PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Prgram Studi Pendidikan Teknik Elektro
Oleh
AHMAD SADELI E.0451.0800482
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Penggunaan Software Multisim
Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran
Membuat Pesawat Elektronika-2
Oleh Ahmad Sadeli
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Ahmad Sadeli 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482
PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2
Disetujui dan disahkan oleh :
Mengetahui, Pembimbing I,
Drs. Tjetje Gunawan NIP. 19511122 198101 1 001
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,
Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE NIP. 19551204 198103 1 002
Pembimbing II,
ABSTRAK
PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIMUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2
Oleh : Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482
Penelitian mengenai penggunaan software Multisim untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2), dilakukan pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 4 Bandung. Dilatarbelakangi oleh kecenderungan dalam proses pelaksanaan praktikum MPE-2 yang sering terkendala (keterbatasan alat dan bahan dalam praktikum kesalahan pengukuran yang menimbulkan kerusakan alat ukur, kesalahan dalam merangkai rangkaian amplifier), dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM pada mata pelajaran MPE-2. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu digunakannya software Multisim sebagai media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis), afektif (kerjasama, dan keterbukaan dalam melakukan pengukuran), dan psikomotor (keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian melakukan pengukuran) siswa setelah menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, dengan desain one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar (kognitif), dan observasi (afektif, dan psikomotor). Hasil penelitian untuk ranah kognitif, diperoleh nilai rata-rata pre-test sebesar 51.97, dan rata-rata post-test sebesar 81.33. Hasil belajar pada ranah afektif diperoleh nilai rata-rata sebesar 82.3, dan hasil belajar pada ranah psikmotor diperoleh nilai rata-rata sebesar 80.7. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, penggunaan software Multisim dapat meningkatkan hasil belajar dilihat dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, yang dibuktikan dengan sebagian besar dari jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian, memperoleh nilai melampaui standar KKM.
ABSTRACT
PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2
By : Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482
The Research about use Multisim software to improve student learning outcomes in subjects Makes Electronics Aircraft-2nd (MPE-2), conducted in class XI Technical Expertise Programme Audio Video SMK Negeri 4 Bandung. Motivated by the trend in the process of practical implementation is often constrained MPE-2 (limited equipment and materials in the lab, measurement error gauge damaged, the error amplifier in the circuit arrangement), and the number of students who received grades below the standard KKM on subjects MPE - 2 . One of the efforts made to overcome this problem, the use of Multisim software as a learn medium. This study aims to determine the increase in the cognitive learn outcomes (remembering, understanding, applying, analyzing), affective (cooperation, and openness in the conduct of measurement), and psychomotor (skills using measuring tools, and precision measuring ) the students after use Multisim software as a learning medium. The research method used was experimental research methods, the design of one group pretest - posttest design . Instruments used in data collection is achievement test (cognitive), and observation (affective, and psychomotor). The results for the cognitive, the value of the average pre - test was 51.97, and the average post-test of 81.33. Learning outcomes in the affective domain obtained an average value of 82.3 , and learning outcomes in the domain of values obtained psikmotor average of 80.7. Based on the research results that have been obtained, Multisim software used to improve learn outcomes seen from the cognitive, affective, and psychomotor students, as evidenced by the large majority of students enrolled in the research sample, obtaining value beyond standard KKM.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iii
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran ... 6
2.1.1 Definisi Media Pembelajaran ... 6
2.1.2 Fungsi Media Pembelajaran ... 7
2.1.3 Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ... 8
2.1.4 Posisi Media Pembelajaran ... 12
2.1.5 Dasar Pertimbangan Memilih Media Pembelajaran ... 12
2.2 Hasil Belajar ... 14
2.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... 14
2.2.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 15
2.2.3 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 18
2.2.4 Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 19
2.2.5 Pengukuran KKM ... 20
2.3 Software Multisim ... 20
2.4.1 Multimeter ... 21
2.4.2 Audio Frequency Generator ... 24
2.4.3 Oscilloscope (CRO) ... 26
2.5 Penelitian Terdahulu ... 28
2.6 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian ... 31
3.1.1 Lokasi Penelitian ... 31
4.3 Analisis Data Penelitian ... 55
4.3.1 Hasil Pengukuran Ranah Kognitif ... 55
4.3.1.1 Hasil uji Normalitas Data ... 55
4.3.1.2 Hasil Pre-test dan Post-test ... 56
4.3.2 Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 58
4.3.3 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor ... 58
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis ... 59
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 65
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan
nasional, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik
individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, material, spiritual, maupun
kematangan berfikir, dengan kata lain pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pada pelaksanaanya, proses pendidikan atau proses
belajar mengajar untuk teori dan pelajaran praktek digabungkan dalam satu
kegiatan belajar, begitu pula dalam mata pelajaran Membuat Pesawat
Elektronika-2 (MPE-Elektronika-2).
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh peneliti selama melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 4 Bandung, penulis
melihat bahwa kecenderungan dalam proses pelaksanaan praktikum MPE-2 sering
terkendala (keterbatasan alat dan bahan dalam praktikum, kesalahan pengukuran
yang menimbulkan kerusakan alat ukur, kesalahan dalam merangkai rangkaian
amplifier), dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM
pada mata pelajaran MPE-2. Seiring dengan perkembangan teknologi keterbatasan
itu dapat diatasi, karena kegiatan praktikum saat ini dapat dibantu dengan
menggunakan komputer yang menyediakan berbagai perangkat lunak/software
simulasi, salah satunya yaitu Software Multisim.
Software Multisim adalah, program simulator yang dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran yang digunakan untuk melakukan simulasi cara kerja sebuah
rangkaian elektronika. Selain itu, dengan Multisim kita dapat membuat skematik
rangkaian elektronika dan dapat langsung mengubah rangkaian elektronika
tersebut menjadi lay-out pcb. Jika dibandingkan dengan software simulator
lainnya, Multisim memiliki banyak keunggulan, seperti : ukuran file yang cukup
kecil, sehingga pada saat mengoperasikannya tidak mengurangi kinerja komputer
yang digunakan, cara mengoperasikannya yang relatif mudah, komponen
arus lemah), hampir semua pemodelannya tersedia didalam library komponen
yang ada pada Multisim.
Multisim merupakan media yang sangat cocok digunakan untuk melakukan
simulasi Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2), karena didalam software ini
terdapat berbagai macam tipe komponen elektronika, dan berbagai jenis alat ukur,
sehingga sangat memungkinkan untuk mempermudah peserta didik dalam
melakukan perancangan suatu rangkaian elektronika, hingga proses pengukuran.
Dalam pelaksanaannya, dengan menggunakan software Multisim diharapkan
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat melakukan praktikum MPE-2
dapat diminimalisir. Selain itu, dengan penggunaan software Multisim dapat
menghemat waktu dan biaya, ketika akan merangkai sebuah rangkaian elektronika
tidak perlu membeli alat dan bahan terlebih dahulu, karena didalam software ini
terdapat library dan measure software yang berisi berbagai jenis komponen dan
alat ukur elektronika.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil topik peneltitian dengan
judul “Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2”.
1. 2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan penjelasan dalam latar belakang diatas, maka permasalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran
rangkaian power amplifier ditinjau dari ranah kognitif?
2. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran
rangkaian power amplifier ditinjau dari ranah afektif?
3. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran
1. 3 Tujuan Penetian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar
ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan) siswa pada pembelajaran pengukuran
rangkaian power amplifier dengan menggunakan software Multisim
sebagai media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar
ranah afektif (kerjasama, dan keterbukaan dalam melakukan pengukuran)
siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier dengan
menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar
ranah psikomotorik (keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian
melakukan pengukuran) siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian
power amplifier dengan menggunakan software Multisim sebagai media
pembelajaran.
1. 4 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran dengan software Multisim ini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memahami materi
pembelajaran menerapkan dasar pembuatan pesawat elektronika secara
mudah.
2. Bagi guru, penggunaan media pembelajaran software Multisim ini dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar
siswa meningkat.
3. Bagi sekolah, penggunaan media pembelajarn software Multisim ini dapat
dijadikan sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran.
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dalam penggunaan media
1. 5 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah software
Multisim.
2. Materi pada mata pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2)
dibatasi pada kompetensi dasar pengukuran rangkaian power amplifier.
3. Hasil belajar yang diteliti meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
4. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas XI Program Keahlian
Teknik Audio Video di SMK Negeri 4 Bandung.
1. 6 Struktur Organisasi Skripsi
Agar penulisan skripsi mengarah pada maksud yang sesuai dengan judul,
maka penulisan ini peneliti susun berdasarkan struktur organisasi skripsi yang
telah ditentukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2012, struktur
organisasi skripsi tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan, pada bab ini peneliti menguraikan latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.
BAB II
Kajian pustaka, berisi mengenai landasan teori yang meliputi teori-teori
yang pendukung penelitian, beberapa penelitian terdahulu terkait dengan
penelitian ini dan hipotesis penelitian.
BAB III
Metode penelitian, berisi pembahasan mengenai lokasi, populasi dan sampel
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur
dan alur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis
BAB IV
Hasil penelitian dan pembahasan, berisi data dalam bentuk hasil, dan
pembahasan penelitian untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah
peneliti rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan analisis dari hasil penelitian.
BAB V
Pada bab ini penulis akan memberikan simpulan dan rekomendasi
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas mengenai lokasi, populasi, sampel, dan waktu
penelitian dari penulisan skripsi ini.
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat berlangsungnya penelitian, yaitu SMK
Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kliningan No. 6 Bandung Jawa Barat.
3.1.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri dari atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Menurut Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah siswa kelas XI program keahlian Teknik Audio
Video SMK Negeri 4 Bandung tahun pembelajaran 2012/2013.
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010:174), yang dimaksud sampel adalah “sebagian
atau wakil populasi yang diteliti.” Sampel harus dapat mewakili seluruh populasi yang diamati sehingga dalam pengambilan sampel harus benar-benar baik agar
sampel yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2010:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka, sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah siswa kelas XI.AV.3 program keahlian Teknik Audio Video
3.1.3 Waktu Peneleitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Mei sampai dengan
Juni 2013.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa:
Metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Sedangkan metode penelitian adalah “Cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan.” (KBBI, 1989:581).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2010:14).
Penelitian ini berjudul “Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat
Elektronika-2”. Berdasarkan judul tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. “Metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu” (Sugiyono, 2010: 11).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest Design. Desain ini adalah eksperimen yang dilaksanakan pada
satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding, merupakan pengembangan dari
desain One-Shot Case Study. Pada desain ini terdapat pre-test, sebelum diberi
perlakuan, yaitu penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran.
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
Desain penelitian dari One Group Pretest-Posttest Design dapat dilihat pada
gambar berikut :
(Sugiyono, 2010)
Keterangan :
O1 = Pre-test (tes awal)
O2 = Post-test (tes akhir)
X = Treatment/ Perlakuan (pembelajaran menggunakan media software
multisim)
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nasir, 1988:52).
Dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan pemahaman atau perbedaan persepsi,
antara peneliti dan pembaca dalam mengartikan permasalahan ataupun
istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
Beberapa penjelesan definisi yang digunakan dalam judul penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
1. Software Multisim
Software Multisim adalah perangkat lunak yang digunakan untuk
melakukan simulasi cara kerja sebuah rancangan rangkaian elektronika.
2. Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
3. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2010: 3), hasil belajar ialah perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki
tersebut hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Dengan kata lain, hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar
juga merupakan penilaian yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana
materi yang sudah diterima oleh siswa, baik dari aspek kognitif, afektif
maupun psikomotor siswa.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Kemudian
Arikunto (2010:169) menyebutkan bahwa variabel adalah gejala yang bervariasi
yang menjadi objek penelitian. Beberapa variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas sering juga disebut sebagai variabel independen, adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas
adalah penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel terikat adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran membuat pesawat elektronika-2.
3.5 Prosedur dan Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu : 1) tahap persiapan
penelitian. 2) tahap pelaksanaan penelitian, 3) tahap pengolahan dan analisis data.
Berikut ini merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada alur
1) Tahap Persiapan Penelitian Kegiatan ini meliputi :
a. Studi pendahuluan.
b. Studi literatur.
c. Mempelajari silabus untuk menentukan materi pembelajaran dalam
penelitian serta untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang
hendak dicapai.
d. Menentukan sampel penelitian.
e. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian, yaitu berupa instrumen
tes.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian
menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
2) Tahap Pelaksanaan Penelitian Kegiatan ini meliputi :
a. Memberikan tes awal/pre-test, bertujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa sebelum diberikan perlakuan/treatment.
b. Memberikan perlakuan/treatment dengan cara menggunakan software
Multisim sebagai media pembelajaran.
c. Pada saat pembelajaran menggunakan software Multisim berlangsung
peneliti melakukan observasi terhadap siswa dilihat dari aspek afektif,
dan psikomotor siswa.
d. Memberikan test akhir/post-test, bertujuan untuk mengtahui peningkatan
hasil belajar siswa setelah menggunakan software Mulisim sebagai media
pembelajaran.
3) Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test. Membandingkan hasil analisis
tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan
b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data.
c. Membuat laporan hasil penelitian.
Alur dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah
ini :
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
nilai variabel-variabel yang diteliti, dan mengumpulkan data-data yang diperlukan
pada saat melakukan penelitian. Sugiyono (2010:148) menyatakan bahwa
“instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari instrumen tes hasil belajar (lembar soal pre-test dan post-test), dan
instrumen lembar observasi.
3.6.1 Instrumen Tes
Menurut Arikunto (2009: 193) tes merupakan “serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data primer penelitian, yaitu
hasil belajar ranah kognitif. Sebelum instrumen tes digunakan, maka perlu
dilakukan beberapa pengujian terhadap instrumen tersebut, yaitu : uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan, dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat (Arikunto, 2009: 211). Untuk menguji validitas dari butir soal
yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan
dengan menggunakan rumus korelasi point biserial ( ) :
√
Keterangan:
= koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
= rerata skor total
= standar deviasi dari skor total proporsi
= proporsi siswa yang menjawab benar
= proporsi siswa yang menjawab salah
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai
validitas dari butir soal ditunjukkan oleh Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3. 1Kriteria validitas soal
(Arikunto, 2009: 89)
Setelah harga koefisien korelasi diperoleh, selanjutnya dilakukan uji
signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung
dengan menggunakan rumus uji t, yaitu sebagai berikut :
√
Kemudian perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat
kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung ≥ ttabel,
maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung < ttabel, maka item soal
dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam
bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya
(Arikunto, 2009:59). Sebuah instrumen dapat dipercaya jika instrumen tersebut
mempunyai hasil yang tetap, apabila digunakan pada waktu yang berbeda-beda.
Selain itu, reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2009:221).
Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus
Kuder-Richardson 20 (K-R 20) :
∑
(Arikunto, 2009: 101)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
k : jumlah item dalam instrumen
p : Proporsi subjek yang menjawab b]enar
q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)
Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S : Varians total (standar deviasi dari tes)
Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus :
∑ ∑
(Arikunto, 2009: 97)
Keterangan :
∑ X : jumlah skor total
Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan rtabel. Apabila r11 ≥ rtabel, maka
instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila r11 < rtabel, instrumen
dinyatakan tidak reliabel. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen
ditunjukkan oleh tabel 3.2 berikut:
Tabel 3. 2 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar
(Arikunto, 2009: 207). Pengujian tingkat kesukaran dimaksudkan untuk
mengetahui taraf kesukaran yang menunjukan sukar atau mudahnya sebuah soal
apabila dikerjakan. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
(Arikunto, 2009: 208)
Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 3.3 berikut :
Tabel 3. 3 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (P) Klasifikasi
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi, dengan siswa yang berkemampuan
rendah (Arikunto, 2009:211). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi, disingkat D.
Untuk mencari daya pembeda (D) digunakan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2009:213)
Keterangan :
D : Daya Pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas
JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai
berikut:
Tabel 3. 4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kualifikasi
0,00 – 0,20
Butir-butir soal yang baik adalah butir – butir soal yang mempunyai indeks
diskriminasi 0.4 sampai 0.7 (Arikunto, 2009: 218).
3.6.2 Instrumen Observasi
Instrumen observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
1. Pengukuran Ranah Psikomotor
Menurut Arikunto (2009:182) “pengukuran ranah psikomotorik dilakukan
terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan”. Aspek yang dinilai yaitu
keterampilan, dan ketelitian dalam melakukan pengukuran output rangkaian
power amplifier. Kriteria penilaian hasl belajar siswa ranah psikomotor pada mata
pelajaran MPE-2 dapat dilihat pada tabel 3. 5 dibawah ini :
Tabel 3. 5 Kriteria pengukuran aspek psikomotor
No. Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria
1. Keterampilan menggunakan
Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa ranah psikomotor dapat dilihat pada tabel 3. 6 berikut ini :
Tabel 3. 6 Instrumen pengukuran ranah psikomotor
No. Nama Siswa Aspek yang diukur Jumlah
Skor Nilai Keterampilan Ketelitian
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala
0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:
Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari
rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap
aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
̅
2. Pengukuran Ranah Afektif
Menurut Arikunto (2009:178) pengukuran ranah afektif mempunyai tujuan
sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) bagi guru maupun siswa
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.
b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang
dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan
tingkah laku anak didik, memberi laporan kepada orang tua, dan
penentuan lulus tidaknya anak didik.
c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang
tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta
karakteristik anak didik.
d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah
laku anak didik (Depdikbud, 1983:2).
Berdasarkan beberapa tujuan diatas, maka sasaran penilaian dalam
pengukuran ranah afektif adalah perilaku siswa. Aspek yang dinilai pada
penelitian ini meliputi aspek kerjasama, dan keterbukaan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Kriteria penilaian hasl belajar siswa ranah afektif pada mata
Tabel 3. 7 Kriteria pengukuran aspek afektif
No. Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria
1. Kerjasama dalam melakukan pengukuran
90 – 100 Baik sekali
80 – 89 Baik
75 – 79 Cukup
< 75 Kurang
2. Keterbukaan dalam melakukan pengukuran
90 – 100 Baik sekali
80 – 89 Baik
75 – 79 Cukup
< 75 Kurang
Instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3. 8 berikut ini :
Tabel 3. 8 Instrumen pengukuran ranah afektif
No. Nama Siswa Aspek yang dukur Jumlah
Skor Nilai Kerjasama Keterbukaan
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala
0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:
(Arikunto, 2009: 183)
Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari
nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata
setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Beberapa
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penalitian ini adalah sebagai
berikut ;
1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan. Tujuannya
untuk mengetahui beberapa hal seperti: situasi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan media yang digunakan dalam pembelajaran Membuat
Pesawat Elektronika-2 (MPE-2).
2. Studi literatur, dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta
mengutip pendapat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, skripsi,
internet, dan berbagai sumber yang lainnya. Studi literatur bertujuan untuk
mendapatkan berbagai informasi ataupun teori penunjang yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan (Arikunto, 2009:53). Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar
berbentuk tes objektif berupa soal pilihan ganda dengan lima alternatif
jawaban. Tes dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test
diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai
subjek penelitian, sedangkan post-test bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah menggunakan
software Multisim sebagai media pembelajaran.
4. Observasi, seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam Sugiyono
(2010:203), “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis”.
Melalui observasi, peneliti memperoleh gambaran-gambaran mengenai
aspek psikomotorik dan afektif siswa selama proses pembelajaran dengan
3.8 Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah seluruh dari dari
responden dan sumber data lainnya terkumpul. Menurut Sugiyono (2010:207)
teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat
dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik
inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.
Data evaluatif, yang dikumpulkan melalui teknik tes tulis berupa pre-test
sebelum diberi perlakuan dan post-test sesudah diberi perlakuan media
pembelajaran software multisim dihitung menggunakan statistik inferensial.
Sedangkan data yang diperoleh melalui observasi akan diuraikan secara
deskriptif naratif, Menurut Sugiyono (2010:208) dalam statistik deskriptif
penyajian datanya melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan
standar deviasi dan perhitungan persentase. Oleh karena itu statistik yang
digunakan untuk menganalisa data yang dikumpulkan melalui lembar observasi
adalah statistik deskriptif, dan menggunakan analisis deskriptif persentase.
3.8.1 Analisis Data Pre-test dan Post-test
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pre-test), dan hasil belajar siswa ramah kognitif setelah
diberikan perlakuan digunakannya software Multisim sebagai media pembelajaran
(post-test). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pre-test
post-test yaitu memberikan skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai. Skor
untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu
jawaban benar diberi skor satu, dan jawaban salah atau butir soal yang tidak
dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah
jawaban yang benar, kemudian skor yang diperoleh tersebut dirubah menjadi nilai
dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai siswa = 
3.8.2 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Chi Kuadrat (x2) satu
sampel adalah, teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam
populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, dimana data berbentuk nominal dan
sampelnya besar (Sugiyono, 2012:107). Dibawah ini adalah rumus dasar dari Chi
Kuadrat (x2):
∑
(Sugiyono, 2012:107)
Keterangan :
x2 : Chi Kuadrat
: frekuensi yang diobservasi
: frekuensi yang diharapkan
Menurut Sugiyono (2012: 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat
dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data
yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal baku / standar (a). Gambar 3.1
menunjukan bentuk kurva baku, dan kurva distribusi data yang akan diuji
normalitasnya :
Gambar 3. 2 (a) Kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)
Menurut Sugiyono (2012: 80), untuk menghitung besarnya nilai
1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan
chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal
Baku).
2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:
3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi
Tabel 3. 9 Tabel Distribusi Frekuensi
Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2
Keterangan :
fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi
fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap
bidang dikalikan dengan n)
4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)
5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh) dan
dan menjumlahkannya.
Harga merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).
6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel
dengan ketentuan :
Jika :
hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal
3.8.3 Uji Proporsi Pihak Kiri
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis
deskriptif. Karena H0 berbunyi “lebih besar sama dengan” (≥) dan Ha berbunyi
“lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.
√
(Sudjana, 2005: 233)
Keterangan:
Z : nilai Z hitung
: nilai yang dihipotesiskan
: jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria
: jumlah sampel
Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari
daftar normal baku, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung
≤ maka H0 ditolak dan Ha diterima.
3.8.4 Analisis Hipotesis
Analisis hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang ada
didalam penelitian ini diterima, atau ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis ranah kognitif
H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih
dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah
kognitif mencapai nilai KKM (75).
Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika
kurang dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif
H0 : μ ≥ 75%
Ha : μ < 75%
2. Hipotesis ranah afektif
H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih
dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam
kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan
pengukuran rangkaian power amplifier.
Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika
kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori
minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan
pengukuran rangkaian power amplifier.
H0: π ≥ 75%
Ha: π < 75%
3. Hipotesis ranah psikomotor
H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih
dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam
kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan
dengan pengukuran rangkaian power amplifier.
Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika
kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori
minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan
pengukuran rangkaian power amplifier.
H0: π ≥ 75%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai “Penggunaan Software Multisim Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat
Elektronika-2” yang dilakukan di SMK Negeri 4 Bandung, diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian
power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif sebagian
besar dari keseluruhan siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian
mencapai nilai KKM pada tes akhir ranah kognitif yang telah ditentukan.
2. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian
power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah afektif yang
berkenaan dengan kerjasama, dan keterbukaan melakukan praktek
pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar dari keseluruhan siswa
mencapai nilai KKM.
3. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian
power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah psikomotor yang
berkenaan dengan keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian
melakukan praktek pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, ada beberapa saran
baik untuk siswa ataupun bagi guru yang mengajarkan mata pelajaran MPE-2,
berikut adalah saran dari hail penelitian ini :
1. Disarankan menggunakan PC/laptop yang telah terinstal software Multisim
dalam pembelajaran MPE-2, karena hal ini akan sangat membantu sekali
dalam pelaksanaan pembelajaran MPE-2.
2. Sebelum melasanakan praktek pengukuran elektronika, baik guru ataupun
siswa, hendaknya melakukan simulasi/latihan terlebih dahulu dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Gunawan, Imam. dan Palupi, Anggraini Retno (2013). Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian.
[Online].Tersedia:http://www.google.com/2_Imamgun&Anggraini_Takson omi Bloom-Revisi Ranah Kognitif.pdf [07 Oktober 2013].
Prayogo, Iqbal Nurasyied. (2012). Penerapan Media Belajar Trainer Plc Omron Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemerograman Plc. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sadiman, Arief, dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Santyasa, Wayan I. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://www.freewebs.comsantyasapdf2MEDIA_PEMBEL AJARAN.pdf [31 Oktober 2012].
Siregar, Evelin. dan Prawiradilaga, D.,S. (2004). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.
Supriatna, Deni. (2012). Penggunaan Perangkat Lunak Power Simulator (PSIM) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Elektronika Analog. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.