• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KUNYIT DALAM MEMPERBAIKI PERFORMAN AYAM BROILER YANG MENGALAMI CEKAMAN PANAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KUNYIT DALAM MEMPERBAIKI PERFORMAN AYAM BROILER YANG MENGALAMI CEKAMAN PANAS."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEMINAR

The aim of this research was to study the role of Curcuma domestica val to preventing the performance of heat-stressed broilers. The research used 150 broilers of 2 weeks of age. The treatments were two factors. The first treatments were two enviromental temperatures: S1 (23-260C) and S2 (30-330C). The second treatments were five of levels curcuma (0; 0,05; 0,1; 0,2 and 0,4% of diets). Variables measured were feed consumption, body weigh gain and feed convertion and measured at 4 weeks of age. The experiment design used a completely randomized design in split plot (2 x 5), with 3 replications and was continued to Duncan test when it was significantly different. The result indicated that the level of 0,2% curcuma increased the body weigh gain in S 2 and most eficien in feed convertion than all.

Key words: Curcuma domestica Val, heat stress, broiler, performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek pemberin kunyit dalam memperbaiki performa ayam broiler yang mengalami cekaman panas. Penelitian ini menggunakan 150 ekor ayam broiler umur 2 minggu. Perlakuan dalam penelitian meliputi 2 faktor, yakni 2 suhu lingkungan, S1 (23-260C) dan S2 (31-330C) dan 5 level pemberian kunyit (0; 0,05; 0,1; 0,2 dn 0,4% dari ransum). Variabel yang diukur meliputi konsumsi ransom, pertambahan bobo badan dan konversi ransom yang diukur pada umur 4 minggu. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dalam Rancangan Petak Terpisah (2x5) dengan 3 ulangan dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level kunyit 0,2% dapat menigkatkan pertambahan bobot badan pada suhu panas (S2) dan menunjukkan nilai konversi ransu,m paling efisien dibandingkan semua level.

(2)

PENDAHULUAN

Ayam broiler yang banyak berkembang di Indonesia ternyata suhu nyamannya sekitar 18 - 22 0C (Charles, 2002) , sementara suhu harian siang hari di daerah tropis (dataran rendah di Indonesia) dapat mencapai lebih 340C. Oleh karenanya, pengembangan ayam broiler yang lebih terkonsentrasi di dataran rendah berpotensi sekali untuk mengalami cekaman panas.

Suhu lingkungan yang tinggi, dapat merupakan salah satu penyebab terjadinya stres oksidatif yakni kondisi aktivitas oksidan melebihi antioksidan. Oksidan atau oksigen reaktif (radikal bebas) adalah molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya (Auroma, 1999 dan Fellenberg dan Speisky, 2006). Radikal bebas berkemungkinan mengambil partikel dari molekul lain, kemudian menimbulkan senyawa yang abnormal dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel dengan menyebabkan perubahan yang mendasar pada materi genetis serta bagian-bagian sel penting lainnya (Yoshikawa dan Naito, 2002). Selanjutnya dijelaskan bahwa asam lemak tak jenuh adalah zat yang paling sensitif terhadap serangan radikal bebas yang disebut serangan lipid peroksida. Dalam tubuh, terbentuknya lipid peroksida menyebabkan kerusakan sel seperti sel imun, mencetuskan arteriosklerosis dan kanker serta dapat mengakibatkan penggumpalan darah yang dapat memunculkan stroke dan penyakit jantung koroner. Aktivitas yang membahayakan dari radikal bebas karena dapat merusak membran, enzim dan DNA (Yamada, 2001). dalam ransum dapat menurunkan kandungan level kolesterol, trigliserida dan fosfolipid pada aorta marmot, masing-masing sebanyak 75%, 56% dan 57%. Penelitian Kurup dan Barrios (2008) membuktikan bahwa kunyit dapat digunakan untuk mengatasi alergi pada hewan perecobaan.

(3)

mungkin disebabkan karena ayam dalam kondisi normal, sehingga efek dari kunyit yang tergolong tanaman obat tidak tampak. Bintang dan Nataamijaya (2005) melaporkan bahwa pemberian kunyit nyata menurunkan konsumsi ransum ayam broiler umur 2 s/d 7 minggu yakni dari 2505 g/ekor (kontrol) menjadi 2410, 2455, 2430 dan 2355 g/ekor. masing-masing level 0,04; 0,08; 0,12 dan 0,16%. Turunnya konsumsi ransum pada pemberian kunyit tersebut bisa disebabkan karena kunyit mengandung minyak atsiri dengan bau yang khas, rasa pedas dan pahit sehingga menurunkan palatabilitas. Akibatnya akan menurunkan selera nafsu makan pada ayam tersebut. Selanjutnya, penelitian Bintang dan Nataamijaya (2006) membuktikan bahwa pemberian kunyit sebanyak 0,04% yang dikombinasikan dengan lempuyang sebanyak 0,02%, nyata memperbaiki bobot karkas dari 1475 g (pada kontrol) menjadi 1749 g. Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian penggunaan kunyit dalam usaha menangkal cekaman panas pada ayam broiler.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 150 ekor ayam umur 2 minggu. Ayam ditimbang dan diberi nomor (diambil dari 200 ekor ayam yang dibesarkan sebelumnya yang memiliki bobot badan relatif homogen). Pada penelitian ini diberikan 2 perlakuan suhu dan 5 level pemberian kunyit dengan 3 ulangan dan tiap-tiap unit ulangan dihuni 5 ekor. Perlakuan suhu terdiri atas: Suhu dingin (23-260 C) dengan menggunakan AC, makanan ad libitum dan suhu panas (30-330 C), menggunakan heatter dengan makanan ad libitum . Perlakuan pemberian kunyit diberikan dicampur bersama ransum yakni ransum koimersial dari PT Comfeed.. Pemberin kunyit terdiri atas 5 level yakni : 0%; 0,05%; 0,1 %; 0,2% dan 0,4%.

Peubah yang diukur meliputi:

1. Konsumsi ransum yakni mengurangkan jumlah pemberian ransum dengan sisa ransum 2. Pertambahan bobot badan dengan jalan mengurangkan bobot akhir dengan bobot awal. 3. Konversi ransum, diukur dengan jalan membagi jumlah ransum yang dikonsumsi dengan

pertambahan bobot badan.

(4)

pemberian kunyit sebagai subplot yang dilanjutkan dengan analisis keragaman. Jika dari analisis keragaman menunjukkan pengaruh yang nyata (Fhit > F.05), maka dilakukan uji lanjut dengan Uji Duncan (Steel dan Torrie, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis keragaman diperoleh bahwa interaksi antara perlakuan suhu dan pemberian kunyit memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversr ransum. Rataan konsumsi ransum, peratambahan bobot badan dsn konversi rsnsum disajikan masing-masing pada Gambar 1, 2 dan 3.

Gambar 1. Rataan konsumsi ransum (g/ekor) ayam broiler umur 2 s.d 4 minggu yang diberi kunyit 0% (K0), 0,05% (K05), 0,1% (K1), 0,2%(K2) dan 0,4% (K4) pada suhu dingin dan suhu panas

(5)

pertambahan bobot badan (Gambar 2). Artinya mungkin pada suhu dingin tidak memerlukan penambahan kunyit. Sebaliknya pada suhu panas khususnya pada K2 cenderung terjadi peningkatan pertambahan bobot badan yakni dari 552 g pada kontrol menjadi 578 g. Hasil ini ditunjang dengan nilai konversi ransum (Gambar 3) yakni 1,98 yang nyata lebih rendah dibandingkan kontrol yakni 2,16. Artinya penambahan kunyit sebanyak 0,2% nampaknya dapat digunakan dalam mengatasi cekaman panas.

Gambar 2. Rataan pertambahan robot badan (PBB) (g/ekor) ayam broiler umur 2 s.d 4 minggu yang diberi kunyit 0(K0), 0,05% (K05), 0,1% (K1), 0,2%(K2) dan 0,4% (K4) pada suhu dingin dan suhu panas

(6)

Gambar 3. Rataan konversi ransum ayam broiler umur 2 s.d 4 minggu yang diberi kumyit 0(K0), 0,05% (K05), 0,1% (K1), 0,2%(K2) dan 0,4% (K4) pada suhu dingin dan suhu panas

Gambar 4. Rataan lemak abdomen (g/kg BB) ayam broiler umur 4 minggu yang diberi kumyit 0(K0), 0,05% (K05), 0,1% (K1), 0,2%(K2) dan 0,4% (K4) pada suhu dingin dan suhu panas

KESIMPULAN

(7)

Aruoma OI. 1999. Free radicals, antioxidants and international nutrition. Asia Pacific.J.Clin.Nutr 8: 53 – 63.

Bintang I.K, and A.G.Nataamijaya. 2005. Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma domestica val) Dalam Ransum Broiler. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, 12 – 13 September 2005 Puslitbang Peternakan, Bogor: 733 – 736.

Bintang I.K, and A.G.Nataamijaya. 2006. Karkas dan Lemak Subkutan Broiler yang Mendapat Ransum dengan Suplementasi Tepung Kunyit (Curcuma domestica val) dan Tepung Lempuyang (Zingiber aromaticum val). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, 5 – 6 September 2006 Puslitbang Peternakan, Bogor: 623 – 628.

Charles D.R. 2002. Responses to the thermal environment. In Environmen Problem, A guide to solution (Charles,D.A. and Walker, A.W. Eds.), Nottingham, United Kingdom, pp 1 – 16.

Fellenberg.M.A., H.Speisky. 2006. Antioxidant: their effects on broiler oxidative stress and its meat oxidative stability. World’s Poult.Sci. 62:53-70.

Jain, N, U.Bhandari. 2006. Bioflavonoids A Review of Chemistry and Therapeutic Profile. Hamdar Medicus, XLIX (4): 37 – 44.

Kumar, V, S.K.Sharma. 2006. Antioxidant Studies on Some Plants. Hamdar Medicus, XLIX (4): 25 – 36.

Kurup.VP, CS. Barrios. 2008. Immunomodulatory effects of curcumin in allergy. Molecular Nutrition and Food Research. http://www.3.interscience.wiley.com/aboutus. [5 Mei 2008].

Nadia.R, RA.Hassan, EM.Qota, HM.Fayek. 2008. Effect of natural antioxidant on oxidative stability of eggs and productive and reproductive performance of laying hens. International Journal Poult.Sci. 7 (2): 134-150

Nataamijaya, A.G., S.N. Jarmani ,U. Kusnadi dan L. Praharani. 1999. Pengaruh Pemberian Kunyit (Curcuma domestica Val) dan Lempuyang (Zingiber aromaticum Val) terhadap Bobot Badan dan Konversi Pakan pada Broiler. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Balai Penelitian Ternak Ciawi – Bogor

Pietta PG. 2000. Flavonoids as antioxidants. Reviews. J Nat Prod 63: 1035-1042.

(8)

Raha. R, A.Raus, E.Surhaida, ESA.Latif, J.J.Muhammad. 2001. Loweringof lipid composition in aorta of guenea pig by Curcuma domestica Val. http//.www.pubmed central.nic. [25 April 2008].

Steel RGD, Torrie JH. 1993. Principles and procedures of statistic, second ed, Graw-Hall, Book Comp, New York.

Yamada N. 2001. Atherosclerosis and oxidative stress. JMAJ, 44: 529-534.

Gambar

Gambar 1. Rataan konsumsi ransum (g/ekor) ayam broiler umur 2 s.d 4 minggu yang diberikunyit 0% (K0), 0,05% (K05), 0,1% (K1), 0,2%(K2) dan 0,4% (K4) pada suhudingin dan suhu panas
Gambar 2. Rataan pertambahan robot badan (PBB) (g/ekor) ayam broiler umur 2 s.d 4 mingguyang diberi kunyit 0(K0), 0,05% (K05), 0,1% (K1), 0,2%(K2) dan 0,4% (K4)pada suhu dingin dan suhu panas
Gambar 4. Rataan lemak abdomen (g/kg BB) ayam broiler umur  4 minggu yang diberi kumyit0(K0), 0,05% (K05), 0,1% (K1), 0,2%(K2) dan 0,4% (K4) pada suhu dingin dansuhu panas

Referensi

Dokumen terkait

〔商法三四四〕 株式会社の取締役辞任後も商法二五八条一項に基づ き取締役としての権利義務を有する者の対第三者責任

Menurut Hani Handoko (2002) pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai tujuan

Banjir di DKI Jakarta adalah salah satu masalah yang belum terpecahkan hingga saat ini. Banjir tersebut disebabkan oleh terjadinya hujan ekstrem, oleh karena

Joni (2017) juga melakukan penelitian dengan hasil bahwa, 1) pengusaha laundry pria mempunyai sikap negatif terhadap atribut- atribut produk yaitu harga, merk, kemasan, promosi

Dari hasil penelitian Optimasi Pertumbuhan Ganggang Mikro Yang Potensial Sebagai Bahan Bakar Nabati Asal Perairan Pesisir Kolaka diperoleh Sumber nitrogen dan fosfor yang

Rancangan ini akan menampilkan form dimana data barang yang telah diproduksi oleh SIMPLE SPACE dan baru disimpan di gudang direkam pada sistem inventori hasil

Dengan memperhatikan absis sebagai penyelesaian persamaan kuadrat, kemungkinan- kemungikan grafik dapat dirinci sebagai berikut

Pada tahap pelaksanaan, tim PENGABDIAN MULTI TAHUN 2020 akan melakukan pembuatan pestisida nabati, pembuatan pupuk produktif keong mas, desain alat pencacah keong mas,