ABSTRAK
Era kreatif di tandai dengan berkembangnya industri kreatif yang menggunakan ide dan keterampilan individu sebagai modal utama, di indonesia sendiri, industri kreatif mulai berkembang dengan memperoleh perhatian yang cukup banyak di beberapa kalangan khususnya di kota bandung, namun para pelaku industri kreatif memiliki kendala seperti ruang untuk bekerja atau pun peralatan yang cukup sulit untuk dijangkau, industri kreatif menjadi salah satu solusi untuk permasalahan ekonomi yang ada di indonesia dikutip dari menteri perdagangan RI, bahwa indsutri kreatif di Indonesia dapat membantu perekonomia untuk warga di Indonesia.
Dengan adanya kendala tersebut gagasa makerspace menjadi sebuah solusi untuk para pelaku industri kreatif yang ingin mengembangkan produk-produknya yang berfokuskan kepada produk interior, home decor dan yang membutuhkan alat penunjang pertukangan, perancangan makerspace ini diharapkan dapat membantu perkembangan industri kreatif yang ada di indonesia terutama kota bandung dan dapat membantu permasalaha perekonomian di bandung.
Universitas Kristen Maranatha ABSTRAC
A Creative era is marked by the development of creative industry that relies on individual ideas and skills as its main capital. In Indonesia, creative industry began growing by receiving wide public attentions, especially in bandung. Homever, the creative industry actors are faced with some constraints, usch as space to work in and unaffordable tools. Creative industry has become one of the solutions for economic problems in indonesia. As quoted from republic of indonesia minister of trade, creative industry in indonesia can support economy for indonesia’s citizens.
By the presence of such contraints , makerspace idea emerges as a solution for those creative industry actors who want to develop their products that focus on interior and home decor products anda that need supporting utensils. It is hoped that the makerspace design may be helpful for the development of creative industry in indonesia, particulary in bandung, and for the resolution of economic problems in bandung.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah……….1
1.2Identifikasi Masalah………...2
1.8Ruang Lingkup Perancangan………..5
1.9Sistematika Penulisan……….5
BAB II TINJAUAN MAKERSPACE 2.1 Makerspace……….7
2.1.1 Definisi………..7
2.1.2 Sejarah & Perkembangan Makerspace………..7
2.2 Workshop(Lokakarya) ………....10
2.2.1 Definisi………10
2.2.2 Ergonomi Workshop………...12
2.2.3 Standar Oprasional Prosedur(SOP)……….14
2.2.4 Output Produk…………...17
2.3 Fasilitas Makerspace………19
2.3.1 Wood Working………19
2.3.1.1 Definisi………..19
2.3.1.2 Jenis & Ukuran Mesin………...19
2.3.2.Metal Working………..28
2.3.2.1 Definisi……….28
2.3.2.2 Jenis & Ukuran Mesin………..28
2.3.3 Surface………...33
2.3.3.1 Definisi………...33
2.3.3.2 Jenis Jenis Finishing………...34
2.3.4 Showroom……….38
2.3.4.1 Definisi………38
2.3.4.2 Prinsip Showroom………...38
Universitas Kristen Maranatha
2.3.4.4 Standar Ergonomi ………...40
2.3.5 Café………...42
2.4.1 Indoestri Makerspace (Jakarta) ………..45
2.4.2 XPC Makerspace (Singapura) ………48
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1Analisa Fisik Dan Tapak Bangunan……….52
3.2 Zoning Blocking………...59
3.3 Identifikasi User………...63
3.4 Flow Activity………63
3.5 Analisa Fungsi Proyek Perancangan………65
3.6 Tabel Kebutuhan Ruang………...67
3.7 Ide Implementasi Konsep & Tema Pada Objek Studi………..68
3.7.1 Konsep Utama……….68
3.7.2 Tema Perancangan………..69
3.7.3 Konsep Programatik………70
BAB IV PERANCANGAN MAKERSPACE WOODWORKING & METALWORKING 4.1 Tema Perancangan...77
4.2 Konsep Utama Perancangan...78
4.3 Perancangan Makerspace...84
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan...97 DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Standar Ketinggian Meja Kerja GAMBAR 2.2 Keterangan Meja Kerja
GAMBAR 2.3 Keterangan Ergonomi Storage GAMBAR 2.4 Wood & Metal Furniture
GAMBAR 2.5 Accesoris Interior & Home Decor GAMBAR 2.6 Alat Ketam Manual
GAMBAR 2.7 Alat Ketam Listrik GAMBAR 2.8 Circular Blade GAMBAR 2.9 Chisels
GAMBAR 2.10 Hand Saw Machine GAMBAR 2.11 Chisels
GAMBAR 2.12 Hand Drill GAMBAR 2.13 Marking Tools GAMBAR 2.14 Band Saw GAMBAR 2.15 Table Saw GAMBAR 2.16 Wood Lathe GAMBAR 2.17 Bench Disc Sander GAMBAR 2.18 Hacksaw
GAMBAR 2.19 Gauge Shear GAMBAR 2.20 Cut Off Saw GAMBAR 2.21 Grinder GAMBAR 2.22 Disc Sander GAMBAR 2.23 Welding Machine GAMBAR 2.24 Stand Drill
GAMBAR 2.25 Gerakan kepala manusia dalam bidang horizontal dan vertical GAMBAR 2.26 Ergonomi jarak pandang optimal
GAMBAR 2.27 Ergonomi Sirkulasi Optimal GAMBAR 2.28 Ergonomi ergonomic area makan GAMBAR 2.29 Ergonomi Meja
GAMBAR 2.30 Ergonomi Sirkulasi Pelayan GAMBAR 2.31 Receptionist Indoestri Makerspace GAMBAR 2.32 Loker
Universitas Kristen Maranatha GAMBAR 2.34 Wood Supply room
GAMBAR 2.35 Material Centre GAMBAR 2.36 Experience Centre GAMBAR 2.37 Equipment Room GAMBAR 2.38 3D Printing GAMBAR 3.1 Block Plan
GAMBAR 3.2 Denah Lantai Dasar DSE Factory Outlet GAMBAR 3.3 Denah Lantai 1 DSE Factory Outlet GAMBAR 3.4 Denah Lantai 2 DSE Factory Outlet GAMBAR 3.5 Denah Lantai 3 DSE Factory Outlet GAMBAR 3.6 Tampak Muka DSE Factory Outlet GAMBAR 3.7 Potongan A-A DSE Factory Outlet GAMBAR 3.8 Tampak Utara DSE Factory Outlet GAMBAR 3.9 Potongan B-B DSE Factory Outlet GAMBAR 3.10 Facade Gedung DSE Factory Outlet GAMBAR 3.11 Interior Gedung DSE Factory Outlet GAMBAR 3.12 Zoning Blocking Denah Lantai Dasar GAMBAR 3.13 Zoning Blocking Denah Lantai 1 GAMBAR 3.14 Zoning Blocking Denah Lantai 2 GAMBAR 3.15 Zoning Blocking Denah Lantai 3 GAMBAR 3.16 Tabel Kebutuhan Ruang
GAMBAR 3.17 Mechanical Element
GAMBAR 3.18 Bentuk Geometri Dasar Mmbentuk ruang 3 dimensi GAMBAR 3.19 Pallete Warna & Studi Image
GAMBAR 3.20 Studi Image Material GAMBAR 3.21 Studi Image Pencahyaan GAMBAR 3.22 Mesin AHU
GAMBAR 3.23 Dust Collector System GAMBAR 3.24 Sistem Keamanan GAMBAR 4.1 Site Plan
GAMBAR 4.6 Studi Image Pencahayaan GAMBAR 4.7 Mesin AHU
GAMBAR 4.8 Dust Collector System GAMBAR 4.9 Sistem Keamanan
GAMBAR 4.10 Denah general lantai dasar GAMBAR 4.11 Denah general lantai 1 GAMBAR 4.12 Denah general lantai 2 GAMBAR 4.13 Denah general lantai 3 GAMBAR 4.14 Potongan general A&B GAMBAR 4.15 Denah khusus cafe GAMBAR 4.16 Potongan A&B cafe GAMBAR 4.17 Denah khusus showroom GAMBAR 4.18 Potongan A&B showroom GAMBAR 4.19 Denah khusus workshop GAMBAR 4.20 Potongan A&B workshop GAMBAR 4.21 View 1
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu anggota dari ASEAN , para
pemimpin ASEAN setuju dengan peraturan baru yang disahkan pada akhir
desember 2015 lalu ASEAN menetapkan peraturan baru mengenai Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) yang mempermudah peluang usaha, namun juga
membuat beberapa masalah yang krusial bagi Indonesia, salah satu contohnya
banyaknya pengangguran berpendidikan berkeahlian khusus yang makin tidak
mempunyai peluang kerja untuk masuk sebuah perusahaan yang sudah
menetapkan standar yang cukup tinggi , dengan seiringnya peraturan tersebut
Indonesia terus menerus mencoba untuk mencari solusi agar bisa tetap bertahan
untuk menanggulangi masalah ekonomi yg terjadi di indonesia, salah satu cara
menanggulangi permasalah ekonomi tersebut dengan maraknya industri kreatif
yang sedang berkembang di Indonesia.
Era kreatif ditandai dengan berkembangnya pelaku industri kreatif yang
menggunakan ide dan keterampilan individu sebagai modal utama, industri
kreatif tidak lagi sepenuhnya mengandalkan modal besar dan mesin produksi. Di
Indonesia sendiri, industri kreatif mulai berkembang dengan memperoleh
perhatian yang cukup banyak di beberapa kalangan. menurut data Studi Pemetaan
Industri Kreatif 2007 dari Departemen Perdagangan RI, peran industri kreatif
pada ekonomi Indonesia cukup signifikan dan dapat membantu untuk menjadi
salah satu solusi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Di
Indonesia industri kreatif memiliki 14 subsektor dan salah satunya subsektor
desain. Menurut data yang diambil dari http://careernews.id (diakses : Minggu,
28 Februari 2016 Pk.21.56).
Kota Bandung merupakan salah satu yang akan menjadi titik sentral pada
mengembangkan sebuah industri kreatif terdapat para maker kreatif yang
menjalankan usahanya, biasanya maker yang akan menuangkan ide dan
mengembangkan produknya di suatu tempat yang dinamakan Makerspace.
Tempat ini biasanya memiliki fasilitas yang dibutuhkan para maker untuk dapat
mengembangkan produknya, tempat ini merupakan sebuah wadah untuk para
maker yang mengembangkan industri kreatifnya untuk menghargai semua proses
pembuatan produknya dari hal hal yang mendasar hingga hal hal yang sulit, di
Indonesia masih banyak pemilik industri kreatif yang masih tidak menghargai
sebuah proses pengerjaan dan masih banyak para pengembang industri kreatif
yang belum memiliki pelatihan untuk mengembangkan produknya.
Kini di negara kawasan Asia Tenggara telah banyak bermunculan Makerspace
yang menjadi wadah para maker untuk menciptakan sebuah produk. Salah satu
negara terdepan yang sudah memiliki banyak makerspace adalah Singapura.
Walaupun negara Singapura telah terlebih dahulu memiliki Makerspace, namun
Indonesia pun tidak tinggal diam dengan dunia maker. Ini telah terbukti dengan
telah banyak makerspace yang tersebar di beberapa kota di Indonesia contohnya
Jakarta yang mempunyai Makerspace yang berkonsetrasi pada bidang
woodworking , metalworking dan surface. ( http://teknojurnal.com/makerspace/
(diakses: Minggu, 28 Februari 2016 Pk.22.38). Di Bandung belum terdapat
Makerspace untuk mengembangkan sebuah produk yang berbasiskan
pertukangan, maka dari itu tercetus ide untuk merancang sebuah makerspace
yang akan membantu para pelaku industri kreatif untuk mendapatkan pelatihan
kepada orang orang yang ingin mengembangkan produknya pada bidang yang
membutuhkan keahlian woodworking, metalworking dan surface agar dapat
mengembangkan produk produknya ke jenjang yang lebih baik.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya,
3 Universitas Kristen Maranatha
• Belum adanya Makerspace di kota bandung untuk pengembangan sebuah produk yang berfokuskan pada woodworking, metalworking dan surface.
• Kurang nya tempat untuk para pengembang industri kreatif yang terkendala dengan keterbatasan alat alat untuk mengembangkan produknya.
• Kurangnya sarana untuk orang orang yang tertarik dengan dunia industri kreatif yang berfokuskan dengan pengembangan produk berbasis pertukangan.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditetapkan maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Sistem seperti apa yang harus di pertimbangkan dalam perancangan
makerspace ?
- Bagaimana makerspace membagi fasilitas untuk setiap area yang ada di dalam
area besar ?
- Bagaimana flow sistem kerja & blocking yang baik untuk membantu efisiensi
kerja ?
1.4Tujuan Masalah
Berdasarkan masalah masalah yang telah dijabarkan diatas memiliki beberapa
tujuan sebagai berikut :
- Makerspace bertujuan untuk memberikan edukasi produk modular kepada
para maker dan pelaku industri kreatif
- Makerspace bertujuan untuk memberikan kenyamanan bekerja dengan
menerapkan beberapa sistem kerja yang baik.
1.5Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan diatas memilik batasan masalah agar
yang akan membatasi pertimbangan perancangan yaitu pertimbangan sistem flow
1.6Gagasan Perancangan
Dalam percangan Makerspace ini perancang ingin mendesain sebuah fasilitas
pertukangan untuk mewadahi kegiatan-kegiatan yang memerlukan alat-alat
khusus yang tidak bisa didapat dengan mudah. Tempat ini tidak hanya
menawarkan untuk mewadahi kegiatan pertukangan namun juga memberikan
sarana untuk orang orang yang mempunyai ketertarikan dengan dunia industri
kreatif. Makerspace ini tidak hanya tempat untuk bekerja namun memberikan
fasilitas untuk pengembang industri kreatif untuk mengembangkan produknya ke
jenjang yang lebih jauh. Tempat ini pun memfasilitasi untuk individu maupun
komunitas untuk berkumpul maupun tempat untuk saling bertukar pikiran
mengenai industri kreatif yang dimilikinya. Adapun beberapa fasilitas yang
disediakan oleh Makerspace ini adalah:
1.Makerspace yang menyediakan perlengkapan perlengkapan khusus untuk
pertukangan yang berfokuskan kepada woodworking, metalworking dan
surface.
2.Makerspace yang menyediakan tempat khusus untuk individu atau kelompok
yang ingin mengembangkan produknya dalam jangka lama.
3.Showroom untuk menunjang hasil hasil produk yang dikembangkan oleh
maker untuk di pamerkan kepada umum.
4.Meeting room untuk individu atau kelompok yang membutuhkan ruang
khusus untuk bertukar pikiran.
5.Café & smoking area untuk menunjang aktifitas para maker
6. Loker untuk para maker yang membutuhkan fasilitas penyimpanan yang
aman.
1.7Manfaat Perancangan
1. Sebagai cara untuk dapat memahami lebih dalam tentang perancangan dan
desain yang sesuai untuk suatu ruang publik yang berguna sebagai fasilitas
workshop untuk masyarakat umum dan penunjang pengembangan produk dari
5 Universitas Kristen Maranatha
2. Agar dapat menjadi suatu ide dan sarana mengenai peranan sebuah
perancangan Makerspace di kota bandung sebagai fasilitas workshop serta
sarana penunjang pengembangan produk dari industri kreatif di kota bandung.
3. Sebagai sebuah sumbangan ide dan ilmu dalam bidang desain interior yang
diharapkan dapat menjadi inspirasi dan berguna di kemudian hari.
1.8Ruang Lingkup Perancangan
Makerspace ini terdiri dari workshop woodworking , metalworking , surface
fasilitas khusus pengembangan produk, showroom produk, meeting room, café,
smoking area, loker serta fasilitas fasilitas pendukung penunjang pengembangan
produk industri kreatif. Area area tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan
dan memenuhi kebutuhan dan memenuhi tujuan peracangan yang ada, ruang
lingkup ini berfungsi sebagai batasan batasan perancangan.
1.9Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang akan dibahas pada laporan ini ialah:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, gagasan perancangan,
manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, serta sistematika penulisan
laporan perancangan Makerspace.
Bab 2 Teori Tentang Makerspace
Bab ini berisi tentang kajian/studi literature yang berhubungan dengan
Makerspace, woodworking, metalworking, surface, showroom, meeting room,
café, smoking area, serta fasilitas fasilitas pendukung pada proyek perancangan
Makerspace yang mencakup standar ergonomic, sirkulasi, pencahayaan, beserta
Bab 3 Deskripsi proyek
Bab ini berisi tentang deskripsi proyek, data dan analisa site dan bangunan,
identifikasi dan aktifitas user, kebutuhan ruang, serta konsep dan tema
perancangan.
Bab 4 Perancangan Makerspace
Bab ini berisi tentang pembahasan perancangan Makerspace dimulai dari
penerapan konsep, gambar kerja, denah, potongan, detail interior, furniture, serta
perspektif ruang.
Bab 5 Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari perancangan yang telah dibuat serta saran yang
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Karlen, Mark, 2002, Dasar-Dasar Desain Pencahayaan, Jakarta, Erlangga
- http://careernews.id (diakses : Minggu, 28 Februari 2016 Pk.21.56).
- ( http://teknojurnal.com/makerspace/ (diakses: Minggu, 28 Februari 2016 Pk.22.38)
- http://americanlibrariesmagazine.org/2013/02/06/manufacturing-makerspaces/
- www.thefabricator.com / article / arcwelding / metalworking – throughout – history
-https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/sarana-penunjang-kritis-industri-farmasi/sistem-tata-udara-ahuhvac/
- https://id.pinterest.com/pin/53761789280789501/