• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bubur Beras Putih Dibandingkan Bubur Oat terhadap Ketelitian dan Kewaspadaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Bubur Beras Putih Dibandingkan Bubur Oat terhadap Ketelitian dan Kewaspadaan."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH BUBUR BERAS PUTIH DIBANDINGKAN BUBUR OAT TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN

Olivia, 2015 Pembimbing I : Stella Tinia, dr., M.kes., IBCLC Pembimbing II : Budi Widyarto Lana, dr,MH.

Ketelitian adalah kemampuan menganalisa, membandingkan, mencari atau mengolah suatu data secara seksama atau cermat, sedangkan kewaspadaan adalah kesiapsiagaan, kemampuan memberi perhatian penuh pada suatu hal dalam waktu tertentu. Ketelitian dan kewaspadaan sangat berpengaruh terhadap aktivitas seseorang, seperti belajar dan berkendara. Hal ini dapat dipengaruhi asupan nutrisi yang baik dan mudah dicerna seperi bubur beras putih dan bubur oat.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efek bubur beras putih dan bubur oat dalam meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan.

Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan rancangan pre test dan

post test. Subjek penelitian terdiri dari tiga puluh perempuan berusia 17 – 25

tahun, 15 orang subjek penelitian mengonsumsi bubur beras putih, 15 orang subjek penelitian mengonsumsi bubur oat. Setelah 2 jam, subjek penelitian mengerjakan Addition Sheet Test dan Johnson Pascal Test. Penelitian ini menggunakan teknik cross over dan data diuji menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rerata skor Addition test sesudah makan bubur oat sebesar 70.72 lebih besar dibandingkan sesudah makan bubur beras putih yang hanya sebesar 68.53. Rerata skor Johnson Pascal Test sesudah makan bubur oat sebesar 105.63 lebih cepat dibandingkan sesudah makan bubur beras putih yang hanya sebesar 109.57

Simpulan dari penelitian ini bubur oat memiliki efek yang lebih tinggi dalam meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan dibandingkan dengan bubur beras putih.

(2)

v ABSTRACT

EFFECT OF WHITE RICE PORRIDGE COMPARED TO OAT PORRIDGE TOWARDS ACCURACY AND ALERTNESS

Olivia, 2015 1st advisor : Stella Tinia, dr., M.kes., IBCLC

2nd advisor : Budi Widyarto Lana, dr, MH.

Accuracy is the ability to analyze, compare, search or process the data thoroughly or carefully, while alertness is the state of preparedness, the ability to pay full attention to a thing at a certain time. Accuracy and alertness greatly affect the pursuits of a person, especially when performing daily activities. It can be influenced by good nutrition and easy to digest foods, such as white rice porridge and oats porridge.

The aims of this study were to determine whether white rice porridge and oats porridge have different or same effects in improving the accuracy and alertness.

This study is a pre-test and post-test quasi-experimental design. Subjects consisted of thirty women aged 17-25 years, 15 of them ate white rice porridge, and the other 15 ate oats porridge. After 2 hours, the subjects were being tested by Addition Sheet Test and the Johnson Pascal Test. This study used a cross over

method and the collected data were tested using a paired t-test with α = 0.05.

The result showed that the mean score of the Addition Test after eating oats porridge was 70.72 which is higher than the mean of Addition test after eating white rice porridge measured 68.53. The mean score of Johnson Pascal Test after eating porridge oats was 105.63 which is faster than after eating white rice porridge gauged 109.5.

The conclusions were oats porridge has a higher effect in improving the accuracy and alertness compared to white rice porridge.

(3)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN... i

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademik ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Otak ... 5

2.1.1 Anatomi Otak ... 5

2.1.2 Formatio Reticularis ... 6

(4)

ix

2.1.4 Sistem Limbik ... 9

2.2 Metabolisme Glukosa ... 11

2.2.1 Glikolisis dan Fosforilasi Oksidatif ... 11

2.3 Ketelitian dan Kewaspadaan ... 13

2.4 Beras dan Oat ... 14

2.4.1 Beras Putih ... 14

2.4.2 Oat ... 16

2.5 Glycemic Index dan Glycemic Load ... 19

2.5.1 Glycemic Index ... 19

2.5.2 Glycemic Load ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 21

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 21

3.1.2 Subjek Penelitian ... 21

3.1.3 Besar Sampel Penelitian ... 22

3.2 Metode Penelitian ... 23

3.2.1 Desain Penelitian ... 23

3.2.2 Data yang diukur ... 23

3.2.3 Analisis Data ... 24

3.3 Variabel penelitian dan Definisi Operasional... 24

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 24

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25

3.4 Prosedur Kerja ... 25

3.4.1 Persiapan Sebelum Penelitian ... 25

(5)

x

3.4.3 Uji Pendahuluan ... 26

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.6 Aspek Etik Penelitian ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 28

4.2 Pembahasan ... 29

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 35

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hemisfer Serebri ... 5

Gambar 2. 2 Anatomi Otak ... 6

Gambar 2. 3 ARAS dan Formatio Retikularis ... 9

Gambar 2. 4 Sistem Limbik ... 10

Gambar 2. 5 Glikolisis ... 12

Gambar 2. 6 Siklus Krebs ... 12

Gambar 2. 7 Tanaman Padi ... 14

Gambar 2. 8 Tanaman Oat ... 16

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Komposisi nutrisi biji-bijian per 100 gram ... 19

Tabel 4. 5 Perbandingan Rerata Addition Test Sesudah Makan Bubur Beras Putih dan Bubur Oat ... 31 Tabel 4. 6 Perbandingan Rerata Johnson Pascal Test Sesudah Makan Bubur Beras

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian ... 35

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 37

Lampiran 3 Analisis Statistik ... 38

Lampiran 4 Informed Consent ... 39

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketelitian adalah kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi dan memberikan perhatian penuh pada pekerjaan yang dilakukannya, sedangkan kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsangan atau stimulus adekuat yang diberikan (Priguna, 2005). Penurunan ketelitian dan kewaspadaan dapat mengurangi kualitas kerja, bahkan dapat membahayakan diri pekerja pada beberapa pekerjaan yang memerlukan tingkat ketelitian dan kewaspadaan yang tinggi (Anang, 2006).

Ketelitian dan kewaspadaan sangat berpengaruh terhadap aktivitas seseorang, terutama saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mengerjakan tugas, belajar, bekerja, dan berkendara. Dalam upaya meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan masyarakat seringkali mengkonsumsi minuman berenergi yang mengandung kafein pada penggunaan jangka panjang, suplemen ini dapat menimbulkan efek samping berupa peningkatan tekanan darah dan jantung berdebar-debar, terutama bagi mereka yang sensitif. Reaksi yang berbahaya pada minuman energi yang bisa terjadi antara lain rasa pusing, mual, sakit maag, tremor, serta mati rasa (Griffiths,2013).

(10)

2

lepas dari kesalahan manusia itu sendiri diantaranya kurangnya kewaspadaan dan ketelitian.

Bubur merupakan makanan yang sering dikonsumsi oleh berbagai usia di masyarakat, mulai dari anak kecil sampai orang lanjut usia. Bubur juga sering dikonsumsi untuk sarapan karena mudah dicerna dan praktis. Beras putih dan bubur oat merupakan jenis bubur tersering yang dikonsumsi. Bubur beras putih sendiri mengandung energi , lemak, protein, karbohidrat, sedangkan bubur oat mengandung energi, lemak jenuh, karbohidrat, protein, dan vitamin. Kandungan dari bubur beras putih dan bubur oat dapat meningkatkan kerja otak maka, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh bubur beras putih dibandingkan bubur oat terhadap ketelitian dan kewaspadaan.

1.2 Identifikasi Masalah

 Apakah terdapat perbedaan pengaruh bubur beras putih dan bubur oat dalam meningkatkan ketelitian

 Apakah terdapat perbedaan pengaruh bubur beras putih dan bubur oat dalam meningkatkan kewaspadaan

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian untuk membandingkan pengaruh makanan yang lebih baik terhadap peningkatan kewaspadaan dan ketelitian

Tujuan penelitian:

 Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan efek bubur beras putih dan bubur oat dalam meningkatkan ketelitian

(11)

3 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada mahasiswa perbedaan efek bubur beras putih dan bubur oat terhadap kewaspadaan dan ketelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan kepada masyarakat mengenai manfaat bubur beras putih dan bubur oat terhadap kewaspadaan dan ketelitian.

1.5 Kerangka Pemikiran

Ketelitian adalah kemampuan untuk menganalisa, membandingkan, mencari atau mengolah suatu data secara cermat, sedangkan kewaspadaan adalah keadaan kesiapsiagaan, kemampuan untuk memberi perhatian penuh pada suatu hal dalam suatu periode tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi tes ketelitian dan kewaspadaan adalah usia, tingkat pendidikan, faktor persiapan, konsentrasi, faktor latihan, penyakit, obat-obatan serta makanan yang dikonsumsi (D.avies & Parasuraman, 1982).

(12)

4

secara drastis, sehingga tidak terjadi linglung, pening, kejang, bahkan pingsan (D.avies & Parasuraman, 1982).

Dalam 100 gram bubur beras putih terdapat 72 kalori, 0.1 gram lemak (1%), 16 gram karbohidrat (91%), dan 1.3 gram protein (8%), kadar gula tinggi, rendah serat , sedangkan dalam 100 gram bubur oat terdapat 63 kalori , 1 gram lemak (13%), 10.8 gram karbohidrat (71%), dan 2.6 gram protein (16%), kadar gula rendah, rendah lemak jenuh, tinggi serat, rendah sodium dan tidak mengandung kolesterol (Fiastuti, 2012).

Indeks glikemik (GI) adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan. Makin tinggi GI, makin cepat karbohidrat diolah menjadi gula dan produksi insulin pun semakin meningkat (Fiastuti, 2012). Kadar indeks glikemik beras putih sebesar 89, sedangkan oat sebesar 55(Regina, 2012). Dari kalimat diatas, diketahui bahwa bubur beras putih mengandung karbohidrat yang lebih tinggi yang menyebabkan gula darah tinggi dan tidak stabil. Bubur oat akan lebih baik dicerna karena mengandung serat dan menyebabkan gula darah lebih stabil, namun karbohidrat yang terkandung dalam bubur ini juga cenderung lebih rendah (Robello Johnson, Martin 2013).

1.6 Hipotesis

 Bubur oat meningkatkan skor Addition Test lebih tinggi dibandingkan bubur beras putih

(13)

31 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Bubur oat memiliki efek yang sama dalam meningkatkan ketelitian dibandingkan dengan bubur beras putih

 Bubur oat memiliki efek yang sama dalam meningkatkan kewaspadaan dibandingkan dengan bubur beras putih.

5.2 Saran

(14)

32

DAFTAR PUSTAKA

Beras. (2015, Mei 14). Diambil kembali dari Wikipedia:

https://id.wikipedia.org/wiki/Beras

AJCN. (2002). International table of glycemic index and glycemic load values: 2002. Dipetik Agustus 21, 2015, dari

http://ajcn.nutrition.org/content/76/1/5/T1.expansion

Anang, P. (2011, Februari 2). Perbandingan tingkat kewaspadaan serta faktor yang mempengaruhi sopir truk hauling shift siang dan malam kontraktor

tambang batu bara. Diambil kembali dari

https://eprints.ui.ac.id//48243/1/98533-T%2017699Perbandingan%20tingkat.pdf.

Andoko, A. (2002). Budidaya Padi Secara Organik (2nd ed., Vol. I). Bogor: Penebar Swadaya, Jakarta.

Antranik. (2011). The Limbic System and the Reticular Formation. Dipetik Agustus 20, 2015, dari Antranik.org: http://antranik.org/the-limbic-system-and-the-reticular-formation/

Atkinson, R. L., Atkinson , R. C., & Smith, e. (1984). Introduction to Psychology. Fort Worth TX: Harcourt Brace Jovanovich.

Bernardis, & Bellinger. (1987). Limbic System. Diambil kembali dari brainmind.net: http://brainmind.net/BrainLecture4.html Campbell. (2003). Biology Edisi Kelima-Jilid I. Jakarta: Erlangga.

D, a., & Parasuraman, R. (1982). The psychology of vigilance. London: Academic Press.

Departemen Pertanian. (1983). Pedoman Bercocok Tanam Padi Palawija

Sayur-sayuran. Jakarta: Departemen Pertanian Satuan Pengendali BIMAS.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. (2014). Tanaman Padi. Diambil kembali dari tanamanpangan:

http://tanamanpangan.pertanian.go.id/

(15)

33

Fajri, W. (2013, Desember 16). Kandungan Minuman Energi dan Efek

Sampingnya. Diambil kembali dari

http://ramadhan.kompas.com/read/2013/12/16/1629431/Kandungan.Minu man.Energi.dan.Efek.Sampingnya

Fiastuti, W. (2012). Beras Pera Lebih Sehat dari Beras Pulen Meski Tidak Enak. Dipetik Agustus 23, 2015, dari

http://hot.detik.com/read/2012/02/23/142632/1849957/766/1/beras-pera-lebih-sehat-dari-beras-pulen-meski-tidak-enak

Ganong, W. (2005). Review of Medical Physiology (20 ed.). New York: Lange Medical Books / McGraw-Hill.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi (11 ed.). Jakarta: EGC. Hannon, R., Porth, C. M., Pooler, C., & Matfin, G. (2010). Porth Physiology:

Concept of Altered Health States. China: Maemilan Publishing.

Hartmann, H. T. (2002). Hartmann's Plant Science. United States: Prentice Hall. ITIS. (2010). Avena sativa L. Dipetik Oktober 30, 2015, dari ITIS Report:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&searc h_value=41459

ITIS. (2010). Oryza sativa L. Dipetik Oktober 30, 2015, dari ITIS Report:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&searc h_value=41976#

Jouvet, M. (1969). Handbook of clinical neurology (Vol. 3). Amsterdam: North Holland Publishing company.

Kementrian Republik Indonesia. (2012). Petani. Diambil kembali dari www.epetani.deptan.go.id

Khurana, I. (2006). Text Book of Medical Physiology. India: Elsevier.

Library, M. A. (2011). Brain Anatomy – Internal Structures. Diambil kembali dari http://www.medicalartlibrary.com/brain-anatomy/

Luh, B. (1991). Rice (2 ed.). New York: Van Nostrand Reinhold.

Magistretti, P. J., Pellerin, L., & Martin, J. L. (2000). A Cellular Perspective on

Brain Energy Metabolism and Functional Imaging. Dipetik Agustus 19,

(16)

34

Medical Art Library. (2011). Cerebral Hemispheres. Diambil kembali dari http://www.medicalartlibrary.com/cerebral-hemispheres/

moore. (2006). vascular and endovascular surgery (7 ed.). philadelphia: saunders elsevier.

Priguna, S. (2005). Tata Pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.

Rebello, C. J., Johnson, W. D., & Martin, C. K. (2013). Acute effect of oatmeal on subjective measures of appetite and satiety compared to a ready-to-eat

breakfast cereal: a randomized crossover trial. Dipetik Agustus 21, 2015,

dari Pubmed.gov: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24024772 Regina. (2012). Daftar indeks glikemik makanan. Dipetik Agustus 11, 2015, dari

http://diabetesmelitus.org/daftar-indeks-glikemik-makanan/#ixzz2MQi0X2g4

Rimbawan, S. (2004). Indeks Glikemik Pangan Cara Mudah Memilih Pangan

yang Menyehatkan. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Sherwood, L. (2007). Human Physiology, From Cells to System (Vol. VI). Belmont.

Sridianti. (2003). Mengenal Pengertian Siklus Krebs. Dipetik September 2015, 10, dari Sridianti.com: www.sridianti.com/mengenal-pengertian-siklus-krebs.html

Sunrisebotanic. (2015). Avena sativa. Dipetik Agustus 22, 2015, dari http://www.sunrisebotanics.com/products/oat-carrier-oil

Warintek Bantul. (2011). Budidaya Padi. Diambil kembali dari Budidaya Pertanian:

http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=2&f ile=34

Wibowo, D. S. (2008). Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia.

Gambar

Gambar 2. 1 Hemisfer Serebri ...............................................................................
Tabel 4. 6 Perbandingan Rerata Johnson Pascal Test Sesudah Makan Bubur Beras

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa jenis pemo- delan, yakni baterai bersifat sebagai penyimpan muatan listrik yang akan habis muatannya sebanding dengan pemakaian beban dan baterai

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ikin Solikin dan Memen Kustiawan (2011) menyatakan bahwa, agar kualitas informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk

Align Right.

Hasil uji Multiple Comparisons untuk tukey HSD menunjukkan ada perbedaan prestasi belajar siswa antara portofolio dokumentasi dengan portofolio proses dengan nilai

Formulated research problem: Is there a significant average difference significantly to efficiency indicators of financial performance indicators (return on capital employed)

Hasil deteksi dari sensor akan membuat 3 kondisi yaitu: jika tingkat kekeruhan air lebih besar 25 NTU maka akan menuju filter air keruh, jika lebih kecil dari 25 NTU dan lebih

[r]

Menurut Undang-undang No.10/1998 pasal 1 ayat 5 (1998:6) yang memberikan pengertian simpanan pada bank adalah sebagai berikut: Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh