• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BALERANTE KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BALERANTE KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh SUNDJOKO

0903189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon)

SUNDJOKO NIM. 0903189

DISETUJUI DAN DISAHKAN

Pembimbing I,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd. NIP. 196002061986031001

Pembimbing II,

Drs. Entan Saptani, M.Pd. NIP. 196204131987031002

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD Penjas UPI Kampus Sumedang

(3)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Meningkatkan Gerak Dasar Lari Sprint Melalui Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa Kelas IV SDN 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

(4)

v LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... ...iii

DAFTAR ISI ... ...v

DAFTAR TABEL... ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ...ix

DAFTAR DIAGRAM...x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... ...1

B. Rumusan dan Perencanaan Masalah ... ...10

1. Rumusan Masalah... ...10

2. Pemecahan Masalah ... ...10

C. Tujuan Penelitian ... ...11

D. Manfaat Penelitian... ...11

E. Batasan Istilah ... ...12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Teoritis ... ...14

1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... ...14

a. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ...15

b. Teori Bermain Dalam Pendidikan ...19

c. Fungsi Bermain Dalam Pendidikan ...21

2. Pembelajaran Gerak Dasar Lari Sprint ... ...22

a. Pengertian Lari Sprint ...22

b. Teknik Lari Sprint ...23

3. Teams Games Tournament ... ...25

B. Kajian Praktis ... ...26

1. Penelitian Yang Relevan...26

C. Hipotesis Tindakan ... ...28

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... ...29

1. Lokasi Penelitian ... ...29

2. Waktu Penelitian... ...30

B. Subjek Penelitian ... ...30

(5)

vi

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... ...35

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan... ...35

3. Tahapan Observasi ... ...36

4. Tahapan Refleksi ... ...36

E. Instrumen Penelitian ... ...36

1. IPKG 1 ... ...36

2. IPKG 2 ... ...37

3. Format Observasi Aktivitas Siswa ... ...37

4. Format Observasi Hasil Belajar Siswa ... ...37

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... ...38

1. Teknik Pengolahan Data ... ...38

2. Analisis Data... ...43

G. Validasi Data ... ...44

1. Member Check ... ...44

2. Triangulasi... ...44

3. Audit Trail... ...45

4. Expert Opinion ...45

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A.Paparan Data Awal ... ...46

1. Paparan Data Awal Perencanaan ... ...46

2. Paparan Data Awal Pelaksanaan Kinerja Guru ... ...47

3. Paparan Data Awal Pelaksanaan Aktivitas Siswa ... ...47

4. Paparan Data Awal Hasil Belajar Siswa... ...49

5. Analisis dan Refleksi Data Awal ... ...50

B. Paparan Data Tindakan... ...54

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... ...54

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... ...54

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... ...56

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus I ... ...59

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... ...61

e. Analisis dan Refleksi Siklus I...63

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... ...68

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... ...68

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... ...70

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II...75

(6)

vii

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... ...87

c. Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus III ... ...93

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III... ...95

e. Analisis dan Refleksi Siklus III...97

C. Pembahasan ... ...102

1. Pembahasan Perencanaan Pembelajaran ...103

2. Pembahasan Pelaksanaan Kinerja Guru ...104

3. Pembahasan Pelaksanaan Aktivitas Siswa ...107

4. Pembahasan Hasil Belajar ...109

5. Temuan dan Refleksi Hasil Penelitian ...110

6. Pembuktian Hipotesis ...117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ...117

B. Saran ... ...118

DAFTAR PUSTAKA ... ...120

LAMPIRAN LAMPIRAN...122

(7)

viii

Tabel Halaman

1.1 Data Awal Hasil Test Pembelajaran Lari Sprint...5

1.2 Lembar Aktivitas Siswa...6

3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian...30

3.2 Kriteria Keberhasilan Kinerja Guru...39

3.3 Tafsiran Perolehan Skor ...40

4.1 Data Awal Pelaksanaan Aktivitas Siswa ...48

4.2 Data Awal Hasil Belajar Siswa...50

4.3 Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus I...55

4.4 Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I...58

4.5 Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus I...60

4.6 Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I...62

4.7 Rekapitulasi Persentase Perencanaan Pembelajaran Siklus I...64

4.8 Rekapitulasi Persentase pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I...65

4.9 Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus II...69

4.10 Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II...74

4.11 Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II...76

4.12 Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II...78

4.13 Rekapitulasi Persentase Perencanaan Pembelajaran Siklus II...80

4.14 Rekapitulasi Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II...81

4.15 Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus III...86

4.16 Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III...92

4.17 Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus III...94

4.18 Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III...96

4.19 Rekapitulasi Persentase Perencanaan Pembelajaran Siklus III...98

4.20 Rekapitulasi Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III...99

4.21 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III...100

4.22 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III...101

(8)

ix

Gambar Halaman

(9)

x

Diagram Halaman

4.1 Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Data Awal dan Siklus I...61

4.2 Perbandingan hasil Belajar Siswa Data Awal dan Siklus I...63

4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II...70

4.4 Perbandingan Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II...75

4.5 Perbandingan Hasil Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II...77

4.6 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II...79

4.7 Perbandingan Hasil Perencanaan pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III...87

4.8 Perbandingan Hasil Kinerja Guru pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III....93

4.9 Perrbandingan Hasil Aktivitas Siswa siklus II dan Siklus III...95

4.10 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus II dan Siklus III...97

4.11 Penilaian Perencanaa Pembelajaran dari Siklus I sampai Siklus III...103

4.12 Penilaian Pelaksanaan Kinerja Guru dari Siklus I sampai Siklus III...105

4.13 Penilaian Aktivitas Siswa Dari data Awal Sampai Siklus III...107

(10)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan yang bersifat internal ke dalam

aktivitas itu sendiri.

Menurut Cholik dan Lutan (1996: 6) menyatakan bahwa :

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan , dan kesegaran jasmani, kemampuan dan ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila

Pengertian pendidikan menurut Salahudin (2011: 11) :

Pendidikan merupakan proses mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, mempengaruhi, dan mentrasmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik untuk membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan dan membentuk kepribadian yanglebih baik dan bermanfaatbagi kehidupan sehari-hari.

Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karsanya, agar potensi tersebut menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan

hidupnya.Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan organis, harmonis, dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.

(11)

Menurut Pangrazi dan Dauer (Lutan dkk, 1992: 6) sebagai berikut

Physical education is a part of the general education program that contributes, primarily through movement experiences, to the total growth and development of all children. Physical education is defined as education of and through movement, and must be conducted in a mammer that merrit this meaning.

Uraian Pangrazi dan Dauer di atas mengungkapkan bahwa, pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak, dan harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan konsepnya.

Terdapat dua istilah yang saling berkaitan dan berdampak sangat kuat terhadap pengembangan dan keberfungsian nilai-nilai sosial olahraga, yaitu pendidikan jasmani dan olahraga.Pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui dan dari aktivitas jasmani.Menurut Siedentop (Lutan dkk, 2009: 114),

‘Education through and of physical activities’.Permainan, rekreasi, ketangkasan,

olahraga, kompetisi, dan aktivitas-aktivitas lainnya, merupakan materi-materi yang terkandung dalam pendidikan jasmani karena diakui mengandung nilai-nilai pendidikan yang hakiki.

Diharapkan dalam waktu jangka pendek, pendidikan jasmani diarahkan agar siswa memiliki kebugaran jasmani, kesenangan melakukan aktivitas fisik dan olahraga (gaya hidup yang aktif dan sehat), memiliki prestasi olahraga sesuai dengan tahapannya, dan memperoleh nilai-nilai pendidikan yang diperlukan bagi anak untuk bekal kehidupan sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Olahraga merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan jasmani serta saling mempengaruhi satu sama lainnya. Menurut MENPORA RI (Lutan dkk, 2009: 115), ‘Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi’.

(12)

terpisahkan dari pendidikan, keduanya dapat dan harus disatukan.Menurut Smith (Kusmaedi, 2009: 4), ‘olahraga adalah merupakan perluasan dari bermain’. Sementara bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa atau sedikit sekali mempertimbangkan hasil akhir, dalam bermain yang lebih diutamakan adalah

proses dari kegiatan itu, terutama menyenangkan, memuaskan. Permainan mengandung arti yang berbeda dengan olahraga. Setiap kegiatan olahraga

didalamnya terkandung unsur permainan, akan tetapi tidak setiap permainan adalah olahraga. Oleh karena itu pesta olahraga dunia tidak disebut Olympic sport, melainkan Olympic games. Siapa pun orangnya, pasti telah mengalami masa kecil dan terlibat dalam permainan anak-anak.

Menurut Kusmaedi (2009: 4) menyatakan bahwa,

Permainan adalah kegiatan yang didalamnya terdapat aturan-aturan yangmerupakan kesepakatan dari komunitas tertentu. Dalam permainan unsur-unsur kesenangan dan kepuasan tetap ada, dengan kata lain aktivitasbermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan.

Menurut Bucher (Sukintaka, 1992: 48) :

Permainan yang telah lama dikenal oleh anak-anak, orang tua, laki-laki, maupun perempuan, mampu menggerakkan untuk berlatih, bergembira dan rileks.Permainan merupakan salah satu pokok pada tiap program pendidikan jasmani, oleh sebab itu guru pendidikan jasmani harus mengenal secara mendalam tentang seluk beluk permainan.

Atletik berasal dari kata Athlon atau Athlum, bahasa yunani yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan sedangkan orang yang melakukannya disebut athleta.Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lempar, dan lompat.Bahkan, ada yang menamakan atletik sebagai ibu dari semua cabang olahraga.Sebab, ketrampilan dasar olahraga, tercakup didalamnya.Seiring dengan perkembangannya, banyak olahraga yang menggunakan gerakan atletik sebagai bentuk gerakan pemanasan.Sesuai dengan tugas gerak yang dilakukan,

maka dikenal pula istilah track and field yang menunjuk kepada kegiatan dilintasan dan di lapangan.

(13)

mungkin’. Dalam lari jarak pendek seorang atlet harus mengerahkan seluruh kekuatannya mulai dari start sampai dengan melewati garis finish. Tidak seperti nomor lari lainnya, lari sprint tidak membutuhkan peralatan yang cukup banyak, hanya memerlukan lintasan yang baik.Dalam lari jarak pendek atlet berlomba

dengan persediaan energi yang tersimpan (kapasitas non aerobic).Teknik dasar dari lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh tidaklah terlalu

berbeda, yang berbeda adalah penyesuaian antara kekuatan, kecepatan, dan daya tahan dengan kejauhan jarak yang ditempuhnya.

Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar start jongkok dalam lari jarak pendek dan aktivitas anak dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penulis mencoba membuat suatu model pembelajaran pendidikan jasmani melalui Teams Games Tournament (TGT) sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan

gerak dasar lari sprint bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

Menurut Sahrudin (2012) menyatakan bahwa,

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa belajar dengan rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran,kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Balerante 1 Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, pada saat pembelajaran pendidikan jasmani siswa tidak begitu menguasai teknik lari jarak pendek, pembelajaran lari jarak pendek yang tidak di kemas dalam bentuk permainan membuat siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran tersebut, jika pembelajaran lari jarak pendek

tidak diikuti dengan teknik yang benar maka hasil pembelajaran pun tidak optimal.

(14)

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Test Pembelajaran Lari Sprint

NO Nama

Aspek yang dinilai

Skor Nilai Ket Sikap start Sikap Lari Sikap Finish

3 2 1 3 2 1 3 2 1 T TT

1 Hirdi Lalipa √ √ √ 8 89 √

2 Ahmad Fauzi √ √ √ 5 55 √

3 Ade Hariyanto √ √ √ 4 44 √

4 M. Aris Baihaqi √ √ √ 3 33 √

5 Rexy Junianto √ √ √ 4 44 √

6 Aditya Hadi √ √ √ 5 55 √

7 Aahmad Maulana √ √ √ 4 44 √

8 Agun Subekti √ √ √ 6 67 √

9 Azahra Dinda M √ √ √ 4 44 √

10 Bella Rizki S √ √ √ 3 33 √

11 Hekal Alfalana √ √ √ 8 89 √

12 Mahfudha √ √ √ 4 44 √

13 Intan Herdiyanti √ √ √ 3 33 √

14 Khaerul Aziz √ √ √ 4 44 √

15 Mulatif √ √ √ 4 44 √

16 Muh. Rizal √ √ √ 3 33 √

17 Muh. Subhan √ √ √ 4 44 √

18 Moh. Fahri Syahrif √ √ √ 5 55 √

19 Moh. Endi √ √ √ 7 78 √

20 Moh. Lutfi √ √ √ 4 44 √

21 M. Khaerul Umam √ √ √ 8 89 √

22 M. Khaidar Basit √ √ √ 3 33 √

23 Muh. Taryadi √ √ √ 4 44 √

24 Muh. Aniq Baihaqi √ √ √ 4 44 √

25 Muan √ √ √ 3 33 √

26 Panji Prayoga √ √ √ 5 55 √

27 Riska Maharani √ √ √ 4 44 √

28 Rosa Amalia √ √ √ 3 33 √

29 Rifan Puja √ √ √ 4 44 √

30 Riply Anggoro √ √ √ 8 89 √

Jumlah 5 25

(15)

Tabel 1.2

Lembar Aktivitas Siswa

Berdasarkan tabel 1.1, hasil tes lari sprint bisa dilihat hanya 5orang yang

lulus dari 30 siswa, hal ini menunjukan bahwa siswa kurang bisa melakukan gerak dasar lari sprint. Hal ini terlihat dari sikap siswa saat melakukan start, sikap

tangan dan kaki yang salah dan pandangan ke bawah, saat melakukan lari, gerakan kaki dan tangan sesuai, dan pada saat melakukan finish. Ini menjadi salah

NO Nama

Aspek yang dinilai

Skor Ket

Kejujuran Disiplin Tanggung jawab

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

1 Hirdi Lalipa √ √ √ 7 √

2 Ahmad Fauzi √ √ √ 3 √

3 Ade Hariyanto √ √ √ 4 √

4 M. Aris Baihaqi √ √ √ 4 √

5 Rexy Junianto √ √ √ 5 √

6 Aditya Hadi √ √ √ 4 √

7 Aahmad Maulana √ √ √ 4 √

8 Agun Subekti √ √ √ 4 √

9 Azahra Dinda M √ √ √ 5 √

10 Bella Rizki S √ √ √ 3 √

11 Hekal Alfalana √ √ √ 6 √

12 Mahfudha √ √ √ 4 √

13 Intan Herdiyanti √ √ √ 5 √

14 Khaerul Aziz √ √ √ 5 √

15 Mulatif √ √ √ 4 √

16 Muh. Rizal √ √ √ 4 √

17 Muh. Subhan √ √ √ 4 √

18 Moh. Fahri Syahrif √ √ √ 4 √

19 Moh. Endi √ √ √ 7 √

20 Moh. Lutfi √ √ √ 3 √

21 M. Khaerul Umam √ √ √ 6 √

22 M. Khaidar Basit √ √ √ 3 √

23 Muh. Taryadi √ √ √ 4 √

24 Muh. Aniq Baihaqi √ √ √ 5 √

25 Muan √ √ √ 3 √

26 Panji Prayoga √ √ √ 4 √

27 Riska Maharani √ √ √ 4 √

28 Rosa Amalia √ √ √ 3 √

29 Rifan Puja √ √ √ 4 √

30 Riply Anggoro √ √ √ 7 √

Jumlah 3 21 6

(16)

satu bukti kalau tingkat gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Balerante sangat kurang.

Setelah menganalisa hasil tes siswa kelas IV SD Negeri 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, dalam hubungannya dengan

kemampuan gerak dasar lari sprint merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian. Karena dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV yang berjumlah 30

siswa, hanya 17% atau 5 siswa yang mampu melakukan gerak dasar lari sprint dengan benar dan 83% atau 25 siswa kurang mampu melakukan gerak dasar lari sprint dengan benar. Hal ini disebabkan karena anak masih sangat kurang kemauan atau minat dalam pembelajaran pendidikan jasmani, dan juga kurangnya inovasi guru dalam mengemas pembelajaran sehingga anak cepat jenuh dan kurang bergairah. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan seorang guru pendidikan jasmani, karena sebagai guru pendidikan jasmani harus pandai memilih dan menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga proses pembelajaran akan tampak lebih menyenangkan bagi siswa.

Teams Games Tournament (TGT), pada mulanya dikembangkan oleh David

Devries dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan tugas gerak dengan turnamen mingguan, di mana siswa memainkan game dengan anggota tim

lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang di lapangan, dimana ketiga peserta dalam satu lapangan

turnamen adalah para siswa yang memiliki rekor nilai penjas terakhir yang sama. TGT memilki banyak kesamaan dinamika dengan STAD, tetapi menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu team akan membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

(17)

kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut,

santun dan ada sajian bodoran.

Lari bolak-balik sambil memindahkan batu merupakan salah satu dari

permainan kecil, suatu bentuk permainan yang tidak mempunyai peraturan tertentu, baik mengenai peraturan permainannya, alat-alat yang digunakan, ukuran lapangan maupun waktu untuk melakukannya, hal ini disesuaikan dengan daerahnya masing-masing selain dari itu belum ada wadahnya atau organisasinya, baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Lari bolak-balik sambil memindahkan batu ini dilakukan mula-mula anak-anak dibagi menjadi empat barisan berbanjar, masing-masing barisan menempati jalur atau lintasan larinya masing-masing. Diluar garis batas akhir ditempatkan 3 atau 5 batu kecil. Panjang jalur lari antara 30-35 m.

Pelaksanaannya, setelah mendengar aba-aba dari guru, mula-mula anak yang ada di barisan paling depan lari mengambil batu, kemudian dibawa lari dan ditempatkan di luar dekat garis awal. Setelah batu diletakkan, segera anak yang nomor 2 lari mengambil batu lagi dan kembali meletakkanya di luar garis awal. Demikian seterusnya sampai semua batu yang berada di garis batas akhir habis,

berpindah atau berada di garis awal. Yang menang adalah barisan yang lebih dahulu dapat memindahkan batu tersebut. Jumlah batu disesuaikan dengan jumlah

atau banyak anak yang tiap barisannya.

(18)

pendidikan jasmani yaitu anak diberi kebebasan dalam bergerak tanpa diatur oleh gurunya akan menghasilkan pembelajaran yang baik.

Dari semua pernyataan diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran TGT melalui lari bolak-balik memindahkan

benda sangatlah penting bagi anak sekolah dasar terutama pembelajaran gerak dasar lari sprint, karena hal itu sangat bermanfaat bagi perkembangan jasmani dan

tingkat kemampuan gerak dasar anak. Hal ini juga sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam proses pembelajaran jasmani hendaknya diciptakan situasi yang menggembirakan bagi anak sehingga tanpa sadar dengan pembelajaran tersebut anak bisa bertambah kualitas geraknya.

Melihat karakter siswa yang mempunyai keinginan gerak yang sangat tinggi dan sebagian besar dari mereka menyukai permainan maka tidak ada salahnya jika siswa diberikan materi mengenai permainan melalui model pembelajaran TGT. Meningkatkan partisipasi siswa untuk belajar dapat dilakukan dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) melalui lari bolak balik memindahkan batu.

Dalam model pembelajaran TGT melalui lari bolak balik memindahkan batu sangat cocok untuk untuk pembelajaran gerak dasar lari sprint, karena terdapat aspek gerakan start, gerakan lari, dan gerakan finish.

Ditinjau dari permasalahan tersebut, peneliti memberikan tindakan untuk pembelajaran lari sprint menggunakan model pembelajaran TGT, yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint.Salah satu bentuk pembelajarannya adalah melakukan gerak dasar lari sprint melalui lari bolak balik memindahkan batu.

(19)

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang penulis paparkan maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan gerak dasar lari

sprint pada siswa kelas IV SDNegeri1 Balerante Kecamatan Palimanan

Kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkangerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV SDNegeri1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan gerak dasar

lari sprint pada siswa kelas IV SDNegeri 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ?

d. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ?

2. Pemecahan Masalah

Mengacu pada inti permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini maka langkah selanjutnya adalah mencari alternatif pemecahan masalah.Alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran dalam bentuk permainan.

Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran teknik gerak dasar lari sprint melalui permainan memasukkan bendera kedalam botol adalah sebagai

berikut:

(20)

pembelajaran dan memotivasi siswa untuk ikut aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengenai materi, tujuan, pokok-pokok kegiatan, dan hasil belajar yang diharapkan.

b. Kinerja guru, guru membimbing siswa dengan memberikan latihan-latihan

untuk mendorong dan merangsang minat anak untuk mengikuti proses pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT).

c. Aktivitas siswa diawasi oleh guru, bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lari sprint.

d. Hasil kegiatan siswa, untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan siswa maka guru mengadakan test ketrampilan proses yang meliputi tiga aspek yaitu gerakan start, gerakan lari, dan gerakan finish.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan maka tujuan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui model pembelajaran Team Games Tournament (TGT).

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

D. Manfaat Penelitian

(21)

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan kecepatan dalam lari sprint siswa SD dalam mengikuti pembelajaran penjas, sebagai pengaruh model pembelajaran

TGT.

b. Dapat melakukan teknik gerak dasar lari sprint yang benar sebagai pengaruh

modelpembelajaran TGT. 2. Manfaat bagi guru

a. Dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan penilaian tentang materi permainan.

b. Dapat memperoleh data yang jelas tentang manfaat model pembelajaran TGT terhadap meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Balerante.

3. Manfaat bagi penulis

a. Dapat memperoleh data dan informasi yang jelas tentang rendahnya proses dan hasil belajar siswa kelas IV SD dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.

b. Dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang cara menyusun karya ilmiah.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap pokok permasalahan yang

diteliti ini, berikut ini akan dijelaskan istilah-istilah yang perlu diketahui kejelasannya, sebagai berikut:

Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memperhebat.(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 1195)

(22)

kemampuan non lokomotor, dan kemampuan manipulatif.(Mahendra dan Ma’mun, 1998: 12).

Lari jarak pendek adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. (Tatang Muhtar, 2011:12).

Model Pembelajaran adalah berbagai cara atau gaya belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik dikelas maupun dalam kehidupannya sehari-hari

antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. (Suherman, 2008: 3).

(23)

29 A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

SDN 1 Balerante yang terletak di Desa Balerante Kecamatan Palimanan

Kabupaten Cirebon merupakan lokasi atau tempat peneliti melakukan penelitian.SDN 1 Balerante dijadikan tempat penelitian karena SDN 1 Balerante memerlukan suatu pengembangan bentuk pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani.Alasan SDN 1 Balerante dijadikan lokasi penelitian dikarenakan SDN 1 Balerante dekat dengan rumah peneliti.Atas dasar itulah, peneliti memilih SDN 1 Balerante sebagai lokasi penelitian.

a. Letak Geografis

SDN 1 Balerante secara geografis terletak di pinggir Jalan Raden Gilap.Adapun batas sekolah untuk sebelah utara terdapat lapangan sepak bola, sebelah barat berbatasan dengan rumah warga, sebelah selatan berbatasan dengan SDN 2 Balerante sedangkan sebelah timur berbatasan dengan jalan.

Bangunan SDN 1 Balerante Kecamatan Palimanan terdapat delapan ruangan yang terdiri dari enam ruang kelas, satu ruang kepala sekolah dan ruang guru, satu

ruang WC guru dan siswa. b. Keadaan Guru

SDN 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon mempunyai satu Kepala Sekolah, tujuh Guru PNS, satu Guru honor, dan satu Penjaga Sekolah.

c. Keadaan Siswa

(24)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini diperkirakan selama empat bulan terhitung dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April 2013.

Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian di SDN 1 Balerante

Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon

No URAIAN KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan pembekalan

2. Perencanaan

3. Pelaksanaan siklus 1

4. Pelaksanaan siklus 2

5. Pelaksanaan siklus 3

6. Pengolahan data

7. Penyusunan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah adalah siswa kelas IV SDN 1 Balerante tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang, yang terdiri 22 siswa laki-laki dan 8siswa perempuan. Pemilihan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian yaitu dengan pertimbangan karena peneliti menemukan masalah yang harus dicari pemecahannya yaitu kurangnya hasil belajar siswa tentang pembelajaran ketrampilan gerak dasar lari sprint. Hal ini terjadi karena disaat proses pembelajaran penjas tentang pembelajaran atletik khususnya gerak dasar lari sprint, guru hanya memberikan penjelasan secara lisan dan mempraktekan tanpa

menggunakan model pembelajaran yang efektif.

(25)

sprint, sehingga dalam mengikuti pembelajaran dari guru pun tidak dapat

dimengerti oleh siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Seperti yang dikemukan pada bagian latar belakang masalah, bahwa

permasalahan dalam penelitian ini muncul dari praktek pembelajaran sehari-hari yang dirangsang langsung oleh guru dan siswa di dalam menerapkan pembelajaran gerak dasar lari sprint yang kurang aktif dan efektif, sehingga diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode yang relevan dengan permasalahan ini, yaitu melalui metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

Berdasarkan pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2006:11), bahwa,

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam suatu proses perbaikan dan perubahan.

Berdasarkan Kemmis and Carr (Kasbolah, 1999:13), bahwa,

Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaanya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

(26)

Dalam pembelajaran ketrampilan gerak dasar sprint pada kelas IV SDN 1 Balerante kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, metode yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran menggunaka model Teams Games Tournament (TGT).

Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006:3), “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.Dari pendapat Bogdan dan Taylor di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa model ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.Metode kualitatif dalam penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sabagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Dengan demikian guru dituntut untuk berlatih dan menerapkan berbagai tindakan sebagai upaya meningkatkan proses pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Menurut David Williams (Moleong, 2006:5), “Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah”.Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian merupakan aktivitas siswa

meliputi prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik. Pemaparan data berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, dalam pelaksanaan penelitian lebih mementingkan proses daripada hasil.

2. Desain Penelitian

(27)

Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bentuk siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang akan tercapai dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar 3.1

(28)

Berdasarkan desain penelitian Model Spiral Kemmis and Taggart (Wiriaatmadja, 2006:66) menjelaskan bahwa dalam satu siklus terdapat empat komponen sebagai berikut :

1. Perencanaan (plan) : pada tahap ini guru merencanakan pembelajaran berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh guru disaat pembelajaran berlangsung di kelas.

2. Tindakan (act) : pada tahap ini, rancangan yang telah dibuat oleh guru dalam memperbaiki permasalahn yang terjadi dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

3. Pengamatan (observe) : pada tahap ini, diamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

4. Refleksi (reflect) : pada tahap ini dianalisis kekurangan dan kelebihan dan rancangan yang telah dilaksanakan. Apabila terdapat kekurangan, maka kegiatan pembelajaran perlu diperbaiki.

Keempat komponen diatas merupakan satu siklus. Setiap komponen akan dilaksanakan dalam setiap siklusnya. Desain penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dirancang untuk menyampaikan materi yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari satu

pertemuan.Pada pertemuan kesatu sampai ketiga diharapkan siswa mengalami peningkatan hasil belajar tentang gerak dasar sprint.

Berdasarkan komponen yang telah dijelaskan di atas, maka langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan siklus I terdiri dari :

1) Menyusun rencana tindakan siklus I

2) Melaksanakan pembelajaran dengan materi gerak dasar lari sprint 3) Menganalisis temuan-temuan, metode pembelajaran, dan proses

pembelajaran.

4) Melaksanakan refleksi terhadap hasil analisis perencanaan, pelaksanaan dan hasil siklus I

b. Pelaksanaan siklus II terdiri dari :

1) Menyusun rencana tindakan siklus II

(29)

3) Menganalisis temuan-temuan, metode pembelajaran, dan proses pembelajaran.

4) Melaksanakan refleksi terhadap hasil analisis perencanaan, pelaksanaan dan hasil siklus II

c. Pelaksanaan siklus III terdiri dari :

1) Menyusun rencana tindakan siklus III

2) Melaksanakan pembelajaran dengan materi gerak dasar lari sprint 3) Menganalisis temuan-temuan, metode pembelajaran, dan proses

pembelajaran.

4) Melaksanakan refleksi terhadap hasil analisis perencanaan, pelaksanaan dan hasil siklus III

D. Prosedur Penelitian

1. Tahapan Perencanaan Tindakan

Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Rencana pembelajaran disusun secara fleksibel untuk mengadaptasi berbagai pengaruh yang mungkin timbul di lapangan yang sebelumnya tidak dapat diduga, maupun dari kendala yang sebelumnya tidak terlihat.

Langkah-langkah dalam tindakan yang akan dilakukan perlu direncanakan

secara terperinci, agar dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan. Tahap perencanaan tindakan adalah sebagai berikut :

a. Meminta permohonan izin kepada kepala SDN 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.

b. Membuat rencana pembelajaran gerak dasar lari sprint dengan model pembelajaran TGT.

c. Membuat lembaran observasi tindakan, pengaruh atau masalah proses pembelajaran gerak dasar lari sprint.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

(30)

b. Memantau dan mengoreksi kegiatan pembelajaran gerak dasar lari sprint menggunakan model pembelajaran TGT.

3. Tahapan Observasi

Observasi merupakan upaya dalam mengamati pelaksanaan yang

memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana terjadi pada keadaan sebenarnya yang berkaitan dengan

pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran berlangsung.Observasi dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Hasil observasi tersebut dapat dijadikan pedoman dalam mengukur keberhasilan tindakan yang dilakukan, serta untuk mengumpulkan data dan membuat catatan lapangan mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Tahapan Refleksi

a. Pemeriksaan terhadap semua informasi (data) yang terjaring selama proses tindakan dilaksanakan.

b. Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan berupa penyusunan rencana tindakan yang dilakukan secara berkelanjutan .

c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam

pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat terefleksi dengan baik. Data format observasi yang digunakan peneliti disaat melakukan penelitian di SDN 1 Balerante Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon tentang gerak dasar lari sprint melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Adapun jenis instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. IPKG 1

(31)

dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV SDN 1 Balerante (Lembar IPKG 1 terlampir).

2. IPKG 2

Lembar Instrumen penilaian kinerja guru (IPKG 2) ini digunakan sebagai

alat ukur dan mengetahui kemampuan melaksanakan pembelajaran yang dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint pada siswa

kelas IV SDN 1 Balerante (Lembar IPKG 2 terlampir) 3. Format Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berlangsung (lembar aktivitas terlampir).

4. Format Observasi Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar siswa dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan peningkatan yang diperoleh para siswa dalam pembelajaran gerak dasar larisprint. Jenis evaluasi yang dilakukan adalah tes yang digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa dalam gerak dasar lari sprint .

Adapun alat evaluasi yang digunakan adalah format penilaian dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1. Sikap start

a. Sikap kedua kaki dengan lutut kaki kanan dan ujung kedua kaki kiri sejajar serta jarak antara jarak keduanya satu kepalan tangan.

b. Sikap kedua tangan disimpan di samping badan. c. Pandangan ke depan.

2. Sikap lari

a. Lutut dan paha di angkat tinggi.

b. Ayunan lengan atau tangan dari belakang ke depan badan condong ke depan.

c. Pandangan ke depan. 3. Sikap finish

(32)

b. Lari terus secepat-cepatnya. c. Pandangan lurus ke depan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang dikaji, yaitu data pelaksanaan tindakan dan data hasil

belajar.Pertama, data pelaksanaan tindakan berupa deskripsi palaksanaan ketrampilan gerak dasar lari sprint dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).Data pelaksanaan tindakan diperlukan untuk

memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang instrumennya berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan.

Kedua, data hasil belajar siswa berupa hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerapan ketrampilan proses dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan menggunakan tes hasil belajar yang instrumennya berbentuk lembar kerja siswa kelompok dan tes individu.

a. Tenik Pengolahan Data Kinerja Guru

Data hasil observasi kinerja guru ditafsirkan dengan menggunakan jumlah kemunculan indikator dari format observasi kinerja guru. Aspek yang diukur

dalam observasi kinerja guru yaitu aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam proses pembelajaran.Data hasil observasi kinerja guru kemudian

dijumlahkan dan dipersentasekan. Perhitungan persentasenya yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

P : persentase

f : jumlah kemunculan indikator

(33)
[image:33.595.119.510.231.503.2]

Kriteria keberhasilan kinerja guru ditentukan berdasarkan persentase yang telah disesuaikan dengan kemunculan indikator pada format kinerja guru.

Tabel 3.6

Kriteria Keberhasilan Kinerja Guru

Kriteria Persentase (%) Sangat Baik 81 % - 100 %

Baik 61 % - 80 %

Cukup 41 % - 60 %

Kurang 21 % - 40 %

Sangat Kurang 0 % - 20 %

Adapun target yang harus dicapai pada observasi kinerja guru yaitu

mencapai kriteria seluruhnya indikator muncul 80%. b. Teknik Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Selama pembelajaran dilakukan dengan cara melihat banyaknya indikator yang dicapai oleh siswa dari ketiga aspek yang diamati yakni percaya diri, disiplin, dan keberanian. Data observasi ini ditafsirkan dengan menggunakan jumlah kemunculan indikator dari format observasi aktivitas siswa. Berikut adalah format observasi yang peneliti gunakan dalam melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Indikator Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran 1) Aspek Semangat

a) Tampak semangat dalam pembelajaran.

b) Terlibat langsung dalam setiap kegiatan pembelajaran. c) Menunjukan sikap kooperatif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Aspek Disiplin

(34)

b) Mengikuti kesepakatan bersama. c) Tidak berbuat semaunya.

3) Aspek Keberanian

a) Menunjukan keberanian dalam setiap pembelajaran..

b) Melaksanakan tugas dengan baik yang telah di sepakati bersama. c) Tidak merasa malu dalam mengikuti pembelajaran.

Keterangan :

Diisi dengan menggunakan tanda cek ( √ )

[image:34.595.124.496.257.596.2]

Nilai 0 = Jika tidak ada indikator yang dilaksanakan. 1 = Jika hanya satu indikator yg dilaksanakan. 2 = Jika hanya dua indikator yang dilaksanakan. 3 = Jika semua indikator dilaksanakan.

Tabel 3.7

Tafsiran Perolehan Skor

Kriteria Nilai Total

Baik 7-9

Cukup 4-6

Kurang 0-3

Kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu jika ≥ 70% siswa memperoleh nilai baik (B).

c. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa

Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menentukan skor dari setiap nilai soal, menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap siswa, memberikan nilai dan

(35)

1) Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dihitung dengan memberi poin pada setiap kriteria yang ditetapkan.

a) Sikap start : Tinggi = 81 – 100 : Sedang = 65 – 80

: Rendah = 50 – 64 b) Sikap lari : Tinggi = 81 – 100

: Sedang = 65 – 80 : Rendah = 50 – 64 c) Sikap Finish : Tinggi = 81 – 100

: Sedang = 65 – 80 : Rendah = 50 – 64

= 70

Keterangan

Siswa yang mendapat nilai 70 dinyatakan tuntas

Siswa yang mendapat nilai < 70 dinyatakan belum tuntas

Persentase ketuntasan diperoleh dari hasil bagi jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dengan jumlah siswa seluruhnya lalu dikalikan 100%.

(36)

Teknik pengolahan data untuk penelitian tindakan kelas akan menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif.

1) Kualitatif

Bentuk dari teknik penelitian kualitatif, yaitu data pelaksanaan tindakan

belajar melalui tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, wawancara terhadap guru dan siswa, dan catatan

lapangan yang instrumennya berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan.

Data hasil wawancara berbentuk jawaban percakapan antara peneliti dengan guru dan siswa untuk mengetahui kesan dan tanggapan terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Catatan lapangan diolah dengan cara dianalisis, kemudia dideskripsikan berupa uraian atau pembahasan sehingg diperoleh informasi yang mantap tentang dampak perlakuan yang dibuat. Mencatat hasil temuan atau kejadian penting selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam kegitan ini, hasil temuan peneliti dan observer didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan ini adalah tentang pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan, keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan tentang evaluasi. Sedangkan data hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa diolah dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian

diinterpresentasikan dan dideskripsikan. 2) Kuantitatif

(37)

dengan jumlah siswa.Hasil akhir tersebut sebagai KKM yang harus dicapai oleh siswa. Dari rumus tersebut peneliti mendapatkan nilai KKM yang telah dibulatkan yaitu 70, jika siswa mendapatkan nilai dibawah 70 maka tidak lulus, begitupun sebaliknya jika ada siswa yang mendapat nilai diatas 70 maka dinyatakan lulus.

2. Analisis Data

Analisis data penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus

selama penelitian berlangsung. Menurut Patton (Moleong, 2006:103), analisis data adalah „proses mengatur urutan data , mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar‟. Setelah data yang terkumpul dari berbagai alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian, kemudian data tersebut diberikan symbol atau kode-kode tertentu untuk memudahkan penyusunan dan pengolahannya.

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif.

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2006:248) menyatakan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi selama pembelajaran yaitu respon siswa terhadap penerapan ketrampilan proses dalam materi gerak dasar sprint. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam pembelajaran.

(38)

dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.

Untuk memberikan keabsahan data, peneliti melakukan proses perbandingan dan pengecekan semua data yang diperoleh dari sumber data yaitu

data yang diperoleh dari pengamatan peneliti, observer, dan siswa.

G. Validasi Data

Konsep validasi dalam aplikasinya untuk penelitian tindakan, mengacu kepada kredibilitas dan derajat keterpercayaan dari hasil penelitian.

Hal ini diakui oleh Borg dan Gall (Wiriaatmadja, 2006:168) yang berpendapat sebagai berikut,

Kriteria untuk menguji kredibilitas dan derajat keterpercayaan penelitian tindakan menguji aspek-aspek hasil, proses, dan kualitas-kualitas demokratis dan kualitas penelitian tindakan kelas, namun demikian tidak terbatas adanya kriteria lain karena para guru peneliti dan mitranya dapat saja menentukan kriteria mereka dan bukan hanya para pakar akademis saja boleh menentukan atau menguji validitas penelitian mereka.

Adapun prosedur dan pelaksanaan validitas data yang digunakan peneliti dalam penelitian inimengacu kepada bentuk validitas Hopkins yaitu Member Check, Triangulasi, Audit Trail, dan Expert Opinion. Adapun penjelasannya

sebagai berikut :

1. Member Check

Peneliti dalam hal ini melakukan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa sebagai bahan informasi yang bertujuan untuk memeriksa kembali data-dat tersebut.Peneliti juga mengkonfirmasikan data observasi dan wawancara tersebut dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

2. Triangulasi

Dalam prosedur dan pelaksanaan validasi data peneliti melakukan

pemeriksaan terhadap data-data yang diperoleh setelah melihat langsung proses pembelajaran guru penjas disaat mengajarkan materi gerak dasar lari sprint.

(39)

ketrampilan gerak dasar lari sprint, dikarenakan tidak menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran.

3. Audit Trail

Mengecek kebenaran prosedur dan metode untuk pengumpulan data dengan

cara mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi tinggi.

4. Expert Opinion

(40)

117 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang telah peneliti laksanakan mengenai meningkatkangerakdasarlarisprintmelalui model pembelajaran TGT (Teams

Games Tournament) padasiswakelas IV SDN 1

BaleranteKecamatanPalimananKabupatenCirebon, penulis dapat mengambil kesimpulan dari data yang sudah diperoleh sebagai berikut :

1. Perencanaanpembelajaranpada pembelajaran gerakdasarlarisprintmelalui model TGT,meliputi unsur yang dinilai yaitu, perumusan tujuan pembelajaran. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, dan metode pembelajaran.Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian, serta tampilan dokumen rencana pembelajaran. Berdasarkan dari hasil penelitian data perencanaan pembelajaransiklus I baru mencapai51.38% belum mencapai target yang ditentukan, dan pada siklus II menjadi 93%, dalamsiklus III target sudah tercapai yaknisampai 100%.

2. Kinerja gurupada pembelajaran gerakdasarlarisprintmelalui model TGT,meliputi unsur yang dinilai yaitupra pembelajaran. Membuka

pembelajaran. Mengelola inti pembelajaran, dan mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran. Melaksanakan evaluasi proses dan

hasil belajar serta kesan umum kinerja guru. Berdasarkan dari hasil penelitiansiklus Ibarumencapai 52.77%, siklus II menjadi 81%. Siklus III target sudah dapat tercapai dengan perolehan 100%, karena sudah mencapai atau melebihi target yang telah ditentukan, jadi peneliti cukup melakukan tindakan sampai siklus III.

3. Aktivitas siswapada pembelajarangerakdasarlarisprintmelalui model

TGT,meliputi aspek yang dinilai yaitu

(41)

70%dankriteriakurang 20%. Siklus I yang mendapat kriteria baik meningkat menjadi 40%,yang mendapat kriteria cukup 54%dankroteriakurang 6%, siklus II yang mendapat kriteria baik meningkat menjadi 63%, yang mendapat kriteria cukup 37%. Pada siklus III yang mendapat kriteria baik

meningkat menjadi 94%, kriteria cukup berkurang menjadi 96%. karena sudah mencapai atau melebihi target yang telah ditentukan, jadi peneliti

cukup melakukan tindakan sampai siklus III.

4. Hasilbelajarsiswapada pembelajarangerakdasarlarisprintmelalui model TGT,meliputi aspek yang dinilai yaitu gerakan start, gerakanlaridangerakan finish. Berdasarkan dari hasil penelitian pada data awal siswa yang tuntas 17%, yang belum tuntas 83%. Siklus I siswa yang tuntas 30%, yang belum tuntas 70%. Siklus II siswa yang tuntas 60%, yang belum tuntas 40%. Siklus III siswa yang tuntas 83%, yang belum tuntas 17%. karena sudah mencapai atau melebihi target yang telah ditentukan, jadi peneliti cukup melakukan tindakan sampai siklus III

B. Saran

Berdasarkankesimpulan, makaperlukiranyapenelitimengajukanbeberapa

saran untukperbaikan proses pembelajaran di SD,

khususnyadalampembelajarangerakdasarlarisprintyaitusebagaiberikut .

1. Bagi siswa,model TGT permainanbebentengan,

permainanmemindahkanbenda, danpermainanestafetbaik digunakan untuk

siswa kelas IV SD, karena akan membantu siswa melakukan gerak dasarlarisprint

2. Bagi guru, melalui model pembelajaran TGT dapat membuat pembelajaran yang lebihaktif, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pemilihan materi pembelajaran hendaknya dilakukan dengan memperhatikan pengalaman belajar anak.

(42)

4. Bagi UPI Kampus Sumedang hasil penelitian model pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat dijadikan referensi dalam bahan penelitian.

5. Bagi penelitiberikutnyamodel pembelajaran TGT dapat dijadikan sebagai

salah satu alternatif model pembelajaran namun harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Http://www.google.com//www.sriudin.com/2012/03/pemberlajaran-kooperatif-model-tgt.html

KamusBesarBahasa Indonesia.(2005). Jakarta.BalaiPustaka.

Kasbolah, Kasihani. (1999). PenelitianTindakanKelas. Jakarta. Depdikbud.

Kusmaedi, Nurlan (2009). PermainanTradisional.Pendidikan Guru SekolahDasarUniversitaspendidikan Indonesia KampusSumedang. Bandung.

Lutan, Rusli.Sumardiyantodan Safari, Indra (2009).Sejarah Dan FilsafatOlahraga.Prodi PGSD Penjas UPI KampusSumedang.Sumedang.

Moleong, J. Lexy. (2006). MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung. RemajaRosdakarya.

Muhtar, Tatang (2009). Atletik.UniversitasPendidikan Indonesia. Bandung.

Muhtar, Tatang. Dan Irawati, Riana. (2011). ATLETIK.Pendidikan Guru SekolahDasarUniversitasPendidikan Indonesia KampusSumedang.

Safari, Indra (2009). Model Pembelajaraan Kooperatif Pendidikan Jasmani.Bintang Warliartika. Bandung

Salahudin (2011).FilsafatPendidikan. Bandung

Saputra, M, Yudha (2001). PembelajaranAtletik Di SekolahDasar. DepartemenPendidikanNasional. Jakarta.

Sugiyono.MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung. Alfabeta.

Suherman, Erman. (2008). Model

BelajardanPembelajaranBerorientasiKompetensi.UniversitasPendidikan Indonesia. Bandung.

Sukintaka (1992).TeoriBermainUntuk D2 PGSD

(44)

Syarifuddin, Aip. Dan Muhadi. (1991).

PendidikanJasmanidanKesehatan.DepartemenPendidikandanKebudayaanDirek toratJendralPendidikanTinggiProyekPembinaanTenagaKependidikan. Jakarta.

Toho, Cholik M. danRusli, Lutan

(1996).PendidikanJasmanidanKesehatan.DepartemenPendidikandanKebudaya anDirektoratJendralPendidikanTinggi.ProyekPendidikanTenagaKerja.

Gambar

Tabel 1.1 1.2
Gambar  Halaman 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart.......................................................33
Tabel 1.1
Tabel 1.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan hasil analisis untuk kapasitas, kecepatan dan derajat kejenuhan pada saat volume jam puncak masing-masing lokasi adalah : untuk jalan Akses UI Kelapa Dua arah Pal

terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja bidan desa. Menurut Muchlas (1999) kemampuan kerja adalah kapasitas

surat – surat Keputusan Rektor yang berdasarkan persetujuan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung dan pertimbangan SA, yang diterbitkan pada saat Institut

(2) Pusat Perbelanjaan atau Toko Modern yang sudah operasional dan telah memperoleh SIUP sebelum diberlakukannya Peraturan Walikota ini wajib. mengajukan IUPP atau

[r]

[r]

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.. Kurikulum ini sudah mengarah pada

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan. Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu