• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPOSISI INOKULUM Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa TERHADAP PERUBAHAN FRAKSI SERAT DAN KECERNAAN SERAT KASAR DARI CAMPURAN LIMBAH BUAH DURIAN FERMENTASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPOSISI INOKULUM Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa TERHADAP PERUBAHAN FRAKSI SERAT DAN KECERNAAN SERAT KASAR DARI CAMPURAN LIMBAH BUAH DURIAN FERMENTASI."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPOSISI INOKULUM Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa TERHADAP PERUBAHAN FRAKSI SERAT DAN KECERNAAN

SERAT KASAR DARI CAMPURAN LIMBAH BUAH DURIAN FERMENTASI

SKRIPSI

Oleh: Susri Jayanti

1010612091

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

PENGARUH KOMPOSISI INOKULUM Phanerochaete chrysosporium DAN Neurospora crassa TERHADAP PERUBAHAN FRAKSI DAN KECERNAAN SERAT

KASAR DARI CAMPURAN LIMBAH BUAH DURIAN FERMENTASI Susri Jayanti1 Nuraini2 Ade Djulardi2

1)

Mahasiswa Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Andalas

2)

Bagian Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi inokulum campuran limbah buah durian fermentasi (LBDF) dengan Phanerochaete chrysosporium dan

Neurospora crassa terhadap perubahan selulosa, lignin, hemiselulosa dan kecernaan serat

kasar dari campuran limbah buah durian dan ampas tahu. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan yaitu A Fermentasi dengan komposisi inokulum Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora

crassa 1:1, B Fermentasi dengan komposisi inokulum Phanerochaete chrysosporium dan

Neurospora crassa 2:1, C Fermentasi dengan komposisi inokulum Phanerochaete

chrysosporium dan Neurospora crassa 1:2 dengan 6x ulangan. Peubah yang diamati adalah

penurunan selulosa dan penurunan lignin serta peningkatan hemiselulosa dan kecernaan serat kasar. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa fermentasi campuran LBDATF dengan komposisi inokulum Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap penurunan lignin, selulosa serta peningkatan hemiselulosa dan kecernaan serat kasar. Hasil uji DMRT menunjukan bahwa penurunan selulosa dan lignin pada perlakuan A berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan perlakuan B dan sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan perlakuan C, serta peningkatan hemiselulosa dan kecernaan serat kasar pada perlakuan A berbeda tidak nyata (P>0,05) dengan perlakuan B dan sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dari perlakuan C. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan B merupakan perlakuan terbaik ditinjau dari segi penurunan selulosa dan penurunan lignin tertinggi, serta peningkatan hemiselulosa dan kecernaan serat kasar tertinggi. Pada kondisi ini diperoleh penurunan selulosa 34,18%, lignin 57,67%, peningkatan hemiselulosa 49,95% dan kecernaan serat kasar 59,36%.

(3)

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Limbah buah durian yaitu limbah dari pertanian yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai bahan pakan ternak seiring dengan peningkatan produk durian di

Indonesia. Produksi durian di Sumatra Barat mencapai 79.659 ton/tahun (BPS, 2011).

Pengolahan durian akan menghasilkan limbah yang cukup banyak, yaitu bagian kulit

60%, biji 20% dan daging buah 20% (Wahyono, 2009), sehingga limbah buah durian

yang dapat dimanfaatkan sebesar 80% (kulit dan biji) dari buah durian.

Pemanfataan limbah buah durian dalam ransum terbatas. Menurut Nuraini dan

Mahatta (1998) bahwa biji durian dapat dipakai sampai level 24% dalam ransum broiler

atau dapat menggantikan 42% jagung giling. Penggunaan limbah buah durian yaitu

campuran kulit buah dan biji durian sebagai bahan pakan ternak belum diketahui.

Kandungan zat makanan limbah buah durian 70% kulit + 30% biji, yaitu protein kasar

7,50%, terdiri dari kandungan serat kasar tinggi yaitu, 21,95% (lignin 10,32% dan

selulosa 9,50%).

Untuk meningkatkan kualitas dari limbah buah durian salah satunya yaitu

menurunkan serat kasar sehingga pemanfaatannya dalam ransum ternak dapat maksimal,

yang dilakukan secara biologi melalui fermentasi menggunakan kapang Phanerochaete

chrysosporium dan Neurospora crassa. Menurut Howard et al., (2003) kapang

Phanerochaete chrysosporium dapat memproduksi enzim ligninase dan selulase yang

tinggi. Kapang Phanerochaete chrysosporium adalah jamur pelapuk putih yang dikenal

kemampuannya dalam mendegradasi lignin (Zeng et al., 2010). Selanjutnya dijelaskan

bahwa beberapa spesies kapang pelapuk putih dari kelas Basidiomycetes mampu

(4)

Fermentasi dengan Phanerochaete chrysosporium telah terbukti menurunkan

kandungan lignin dan selulosa, lignin yang terkandung pada batang jagung dapat

berkurang sebanyak 81,40% dengan bantuan enzim ligninase dan kandungan selulosa

berkurang sebanyak 43,03% dengan bantuan enzim selulase yang dihasilkan

Phanerochaete chrysosporium dengan dosis inokulum 7% dan lama fermentasi 14 hari

(Fadillah, dkk 2008). Hasil penelitian Nuraini dkk (2013) melaporkan bahwa fermentasi

menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium dengan komposisi 80% kulit buah

coklat dan 20% ampas tahu (C:N = 10:1) dapat meningkatkan protein kasar sebesar

33,79% dan menurunkan serat kasar sebesar 33,02% dengan dosis inokulum 10%, lama

fermentasi 8 hari. Hasil penelitian Fibrian (2012) melaporkan bahwa fermentasi kulit

buah kopi dan ampas tahu dengan dosis 7% dan lama fermentasi 10 hari dapat

menurunkan kandungan serat kasar sebesar 43,89%, meningkatkan protein kasar sebesar

42,62%.

Fermentasi juga dilakukan menggunakan Neurospora crassa untuk mendapatkan

β-karoten. Kapang Neurospora crassa merupakan kapang penghasil β-karoten tertinggi

yang telah diisolasi dari tongkol jagung (Nuraini, 2005). Kapang Neurospora crassa

dapat menghasilkan enzim amilase, enzim selulase dan protease serta β-karoten (Nuraini,

2006), selanjutnya dijelaskan bahwa β-karoten dapat menurunkan kolesterol pada telur

dan daging unggas. Hasil penelitian Nuraini dkk (2009) bahwa onggok difermentasi

dengan kapang Neurospora crassa dengan dosis inokulum 9% lama fermentasi 7 hari dan

ketebalan 2 cm berdasarkan bahan kering protein kasar dari 10,13% meningkat menjadi

20,44%, kandungan serat kasar dari 20,15% turun menjadi 11,96% dan kandungan zat-zat

makanan lainnya adalah lemak 2,25%, kalsium 0,22%, phosfor 0,02%, BETN 52,25%

dan β–karoten 295,16 mg/kg. Hasil penelitian Koto (2010) menyatakan bahwa ampas

(5)

kandungan β-karoten dalam bahan sebanyak 124,50 mg/kg dapat menurunkan kolesterol

sebanyak 43,92%.

Fermentasi menggunakan 2 kapang Phanerochaete chrysosporium dan

Neurospora crassa telah dilakukan oleh Lawinnie (2014), terhadap fermentasi kulit

pisang batu (KPB) dan ampas tahu dengan Phanerochaete chrysosporium dan

Neurospora crassa (2:1) dapat menurunkan selulosa dari 9,22% sebelum fermentasi

menjadi 5,07% sesudah fermentasi, lignin turun dari 8,90% sebelum fermentasi menjadi

4,11% sesudah fermentasi, hemiselulosa meningkat dari 4,28% sebelum fementasi

menjadi 10,09% sesudah fermentasi dan di peroleh kecernaan serat kasar meningkat dari

37,55% sebelum fermentasi menjadi 55,82% sesudah fermentasi.

Keberhasilan suatu fermentasi media padat sangat tergantung pada kondisi

optimum yang diberikan. Menurut Nuraini (2006) bahwa komposisi substrat, ketebalan

substrat,dosis inokulum dan lama fermentasi mempengaruhi kandungan zat makanan

produk yang difermentasi dengan kapang Neurospora crassa.

Perbandingan komposisi inokulum Phanerochaete chrysosporium dan

Neurospora crassa untuk meningkatkan kualitas gizi limbah buah durian terhadap

perubahan selulosa, lignin, hemiselulosa dan kecernaan serat kasar belum diketahui.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh komposisi inokulum kapang Phanerochaete chrysosporium dan

Neurospora crassa terhadap penurunan selulosa dan lignin serta peningkatan

hemiselulosa dan kecernaan serat kasar dari campuran limbah buah durian dengan ampas

tahu.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi inokulum kapang

(6)

lignin serta peningkatan hemiselulosa dan kecernaan serat kasar dari campuran limbah

buah durian dengan ampas tahu.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

bahwa kandungan zat makanan campuran limbah buah durian dan ampas tahu yang

difermentasi dengan komposisi inokulum kapang Phanerochaete chrysosporium dan

Neurospora crassa lebih baik sehingga dapat meningkatkan pemanfaatannya sebagai

salah satu pakan alternatif pada ternak.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah komposisi inokulum kapang Phanerochaete

chrysosporium dan Neurospora crassa dengan perbandingan (2:1) dapatmenurunkan

kandungan selulosa dan lignin serta meningkatkan hemiselulosa dan kecernaan serat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penilaian dari efikasi diri, penguasaan konsep, dan aktivitas sis- wa ini menunjukkan bahwa LKS berbasis multipel representasi dengan menggunakan model

Nilai Indeks Produksi (IP) hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan sangat nyata (P  0,01) yang berarti pemberian ekstrak temulawak dan kunyit memberikan pengaruh

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besarremaja termasuk dalam kategori melakukan perilaku seksual pranikah yaitusebanyak 40 responden (50,6%),

Setelah membaca, mengamati kembali berbagai data yang ada didalamnya, dan mengoreksi, maka skripsi saudara Paisal Fahmi Harahap, NIM 07210019, mahasiswa Jurusan Al-Ahwal

Hasil analisis sidik ragam antar empat strain ikan nila pada sistem budi daya di kolam air tenang dan KJA terhadap parameter produksi yang meliputi tingkat

Penerimaan : jumlah produksi x harga Pendapatan : Penerimaan – Biaya Untuk memfomulasikan strategi pengembangan ikan nila yang bertempat di Kecamatan Singkil

Salah satu langkah yang dapat diterapkan adalah dengan terus mengembangkan kegiatan budidaya ikan (pembenihan, pendederan dan pembesaran), perlindungan jenis ikan di

Berdasarkan laporan keuangan yang telah ada, pada tahun 2013 sampai 2017 terjadi peningkatan pada aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang