• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE INQUIRY DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE INQUIRY DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE INQUIRY DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

TRIA SRI WAHYUNI NIM : 8116174016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Tria Sri Wahyuni. (2015). Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa Materi Pencemaran Lingkungan pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode inquiry dan discovery terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Pencemaran Lingkungan; dan (2) Pengaruh metode inquiry dan discovery terhadap keterampilan proses sains di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan sampel sebanyak tiga kelas dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas X4 menggunakan metode inquiry; (2) Kelas X5 menggunakan metode discovery; (3) Kelas X6 menggunakan metode ekspositori (kontrol). Instrumen penelitian berupa soal uraian untuk menguji hasil belajar siswa, dan lembar observasi untuk melihat keterampilan proses sains. Teknik analisis data menggunakan uji ANACOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey’s pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan menggunakan SPSS 19,0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh yang signifikan metode inquiry (83,77±4,646), discovery (76,43±5,348) dan ekspositori (70,77±6,618) terhadap hasil belajar siswa dengan nilai F=37,723, p=0,000; (2) terdapat pengaruh yang signifikan metode inquiry (76,56±7,326), discovery (72,26±6,623) dan ekspositori (66,49±7,241) terhadap keterampilan proses sains siswa dengan nilai F=18,107, p=0,000. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan guru biologi dapat menggunakan metode inquiry dan discovery pada materi Pencemaran Lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

(6)

ii

ABSTRACT

Tria Sri Wahyuni. Effect of Inquiry and Discovery Method to Learning Outcomes and Student’s Science Process Skill at the Topic of Environmental Pollution in SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Thesis. Post Graduate Program UNIMED. Medan. 2015

This study aims to know: (1) The effect of inquiry and discovery method to student’s biology learning outcomes at the topic enviromental pollution; and (2) the effect of inquiry and discovery method to student’s science process skill in class X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan in lessons 2014/2015. This research was a quasi-experiments with three classes by using cluster random sampling technique. Class X4 was treatment inquiry method, class X5 as treatment discovery method and X6 with ekspositori method. The research consisted of the student’s achievement test, and observation sheet format for science process skill. The technique of data analysis was ANACOVA followed by Tukey’s test at the level of significance α = 0,05 by using SPSS 19.0. The research result showed: (1) There was significant effect of inquiry (83,77±4,646), discovery (76,43±5,348) and ekspositori method (70,77±6,618) to student’s biology learning outcomes with F=37,723, p=0,000, (2) There was significant effect of inquiry (76,56±7,326), discovery (72,26±6,623) and ekspositori method (66,49±7,241) to student’s science process skill with F=18,107, p=0,000. In following up of this research, the teachers are expected to use inquiry and discovery method at the topic environmental pollution for improve learning outcomes and student’s science process skill.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, atas kesehatan dan keselamatan maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siwa Materi

Pencemaran Lingkungan pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan” yang disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd. dan Bapak Dr. H. Syahmi Edi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih pula kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., dan Ibu Dr. Hj. Fauziyah Harahap, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Terima kasih pula kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si. dan Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si. selaku validator ahli instumen hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Siti Rahmah, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, juga kepada seluruh guru terutama kepada Bapak Nikson Simatupang, S.Pd. dan Bapak Andri Anto, S.Pd. yang telah membantu secara langsung dalam proses penelitian, seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Kualuh Selatan terutama kelas X4, X5

dan X6 Tahun Pelajaran 2014/2015 atas bantuan dan kerja samanya.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda H. Susanto dan Ibu Hj. Siti Juraidah yang senantiasa mencintai dan menyayangi penulis, mendukung baik secara spiritual dan materiil, yang selalu mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan studi ini, serta kepada saudaraku tercinta yaitu Kakanda Ika Sri Hartini, SE., Abangda Bambang Dwi Pranoto, Amd., Adindaku Bambang Edy Permono, S.Psi., Muhammad Ridho Sucipto dan ibuk Siti Marhamah dan Palek Su serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik sampai akhir penyusunan tesis. Terima kasih pula kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas B angkatan XX (Ibel, Ikhsan, Hasyim, Pak Jihni, Bang Sakti, Widia, Kak Yani, Kak Inda, Kak Eka, Buk Sri, Putri, Yuyun, Weni, Andes, Kak Loli, Kak Yo, Kak Dani, Buk Ainun, Kak Tiwi, Kak Friska) atas semangat, dukungan dan kebersamaannya selama ini. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabat baik Ishar, Prima Aldila, Erik, Ridwan, Aztika, Wina, Tey, Dekjor Ivawani, Abangda Ical, Kak Miftah, Kak Titin dan Bu Eli Siswati, serta anak-anak istimewa yang selalu memberi semangat tersendiri Hawin, Ridho, Pika, Isnaini, Una, Winia, Mekarti, Dika, Rizka, Niken, Asnizar, Buk Ika, Rangga, Ikur, Dila, Agung, Audia, Dani, Zailani serta semua pihak yang telah memberikan masukan kepada penulis, yang tidak dapat dituliskan satu-persatu.

(8)

iv

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya tesis ini.

Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Aamiin.

Medan, September 2015 Penulis

(9)

v

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 10

2.1. Kajian Teoritis ... 10

2.1.1. Hakikat Metode Inquiry ... 10

2.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiry ... 14

2.1.3. Hakikat Metode Discovery... 16

2.1.4. Teori Belajar Jerome S. Bruner ... 18

2.1.5. Langkah-Langkah dalam Metode Discovery ... 18

2.1.6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery ... 21

2.1.7. Hakikat Metode Ekspositori... 22

2.1.8. Kelebihan dan Kekuranga n Metode Ekspositori ... 26

2.1.9. Hakikat Keterampilan Proses Sains ... 27

2.1.10. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 29

2.2. Penelitian yang Relevan ... 31

2.3. Kerangka Berpikir ... 34

2.3.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 34

2.3.2. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 35

2.4. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.2. Populasi dan Sampel ... 37

3.3. Variabel Penelitian ... 37

3.4. Jenis dan Desain Penelitian ... 38

3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 38

3.6. Definisi Operasional Variabel ... 42

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.7.1. Tes Hasil Belajar ... 43

3.7.2. Keterampilan Proses Sains ... 44

3.8. Analisis Instrumen ... 45

(10)

vi

3.9. Teknik Analisis Data ... 45

3.10. Hipotesis Statistik ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1. Hasil Penelitian ... 47

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar ... 47

4.1.2. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains ... 48

4.2. Pengujian Persyaratan ... 48

4.2.1. Uji Normalitas ... 48

4.2.2. Uji Homogenitas ... 49

4.3. Pengujian Hipotesis ... 50

4.3.1. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa ... 50

4.3.2. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 51

4.4. Pembahasan... 52

4.4.1. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa ... 52

4.4.2. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 57

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 59

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 60

5.1. Simpulan ... 60

5.2. Implikasi ... 60

5.3. Saran ... 62

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Inquiry ... 13

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Discovery ... 20

Tabel 2.3. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ... 28

Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 38

Tabel 3.2. Kategori Keterampilan Proses Sains ... 44

Tabel 4.1. Data nilai Pretes Hasil Belajar Siswa ... 47

Table 4.2. Data Nilai Posttes Hasil Belajar Siswa ... 47

Tabel 4.3. Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 48

Table 4.4. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Inquiry ... 48

Tabel 4.5. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Discovery ... 49

Table 4.6. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Ekspositori ... 49

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian ... 41 Gambar 4.1. Pengaruh metode pembelajaran Inquiry, Discovery dan

ekspositori terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan (F=37,723; P=0,000). Huruf yang

berbeda di atas diagram berarti berbeda signifikan (Uji Tukey). ... 51 Gambar 4.2. Pengaruh metode pembelajaran Inquiry, Discovery dan

ekspositori terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X

SMA Negeri 1 Kualuh Selatan (F=18,107; P=0,000). Huruf yang

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 67

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 71

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ... 101

Lampiran 4 Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Biologi Siswa Sma N 1 Kualuh Selatan ... 107

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 110

Lampiran 6 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Pembelajaran Biologi Sma Kelas X.... ... 117

Lampiran 7 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Inquiry. ... 125

Lampiran 8 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Discovery ... 126

Lampiran 9 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Ekspositori ... 127

Lampiran 10 Deskripsi Data Penelitian ... 128

Lampiran 11 Uji Normalitas Data ... 133

Lampiran 12 Uji Homogenitas Data ... 136

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan

manusia. Melalui pendidikan dapat dibentuk sumber daya manusia yang

berkualitas untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa.

Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan,

kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan

pengembangan diri. Sesuai dengan Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2006,

bahwa pada Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan delapan standar

pendidikan nasional, salah satunya adalah standar kompetensi lulusan.

Kompetensi lulusan yang diharapkan oleh Kurikulum untuk SMA adalah dapat

menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam

pengambilan keputusan.

Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan, baik

dalam sistemnya ataupun hal yang berkaitan langsung dengan praktek

pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa untuk

memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan cara-cara

belajar bagaimana belajar. Proses pembelajaran harus benar-benar memperhatikan

keterlibatan siswa. Pembelajaran menurut Rusman (2011) merupakan suatu

sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama

lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat

komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan

model pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan model pembelajaran yang

(15)

2

tepat dapat memberikan dampak positif pada penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran yang diajarkan dan hasil belajar siswa.

Pada kenyataan di lapangan, proses pembelajaran yang ada selama ini

belum optimal karena siswa masih belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang

sering dilakukan oleh guru adalah pembelajaran ekspositori (exspositorylearning)

yang merupakan proses pembelajaran berpusat pada guru (teachercentered). Pada

model pembelajaran ini guru sangat aktif dalam proses pembelajaran tetapi siswa

sangat pasif, menerima dan mengikuti penjelasan dari guru. Sehingga dapat

dikatakan model pembelajaran ekspositori merupakan proses pembelajaran

berpusat pada guru (teacher centered), guru menjadi sumber dan pemberi

informasi utama (Sanjaya, 2006). Pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan

keterampilan berpikir kritis siswa kurang optimal dan hal ini tidak sesuai dengan

standar kompetensi lulusan menurut Peraturan Menteri no 23 tahun 2006.

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadia (2008),

menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa SMPN dan SMAN di Provinsi

Bali masih rendah. Sejalan dengan Arnyana (2006) menemukan bahwa

pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran biologi lebih menekankan pada

pemberian informasi. Kondisi pembelajaran seperti itu menyebabkan

kecenderungan guru hanya mengutamakan kemampuan kognitif saja. Hal ini

dapat mempersulit tercapainya kompetensi lulusan yang diharapkan oleh

Kurikulum untuk SMA yaitu dapat menunjukkan kemampuan berpikir logis,

(16)

3

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan peneliti di SMAN 1 Kualuh

Selatan pada bulan Februari 2015 selama dua minggu, terlihat bahwa

pembelajaran biologi sudah berusaha menerapkan beberapa metode belajar seperti

ceramah, diskusi, tanya jawab, dan kegiatan praktikum di laboratorium.

Penggunaan metode ini sangat dominan dalam pembelajaran. Namun di sisi lain

masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan seksama saat guru

menjelaskan materi, masih sering berbicara dengan temannya, ataupun asyik

sendiri di bangkunya melakukan hal seperti menggambar atau menulis hal lain

yang tidak ada hubungannya dengan materi belajar. Kebanyakan siswa diam saat

diberi pertanyaan dan jika ada siswa yang menjawab pertanyaan hanya terfokus

pada beberapa orang saja, sehingga keterlibatan siswa tidak menyeluruh.

Pembelajaran masih dominan terfokus pada guru, dan guru kurang melakukan

variasi model dalam belajar sehingga semakin mendukung kepasifan siswa dalam

pembelajaran (monoton).

Pengajaran sains seperti biologi merupakan proses aktif yang berlandaskan

konsep konstruktivisme yang berarti bahwa sifat pengajaran sains adalah

pengajaran yang berpusat pada siswa. Jika kepasifan siswa ini berlangsung terus

dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan rendahnya nilai siswa dalam

pelajaran biologi. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya nilai siswa ini menunjukkan bahwa

siswa tidak memahami materi dengan baik, serta menunjukkan rendahnya

kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, untuk dapat mengembangkan

(17)

4

serta mengurangi kepasifan siswa dalam pembelajaran biologi, maka guru harus

menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

Pembelajaran yang menyenangkan menjadi langkah awal untuk mencapai

hasil belajar yang berkualitas (Nurhadi, 2004). Pembelajaran yang menyenangkan

dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai macam metode di dalamnya.

Beberapa diantaranya adalah dengan menggunakan metode inquiry dan discovery.

Pemilihan kedua metode pembelajaran tersebut didasarkan atas karakteristik dari

metode pembelajaran yang menitikberatkan pada peran sentral siswa dalam

melakukan kegiatan belajar. Selain itu melalui proses pemecahan masalah dalam

pembelajaran, siswa dapat menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan

berbagai pengalaman belajar melalui proses mentalnya sendiri, sehingga membuat

siswa menjadi lebih termotivasi (menjadi lebih aktif, kritis, dan kreatif).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Naibaho (2014) menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis IPA

dan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode inquiry,

terutama metode inquiry terbimbing. Selain itu, Afnidar (2012) juga menyatakan

hal yang sama bahwa dalam hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa yang

dibelajarkan dengan metode inquiry, terutama inquiry terbimbing.

Penelitian yang dilakukan Alex (2013) menunjukkan hasil bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa SMA yang menggunakan

metode penemuan terbimbing dengan yang tidak menggunakan metode

penemuan terbimbing pada mata pelajaran Matematika di Ejigbo, Nigeria. Senada

(18)

5

meningkatkan pembelajaran IPA siswa yang ditandai dengan ketercapaian

indikator dan adanya peningkatan persentase penggunaan langkah-langkah

penemuan terbimbing dari setiap siklusnya. Pencapaian ketuntasan belajar siswa

siklus I mencapai 90,5% dan siklus II mencapai 95,2%. Hasil penelitian Karim

(2011) menunjukkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa

yang mengikuti pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing

lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau

berdasarkan level sekolah, sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif

terhadap pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing.

Berdasarkan temuan penelitian, maka pembelajaran matematika dengan metode

penemuan terbimbing dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Menurut Susila (2014) agar terjadi pengkonstruksian pengetahuan secara

bermakna, guru haruslah melatih siswa untuk berpikir lebih kritis dalam

menganalisis maupun dalam memecahkan masalah yang ada. Dalam hal ini,

kemampuan berpikir kritis yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan untuk

menguasai keterampilan tertentu dalam mengidentifikasi dan menggunakan

standar dan kriteria dari bidang logika. Siswa yang mampu berpikir kritis adalah

siswa yang mampu memahami, memecahkan masalah, mengambil keputusan,

menganalisis asumsi permasalahan serta meneliti permasalahan yang diberikan,

sehingga mereka mampu mendorong dirinya atau orang lain dalam memecahkan

permasalahan yang mereka hadapi (Rosalin, 2008). Keterampilan proses perlu

dimunculkan sebagai kemampuan yang perlu diukur keberhasilannya berdasarkan

(19)

6

pendekatan keterampilan proses sains agar memiliki sikap ilmiah seperti saintis

karena keterampilan proses sains merupakan perilaku saintis yang dapat dipelajari

dan dikembangkan oleh siswa melalui pembelajaran di kelas. Bahar (1992)

menyatakan bahwa keterampilan proses sains dalam pembelajaran dapat memberi

kesempatan lebih banyak pada siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan

masalah yang dihadapkan pada mereka. Keterampilan proses sains merupakan

salah satu pendekatan mengajar yang dapat melatih siswa dalam proses berpikir.

Noor (1996) menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan keterampilan

proses sains adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa

sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan

teori-teori dengan keterampilan proses siswa sendiri. Pembelajaran dengan

keterampilan proses pada hakekatnya sama dengan upaya peningkatan

keterampilan berpikir kritis karena adanya indikator-indikator yang bersifat

hampir sama, antara lain: membuat induksi atau deduksi dengan membuat

kesimpulan atau menafsirkan, mengidentifikasi kerelevanan dan ketidakrelevanan

dengan mengamati persamaan dan perbedaan, mempertimbangkan keputusan

dengan menerapkan konsep/prinsip.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa metode inquiry dan

discovery dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian di SMA Negeri

1 Kualuh Selatan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar dan

keterampilan proses sains siswa melalui metode inquiry dan discovery pada mata

(20)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran

biologi di sekolah, antara lain:

1. Siswa tidak memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan materi

belajar.

2. Kebanyakan siswa diam saat diberi pertanyaan dan jika ada siswa yang

menjawab pertanyaan hanya terfokus pada beberapa orang saja.

3. Pembelajaran masih dominan terfokus pada guru dimana guru sebagai sumber

belajar di kelas (teachercentered).

4. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran tidak menyeluruh.

5. Metode mengajar yang digunakan guru masih kurang bervariasi, masih

dominan dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab.

6. Hasil belajar biologi siswa rendah yang dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan

biologi masih di bawah nilai KKM.

7. Rendahnya nilai biologi siswa ini menunjukkan bahwa siswa tidak memahami

materi dengan baik, serta menunjukkan rendahnya keterampilan proses sains

siswa.

1.3. Batasan Masalah

Identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan

bahwa banyak permasalahan yang perlu dicari pemecahannya sehubungan dengan

(21)

8

Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini membatasi permasalahan pada

ruang lingkup:

1. Penggunaan metode inquiry dan discovery, serta pembelajaran dengan metode

ekspositori terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

2. Hasil belajar biologi diukur dari ranah kognitif dengan jenjang kemampuan

C1-C6.

3. Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi

keterampilan proses sains.

4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X dengan pokok bahasan Pencemaran

Lingkungan.

1.4. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap

hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan?

2. Apakah terdapat pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap

keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori

(22)

9

2. Untuk mengetahui pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori

terhadap keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Manfaat teoritis: (1) Sebagai bahan referensi yang dapat

digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh metode inquiry,

discovery dan ekspositori terhadap hasil belajar biologi dan keterampilan proses

sains siswa; (2) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka

acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa mendatang untuk

mengembangkan lebih mendalam tentang penggunaan metode inquiry dan

discovery; dan (3) Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan metode

biologi dan keterampilan proses sains siswa.

Manfaat Praktis antara lain: (1) Sebagai bahan acuan dalam pengambilan

kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu guru dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan; (2) Sebagai umpan balik bagi guru biologi dalam

upaya peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa melalui

metode inquiry dan discovery; dan (3) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru

(23)

60

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan:

1. Ada pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi

Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Hasil

belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode inquiry (83,77±4,646) secara

signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan metode discovery (76,43±5,348) dan ekspositori

(70,77±6,618).

2. Ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terhadap keterampilan

proses sains siswa pada materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA

Negeri 1 Kualuh Selatan. Keterampilan proses sains siswa dibelajarkan dengan

metode inquiry (76,56±7,326) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan

dengan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode

discovery (72,26±6,623) dan ekspositori (66,49±7,241).

5.2. Implikasi

Proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMA memiliki

peran penting untuk menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang

mampu berpikir kritis, kreatif, logis, berinisiatif dan terampil dalam menanggapi

isu dan permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat yang diakibatkan

oleh aktivitas manusia sehari-hari. Oleh karena itu untuk mempelajari mata

pelajaran IPA seperti biologi diperlukan adanya kemampuan dan keterampilan

(24)

61

pada diri siswa agar dapat mempelajari materi biologi dengan mudah dan mampu

menyelesaikan masalah berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu.

Maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan

memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa

dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih

mudah memahami materi. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar, maka

kegiatan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga guru dapat

menggunakan metode pembelajaran yang mengarahkan siswa aktif diantaranya

inquiry dan discovery.

Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh metode

pembelajaran inquiry dan discovery terhadap hasil belajar dan keterampilan proses

sains siswa. Metode pembelajaran inquiry, hasil belajar dan keterampilan proses

sains siswanya lebih baik dari metode discovery dan ekspositori, dan metode

discovery, hasil belajar dan keterampilan proses sainsnya lebih tinggi

dibandingkan dengan metode ekspositori. Hal ini membuktikan bahwa metode

pembelajaran inquiry dan discovery mampu mengefektifkan dan mengoptimalkan

siswa dengan komponen pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penerapannya, metode inquiry dan discovery di dalam kelas

bukanlah hal yang mudah, sehingga guru harus merancang perencanaan

pembelajaran dan menyediakan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi

yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan benar, serta

mampu dipahami dan diingat siswa serta diaplikasikan dalam kehidupan

(25)

62

fasilitator harus menyediakan sarana dan sumber belajar yang memadai kepada

siswa, mengatur lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang

dan nyaman dalam belajar. Melalui penerapan metode inquiry dan discovery,

diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dan mampu meningkatkan hasil

belajar serta mengasah keterampilan proses sains siswa dalam memecahkan

berbagai permasalahan dalam belajar.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan,

disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi guru khususnya guru biologi disarankan untuk dapat menggunakan

metode pembelajaran seperti metode pembelajaran inquiry dan discovery

pada materi Pencemaran Lingkungan sebagai usaha menarik minat dan

motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses

sains siswa.

2. Bagi guru biologi hendaknya dapat menerapkan metode pembelajaran

yang ada sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dalam upaya

meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

3. Bagi guru biologi maupun mahasiswa yang berkeinginan dalam meneliti

keterampilan proses sains hendaknya menggunakan waktu yang cukup

(26)

63

DAFTAR PUSTAKA

Afifah. (2008). Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing

ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Siswa. Tesis. Pascasarjana. Bandung: Universitas Negeri Bandung.

Afnidar. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Kepercayaan Diri

Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Mutiara Pidie. Medan. Tesis. Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Alex, A. M., & Olubuyusi, F. M. (2013). Guided-discovery Learning Strategy and

Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal

of Education and Practice. 4 (12): 82-89.

Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA.

Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 ISSN 0215-8250.

Arsana, I. M. R., Dantes, N., Widiana, I. W. (2014). Pengaruh Metode Ekspositori yang

Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA. E-Journal

Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, 2 (1).

Astari, W. (2013). Pengaruh Metode Penemuan terhadap Hasil Belajar Biologi dan

Keterampilan Sains Dasar di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Univeristas Negeri Medan.

Bahar, A. (1992). Profil Keterampilan Proses IPA yang Dimiliki Siswa dalam

Hubungannya dengan Pertanyaan Guru dalam PBM. Tesis. FBS IKIP Bandung.

Blosser, P. E. (1990). The Role of the Laboratory in Science Teaching. Columbus, OH:

Research Matter-to the Science Teacher, No. 9001.

Brickman, P., Gormally, C., Armstrong, N., Hallar, B. (2009). Effects of Inquiry based

Learning on Students Science Literacy Skills and Confidence. International

Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3 (2).

Dahar, R., W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(27)

64

Driscoll, M. P. (1994). Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and

Bacon

Hamalik. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hane, N. E. (2007). Use of inquiry-based approach to teaching experimental design

concept in a general ecology course. TIEE, 5: 1-19.

Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses

Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. 7 (1). 1-13.

Haury, D. L. (1993). Teaching Science through Inquiry. Columbus, OH: ERIC

Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education. ED 359048.

Indrastoeti, Y. (1999). Strategi Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Karim, A. (2011). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Matematika Unruk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Sekolah dasar. Jurnal UPI Edisi Khusus No.1. ISSN

1412-565X.

Lubis, S. (2012). Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sosial Siswa SMA UISI Medan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Markaban. (2006). Metode. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Naibaho, T., S. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar

Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, M., A., ME. (2014). Pengaruh Metode Terhadap Hasil Belajar Biologi dan

Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 8 Padangsidimpuan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Noor, M. (1996). Teori dan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran

(28)

65

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004, (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Penerbit PT.

Grasindo.

Nurochmah.(2007). Pendekatan Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa

dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Parr, B., dan Edwards, M. C. (2004). Inquiry-Based Instruction In Secondary

Agricultural Education: Problem-Solving-An Old Friend Revisited. Journal of

Agricultural Education, 45 (4): 106-117.

Popham dan Baker. (1992). Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Risnanosanti. (2009). Penggunaan Pembelajaran Inquiry Dalam Mengembangkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA di Kota Bengkulu. Prosiding Seminar

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 441-452.

Rosalin, E. (2008). Gagasan merancang pembelajaran kontekstual. Bandung: PT.

Karsa Mandiri Persada.

Rusche, S. N., and Jason, K. (2011). “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology, 39 (40): 338-35

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta : Rajawali Pers

Rustaman. (2009). Ketrampilan Proses Sains. Bogor: Ghalia Indonesia

Sagala, S. (2004). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alphabeta.

Sadia, I. W. (2008). Model Pembelajaran yang Efektif unutk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Ganesha. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 2. ISSN

0215-8250.

Sanjaya, W. (2006). Metode Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

(29)

66

Sanjaya, W. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Septiasih, N., Suhartono, Susiani, T. S. (2012). Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Soemarsono. (2011). Pembelajaran fisika dengan metode inkuiri terbimbing dan

inkuiri bebas termodifikssi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan aktifitas siswa. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembelajaran Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Suhari. (2010). Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bebas Termodifikasi dan

Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IT. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susila, B. P., Tastra, D. K., Japa, I. G. N. (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas IV Gugus III Kecamatan Busungbiu. Journal Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD, 2 (1).

Sutikno, M. S. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Wandoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian ..........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini hanya meneliti bentuk (form) motif hias yang terdapat pada iluminasi Al- Qur’an Mushaf AtTiin yang meliputi bentuk, garis, dan warna , sedangkan

Kominato,‎ AMako.‎ 5113.‎ Engineering‎ Students’ Perception of Learning English and Study Habits..

Penyimpangan/deviasi terjadi jika remaja mengalami konflik dalam masa perkembangannya, sehingga remaja menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan tahap usianya

Pada sudut datang 45 – 80 o , nilai transmisivitas akan menurun dengan cepat sehingga radiasi yang dipantulkan lebih besar dari pada radiasi yang ditransmisikan (Mastalarerz,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan blotong kering terhadap pertumbuhan jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus), dengan parameter jumlah badan buah

Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah. Walaupun orang selalu berusaha

siswa dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut agar dihasilkan hasil. yang sesuai dengan

Dalam pelaksanaan wayfinding, kita dapat mengaitkan tatanan lingkungan fisik dengan perilaku yang ditunjukkan oleh manusia untuk menemukan serangkaian jalur yang akan