• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIMUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIMUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Prgram Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

AHMAD SADELI E.0451.0800482

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Penggunaan Software Multisim

Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran

Membuat Pesawat Elektronika-2

Oleh Ahmad Sadeli

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Ahmad Sadeli 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui, Pembimbing I,

Drs. Tjetje Gunawan NIP. 19511122 198101 1 001

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE NIP. 19551204 198103 1 002

Pembimbing II,

(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIMUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

Oleh : Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482

Penelitian mengenai penggunaan software Multisim untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2), dilakukan pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 4 Bandung. Dilatarbelakangi oleh kecenderungan dalam proses pelaksanaan praktikum MPE-2 yang sering terkendala (keterbatasan alat dan bahan dalam praktikum kesalahan pengukuran yang menimbulkan kerusakan alat ukur, kesalahan dalam merangkai rangkaian amplifier), dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM pada mata pelajaran MPE-2. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu digunakannya software Multisim sebagai media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis), afektif (kerjasama, dan keterbukaan dalam melakukan pengukuran), dan psikomotor (keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian melakukan pengukuran) siswa setelah menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, dengan desain one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar (kognitif), dan observasi (afektif, dan psikomotor). Hasil penelitian untuk ranah kognitif, diperoleh nilai rata-rata pre-test sebesar 51.97, dan rata-rata post-test sebesar 81.33. Hasil belajar pada ranah afektif diperoleh nilai rata-rata sebesar 82.3, dan hasil belajar pada ranah psikmotor diperoleh nilai rata-rata sebesar 80.7. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, penggunaan software Multisim dapat meningkatkan hasil belajar dilihat dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, yang dibuktikan dengan sebagian besar dari jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian, memperoleh nilai melampaui standar KKM.

(5)

ABSTRACT

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

By : Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482

The Research about use Multisim software to improve student learning outcomes in subjects Makes Electronics Aircraft-2nd (MPE-2), conducted in class XI Technical Expertise Programme Audio Video SMK Negeri 4 Bandung. Motivated by the trend in the process of practical implementation is often constrained MPE-2 (limited equipment and materials in the lab, measurement error gauge damaged, the error amplifier in the circuit arrangement), and the number of students who received grades below the standard KKM on subjects MPE - 2 . One of the efforts made to overcome this problem, the use of Multisim software as a learn medium. This study aims to determine the increase in the cognitive learn outcomes (remembering, understanding, applying, analyzing), affective (cooperation, and openness in the conduct of measurement), and psychomotor (skills using measuring tools, and precision measuring ) the students after use Multisim software as a learning medium. The research method used was experimental research methods, the design of one group pretest - posttest design . Instruments used in data collection is achievement test (cognitive), and observation (affective, and psychomotor). The results for the cognitive, the value of the average pre - test was 51.97, and the average post-test of 81.33. Learning outcomes in the affective domain obtained an average value of 82.3 , and learning outcomes in the domain of values obtained psikmotor average of 80.7. Based on the research results that have been obtained, Multisim software used to improve learn outcomes seen from the cognitive, affective, and psychomotor students, as evidenced by the large majority of students enrolled in the research sample, obtaining value beyond standard KKM.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran ... 6

2.1.1 Definisi Media Pembelajaran ... 6

2.1.2 Fungsi Media Pembelajaran ... 7

2.1.3 Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ... 8

2.1.4 Posisi Media Pembelajaran ... 12

2.1.5 Dasar Pertimbangan Memilih Media Pembelajaran ... 12

2.2 Hasil Belajar ... 14

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... 14

2.2.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 15

2.2.3 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 18

2.2.4 Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 19

2.2.5 Pengukuran KKM ... 20

2.3 Software Multisim ... 20

(7)

2.4.1 Multimeter ... 21

2.4.2 Audio Frequency Generator ... 24

2.4.3 Oscilloscope (CRO) ... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ... 28

2.6 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian ... 31

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 31

(8)

4.3 Analisis Data Penelitian ... 55

4.3.1 Hasil Pengukuran Ranah Kognitif ... 55

4.3.1.1 Hasil uji Normalitas Data ... 55

4.3.1.2 Hasil Pre-test dan Post-test ... 56

4.3.2 Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 58

4.3.3 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor ... 58

4.3.4 Hasil Uji Hipotesis ... 59

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan

nasional, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik

individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, material, spiritual, maupun

kematangan berfikir, dengan kata lain pendidikan berfungsi untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pada pelaksanaanya, proses pendidikan atau proses

belajar mengajar untuk teori dan pelajaran praktek digabungkan dalam satu

kegiatan belajar, begitu pula dalam mata pelajaran Membuat Pesawat

Elektronika-2 (MPE-Elektronika-2).

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh peneliti selama melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 4 Bandung, penulis

melihat bahwa kecenderungan dalam proses pelaksanaan praktikum MPE-2 sering

terkendala (keterbatasan alat dan bahan dalam praktikum, kesalahan pengukuran

yang menimbulkan kerusakan alat ukur, kesalahan dalam merangkai rangkaian

amplifier), dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM

pada mata pelajaran MPE-2. Seiring dengan perkembangan teknologi keterbatasan

itu dapat diatasi, karena kegiatan praktikum saat ini dapat dibantu dengan

menggunakan komputer yang menyediakan berbagai perangkat lunak/software

simulasi, salah satunya yaitu Software Multisim.

Software Multisim adalah, program simulator yang dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran yang digunakan untuk melakukan simulasi cara kerja sebuah

rangkaian elektronika. Selain itu, dengan Multisim kita dapat membuat skematik

rangkaian elektronika dan dapat langsung mengubah rangkaian elektronika

tersebut menjadi lay-out pcb. Jika dibandingkan dengan software simulator

lainnya, Multisim memiliki banyak keunggulan, seperti : ukuran file yang cukup

kecil, sehingga pada saat mengoperasikannya tidak mengurangi kinerja komputer

yang digunakan, cara mengoperasikannya yang relatif mudah, komponen

(10)

arus lemah), hampir semua pemodelannya tersedia didalam library komponen

yang ada pada Multisim.

Multisim merupakan media yang sangat cocok digunakan untuk melakukan

simulasi Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2), karena didalam software ini

terdapat berbagai macam tipe komponen elektronika, dan berbagai jenis alat ukur,

sehingga sangat memungkinkan untuk mempermudah peserta didik dalam

melakukan perancangan suatu rangkaian elektronika, hingga proses pengukuran.

Dalam pelaksanaannya, dengan menggunakan software Multisim diharapkan

permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat melakukan praktikum MPE-2

dapat diminimalisir. Selain itu, dengan penggunaan software Multisim dapat

menghemat waktu dan biaya, ketika akan merangkai sebuah rangkaian elektronika

tidak perlu membeli alat dan bahan terlebih dahulu, karena didalam software ini

terdapat library dan measure software yang berisi berbagai jenis komponen dan

alat ukur elektronika.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil topik peneltitian dengan

judul Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2”.

1. 2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan penjelasan dalam latar belakang diatas, maka permasalah

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran

rangkaian power amplifier ditinjau dari ranah kognitif?

2. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran

rangkaian power amplifier ditinjau dari ranah afektif?

3. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran

(11)

1. 3 Tujuan Penetian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar

ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan menciptakan) siswa pada pembelajaran pengukuran

rangkaian power amplifier dengan menggunakan software Multisim

sebagai media pembelajaran.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar

ranah afektif (kerjasama, dan keterbukaan dalam melakukan pengukuran)

siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier dengan

menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar

ranah psikomotorik (keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian

melakukan pengukuran) siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian

power amplifier dengan menggunakan software Multisim sebagai media

pembelajaran.

1. 4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran dengan software Multisim ini

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memahami materi

pembelajaran menerapkan dasar pembuatan pesawat elektronika secara

mudah.

2. Bagi guru, penggunaan media pembelajaran software Multisim ini dapat

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar

siswa meningkat.

3. Bagi sekolah, penggunaan media pembelajarn software Multisim ini dapat

dijadikan sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran.

4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dalam penggunaan media

(12)

1. 5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah software

Multisim.

2. Materi pada mata pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2)

dibatasi pada kompetensi dasar pengukuran rangkaian power amplifier.

3. Hasil belajar yang diteliti meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

4. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas XI Program Keahlian

Teknik Audio Video di SMK Negeri 4 Bandung.

1. 6 Struktur Organisasi Skripsi

Agar penulisan skripsi mengarah pada maksud yang sesuai dengan judul,

maka penulisan ini peneliti susun berdasarkan struktur organisasi skripsi yang

telah ditentukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2012, struktur

organisasi skripsi tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I

Pendahuluan, pada bab ini peneliti menguraikan latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

BAB II

Kajian pustaka, berisi mengenai landasan teori yang meliputi teori-teori

yang pendukung penelitian, beberapa penelitian terdahulu terkait dengan

penelitian ini dan hipotesis penelitian.

BAB III

Metode penelitian, berisi pembahasan mengenai lokasi, populasi dan sampel

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur

dan alur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis

(13)

BAB IV

Hasil penelitian dan pembahasan, berisi data dalam bentuk hasil, dan

pembahasan penelitian untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah

peneliti rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan analisis dari hasil penelitian.

BAB V

Pada bab ini penulis akan memberikan simpulan dan rekomendasi

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai lokasi, populasi, sampel, dan waktu

penelitian dari penulisan skripsi ini.

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat berlangsungnya penelitian, yaitu SMK

Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kliningan No. 6 Bandung Jawa Barat.

3.1.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri dari atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Menurut Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah siswa kelas XI program keahlian Teknik Audio

Video SMK Negeri 4 Bandung tahun pembelajaran 2012/2013.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010:174), yang dimaksud sampel adalah “sebagian

atau wakil populasi yang diteliti.” Sampel harus dapat mewakili seluruh populasi yang diamati sehingga dalam pengambilan sampel harus benar-benar baik agar

sampel yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2010:118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas maka, sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah siswa kelas XI.AV.3 program keahlian Teknik Audio Video

(15)

3.1.3 Waktu Peneleitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Mei sampai dengan

Juni 2013.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa:

Metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Sedangkan metode penelitian adalah “Cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan.” (KBBI, 1989:581).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2010:14).

Penelitian ini berjudul Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat

Elektronika-2. Berdasarkan judul tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. “Metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu” (Sugiyono, 2010: 11).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group

Pretest-Posttest Design. Desain ini adalah eksperimen yang dilaksanakan pada

satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding, merupakan pengembangan dari

desain One-Shot Case Study. Pada desain ini terdapat pre-test, sebelum diberi

perlakuan, yaitu penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran.

Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

(16)

Desain penelitian dari One Group Pretest-Posttest Design dapat dilihat pada

gambar berikut :

(Sugiyono, 2010)

Keterangan :

O1 = Pre-test (tes awal)

O2 = Post-test (tes akhir)

X = Treatment/ Perlakuan (pembelajaran menggunakan media software

multisim)

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nasir, 1988:52).

Dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan pemahaman atau perbedaan persepsi,

antara peneliti dan pembaca dalam mengartikan permasalahan ataupun

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Beberapa penjelesan definisi yang digunakan dalam judul penelitian ini,

adalah sebagai berikut:

1. Software Multisim

Software Multisim adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

melakukan simulasi cara kerja sebuah rancangan rangkaian elektronika.

2. Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi.

3. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010: 3), hasil belajar ialah perubahan tingkah laku

yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki

(17)

tersebut hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor. Dengan kata lain, hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar

juga merupakan penilaian yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana

materi yang sudah diterima oleh siswa, baik dari aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor siswa.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Kemudian

Arikunto (2010:169) menyebutkan bahwa variabel adalah gejala yang bervariasi

yang menjadi objek penelitian. Beberapa variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas sering juga disebut sebagai variabel independen, adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas

adalah penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang

menjadi variabel terikat adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran membuat pesawat elektronika-2.

3.5 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu : 1) tahap persiapan

penelitian. 2) tahap pelaksanaan penelitian, 3) tahap pengolahan dan analisis data.

Berikut ini merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada alur

(18)

1) Tahap Persiapan Penelitian Kegiatan ini meliputi :

a. Studi pendahuluan.

b. Studi literatur.

c. Mempelajari silabus untuk menentukan materi pembelajaran dalam

penelitian serta untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang

hendak dicapai.

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian, yaitu berupa instrumen

tes.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian

menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian Kegiatan ini meliputi :

a. Memberikan tes awal/pre-test, bertujuan untuk mengetahui pemahaman

siswa sebelum diberikan perlakuan/treatment.

b. Memberikan perlakuan/treatment dengan cara menggunakan software

Multisim sebagai media pembelajaran.

c. Pada saat pembelajaran menggunakan software Multisim berlangsung

peneliti melakukan observasi terhadap siswa dilihat dari aspek afektif,

dan psikomotor siswa.

d. Memberikan test akhir/post-test, bertujuan untuk mengtahui peningkatan

hasil belajar siswa setelah menggunakan software Mulisim sebagai media

pembelajaran.

3) Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah sebagai berikut:

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test. Membandingkan hasil analisis

tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan

(19)

b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

pengolahan data.

c. Membuat laporan hasil penelitian.

Alur dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah

ini :

(20)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur

nilai variabel-variabel yang diteliti, dan mengumpulkan data-data yang diperlukan

pada saat melakukan penelitian. Sugiyono (2010:148) menyatakan bahwa

“instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari instrumen tes hasil belajar (lembar soal pre-test dan post-test), dan

instrumen lembar observasi.

3.6.1 Instrumen Tes

Menurut Arikunto (2009: 193) tes merupakan “serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data primer penelitian, yaitu

hasil belajar ranah kognitif. Sebelum instrumen tes digunakan, maka perlu

dilakukan beberapa pengujian terhadap instrumen tersebut, yaitu : uji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan, dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Arikunto, 2009: 211). Untuk menguji validitas dari butir soal

yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan

dengan menggunakan rumus korelasi point biserial ( ) :

(21)

Keterangan:

= koefisien korelasi biserial

= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

= rerata skor total

= standar deviasi dari skor total proporsi

= proporsi siswa yang menjawab benar

= proporsi siswa yang menjawab salah

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai

validitas dari butir soal ditunjukkan oleh Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3. 1Kriteria validitas soal

(Arikunto, 2009: 89)

Setelah harga koefisien korelasi diperoleh, selanjutnya dilakukan uji

signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung

dengan menggunakan rumus uji t, yaitu sebagai berikut :

(22)

Kemudian perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat

kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung ≥ ttabel,

maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung < ttabel, maka item soal

dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam

bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya

(Arikunto, 2009:59). Sebuah instrumen dapat dipercaya jika instrumen tersebut

mempunyai hasil yang tetap, apabila digunakan pada waktu yang berbeda-beda.

Selain itu, reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2009:221).

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus

Kuder-Richardson 20 (K-R 20) :

(Arikunto, 2009: 101)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

k : jumlah item dalam instrumen

p : Proporsi subjek yang menjawab b]enar

q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S : Varians total (standar deviasi dari tes)

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus :

∑ ∑

(Arikunto, 2009: 97)

Keterangan :

∑ X : jumlah skor total

(23)

Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan rtabel. Apabila r11 ≥ rtabel, maka

instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila r11 < rtabel, instrumen

dinyatakan tidak reliabel. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen

ditunjukkan oleh tabel 3.2 berikut:

Tabel 3. 2 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar

(Arikunto, 2009: 207). Pengujian tingkat kesukaran dimaksudkan untuk

mengetahui taraf kesukaran yang menunjukan sukar atau mudahnya sebuah soal

apabila dikerjakan. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

(Arikunto, 2009: 208)

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3. 3 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (P) Klasifikasi

(24)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi, dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2009:211). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda

disebut indeks diskriminasi, disingkat D.

Untuk mencari daya pembeda (D) digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:213)

Keterangan :

D : Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai

berikut:

Tabel 3. 4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kualifikasi

0,00 – 0,20

Butir-butir soal yang baik adalah butir – butir soal yang mempunyai indeks

diskriminasi 0.4 sampai 0.7 (Arikunto, 2009: 218).

3.6.2 Instrumen Observasi

Instrumen observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

(25)

1. Pengukuran Ranah Psikomotor

Menurut Arikunto (2009:182) “pengukuran ranah psikomotorik dilakukan

terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan”. Aspek yang dinilai yaitu

keterampilan, dan ketelitian dalam melakukan pengukuran output rangkaian

power amplifier. Kriteria penilaian hasl belajar siswa ranah psikomotor pada mata

pelajaran MPE-2 dapat dilihat pada tabel 3. 5 dibawah ini :

Tabel 3. 5 Kriteria pengukuran aspek psikomotor

No. Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

1. Keterampilan menggunakan

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa ranah psikomotor dapat dilihat pada tabel 3. 6 berikut ini :

Tabel 3. 6 Instrumen pengukuran ranah psikomotor

No. Nama Siswa Aspek yang diukur Jumlah

Skor Nilai Keterampilan Ketelitian

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala

0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:

(26)

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari

rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap

aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅

2. Pengukuran Ranah Afektif

Menurut Arikunto (2009:178) pengukuran ranah afektif mempunyai tujuan

sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) bagi guru maupun siswa

sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang

dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan

tingkah laku anak didik, memberi laporan kepada orang tua, dan

penentuan lulus tidaknya anak didik.

c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang

tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta

karakteristik anak didik.

d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah

laku anak didik (Depdikbud, 1983:2).

Berdasarkan beberapa tujuan diatas, maka sasaran penilaian dalam

pengukuran ranah afektif adalah perilaku siswa. Aspek yang dinilai pada

penelitian ini meliputi aspek kerjasama, dan keterbukaan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Kriteria penilaian hasl belajar siswa ranah afektif pada mata

(27)

Tabel 3. 7 Kriteria pengukuran aspek afektif

No. Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

1. Kerjasama dalam melakukan pengukuran

90 – 100 Baik sekali

80 – 89 Baik

75 – 79 Cukup

< 75 Kurang

2. Keterbukaan dalam melakukan pengukuran

90 – 100 Baik sekali

80 – 89 Baik

75 – 79 Cukup

< 75 Kurang

Instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3. 8 berikut ini :

Tabel 3. 8 Instrumen pengukuran ranah afektif

No. Nama Siswa Aspek yang dukur Jumlah

Skor Nilai Kerjasama Keterbukaan

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala

0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:

(Arikunto, 2009: 183)

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari

nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata

setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(28)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Beberapa

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penalitian ini adalah sebagai

berikut ;

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan. Tujuannya

untuk mengetahui beberapa hal seperti: situasi pembelajaran, metode

pembelajaran, dan media yang digunakan dalam pembelajaran Membuat

Pesawat Elektronika-2 (MPE-2).

2. Studi literatur, dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta

mengutip pendapat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, skripsi,

internet, dan berbagai sumber yang lainnya. Studi literatur bertujuan untuk

mendapatkan berbagai informasi ataupun teori penunjang yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan (Arikunto, 2009:53). Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar

berbentuk tes objektif berupa soal pilihan ganda dengan lima alternatif

jawaban. Tes dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test

diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai

subjek penelitian, sedangkan post-test bertujuan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah menggunakan

software Multisim sebagai media pembelajaran.

4. Observasi, seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam Sugiyono

(2010:203), “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis”.

Melalui observasi, peneliti memperoleh gambaran-gambaran mengenai

aspek psikomotorik dan afektif siswa selama proses pembelajaran dengan

(29)

3.8 Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah seluruh dari dari

responden dan sumber data lainnya terkumpul. Menurut Sugiyono (2010:207)

teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat

dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik

inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.

Data evaluatif, yang dikumpulkan melalui teknik tes tulis berupa pre-test

sebelum diberi perlakuan dan post-test sesudah diberi perlakuan media

pembelajaran software multisim dihitung menggunakan statistik inferensial.

Sedangkan data yang diperoleh melalui observasi akan diuraikan secara

deskriptif naratif, Menurut Sugiyono (2010:208) dalam statistik deskriptif

penyajian datanya melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,

perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan

standar deviasi dan perhitungan persentase. Oleh karena itu statistik yang

digunakan untuk menganalisa data yang dikumpulkan melalui lembar observasi

adalah statistik deskriptif, dan menggunakan analisis deskriptif persentase.

3.8.1 Analisis Data Pre-test dan Post-test

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pre-test), dan hasil belajar siswa ramah kognitif setelah

diberikan perlakuan digunakannya software Multisim sebagai media pembelajaran

(post-test). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pre-test

post-test yaitu memberikan skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai. Skor

untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu

jawaban benar diberi skor satu, dan jawaban salah atau butir soal yang tidak

dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah

jawaban yang benar, kemudian skor yang diperoleh tersebut dirubah menjadi nilai

dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa = 

(30)

3.8.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang

diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Chi Kuadrat (x2) satu

sampel adalah, teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam

populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, dimana data berbentuk nominal dan

sampelnya besar (Sugiyono, 2012:107). Dibawah ini adalah rumus dasar dari Chi

Kuadrat (x2):

(Sugiyono, 2012:107)

Keterangan :

x2 : Chi Kuadrat

: frekuensi yang diobservasi

: frekuensi yang diharapkan

Menurut Sugiyono (2012: 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat

dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data

yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal baku / standar (a). Gambar 3.1

menunjukan bentuk kurva baku, dan kurva distribusi data yang akan diuji

normalitasnya :

Gambar 3. 2 (a) Kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)

Menurut Sugiyono (2012: 80), untuk menghitung besarnya nilai

(31)

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan

chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal

Baku).

2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:

3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi

Tabel 3. 9 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2

Keterangan :

fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap

bidang dikalikan dengan n)

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo – fh) dan

dan menjumlahkannya.

Harga merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel

dengan ketentuan :

Jika :

hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal

(32)

3.8.3 Uji Proporsi Pihak Kiri

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis

deskriptif. Karena H0 berbunyi “lebih besar sama dengan” (≥) dan Ha berbunyi

“lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.

(Sudjana, 2005: 233)

Keterangan:

Z : nilai Z hitung

: nilai yang dihipotesiskan

: jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria

: jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari

daftar normal baku, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung

maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.8.4 Analisis Hipotesis

Analisis hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang ada

didalam penelitian ini diterima, atau ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis ranah kognitif

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih

dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah

kognitif mencapai nilai KKM (75).

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika

kurang dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif

(33)

H0 : μ ≥ 75%

Ha : μ < 75%

2. Hipotesis ranah afektif

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih

dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam

kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan

pengukuran rangkaian power amplifier.

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika

kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori

minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan

pengukuran rangkaian power amplifier.

H0: π ≥ 75%

Ha: π < 75%

3. Hipotesis ranah psikomotor

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih

dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam

kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan

dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika

kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori

minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan

pengukuran rangkaian power amplifier.

H0: π ≥ 75%

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai “Penggunaan Software Multisim Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat

Elektronika-2” yang dilakukan di SMK Negeri 4 Bandung, diperoleh beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian

power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif sebagian

besar dari keseluruhan siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian

mencapai nilai KKM pada tes akhir ranah kognitif yang telah ditentukan.

2. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian

power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah afektif yang

berkenaan dengan kerjasama, dan keterbukaan melakukan praktek

pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar dari keseluruhan siswa

mencapai nilai KKM.

3. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian

power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah psikomotor yang

berkenaan dengan keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian

melakukan praktek pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar

(35)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, ada beberapa saran

baik untuk siswa ataupun bagi guru yang mengajarkan mata pelajaran MPE-2,

berikut adalah saran dari hail penelitian ini :

1. Disarankan menggunakan PC/laptop yang telah terinstal software Multisim

dalam pembelajaran MPE-2, karena hal ini akan sangat membantu sekali

dalam pelaksanaan pembelajaran MPE-2.

2. Sebelum melasanakan praktek pengukuran elektronika, baik guru ataupun

siswa, hendaknya melakukan simulasi/latihan terlebih dahulu dengan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Gunawan, Imam. dan Palupi, Anggraini Retno (2013). Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian.

[Online].Tersedia:http://www.google.com/2_Imamgun&Anggraini_Takson omi Bloom-Revisi Ranah Kognitif.pdf [07 Oktober 2013].

Prayogo, Iqbal Nurasyied. (2012). Penerapan Media Belajar Trainer Plc Omron Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemerograman Plc. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sadiman, Arief, dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santyasa, Wayan I. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://www.freewebs.comsantyasapdf2MEDIA_PEMBEL AJARAN.pdf [31 Oktober 2012].

(37)

Siregar, Evelin. dan Prawiradilaga, D.,S. (2004). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.

Supriatna, Deni. (2012). Penggunaan Perangkat Lunak Power Simulator (PSIM) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Elektronika Analog. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gambar

gambar berikut :
Gambar 3. 1 Alur penelitian
Tabel 3. 1 Kriteria validitas soal
Tabel 3. 2 Kriteria Reliabilitas Soal
+6

Referensi

Dokumen terkait

There's one final step to validating our classification tree, which is to run our test set through the model and ensure that accuracy of the model when evaluating

Pengkodean kanal (channel coding) sering digunakan dalam sistem komunikasi digital untuk melindungi informasi digital dari noise dan.. interferensi dan mengurangi jumlah

Lampiran daftar paket Pemilihan Langsung dan Pelelangan Sederhana Pascakualifikasi Pengadaan Barang / Jasa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kerinci Tahun

)URP WKH UHVXOW RI UHVSRQGHQWV assuming that Jayapura and Abepura are two VHSDUDWHGFLWLHVWKHUHZDVDIROORZXSLQTXLU\ on the image of Jayapura and Abepura as

Kimia Farma Trading &amp; Distribution dilihat dari [1] perspektif finansial dari tahun 2005 s/d 2007 untuk rasio likuiditas mengalami penurunan, rasio solvabilitas

Penulisan ilmiah ini merupakan pembuatan aplikasi persediaan alat kontrasepsi tampilan windows yang berhubungan serta berinteraksi dengan database dan menggunakan fasilitas yang

- diisi oleh Kepala Sub Bagian Tata UsalE atau Kepala Sub Bagian UEula pada masing-masiDg unit kerja di Kejalsaen Agung RI. - diisi oleh Kep€la Sub

Dengan demikian, “historiografi pembebasan” ini lebih banyak menyangkut upaya pemikiran agar historiografi memiliki fungsi yang signifikan dalam ikut memecahkan