• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Word of Mouth terhadap Minat Beli Konsumen Trans Studio Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Word of Mouth terhadap Minat Beli Konsumen Trans Studio Bandung."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

vi

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN WORD OF MOUTH

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

(STUDI KASUS PADA TRANS STUDIO BANDUNG)

Fajar Maulana– 1152322

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Trans Studio Bandung merupakan salah satu usaha dibidang pariwisata.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kualitas pelayanan dan

word of mouth terhadap minat beli konsumen pada Trans Studio Bandung.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regretion Analysis.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 konsumen pada

Trans Studio Bandung. Berdasarkan hasil kuesioner maka akan diperoleh data

yang kemudian digunakan dalam perhitungan Regretion Analysis. Hasil dalam

penelitian ini menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan

terhadap minat beli konsumen pada Trans Studio Bandung. Selain itu juga word

of mouth berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Trans Studio Bandung.

Kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan word of

mouth berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada Trans Studio Bandung.

Secara simultan kualitas pelayanan dan word of mouth berpengaruh terhadap

minat beli konsumen pada Trans Studio Bandung.

(2)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN WORD OF MOUTH

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

(STUDI KASUS PADA TRANS STUDIO BANDUNG)

Fajar Maulana– 1152322

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Trans Studio Bandung is one of the efforts in the field of tourism. The purpose of

this study was to analyze the influence of the quality of service and word of

mouth to the consumer purchase interest in Trans Studio Bandung. The analytical

method used in this study is Regretion Analysis. The sample used in this study

were as many as 100 customers at Trans Studio Bandung. Based on the results of

the questionnaire will be obtained data are then used in the calculation of

Regretion Analysis. The results in this study stated that the quality of service

significantly influence consumer purchase interest in Trans Studio Bandung.

There was also word of mouth influence on consumer purchase interest in Trans

Studio Bandung. Service quality has a greater influence than word of mouth

influence on consumer purchase interest in Trans Studio Bandung.

Simultaneously the quality of service and word of mouth influence on consumer

purchase interest in Trans Studio Bandung.

(3)

ix

SURAT PERNYATAAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN………iii

KATA PENGANTAR………...iv

2.1.2 Manajemen Pemasaran Pariwisata…..………...10

2.1.2.1 Fungsi Pemasaran Pariwisata………12

2.1.3 Kualitas Pelayanan ……...……...………...13

2.1.3.1 Definisi Kualitas Pelayanan...13

2.1.3.2 Pendekatan Kualitas Pelayanan………...14

2.1.3.3 Dimensi Kualitas Pelayanan……….15

2.1.3.4 Faktor Penyebab Buruknya Kualitas Pelayanan...16

2.1.4 Word of Mouth ...19

2.1.4.1 Definisi Word of Mouth ...19

2.1.4.2 Indikator Word of Mouth…......20

2.1.5 Perilaku Konsumen…...………...………...…….20

2.1.6 Minat Beli…………...………...………...……..21

2.1.6.1 Definisi Minat Beli………...21

2.1.6.2 Indikator Minat Bel………..22

2.1.6.3 Jenis Keputusan Membeli Konsumen………..22

2.2 Rerangka Pemikiran……….24

2.3 Studi Terdahulu…... ………...………...…....25

2.4 Pengembangan Hipotesis...28

(4)

3.2 Populasi, Sampel………..30

3.3 Teknik Pengambilan Sampel……….………31

3.4 DOV (Definisi Operasional Variabel………..…...…...32

3.5 Metode Pengumpulan Data………...………..……….33

3.6 Metode Analisis Data………...33

3.6.1 Uji Validitas……….35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan……..………..…...39

4.2.1.1 Uji Validias Kualitas Pelayanan (X1)...44

4.2.1.2Uji Validitas Word of Mouth (X2)…...45

4.2.1.3 Uji Validias Minat Beli (Y)………..…..45

4.2.2 Uji Reliabilitas………..…..46

4.2.3 Uji Normalitas………....48

4.2.3.1 Uji Normalitas Kualitas Pelayanan (X1)………..….50

4.2.3.2 Uji Normalitas Word of Mouth (X2)………...50

4.2.3.3 Uji Normalitas Minat Beli (Y)………..….51

4.3 Pembahasan………..53

4.3.1 Analisis Korelasi Kualitas Pelayanan, Word of Mouth, dan Minat beli..53

4.3.1.1 Analisis Korelasi Kualitas Pelayanan dan Word of Mouth..53

4.3.1.2 Analisis Korelasi Kualitas Pelayanan dan Minat Beli…….55

4.3.1.3 Analisis Korelasi Antara Word of Mouth dan Minat Beli…..56

4.3.2 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Word of Mouth terhadap Minat beli………...57

4.3.2.1 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli Secara Parsial………...58

4.3.2.2 Analisis Pengaruh Word of Mouth terhadap Minat Beli Secara Parsial……….59

4.3.3 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Word of Mouth terhadap Minat Beli Secara Simultan………..61

(5)

xi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………...67

5.2 Saran……….…68

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran…………..…………..…………..………...24

Gambar 2.2 Model Pemikiran……….28

Gambar 4.1 Logo TSB……….40

Gambar 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….41

Gambar 4.3 Usia Responden………42

Gambar 4.4 Grafik Normalitas Variabel Kualitas Pelayanan……….49

Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabel Word of Mouth………50

Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Minat Beli………52

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ……….………25

Tabel 3.1 Dov (Devini Operasional Variabel)……….32

Tabel 3.2 Tabel Skala Likert………34

Tabel 4.1 Validitas Variabel Kualitas Pelayanan………44

Tabel 4.2 Validitas Variabel Word of Mouth……….……..…..45

Tabel 4.3 Validitas Variabel Minat Beli………..…45

Tabel 4.4 Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan dan Word of Mouth…….…….47

Tabel 4.5 Reliabilitas Variabel Minat Beli………...47

Tabel 4.6 Normalitas Kualitas Pelayanan……….…48

Tabel 4.7 Normalitas Word of Mouth………50

Tabel 4.8 Normalitas Minat Beli………51

Tabel 4.9 Tabel Korelasi………53

Tabel 4.10 Tabel Koefisien……….….57

Tabel 4.11 Tabel Anova………...61

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner Penelitian Lampiran B Skor Kuesioner

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

pariwisata ini akan memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional

maupun regional. Wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, Sapta Nirwandar

dalam Tempo (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan industri pariwisata di

Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kenaikan

tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional hingga 5,7%. Kekayaan

sumber daya alam, keanekaragaman budaya membuat industri pariwisata di

Indonesia terus berkembang. Perkembangan kepariwisataan di Indonesia diarahkan

pada peningkatan peran pariwisata dalam dalam kegiatan ekonomi yaitu

meningkatkan investasi sektor pariwisata yang dapat menciptakan lapangan kerja

serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat serta penerimaan devisa . Untuk itu pembangunan pariwisata terus dipacu

dan pemerintah mempunyai keyakinan bahwa pariwisata dapat menjadi sektor

andalan menggantikan minyak dan gas bumi yang selama ini menjadi tumpuan

pemerintah dalam menunjang penerimaan Negara.

Untuk memperjelas mengenai industri pariwisata, akan lebih baik jika

mengetahui definisi dari kedua komponen tersebut yaitu industri dan pariwisata.

Industri adalah berbagai berbagai jenis usaha yang bertujuan untuk menciptakan atau

menghasilkan barang-barang atau jasa - jasa melalui suatu proses produksi.

Sedangkan pariwisata adalah suatu kegiatan usaha yang terbentuk dalam suatu proses

(10)

diproses sebagai produk, baik yang berbentuk nyata (tangible product), maupun

yang berbentuk tidak nyata (intangible product), berupa jasa pelayanan. Dari uraian

di atas dapat disimpulakan bahwa industri pariwisata bukanlah merupakan sebuah

industri seperti halnya industri barang jadi yang dapat langsung dikonsumsi sebagai

hasilnya. Melainkan industri pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk menghasilkan nilai tambah terhadap barang dan jasa.

Adapun komponen yang terlibat di industri pariwisata ini yaitu seperti transportasi,

akomodasi, dan Hiburan. Seluruh komponen satu sama lain harus menujang agar

dapat menarik konsumen dan menjadi industri pariwisata yang unggul untuk setiap

Negara ataupun setiap daerah.

Hiburan dan rekereasi yang termasuk kedalam komoditas pariwsata sudah

menjadi bagian dari kebutuhan dan gaya hidup masyarakat perkotaan. Para remaja

hingga orang tua yang membawa serta anak – anaknya berekreasi ketika hari libur

tiba, untuk melepas kepenatan atau hanya untuk menikmati keindahan dan

kenyamanan tempat pariwata. Dengan terus berkembangnya teknologi, membuat

semakin banyaknya tempat rekreasi atau tempat wisata yang beraneka ragam. Tempat

rekreasi ini juga dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan untuk anak – anak dan

untuk meluangkan waktu bersama dengan keluarga ataupun teman. Tempat rekreasi

ini akan menjadi suatu kebutuhan yang semakin diminati. Namun suatu tempat

rekreasi atau pariwisata membutuhkan kegiatan pemasaran yang tepat. Kegiatan

pemasaran tersebut diharapkan dapat membuat adanya minat beli pada konsumen

sehingga dapat terus menggunakan jasa atau membeli suatu produk yang ditawarkan.

Perusahaan yang menawarkan jasa tentunya perlu memperhatikan kualitas

pelayanan yang diberikan sehingga mampu membuat minat beli konsumen.

(11)

3

bergerak dibidang jasa. Kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen

berfungsi agar membuat hubungan dan kepuasan bagi konsumen sehingga dapat

memunculkan keinginan konsumen untuk membeli kembali. Dengan kualitas

pelayanan yang diberikan tentu perusahaan akan mampu mencapai laba yang tinggi

dengan menciptakan hubungan yang baik dengan konsumen.

Dalam sektor jasa implikasi yang ditawarkan adalah sebuah pengalaman.

Pengalaman wisata itu merupakan faktor psikologis yang kemudian berpengaruh

pada kepuasan atau ketidakpuasan akan pengalaman wisata yang didapat. Tujuh poin

utama dalam bauran pemasaran jasa yang terdiri dari product, price, place,

promotion, physical evidence, people, dan process dirasa tepat untuk digunakan

karena dapat menginterpretasikan pengalaman yang didapat oleh wisatawan dalam

berbagai aspek, yang kemudian akan diketahui tingkat kepuasan atau ketidakpuasan

wisata melalui variabel yang ada.

Kualitas pelayanan merupakan sesuatu yang dipersepsikan oleh pelanggan

(Tjiptono dalam Aditya, 2011 : 23). Konsumen akan menilai kualitas dari pelayanan

yang mereka rasakan berdasarkan apa yang mereka deskripsikan dalam pemikiran

mereka. Jika konsumen mampu merasakan pelayanan yang diberikan oleh

perusahaan atau penyedia layanan telah berkualitas dan menarik, maka konsumen

akan memiliki keinginan untuk membeli layanan yang ditawarkan. Jasa atau

pelayanan memiliki banyak arti, mulai dari pelayanan personal sampai dengan jasa

sebagai suatu produk. Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013 : 93) mendefinisikan

pelayanan sebagai setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak

kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan sesuatu. Mengukur kualitas pelayanan berarti mengevaluasi atau

(12)

ditetapkan terlebih dahulu untuk model pengukuran. Saidani dan Arifin (2012)

melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan terhadap minat beli pada ranch

market. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Maka dapat dikatakan bahwa

kualitas pelayanan merupakan salah satu variabel yang penting bagi setiap

perusahaan dalam menciptakan minat beli konsumen.

Minat beli tidak hanya muncul dari kualitas pelayanan yang diberikan kepada

konsumen. Faktor lain yang mampu menimbulkan minat beli konsumen adalah mulut

ke mulut (word of mouth). Menurut Mowen dan Minor dalam Mahendrayasa,

Kumadji dan Abdillah (2014), mulut ke mulut (word of mouth) merupakan

pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide diantara dua konsumen atau lebih yang

tidak satupun merupakan sumber pemasaran. Semakin bersaingnya suatu perusahaan

yang bergerak di industri yang sama akan membuat konsumen menjadi selektif dalam

mengkonsumsi produk atau jasa yang mereka butuhkan. Salah satu strategi

pemasaran yang efektif adalah dengan menciptakan strategi word of mouth. Word of

mouth terbentuk dalam suatu grup atau komunitas karena pada kenyataannya

konsumen lebih percaya orang lain daripada iklan yang diluncurkan oleh perusahaan.

Hal ini dikarenakan dengan adanya word of mouth konsumen merasa ada perasaan

yang menimbulkan trust atau kepercayaan dalam mengkonsumsi produk atau jasa

yang ditawarkan. Sebelum membeli suatu layanan, konsumen akan berusaha mencari

mengenai layanan yang mereka butuhkan. Pencarian informasi tersebut bisa melalui

iklan, ataupun pendapat orang lain terhadap layanan yang mereka inginkan.

Komunikasi mulut ke mulut akan sangat berpengaruh terhadap konsumen yang

tertarik dengan saran atau rekomendasi orang yang telah menggunakan layanan suatu

(13)

5

Abdillah (2014) menunjukkan bahwa word of mouth memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap minat beli konsumen. Dengan adanya penyampaian pesan dari

orang lain membuat seseorang akan memperoleh informasi tentang suatu jasa yang

ditawarkan yang nantinya akan digunakan sebagai bahan masukan untuk seseorang

dalam melakukan pembelian. Word of mouth akan mengurangi resiko konsumen

dalam melakukan pembelian.

Bandung merupakan salah satu tempat tujuan wisata bagi wisatawan

mancanegara setelah Bali. Keramahan warga Bandung membuat wisatawan nyaman

berada di kota Bandung. Selain keramahan yang diberikan Bandung memiliki pesona

lain seperti kuliner yang begitu inovatif, adapun mall yang tidak kalah bersaing

dengan kota lain. Tidak cukup sampai disitu Bandung memanjakan mata para

wisatawan dengan keindahan alamnya yang diproses oleh sekelompok orang sebagai

tempat rekreasi. Idntifikasi kulaitas tempat tujuan wisata merupakan usaha pemasaran

berorientasi pelanggan untuk memahami kebutuhan dan keinginan wisatawan

mancanegara dalam melakukan perjalanan wisata. Pemasaran berorientasi pelanggan

menjadi sesuatu yang sangat penting karena merupakan determinan tehadap perilaku

pelanggan pasca pembelian atau konsumsi. Faktor-faktor yang diidentifikasi sebagai

kualitas tempat tujuan wisata di Bandung adalah kualitas dari wisata alam (Natural

Attraction), daya tarik wisata bangunan (Building Attraction), daya tarik wisata

budaya (Cultural Attraction) dan daya tarik wisata sosial (Social Attaraction), daya

tarik wisata pengetahuan (Knowledge Attraction).

Tempat rekreasi budaya dan kreatif antara lain Museum Geologi, TMII,

Saung Angklung Mang Udjo, Gunung Tangkuban Perahu, dan Trans Studio

Bandung. Dengan maraknya tempat rekreasi tersebut menimbulkan persaingan dalam

(14)

yang berbeda. Namun tentunya penting bagi setiap tempat untuk memberikan

kualitas pelayanan dan menciptakan word of mouth sehingga mampu menarik

konsumen dalam memiliki niat untuk membeli jasa yang ditawarkan.

Trans Studio Bandung (TSB) sendiri merupakan sebuat Indoor Theme Park

kedua setelah Makasar. TSB juga lebih spektakuler dan lebih dahsyat dibandingkan

di kota Makasar, sehingga menjadikan TSB tidak hanya terbesar di Indonesia

melainkam juga di dunia. TSB memiliki luas area 4,2 hektar. TSB berada di Trans

Studio Mall di jalan Gatot Subroto kota Bandung. TSB sebagai tempat hiburan

(theme park) rekreasi yang baru dibuka pada pertengahan bulan Juni 2011, lalu juga

membutuhkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas

produknya, caranya adalah dengan menawarkan kelebihan dan keunikan di TSB.

TSB juga perlu memberikan kualitas pelayanan sehingga mampu membuat minat beli

konsumen. Selain itu juga TSB harus berusaha untuk menciptakan word of mouth

agar membuat konsumen tertarik untuk datang dan memiliki niat untuk membeli.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

membahas kualitas pelayanan dan word of mouth terhadap minat beli konsumen di

Trans Studio Bandung, maka dari itu berdasarkan permasalahan diatas penulis berniat

untuk mengambil judul penelitian “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan

Word of Mouth terhadap Minat Beli Konsumen Trans Studio Bandung”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka berikut rumusan masalah dalam

(15)

7

1. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli konsumen Trans

Studio Bandung ?

2. Apakah word of mouth berpengaruh terhadap minat beli konsumen Trans

Studio Bandung ?

3. Apakah kualitas pelayanan dan word of mouth berpengaruh secara simultan

terhadap minat beli konsumen Trans Studio Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan

dan word of mouth terhadap minat beli konsumen Trans Studio Bandung, secara

terperinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat

beli konsumen Trans Studio Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh word of mouth terhadap minat

beli konsumen Trans Studio Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan word of

mouth secara simultan terhadap minat beli konsumen Trans Studio Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memiliki kegunaan terhadap pembaca

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran

khususnya mengenai kualitas pelayanan dan word of mouth serta pengaruhnya

terhadap minat beli konsumen pada TSB. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan referensi untuk memperluas pengetahuan dan memperkaya wawasan di bidang

(16)

1.4.2 Kegunaan bagi Perusahaan

Secara praktek penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan

mengenai minat beli konsumen. Selain itu juga dengan adanya penelitian ini

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan pada minat beli

konsumen di Trans Studio Bandung. Kualitas pelayanan memiliki pengaruh

yang lebih besar dibandingkan word of mouth terhadap minat beli. Sehingga

hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saidani

dan Arifin (2012).

2. Word of mouth memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen di

Trans Studio Bandung. Sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Khan, Ramzan, Shoaib dan Mohyuddi (2015).

3. Kualitas pelayanan dan word of mouth juga memiliki pengaruh secara simultan

terhadap minat beli konsumen di Trans Studio Bandung. Hal ini ditunjukkan

berdasarkan uji hipotesis (uji F) pada bab 4 dimana nilai signifikan lebih kecil

daripada 0.05.

5.2Implikasi Manajerial

Trans Studio Bandung perlu memperhatikan pernyataan ke-9 yaitu mengenai

karyawan di Trans Studio Bandung memahami kesulitan yang saya hadapi”. Hal ini

dikarenakan nilai rata-rata pernyataan tersebut lebih rendah dibandingkan pernyataan

lainnya dalam mengukur kualitas pelayanan. Maka dapat dikatakan bahwa karyawan di

(18)

Bandung. Oleh karena itu Trans Studio Bandung perlu memperhatikan kualitas pelayanan

yang diberikan dengan memperhatikan kesulitan yang dihadapi oleh konsumen.

Selain kualitas pelayanan, word of mouth juga berpengaruh terhadap minat beli

konsumen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahendrayasa,

Kumadji dan Abdillah (2014), yang menyatakan bahwa word of mouth berpengaruh

terhadap minat beli konsumen. Trans Studio Bandung perlu memperhatikan pernyataan ke

14 yaitu mengenai “Saya sering membicarakan Trans Studio Bandung kepada orang lain”.

Hal ini dikarenakan pernyataan tersebut lebih rendah dibandingkan pernyataan lainnya

dalam mengukur word of mouth. Trans Studio Bandung harus berusaha membuat para

konsumen agar mau membicarakan Trans Studio Bandung kepada orang lain. Dengan

banyaknya konsumen yang membicarakan Trans Studio Bandung kepada orang lain tentu

akan menimbulkan minat beli pada konsumen lainnya. Memberikan sesuatu yang menarik

tentunya akan membuat konsumen mau membicarakan Trans Studio Bandung kepada rekan

mereka

5.3 Saran Penelitian Mendatang

Dari hasil analisa dan pembahasan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan

kepada Trans Studio Bandung adalah sebagai berikut:

1. Trans Studio Bandung harus fokus pada kualitas pelayanan karena memiliki

pengaruh yang paling besar terhadap minat beli konsumen di Trans Studio

Bandung. Berdasarkan hasil kuesioner kualitas pelayanan di Trans Studio

Bandung dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki kualitas dari karyawan

Trans Studio Bandung terkait dengan seluruh informasi di Trans Studio

Bandung. Hal ini dikarenakan karyawan Trans Studio Bandung dinilai tidak

(19)

68

karyawan Trans Studio Bandung, sehingga seluruh karyawan dapat mengetahui

informasi terkait dengan pelayanan yang mereka berikan kepada konsumen.

2. Word of mouth juga harus ditingkatkan karena memiliki pengaruh terhadap minat

beli konsumen di Trans Studio Bandung. Para konsumen Trans Studio Bandung

kurang sering membicarakan Trans Studio Bandung kepada orang lain. Hal inilah

yang perlu diperhatikan oleh Trans Studio Bandung agar mampu menciptakan

word of mouth pada konsumen. Salah satu cara yang dapat diberikan Trans

Studio Bandung untuk meningkatkan keinginan konsumen agar mau

membicarakan Trans Studio Bandung adalah dengan memberikan tema yang

unik atau berbeda setiap harinya. Tindakan ini perlu dilakukan untuk membuat

konsumen tertarik agar mau membicarakan Trans Studio Bandung kepada rekan,

teman dan keluarga mereka. Dengan tema yang unik, Trans Studio Bandung

dapat menekankan karyawan mereka agar menggunakan pakaian sesuai tema

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Tjiptjono, 2011, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian. 2011:23.

Agusyana, Yus, 2011. Olah Data Skripsi dan Penelitian dengan SPSS 19, Pt Elex Media Komputindo, Jakarta.

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. 2001. Pemasaran Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Cooper, Donald R., & Schindler, Pamela S. 2011. Busines Research Methods 11th edition. New York: Mc Grawhill

Darmadi Durianto, Liana Cecilia. 2004. Analisis Efektifitas Iklan televisi "Softener Soft & Fresh di Jakarta dan Sekitarnya Menggunakan Consumer Decision Model. Jurnal Ekomomi

Perusahaan: Vol 11 no 1 ISSN:0854-8153

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Dipenogoro.

Hasan, Ali. 2010. Marketing dari Mulut ke Mulut. Yogyakarta: Media Pressindo.

Khan, Ramzan, Shoaib dan Mohyuddin, 2015, Impact of Word of Mouth on Consumer Purchase

Intention, Journal of Marketing, 30(4): 460-476.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Limited

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Limited

Krippendorf J, 2005. Marketing Ettourisme. Mc. Graw Hill Inc.

Lovelock, Christoper H., And Lauren K, Wright. (2005). Principles of Service Marketing Management. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

(21)

Mowen, John C., Michael Minor. (1999) Consumer Behavior. 5th Edition. Prentice-Hall. New Jersey: Upper Saddle River.

Nikhashemi, Haque, Yamin dan Khatibi, 2012, Service Quality and Consumer Purchasing

Intention Towaard Online Ticketing: An Empirical Study in Iran. Iran Journal of Management

1(1) : 1-13

Nirwandar, Sapta. 2014. Perkembangan Industi Pariwisata . Kompas, 2 Juni 2014

Parasuraman, V.A. Zeithaml& L.L. Berry, 1997, The Behavioral Consquences of Service Quality, Journal of Marketing (EBSCO) vol. 60 no. 2.

Riduwan, 2014. Analisis Jalur (Path Analysis). Jakarta: Alfabeta

Rosen, H.S. 2002. Public Finance. Edisi Keenam. Mc-GrawHill Book. Co. New York

Saidani, Arifin, 2012, Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli pada Ranch Market, Vol. 3, No. 1, 2012

Saidani, Arifin, 2012, Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli pada Ranch Market, Vol. 3, No. 1, 2012

Sangadji dan Sopiah, 2010, Metodologi Penelitian Pendekatan. 2010. Jakarta: Bukubeta

Schiffman, L. G. & Kanuk, L.L. 2000. Consumer Behavor. 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Sopiah dan Etta Mamang Sangadji. 2010. Metode Penelitian. Malang: CV. Andi Offset

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suharyadi Purwanto. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Sumarwan, U. 2003. perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

(22)

Stanton, William J, 2008, Fundamental of Marketing, Mc. Graw Hill Inc.

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorious dan Adriana, Dedi. 2011. Pemasaran Strategic, Yogyakarta: Andi Offset

Uma Sekaran, 2006, Research Methods For Business, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat.

Vellas dan Becherel. 2005 . Manajemen Pemasaran Pariwisata, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Wahab Salah, Prof. Dr., Crampton, I.J., Dan Rothfield, L.M., Tourism Marketing, London: Tourism International, 1999.

Wojnicki, A. and Godes, B. Word of Mouth as Self-Enhancement" in Journal of Marketing Research, 2008.

(23)

www.trans-studio.com

https://blog.djarumbeasiswaplus.org/galangputra/2014/05/07/konsep-dan-definisi-pariwisata-manajemen-pariwisata-collaborative-governance/

http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-definisi-kualitas-pelayanan.html

Referensi

Dokumen terkait

DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG BIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMASH.

ADALAH UPAYA UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN SESUATU DARI SUATU KEADAAN KE KEADAAN LAIN YANG LEBIH BERNILAI GUNA DAN BERMAN- FAAT BAGI KEMANUSIAAN (BAIK PERUBAHAN GERAK, MATERI,

Dikarenakan maskapai penerbangan terlalu mengutamakan keuntungan sehingga memaksa pilot- pilotnya untuk terbang melebihi batas jam terbangnya, di dalam Peraturan Menteri

Pengembangan bahan ajar elektronik ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu produk dapat menyesuaikan dengan layar android yang dimiliki dan dapat digunakan sebagai

Kebutuhan ZPT yang ditambahkan dalam media kultur bervariasi pada setiap jenis tanaman. Dalam menentukan rancangan percobaan untuk memperoleh konsentrasi ZPT yang optimal,

Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Propinsi Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul sebagai

Fenomena keterlibatan mode dan pembelian impulsif tersebut dapat mengancam kehidupan mereka jika tidak diiringi dengan penyeimbang yang berasal dari selain fisik

Faktor lingkungan kerja juga dapat menjadi faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan akut pada pekerja karena pada bagian weaving.. banyak debu kapas yang