 Th > 10 Th

1 8 Unit :

SMP Pasundan 3 SMP Al Falah

SMP Kemah Indonesia 4 SMP PGRI 4

SMP Nasional

SMP Salman Al Farisi SMP Darul Hikam SMP Advent 8 8 3 3 7 5 5 2 5 5 2 2 5 3 4 1 10 10 4 4 9 6 6 1 3 3 1 1 3 2 3 2 13 13 5 5 12 8 9 3

JUMLAH 41 27 50 18 68

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mendapatkan data-data yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dari data yang terkumpul diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang sedang diteliti. Dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang terkumpul diharapkan relevan dengan perasalahan yang akan dipecahkan.

(43)

1. Penentuan Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan teknik komunikasi tidak langsung, yaitu menggunakan angket atau kuesioner. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu suatu bentuk angket yang jawabannya sudah ada, sehingga memudahkan responden dalam memilih jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2007:199) yang mengatakan bahwa: ”Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Adapun alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengumpulkan data yang diperlukan penulis dalam waktu yang relatif singkat.

b. Memudahkan responden menjawab pertanyaan pada tempat yang disediakan. c. Memudahkan mengelompokkan dan perhitungan data.

d. Adanya efesiensi dari segi tenaga, biaya dan waktu pengumpulan data dengan angket.

2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Dalam menyusun alat pengumpulan data, penulis berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel yang terkait. Instrumen yang berupa angket terdiri atas angket perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi pedagogik dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran swasta se-kota Bandung

(44)

a. Menentukan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan dan ditetapkan berdasarkan teori yang dijadikan acuan. b. Menetapkan bentuk angket.

c. Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang sudah dibuat.

e. Menetapkan skor untuk setiap item alternatif jawaban dengan menggunakan skala Likert, yaitu skor tertinggi 5 dan skor terendah adalah 1. Perincian kriteria skor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

[image:44.595.85.513.202.687.2]

Angket tentang efektivitas pelaksanaan pembelajaran dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dibuat dalam bentuk check-list () menggunakan skala likert.Dengan opsi ”Selalu (SL)”, ”Sering (SR)”, ”Kadang-kadang (KD)”, ”Jarang (JR)” dan ”Tidak Pernah (TP)”. Untuk keperluan analisis data secara kuantitatif, maka alternatif jawaban terhadap ”pertanyaan-pertanyaan” diberi skor seperti pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Skor Variabel X1 dan Y

Alternatif Jawaban Skor

SL = Selalu 5

SR = Sering 4

KD = Kadang-kadang 3

JR = Jarang 2

TP = Tidak pernah 1

(45)
[image:45.595.85.512.185.517.2]

(M)”. ”Cukup Memuaskan (CM)”, ”Kurang Memuaskan (KM)”,”Tidak Memuaskan (TM) ”. Untuk keperluan analisis data secara kuantitatif, maka alternatif jawaban terhadap “pertanyaan-pertanyaan diberi skor seperti tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Skor Variabel X2

Alternatif Jawaban Skor

SM = Sangat Memuaskan 5

M = Memuaskan 4

CM = Cukup Memuaskan 3

KM = Kurang Memuaskan 2

TM = Tidak Memuaskan 1

E. Uji Coba Instrumen

Sebelum angket disebarkan kepada responden terlebih dahulu perlu diujicobakan. Hal ini dilakukan agar mengetahui kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam angket tersebut.Menurut Suharsimi Arikunto (2006:166):” Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah melakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik’.

(46)

Data hasil uji coba tersebut lalu dianalisis untuk menentukan validitas dan reabilitas item-item instrumen (Data hasil uji coba terlampir).

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas suatu instrumen penelitian adalah tingkat ketepatan (kesahihan) dari item-item yang dikembangkan terhadap apa yang hendak diukur, sehingga data penelitian yang diperoleh betul-betul menggambarkan kondisi empiris dari variabel yang diteliti.Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006:168) yang menyatakan bahwa :”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Untuk menguji validitas masing-masing item, digunakan rumus Korelasi Product Moment Simpangan (Sugiyono, 2007:255) dengan formulasi rumus sbb:

(

)( )

(

)

[

]

[

(

)

]

− − − = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rXY Dimana :

rhitung = Koefesien korelasi ΣX = Jumlah skor item ΣY = Jumlah skor total n = Jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji t, berdasarkan rumus berikut ini:

(47)

Dimana : t = Nilai thitung

r = koefisin korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Kemudian, hasil thitung tersebut dikonsultasikan dengan distribusi (Tabel t), t-tabel dalam penelitian ini adalah tα,n2 dengan α =10% dan dk = n-2, dengan kaidah keputusan :

Jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya

Jika thitung < ttabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka interprestasi terhadap korelasi didasarkan pada patokan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007:257), seperti berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,559 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

a) Uji validitas Instrumen Variabel Efektivitas pelaksanaan pembelajaran

[image:47.595.87.512.227.593.2]
(48)

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran

NO ITEM

KOEFISIEN KORELASI

(rhitung)

HARGA thitung

HARGA ttabel

KEPUTUSAN

1 0,53 3,04 1,32 Valid

2 0,82 7,10 1,32 Valid

3 0,47 2,60 1,32 Valid

4 0,79 6,41 1,32 Valid

5 0,85 7,79 1,32 Valid

6 0,65 4,15 1,32 Valid

7 0,50 2,81 1,32 Valid

8 0,38 2,02 1,32 Valid

9 0,66 4,36 1,32 Valid

10 0,77 5,89 1,32 Valid

11 0,66 4,36 1,32 Valid

12 0,73 5,28 1,32 Valid

13 0,53 3,07 1,32 Valid

14 0,75 5,63 1,32 Valid

15 0,72 5,09 1,32 Valid

16 0,73 5,23 1,32 Valid

17 0,64 4,13 1,32 Valid

18 0,73 5,29 1,32 Valid

19 0,47 2,59 1,32 Valid

20 0,80 6,64 1,32 Valid

21 0,61 3,75 1,32 Valid

22 0,58 3,52 1,32 Valid

23 0,50 2,84 1,32 Valid

24 0,23 1,17 1,32 Tidak Valid

25 0,34 1,77 1,32 Valid

26 0,10 0,30 1,32 Tidak Valid

27 0,43 2,35 1,32 Valid

28 0,59 3,55 1,32 Valid

29 0,58 3,46 1,32 Valid

30 0,53 3,07 1,32 Valid

31 0,71 5,00 1,32 Valid

32 0,70 4,79 1,32 Valid

33 0,45 2,50 1,32 Valid

34 0,66 4,34 1,32 Valid

35 0,63 4,00 1,32 Valid

[image:48.595.91.508.137.714.2]
(49)

b) Uji Validitas Instrumen Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dari hasil uji coba instrumen untuk variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 33 item instrumen yang diujicobakan, dinyatakan valid 32 item, yaitu item nomo1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33. sedangkan yang tidak valid 1 item, yaitu nomor 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

[image:49.595.90.509.225.765.2]

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

NO ITEM

KOEFESIEN KORELASI

(rhitung )

HARGA thitung

HARGA ttabel

KEPUTUSAN

1 0,63 3,95 1,32 Valid

2 0,21 1,04 1,32 Tidak Valid

3 0,66 4,27 1,32 Valid

4 0,56 3,34 1,32 Valid

5 0,64 4,05 1,32 Valid

6 0,59 3,57 1,32 Valid

7 0,72 5,08 1,32 Valid

8 0,60 3,63 1,32 Valid

9 0,68 4,49 1,32 Valid

10 0,55 3,26 1,32 Valid

11 0,80 6,58 1,32 Valid

12 0,34 1,75 1,32 Valid

13 0,61 3,78 1,32 Valid

14 0,79 2,45 1,32 Valid

15 0,45 2,45 1,32 Valid

16 0,64 4,08 1,32 Valid

17 0,66 4,25 1,32 Valid

18 0,30 1,55 1,32 Valid

19 0,66 4,36 1,32 Valid

20 0,75 5,64 1,32 Valid

21 0,57 3,38 1,32 Valid

22 0,74 5,41 1,32 Valid

23 0,62 3,90 1,32 Valid

24 0,64 4,11 1,32 Valid

25 0,65 4,24 1,32 Valid

(50)

27 0,77 5,97 1,32 Valid

28 0,70 4,79 1,32 Valid

29 0,48 2,69 1,32 Valid

30 0,59 3,62 1,32 Valid

31 0,57 3,39 1,32 Valid

32 0,66 4,30 1,32 Valid

33 0,64 4,05 1,32 valid

c) Uji Validitas Instrumen Variabel Kompetensi Pedagogik Guru

[image:50.595.103.486.85.188.2]

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kompetensi pedagogik guru (X2), diperoleh kesimpulan bahwa dari 36 item instrumen yang diujicobakan, dinyatakan valid 36 item. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru

NO ITEM

KOEFESIEN KORELASI

(r hitung )

HARGA t hitung

HARGA t tabel

KEPUTUSAN

1 0,56 3,33 1,32 Valid

2 0,55 3,22 1,32 Valid

3 0,51 2,93 1,32 Valid

4 0,63 3,96 1,32 Valid

5 0,70 4,82 1,32 Valid

6 0,71 4,98 1,32 Valid

7 0,39 2,09 1,32 Valid

8 0,70 4,87 1,32 Valid

9 0,76 568 1,32 Valid

10 0,71 4,89 1,32 Valid

11 0,44 2,43 1,32 Valid

12 0,78 6,18 1,32 Valid

13 0,74 5,35 1,32 Valid

14 0,55 3,27 1,32 Valid

15 0,73 5,21 1,32 Valid

16 0,60 3,65 1,32 Valid

17 0.60 3,67 1,32 Valid

18 0,64 4,08 1,32 Valid

19 0,62 3,92 1,32 Valid

20 0,79 6,31 1,32 Valid

21 0,65 4,18 1,32 Valid

22 0,65 4,14 1,32 Valid

23 0,69 4,66 1,32 Valid

[image:50.595.90.509.227.776.2]
(51)

25 0,73 5,29 1,32 Valid

26 0,69 4,68 1,32 Valid

27 0,56 3,31 1,32 Valid

28 0,82 7,03 1,32 Valid

29 0,75 5,63 1,32 Valid

30 0,56 3,29 1,32 Valid

31 0,55 3,18 1,32 Valid

32 0,64 4,10 1,32 Valid

33 0,60 3,68 1,32 Valid

34 0,68 4,56 1,32 Valid

35 0,70 4,83 1,32 Valid

36 0,41 2,17 1,32 Valid

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu instrumen penelitian adalah tingkat keajegan (konsistensi) dari item-item yang digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian, sehingga dalam waktu dan tempat yang berbeda, skor yang dihasilkan akan relatif ajeg. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006:178) yang menyatakan bahwa :

Instrumen yang realibel, yaitu sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Berapa kalipun instrumen tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Untuk menguji reliabilitas dari perangkat tes ini, digunakan metode belah dua jenis skor awal akhir (Suharsimi Arikunto, 2006:180). Tingkat reliabilitas ini didapat dengan cara mencari koefesien korelasi skor awal dan skor akhir. Untuk perhitungannnya digunakan rumus sebagai berikut:

(

)( )

(

)

[

]

[

(

)

]

− − − = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rXY

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, yaitu:

(

b

)

(52)

r11 = tingkat reliabilitas seluruh tes

b

r = koefesien reliabilitas separoh tes

2 dan 1 = bilangan tetap.

Jika sudah memperoleh angka reabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r Product Moment dengan dk = N-1, signifikasi 5%, serta mengambil keputusan dengan kaidah :

Jika r11 > r tabel berarti reliabel, dan Jika r11 < r tabel berarti tidak realibel

Ternyata, tabel r Product Moment dengan dk = N-1 = (26-1=25) dengan signifikansi 5% = 0,396. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas ( data lengkap terlampir pada lampiran ), diperoleh r11 = 0,987 > r tabel = 0,396, maka keputusannya adalah Instrumen variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi pedagogik guru dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran dinyatakan reliabel untuk dijadikan sebagai alat ukur dan pengumpul data.

3. Hasil Uji Coba Instrumen

Hasil uji coba instrumen untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

a) Variabel Efektivitas pelaksanaan pembelajaran

Dari 36 item variabel efektivitas pelaksanaan pembelajaran yang diujicobakan ternyata 34 item yang valid, sedangkan yang idak valid 2 item, yakni :

1. Nomor 24 Bapak/Ibu menyelingi aktifitas pembelajaran dengan cerita humor dan game, untuk menimbulkan semangat gairah belajar.

(53)

b) Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dari 33 item variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang diujicobakan, 32 item valid, sedangkan yang tidak valid ada 1 item, yaitu : nomor 2. Bapak/Ibu kepala sekolah menahan perasaan-perasaan dan emosi yang menekan dalam setiap menjalankan tugas.

c) Variabel Kompetensi Pedagogik Guru

Dari 36 item variabel kompetensi pedagogik guru yang diujicobakan sebanyak 36 item seluruhnya valid.

4. Analisi Hasil Uji Coba Instrumen

Berdasarkan analisis hasil uji validitas sudah ditemukan item-item yang valid untuk masing-masing variabel (X1 , X2 dan Y), dan berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas terhadap item instrumen yang valid dari masing-masing variabel X1 , X2 dan Y adalah reliabel seluruh butirnya, maka alat ukur (instrumen) tersebut dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka analisis selanjutnya.

(54)

Berdasarkan analisis hasil uji coba angket, maka item-item instrumen dari masing-masing variabel dalam penelitian yang sesungguhnya adalah :

a) Variabel efektivitas pelaksanaan pembelajaran berjumlah 34 item. b) Variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah berjumlah 32 item. c) Variabel kompetensi pedagogik guru berjumlah 36 item.

Keterangan : (Kisi- kisi instrumen terlampir).

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data agar orang dengan mudah menafsirkan data hasil penelitian. Dalam analisis data ini terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:235), yaitu :” Persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian”. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Mentransformasi data ordinal ke interval dengan menggunakan MSI (Metho

Succesive Interval)

Metode ini untuk mentransformasi data dan merubah data yang berskala ordinal menjadi berskala interval. Analisis regresi dan korelasi product moment merupakan bagian dari statistik parametrik yang mensyaratkan skala minimal interval sehingga data ordinal hasil kuesioner perlu dinaikan atau ditransformasikan menjadi skala interval melalui Metode Successive Interval (MSI). Transformasi data ini dilakukan pada setiap item pertanyaan.

Tahapan-tahapan dari Metode Successive Interval adalah sebagai berikut : a) Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap

(55)

b) Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi.

n f

Pi = i

c) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.

= i

1 i

i P

Pk

d) Cari peluang densitasnya dari tabel normal

e) Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.

f) Menghitung SV (scale value) dengan rumus :

it lim lower under area it lim upper under area it lim upper at density it lim lower at density SV − − =

g) SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1).

h) Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :

min sv sv

y = +

2. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametrik sedangkan apabila penyebarannya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik. Uji normalitas distribusi data yang digunakan adalah One Sample

Kolgomorov-Smirnov Test dengan menggunakan media perangkat lunak komputer SPSS 16.0

3. Uji Regresi Linier

(56)

variabel X 1, X 2dengan Y dan , X 1dan X 2 secara bersama-sama terhadap Y . Uji ini

dilaksanakan dengan menggunakan rumus: Y = a + b X 1

Y = a + b X 2

Y = a + b X 1+ bX 2

Keterangan:

Y = Harga variabel Y yang diramalkan

a = Harga garis regresi, yaitu apabila X 1 atau X 2 = 0

b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y, jika satu unit perubahan terjadi pada X1 dan atau X 2

1

X , X 2 = harga-harga pada variabel X1 dan X 2 .

4. Menguji Hipotesis Penelitian

a. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X1 dengan variabel Y,

variabel X 2 dengan variabel Y memakai rumus

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

− − − = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r

b. Kemudian menguji signifikansi koefisien korelasi antar variabel tersebut, dengan rumus:

t =

2 ' ' 1 2 r n r − − Keterangan:

r = koefisien korelasi product moment n = jumlah responden

(57)

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) c. Menghitung korelasi variabel X1 dan X 2 secara bersama-sama dengan Y

menggunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut.

2 2 . 1 2 . 1 . 2 . 1 2 . 2 2 . 1 . 2 . 1 1 ) ).( ).( ( 2 X X X X Y X Y X Y X Y X Y X X r r r r r r R − − + =

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda dicari dulu Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel.

1 ) 1 ( 2 2 − − − = k n R k R Fhitung

Di mana: R = Nilai Koefisien Korelasi Ganda k = Jumlah Variabel Bebas (Independent) n = Jumlah Sampel

Fhitung = Nilai F yang dihitung Kriteria signifikansi:

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan. Di mana α = 0,05 dan F tabel = F {(1 – α) (dk=k), (dk=n-k-1)} d. Mencari besarnya koefisien determinan

Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengujinya dipergunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100 % Keterangan:

(58)

r2 = koefisien korelasi

Demikianlah langkah-langkah dalam prosedur pengolahan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Dengan pengolahan data sebagaimana yang dimaksud, diharapkan mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas yang ditandai dengan pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian.

(59)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Efektivitas pelaksanaan pembelajaran-guru SMP swasta di kecamatan Coblong Kota Bandung yang diukur melalui dimensi (1) Perencanaan Pembelajaran, (2) Membuka Pelajaran, (3) Menyampaikan Materi Pelajaran, (4) Menggunakan Metode Pembelajaran, (5) Meng

Gambar

Gambar 4.40. Poligon Skor Rata-rata Masing-masing Dimensi Pada variabel .........185
Tabel 1.1  Indek Pembangunan Manusia
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1.2 Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

naik.Jika kenaikan ini mengikuti fungsi sinus pada frekuensi tertentu,kemudian distribusi λ/4 tercapai yakni ¼ panjang gelombang terbentuk sepanjang saluran kabel dengan minimum

Sistem Informasi Bengkel Daya Motor adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang di buat bengkel daya motor untuk mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

(3) Jika permintaan berkaitan dengan buronan yang merupakan tersangka, sebagai tambahan dari informasi yang diperlukan dalam ayat (2) dari Pasal ini, permintaan

Dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, karena Model

Jumlah Pemilih terdaftar dalam DPT yang tidak menggunakan Hak Pilih Jumlah Pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan.. Jumlah Pemilih Terdaftar Dalam Daftar Pemilih

Deiksis orang kedua, yakni pemberian bentuk rujukan penutur kepada seseorang atau yang lebih melibatkan diri.. &amp;RQWRK ³Ellu is in love with her´ µ(OOX

Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antar dua variabel atau lebih yaitu pengaruh kualitas layanan

Dari contoh diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis secara lebih lanjut mengenai strategi tuturan permintaan yang digunakan oleh Najwa Shihab pada acara talkshow