• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATERI TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II DI SMP NEGERI 9 MEDAN T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATERI TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II DI SMP NEGERI 9 MEDAN T.A. 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

EFE K MODEL PE MBELAJARAN KO O PERATI F TI PE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

MATE RI TE KANAN KEL AS VIII SE MESTER II DI SMP NEGERI 9 MEDAN T.A. 2013/2014

Oleh :

Isni Nadia Siregar NIM 4103121035

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Isni Nadia Siregar dilahirkan di Medan, pada tanggal 22 Januari 1992. Ayah

bernama Drs.Abdul Rachman Siregar,Ba dan Ibu bernama Nurdina Gultom dan

merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk

SD Negeri 101737 kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang, dan lulus pada

tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1

Sunggal dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan

sekolah di SMA Negeri 2 Binjai dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,

penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat

selesai tepat pada waktunya.

Skripsi berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Tekanan Kelas VIII

Semester II Di SMP Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau

telah banyak memberikan bimbingan, ilmu-ilmu, pengetahuan, dan saran-saran

kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pintor Simamora,

M.Si, Bapak Abdul Rais, S.Pd.,ST., M.Si, dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd

sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran

mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama

perkuliahan, Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan,

M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Hj. Lisnawati

Susman,SH,MM selaku kepala sekolah SMP Negeri 9 Medan, Ibu Gusniwati,

S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi

yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama

(5)

Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang yang paling penulis

sayangi dan cintai di dunia ini Ayahanda Alm.Drs.Abdul Rachman Siregar,ba

telah menjadi panutan bagi penulis, yang selama hidupnya telah memberikan

kasih sayang penuh, apapun yang penulis butuhkan, baik secara materiil maupun

moril dan begitu banyak hal yang beliau berikan hingga kepergiannya pada saat

proses penulisan skripsi ini yang mungkin tidak akan pernah dapat penulis balas,

semoga Allah menerima segala amal ibadah beliau, diampuni segala dosanya dan

Allah menempatkannya di sisi-Nya yang terbaik di tempat terindah yang lebih

indah dari tempat terindah di dunia ini dan Ibunda tercinta Nurdina Gultom yang

telah menginspirasi penulis, memberikan motivasi, nasehat-nasehat, pendidikan,

perhatian penuh dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, terus bersabar

dan tabah dan telah berupaya penuh untuk menjadikan penulis seperti saat

sekarang ini. Kepada kakanda Ulinnisa Siregar, abangda Irham Husnan Siregar,

Raja Bardan Siregar, Ibnul Choir Siregar, serta uwak Mariana Gultom (uwak

Aceh) yang selalu menjadi contoh baik untuk penulis, memberikan semangat,

motivasi dan arahan dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya

skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada Guru-guru SDN 101737, SMP Negeri 1

Sunggal, dan SMA Negeri 2 Binjai tempat penulis bersekolah yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, pengalaman, didikan, dan motivasi

yang teramat besar kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

sahabat-sahabat tersayang dan tekasih penulis, terutama Sepdian A.Siahan, yang

selalu setia, perhatian, dan membantu penulis dan juga Primsya, Raju, Hannum,

Warmita, Hevvi, Leny, Putri Nurul, Love, Rizky, Khazali, Mentari, Erni, Qodir,

Edi, Arif, Bg.Furqan, kak Nidar, Balqis, Monica, Rahmawati, Sakinah, Dijah

yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, tetap setia

berteman dengan penulis dan tidak pernah marah walaupun mungkin kadang

penulis membuat kesal. Teman – teman Fisika : semua fisika dik B 10, dan

seluruh rekan-rekan PPLT 2013 SMK TR Karya Serdang. Serta sahabat-sahabat

(6)

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2014 Penulis,

(7)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR

FISIKA MATERI TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II DI SMP NEGERI 9

MEDAN T.A. 2013/2014

ISNI NADIA SIREGAR (NIM: 4103121035)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII SMP Negeri 9 Medan.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester genap SMP Negeri 9 Medan terdiri dari delapan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas VIII-1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIII-2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 35 siswa ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dengan jumlah 20 item yang telah divalidkan oleh validator.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 32,42 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 32,57 dimana kemampuan awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data postes yang diperoleh yaitu hasil rata-rata kelas eksperimen 66,28 dan kelas kontrol 42,28. Melalui pengujian statistik diperoleh hasil yang signifikan dimana hasil ini menggambarkan bahwa ada efek model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dalam meningkatkan hasil belajar belajar Fisika.

(8)

DAFTAR ISI

2.1.2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI 11 2.1.3. Peran Guru dalam Melaksanakan Group Investigation 13 2.1.4. Langkah-langkah Penerapan Group Investigation 14 2.1.4.1 Ranah Kognitif dan Ranah Afektif Sebagai Sasaran 16 2.1.5. Gambaran Konkret Pelaksanaan GI 17 2.2.Model Pembelajaran Konvensional 20

2.3.Teori Belajar 21

2.4.Tujuan Belajar 22

2.5.Hakikat Belajar – Mengajar 25

2.6.Motivasi dalam Belajar 25

2.7.Hasil Belajar 27

2.8.Materi Pelajaran 28

2.8.1. Pengertian Tekanan 28

2.8.2. Tekanan pada Zat Padat 29

2.8.3. Tekanan pada Zat Cair 29

2.8.3.1 Tekanan Hidrostatik 29

2.8.3.2 Bejana Berhubungan 31

(9)

2.8.3.4 Hukum Archimedes 36

2.8.3.5 Keadaan Benda dalam Air 37

2.8.4 Tekanan Udara 39

2.9.Peneliti Terdahulu 41

2.10. Kerangka Konseptual 43

2.11. Hipotesis 45

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 46

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 46

3.3.Variabel Penelitian 46

3.4.Jenis dan Desain Penelitian 47

3.5.Prosedur Penelitian 48

3.6.Teknik Pengumpulan Data 48

3.7.Instrumen Penelitian 49

3.7.1. Validitas Isi 50

3.8.Teknik Analisis Data 51

3.8.1. Menghitung Mean dari Pretes dan Postes 51

3.8.2. Uji Normalitas 51

3.8.3. Uji Homogenitas 52

3.8.4. Uji Hipotesis 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 55

4.1.1. Data Hasil Penelitian 55

4.1.2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 58 4.1.3. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 58 4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data 59

4.1.5. Pengujian Hipotesis 60

4.1.6. Hasil Belajar 61

4.2. Pembahasan 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 70

5.2. Saran 70

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar 10

Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu 35

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sol Sepatu Sepak Bola 29

Gambar 2.2 Bejana 30

Gambar 2.3 Pipa U 30

Gambar 2.4 Pipa dengan Beberapa Lubang 31

Gambar 2.5 Permukaan Zat Cair 32

Gambar 2.6 Bejana Berhubungan 32

Gambar 2.7 Bejana Berhubung yang Memiliki Pipa Kapiler 33

Gambar 2.8 Bejana Berhubungan 35

Gambar 2.9 Prinsip Kerja Pompa Hidrolik 35

Gambar 2.10 Benda Mengapung 38

Gambar 2.11 Benda Melayang 38

Gambar 2.12 Benda Tenggelam 39

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 75 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 89 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 106

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 123

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 128

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 134

Lampiran 7 Tuntutan Investigasi 139

Lampiran 8 Tabel Spesifikasi 140

Lampiran 9 Tes Instrumen Penelitian 149

Lampiran 10 Kunci Jawaban 155

Lampiran 11 Angket Guru 156

Lampiran 12 Angket Siswa 158

Lampiran 13. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 160 Lampiran 14. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 162 Lampiran 15. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 164 Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 166 Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 168 Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 170 Lampiran 19. Perhitungan Rata-Rata,, Varians, dan Standar Deviasi 172

Lampiran 20. Uji Normalitas 175

Lampiran 21. Uji Homogenitas 179

Lampiran 22. Uji Hipotesis 182

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan

mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta

didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

nurani maupun potensi peserta didik. Konsep Pendidikan tersebut terasa semakin

penting ketika seseorang harus mampu memasuki kehidupan sehari-hari saat ini

maupun yang akan datang. (Trianto, 2009)

Peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas

pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam upaya

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam meningkatkan kualitas

pendidikan maka proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan

yang sangat penting. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak

sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif.

Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan

sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan

pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna

kepentingan pengajaran. Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang optimal

diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang

didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di

dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak

anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut

(14)

kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka

pintar secara teoritik tetapi miskin secara aplikasi (Sanjaya, 2008).

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa

dan fenomena alam. Oleh karena itu, pelajaran fisika termasuk salah satu

pelajaran yang cukup menarik karena langsung berkaitan dengan alam, nyata, dan

dapat dibuktikan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi hal

tersebut berkebalikan dengan apa yang dialami siswa, fisika menjadi tidak

menarik, karena siswa jarang sekali dapat membuktikan dan mengaplikasikan

materi-materi fisika di sekolah, hal ini disebabkan karena jarangnya melakukan

praktikum fisika di sekolah. Pada kenyataannya, pelajaran fisika termasuk salah

satu mata pelajaran yang memiliki nilai terendah. Rendahnya nilai fisika hasil

belajar siswa merupakan gambaran bagaimana tingkat kemampuan guru untuk

melaksanakan proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai hasil

belajar secara optimal.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 9 Medan di

kelas VIII - 8 saat pembelajaran fisika bahwa hanya sebagian kecil saja yang

memperhatikan pelajaran, model yang digunakan guru adalah model pembelajaran

langsung dengan metode ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal. Banyak

siswa beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sangat sulit. Selama ini

siswa hanya mengenal fisika sebagai suatu pelajaran yang sangat tidak menarik.

Bahkan siswa secara terang-terangan mengatakan bahwa mata pelajaran fisika

adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan sangat banyak rumus-rumus fisika

yang sulit dihafal.

Dari hasil wawancara dengan Bapak B.Tarigan guru bidang studi fisika di

SMP Negeri 9 Medan mengatakan bahwa keadaan siswa pada saat proses belajar

mengajar bidang studi Fisika adalah heterogen (perlu pengelolaan agar PBM

berjalan dengan baik), siswa belum siap, sarana dan prasarana di sekolah tersebut

tidak menunjang untuk bidang studi Fisika, masalah-masalah yang dihadapi saat

proses belajar mengajar yaitu kelas ribut, kelas tidak disiplin, siswa kurang respon

dengan materi yang sedang dibahas, kendala saat mengajarkan materi fisika

(15)

lebih mudah memahami konsep daripada rumus. Bapak B.tarigan mengatakan

bahwa faktor yang menyebabkan nilai fisika rendah adalah umumnya siswa tidak

mau belajar maksimal, fasilitas kurang (alat-alat praktikum), dan kemampuan

guru yang kurang baik, sementara motivasi siswa yang tinggi dapat menjadi faktor

tingginya hasil belajar fisika siswa.

Dari hasil wawancara kepada 3 orang guru fisika di SMP Negeri 9 Medan

mengenai model pembelajaran yang digunakan, menyatakan bahwa model

pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung, dengan

metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal saja. Kegiatan pembelajaran

fisika di kelas masih berpusat pada guru (teacher-centered).

Ketuntasan kompetensi minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata

pelajaran fisika adalah 65. Namun dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih

belum optimal. Hanya beberapa siswa saja yang memperoleh nilai mencapai

KKM sementara sebagian besar lainnya belum.

Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat

dilakukan adalah seorang guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara

baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih metode dan media

pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep

yang diajarkan. Dengan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat

membuat pelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan dan mampu memancing

siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Manfaat

dari metode dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan,

minat, mempermudah siswa dalam memahami materi fisika dan akhirnya dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.

Untuk mengatasi masalah di atas, penulis ingin menawarkan model

pembelajaran Group Investigation digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas.

Dan diharapkan pembelajaran yang tadinya dalam pembelajaran konvensional

yaitu teacher-centered menjadi student-centered dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, dimana model pembelajaran ini

cocok untuk digunakan dalam mata pelajaran sains khususnya fisika dan

(16)

Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan

yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui

internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik

maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa

untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif

dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Group Investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan

lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka, daripada dalam

kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Gagasan para murid,

tingkat pemahaman subjek, dan investasi kerja semuanya sangat jelas terlihat

dalam pendekatan ini.

Penelitian tentang model pembelajaran Group Investigation dalam jurnal

pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember menyimpulkan bahwa hasil belajar

siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

disertai media kartu masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa menggunakan

pembelajaran konvensional pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Glenmore.

Dalam Jurnal Syamsuri Hasan dkk, menyimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation

membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan sesuai dengan

kurikulum KTSP yang lebih mengutamakan pendekatan peserta didik sebagai

pusat pembelajaran atau student centered approach. Model cooperative learning

tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan

kemampuannya memahami materi mata pelajaran perawatan dan perbaikan sistem

refrigerasi.

Beberapa hasil penelitian juga mengemukakan bahwa pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigastion lebih

(17)

salah satu mahasiswa Fisika, Novarina Sinaga menyimpulkan bahwa hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran

konvensional untuk materi pokok Hukum Newton dan aktivitas kelompok siswa

selama pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berlangsung secara

keseluruhan baik. Pada penelitian ini, pada penerapannya masih terdapat

kelemahan yaitu masih terdapatnya beberapa siswa yang kurang berpartisipasi

dalam mengeluarkan pendapat, masih mengandalkan siswa yang aktif . Siswa

kurang terbiasa dalam kelompok yang dituntut dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation, ini dikarenakan kurangnya komunikasi dan

kerjasama di dalam kelompok masing-masing.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rahmania (2012) dengan

membandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dan Direct Instruction, bahwa rata-rata hasil

belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation meningkat lebih baik dibandingkan dengan menerapkan model

pembelajaran Direct Instruction. Kelemahannya adalah masih adanya siswa yang

tidak serius dalam setiap kelompok pada saat melakukan investigasi, sehingga

mengakibatkan adanya keributan dan diskusi yang kurang efektif, tidak semua

siswa membaca bahan bacaan yang ditugaskan, sehingga dalam kelompok

investigasi masih ada siswa yang dominan mengerjakan tugas yang diberikan.

Dengan melihat hasil dan kelemahan-kelemahan dari penelitian-penelitian

sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation,

maka dalam hal ini penulis ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.

Seluruh siswa harus dilibatkan aktif dalam mengeluarkan pendapat, dalam

kelompok harus terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik, agar waktu yang

terbatas dapat efektif dan efisien. Penulis akan mencoba menutupi kelemahan dari

peneliti sebelumnya dengan menginformasikan langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif Group Investigation terlebih dahulu kepada siswa, lebih

memotivasi siswa untuk lebih serius, lebih memberikan perhatian dan bimbingan

(18)

berfikirnya ke arah penyelesaian permasalahan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan melakukan

penelitian dengan judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Tekanan Kelas VIII

Semester II Di SMP Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014 ”.

1.2 Defenisi Operasional

1. Efek adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang

selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan lain dan dapat menimbulkan

dampak.

2. Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di

dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik

pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran.

3. Hasil Belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil

dari proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai

siswa setelah mengalami proses belajar-mengajar dan menunjukkan

sejauh mana perkembangan ataupun daya tangkap siswa terhadap

materi yang diajarkan.

4. Fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak

hidup atau materi dalam ruang lingkup dan waktu.

5. Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa

untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

melalui bahan-bahan yang tersedia.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar siswa untuk pelajaran fisika masih belum optimal.

2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang rumit dan sulit untuk

(19)

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi

4. Kurangnya motivasi siswa terhadap pembelajaran fisika

1.4 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu

dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Group Investigation

2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi semester II yaitu

tekanan pada zat padat, cair, dan udara.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester II di SMP Negeri 9

Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.5 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II SMP

Negeri 9 Medan dengan menerapkan model pembelajaran Group

Investigation?

2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II SMP

Negeri 9 Medan dengan menerapkan pembelajaran konvensional?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II

SMP Negeri 9 Medan akibat efek model pembelajaran Group

Investigation dan pembelajaran konvensional?

1.6 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMP

Negeri 9 Medan dengan menerapkan model pembelajaran Group

Investigation.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMP

Negeri 9 Medan dengan menerapkan pembelajaran konvensional.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar fisika siswa di kelas

(20)

pembelajaran Group Investigation dengan menerapkan pembelajaran

konvensional

1.7. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi guru khususnya guru fisika untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan

penelitian lebih lanjut.

3. Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuuan

pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran fisika pada khususnya.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Akçay, N.O., dan Doymuş, K., (2012), The Effects of Group Investigation and Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Students’ Academic Achievements, Journal of Educational Sciences Research 2: 109-123

Arifin, Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Arikunto, S., (2007), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arends, R., (2007), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta

Dimyati, dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar

Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan,

FMIPA Unimed; Medan.

Hamalik,O.,(2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara; Jakarta.

Hamzah,B,Uno., (2008), Perencanaa Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hasan, S., Maman, R., dan Helga, A., (2011), Model Cooperative Learning Tipe

Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran Perawatan Dan Perbaikan Sistem Refrigerasi, Jurnal Online

Pendidikan Fisika 7: 189-198

Istikomah, H., Hendratto, S., dan Bambang, S., (2010), Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6: 40-43

Joyce,B.; Weil,M. & Calthoan,E, (2011), Model – Model Pembelajaran, Edisi

(22)

Kiranawati,(2007), http: //gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/. (13 November 2007).

Krisno, Moch Agus, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas

VIII. Jakarta: PT Mentari Pustaka.

Nasution, S, (2000), Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, Bumi Aksara; Bandung.

Praptiwi, Jeffry Handhika, (2012), Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan STAD Ditinjau dari Kemampuan Awal, Jurnal Penelitian Pembelajaran

Fisika 1: 21-28

Prasodjo, Budi, dkk,(2006), Teori dan Aplikasi Fisika SMP Kelas VIII. Yudhistira; Bogor.

Rahmania. (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dengan Mind Map Dan Direct Instruction Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas VII Semester II SMP Swasta Harapan Mandiri Medan T.P 2011/2012.,

Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sanjaya,Wina.,(2008), Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Sardiman,A.M,(2006), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada; Jakarta.

Sinaga, Novarina. (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas X Semester I SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran 2009/2010., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto,(2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta; Jakarta.

Slavin, Robert E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik, Penerbit Nusa Media; Bandung.

(23)

Suryadana, B.A., Tjiptaning, S., dan Sri, A., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah pada Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika 1: 268-271

Suryosubroto. B,(2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT Rineka Cipta; Jakarta.

Syah, Muhibbin,(1997), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung; Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu  Tabel 3.1
Tabel Spesifikasi  Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan fokus mengembangkan energi alternatif atau energi pengganti bahan bakar minyak yang diharapkan dapat meningkatkan

[r]

Secara makro ekonomi meningkatnya jumlah pengangguran atau menu- funoya kesempatan kerja akan mempengaruhi tingkat output dan pada akhirnya mempengaruhi

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Yuyun Khanifah (2006) yang menyatakan bahwa ada pengaruh kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika siswa di

Key factor that foms TNGR participative planning is decentrdizsttion aspect, an exact work program, local economic increased, access raising on society activity,

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, maka simpulan penelitian adalah: Pertama , uji kecenderungan data variabel supervisi akademik

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media papan flanel dapat meningkatkan pengenalan huruf pada anak usia 4 – 5 tahun di

- Dikembalikan 50% dari biaya registrasi yang telah dibayar apabila mengundurkan diri / diterima di PTS lain.. - Dikembalikan 100% dari biaya registrasi yang telah apabila diterima