• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite, Review ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite, Review )."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R ... 12

A. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 12

B. Pemebelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 13

(2)

D. Membaca Cepat ... 26

1. Pengertian Membaca Cepat ... 26

2. Tujuan dan Mamfaat Membaca ... 28

3. Teknik Membaca ... 28

4. Latihan Membaca Cepat ... 30

5. Faktor Penghambat Membaca Cepat dan Mengatasinya ... 34

6. Kriteria Membaca Cepat ... 39

E. Metode SQ3R ... 39

1. Pengertian Metode SQ3R ... 39

2. Mamfaat Metode SQ3R ... 41

3. Langkah-langkah Penerapan Metode SQ3R ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

F. Pengelolaan dan Analisis Data... 56

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDN Tegallega... 62

Tabel 4.2 Keadaan Siswa Kelas V ( Lima ) SDN Tegallega ... 63

Tabel 4.3 Daftar Personil SDN Tegallega tahun pelajaran 2012/2013 ... 64

Tabel 4.4 Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 69

Tabel 4.5 Hasil Observasi terhadap observasi Guru ... 74

Tabel 4.6 Hasil Observasi terhadap observasi Siswa... 77

Tabel 4.7 Kemampuan kognitif siswa ... 79

Tabel 4.8 Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Siswa dalam Membaca Cepat 82

Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar ... 83

Tabel 4.10 Kegiatan Pembelajaran Siklus II... 86

Tabel 4.11 Hasil Observasi terhadap observasi Siswa ... 91

Tabel 4.12 Hasil Observasi terhadap observasi Guru ... 93

Tabel 4.13 Kemampuan Kognitip Siswa ... 94

(4)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 107

2. Lembar Evaluasi Siklus I ... 113

3. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 115

4. Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I ... 116

5. Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I ... 117

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 118

7. Lembar Evaluasi Siklus II ... 124

8. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 126

9. Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus II ... 127

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Melalui bahasa orang dapat menyampaikan dan menerima informasi. Dengan kata lain, bahasa memegang peranan yang esensial dalam kehidupan. Selain itu, bahasa juga merupakan sutau keterampilan. Dengan demikian, keterampilan berbahasa perlu dikembangkan sedini mungkin agar seseorang dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik di masyarakat.

Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa seseorang, yaitu melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar mengahargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan (Depdiknas, 2003b:2)

(8)

membaca memiliki peranan yang penting bagi siswa. Pertama, penting untuk melatih kemampuan siswa berpikir dan mampu memahami apa yang tersirat dalam suatu bacaan. Kedua penting bagi siswa untuk menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang sangat berguna dalam praktik hidup sehari-hari.

Ketiga, agar siswa dapat berkomunikasi dengan pemikiran, pesan yang ingin

disampaikan penulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan yang penting bagi siswa untuk melatih kemampuan berpikir siswa dan mampu dengan tepat menemukan informasi yang tersirat dalam suatu bacaan dan menjadikan informasi tersebut sebagai pengetahuan yang berguna dalam kehidupan.

Keterampilan membaca sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tidak hanya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia , tetapi juga pada mata pelajaran lain. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang penting dalam mengembangkan kemampuan membaca siswa. Tujuan pelajaran membaca adalah agar siswa dapat mencari serta memperoleh informasi yang mencakup isi dan makna bacaan. Peningkatan keterampilan membaca siswa pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa.

(9)

dihiraukan perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang belum dikuasai. Dengan membaca cepat, pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang luas tentang apa yang dibacanya. Dalam era serba cepat ini, tanpa kita kehendaki tuntutan kehidupan meningkat, pembaca tidak boleh hanya sebagai membawa kenikmatan, tetapi sebagai alat pencapai pencepatan itu sendiri. Artinya orang wajib mengejar semua informasi. Ia harus memiliki keterampilan mengumpulkan data dengan cepat sekaligus benar

Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi sapa saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik d lingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan. Oleh karena itu para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca (reading literacy) merupakan condition

sinequanon (prasyarat mutlak) bagi setiap insane yang ingin memperoleh

kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang. Mengapa demikian? Karena aktivitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak media cetak seperti buku, majalah, dan surat kabar menyajikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan dan hal tersebut dapat dipahami apabila dibaca. Tanpa dibaca, hal-hal tersebut akan berlalu tanpa arti. Dengan demikian, kemampuan membaca sangat penting peranannya untuk mengetahui isi atau pesan yang terkandung dalam teks bacaan.

(10)

diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal penting lainnya, (4) membaca cepat memperluas cakrawala mental, (5) membaca cepat membantu berbicara secara efektif, (6) membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian, (7) membaca cepat meningkatkan pemahaman.

Berdasarkan hasil observasi kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang belum mencapai yang optimal. Hal tersebut tecermin dalam kemampuan memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan masih rendah yakni 145 WPM (Word per Menit) dari 35 siswa hanya 12 siswa atay 35 % mampu memahami isi yang terkandung dalam bacaan teks sisanya 23 atau 65% siswa belum mampu memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan berarti di bawah 66% dari acuan standar isi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN Tegallega.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain guru tidak tepat dalam memilih metode pembelajaran dan teknik mengajar guru yang kurang bervariasi, dan siswa kurang menyimak apa yang disampaikan guru. Berdasarkan hal tersebut, faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya keterampilan membaca siswa adalah guru tidak tepat dalam memilih metode pembelajaran.

(11)

kejenuhan pada siswa karena siswa merasa berada pada posisi sebagai penyimak, sedangkan guru adalah pembicara dan sebagi satu-satunya sumber ilmu. Hal tersebut juga muncul karena kurangnya keterlibtan siswa dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa merasa enggan menyimak apa yang disampaika guru.

Apabila ini dibiarkan, maka akan berpengaruh negative terhadap prestasi belajar siswa sebab membaca merupakan kunci utama dalam belajar. Kemampuan membaca cepat akan berpengaruh positif terhadap pemahaman materi pelajaran yang disajikan dalam teks bacaan. Begitu juga sebaliknya apabila kekampuan membacanya rendah, maka akan berpengaruh negative terhadap peningkatan prestasi belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu ada upaya dari guru atau pihak lain untuk mengatasi berbagai faktor penghambat dalam membaca.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca salah satunya adalah dengan memilih dan mengujicobakan model pembelajaran termasuk memilih metode. Perlunya pemilihan metode pembelajaran membaca karena setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Ali (2002:78) mengemukakan bahwa setiap metode mempuyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Tidak ada satu metode pun dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode dapat dipandang ampuh untuk situasi tertentu, namun tidak ampuh untuk situasi lain.

Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca cepat dan salah satunya adalah metode SQ3R, metode ini merupakan kependekan dari

(12)

dihadapkan kepada beberapa kegiatan dan keterampilan yang mengarah kepada kemampuan membaca pemahaman. Sebelum kegiatan membaca dimulai, terlebih dahulu dihadapkan kepada pengenalan bahan bacaan. Setelah itu mengajukan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan tersebut. Langkah berikutnya adalah membaca, menjawab pertanyaan, ekmudian mengulangi lagi dengan maksud menelusuri kembali untuk mengingat kembali. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat melatih siswa untk membaca dengan baik. Dalam hal ini siswa tidak membaca teks bacaan tanpa memahami maksud dari kegiatan membaca.

Sehubungan hal tersebut, metode SQ3R perlu diujicobakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat. Seberapa jauh penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi membaca cepat, belum diketahui secara pasti sementara pemilihan metode sangat penting untk dilakukan. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Peserta Didik Dalam Membaca Cepat

Dengan Menggunakan Metode SQ3R”

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan berikut ini.

(13)

2. Bagaimana pelaksanaa Pembelajaran Membaca Cepat dengan Metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cainjur.

3. Bagaimana hasil pembelajaran Membaca Cepat dengan Metode SQ2R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat

siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

2. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan motivasi membaca cepat siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan metode SQ3R dengan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagi berikut.

(14)

siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

3. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R pada siswa kelas v SD Negeri Tegalega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

E. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai manfaat sebagai beikut.

1. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam pengajaran membaca yang menunjang kepada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.

2. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru sekolah dasar tentang pentingnya kemampuan membaca cepat sekaligus sebagai salah satu panduan dalam menjalankan ugas mengajar yang menyankut dengan upaya membimbing siswa terampil dalam membaca cepat.

(15)

F. Penjelasan Istilah 1. Peserta Didik

Peserta Didik dalam perspektif pedagosis manusia diartikan sebagi sejenis mahluk (homo educantum) mahluk yang harus dididik (Madyo Ekosusilo, 1993:20). Menurut aspek ini manusia dikategorikan sebagi animal educabile, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memilki potensi yang bersifat laten, sehinga sibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing (Madyo Ekosusilo, 1993:20). Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dalam perspektif Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahawa pserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya:

(16)

b) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang diujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.

c) Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

(17)

mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau buruk.

2. Membaca Cepat

Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya, serang pembaca cepat yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca dan keadaan membacanya. Penerapan kekampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digal (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan.

3. Metode SQ3R

Metode SQ3R adalah suatu rencana studi yang terpadu untuk memahami serta menguasai isi bacaan. Adapun rencana itu meliputi

a. Mensurvai isi (survey : S)

b. Mengajukan pertanyaan yang dapat membimbing kita dalam kegiatan membaca (question : Q)

c. Membaca isi (read : R1)

d. Menceritakan isi bacaan dengan kata-kata kita sendiri (recite : R2)

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Jenis penilitan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yiaitu penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas (Kasbulah 1998/1999:12).

Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai sutu prose dinamis dimana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah statis,terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalambentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan pengamatan dan refleksi, Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/199:12).

Penelitian dapat dilakukan ketika guru menghadapi masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang tidakoptimal. Seorang guru yang reflektif adalah orang yang bekerja berdasarkan pada kelas (pekerjaan) dengan memfokuskan perhatian pada siswa,materi, strategi, belajar mengajar, sumber belajar, ddan penilaian kerja.

(19)

masalah,emmeprbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran.

PTK berasal dari istilah banhasa Inggris Classrom action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untukmengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut (Tianto,2010:13).

Berbagai definisi diketangahkan oelh pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan PTK. Menurut David Hopkin (dalam Trianto) menyebutkan penelitian tindakan kelas sebagai sutu studi yang sistematis (penelitian) yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari (aksi) yang telah dilakukan. Pelaku utama dalam pendidikan dalam hal ini adalah guru, dimana dengan peranannya pada proses pembelajaran akan menentukan pencapaian hail belajar.

PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru yang mengajar satu kelas dan setelah kegiatan mengajar guru melakukan refleksi diri dengan tujuan untukmeningkatkan, memperbaiki kinerjanya, sehingga hasil belajar siswanya meningkat (HErmawan, dkk, 2007:84).

(20)

B. Desain Penelitian

Model penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kemmis dan Taggart (dalam Rohmah,2011) yang menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai suatu proses yang dinamais dari aspek perencanaan, pelaksanaan, observasi dan redleksi. Secara skematis model penelitian tindakan kelas yang dimaksud sebagai berikut,

Gambar 3.1 Desain Penelitian Adaptasi dari Kemmis dan Taggart ( dalam Rohmah, 2011 )

Rumusan Masalah Identifikasi Masalah

Penyusunan Rencana Tindakan ( Perencanaan )

Pelaksanaan Observasi

Refleksi I

Penyusunan Rencana Tindakan ( Perencanaan )

Pelaksanaan Observasi

Refleksi II

Simpulan Akhir Siklus I

(21)

C. Subjek Penelitian 1. Lokasi

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SDN Tegallega kecamatan Warungkondang Kabupten Cianjur.penulis mengambil lokasi ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis dan SDN Tegallega merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang diharapkan memiliki kemampuan yang sama dengan sekolah negeri yang lain dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V SDN Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur dengan junlah siswa 35 orang dengan P=11 dan L=24. Secara jelas, subjek penelitian ini disajikan.

Tabel 3.1

Siswa Kelas V SD negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

1 AH L

2 AS L

3 AN P

4 AF L

5 AT L

(22)

7 AR P

8 AM L

9 A P

9 BS L

11 DA L

12 D L

13 DP P

14 DS L

15 EL P

16 FA P

17 VF P

18 H P

19 IH L

20 SI P

21 I L

22 J L

23 MT L

24 MRA L

25 MRI L

26 MS L

27 MS L

(23)

29 H L

30 MYA L

31 PI L

32 SP P

33 R L

34 RR L

35 RH P

Karakter siswa memiliki presrtasi yang beragam demikianpula keadaan social ekonominya.

Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut dimana siswa kelas V sebagaian besar siswa menyatakannmerasa bosan dan jenuh pada saat belajar bahasa Indonesia. Masalah ini disebabkan karena guru dalam pembelajarannya selalu menggunakan metode ceramah tanpa divariasikan dengan metode yang lain. Selain itu penulis mengajar di kelas V.

Adapun pertimbangan-pertimbangan diantaranya adalah:

1. Letak geografis SDN Tegallega berada di daerak yang strategis di Desa Tegallega yang berdekatan dengan Perkebunan Teh Nusantara VIII.

2. Kondisi social siswa yang masuk sekolah berlatar belakang social berbeda darimulai kelas bawah,menengah, hingga kelas atas, sehingga akan mudah menerima inovasi dalampendidikan.

(24)

4. Prestasi belajar siswa, perolehan nilai setiap tahun di SDN Tegallega lebaih baik dari sekolah-sekolah yang lain, oleh karena itu banyak lulusannya yang diterima di SMP Negeri. Atas dasar itulah SDN Tegallega mempunyai prosfektif dimasa mendatang.

5. Peneliti sekaligus merupakan guru kelas pada sekolah tersebut,maka perlu kiranya memngadakan penelitian dalamrangka memenuhi tuntutan akademik begai peneliti sebagai mahasiswa UPI serta dalamrangka peningkatan kualitas belajar.

6. Sekolah memperbaiki dan menambah fasilitas belajar untukmendorong para siswa dan guru lebih terfokus dalampembelajaran,juga penataan ruang sekolah yang secara tidak langsung dap[at membuat suasana sekolah yang nyaman.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalamempat tahap yaitu:persiapan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang masing-masing dilaksanakan dua siklus.

1. Persiapan

Hal-hal yang dipersiapkan meliputi segala keperluan pelaksanaan PTK,mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengjar, serta teknik atau instrument observasi/evaluasi dipersiapkan dengan matang.

(25)

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus mengacu kepada langkah-langkah pembelajaran membaca dengan menerapkan metode SQ3R. Setiap siklus pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap pembelajaran yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1) Deskripsi Pelaksanaan Pembelejaran Siklus I

Pada siklus pertama pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun yakni pendahuluan yang meliputi mengecek kehadiramsiswa, mengkondisikan siswa, dan mengadakan apersepsi. Selanjutnya kegiatan inti dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Siswa dibagi ke dalam beberpa kelompok

b) Setiapkelompok dibagi dua buah buku teks bahasa Indonesia c) Siswa menentukan buku teks Bahasa Indonesia untuk dibaaca

d) Siswa mengamati sampul luar dan daftar isi buku sehingga menemukan informasi dari jilid luar dan daftar isi tersebut

e) Siswa meilih salah satu bab atau subbab yang ada dalamdaftar isi buku f) Dengan bimbingan guru, siswa mengadakan latihan membuat pertanyaan

yang berhubungan dengan isi bab atau sub bab buku yang sudah ditentukan

g) Dengan petunjuk guru, siswa mencatat waktu mulai melakukan membaca h) Siswa membaca bab atau sub bab yang telah ditentykan

(26)

j) Siswa menjawab pertanyaan yang telah dilakukan

k) Siswa memeriksa ulang hasil membaca dan mengoreksi benar tidaknya jawaban yang telah diberikan

l) Siswa bersama-sama membahas hasilkegiatan membaca. 2) Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Pada siklus kedua, pelaksanaan pembelajaran mengacu kepada perencanaan yang telah disusun dengan perbaikan-perbaikan hasilrefleksi pada siklus pertama. Kegiatan pendahuluan dimulai sebagaimana siklus pertama, tetapi pada kegiatan inti terleboih dahulu dilakukan penjelasan tentang langkah kerja pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah SQ3R sebagaimana perbaikan siklus I.

3. Observasi

Kegiatan obeservasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.berupa prinsip yang harus dipenuhi dalam obeservasi,diantaranya (a) ada perencanaan antara guru dan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) guru dan pengamat membangun criteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan mengamati;dan (e) balikanhasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya; (a) menghindari kecenderungan untukmembuat pnafsiran;(b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribad;(c) merencanaklan skedul aktvitas kelas; (d) catatan harus teliti dan sitematis.

(27)

Tahapanini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan.dalam proses refleksi ini segalka pengalaman,pengetahuan dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya,menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.proses refleksi inimemegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK.

Segala hal yang ditemukan pelaksaaan pembelajaran ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi dalam bentuk diskusi bersma guru dan peneliti.tahap ini merupakan kegiatan analisis, sintesis, interprestasi dan ekspalansi (penjelasan) terhadap semua informasi dan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan dikaji, diuji, dan dicarikan hubungan anatara teori teertentu,pengalaman sebelumnya dan hallainnya. Dari data tersebut dapat dismpuilkan refleksiadalah bagian yang penting untuk memahami dan mencari makana proses dan pelaksanaan proses dan pelaksanaan tindakan sebagai dampak adanya intervensi tindakan yang ditemukan.

E. Instrument Penelitian

(28)

Instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data (Suharsimi arikunto, 2006:219). Instrument pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menajdi system motif dan dipermudah olehnya, berdasarkan definisi tersebut intrumen berfungsi untuk menjaring data hasilpebelitian melalui:

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasilbelajar diperlukan untukmengukur tingkat ketercapaian penerapan model SQ3R dalam membaca cepat selain itu tes hasil belajar digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan hasil belajar siswa,berupa nilai yang diperoleh dari pelaksasnaan tes.

2. Lembar pengamatan (observasi)

Lemabr pengamatan bersifat terstruktur, yaitu sudah terdpat pedoman-pedoman terinci yang berisi langkah-langkah yang dilakukan sehingga pengamat tinggal melakukan checklist ataumenghitung berapa frekuensi yang telah dilakukan oleh penelitian.

F. Pengolahan dan analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistic deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(29)

Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamatai digunakan teknik prosentase (%) yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100 (Trianto, 2010:63)

A= Proporsi siswa yang meilih B= Jumlah siswa (responden) 2. Rata-rata Kelas

Untuk menghitung rata-rata kelas pada masing-masing siklus digunakan rumus:

X=

= rata-rata kelas =

3. Analisis tes hasil belajar

Data yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada khir pembelajaran kemudian dianalisis dengan menggunakan indicator Daya Serap Klasikal (DSK).

Adapaun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(30)

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase banyaknya

siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sekurang-kurangnya 85 % jumlah siswa. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan analisis, lalu diinterprestasikan dan disajikan secara aktualdan sistematis dalamkeseluruhan permasalahan dan kegiatanpenelitian.oleh karena itu teknik analisis data yang digunakan bersipat kulitatif dan kuantitatif. Berdasarkan haltersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil catatanlapangan,dengan dokumentasi, dengan mengorganisaikan data kedalam kategori,menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2006:89).selanjutnya analisis berorientasi pada pengolahan data yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:20) meliputi:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat

(31)

belajar, kuesioner akan diolah dengan bentuk penilaian yang telah ditentukan dalam langkah perencanaan,kemudian data mentah iniharus disimpulkan dan dideskripsikan dalambentuk matrik dan angka untuk memudahkan interprestasi data. Semua data yang terkumpul diklasifikasikan dengan pembubuhan kode, sehingga dapat lebih jelas.

Teknik-teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagi berikut: 1) Tes

Tes merupakan penilaian melalui pengujian siswa untuk mengetahui kemampuan pada siswa. Dengan kata lain tes ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan PTK dan ketuntasan belajar pada siswa yang dituangkan dalam LKS sehingga dapat dinilai. Tes ini diarahkan untuk mengukur keterampilan siswa dalammembaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R.

2) Pengamatan

(32)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti, mengenai pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V SDN Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan hasil dari siklus I sampai siklus II dapat berkontribusi pada guru dalam pelaksanaan pembelajaran secara efesien dan efektif

2. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R telah berlansung secara aktif dan kreatif. Aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Guru telah mampu mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran, siswa yang aktif pun semakin bertambah pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran membaca cepat denagan menggunakan metode SQ3R selama proses pambelajaran Bahasa Indonesia berlangsung secara aktif dan kretif.

(33)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil prenelitian dan kesimpulan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R dapat disampaikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Bagi guru

Penelitian tindakan kelas ini sebagai salah satu rekomendasi bagi para guru untuk menggunakan metode SQ3R sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca cepat. Namun tidak ada salahnya juga untuk mengembangkan berbagai metode dalam pembelajaran yang lebih aktif, inovif dan kreatif dan menyenenangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam KBM dan meningkatkan SDM bagi guru sendiri.

2. Bagi Kepala Sekolah

(34)

3. Bagi peneliti lain

Penilitian ini terbatas pada konsep membaca cepat sehingga peneliti menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penelitian dengan menggunakan metode SQ3R. metode SQ3R ini berhasil dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hanya terbatas pada konsep membaca cepat. Sehingga peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode SQ3R untuk mencari sumber-sumber rujukan lebih lengkap dan mengembangkan penelitiannya pada pembahasan yang berbeda.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. ( 1995 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas, ( 2007 ). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PP Cipta

Nurhadi.( 1987 ). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.

Resmini, N, dkk. ( 2006 ). Membaca dan Menulis di SD Teori dan

Pengajarannya. Bandung : UPI Press

Rusyan, T. ( 2002). Metode Pembelajaran. Jakarta: Amanah Duta.

Soedarso. (2004 ). Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana, N. (2001). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-Skripsi

Tesis-Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Suyatna, A. (1994). Pengantar Penelitian Pendidikan ” Diklat ” Bandung IKIP Tarigan, Henry G. (1993). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wiriaatmadja, R. ( 2006 ). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.18

Gambar

Grafik Data Nilai Tiap Siklus .........................................................................
Gambar Desain Penelitian Adaftasi dari Kemis dan Tagart  ...........................
Gambar 3.1 Desain Penelitian Adaptasi dari Kemmis dan Taggart ( dalam
Tabel 3.1 Siswa Kelas V SD negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran SQ3R terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman anak tunanetra kelas A VIII SLB A

Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran bahasa

Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (Sq3r) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Universitas

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas layanan bimbingan belajar teknik SQ3R dalam meningkatkan motivasi membaca siswa di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi pembelajaran SQ3R terhadap hasil belajar siswa pada materi sruktur dan fungsi jaringan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan peserta didik dalam membaca pemahaman menggunakan metode SQ3R dengan masalah rendahnya pemahaman didalam memahami teks bacaan..

Metode SQ3R adalah salah satu metode yang terstruktur dan mudah diaplikasikan dalam pembelajaran karena dapat membantu siswa lebih cepat memahami bacaan secara efektif dan terarah.24

Maksud dari ungkapan di atas adalah satu rangkaian efektif dari prosedur pendekatan membaca sebuah teks telah dikenal dengan sebuah teknik SQ3R yaitu sebuah proses yang terdiri dari