iv DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH...iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR DIAGRAM... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 3
1.3. Pembatasan Masalah ... 4
1.4. Perumusan Masalah ... 4
1.5. Penjelasan Istilah... 5
1.6. Tujuan Penelitian ... 7
1.7. Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 9
2.1. Kajian Pustaka... 9
2.1.1. Pengertian Prestasi Belajar... 9
2.1.2. Pengertian Minat... 14
v
2.1.2.2. Perkembangan Minat... 16
2.1.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat... 17
2.1.2.4. Pengukuran Minat... 17
2.1.2.5. Minat pada Pekerjaan... 18
2.1.3. Tinjauan Kewirausahaan... 19
2.1.4. Minat Terhadap Kewirausahaan... 28
2.1.5. Perkembangan Dunia Kewirausahaan di Bidang Bangunan... 28
2.1.6. Tinjauan Mengenai SMK Negeri 5 Bandung... 29
2.2. Anggapan Dasar ... 29
2.3. Hipotesis... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31
3.1. Metode Penelitian ... 31
3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 33
3.2.1. Variabel Penelitian... 33
3.2.2. Paradigma Penelitian ... 35
3.3. Data dan Sumber Data Penelitian ... 35
3.3.1. Data Penelitian ... 35
3.3.2. Sumber Data ... 36
3.4. Populasi dan Sampel ... 36
3.4.1. Populasi... 36
3.4.2. Sampel... 37
vi
3.6. Teknik Analisis Data... 39
3.6.1. Uji Validitas... 41
3.6.2. Uji Realibilitas... 43
3.6.3. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Score... 45
3.6.4. Uji Normalitas... 46
3.6.5. Metode Statistik Parametik ... 48
3.6.5.1. Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi... 48
3.6.5.2. Analisis Korelasi... 51
3.6.6. Metode Statistik Non-Parametik... 53
3.6.6.1. Analisis Koefisien Korelasi... 53
3.6.6.2. Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)... 54
3.6.6.3. Perhitungan Koefisien Determinasi... 54
3.6.7. Pengujian Hipotesis... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 4.1. Deskripsi Data... 56
4.1.1. Deskripsi Data Variabel X... 56
4.1.2. Deskripsi Data Variabel Y... 56
4.2. Hasil Analisis Data... 57
4.2.1. Data Variabel X... 58
4.2.2. Data Variabel Y... 63
4.2.3. Perhitungan Koefisien Korelasi... 65
vii
4.2.5. Perhitungan Koefisien Determinasi... 66
4.2.6. Pengujian Hipotesis Penelitian... 66
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian... 67
4.3.1. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan (Variabel X) ... 68
4.3.2. Minat Berwirausaha (Variabel Y) ... 71
4.3.3. Pengaruh Prestasi terhadap Minat... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76
5.1. Kesimpulan... 76
5.2. Saran-saran... 77
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan
yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan
mengutamakan kemampuan kejuruan jenis tertentu. Dengan kurikulum berbasis
kewirausahaan, siswa SMK program studi keahlian teknik bangunan dipersiapkan
sedemikian rupa sehingga selain bisa menjadi tenaga kerja andal di industri
bangunan juga mampu mengembangkan diri di dalam usaha. Rencana strategis
Depdiknas 2005-2009 dan rancangan 2010-2014 yang bertujuan mengubah
komposisi perbandingan jumlah SMK dan SMA dari 30:70 menjadi 67:33 pada
tahun 2014 juga menuntut pentingnya pengembangan sumber daya manusia siswa
SMK.
SMK dalam proses pendidikannya bekerja sama dengan dunia industri
melalui program Praktek Kerja Industri (Prakerin) atau magang di perusahaan
yang terkait kerjasama. Pelaksanaan prakerin ini diharapkan mampu
meningkatkan kualitas lulusan SMK sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang
handal dan profesional. Terlepas dari itu, Prakerin hanya mungkin dilaksanakan
apabila terdapat kerjasama dan kesepakatan antara institusi pendidikan dan
institusi lain, dalam hal ini industri bangunan.
Permasalahan dewasa ini adalah ketersediaan lapangan kerja yang tidak
sebanding dengan jumlah lulusan SMK yang dari tahun ke tahun semakin
bersaing dengan ahli madya ataupun sarjana dari berbagai perguruan tinggi yang
menyebabkan kesempatan mereka untuk bekerja di perusahaan industri bangunan
semakin sedikit. Oleh karena itu lulusan dari SMK diharapkan tidak hanya bekerja
sebagai pegawai dalam sektor industri saja tetapi juga dapat mengembangkan
potensi dalam dirinya untuk bekerja mandiri (wirausaha) sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan wirausaha, lulusan sekolah
menengah kejuruan tidak bergantung pada lapangan pekerjaan di sektor industri
saja tetapi dapat membuka lapangan kerja sendiri.
“Wirausaha adalah orang yang berani berusaha atas kekuatan sendiri” (tim
penyusun KBBI, 2003:1113). Karenanya, dengan berwirausaha diharapkan dapat
mengurangi terjadinya pengangguran dan juga dapat membuka lapangan
pekerjaan baru. Dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pembelajaran (KTSP) untuk
SMK, terdapat mata pelajaran kewirausahaan yang materinya berisi pengelolaan
usaha. Fungsi dari mata pelajaran kewirausahaan adalah memberikan pengetahuan
dasar dalam berwirausaha bagi siswa karena secara langsung menuntut kecakapan
kognitif, afektif dan psikomotor sekaligus. Dengan adanya materi kewirausahaan
diharapkan siswa akan mempunyai pengetahuan dan teknik dasar untuk
berwirausaha sehingga akan mempunyai bekal untuk menghadapi tantangan kerja
setelah mereka lulus dari sekolah.
Berdasarkan teori timbal balik prestasi dan minat, terdapat hubungan yang
signifikan antara minat dan prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan guru
salah satunya bisa dilihat dalam kaitannya mengembangkan minat siswa pada
pelajaran tersebut. Mata Pelajaran Kewirausahaan seperti halnya mata pelajaran
lain, menuntut siswa untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan.
Namun pemenuhan standar tersebut kemudian belum tentu mampu menumbuhkan
minat wirausaha dalam diri siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka mendorong penulis untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan
terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar
Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung”.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Dicanangkannya kurikulum berbasis kewirausahaan menuntut keseriusan
pemerintah untuk selalu memperhatikan mutu lulusan SMK, termasuk
dengan meningkatkan efektivitas mata pelajaran kewirausahaan dalam
membentuk jiwa berwirausaha dalam diri siswa SMK.
2. Praktek kerja industri sebagai program wajib bagi siswa SMK nyatanya
tidak cukup mampu untuk membantu penyerapan tenaga kerja lulusan SMK
bangunan.
3. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas mengindikasikan adanya
persaingan antara lulusan SMK dengan lulusan ahli madya dan sarjana
jurusan serupa dalam mencari pekerjaan.
4. Standar kompetensi mata pelajaran kewirausahaan yang menuntut
koordinasi dengan karakteristik siswa, sekolah, maupun daerah tempat
sekolah tersebut berada.
5. Pemenuhan standar kompetensi dan prestasi yang dicapai siswa belum tentu
mampu menumbuhkan minat wirausaha dalam diri siswa.
6. Efektifitas mata pelajaran kewirausahaan untuk siswa SMK dalam kaitannya
dengan minat untuk berwirausaha, sejauh mana materi pembelajaran dalam
mata pelajaran kewirausahaan di SMK dapat membentuk sikap dan jiwa
berwirausaha pada diri siswa.
7. Minat berwirausaha ditandai dengan adanya sikap dan wawasan
kewirausahaan pada diri siswa, sejauh mana prestasi mampu memberikan
timbal balik terhadap sikap dan wawasan pada diri siswa SMK.
1.3. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Prestasi dibatasi pada nilai-nilai tugas siswa dan nilai ujian akhir siswa
serta nilai kumulatifnya pada mata pelajaran kewirausahaan kelas XI. Nilai
tersebut di ambil dari beberapa tugas personal siswa dikumulatifkan
dengan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester
(UAS).
2. Minat dibatasi pada ketertarikan siswa untuk menjadi seorang wirausaha
serta adanya sikap dan wawasan kewirausahaan dalam diri siswa. sikap
dan wawasan ini tergabung ke dalam beberapa indikator minat.
1.4. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah prestasi siswa XI SMK Negeri 5 Bandung bidang keahlian
teknik gambar bangunan pada mata pelajaran kewirausahaan?
2. Bagaimana Minat siswa XI SMK Negeri 5 Bandung bidang keahlian
teknik gambar bangunan dalam berwirausaha?
3. Seberapa besar pengaruh prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap
minat siswa XI SMK Negeri 5 Bandung bidang keahlian teknik gambar
bangunan dalam berwirausaha?
1.5. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran maka peneliti memberikan
penegasan istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Poewadarminta (1983:731)
“Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu yang berkuasa”.
Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ada dari variabel
bebas yaitu prestasi mata diklat kewirausaahan dan variabel terikat yaitu minat
wirausaha siswa kelas XI SMKN 5 Bandung.
2. Prestasi
Prestasi memiliki beragam pengertian, salah satunya sebagai berikut:
“Prestasi belajar adalah hasil belajar dari individu yang merupakan perubahan yang terdapat dalam diri individu yang dimanivestasikan ke dalam pola tingkah laku, perbuatan, skill, dan pengetahuan yang dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri” (Abbas Nurdi, 1984: 41)
3. Mata Pelajaran Kewirausahaan
Mata Pelajaran yang pokok pelajarannya berisikan perilaku wirausaha
4. Minat
Terdapat banyak pengertian mengenai minat, salah satunya sebagai
berikut: “Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau mersa senang berkecimpung
dalam bidang itu” (Winkel 1984:30).
5. Wirausaha
“Wirausaha adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam
memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah hidup dengan kekuatan yang
ada pada diri sendiri” (Soemanto, 1993:42). Wirausaha dalam penelitian ini
adalah suatu sikap dan keberanian untuk bekerja dengan kemampuannya sendiri
serta menanggung resiko yang akan dihadapi. Bekerja wirausaha tidak hanya
membuka usaha sendiri tetapi juga dapat bekerja ikut orang lain dengan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap resiko kerjanya.
6. Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Bangunan
Adalah anak didik yang duduk di bangku kelas XI jurusan Teknik
Bangunan. Penggunaan populasi ini didasarkan pada pertimbangan:
- Tidak mengganggu konsentrasi siswa menghadapi ujian akhir.
- Tidak dalam pelaksanaan praktik kerja industri.
7. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung
Adalah SMK Negeri yang berada di kota Bandung yang mempunyai
program studi keahlian Teknik Gambar Bangunan.
8. Pengaruh Prestasi Mata Diklat Kewirausahaan terhadap Minat
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung merupakan hasil belajar dari mata
pelajaran kewirausahaan peserta didik yang akan mempengaruhi keinginan siswa
SMK tersebut untuk berusaha mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
1.6. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui prestasi belajar mata pelajaran kewirausahan siswa
kelas XI bidang keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5
Bandung.
2. Untuk mengetahui minat berwirausaha siswa kelas XI bidang keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prestasi belajar mata pelajaran
kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa kelas XI bidang keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.
1.7. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan kita bisa mendapatkan beberapa manfaat
sebagai berikut:
Kita bisa melihat sejauh mana kurikulum SMK berhasil dalam
pembelajarannya memberikan mata pelajaran kewirausahaan. Mata
pelajaran ini selayaknya memberikan pengaruh positif bagi siswa
dalam menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha dan
menjadikan siswa kompeten serta mampu untuk berwirausaha
Bila mata pelajaran ini berhasil menumbuhkan sikap positif bagi
siswa yang mempelajarinya, maka manfaat bisa dirasakan tidak
hanya bagi siswa itu sendiri, namun juga bagi lingkungannya secara
luas. Berwirausaha akan memberikan devisa bagi negara dan juga
mampu menyerap tenaga kerja yang banyak bila dikelola secara baik.
Selain itu, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan referensi
yang baik untuk perbaikan kurikulum sekolah yang bersifat dinamis
dan terarah ke tujuan yang lebih baik sehingga pendidikan di
Indonesia bisa berkembang ke arah positif, hasil penelitian bisa
digeneralisasi sebagai acuan kebijakan pemerintah untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian. Mengenai metode penelitian, Surakhmad W. (1990: 131) memberikan pengertian bahwa :
“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan”.
Metodelogi penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, serta pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Penelitian deskriptif menggambarkan keadaan sekarang dan keadaan yang telah terjadi, serta mempunyai hubungan diantara variabel-variabel, data-data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Berdasarkan pertimbangan tersebut, metode deskriptif analitis dipandang cocok digunakan dalam penelitian ini, karena menyelidiki masalah yang timbul pada masa sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan suatu fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar komponen yang diteliti.
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki”.
Mengenai ciri-ciri metode deskriptif, Surakhmad W. (1990: 140) merumuskan ciri-ciri metode deskriptif sebagai pemusatan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual dan setelah melalui tahap penyusunan serta penjelasan, masalah tersebut dipecahakan dengan cara dianalisis.
Dengan menggunakan metode deskriptif, tidak hanya memberikan gambaran mengenai fenomena-fenomena yang ada, tetapi juga memberikan gambaran tentang keterkaitan variabel yang diteliti, pengujian hipotesis, dan pembuatan prediksi untuk memperoleh makna dari masalah yang akan dipecahkan.
“Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.” (Moh. Nazir, 2003:55)
Sementara itu, pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Fraenkel dan Wallen 1993 (Nana Syaodih, 2007: 97) ciri-ciri penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah:
1. Menekankan hipotesis jadi yang dirumuskan sebelumnya. 2. Menekankan definisi operasional yang dirumuskan sebelumnya. 3. Data diubah menjadi skor numerik.
5. Pengukuran validitas melalui rangkaian perhitungan statistik.
6. Menenkankan teknik acak untuk mendapatkan sampel representative. 7. Menekankan prosedur penelitian baku.
8. Menekankan desain pengontrolan variabel ekstranus.
9. Menekankan desain pengontrolan khusus untuk menjaga bias dalam prosedur penelitian.
10. Menekankan rangkuman statistik dalam hasil penelitian
11. Menekankan penguraian fenomena kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
12. Menekankan menipulasi aspek, situasi, dan kondisi dalam mengkaji fenomena yang kompleks.
Melalui metode deskriptif ini, penulis bermaksud mengungkapkan “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan terhadap Minat Berwirauaha Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.”
3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian 3.2.1. Variabel Penelitian
2. Variabel terikat, adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas atau respon dari variabel bebas.
Sejalan dengan indentifikasi masalah dan perumusan masalah, variabel penelitian ini dapat diterapkan yaitu:
a. Variabel bebas (X): Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan yang kemudian dijadikan alat bukti keberhasilan siswa dalam penguasaan terhadap mata pelajaran kewirausahaan melalui tahap-tahap evaluasi belajar yang dinyatakan dengan nilai
b. Variabel terikat (Y): Minat Berwirausaha yang merupakan berbentuk usaha atau kemauan karena adanya motivasi siswa untuk tertarik mempelajari dan menjadi seorang wirausahawan.
Prestasi belajar mata pelajaran Kewirausahaan (variabel X) adalah hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan penyelesaian tahap evaluasi mata pelajaran kewirausahaan pada kelas X. Yang dijadikan indikator adalah nilai raport tengah semester dan nilai raport akhir semester yang kemudian dikumulatifkan menjadi nilai rata-rata dan dinyatakan dengan angka.
Minat Berwirausaha (varibel Y) adalah suatu rasa yang menunjukkan lebih suka, serta adanya rasa keterikatan siswa yang diikuti dengan usaha aktif untuk mempelajari dan mendapatkan pengalaman untuk berwirausaha. Adapun indikator bahwa siswa mempunyai minat berwirausaha adalah :
b. Pengetahuan terhadap materi mata pelajaran kewirausahaan. c. Pengetahuan terhadap fakta perkembangan dunia kewirausahaan. d. Minat terhadap kegiatan wirausaha.
e. Pengidolaan terhadap tokoh wirausahawan sukses.
3.2.2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah atau alur penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, secara umum paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut :
Bagan 3.1 Paradigma Penelitian
= Tinjauan Permasalaha
= Pengaruh Variabel X terhadap variabel Y
Siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan (Variabel X)
Aspek yang
diungkap yaitu
:
Nilai prestasi
belajar siswa
Minat siswa dalam
Berwirausaha
(Variabel Y)
1.Tertarik pada materi kewirausahaan. 2.Meyakini teori-teori
yang terdapat dalam mata pelajaran kewirausahaan. 3.Menerima
penghayatan yang terdapat dalam mata pelajaran
kewirausahaan. 4.Menerima fakta
perkembangan dunia kewirausahaan 5.Tertarik pada kegiatan
produksi, penjualan dan pembelian
6.Berusaha mencoba untuk mendapat penghasilan sendiri. 7.Menghargai
Keberadaan data merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian, sebab segala informasi guna menunjang penelitian diperoleh dari data. Adapun data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah :
a. Data tentang Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 5 Bandung.
b. Data tentang minat berwirausaha siswa SMK Negeri 5 Bandung.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitan merupakan subyek dari mana data dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menunjang proses pelaksanaan penelitian.
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2002 : 108) mengemukakan bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk suatu penelitian.
Menurut Sutrino Hadi (1997:7), populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan diperoleh dari sample itu hendaknya digeneralisasi. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi. Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis mencoba meneliti semua siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Kelas Populasi
XI TGB 1 32
XI TGB 2 31
XI TGB 3 33
XI TGB 4 31
XI TGB 5 33
XI TGB 6 33
XI TGB 7 33
Jumlah 226
mengambil besarnya sampel dari populasi 188 anak penulis menggunakan teknik acak (random sampling) dengan cara mengundi pada masing-masing anak.
Sutrinso Hadi (1979 : 63) menjelaskan maksud pengambilan sample sebagai berikut dalam banyak hal seorang penyelidik tidak mampu atau merasa tidak perlu menyelidiki semua peristiwa atau kasus, melainkan sebagian saja, penyelidikan semacam inilah yang kita kenal dengan penyelidikan sampel atau sampling studi lapangan. Sudah menjadi kebiasaan bahwa jika dipandang tidak mungkin atau tidak praktis menyelidiki objek atau kasus (populasi) maka diambil contoh sample secukupnya dan Representatif dari seluruh populasi dan kasus.
Adapun pengambilan sampel yaitu 25% dari jumlah populasi berdasarkan anjuran Suharsimi Arikunto (1986:107) yakni:
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% – 25% atau lebih.”
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Kelas Sampel
XI TGB 1 13
XI TGB 2 12
XI TGB 3 13
XI TGB 4 13
XI TGB 5 13
XI TGB 6 13
XI TGB 7 13
Jumlah 90
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelebihan dan keterbatasan masing-masing.
Suprian A. S. (2001: 79) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data yang dibutuhkan, maka pengumpulan data perlu dilakukan. Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sangat tergantung pada jenis data yang diinginkan oleh peneliti. Hal ini berhubungan dengan cara yang lazim dikembangkan para peneliti untuk mengumpulkan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Angket
Teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai minat siswa berwirausaha. Teknik ini mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan minat berwirausaha. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yakni jawaban alternatif telah tersedia sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.
2. Dokumentasi
Teknik Angket dan kuesioner digunakan untuk mengungkap minat berwirausaha siswa (Variabel Y). Penulis menggunakan metode pengukuran skala sikap Likert yang berupa kumpulan pernyataan-pernyataan sikap (angket) mengenai suatu objek.
Dasar pertimbangan penulis memilih metode ini sesuai dengan pendapat Moh. Nazir, (2003:339), yaitu :
1. Skala Likert lebih mudah dalam pembuatannya dibandingkan dengan skala sikap yang lainnya.
2. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif lebih tinggi dibandingkan skala sikap yang lainnya.
3. Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang sikap responden tentang kondisi karena jangka responsi yang lebih besar.
Data yang diperoleh dari penyebaran angket merupakan data yang berbentuk skala ordinal, dimana jarak satu data dengan data yang lainnya tidak sama. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002 : 41) bahwa “Skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari skala ini disebut data ordinal, yaitu data berjenjang yang jarak satu dengan lainnya tidak sama”. Adapun jenjang yang terdapat dalam skala ordinal adalah sebagai berikut :
a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)
e. Sangat Tidak Setuju (ST)
Data ordinal merupakan data yang menggambarkan kualitas/keadaan dari objek yang diteliti dan bersifat kualitatif. Untuk itu, agar data ordinal dapat diolah dengan metode statistik maka data tersebut harus diubah menjadi data yang berbentuk bilangan atau data kuantitatif. Untuk mempermudah dalam mengolah data maka setiap jawaban angket dari responden diberi nilai/skor sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban
Altrnatif Jawaban Bobot Nilai
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Ragu-ragu (R)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (ST)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
2. Menghitung jumlah skor setiap responden pada variabel Y
3. Memeriksa kelengkapan dan kebenaran nilai siswa yang berupa variabel X 4. Mengubah skor mentah menjadi skor standar ( T – skor )
5. Mengolah data dengan uji statistik
6. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. 7. Menganalisis data yang telah diperoleh.
8. Pengambilan kesimpulan.
mengukur sesuatu. Suharsimi Arikunto (1996:158) mengatakan bahwa "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau kesahehan suatu instrumen".
Untuk menguji tingkat validitas alat ukur ini digunakan rumus Korelasi Product :
(
)( )
( )
{
( )
}
{
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− −
− =
2 2
2 2
xy
Y Y
n X X
n
y X XY
n
r (Sudjana, 1989:369)
Dimana :
rxy = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden uji coba X = Skor tiap item
Y = Skor seluruh item
Dalam hal ini nilai Rxy yang dikemukakan oleh E. T. Ruseffendi (1994:144),
diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah: rxy < 0,20 : validitas sangat rendah
0,20 – 0,40 : validitas rendah 0,40 – 0,70 : validitas sedang/cukup 0,70 – 0,90 : validitas tinggi
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis setiap item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam table harga product moment dengan taraf kepercayaan 95 %.
Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment, kemudian disubsitusikan kedalam rumus t, dengan rumus dibawah ini :
2
r 1
2 n r t
− −
= (Sudjana,1989:377)
Dimana :
t : uji signifikan korelasi n : jumlah responden uji coba r : koefisien korelasi
Hasil yang didapat dari t hitung yang telah didapat kemudian dikonsultasikan
dengan harga t table dengan taraf signifikan (α) 0,05 yang artinya peluang membuat
kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga t hitung > t table dengan taraf
kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Jika hasil yang diperoleh thitung
> ttabel maka item tersebut dikatakan valid, namun jika sebaliknya thitung < ttabel maka item
tersebut dikatakan tidak valid.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel.
Saefuddin Azwar, (2007:177) berpendapat :
“...reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya, hasil ukur adalah dapat dipercaya apabila dalam beberapa kalipengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.”
Untuk menghitung tingkat reliabilitas item pertanyaan digunakan rumus alfa, sebagai berikut :
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Mencari harga varians tiap butir item.
n n
X X
n
∑ − ∑
=
2
2
2
σ
dimana :
2
n
σ = varians butir tiap item
(
)
2∑
X = jumlah kuadrat skor tiap item∑
X = jumlah skor tiap item3. Mencari harga varians total n n Y Y t ∑ − ∑ = 2 2 2 σ dimana : 2 t
σ = varians total
( )
2∑
Y = jumlah kuadrat skor responden∑
Y = jumlah skor respondenn = jumlah responden uji coba 4. Menghitung koefisien realibilitas
∑ − − = 2 2 11 1 1 t n k k r σ σ dimana : 11
r = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir soal/item
∑
2n
σ = jumlah varians butir
2
t
σ = varians total
0,20 – 0,40 : reabilitas rendah 0,40 – 0,70 : reabilitas sedang/cukup 0,70 – 0,90 : reabilitas tinggi
0,90 – 1,00 : reabilitas sangat tinggi
3.6.3. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Score
Rumus untuk mengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar adalah: 1. Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus :
n X M= ∑ i
,
n Y M= ∑ i
(Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)
Keterangan : M = mean
ΣXi = jumlah skor item variabel X
ΣYi = jumlah skor item variabel Y
2. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus :
1 )
( 2
− −
∑
=
n M X
SD i (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)
3. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T dengan rumus :
SD M X
Z = ( i − ) (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)
50
10 +
= xZ
T
3.6.4. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan Rentang Skor ( R )
R = skor terbesar – skor terkecil (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24) 2. Menentukan Banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan Sturgesrs
n
i =1+3,3log (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24) 3. Menentukan Panjang Kelas Interval ( p )
i R
p= (Syafaruddin Siregar, 2004 : 25)
4. Menghitung Nilai Median (Me)
2 ) 1 ( + = n Me − + = f F n p b Me 2 1
(Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)
5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi
Kelas Interval Xi fi fiXi ( Xi −M )2 fi( Xi− M)2
Jumlah - Σfi Σ fiXi - Σfi( Xi −M )2
Rata-rata M
Standar Deviasi SD
6. Menghitung Nilai Rata-Rata (M)
fi Xi fi M ∑ ∑
1 ) ( − − ∑ = n M Xi fi
SD (Syafaruddin Siregar, 2004 : 26)
8. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk Harga-Harga yang Diperlukan dalam Uji Chi-Kuadrat (χ2)
a. Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval Bb = skor terendah
Ba = skor tertinggi
b. Menentukan Z dengan rumus :
Z =
(
)
SD M Bk−
(Syafaruddin Siregar, 2004: 86)
c. Mencari Batas Luas Tiap Kelas Interval (Lo) dengan Menggunakan Daftar F (luas di bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z)
d. Mencari Luas Tiap Kelas Interval (Li)
Li = L1 - L2 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)
e. Mencari Harga Frekuensi Harapan (ei)
∑
= i i
i L f
e . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)
f. Menghitung Nilai Chi Kuadrat (χ2)
(
)
22 i i i e e f − =
χ (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)
g. Mencari Harga p-value
2 1 2 2 2 1 2 2 1
1 ( )
χ χ χ χ α α α − − − − = − h v
Hasil perhitungan uji normalitas jika diperoleh data yang normal untuk variabel X dan variabel Y, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametik. Apabila hasil perhitungan uji normalitas ada salah satu data atau keduanya berdistribusi tidak normal, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik non parametik.
3.7. Metode Statistik Parametik 3.7.1. Analisis Linearitas dan Regresi
Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). Model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut:
bX a
Y = + (Syafaruddin Siregar, 2004 : 197)
Keterangan : Y = variabel terikat dan X = variabel bebas
Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan pasangan data X dan Y yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus :
2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( X X n Y X X X Y a ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ = 2 2 ) ( ) ( ) ( X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑
= (Syafaruddin Siregar, 2004 : 200)
JK (T) =
( )
n y y i i 2 Σ − Σb) Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan rumus :
n Y a JK 2 ) ( ) ( = ∑
c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan rumus :
∑ ∑ − ∑ = n Y X XY b b a
JK( / ) ( )( )
d) Mengitung jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus : JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b / a)
e) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus :
∑
∑
− ∑ = 2 2 n Y Y JKEf) Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan JK (TC) dengan rumus : JKTC = JKS – JKE
[image:32.595.90.504.208.724.2]g) Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA). Tabel 3.5 Analisis Varians (ANAVA) Regresi
Sumber
Varians dk JK JKR F
Regresi(a) 1 RJK=1
( )
yi 2 n ΣRegresi(a/b)
k-JKreg =
b.( . . )
n y x y
x i i
i i
Σ Σ −
Σ
(
1)
2
− =
k JK Sreg reg
2 2
Sres Sreg
Residu n- JKres = JKt - JKreg
(
)
k n JK S res res − = 2
Tuna Cocok k– JK TC = JKres –JKE STC 2 = 2 − k JKTC
Galat (E) n- JKE =
( )
Σ − Σ Σ k k k n y y 2
2 SE2 =
k n
JKE
− Fh = 2
2
E TC S S
h) Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : - Menentukan varians koefisien a dan b
∑ − ∑ + − = 2 2 2 2 1 ) 2 ( n X X M n n JKres S i i
a 2
2
2 / ( 2)
∑ − ∑ − = n X X n JKres S i i b
- Melakukan pengujian parameter a dan b
a a
S a t = ;
b b
S b
t = (ta = t1; tb = t2)
Pengujian keberartian regresi dengan dk = n – k untuk harga t1 dan t2 dengan
mengambil taraf kepercayaan α1 = 0,05 dan α2 = 0,01
1 2
1 2
1
1 ( )
t t t t pv h − − − − =α α α
Kriteria pengujian dengan taraf kepercayaan α = 0,05, jika p-v > α maka koefisien regresi a dan b tidak berarti. Sebaliknya jika p-v < α maka koefisien regresi a dan b sangat berarti.
i) Membuat grafik linieritas variabel X dan variabel Y Yˆ = a +
Variabel
harus dilakukan perhitungan koefisien korelasi.
Rumus yang dipergunakan adalah koefisien korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut :
( )( )
(
)
( )
[
2 2]
[
(
2)
( )
2]
.
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− −
− =
Y Y
n X X
n
Y X XY
n
rXY
(Syafaruddin Siregar, 2004 : 169) Selanjutnya harga koefisien korelasi (r) yang diperoleh diinterpretasikan pada indeks korelasi. Menurut (Sugiyono, 2002: 216) Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi digambarkan dalam tabel berikut:
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,800 - 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
Setelah dilakukan perhitungan koefisiensi korelasi selanjutnya dilakukan pengujian koefisien korelasi (Uji Keberartian). Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student berikut:
2
1 2 s s
r n r t
− −
= ( Syafaruddin Siregar, 2004 : 175)
Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan
dk=N-2 , dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti. Perhitungan
variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
KD = r2 x 100% (Sudjana, 2002 : 369)
3.8. Metode Statistik Non-Parametik 3.8.1. Analisis Koefisien Korelasi
Data yang digunakan adalah data ordinal dan merupakan statistik non parametrik, maka analisis koefisien korelasi yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Langkah-langkah perhitungannya menurut Syafaruddin Siregar (2004 : 239-240) adalah :
1) Membuat tabel rangking untuk kedua variabel
Rangking variabel bebas dan rangking variabel terikat disusun sesuai keadannya.
No Xi Yi RXi RYi bi bi2
Jml
2) Menghitung selisih rangking bi = RXi - RYi
3) Menghitung nilai koefisien korelasi (rs)
- Apabila tidak mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus :
) 1 ( 6
1 2
2
−
∑
− =
n n
b
r i
S
- Apabila mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus :
∑
= −12
3
t t
TX dan
∑
− =
12
3
Y X Y X S R R i b R R r 2 2 2 2 2 .
2 ∑ ∑
∑ − ∑ + ∑ =
Selanjutnya harga koefisien korelasi (r) diinterpretasikan pada indeks korelasi. Menurut (Sugiyono, 2002: 216) Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi digambarkan dalam tabel berikut:
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,800 - 1,00 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
3.8.2. Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)
Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student, sebagai berikut :
2 1 2 s s r n r t − −
= ( Syafaruddin Siregar, 2004 : 240)
Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n - 2 ,
dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti.
3.8.3. Perhitungan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
3.9. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan, dapat digunakan rumus uji t, yaitu :
2
1 2 r n r t
− −
= (Sudjana, 2002 : 377)
Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah responden
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah manerima hipotesis kerja (HA).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n – 2 untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan α1 = 0,05 dan α2 = 0,01.
1 2
1 2
1
1 ( )
t t
t t v
p h
− − −
− =
− α α α
Kriteria pengujian: Jika pv < 0,05, maka tolak H0 dan terima HA
Jika pv > 0,05, maka terima H0 dan tolak HA
HA : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha”.
H0 : “Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung“, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Prestasi Siswa kelas X TGB SMK Negeri 5 Bandung pada mata pelajaran Kewirausahaan sudah termasuk ke dalam katagori ‘baik’. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai siswa yang melebihi angka minimal kelulusan mata pelajaran tersebut.
2. Secara Umum, minat siswa dalam Berwirausaha berdasarkan angket berada dalam kategori ‘cukup baik’. Siswa memiliki ketertarikan yang baik terhadap materi kewirausahaan dan kegiatan berwirausaha, namun siswa dalam beberapa hal masih belum menunjukkan sikap penerimaan dan apresiasi terhadap profesi wirausaha dan kurang meyakini manfaat berwirausaha dalam kaitannya dengan bidang garapan bangunan yang menjadi konsentrasi mereka saat ini di sekolah. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan uji hipotesis, dapat
5.2. Saran
Berdasarkan atas hasil penelitian, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :
1. Prestasi dapat menumbuhkan minat meskipun dengan angka korelasi yang kecil, maka sebaiknya prestasi pembelajaran di bidang kewirausahaan dapat menumbuhkan minat yang baik kepada siswa yang mempelajarinya.
2. Untuk Guru mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 5 Bandung, agar selalu memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan bimbingan, dorongan, serta contoh tauladan yang baik bagi siswanya agar pembelajaran kewirausahaan dapat diapresiasi dan diinternalisasikan dengan baik kepada setiap siswa.
3. Untuk Guru mata pelajaran Kewirausahaan di SMKN 5 Bandung, dalam pengajaran agar lebih membangkitkan minat berwirausaha menggunakan pendekatan praktik, mendatangkan nara sumber, studi banding dan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Departemen Perdagangan dan Perindustrian, Departemen Koperasi dan UKM, dan KADIN dengan demikian pengajaran tidak hanya guru mentransfer ilmu pengetahuan tapi guru menggugah minat siswa berwiraswasta semakin besar.
5. Untuk siswa, hendaknya siswa memanfaatkan pemebelajaran kewirausahaan di sekolah untuk mengembahkan bakat dan minat dalam berwirausaha serta menanamkan sikap-sikap positif seorang wirausaha sedini mungkin di sekolah. Siswa hendaknya senantiasa meningkatkan mutu belajarnya dengan konsentrasi, penuh semangat dan penuh penghayatan.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Dewi Susanti. 2010. Pendidikan Kewirausahaan & SMK: Kesalahkaprahan strategi terhadap visi Depdiknas. [Online] 17 Februari 2010, Tersedia: www.blogspot.com/ruangjeda [25 Mei 2010]
Rochaety, Ety, Tresnati, Ratih dan Latief, Abdul Madjid. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Fadhila H., A dan Bintara M., R. 2005. Sejarah dan Pengertian Kewirausahaan. http://www.e-lisa.co.id [24 Agustus 2007]
Furqon, Ph.D. 1999. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Gani, A. R. 1995. Bimbingan Karir. Bandung : Angkasa.
Muhibbin, S. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mun’im, R. A. 2008. Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan dengan Minat Berwirauswasta Siswa Kelas III Negeri 1 Samarinda. [Online]. Tersedia: http://www.guruvalah.20m.com [25 Mei 2010]
xiii
Setiono, L. H. 2007. “Mentalitas Kewirausahaan”. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com [24 Agustus 2007]
Siregar, S. 2004. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Sudjana M. A. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Syamsudin M, A. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya .
Winarno, A. 2009, 24, Juli. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang [Online], 2,14. Tersedia: agwin@um.ac.id [25 Mei 2010]
Wirasasmita, Y. (2006). Minat Jadi Wirausahawan masih Kecil [Online]. Tersedia: www_pikiran-rakyat- com /Berakhir Pekan - Pikiran Rakyat - Edisi Online [24 Agustus 2007]