iv
STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301 K/AG 2012 MENGENAI TIDAK SAHNYA PERMOHONAN
PENETAPAN WALI ADHAL DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM
ISLAM
ABSTRAK
Dewasa ini sering terjadi permasalahan dimana orang tua mempelaii tidak setuju dengan pernikahan anaknya, sehingga orang tua enggan untuk menikahkan calon mempelai. Dalam hal ini, wali yang menolak untuk menjadi wali nikah disebut Wali Adhal. Seperti kasus Nisrin binti Toriq Martak dan Khalid bin chozin. Permasalahan yang dianalisis dihubungkan dengan Undang-undang 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Islam.
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah Yuridis Normatif, yaitu menitik beratkan pada penelitian kepustakaan dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan-bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder dan studi lapangan berupa wawancara dengan pihak-pihak terkait yang kemudian dianalisis secara deskriptif analitis.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Putusan MA Nomor 301 K/AG/2012 Sudah Inkrah karena Toriq tidak dapat memberikan bukti yang kuat terhadap Majelis Hakim dan Hukum Islam juga tidak memandang status sosial dan faktor ekonomi seseorang. Sehingga Nisrin diperbolehkan untuk menikah dengan calon suaminya Khalid bin Chozin dengan Wali Hakim yang sudah ditetapkan oleh Mahkamah Agung, dengan dasar pertimbangan
wali mujbir. Status Wali Adhal dalam Putusan MA No.301 K/AG/2012