• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BERBICARA PADA SISWA KELAS 3 SDN CIPASUNG KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BERBICARA PADA SISWA KELAS 3 SDN CIPASUNG KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN BERBICARA PADA SISWA KELAS 3 SDN CIPASUNG KECAMATAN DARMA

KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh,

ROS ROSE 0905533

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PEMBELAJARAN BERBICARA PADA SISWA KELAS 3 SDN CIPASUNG KECAMATAN DARMA

KABUPATEN KUNINGAN

Oleh

Ros Rose 0905533

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd. NIP. 197212262005011002

Pembimibng II

Julia, M.Pd.

NIP. 198205132008121002

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(3)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Ros Rose

(4)

i HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN MOTO

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Pemecahan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat ... 10

1. Tujuan ... 10

2. Manfaat ... 11

D. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

1. Pengertian ... 13

2. Prinsif Pembelajaran Kooperatif ... 16

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ... 18

4. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ... 21

B. Teknik Student Team Achievement Division (STAD) ... 21

C. Konsep Berbicara ... 23

1. Pengertian Berbicara ... 23

2. Tujuan dan Fungsi Berbicara ... 24

3. Jenis-jenis Berbicara ... 25

4. Metode Penyampaian dan Penilaian Berbicara ... 26

5. Pembelajaran Memberikan Tanggapan dan Saran ... 28

D. Penelitian yang Relevan ... 30

E. Hipotesis Tindakan... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

(5)

ii

2. Desain Penelitian ... 35

D. Prosedur Penelitian... 37

E. Instrumen Penelitian... 40

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41

1. Teknik Pengolahan Data ... 41

2. Analisis Data ... 44

G. Validasi Data ... 44

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 47

B. Paparan Data Tindakan ... 48

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 48

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus I ... 48

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 49

c. Paparan Data Hasil Belajar Tindakan Siklus I ... 57

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 59

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 63

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus II ... 63

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 64

c. Paparan Data Hasil Hasil Tindakan Siklus II ... 71

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 74

C. Paparan Pendapat Siswa dan Observer ... 77

D. Pembahasan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(6)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dasar sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah antara lain difokuskan pada pengembangan potensi dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk kehidupan dan pendidikan selanjutnya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB II pasal 3 dijelaskan tentang pendidikan dan tujuannya adalah sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Salah satu komponen penting pembelajaran bagi siswa dalam sistem pendidikan nasional adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulisan.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peseta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan bahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peseta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan global.

(7)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Tarigan (Diknas, 2004: 8) mengemukakan,

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Depdikbud (Resmini dan Djuanda, 2007: 51) menyatakan, “Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud terrsebut dapat dipahami oleh orang lain”. Berbicara merupakan tuntunan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial sehingga dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Kemampuan berbicara sangat dibutuhkan dalam berbagai kehidupan keseharian. Oleh karena itu kemampuan dan keterampilan berbicara harus diberikan sedini mungkin ketika anak memasuki lembaga pendidikan formal serta dikembangkan melalui berbagai pendekatan dan metodologi sehingga mereka terampil berbicara. “Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistic” (Resmini dan Djuanda (2007: 52). Lebih lanjut Resmini dan Djuanda (2007: 53) mengungkapkan,

Dalam rangka pembinaan keterampilan berbicara, selain faktor tersebut ada dua aspek perlu mendapat perhatian guru dalam membina keefektifan berbicara, yakni: aspek kebahasaan mencakup: 1) lafal, 2) intonasi, tekanan dan ritme, 3) penggunaan kata dan kalimat, dan aspek non kebahasaan yang mencakup: 1) kenyaringan suara, 2) kelancaran, 3) sikap berrbicara, 4) gerak dan mimik, 5) penalaran, 6) santun bebicara.

Proses pembentukan kemampuan berbicara ini dipengaruhi oleh panjanan aktivitas berbicara yang tepat. Bentuk aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan siswa antara lain: memberikan pendapat atau tanggapan pribadi, bercerita, menggambarkan orang/barang, menggambarkan barang, menggambarkan posisi, menggambarkan proses, memberikan penjelasan, menyampaikan atau mendukung argumentasi.

(8)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

pembelajaran yang dilakukan dengan baik oleh guru, tentu saja akan memberikan kesempatan kepada perkembangan belajar siswa. Komunikasi belajar harus dilakukan dua arah atau lebih, dan tidak bersifat teacher’s centered.

Berdasarkan hasil observasi dan data empirik di lapangan yang dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2012, didapatkan masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang diduga mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Keragaman masalah yang peniliti temukan adalah sebagai berikut.

1. Siswa mengalami kesulitan untuk menuangkan kata-katanya kedalam bentuk tulisan untuk memberi tanggapan dari masalah yang ada pada ganbar.

2. Siswa mengalami kesulitan untuk membuat kalimat yang runtut. 3. Pembendaharaan kata siswa masih kurang.

4. Media pembelajaran kurang menarik minat siswa. 5. Pembelajaran cenderung membosankan.

6. Metode pembelajaran kurang efektif.

Dari data tes akhir yang diperoleh, ternyata dari 26 siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan hanya 12 siswa atau sekitar 46,15% yang sudah mencapai KKM, sedangkan sisanya 14 siswa atau 53,85% belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami apa yang sudah dijelaskan guru.

Adapun data nilai hasil tes akhir kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 1.1 halaman 4.

(9)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

[image:9.595.100.527.134.625.2]

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Tabel 1.1 Data Awal

No Nama Siswa L

/P

Aspek yang dinilai

∑ Skor Nilai Keterangan Kalimat yang Runtut Pilihan Kata

1 2 3 1 2 3 Tuntas Belum

1 Ade Popi Irmayanti P √ √ 2 33 √

2 Agung Maulana L √ √ 2 33 √

3 Amelia. Kartika P √ √ 3 50 √

4 Annisa Zahra P √ √ 4 67 √

5 Aulia Barkah P √ √ 5 83 √

6 Aura Khairunnisa P √ √ 3 50 √

7 Cindy Maulida P √ √ 4 67 √

8 Febi Febriani L √ √ 2 33 √

9 Ibnu Hajar L √ √ 5 83 √

10 Iik Muhammad L √ √ 3 50 √

11 Ima Nurmlasari P √ √ 3 50 √

12 M. Herdiansah L √ √ 3 50 √

13 M. Rifki Farhan L √ √ 3 50 √

14 M. Andreana L √ √ 4 67 √

15 M. Rizki L √ √ 3 50 √

16 M. Rofi Zhra L √ √ 4 67 √

17 M. Vansa Yusri L √ √ 3 50 √

18 M. Ropiuddin L √ √ 2 33 √

19 Muti Mutiqatul P √ √ 5 83 √

20 Nabila Anggi P √ √ 4 67 √

21 Nova Puspita P √ √ 5 83 √

22 Rima Ma‟rifah P √ √ 3 50 √

23 Ripan Dwigunawan L √ √ 4 67 √

24 Safira Azzahra P √ √ 5 83 √

25 Syifa Ananda P √ √ 4 67 √

26 Maulid Rahman L √ √ 2 33 √

Jumlah 1499 12 14

Rata-rata 57,65

Persentase Ketuntasan 46,15 53,85

(10)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

2011:4) menyatakan, “Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran klasik, guru memberi ceramah, sedangkan siswa mendengar, mencatat setelah itu menghapal”. Dengan cara seperti ini, siswa akan merasa bosan, dan jenuh, merupakan penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa, sebab metode mengajar ini selain menemukan kegiatan belajar mengajar juga mempengaruhi terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dipikirkan agar pembelajaran tidak hanya berjalan satu tetapi banyak arah, bisa guru kepada siswa atau sebaliknya siswa kepada guru dan siswa kepada siswa. Dengan demikian interaksi yang terjadi di dalam kelas lebih hidup. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe student team achievement division (STAD).

Cooper dan Heinich (Sutardi dan Sudirjo, 2007: 58) menjelaskan,

Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas akademik bersama sambil bekerja sama belajar keterampilan kolaboratif dan sosial. Anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui macam-macam pendekatan, guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan-pendekatan pada model kooperatif diantaranya: tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), tipe jigsaw, tipe investigasi kelompok, dan tipe pendekatan struktural.

(11)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

belajar”. Dengan demikian interaksi yang terjadi di dalam kelas lebih hidup, karena masing-masing pihak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam materi tanggapan dan saran, diharapkan siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan prestasi dan aktivitas belajarnya akan jauh lebih baik. Sehubungan dengan itu, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul “Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara

Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan”.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) dalam pembelajaran berbicara di

kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan?

b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran berbicara dengan menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara dengan menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan?

d. Bagaimana peningkatan berbicara siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan melalui penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD)?

1) Bagaimana peningkatan memberikan tanggapan dengan menggunakan kalimat yang runtut?

(12)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

3) Bagaimana peningkatan memberikan saran dengan menggunakan kalimat yang runtut?

4) Bagaimana peningkatan memberikan saran dengan menggunakan pilihan kata yang tepat?

2. Pemecahan Masalah

Dengan memperhatikan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 5 Nopember 2012 di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan, didapatkan beberapa permasalahan dalam pembelajaran berbicara yang diduga merupakan faktor yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar berbicara yang dicapai siswa. Permasalahan yang ditemukan bersumber pada kinerja guru dan aktivitas siswa, antara lain: dalam mengajar kebanyakan dalam menyampaikan materi tanpa melibatkan keaktifan siswa, kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berbicara, kurang membantu siswa secara individu, yang mengalami kesulitan dalam berbicara. Sementara permasalahan dari siswa di antaranya siswa mengalami kesulitan untuk menuangkan kata-katanya kedalam bentuk tulisan untuk memberi tanggapan dari masalah yang ada pada ganbar, siswa mengalami kesulitan untuk membuat kalimat yang runtut, dan embendaharaan kata siswa masih kurang. Akibat dari permasalahan tersebut hasil tes menunjukkan 46,15% yang sudah mencapai nilai KKM, sedangkan selebihnya 53,85% belum mencapai nilai KKM serta perolehan nilai rata-rata kelas 57,65.

Untuk menyelesaikan masalah kesulitan siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan dalam memahami konsep berbicara, digunakanlah salah satu alternatif dari sekian banyak pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD).

(13)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

sumber bagi teman yang lain, siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersma, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Slavin (Sutardi dan Sudirjo, 2007: 58) menyatakan, „Pembelajaran kooperatif dilakukan melalui saling bertukar pikiran, di mana siswa belajar bersama dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok‟. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar proses pembelajaran tidak bergantung pada satu orang, melainkan setiap anggota kelompok memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan masalah kelompok. Dengan demikian perlu diperhatikan beberapa hal berikut: 1) siswa yang berada dalam satu kelompok harus bisa merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari tim yang bersama-sama ingin mewujudkan suatu tujuan yang sama; dan 2) setiap anggota kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil tidaknya suatu kelompok merupakan tanggung jawab semua anggota kelompok. Sehingga setiap anggota kelompok harus berbicara satu sama lain dan mendiskusikan masalah yang dihadapi.

Dalam pembelajaran kooperatif teknik STAD, materi dirancang untuk pembelajaran kelompok, siswa secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk LKS. Menurut Sutardi dan Sudirjo (2007: 58), ”Siswa bekerjasama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing sebagai anggota kelompok bertanggung jawab pada kegiatan belajar, sehingga anggota kelompok mampu menguasai materi pelajaran secara optimal”.

(14)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

meningkat. Secara rinci tahapan-tahapan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

a. Pembentukan kelompok.

Pengaturan siswa yang bersifat kelompok, Sudjana (Nuryaroh, 2011:29) menyatakan bahwa,

Kelompok adalah kumpulan orang-orang dalam jumlah terbatas, yang memiliki kesamaan. kepentingan dan saling ketergantungan, serta memiliki aturan-aturan untuk melakukan hubungan yang saling mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama, diarahkan untuk belajar kelompok.

Dalam pengaturan kelompok ini, siswa dibagi menjadi 6 (enam) kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, di mana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Jika ada kesulitan siswa yang merasa mampu membantu yang kesulitan.

b. Pemberian bahan ajar atau materi

Pemberian bahan ajar bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa, yaitu kreativitas dalam bertanya, mengungkap ide dan menjawab pertanyaan. Bahan ajar terdiri dari:

1) tinjauan konsep-konsep materi; 2) soal-soal latihan; dan

3) ulangan harian.

c. Belajar dalam kelompok.

Guru mengajarkan pelajaran pertama, kemudian siswa diberi latihan yang ada dalam LKS. Para siswa mengerjakan LKS dalam kelompok masing-masing dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Siswa berada dalam kelompok masing-masing. 2) Siswa membaca materi bahan ajar secara individual.

(15)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

4) Setelah beberapa menit diadakan cek dalam kelompok masing-masing dengan saling memeriksa tanggapan dan sarannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah menyelesaikan permasalahan pada LKS dan dimana letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut pada bahan ajar, pada tahap ini siswa yang tertinggal diberikan bantuan oleh temannya.

5) Siswa menyelesaikan test yang merupakan test harian untuk menentukan kriteria kelompok.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diharapkan kesulitan siswa dalam memahami materi berbicara mengenai tanggapan dan saran diharapkan dapat dikuasai dengan cara belajar, pola pikir, serta pengalaman mereka dengan baik. Hal ini akan menjadi langkah positif bagi guru guna berkreasi dalam menyajikan suatu materi pelajaran dengan menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD).

Adapun target yang diharapkan yaitu apabila seluruh siswa atau 100% dinyatakan tuntas, dan perolehan nilai rata-rata kelas ≥ 65.

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD). Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) dalam pembelajaran berbicara di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. b. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran berbicara dengan

(16)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara dengan menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. d. Untuk mengetahui peningkatan berbicara siswa kelas 3 SDN Cipasung

Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan melalui penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD).

1) Untuk mengetahui peningkatan memberikan tanggapan dengan menggunakan kalimat yang runtut.

2) Untuk mengetahui peningkatan memberikan tanggapan dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

3) Untuk mengetahui peningkatan memberikan saran dengan menggunakan kalimat yang runtut.

4) Untuk mengetahui peningkatan memberikan saran dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

2. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Manfaat bagi siswa

1) Meningkatkan pemahaman berbicara tentang memberikan tanggapan dan saran khususnya siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan.

2) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar aktif dan kreatif. b. Manfaat bagi guru

Mengembangkan kreatifitas guru agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran berbicara, dan memotivasi guru lain untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode atau pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

c. Bagi sekolah dasar

(17)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

devision (STAD) dapat meningkatkan kreatifitas dan keaktifan dalam

mempelajari suatu konsep berbicara, sehingga belajar akan lebih efektif dan bermakna.

D. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan atau mengartikan istilah yang terdapat pada judul penelitian, peneliti membatasi istilah tersebut sebagai berikut.

1. Model Kooperatif

Model kooperatif didefinisikan sebagai kerja sama dalam sebuah kelompok kecil dimana setiap orang berpartisipasi pada tugas-tugas secara kolektif dengan petunjuk yang jelas lebih lanjut diharapkan para siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas tanpa pengarahan dan pembinaan dari guru secara langsung (Cohen dalam Sutardi dan Sudirjo, 2007:58).

2. Teknik student teams achievement devision (STAD)

Tim siswa kelompok prestasi atau Student Team Achievement Division (STAD) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dimana siswa belajar secara kelompok, berdiskusi guna menemukan konsep-konsep dan semua anggota kelompok berbagi tanggungjawab (Sutardi dan Sudirjo, 2007:81). Aktivitas dari teknik STAD yaitu penyajian materi, kegiatan kelompok, test individu, perhitungan nilai, perkembangan individu, penghargaan kelompok. 3. Berbicara

(18)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Lokasi ini dipilih dengan alasan tempat penulis bertugas, dan sekolah tersebut memiliki prestasi akademik khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia masih kurang memuaskan, hal ini berdasarkan dari hasil tes awal dengan perolehan nilai rata-rata 57,65 sehingga perlu dilakukan pembaharuan dalam pembelajaran. Di samping itu pihak sekolah, khususnya kepala sekolah, menyambut dengan baik terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Alasan peneliti memilih SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan sebagai tempat penelitian karena didasarkan pada pertimbangan berikut ini.

a. Mengingat kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan adalah tempat bertugas penulis, hal ini akan memudahkan penulis dalam mencari data dan informasi di kelas tersebut, dan penulis hapal terhadap karakteristik, kebiasaan dan kesulitan belajar yang dialamai oleh setiap siswa sehingga mengidentifikasi setiap siswa akan lebih mudah dilakukan.

b. Dengan meneliti di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan, selama proses penelitian, maka penulis akan lebih mudah setiap saat memantau, merevisi dan mencari data yang diperlukan, sebab lokasi peneliti dekat dengan tempat penelitian.

(19)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

[image:19.595.125.493.161.509.2]

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Jumlah Siswa

1 I A 25

2 I B 31

3 II A 23

4 II B 23

5 II C 23

6 III A 29

7 III B 25

8 IV A 32

9 IV B 35

10 V A 32

11 V B 31

12 VI A 23

13 VI B 23

14 VI C 20

15 VI D 21

Jumlah 396

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian didimulai pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Juli 2013, dengan kegiatan persiapan dan meminta ijin penelitian kepada Kepala Sekolah, pembuatan proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, pelaksanaan tindakan, dan pelaporan yang meliputi menyusun konsep laporan, penggandaan laporan, dan penyerahan laporan dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan selesai.

B. Subjek Penelitian

(20)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

pada ganbar, siswa mengalami kesulitan untuk membuat kalimat yang runtut, pembendaharaan kata siswa masih kurang, sehingga hasil belajarnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 3.2 berikut memperlihatkan daftar siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan.

Tabel 3.2

Daftar Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan Tahun Pelajaran 2012/2013

No NISN No Induk Nama Siswa L/P

1 36193494 121303030 Ade Popi Irmayanti P 2 42296607 121303031 Agung Maulana L 3 42296604 121303032 Amelia Kartika P 4 42296603 121303033 Annisa Zahra P 5 42296598 121303034 Aulia Barkah P 6 42296610 121303035 Aura Khairunnisa P 7 42296606 121303036 Cindy Maulida P 8 42296600 121303037 Febi Febriani L 9 36193497 121303038 Ibnu Hajar L 10 36193503 121303039 Iik Muhammad L 11 36193502 121303040 Ima Nurmlasari P 12 36193495 121303041 M. Herdiansah L 13 42296607 121303042 M. Rifki Farhan L 14 36193496 121303043 M. Andreana L 15 42296602 121303044 M. Rizki L 16 36193505 121303045 M. Rofi Zahra L 17 36193501 121303046 M. Vansa Yusri L 18 36193505 121303047 M. Ropiuddin L 19 42296601 121303048 Muti Mutiqatul P 20 42296605 121303049 Nabila Anggi P 21 36193499 121303050 Nova Puspita P 22 42296609 121303051 Rima Ma’rifah P 23 42296599 121303052 Ripan Dwigunawan L 24 36193498 121303053 Safira Azzahra P 25 36193500 121303054 Syifa Ananda P 26 26771683 121303055 Maulid Rahman L

C. Metode dan Desain Penelitian

(21)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data tentang tujuan tertentu, hal ini selaras dengan pendapat Arikunto (1998: 151), “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Tindakan yang dilakukan yaitu proses pembelajaran berbicara

dengan menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan.

Metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu ”penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan” (Aqib, 2006: 12). Sementara Kemmis dan Taggart (Depdiknas, 2004: 7) menjelaskan,

Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperoleh rasionalitas dan kebenaran dari praktik-praktik sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut; dan situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan salah satu kegiatan penelitian yang sifatnya khas, yang

memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus, sebagaimana dikemukakan Aqib (2008: 16), sebagai berikut.

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional. b. Adanya kolaborasi selama pelaksanaannya.

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional.

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

(22)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

tertentu. Metode penelitian ini juga dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar-mengajar di kelas

Aqib (2008: 13-14) menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme seorang guru, yaitu sebagai berikut.

a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan murid lakukan.

b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehinggga menjadi profesional. Guru tidak lagi seabagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang telah dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti dibidangnya. c. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu

memperbaikai proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.

d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas, guru sebagai peneliti melakukan tindakan-tindakan yang telah direncanakan atau dipersiapkan sebelumnya secara sistematis untuk dapat menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

2. Desain Penelitian

Rancangan atau disain penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Menurut Kemmis dan Taggart penelitian tindakan model spiral meliputi tahap-tahap: (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c) observasi (observing), (d) refleksi (replecting), setelah refleksi, dilanjutkan dengan perencanaan kembali (replanning). Disusun kembali dalam sebuah modifikasi yang diterapkan dalam

(23)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Penelitian tindakan ini melalui tahapan atau siklus seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1

Model Desain Kemmis & Mc. Taggart (Hermawan, dkk. 2007: 128)

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Plan atau perencanaan merupakan tindakan seperti apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, merubah, dan meningkatkan perilaku dan sikap belajar siswa untuk dicarikan solusi yang terbaik. Tindakan apa yang mesti dilakukan oleh guru sehubungan dengan adanya upaya perbaikan, peningkatan dan perubahan yang diinginkan.

b. Action atau pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan,

di mana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual.

c. Observe atau observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai

kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi. Serta menuliskan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran melalui catatan lapangan sebagai bahan refleksi subjek yang diobservasi yaitu siswa dan guru

REFLECTIF PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECTIF PLAN

[image:23.595.117.499.163.774.2]
(24)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

d. Reflectif atau refleksi, pada bagian ini dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penerapan model kooperatif dengan metode student teams achievement devision (STAD) dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa tentang memberikan tanggapan dan saran di SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Menurut Kemmis dan Taggart (Depdiknas, 2005), penelitian tindakan model spiral meliputi tahap-tahap: (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c) observasi (observing), (d) refleksi

(replecting), setelah refleksi, dilanjutkan dengan perencanaan kembali

(replanning). Desain tersebut disusun kembali dalam sebuah modifikasi yang

diterapkan dalam bentuk tindakan dan pengamatan, begitu seterusnya hingga membentuk siklus.

Adapun langkah-langkah atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini menurut Taggart (Aqib, 2008: 30) adalah sebagai berikut.

a. Tahapan Perencanaan Tindakan

Tahapan perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Perencanaan pembelajaran

a) Membuat RPP sesuai dengan pembelajaran model kooperatif dengan metode student teams achievement devision (STAD).

b) Mempersiapkan media pembelajaran.

c) Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif. 2) Perencanaan penelitian.

a) Mempersiapkan instrumen penelitian. b) Membuat lembar observasi.

(25)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Tahap berikutnya dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Adapun pelaksanaan tindakan itu meliputi beberapa tahapan sebagai berikut ini.

1) Kegiatan Awal

a) Berdo’a

b) Guru mengabsen kehadiran siswa

c) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan cara mengintruksikan siswa agar siap untuk belajar.

d) Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan pentingnya mempelajari materi yang akan dipelajari.

e) Guru menginformasikan kompetensi dasar yang akan dicapai beserta indikatornya.

2) Kegiatan Inti

Langkah I: Pembentukan kelompok

a) Guru membagi siswa dalam 5 (lima) kelompok. Tiap kelompok belajar beranggotakan 5 orang.

b) Guru menyampaikan cara pembelajaran pada pertemuan hari ini, yaitu diskusi kelompok, dan selanjutnya hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas.

Langkah 2: Pemberian bahan ajar atau nateri

a) Guru menyajikan gambar melalui media visual, dan menjelaskan permasalahan yang ada pada gambar tersebut.

b) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok, LKS berupa tugas yang harus disi oleh kelompok, yaitu tentang memberikan tanggapan dan saran. Langkah 3: Belajar dalam kelompok

a) Dengan arahan dan bimbingan guru, siswa bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan masalah dalam LKS.

(26)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

c) Setelah tiap mkelompok selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar.

d) Guru memberikan teas akhir. 3) Kegiatan Akhir

a) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami b) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

c. Tahapan Observasi

Pada tahap observasi peneliti bersama observer melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitaif (hasil tes, nilai tugas dan lain-lain) atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, mutu diskusi yang dilakukan dan lain-lain.

Data yang dikumpulkan dicek untuk mengetahui keabsahannya. Untuk tujuan ini digunakan berbagai teknik, seperti membandingkan data yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku

d. Tahapan Analisis dan Refleksi

Tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Analisis yang peneliti lakukan dengan menggunakan teknik deskripsi persentase. Data yang dianalisis dijadikan untuk pedoman perbaikan siklus berikutnya. Data yang diperoleh dari pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) untuk meningkatkan pemahaman berbicara siswa

dilakukan dengan menggunakan tes formatif dalam setiap siklus.

(27)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

dilakukannya terutama siswa dan lingkungan di dalam kelas. Salah satu kegiatan penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan kegiatan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

Setelah kegiatan pengumpulan data dan menganalisis hasil observasi, dilakukan refleksi dengan melihat data hasil observasi apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa atau tidak. Apabila dinilai bahwa pemecahan masalah belum mencapai hasil yang optimal maka perlu dilakukan perencanan siklus berikutnya hingga mencapai hasil belajar yang diinginkan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Hatimah dkk. (2007: 183),

Instrumen adalah alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara instrumennya pedoman wawancara, metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner, untuk metode tes adalah tes atau soal tes, untuk, untuk metode observasi adalah chek-list.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Lembar Tes Evaluasi

(28)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

2. Lembar Observasi

Secara umum, observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu (Depdiknas, 2004: 31). Adapun lembar observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai proses pembelajaran dalam tiap siklus, yang berkaitan dengan kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Pedoman Wawancara

Goetz dan LeCompte (Hermawan, 2007: 161) mengungkapkan, ”Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu”. Kemudian menurut Hopkins (Hermawan, dkk., 2007: 1610) ”Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, dan orang tua siswa”.

Dengan memperhatikan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa pedoman wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara komunikasi langsung secara verbal. Pedoman wawancara akan berisikan sejumlah hal yang harus diungkap.

4. Catatan lapangan

Muslihuddin (2009: 60) menjelaskan, ”Catatan lapangan merupakan salah satu wujud dari pengamatan yang dapat digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa atau untuk melukiskan suatu proses”.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Data Proses

(29)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Data hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, selanjutnya dirangkum dan dideskripsikan. Untuk mengolahnya yaitu berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut.

1) Keaktifan

a) Siswa mau kerja kelompok b) Siswa mau berdiskusi

c) Siswa pernah mengemukakan pendapat/ide, pertanyaan atau jawaban ketika pembelajaran tanpa merasa ragu dan takut

2) Perhatian

a) Siswa tidak melakukan aktivitas di luar pembelajaran ketika pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung.

b) Siswa menyimak penjelasan guru.

c) Siswa tidak mengganggu temannya pada saat pembelajaran berlangsung

3) Kesungguhan

a) Menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. b) Siswa antusias dalam belajar

c) Siswa berkonsentrasi penuh terhadap penjelasan yang diberikan guru pada waktu proses pembelajaran berlangsung.

Kriteria Penilaian:

Skor 3 : Jika siswa melaksanakan 3 indikator. Skor 2 : Jika siswa melaksanakan 2 indikator. Skor 1 : Jika siswa melaksanakan 1 indikator. Skor maksimal : 9

Skor minimal : 3

Kemudian data hasil pengamatan kinerja guru, dengan aspek penilaian terhadap pra pembelajaran, pelaksanaan, dan penutup, yang masing-masing aspek terdiri dari beberapa indikator, dan tiap indikator terdiri dari tiga deskriptor, pengolahannya yaitu dengan memberikan skor pada lembar observasi kinerja guru dengan ketentuan sebagai berikut:

(30)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Nilai 2 jika dua deskriptor yang tampak. Nilai 1 jika hanya satu deskriptor yang tampak. Kriteria:

90% – 100% = Baik sekali

80% – 89% = Baik

70% – 79% = Cukup

< 69% = Kurang

(Resmini dan Djuanda, 2007: 18)

b. Data Hasil

Kriteria keberhasilan pembelajaran berbicara melalui model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata minimal 65 atau 65%, sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 65. Jika hasil belajar bahasa Indonesia pada siklus I belum mencapai target yang ditetapkan maka dilakukan siklus II. Dalam penelitian ini data tes yang diambil berupa jawaban siswa terhadap jenis soal uraian dengan patokan yang telah ditentukan oleh sekolah khususnya pelajaran bahasa Indonesia.

Untuk mengolah data tes (skor siswa) yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

100 x ideal

Skor

diperoleh yang

Skor

N

Dengan ketentuan: Jika N ≥ 65 = Tuntas Jika N < 65= Belum Tuntas

Kemudian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, digunakan rumus:

� � �� � � � � � ��= �� � � �

�� ℎ � � 100%

(31)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu 70% – 79% = Cukup < 69% = Kurang

(Resmini dan Djuanda, 2007: 18)

2. Analisis Data

Dari setiap tindakan diharapkan data yang masuk meliputi: hasil tes, hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil temuan lapangan. Data-data diatas setelah dikumpulkan, kemudian diolah. Data-data yang diperoleh di bagi kedalam dua kategori, yaitu sebagai berikut ini.

a . Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisi secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.

b . Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metoda belajar yang baru, aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan seterusnya.

Untuk memudahkan penelitian dalam mengolah dan menafsirkan data maka data mentah yang diperoleh dirangkum dan dideskripsikan dalam bentuk matriks atau tabel-tabel penyajian.

G. Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171), yaitu:

1. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.

(32)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kebenaran temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan temuan kepada pembimbing.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka validasi data yang akan digunakan peneliti yaitu dengan:

Member check, yakni dengan cara memeriksa kembali

keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mendiskusikannya dengan observer. Sebagai contoh hasil dari observasi awal, ternyata masih ditemukan beberapa permasalahan baik pada kinerja guru maupun aktivitas siswa, begitu pula dengan hasil belajar siswa. Temuan-temuan ini kemudian didiskukan bersama antara peneliti dengan observer, tujuannya yaitu untuk dicari cara memperbaiki permasalahan tersebut, diantaranya dalam pembelajaran guru menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD).

Triangulasi, yakni hasil dari pengamatan peneliti dan observer terhadap aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembalajaran, dicocokkan kemudian dibandingkan hasilnya, hal ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan untuk diperbaiki dalam tindakan selanjutnya. Untuk contoh berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan observer terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, setelah di cocokkan ternyata dalam pembelajaran, sebagian besar siswa masih merasa takut untuk mengemukakan pendapat/ide, pertanyaan atau jawaban ketika pembelajaran, masih ada siswa yang kurang menyimak penjelasan guru, bahkan ada beberapa siswa yang asyik ngobrol. Temuan ini kemudian didiskusikan dan dicari solusinya agar pada pertemuan berikutnya berikutnya diperbaiki.

Audit trail, peneliti memperoleh arahan sebelumnya dari pembimbing dalam

(33)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Expert opinion, yaitu peneliti mengkonsultasikan semua data hasil temuan

(34)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) pada materi berbicara dilaksanakan melalaui tahapan

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) adalah mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), mempersiapkan media visual berupa laptop, infocus dan video tentang pencemaran air, tanah dan udara, bencana banjir, pencemaran lingkungan hidup, anak jalanan, dan bencana longsor, menyiapkan lembar observasi, mempersiapkan lembar kerja siswa, dan mendiskusikannya dengan salah seorang guru sebagai observer.

2. Kinerja guru dalam penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) pada materi berbicara semakin meningkat.

Secara keseluruhan kinerja guru pada pada siklus II, mencapai target dengan tingkat ketercapaian 96,3%. yang termasuk pada kriteria baik sekali, hasil ini sesuai dengan target yang diharapkan yaitu apabila sudah mencapai 81-100% dengan kriteria baik sekali.

3. Aktivitas siswa dalam penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) pada materi berbicara menunjukkan

peningkatan. Dalam setiap siklus aspek-aspek yang diamati pada aktivitas siswa menunjukkan perubahan yang meningkat menjadi lebih baik. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari persentase yang berkategori baik, pada siklus II sebesar 72%.

(35)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

siklusnya, pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 84,7 dan persentase ketuntasan sebesar 100 %.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan, siswa kesulitan memberikan tanggapan dan saran dengan menggunakan kalimat yang runtut, hal tersebut dapat dilihat dari data awal yang menunjukkan masih banyak siswa memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan. Dari 26 siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan hanya 12 siswa atau sekitar 46,15% yang sudah mencapai KKM, sedangkan sisanya 14 siswa atau 53,85% belum mencapai KKM yang ditetapkan. Dengan menerapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD), kemampuan siswa dalam memberikan

tanggapan dan saran dengan menggunakan kalimat yang runtut meningkat dari siklus ke siklus. Begitu pula dengan peningkatan memberikan tanggapan dan saran dengan menggunakan pilihan kata yang tepat pada siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan tidak terlepas dari proses perbaikan pembelajaran berbicara, dengan penerapan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) kemampuan berbicara siswa

dalam memberikan tanggapan dan saran dengan menggunakan pilihan kata yang tepat lebih meningkat.

Setelah diterapkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) diperoleh hasil pada siklus I, siswa yang dinyatakan tuntas

sebanyak 19 orang atau sekitar 76% dari 25 siswa, sedangkan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 6 (enam) orang atau sekitar 24%. Pada siklus II, siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 25 orang atau sekitar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan perolehan nilai dari sebelumnya. Pada siklus II tuntas belajar sudah sesuai dengan target yang diharapkan yaitu apabila seluruh siswa dinyatakan tuntas (100%).

B. Saran

(36)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

tindakan siklus I sampai dengan siklus II, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi siswa

Dapat dijadikan sebagai motivasi siswa untuk belajar aktif dan kreatif dalam meningkatkan pemahaman berbicara, khususnya siswa kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan.

2. Bagi guru

Digunakan sebagai bahan motivasi serta inspirasi bagi guru untuk dapat mengembangkan model kooperatif teknik student teams achievement devision (STAD) dengan membiasakan menggunakan penelitian tindakan kelas, dan memotivasi guru lain untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode atau pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik,

3. Bagi Sekolah Dasar

(37)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2006. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Surabaya: C.V. Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,

Depdiknas. 2003. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

_________. 2004. Materi Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Hermawan, Ruswandi, dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Jaruki, Muhammad. 2004. Tangkas Berbahasa Indonesia. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Kurniasih, Ida Rosidah. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Decision Making Pada Materi Kegiatan Ekonomi Dalam Pembelajaran Pendidikan IPS. Skripsi. UPI Kampus Sumedang. Tidak dipublikasikan.

Muslihuddin (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. Panduan Praktis untuk Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Rizqi Press.

Nuryaroh, N. 2011. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dengan Teknik Perkalian Unsur Alas dan Tinggi Untuk Meningkatkan Pemahaman Luas Segitiga dan Jajargenjang. Skripsi. UPI Kampus Sumedang. Tidak dipublikasikan.

Resmini dan Djuanda. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

(38)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Suherman, dkk. 2001. Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Sutardi dan Sudirjo. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS

Suwangsih dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta:Prestasi Pustaka

(39)

Ros Rose, 2013

Penerapan Model Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Devision (STAD) Dalam Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Aqib, Zainal. 2006. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Surabaya: C.V. Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,

Depdiknas. 2003. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

_________. 2004. Materi Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Hermawan, Ruswandi, dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Jaruki, Muhammad. 2004. Tangkas Berbahasa Indonesia. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Kurniasih, Ida Rosidah. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Decision Making Pada Materi Kegiatan Ekonomi Dalam Pembelajaran Pendidikan IPS. Skripsi. UPI Kampus Sumedang. Tidak dipublikasikan.

Muslihuddin (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. Panduan Praktis untuk Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Rizqi Press.

Nuryaroh, N. 2011. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dengan Teknik Perkalian Unsur Alas dan Tinggi Untuk Meningkatkan Pemahaman Luas Segitiga dan Jajargenjang. Skripsi. UPI Kampus Sumedang. Tidak dipublikasikan.

Resmini dan Djuanda. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

(40)

Suherman, dkk. 2001. Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Sutardi dan Sudirjo. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS

Suwangsih dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta:Prestasi Pustaka

Gambar

Tabel 1.1 Data Awal
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas 3 SDN Cipasung Kecamatan Darma
Gambar 3.1  Model Desain Kemmis & Mc. Taggart (Hermawan, dkk. 2007: 128)

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Model Pembelajaran Partisipatif Andragogis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari hasil yang diperoleh penulis berdasarkan analisis Economic Value Added dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan pada periode tersebut dapat dikatakan baik karena

[r]

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Produk yang ditawarkan oleh sekolah alam Baturraden kepada pelanggan merupakan produk yang secara global dapat direalisasikan dalam visi sekolah tersebut yakni

Pada abad ke-21 guru akan dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mengajar, antara lain mengajar dalam masyarakat multikultur, mengajar untuk konstruksi