• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP

SISTEM REPRODUKSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Yeni Rahmadhani

0807583

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP SISTEM

REPRODUKSI

YENI RAHMADHANI

0807583

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Dr. Taufik Rahman, M.Pd

NIP. 196201151987031002

Pembimbing II,

Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si

NIP. 196611031991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. H. Riandi, M.Si

(3)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ANALISIS PERTANYAAN SISWA SMP

BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN

INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP

SISTEM REPRODUKSI

Oleh

Yeni Rahmadhani

Sebuah skripsi yang

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

© Yeni Rahmadhani

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual dan Gender pada Konsep Sistem Reproduksi

ABSTRAK

Studi ini dilakukan untuk menganalisis pertanyaan yang diajukan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada konsep sistem reproduksi berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gender. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Biologi di salah satu SMP kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012. Subyek penelitian ini adalah dua puluh lima orang siswa pada satu kelas penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian adalah 68 pertanyaan yang diajukan siswa dan data tingkat perkembangan intelektual siswa yang diuji menggunakan Test of Logical Thinking (TOLT). Pertanyaan siswa dianalisis menggunakan Taksonomi Bloom yang telah direvisi dan The Question Category System for Science (QCSS) tingkat I dan II. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini ditemukan bahwa tingkat perkembangan intelektual siswa umumnya menunjukkan kelompok operasional formal sebagai jenis tingkat perkembangan yang paling tinggi (48,00%). Jenis pertanyaan berdasarkan tingkat perkembangan intelektual didominasi oleh pertanyaan dimensi kognitif memahami (C2) dan dimensi pengetahuan konseptual untuk kategori Taksonomi Bloom, serta pertanyaan tertutup dan konvergen untuk kategori QCSS. Sedangkan jenis pertanyaan berdasarkan gender, siswa laki-laki dan perempuan berbeda dalam beberapa hal. Siswa laki-laki mampu memunculkan pertanyaan dimensi kognitif analisis (C4) lebih banyak dibandingkan perempuan untuk kategori Taksonomi Bloom dan pertanyaan terbuka serta divergen untuk kategori QCSS. Siswa perempuan lebih banyak menanyakan pertanyaan dimensi kognitif C1 untuk kategori Taksonomi Bloom dan jenis pertanyaan tertutup serta ingatan kognitif untuk kategori QCSS. Selebihnya siswa laki-laki dan perempuan dominansi pertanyaannya merupakan pertanyaan dimensi kognitif memahami (C2) dan dimensi pengetahuan konseptual.

Kata kunci : Pertanyaan, Taksonomi Bloom, QCSS, tingkat perkembangan

(5)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

ABSTRACT

The study aimed to analyze student’s question on learning human reproduction system concept based on intellectual development level and gender. The descriptive method was used in this study which amount of 25 students on science class grade IX at junior high school in Bandung were used as subject in this study. The sample technique used in this study was purposive sampling method. Sixty eight student’s written question and intellectual development level data through Test of Logical Thinking (TOLT) was collected from this study. The Bloom’s Taxonomy and The Question Category System for Science (QCSS) were used to analyze student’s question. The result of this study was shown that the formal operational group dominates intellectual development level (48,00%). Varian question based on intellectual development level dominates by C2 question (understanding) in cognitive dimension and conceptual in knowledge dimension

of Bloom’s Taxonomy category then closed and convergent questions for QCSS

category. While for question based on gender, male students differ from female students on certain things. Male students can show analyze level of cognitive dimension (C4) more than female students for Bloom's Taxonomy category then opened and divergent question for QCSS category. Female students ask C1 question cognitive dimension more than male students for Bloom’s Taxonomy category then closed and cognitive memory for QCSS category. As for the rest, the students ask C2 question of cognitive dimension and conceptual for knowledge dimension.

(6)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

|

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KEMAMPUAN BERTANYA SISWA SMP BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN GENDER PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI A. Kemampuan Bertanya ... 7

B. Tingkat Perkembangan Intelektual ... 18

C. Gender... ... 21

D. Sistem Reproduksi Manusia ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Definisi Operasional ... 37

C. Subjek Penelitian ... 38

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Prosedur Penelitian ... 39

(7)

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

|

G. Alur Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 61

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 71

B. Rekomendasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 75

(8)

1

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah untuk

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking)

siswa. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan fasilitas untuk berkomunikasi

kepada dan antar siswa. Satu dari metode-metode tersebut adalah dengan

mengajukan pertanyaan (Blosser, 1973).

Dalam pembelajaran sains, pertanyaan merupakan komponen yang

amat diperlukan. Pertanyaan dapat digunakan oleh siapa saja, baik guru

maupun siswa. Pertanyaan digunakan oleh guru untuk menguji daya ingat

siswa, mendorong siswa berpikir, mengarahkan atau menuntun pada arah

tertentu, dan untuk mengungkap gagasan siswa (Harlen, 1991). Sedangkan

pertanyaan yang diajukan siswa mempunyai tujuan untuk mendapatkan

penjelasan, ungkapan rasa ingin tahu, atau bahkan sekedar untuk mendapat

perhatian (Widodo, 2006). Dillon (1988) berpendapat bahwa siswa harus

banyak bertanya sebab dengan bertanya siswa didorong untuk berpikir.

Semakin sering siswa berpikir dan bertanya, maka semakin besar

kemungkinan mereka belajar (Nasution, 2009). Ennis (1985) menyatakan

bahwa bertanya merupakan satu dari dua belas indikator kemampuan berpikir

kritis. Dengan kata lain, pertanyaan yang diajukan siswa merupakan indikator

tingkat pemikiran mereka. Lebih jauh Rustaman (2005) menegaskan bahwa

aktivitas bertanya bukan sekedar bertanya, tetapi merupakan proses yang

melibatkan pikiran. Berpikir dapat dilatihkan kepada siswa dengan

mengembangkan keterampilan bertanya selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung (Arifin, 2000).

Siswa memiliki kemampuan bertanya yang berbeda-beda. Hal ini

dapat dilihat dari pertanyaan yang mereka ajukan. Pertanyaan dapat

dikelompokkan menjadi berbagai jenis tergantung dari sudut pandang para

ahli yang mengemukakannya. Blosser (1973) menyatakan sistem kategori

(9)

2

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

terdiri dari tiga tingkat klasifikasi. Tingkat pertama, pertanyaan-pertanyaan

dibedakan menjadi pertanyaan tertutup (closed question) dan pertanyaan

terbuka (open question). Tingkat kedua, pertanyaan-pertanyaan dibagi

menjadi empat cara berpikir, yaitu ingatan kognitif (cognitive memory),

berpikir konvergen (convergent thinking), berpikir divergen (divergent

thinking), dan berpikir evaluatif (evaluative thinking). Tingkat ketiga pada

QCSS bersangkutan dengan macam pelaksanaan cara berpikir yang dituntut

oleh pertanyaan itu.

Selain berdasarkan QCSS, kualitas pertanyaan siswa dapat dilihat dari

dimensi proses kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom yang direvisi

(Anderson & Krathwohl, 2001: 31) yaitu pengetahuan (C1), pemahaman

(C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Lebih jauh,

Brown (1991:124) membagi pertanyaan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan

kognitif tingkat rendah (Low Order Question) dan pertanyaan kognitif tingkat

tinggi (High Order Question). Pertanyaan kognitif tingkat rendah mencakup

pertanyaan C1 sampai C3, sedangkan pertanyaan kognitif tingkat tinggi

mencakup pertanyaan C4 sampai C6. Selain dari dimensi kognitif,

Taksonomi Bloom juga dapat digunakan untuk mengetahui dimensi

pengetahuan siswa, antara lain pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

atau metakognitif.

Berdasarkan paparan di awal, dapat dikatakan keterampilan bertanya

erat kaitannya dengan aktivitas berpikir. Menurut Piaget (Dahar, 1996) setiap

individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan berpikir. Periode pertama

dinamakan periode sensorik motorik (sekitar 0-2 tahun), kemudian periode

praoperasional (sekitar 2-7 tahun), selanjutnya periode operasional konkrit

(sekitar 7-11 tahun), dan terakhir periode operasional formal (sekitar 11-…).

Usia yang tertulis di belakang setiap tingkat hanya merupakan suatu

aproksimasi. Semua anak akan mengalami setiap tingkat dengan urutan yang

sama, tetapi dengan kecepatan yang berbeda. Setiap tahap perkembangan

(10)

3

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Berdasarkan tingkat perkembangan intelektual, siswa SMP

diperkirakan telah melampaui tahap sensori motorik dan praoperasional,

sehingga saat ini masih ada yang berada pada tahap operasi konkrit dan ada

pula yang telah memasuki tahap operasional formal. Pada tahap operasional

konkrit (7-11 tahun) kemampuan berpikir anak masih dalam bentuk konkrit,

belum mampu berpikir abstrak (Piaget & Inheler, 1958). Aktivitas

pembelajaran dengan memberikan pengalaman langsung sangat efektif

dibandingkan penjelasan guru dalam bentuk verbal. Tahap operasional formal

(11 tahun ke atas) ditandai dengan diperolehnya kemampuan untuk berpikir

secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi

yang tersedia.

Selain dari segi tingkat perkembangan intelektual, siswa memiliki

perbedaan lain yang mempengaruhi pembelajaran, misalnya terkait dengan

gender. Siswa laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik yang berbeda,

yang dibangun karena faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis

berkenaan dengan kondisi fisik, panca indera, dan sebagainya. Sedangkan

faktor psikologis menyangkut minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan

kemampuan kognitifnya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses

dan hasil belajar. (Purwanto, 2006: 107).

Konsep gender dapat ditinjau berdasarkan berbagai pendekatan,

diantaranya teori biologi. Khususnya, pendekatan ini menekankan bahwa

karakteristik biologi (jenis kelamin) adalah dasar dari perbedaan gender.

Fokus lain teori biologi mengenai gender adalah perbedaaan struktur dan

perkembangan otak (Wood, 1994: 39).

Perbedaan anatomis otak perempuan dan laki-laki terdapat di lobus

parietal bawah, hipotalamus, corpus callosum, dan lokasi bicara. Pada

laki-laki umumnya belahan otak kirinya lebih berkembang. Hal tersebut

berpengaruh pada kemampuan berpikir logis, abstrak dan analisis. Sedangkan

pada perempuan, belahan otak kanannya yang lebih berkembang sehingga

(11)

4

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

dan imaginatif, holistik, berpikir intuitif dan beberapa kemampuan visual dan

spasial (Wood, 1994: 39).

Menurut Valanides (1999: 98) mengenai hasil tes kemampuan berpikir

logis (Test of Logical Tinking yang disingkat dengan TOLT) menunjukkan

bahwa siswa laki-laki lebih baik secara signifikan dibanding dengan siswa

perempuan. Data National Assessment of Educational Progress (NAEP)

tahun 1976-1990 (Haryanto, 1999) mengungkapkan bahwa prestasi belajar

anak laki-laki lebih baik dibandingkan lawan jenisnya. Hal ini belum terlihat

pada siswa berumur 9 tahun, namun sangat kentara pada siswa berumur 17

tahun.

Latar belakang pendidikan keluarga, ekonomi, sosial, pendidikan

dalam keluarga dan pengaruh lingkungan yang lain menjadi faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat perkembangan berpikir siswa. Masalah gender tidak

dipungkiri pada kenyataannya bahwa secara umum terdapat perbedaan sosial

biologis antara perempuan dan laki-laki, dan perbedaan tersebut

mempengaruhi pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pertanyaan Siswa Pada Materi Sistem Reproduksi

Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual dan Gender.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah profil pertanyaan siswa berdasarkan tingkat perkembangan intelektual dan gender pada konsep sistem

reproduksi?”

Untuk lebih memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka

rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah profil tingkat perkembangan intelektual berdasarkan hasil

Test of Logical Thinking (TOLT) yang dimiliki siswa kelas IX SMPN 2

(12)

5

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

2. Bagaimanakah perbedaan pertanyaan yang diajukan siswa dilihat dari hasil

pengelompokan berdasarkan The Question Category System for Science

(QCSS) dan Taksonomi Bloom pada setiap tingkat perkembangan

intelektual?

3. Bagaimanakah perbedaan pertanyaan yang diajukan siswa laki-laki dan

perempuan dilihat dari hasil pengelompokan berdasarkan The Question

Category System for Science (QCSS) dan Taksonomi Bloom pada konsep

sistem reproduksi?

4. Bagaimanakah isi pertanyaan siswa dikaitkan dengan konsep sistem

reproduksi?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah, maka penelitian

ini dibatasi pada masalah :

1. Proses kognitif yang diukur adalah tingkat perkembangan intelektual

menurut Piaget (operasional konkrit, transisi, dan operasional formal)

menggunakan Test of Logical Thinking (TOLT).

2. Pertanyaan yang diajukan siswa dikelompokan berdasarkan kategori The

Question Categories System for Science (QCSS) Tingkat I dan II, serta

Taksonomi Bloom yang telah direvisi.

3. Pertanyaan kemudian dikelompokan menjadi pertanyaan kognitif tingkat

rendah (Low Order Question) dan pertanyaan kognitif tingkat tinggi (High

Order Question).

4. Konsep yang ditanyakan siswa terkait sistem reproduksi manusia

merupakan konsep yang tertera dalam standar isi, SK, KD, dan buku ajar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka tujuan

penelitian umum penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pertanyaan

(13)

6

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

tujuan khusus penelitian ini diantaranya adalah untuk mendapatkan informasi

tentang:

1. Profil tingkat perkembangan intelektual siswa kelas IX SMPN 2 Bandung.

2. Profil pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan perbedaan tingkat

perkembangan intelektual.

3. Profil pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan perbedaan gender.

4. Isi pertanyaan siswa dikaitkan dengan konsep sistem reproduksi manusia.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai

pihak-pihak yang terkait.

1. Bagi guru dapat mengembangkan metode pengajaran sesuai dengan

tingkat perkembangan intelektual, keingintahuan dan ketertarikan siswa.

2. Bagi siswa, mempelajari sesuatu yang betul-betul ingin diketahuinya,

membuat iklim belajar akan lebih menyenangkan. Selain itu siswa dapat

mengetahui kemampuan diri sehingga percepatan dapat lebih maksimal

dilakukan.

3. Bagi peneliti lain, dapat digunakan referensi untuk mengembangkan

(14)

37

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala, penelitian

secara langsung dan mengadakan penelitian di lapangan. (Arikunto, 2006).

Penelitian ini dilakukan dengan cara menjaring pertanyaan siswa dalam

pembelajaran sistem reproduksi manusia, pengujian terhadap tingkat

perkembangan intelektual, dan analisis pertanyaan berdasarkan The Question

Category System for Science (QCSS) Tingkat I dan II, serta Taksonomi

Bloom yang telah direvisi dikelompokan berdasarkan tingkat perkembangan

intelektual dan gender.

B. Definisi Operasional

Dalam rangka menghindari kesalahfahaman dari judul yang

dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah berikut di

bawah ini:

1. Kemampuan bertanya

Kemampuan bertanya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan bertanya yang tergambar pada pertanyaan yang diajukan

siswa. Pertanyaan dianalisis menurut tingkatan berdasarkan The Question

Category System for Science (QCSS) Tingkat I dan II serta Taksonomi

Bloom yang telah direvisi. Pertanyaan kemudian dikelompokkan lagi

menjadi dua, yaitu pertanyaan kognitif tingkat rendah (Low Order

Question) dan pertanyaan kognitif tingkat tinggi (High Order Question).

Pertanyaan kognitif tingkat rendah mencakup pertanyaan C1 sampai C3,

sedangkan pertanyaan kognitif tingkat tinggi mencakup pertanyaan C4

sampai C6.

2. Tingkat Perkembangan Intelektual

Tingkat perkembangan intelektual yang dimaksud adalah tingkat

(15)

38

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

beberapa tingkat perkembangan intelektual, yaitu sensori motori, pra

operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Di antara setiap

fase terdapat masa peralihan atau dikenal dengan masa transisi. Tingkat

perkembangan intelektual menurut Piaget dapat diukur menggunakan Test

of Logical Thinking. Selain dapat mengukur perkembangan kemampuan

intelektual, TOLT dapat digunakan pula untuk menggambarkan

kemampuan penalaran sains siswa, namun dalam penelitian ini yang

digunakan hanya tingkat perkembangan intelektual saja.

3. Gender

Gender merupakan suatu konsep yang digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Secara

alamiah telah diketahui laki-laki dan perempuan memiliki struktur otak

yang berbeda (Wood, 1994: 39). Pertanyaan yang diajukan siswa laki-laki

dan perempuan dianalisis berdasarkan perkembangan kemampuan

intelektualnya.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri

kelas IX di SMP Negeri 2 Bandung tahun ajaran 2011/ 2012.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-D SMP Negeri 2 Bandung tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan pertimbangan penentuan kelas sampel didasarkan pada nilai rata-rata kelas yang tertinggi di banding kelas lainnya untuk mata pelajaran Biologi.

D. Instrumen Penelitian

(16)

39

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

(soal 7 dan 8) dan kombinatorial (soal 9 dan 10). Selanjutnya hasil TOLT akan dianalisis dengan menghitung persentase setiap kategori tingkat perkembangan intelektualnya berdasarkan perolehan jumlah soal yang dijawab benar.

E. Prosedur Penelitian

Tahapan dalam penelitan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap pertama merupakan tahap persiapan, tahap kedua merupakan tahap pelaksanaan, dan tahap ketiga analisis data.

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi awal di Sekolah Menengah Pertama tempat penelitian untuk memperoleh informasi tentang waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bab sistem reproduksi.

b. Menyampaikan rencana pengumpulan pertanyaan siswa di akhir pembelajaran bab sistem reproduksi dan pengukuran kemampuan penalaran siswa kepada guru mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut. c. Menguji coba instumen penelitian di kelas yang berbeda.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan pertanyaan yang diajukan siswa serta pengukuran tingkat perkembangan intelektual siswa. Langkah-langkah pada tahapan ini adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar dilaksanakan oleh guru yang mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut. Peneliti memperhatikan proses pembelajaran untuk mendapatkan gambaran tentang konsep-konsep yang diajarkan oleh guru kepada siswa.

b. Melaksanakan TOLT

Tes dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat tingkat perkembangan intelektual siswa.

c. Pengumpulan Pertanyaan Siswa

(17)

40

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Waktu untuk menuliskan pertanyaan dibatasi 10 menit, namun jumlah pertanyaan yang ingin mereka ajukan tidak dibatasi.

3. Tahap analisis data

a. Pengolahan data pertama dilakukan dengan mengklasifikasikan setiap

pertanyaan menggunakan QCSS dan Taksonomi Bloom, kemudian

dikelompokkan menjadi pertanyaan kognitif tingkat rendah dan tingkat

tinggi.

b. Pengolahan data kedua dilakukan secara kuantitatif, yaitu mengubah

data kualitatif menjadi bentuk grafik dan diagram pie untuk melihat

tingkat pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

c. Isi pertanyaan siswa dibahas berdasarkan tingkat perkembangan

intelektual dan gendernya.

d. Interpretasi hasil pengolahan data. Semua data dianalisis dan

dihubungkan dengan literatur yang ada.

F. Analisis Data

1. TOLT digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan intelektual dan kemampuan penalaran sains siswa. Dari TOLT akan didapatkan data skor perolehan jumlah benar dari setiap soal yang dijawab siswa. Siswa yang menjawab benar 0-1 soal tergolong dalam kelompok tingkat perkembangan intelektual operasional konkrit. Siswa yang menjawab benar 2-3 soal tergolong dalam kelompok tingkat perkembangan intelektual transisi atau peralihan, sedangkan siswa yang mampu menjawab benar 4-10 soal tergolong telah memasuki tingkat perkembangan intelektual operasional formal. Data kemudian dihitung persentase untuk setiap kategori, dibuat tabelnya, kemudian diubah bentuknya ke dalam bentuk diagram.

2. Pertanyaan yang diajukan siswa diurutkan berdasarkan tingkat perkembangan

intelektual dan gendernya. Kemudian setiap pertanyaan dianalisis berdasarkan QCSS dan Taksonomi Bloom.

Bentuk penyajian data dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4 untuk tingkat perkembangan intelektual dan Tabel 4.5 untuk gender.

G. Alur Penelitian

(18)

41

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Penentuan Sekolah Penelitian

Penentuan Kelas Penelitian

Observasi Kelas Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Identifikasi Jenis Pertanyaan berdasarkan

QCSS dan Taksonomi

Bloom Pengumpulan pertanyaan dari

siswa saat pembelajaran Uji Tingkat

Perkembangan Intelektual menggunakan

TOLT

Perizinan

Data berupa informasi tingkat

perkembangan intelektual siswa

Data berupa pertanyaan siswa

Pengolahan data dan pembahasan

(19)

71

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, pertanyaan penelitian yang dikemukakan pada bab I dapat dijawab.

Tingkat perkembangan intelektual siswa SMP 2 Bandung yang menjadi kelas penelitian didominasi oleh tingkat perkembangan intelektual operasional formal. Urutan kedua merupakan kelompok transisi, dan urutan ketiga merupakan kelompok operasional konkrit.

Pertanyaan yang diajukan siswa berdasarkan Taksonomi Bloom pada setiap tingkat perkembangan intelektual didominasi oleh pertanyaan pemahaman (C2) yang tergolong pertanyaan kognitif tingkat rendah, serta dimensi pengetahuan konseptual, sedangkan berdasarkan QCSS pertanyaan yang diajukan siswa kebanyakan merupakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan konvergen yang hanya menghendaki jawaban singkat dan pasti.

Siswa laki-laki lebih unggul dalam beberapa kategori, diantaranya

lebih banyak memunculkan pertanyaan analisis (C4) dan pertanyaan terbuka

atau divergen. Siswa perempuan lebih banyak menanyakan pertanyaan

tertutup, ingatan kognitif, dan C1. Selebihnya siswa laki-laki dan perempuan

sama, misalnya dominansi pertanyaan merupakan pertanyaan memahami

(C2) dan dimensi pengetahuan konseptual.

Dilihat dari isi pertanyaan, secara keseluruhan tiga konsep besar sistem reproduksi manusia dimunculkan siswa, yaitu tentang sistem reproduksi pria, sistem reproduksi wanita, dan kelainan atau penyakit pada sistem reproduksi

manusia. Pertanyaan yang paling banyak diajukan siswa tentang sistem

reproduksi pria adalah tentang sperma, testis, dan penis. Pertanyaan yang

paling banyak diajkan siswa tentang sistem reproduksi wanita adalah

tentang vagina, kelenjar payudara, rahim, menstruasi, kehamilan,

perkembangan embrio, dan persalinan. Pertanyaan tentang kelainan klinik

seputar penyebab suatu penyakit dan cara penyembuhannya.

(20)

72

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

pertanyaan tentang fenomena yang sering mereka temukan sehari-hari,

sedangkan pertanyaan tentang struktur sama sekali tidak diajukan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Guru hendaknya dapat merancang dan menerapkan strategi pembelajaran

yang dapat mendukung proses perkembangan berpikir siswa sekaligus mengakomadasi berbagai pola dan tahapan berpikirnya.

2. Guru dapat membuat variasi dalam proses pembelajaran yang dapat

melatih siswa berpikir dan bertanya ke arah jenjang kognitif tingkat tinggi.

3. Peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan

(21)

73

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W & Krathwohl, D.R (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,

and Assessing. New York: Addison Wesley Logman, Inc.

Arifin, Mulyati, et.al. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Pratik (Edisi revisi VI). Jakarta: Rhineka cipta.

Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Blosser, P. E. (2000). How to Ask The Right Questions. The National Science Teachers Association. 3-5.

Brown, G.A. (1975). Microteaching. London: Methuen.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dillon, J. T. 1988. The remedial status of student questioning. Journal of

Curriculum Studies. 20(3), 197-210.

Ennis, R.H. (1985). Goal for a Critical Thinking Curruculum in A.L Costa (ed) Develoving Minds A Resource Book for Teacher Thinking Alexandria: ASCD, 55-56.

Harlen, W. (1992). The Teaching of Science, London: David Futton Publishers.

Haryanto, Z. (1999). Analisis Pola Pikir, Kemampuan Membaca Ilmiah, dan

Prestasi Belajar Fisika ditinjau dari Aspek Jenis Kelamin. Tesis

Magister PSS UPI: Tidak diterbitkan.

Kurnadi, A. K. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Jensen, E. (2008). Brain Based Learning Pembelajaran Berbasis Kemampuan

Otak Cara Baru Dalam Pengajaran dan pelatihan. Yogyakarta : Pustaka

(22)

74

Yeni Rahmadhani, 2013

Analisis Pertanyaan Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual Dan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi

Mujidin, A. (2007). Kajian Kemampuan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran

Berbasis Problem Solving pada Materi Pencemaran Air di Kelas X-6 SMAN 23 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI BANDUNG: tidak

diterbitkan.

Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pease, A. & Pease, B. (2008). Why Men Don’t Listen and Women Can't Read Maps: Mengungkap Perbedaan Pikiran Pria dan Wanita Agar Sukses Membina Hubungan. Jakarta: Cahaya Insan Suci.

Piaget, J & Inheler, B. (1958). The Growth Of Logical Thinking From Childhood

To Adolescence. New York : Basic Book, Inc.Publishers.

Rahayu, E. 2001. Keterampilan siswa SMU dalam mengajukan pertanyaan

tertulis pada konsep alat indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi

FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Rustaman, Nuryani. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Subiyanto. (1988). Pendidikan IPA. Jakarta: Depdikbud

Syamsuri, Istamar. et.al. (2004). IPA Biologi untuk SMP Kelas IX. Malang : Erlangga.

Valanides, N.C. (1996). “Formal Reasoning and Science Teaching”. School Science and Mathematics.(96). (2). 99-107.

Valanides, N (1999). “Formal Reasoning Performance of Higher Secondary School Student: Theoretical and Educational Implication”. Europan Journal of Psychology of Education. (14), 109-127.

Widodo, A. (2006). Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (2), 139-148.

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian Injeksi Senyawa Fenol Dan Lamanya Waktu Pematangan Pada Mutu Rubber Smoke Sheet, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengurangi pemakaian

Proses presensi berbasis web yang disajikan dalam tulisan ini berfokus pada proses face detection sebagai filter sebelum foto pegawai yang akan dikirim ke

Dalam penelitian ini diajukan tiga variabel bebas, yaitu kompensasi, stres kerja dan kepuasan kerja serta satu variabel terikat, yaitu komitmen organisasi

melibatkan siswa secara langsung dan beberapa tujuan pembelajaran telah tercapai, akan tetapi keterbatasan ruang membuat siswa tidak leluasa dalam mengamati

Thus, along with traditional data sources such as census, SEDE is able to provide tweet based population statistics such as total tweets and total users for different spatial

Pemahaman memadahi tentang dampak teknologi informasi terhadap pekerjaan, tipe pekerja, organisasi, dan system manajemen akan memberikan wawasan luas bagi auditor dalam

Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan

on edit3_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),