HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA MTs
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Diajukan Oleh : RESTU ANA PRATIWI
A410110133
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA MTs
Oleh
Restu Ana Pratiwi, Sutama Program Studi Matematika, FKIP UMS
Email: restuana133@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study to examine: (1) the contribution of learning motivation and family environment for mathematics learning outcomes, (2) the contribution of motivation toward mathematics learning outcomes, (3) the contribution of family environment on mathematics learning outcomes. This type of research is based on a quantitative approach. The study population 112 seventh grade students of MTs Negeri Walen. The research sample was determined by the formula 88 students solvin. The sampling technique using proportional random sampling. Questionnaire data collection techniques and documentation. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis, t-test and F test research results with significance level of 5% was obtained that: (1) No contribution of learning motivation and learning outcomes of family environment on mathematics with sig. 0.097 and R2 = 5.3%. (2) There is a contribution motivation toward mathematics learning outcomes with sig. 0.51 and SE% = 5, 53%. (3) No contribution of family environment on mathematics learning outcomes with sig. 0.827 and SE% = -0.23%.
Keywords: learning outcomes, environment family, motivation
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menguji: (1) kontribusi motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika, (2) kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika, (3) kontribusi lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian berdasarkan pendekatannya kuantitatif. Populasi penelitian 112 siswa kelas VII MTs Negeri Walen. Sampel penelitian 88 siswa ditentukan dengan rumus solvin. Teknik pengambilan sampel menggunakan propotional random sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear ganda, uji t dan uji F. Hasil penelitian dengan taraf signifikansi 5% diperoleh bahwa: (1) Tidak ada kontribusi motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika dengan sig. 0,097 dan R2 = 5,3%. (2) Ada kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika dengan sig. 0,51 dan SE% = 5, 53%. (3) Tidak ada kontribusi lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika dengan sig. 0,827 dan SE% = -0,23%.
Pendahuluan
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali
peserta didik agar memiliki kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif. Tetapi
masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah salah satu
pelajaran yang sulit dan ditakuti. Tidaklah heran apabila hasil belajar matematika
masih tergolong rendah dibandingakan dengan mata pelajaran laninnya.
Berdasarkan data awal hasil belajar matematika di MTs Negeri Walen
kelas VII tahun ajaran 2014/2015 belum sesuai harapan. Dilihat dari nilai untuk
Ujian Tengah Semester gasal yang terdiri dari 112 siswa hanya 30% sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 70% siswa belum memenuhi
KKM. Dalam hal ini perlu adanya motivasi belajar yang tinggi guna mencapai
hasil belajar yang baik.
Hasil belajar matematika merupakan perubahan yang terjadi pada siswa
setelah kegiatan belajar mengajar. Titi Solfitri dan Nurul Yusra T (2011: 140)
berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari
hasil tes yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar mempunyai
peran penting dalam proses pembelajaran. Karena dari hasil belajar terlihat
kualitas seorang siswa. Kualitas siswa disini berarti tingkat pemahaman,
pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam proses pembelajaran apakah sudah baik
apa kurang baik.
Motivasi merupakan salah satu faktor dalam individu yang dapat
menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam proses belajar. Menurut
Marwiyanto (2007: 110) motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong dan
mengarahkan tingkah laku individu untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan
menurut Sulihin B. Sjukur (2012: 371) motivasi adalah proses internal yang
Motivasi sangat penting bagi seseorang, karena motivasi sebagai pendorong
manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan.
Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23) indikator motivasi belajar dapat
diklasifikaskan menjadi enam yaitu 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2)
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita
masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Lingkungan keluarga merupakan faktor dari dalam diri siswa. Menurut
Hasbi Wahy (2012: 245-246) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah
seorang anak manusia pertama sekali mendapatkan pendidikan dan bimbingan.
Lingkungan keluarga terdiri dari kepala keluarga (ayah), ibu dan saudara. Dalam
keluarga anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan bimbingan dari orang
tua. Indikator lingkungan keluarga dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu 1)
pola asuh orang tua tentang pendidikan anak, 2) relasi antar anggota keluarga, 3)
suasana rumah, 4) keadaan ekonomi, dan 5) fasilitas belajar.
Adanya motivasi yang tinggi dan lingkungan keluarga yang mendukung
akan mempengaruhi hasil belajar yang tinggi. Hipotesis penelitian ada tiga. (1)
Ada kontribusi motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
matematika. (2) Ada kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika. (3) Ada kontribusi lingkungan keluarga terhadap hasil belajar
matematika.
Tujuan penelitian ada tiga. (1) Menguji kontribusi motivasi belajar dan
lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika. (2) Menguji kontribusi
motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika. (3) Menguji kontribusi
lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika.
Metode Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan pendekatannya adalah penelitian kuantitatif.
Sutama (2012: 40) penelitian eksplanatif adalah penelitian yang ditujukan untuk
memberikan penjelasan tentang hubungan antarfenomena atau variabel.
Tempat penelitian di MTs Negeri Walen. Penelitian ini dilaksanakan
selama lima bulan mulai bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015.
Populasi penelitian sebanyak 112 siswa. Sampel penelitian sebanyak 88 siswa
ditentukan dengan rumus solvin. Teknik pengumpulan sampel menggunakan
teknik propotional random sampling.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan
metode dokumentasi. Menurut Sutama (2012: 94) angket untuk menghimpun
data dengan cara mengajukan pertanyaan yang disusun dengan sistematis,
kemudian disebarkan kepada responden dengan cara tertentu. Menurut Arikunto
(2010: 274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya.
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear ganda, uji t dan
uji F. Menurut Budiyono (2009: 276) analisis regresi linear ganda bertujuan untuk
mencari bentuk hubungan (relasi) linear antara satu variabel terikat Y dan variabel
bebas X1, X2,...,Xk.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil belajar matematika dikumpulkan menggunakan metode
dokumentasi dengan melihat catatan nilai ujian semester ganjil tahun ajaran
Pada gambar
81,16 dan standar de
35,23% siswa dalam
hsil belajar sedang dan
Hasil analisis
tidak ditolak (H0 dite
lingkungan keluarga
ketiga “Ada kontribu
belajar matematika”, t
Ini berarti s
tidak berpengaruh te
mempengaruhi hasil
fasilitas belajar dan la
yang menunjukkan b
peningkatan prestasi a
Selain pendid
hasil belajar matema 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 62-66 F re k u en si Gambar 1
Grafik data hasil belajar matematika
bar 1 diperoleh skor terendah 62, skor terting
deviasi 9,942. Klasifikasi hasil belajar menu
m kategori hasil belajar tinggi, 27,27% siswa
dan 37,5% siswa dalam kategori hasil belajar re
isis uji F diperoleh nilai Fhitung = 2,396 < Ftabel
iterima), maka tidak ada interaksi antara moti
a terhadap hasil belajar matematika. Hal ini
busi motivasi belajar dan lingkungan keluarga
”, tidak terbukti kebenarannya.
i secara simultan motivasi belajar dan lingk
terhadap hasil belajar. Artinya ada faktor-fa
sil belajar matematika seperti minat belajar
lain sebagainya. Hal ini didukung oleh Yavuz
bahwa pendidikan berbasis web memiliki po
si akademik.
didikan berbais web, masih banyak faktor yang
atika. Paul Mutodi dan Hlanganipai Ngirand 66 67-71 72-76 77-81 82-86 87-91 92-96
Interval
inggi 98, rata-rata
nunjukkan bahwa
wa dalam kategori
r rendah.
= 3,10 maka H0
otivasi belajar dan
i berarti hipotesis
rga terhadap hasil
gkungan keluarga
faktor lain yang
ajar, kemandirian,
uz Erdogan (2008)
positif efek pada
ng mempengaruhi
menyatakan bahwa p
dukungan guru / ma
minat dalam matema
diri, mitos dan keya
utama pada kinerja s
perbedaan hasil belaj
belajar dan lingkunga
Pada gambar
41,70 dan standar de
bahwa 32,95% siswa
kategori motivasi be
belajar rendah.
Hasil analisis
matematika diperoleh
H1 diterima, maka ad
0 5 10 15 20 25 26-29 F re k u en si
pengaruh faktor-faktor seperti kelemahan dal
materi pembelajaran, latar belakang keluarga
matika, kesulitan dalam melakukan matematik
yakinan tentang matematika diidentifikasi seb
a siswa dalam matematika. Hal ini dapat disim
lajar disebabkan oleh banyak fakator, tidak
gan keluraga.
Gambar 2
Grafik data motivasi belajar
bar 2 diperoleh skor terendah 26, skor terting
deviasi 6,03. Klasifikasi skor motivasi belaja
a dalam kategori motivasi belajar tinggi, 31,82
belajar sedang dan 35,23% siswa dalam ka
isis uji parsial (uji t) antara motivasi belajar d
leh nilai thitung = 2,018 > ttabel = 1,988 maka H
ada pengaruh antara motivasi belajar terhad 30-33 34-37 38-41 42-45 46-49 50-53
Interval
dalam matematika,
ga dan dukungan,
tika, rasa percaya
sebagai penyebab
isimpulkan bahwa
k hanya motivasi
inggi 55, rata-rata
ajar menunjukkan
,82% siswa dalam
kategori motivasi
r dan hasil belajar
H0 ditolak berarti
motivasi belajar terha
penelitian ini didukun
motivasi berpengaruh
matematika sehubung
(2009) menyatakan ba
belajar dengan prestas
Hasil peneli
matematika ditinjau
bahwa motivasi belaj
yang tergolong tingg
signifikan terjadi pada
Perbedaan m
semakin tinggi motiva
sebaliknya semakin r
hasil belajar yang dic
penting terhadap kine
tinggi motivasi belaj
siswa yang tingkat mo
0 5 10 15 20 25 25-F re k u en si
rhadap hasil belajar matematika”, terbukti kebe
ung oleh penelitian Adedeji Tella (2007) menu
h terhadap prestasi akademik siswa sekolah m
ngan dengan jender. Selain itu penelitian Ali
bahwa terdapat hubungan positif dan berarti a
tasi belajar instalasi listrik siswa SMK Makasar
elitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
u dari motivasi belajar. Kondisi ini didukun
lajar antara siswa yang satu dengan siswa la
ggi, sedang, dan rendah. Perbedaan motiva
ada siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang
motivasi belajar tersebut mempengaruhi hasi
ivasi belajar siswa, semakin baik hasil belajar y
n rendah motivasi belajar siswa, maka semak
dicapai siswa. Awan, dkk (2011) menyatakan
inerja akademik, konsep diri dan prestasi bela
lajarnya mempunyai hasil belajar yang lebih
motivasi belajarnya rendah.
Gambar 3
Grafik data lingkungan keluarga -27 28-30 31-33 34-36 37-39 40-42
Interval
benarannya. Hasil
enunjukkan bahwa
menengah dalam
limuddin S Miru
ti anatara motivasi
sar.
aan hasil belajar
kung di lapangan
lain berbeda, ada
ivasi belajar yang
ang, dan rendah.
asil belajar siswa,
r yang dicapai dan
akin rendah pula
n bahwa motivasi
ajar. Siswa yang
bih baik daripada
Pada gambar 3 diperoleh skor terendah 25, skor tertinggi 44, rata-rata 35,
standar deviasi (SD) 4,043. Klasifikasi skor lingkungan keluarga menunjukkan
bahwa 17,05% siswa dalam kategori tinggi, 54,55% siswa dalam kategori sedang
dan 28,40% siswa dalam kategori rendah.
Hasil analisis uji parsial (uji t) antara lingkungan keluarga dan hasil
belajar matematika diperoleh nilai thitung = -0,219 > ttabel =-1,988 maka H0 tidak
ditolak (H0 diterima), maka tidak ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap
hasil belajar matematika. Hal ini berarti hipotesis ketiga yang menyatakan
“Adakah kontribusi lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika”, tidak
terbukti kebenarannya. Ini disebabkan adanya indikator dari lingkungan keluarga
yang belum tercapai dan pengisian angket yang kurang maksimal.
Namun begitu lingkungan keluarga tetap berpengaruh terhadap hasil
belajar, tetapi ada faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal
ini dijelaskan oleh Joseph dan Philias (2011) yang menyatakan bahwa fasilitas
sekolah adalah penentu paling ampuh prestasi akademik. Selain itu Adeyemi
Muyiwa (2012) menyatakan bahwa fasilitas memungkinkan siswa untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, yang meliputi grafis, fotografi
elektronik seperti kaset atau alat mekanis yang menangkap, memproses dan
membangun kembali informasi visual dan verbal.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika dipengaruhi oleh
banyak faktor salah satunya adalah fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah yang
lengkap akan membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang tinggi.
Motivasi belajar dan lingkungan keluarga dihitung menggunakan regresi
linear ganda. Berikut hasil perhitungannya.
Tabel 1
Hasil regresi linear ganda
Model B T Sig.
(Constant) Motivasi Belajar Lingkungan Keluarga
66.792 0.399 -0.065
6.879 2.018 -0.219
Berdasarkan persamaan regresi tersebut diperoleh konstanta sebesar
66,792 artinya jika motivasi belajar (X1) dan lingkungan keluarga (X2) nilainya
adalah 0, maka hasil belajar matematika nilainya adalah 66,792. Koefisien regresi
variabel motivasi belajar (X1) bernilai 0,399, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan motivasi belajar mengalami kenaikan 1, maka hasil belajar
matematika mengalami kenaikan 0,399. Koefisien bernilai positif artinya terjadi
hubungan yang positif antara motivasi belajar dan hasil belajar matematika,
semakin naik motivasi belajar maka hasil belajar matematika semakin meningkat.
Koefisien regresi variabel lingkungan keluarga (X2) bernilai -0,065,
artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan lingkungan keluarga
mengalami kenaikan 1, maka hasil belajar matematika mengalami penurunan
0,065. Koefisien bernilai negatif artinya tidak terjadi hubungan antara lingkungan
keluarga dan hasil belajar matematika, semakin naik lingkungan keluarga maka
hasil belajar matematika semakin menurun.
Sumbangan efektif variabel motivasi belajar dan lingkungan keluarga
terhadap hasil belajar matmatika sebesar 5,3% yang ditunjukkan oleh koefisien
determinasi 0,053. Hal ini berarti masih terdapat 94,7% yang memeprngaruhi
hasil belajar matematika diluar motivasi belajar dan lingkungan keluarga, seperti
fasilitas belajar, kemandirian, minat belajar, gender, gaya belajar dan seabagainya.
Simpulan
Tidak ada kontribusi motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap
hasil belajar matematika dengan sig. 0,097 dan R2 = 5,3%. Ada kontribusi
motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika dengan sig. 0,51 dan SE% = 5,
53%. Tidak ada kontribusi lingkungan keluarga terhadap hasil belajar matematika
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Karya.
Awan, Dr. Riffat-Un-Nisa, dkk. 2011. A Study of Relationship between Achievement Motivation, Self Concept and Achievement in English and Mathematics at Secondary Level. International Education Studies, Vol. 4, No. 3, 72-79, August 2011.
Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Erdogan, Yavus, dkk. 2008. Factors That Influence Academic Achievement And Attitudes In Web Based Education. International Journal of Instruction, Vol. 1, No. 1, 31-47, January 2008.
Marwiyanto. 2007. Keefektifan Pembelajaran Pendidikan Matematika Dengan Model Kooperatif dan Konvensional Ditinjau Dari Motivasi Belajar Mahasiswa di PGSD FKIP UNS Surakarta. Varia Pendidikan., Vol. 19, No. 2, 109-119, Desember 2007.
Miru, Alimuddin S. 2009. Hubungan Antara Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Instalasi Listrik Siswa SMK Negeri 3 Makasar.
Jurnal METDEK, Volume 1, Nomor 1, 1-7, April 2009.
Mutodi, Paul and Hlanganipai Ngirande. 2014. The Influence of Students` Perceptions on Mathematics Performance. A Case of a Selected High School in South Africa. Mediterranean Journal of Social Sciences
MCSER Publishing, Rome-Italy, Vol. 5, No. 3, 431-445.
Muyiwa, Adeyemi. 2012. Influence of Universal Basic Education (UBE) Facilities on School Learning Environment in Lagos State, Nigeria.
Journal of Education and Practice, Vol. 3, No.2, 30-39, 2012.
Owoeye, Joseph Sunday and Philias Olatunde Yara. 2011. School Facilities and Academic Achievement of Secondary School Agricultural Science in Ekiti State, Nigeria. Asian Social Science, Vol. 7, No.7, 64-74, July 2011.
Solfitri, Titi dan Nurul Yusra T. (2011). Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Group To Group Exchange Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X IPS 1 MAN 2 Model Pekanbaru. Jurnal
Sjukur, Sulihin B. 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 2. Nomor 3, 368-378, November 2012.
Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media.
Tella, Adedeji. 2007. The Impact of Motivation on Student’s Academic Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among Secondary School Students in Nigeria. Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education, 3(2), 149-156.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukuran. Gorontalo: Bumi Aksara.
Wahy, Hasbi. 2012. Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama dan Utama.