• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Rebranding Batik Banyumas Hadipriyanto.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Rebranding Batik Banyumas Hadipriyanto."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN REBRANDING

BATIK BANYUMAS HADIPRIYANTO

Oleh

Shintani Gunadi

NRP 1064105

Nasionalisme di Indonesia saat ini masih kurang dilestarikan, Salah satu produk seni dan budaya Indonesia yaitu batik. Batik merupakan ciri khas Bangsa Indonesia yang membawa nama Indonesia di Negara-negara lain. Batik Banyumas merupakan salah satu contoh Batik Indonesia. Batik Hadipriyanto merupakan salah satu produsen batik terbesar di Kota Banyumas. Produksi Batik Hadipriyanto kurang dikenal oleh masyrakat Indonesia yang melatarbelakangi perancangan karya tugas akhir ini. Rebranding Batik Hadipriyanto dirancang dengan cara kreatif sesuai dengan target pasar yaitu wanita usia dewasa muda yang hidup di kota – kota besar di Indonesia.

Perancangan ini menggunakan sebuah strategi rebranding dengan perancangan brand lama menjadi brand baru yang lebih berciri khas produsen batik dan merupakan asli kota Banyumas. Rebranding ini bertujuan untuk memperluas penjualan di kota-kota lain, agar target lebih mengenal dan dapat membedakan batik Banyumas dengan batik yang lain dan juga tertarik untuk membeli dan berkunjung ke produsen batik Hadipriyanto. Media yang digunakan untuk rebranding yaitu stasionery, hang tag, woven label, care label, nota penjualan, packaging, paper bag, website, print add majalah(untuk memberi info berubahan logo), sign system (di depan toko), baju karyawan, mini katalog, Xbanner (diletakkan di dalam toko), sticker logo (untuk depan toko).

(2)

ABSTRACT

THE REBRANDING DESIGN OF BANYUMAS HADIPRIYANTO BATIK

Submitted by Shintani Gunadi

NRP 1064105

The Indonesians are lacking in nationalism. Batik is actually part of the Indonesian culture renowned internationally. Hadipriyanto Batik is one of the biggest batik producers in Banyumas and yet still yet unknown among the Indonesians. That is what initiates this design, specifically Hadipriyanto batik needs to be rebranded creatively to cater to the needs of adult women living in big cities in Indonesia.

This design makes use of rebranding strategy to exhibit even newer brand with local Banyumas identities still attached to it. This rebrand is also meant to expand the sale of Hadipriyanto Batik and be able to tell the difference between this kind of batik and the others so as to finally come and purchase the batik.

The media used are stationery, hang tag, woven label, care label, sale notes, packaging, paper bag, websites, print ad of magazines to inform the change of logo, sign system at the store, employees' uniforms, mini catalogues, Xbanner placed in front of the store, logo stickers also displayed in front of the store.

(3)

DAFTAR ISI

COVER……….. i

LEMBAR PENGESAHAN………... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI………..……. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………….…………. iv

KATA PENGANTAR……….………….. v

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 LatarBelakang Masalah………. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup………..……….. 3

1.2.1 Permasalahan……….... 3

1.2.2 Ruang Lingkup………. 3

1.3 Tujuan Perancangan……….. 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………... 4

1.4.1 Sumber Data………. 4

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data………... 4

1.4.2.1 Wawancara……… 4

1.4.2.2 Studi Pustaka………. 4

1.4.2.3 Kuesioner……….. 4

1.5 Skema Perancangan………... 6

BAB II LANDASAN TEORI………... 7

(4)

2.3.1 Warna di sekitar Yogyakarta dan Solo………... 9

2.3.2 Warna di daerah Pekalongan………... 11

2.4 Teori Brand……… 12

2.4.1 Pengertian Brand………... 12

2.4.2 Brand str... 13

2.4.3 Logo………... 13

2.5 Tipografi……… 14

2.6 Landasan teori packaging……….……. 14

2.7 Kepribadian Dewasa Dini Secara Psikologis……….16

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH……… 17

3.1 Data dan Fakta………... 17

3.1.1a Sejarah Batik Banyumas………….………... 17

3.1.1b Sejarah Batik Banyumas Hadi Priyanto……….……… 18

3.1.1c DEKRANAS……….. 24

3.1.2 Data Tentang Gejala……….... 24

3.1.2a Hasil Wawancara Batik Hadi Priyanto………... 25

3.1.2b Hasil Kuisioner………... 26

3.1.3 Tinjauan Karya Terhadap Proyek Sejenis……… 33

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan………... 36

3.2.1 Analisis SWOT………. 36

3.2.1a SWOT Batik Hadi Priyanto……….... 36

3.2.1b SWOT Batik Banyumas………... 37

3.2.2 Segmentasi,Targeting, & Positioning………... 38

BAB IV PEMECAHAN MASALAH………..………. 39

(5)

4.4.3 Packaging………. 48

4.4.4 Paper bag………. 50

4.4.5Hangtag, Woven label & Care label………. 51

4.4.6 Print ad………. 53

4.4.7 Website……….. 54

4.4.8 Mini katalog………... 55

4.4.9 Xbanner……… 56

4.4.10 Sign System………. 57

4.4.11 Seragam Karyawa………... 58

4.4.12 News Letter... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 60

5.1 Kesimpulan……… 60

5.2 Saran……….. 60

5.2.1 Saran bagi sesame peneliti desainer komunikasi visual…………... 60

5.2.2 Saran yang ditujukan bagi Batik Hadipriyanto………. 60

5.2.3 Saran dari pembimbing dan penguji………... 61

DAFTAR PUSTAKA……… 62

LAMPIRAN……….. 63

DATA PENULIS………... 78

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan………... 6

Gambar 3.1 Peta Jawa Tengah………... 17

Gambar 3.2 Logo lama Batik Hadipriyanto……….. 18

Gambar 3.3 Rumah perusahaan Batik HP di Banyumas………... 19

Gambar 3.4 Ibu-ibu yang sedang membuat batik tulis . ………... 20

Gambar 3.5 Ibu-ibu yang sedang membuat batik tulis ………. 20

Gambar 3.6 Ibu-ibu yang sedang membuat batik tulis ………. 20

Gambar 3.7 Bagian dalam toko Batik HP………... 21

Gambar 3.8 Bagian dalam toko Batik HP………... 21

Gambar 3.9 Contoh penataan batik tulis di Batik Hp ………... 22

Gambar 3.10 Foto keluarga Bapak Slamet dengan model………...23

Gambar 3.11 Logo DEKRANAS………... 24

Gambar 3.12 Diagram usia responden………. 26

Gambar 3.13 Diagram pendapatan responden ……… 26

Gambar 3.14 Diagram pakaian batik………... 27

Gambar 3.15 Diagram hobi responden ………... 27

Gambar 3.16 Diagram batik yang paling sering dibeli……… 28

Gambar 3.17 Diagram batik yang diketahui responden ………. 28

Gambar 3.18 Diagram responden yang mengetahui kain tenun ……….29

Gambar 3.19 Diagram responden yang mengetaui Batik Banyumas …………. 29

Gambar 3.20 Diagram respondenyang pernah melihat Batik Banyumas ……... 30

Gambar 3.21 Diagram responden menggunakan pakaian batik ………... 30

Gambar 3.22 Diagram majalah yang sering dibeli responden ……… 31

Gambar 3.23 Diagram responden suka mengikuti acara resmi ……….. 31

Gambar 3.24 Diagram yang mengetahui Batik HP………. 32

Gambat 3.25 Diagram responden menghabiskan waktu luang………... 32

Gambar 3.26 Diagram media yang sering digunakan responden ………... 33

Gambar 3.27 Logo awal Batik Drajat ………... 34

Gambar 3.28 Logo warna awal Batik Drajat………... 34

(7)

Gambar 3.30 Aplikasi Logo kedalam stasionery ……… 35

Gambar 4.1 Warna utama yang digunakan logo………40

Gambar 4.2 Timeline media………... 43

Gambar 4.3 Logo rebranding ………... 45

Gambar 4.4 Motif Gandasubrata………... 45

Gambar 4.5 Penjelasan logo………... 46

Gambar 4.6 Aplikasi stasionery………... 47

Gambar 4.7 Bentuk packaging ………... 48

Gambar 4.8 Layout packaging bagian depan ………... 49

Gambar 4.9 Layout Packaging bagian belakang………... 49

Gambar 4.10 Layout paper bag………... 50

Gambar 4.11 Layout ukuran paper bag………... 51

Gambar 4.12 Hangtag………... 51

Gambar 4.13 Woven Label ………... 52

Gambar 4.14 Care Label ………... 52

Gambar 4.15 Print ad………... 53

Gambar 4.16 Penerapan di dalam majalah………... 53

Gambar 4.17 Layout website………... 54

Gambar 4.18 Bagian dalam website………... 54

Gambar 4.19 Mini katalog cover………... 55

Gambar 4.20 Bagian dalam mini katalog ………... 55

Gambar 4.21 Layout xbanner………... 56

Gambar 4.22 Sign system depan toko………. 57

Gambar 4.23 Penampakan dari samping………... 57

Gambar 4.24 Penerapan sign system di depan pintu masuk toko…………... 58

Gambat 4.25 Seragam karyawan………... 58

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Negara Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku bangsa yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dan hampir di setiap daerah-daerah terdapat warisan hasil kesenian tradisional. Kesenian Indonesia yang masih sangat dikenal salah satunya adalah batik. Batik di Indonesia menjadi semakin terkenal setelah mendapatkan pengakuan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengatahuan dan Kebudayaan PBB yang memutuskan batik Indonesia sebagai warisan pusaka dunia. Pengakuan diberikan pada tanggal 2 Oktober 2009 menjadi pengaruh besar untuk eksistensi batik di dunia Ineternasional. Batik sudah ada sejak zaman nenek moyang.

(www.tempo.co/read/news/2013/10/02/110518313/ini-sejarah-Panjang-Batik-Indonesia/1/1 26/08/14/13:20 WIB)

Awalnya kata batik sendiri berasal dari bahasa Jawa: amba, yang bermakna “menulis” dan “titik”. Walapun kata batik ini berasal dari bahasa Jawa namun batik sendiri kehadirannya tidak tercatat di Jawa. Menurut pendapat G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik membatik kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 atau ke-7. J.L.A. Brandes, arkeolog Belanda, dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesia, mempercaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Wilayah tersebut bukan dipengaruhi oleh hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik. (http://www.tempo.co/read/news/2013/10/02/110518313/Ini-Sejarah-Panjang-Batik-Indonesia/1/1 /13: 20 WIB/ 26 Agustus 2014)

(11)

sebagai mata pencaharian dan ketrampilan para perempuan. Pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif untuk para perempuan. Setelah ditemukannya “Batik Cap” selain perempuan para lelaki dapat bekerja untuk jadi pembatik juga.

Batik merupakan tradisi turun-temurun dari masyarakat Jawa. Terkadang suatu motif batik dapat dikenali dari batik keluarga tertentu. Motif batik dapat mempengaruhi status seseorang. Sampai saat ini beberapa motif tradisional hanya dipakai oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik Banyumasan sampai sekarang ini masih bertahan di tengah ketatnya persaingan. Jumlah perajinnya makin hari makin menyusut. Terlebih umumnya merupakan usaha turun-temurun. Berikut laporan wartawan Suara Merdeka Anton Soeparno. Meski tertatih-tatih, batik Banyumasan masih mampu bertahan hidup. Perusahaan batik khas Banyumas bisa dihitung dengan jari dan pada umumnya merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Mereka tidak mampu meningkatkan produksi, karena pangsa pasarnya juga makin terbatas. Pengrajin batik makin langka, karena generasi penerus lebih cenderung bekerja menjadi TKW. ''Jumlah pengrajin batik makin sulit, karena peminat batik Banyumasan juga relatif kecil dan terbatas,'' ungkap Slamet, penerus Perusahaan Batik Hadi Priyanto di Banyumas. (www.suaramerdeka.com/harian/0307/15/nas18.htm/26 Agustus 2014/13:50 WIB)

(12)

lebih menonjolkan Batik Banyumas di luar masyarakat Banyumas untuk mengangkat nasioanlisme bahwa banyak macam batik jaman sekarang menjadi batik modern

yang dapat dipake oleh kaum wanita muda usia 25- 35 tahun. Penulis juga ingin membuat brand Hadipriyanto yang lebih baik untuk dapat memasuki pasar Indonesia yang lebih luas dan warga Indonesia dapat melihat keunikan dari batik Banyumas yang berbeda dari batik Pekalongan dan Yogyakarta. Rebranding dibuat karena Batik Hadipriyanto ingin memperluas pasar penjualannya agar orang-orang bisa melihat ciri khas batik Hadipriyanto.

1.2.Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1. Permasalahan

• Bagaimana memperkenalkan Batik Banyumas ke masyarakat Indonesia? • Bagaimana merancang identitas baru untuk Batik Hadipriyanto supaya lebih

menarik dan lebih mencerminkan perusahaan batik yang berkualitas?

1.2.2. Ruang Lingkup

Dalam laporan Tugas Akhir ini, penulis akan merancang kembali identitas Batik Hadi Priyanto. Batik Hadi Priyanto memproduksikan Batik asli Banyumas untuk membawa nama Banyumas di sekitar Pulau Jawa. Targeting Wanita dewasa-muda (25-35 tahun) yang hidup di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Solo dan sekitarnya dengan gaya hidup golongan menengah ke atas. Perancangan ini lebih dikhususkan untuk wanita bekerja/professional ataupun wanita yang telah berkeluarga. Pengumpulan data ini dilakukan dari Bulan Agustus 2014.

1.3. Tujuan Perancangan

(13)

• Merancang identitas baru untuk Batik Hadipriyanto supaya lebih mencerminkan perusahan batik dan menggunakan ciri khas corak Batik Banyumas.

1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah:

1. Data Primer: Data yang diambil dari sumber data secara langsung dan dilakukan penulis berupa wawancara kepada pemilik Batik Banyumas Hadi Priyanto.

2. Data Sekunder: Data yang diambil tidak langsung dari sumber data, contohnya data dari internet ataupun buku.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

1.4.2.1 Wawancara

Wawancara tidak terstruktur yang bersifat fleksibel. Penulis mewawancarai narasumber untuk memperoleh data nyata melalui jawaban atas pertanyaan.

1.4.2.2 Studi Pustaka

Penulis melakukan studi pustaka menggunakan buku sebagai referensi dan melalui media internet untuk melengkapi data yang dibutuhkan untuk mencari fakta.

(14)
(15)

1.5. Skema Perancangan

Institut Terkait - Dekranas Banyumas

Mandatori - Batik Hadi Priyanto Latar Belakang

- Batik Banyumas yang semakin langka dan kurang dikenal - Kurangnya informasi tentang Batik Banyumas

Rumusan Masalah

- Memperkenalkan Batik Banyumas ke masyarakat Indonesia. - Merancang identitas baru untuk Batik Hadipriyanto.

Konsep Perancangan

Merancang kembali identitas Batik Hadi Priyanto

Jenis Data - Warna diambil dari

warna-warna batik Banyumas - Tipografi berkesan Tradsional

dan feminism - Pengaplikasian corak batik Banyumas untuk Identitas Batik

Hadi Priyanto

Target Pasar

Target pasar adalah wanita dewasa muda usia 25-35 tahun yang tinggal di perkotaan di Pulau Jawa dengan golongan sosial atas, kaum urban yang menyukai fashion dan merupakan kalangan intelektual dengan cara hidup yang modern modis dan senang bersosialisasi (arisan).

Tujuan Akhir

(16)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Indonesia memiliki banyak ciri khas bangsa, salah satu contohnya adalah pesona

batik. Batik merupakan ciri khas Negara Indonesa yang telah diakui dunia. Salah satu

produsen batik yang ada di kota Banyumas Jawa Tengah yaitu Batik Hadipriyanto,

Batik Hadipriyanto ini ingin melakukan perluasan penjualan, namun masih

terbatasnya logo yang kurang menarik membuat masyarakat kurang tertarik untuk

membeli batik di toko tersebut. Melalu Desain Komunikasi Visual, perancangan

rebranding sebagai alternatife yang cocok untuk Batik Hadipriyanto. Rebranding

dapat membuat logo lebih menarik dan agar masyarakat dapat lebih mengenal. Batik

Hadipriyanto dan menggunakan pengiklanan di majalah. Kemasan kain dibuat lebih

menarik.

5.2 Saran

5.2.1 Saran bagi sesama peneliti desainer komunikasi visual:

• Memperbarui logo dengan teknik rebranding.

• Sebagai desainer harus dapat menetapkan targeting dan harus dapat

menyesuaikan karya sesuai targeting yang telah ditujukan.

• Karya-karyanya harus menandakan /memperlihatkan tujuan dari perancangan

kembali.

5.2.2 Saran yang ditujukan bagi batik Hadipriyanto:

• Memperbaiki logo agar terlihat menarik dan mudah dikenal oleh masyarakat.

• Memperbaiki kemasan untuk mengemas kain batik agar lebih menarik.

• Membuatkan seragam karyawan dengan corak yang mudah dikenali oleh

pembeli.

(17)

5.2.3 Saran dari Pembimbing dan Penguji:

• Kemasan diperbarui agar lebih melihatkan kemasan batik.

• Logo baru dibuat lebih bercirikhas Batik Banyumas.

• Memberikan tagline untuk Batik Banyumas Hadipriyanto

• Memasukan tagline pada setia media.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Kusrianto. 2013. Batik-Filosofi,Motif & Kegunaan

Danton Sihombing. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis

Dendi Sudiana. 2001. Pengantar Tipografi

Elizabeth B. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan: Masa dewasa dini

Gelder, S.V. 2005. Global Brand Strategy. London: Kogan Page.

Sulasmi Darmaprawira W.A. 2002. Teori Warna.

Susanto, A. B.,& Wijanarko, H. 2004. Power Branding: Membangun Merek Unggul

dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: Quantum Bisnis & Manajemen.

Soehadi, Agus W. 2005. Effective Branding: Konsep dan Aplikasi Pengembangan

Merek yang Sehat dan Kuat. Bandung: Quantum Bisnis & Manajemen.

Wally Olins. London 2008. The Brand Handbook: Thames & Hudson

http://ciptalima.com/desain-logo-dan-aplikasi-logo-batik-drajat/

http://sosbud.kompasiana.com/2012/08/04/gerakan-bali-ndeso-mbangun-ndeso-di-

jawa-tengah-476601.html (29/08/2014/20:00 WIB)

http://tatasaji.acara-event.com/dekranas/

http://www.suaramerdeka.com/harian/0307/15/nas18.html (26/08/2014/14:00 WIB)

http://www.tempo.co/read/news/2013/10/02/110518313/Ini-Sejarah-Panjang-Batik-

Indonesia/1/1 (26/08/2014/13:20 WIB)

http://www.visitbanyumas.com (28/08/2014/ 19:00)

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2014 Dan 2013.

[r]

perangkat handphone berbasiskan Sistem Operasi Android dapat terbantu untuk mengetahui informasi jadwal mata kuliah yang disajikan oleh aplikasi ini.. Dan bagi yang

Di dalam mata kuliah ini akan dibahas masalah Produk perangkat lunak, Proses perangkat lunak, Konsep Manajemen proyek, Metriks proses pembuatan dan proyek perangkat

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian yang dibuat oleh remaja tentang sejauh mana kepercayaan individu terhadap kemampuan

Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin

sehinsga Gnaga keija beyak yang teNrap dan serbr uela ini. Hal ini.iuca ncnberikm dmpal ydg baik dei sc8i penin8katm delie negs!. oksporkNt de bame dei karer

Media utama yang digunakan pada Taman Bungkul Surabaya yaitu environmental graphic design berupa redesain dari media signage dan menambahkan media Road Sign , Directional