PENGARUH METODE INQUIRY DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
TRIA SRI WAHYUNI NIM : 8116174016
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Tria Sri Wahyuni. (2015). Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa Materi Pencemaran Lingkungan pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode inquiry dan discovery terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Pencemaran Lingkungan; dan (2) Pengaruh metode inquiry dan discovery terhadap keterampilan proses sains di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan sampel sebanyak tiga kelas dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas X4 menggunakan metode inquiry; (2) Kelas X5 menggunakan metode discovery; (3) Kelas X6 menggunakan metode ekspositori (kontrol). Instrumen penelitian berupa soal uraian untuk menguji hasil belajar siswa, dan lembar observasi untuk melihat keterampilan proses sains. Teknik analisis data menggunakan uji ANACOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey’s pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan menggunakan SPSS 19,0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh yang signifikan metode inquiry (83,77±4,646), discovery (76,43±5,348) dan ekspositori (70,77±6,618) terhadap hasil belajar siswa dengan nilai F=37,723, p=0,000; (2) terdapat pengaruh yang signifikan metode inquiry (76,56±7,326), discovery (72,26±6,623) dan ekspositori (66,49±7,241) terhadap keterampilan proses sains siswa dengan nilai F=18,107, p=0,000. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan guru biologi dapat menggunakan metode inquiry dan discovery pada materi Pencemaran Lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
ii
ABSTRACT
Tria Sri Wahyuni. Effect of Inquiry and Discovery Method to Learning Outcomes and Student’s Science Process Skill at the Topic of Environmental Pollution in SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Thesis. Post Graduate Program UNIMED. Medan. 2015
This study aims to know: (1) The effect of inquiry and discovery method to student’s biology learning outcomes at the topic enviromental pollution; and (2) the effect of inquiry and discovery method to student’s science process skill in class X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan in lessons 2014/2015. This research was a quasi-experiments with three classes by using cluster random sampling technique. Class X4 was treatment inquiry method, class X5 as treatment discovery method and X6 with ekspositori method. The research consisted of the student’s achievement test, and observation sheet format for science process skill. The technique of data analysis was ANACOVA followed by Tukey’s test at the level of significance α = 0,05 by using SPSS 19.0. The research result showed: (1) There was significant effect of inquiry (83,77±4,646), discovery (76,43±5,348) and ekspositori method (70,77±6,618) to student’s biology learning outcomes with F=37,723, p=0,000, (2) There was significant effect of inquiry (76,56±7,326), discovery (72,26±6,623) and ekspositori method (66,49±7,241) to student’s science process skill with F=18,107, p=0,000. In following up of this research, the teachers are expected to use inquiry and discovery method at the topic environmental pollution for improve learning outcomes and student’s science process skill.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, atas kesehatan dan keselamatan maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siwa Materi
Pencemaran Lingkungan pada SMA Negeri 1 Kualuh Selatan” yang disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd. dan Bapak Dr. H. Syahmi Edi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih pula kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., dan Ibu Dr. Hj. Fauziyah Harahap, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Terima kasih pula kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si. dan Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si. selaku validator ahli instumen hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Siti Rahmah, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kualuh Selatan, juga kepada seluruh guru terutama kepada Bapak Nikson Simatupang, S.Pd. dan Bapak Andri Anto, S.Pd. yang telah membantu secara langsung dalam proses penelitian, seluruh siswa/i SMA Negeri 1 Kualuh Selatan terutama kelas X4, X5
dan X6 Tahun Pelajaran 2014/2015 atas bantuan dan kerja samanya.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda H. Susanto dan Ibu Hj. Siti Juraidah yang senantiasa mencintai dan menyayangi penulis, mendukung baik secara spiritual dan materiil, yang selalu mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan studi ini, serta kepada saudaraku tercinta yaitu Kakanda Ika Sri Hartini, SE., Abangda Bambang Dwi Pranoto, Amd., Adindaku Bambang Edy Permono, S.Psi., Muhammad Ridho Sucipto dan ibuk Siti Marhamah dan Palek Su serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik sampai akhir penyusunan tesis. Terima kasih pula kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas B angkatan XX (Ibel, Ikhsan, Hasyim, Pak Jihni, Bang Sakti, Widia, Kak Yani, Kak Inda, Kak Eka, Buk Sri, Putri, Yuyun, Weni, Andes, Kak Loli, Kak Yo, Kak Dani, Buk Ainun, Kak Tiwi, Kak Friska) atas semangat, dukungan dan kebersamaannya selama ini. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabat baik Ishar, Prima Aldila, Erik, Ridwan, Aztika, Wina, Tey, Dekjor Ivawani, Abangda Ical, Kak Miftah, Kak Titin dan Bu Eli Siswati, serta anak-anak istimewa yang selalu memberi semangat tersendiri Hawin, Ridho, Pika, Isnaini, Una, Winia, Mekarti, Dika, Rizka, Niken, Asnizar, Buk Ika, Rangga, Ikur, Dila, Agung, Audia, Dani, Zailani serta semua pihak yang telah memberikan masukan kepada penulis, yang tidak dapat dituliskan satu-persatu.
iv
segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya tesis ini.
Kiranya isi tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Aamiin.
Medan, September 2015 Penulis
v
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 7
1.3. Batasan Masalah ... 8
1.4. Rumusan Masalah ... 8
1.5. Tujuan Penelitian ... 9
1.6. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 10
2.1. Kajian Teoritis ... 10
2.1.1. Hakikat Metode Inquiry ... 10
2.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiry ... 14
2.1.3. Hakikat Metode Discovery... 16
2.1.4. Teori Belajar Jerome S. Bruner ... 18
2.1.5. Langkah-Langkah dalam Metode Discovery ... 18
2.1.6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery ... 21
2.1.7. Hakikat Metode Ekspositori... 22
2.1.8. Kelebihan dan Kekuranga n Metode Ekspositori ... 26
2.1.9. Hakikat Keterampilan Proses Sains ... 27
2.1.10. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 29
2.2. Penelitian yang Relevan ... 31
2.3. Kerangka Berpikir ... 34
2.3.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry dan Discovery Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 34
2.3.2. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 35
2.4. Hipotesis Penelitian ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37
3.2. Populasi dan Sampel ... 37
3.3. Variabel Penelitian ... 37
3.4. Jenis dan Desain Penelitian ... 38
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 38
3.6. Definisi Operasional Variabel ... 42
3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.7.1. Tes Hasil Belajar ... 43
3.7.2. Keterampilan Proses Sains ... 44
3.8. Analisis Instrumen ... 45
vi
3.9. Teknik Analisis Data ... 45
3.10. Hipotesis Statistik ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1. Hasil Penelitian ... 47
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Belajar ... 47
4.1.2. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains ... 48
4.2. Pengujian Persyaratan ... 48
4.2.1. Uji Normalitas ... 48
4.2.2. Uji Homogenitas ... 49
4.3. Pengujian Hipotesis ... 50
4.3.1. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa ... 50
4.3.2. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 51
4.4. Pembahasan... 52
4.4.1. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa ... 52
4.4.2. Pengaruh Metode Inquiry dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains ... 57
4.5. Keterbatasan Penelitian ... 59
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 60
5.1. Simpulan ... 60
5.2. Implikasi ... 60
5.3. Saran ... 62
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Inquiry ... 13
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Discovery ... 20
Tabel 2.3. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ... 28
Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 38
Tabel 3.2. Kategori Keterampilan Proses Sains ... 44
Tabel 4.1. Data nilai Pretes Hasil Belajar Siswa ... 47
Table 4.2. Data Nilai Posttes Hasil Belajar Siswa ... 47
Tabel 4.3. Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 48
Table 4.4. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Inquiry ... 48
Tabel 4.5. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Discovery ... 49
Table 4.6. Data Hasil Uji Normalitas Kelas Ekspositori ... 49
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian ... 41 Gambar 4.1. Pengaruh metode pembelajaran Inquiry, Discovery dan
ekspositori terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan (F=37,723; P=0,000). Huruf yang
berbeda di atas diagram berarti berbeda signifikan (Uji Tukey). ... 51 Gambar 4.2. Pengaruh metode pembelajaran Inquiry, Discovery dan
ekspositori terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X
SMA Negeri 1 Kualuh Selatan (F=18,107; P=0,000). Huruf yang
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 67
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 71
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ... 101
Lampiran 4 Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar Biologi Siswa Sma N 1 Kualuh Selatan ... 107
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 110
Lampiran 6 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Pembelajaran Biologi Sma Kelas X.... ... 117
Lampiran 7 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Inquiry. ... 125
Lampiran 8 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Discovery ... 126
Lampiran 9 Data Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Kelas Ekspositori ... 127
Lampiran 10 Deskripsi Data Penelitian ... 128
Lampiran 11 Uji Normalitas Data ... 133
Lampiran 12 Uji Homogenitas Data ... 136
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan
manusia. Melalui pendidikan dapat dibentuk sumber daya manusia yang
berkualitas untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan
pengembangan diri. Sesuai dengan Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2006,
bahwa pada Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan delapan standar
pendidikan nasional, salah satunya adalah standar kompetensi lulusan.
Kompetensi lulusan yang diharapkan oleh Kurikulum untuk SMA adalah dapat
menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan.
Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan, baik
dalam sistemnya ataupun hal yang berkaitan langsung dengan praktek
pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses membantu siswa untuk
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan cara-cara
belajar bagaimana belajar. Proses pembelajaran harus benar-benar memperhatikan
keterlibatan siswa. Pembelajaran menurut Rusman (2011) merupakan suatu
sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama
lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat
komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan
model pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan model pembelajaran yang
2
tepat dapat memberikan dampak positif pada penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang diajarkan dan hasil belajar siswa.
Pada kenyataan di lapangan, proses pembelajaran yang ada selama ini
belum optimal karena siswa masih belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Siswa hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang
sering dilakukan oleh guru adalah pembelajaran ekspositori (exspositorylearning)
yang merupakan proses pembelajaran berpusat pada guru (teachercentered). Pada
model pembelajaran ini guru sangat aktif dalam proses pembelajaran tetapi siswa
sangat pasif, menerima dan mengikuti penjelasan dari guru. Sehingga dapat
dikatakan model pembelajaran ekspositori merupakan proses pembelajaran
berpusat pada guru (teacher centered), guru menjadi sumber dan pemberi
informasi utama (Sanjaya, 2006). Pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan
keterampilan berpikir kritis siswa kurang optimal dan hal ini tidak sesuai dengan
standar kompetensi lulusan menurut Peraturan Menteri no 23 tahun 2006.
Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadia (2008),
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa SMPN dan SMAN di Provinsi
Bali masih rendah. Sejalan dengan Arnyana (2006) menemukan bahwa
pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran biologi lebih menekankan pada
pemberian informasi. Kondisi pembelajaran seperti itu menyebabkan
kecenderungan guru hanya mengutamakan kemampuan kognitif saja. Hal ini
dapat mempersulit tercapainya kompetensi lulusan yang diharapkan oleh
Kurikulum untuk SMA yaitu dapat menunjukkan kemampuan berpikir logis,
3
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan peneliti di SMAN 1 Kualuh
Selatan pada bulan Februari 2015 selama dua minggu, terlihat bahwa
pembelajaran biologi sudah berusaha menerapkan beberapa metode belajar seperti
ceramah, diskusi, tanya jawab, dan kegiatan praktikum di laboratorium.
Penggunaan metode ini sangat dominan dalam pembelajaran. Namun di sisi lain
masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan seksama saat guru
menjelaskan materi, masih sering berbicara dengan temannya, ataupun asyik
sendiri di bangkunya melakukan hal seperti menggambar atau menulis hal lain
yang tidak ada hubungannya dengan materi belajar. Kebanyakan siswa diam saat
diberi pertanyaan dan jika ada siswa yang menjawab pertanyaan hanya terfokus
pada beberapa orang saja, sehingga keterlibatan siswa tidak menyeluruh.
Pembelajaran masih dominan terfokus pada guru, dan guru kurang melakukan
variasi model dalam belajar sehingga semakin mendukung kepasifan siswa dalam
pembelajaran (monoton).
Pengajaran sains seperti biologi merupakan proses aktif yang berlandaskan
konsep konstruktivisme yang berarti bahwa sifat pengajaran sains adalah
pengajaran yang berpusat pada siswa. Jika kepasifan siswa ini berlangsung terus
dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan rendahnya nilai siswa dalam
pelajaran biologi. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya nilai siswa ini menunjukkan bahwa
siswa tidak memahami materi dengan baik, serta menunjukkan rendahnya
kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, untuk dapat mengembangkan
4
serta mengurangi kepasifan siswa dalam pembelajaran biologi, maka guru harus
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.
Pembelajaran yang menyenangkan menjadi langkah awal untuk mencapai
hasil belajar yang berkualitas (Nurhadi, 2004). Pembelajaran yang menyenangkan
dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai macam metode di dalamnya.
Beberapa diantaranya adalah dengan menggunakan metode inquiry dan discovery.
Pemilihan kedua metode pembelajaran tersebut didasarkan atas karakteristik dari
metode pembelajaran yang menitikberatkan pada peran sentral siswa dalam
melakukan kegiatan belajar. Selain itu melalui proses pemecahan masalah dalam
pembelajaran, siswa dapat menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
berbagai pengalaman belajar melalui proses mentalnya sendiri, sehingga membuat
siswa menjadi lebih termotivasi (menjadi lebih aktif, kritis, dan kreatif).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Naibaho (2014) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis IPA
dan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode inquiry,
terutama metode inquiry terbimbing. Selain itu, Afnidar (2012) juga menyatakan
hal yang sama bahwa dalam hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa yang
dibelajarkan dengan metode inquiry, terutama inquiry terbimbing.
Penelitian yang dilakukan Alex (2013) menunjukkan hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa SMA yang menggunakan
metode penemuan terbimbing dengan yang tidak menggunakan metode
penemuan terbimbing pada mata pelajaran Matematika di Ejigbo, Nigeria. Senada
5
meningkatkan pembelajaran IPA siswa yang ditandai dengan ketercapaian
indikator dan adanya peningkatan persentase penggunaan langkah-langkah
penemuan terbimbing dari setiap siklusnya. Pencapaian ketuntasan belajar siswa
siklus I mencapai 90,5% dan siklus II mencapai 95,2%. Hasil penelitian Karim
(2011) menunjukkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa
yang mengikuti pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing
lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau
berdasarkan level sekolah, sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif
terhadap pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing.
Berdasarkan temuan penelitian, maka pembelajaran matematika dengan metode
penemuan terbimbing dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurut Susila (2014) agar terjadi pengkonstruksian pengetahuan secara
bermakna, guru haruslah melatih siswa untuk berpikir lebih kritis dalam
menganalisis maupun dalam memecahkan masalah yang ada. Dalam hal ini,
kemampuan berpikir kritis yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan untuk
menguasai keterampilan tertentu dalam mengidentifikasi dan menggunakan
standar dan kriteria dari bidang logika. Siswa yang mampu berpikir kritis adalah
siswa yang mampu memahami, memecahkan masalah, mengambil keputusan,
menganalisis asumsi permasalahan serta meneliti permasalahan yang diberikan,
sehingga mereka mampu mendorong dirinya atau orang lain dalam memecahkan
permasalahan yang mereka hadapi (Rosalin, 2008). Keterampilan proses perlu
dimunculkan sebagai kemampuan yang perlu diukur keberhasilannya berdasarkan
6
pendekatan keterampilan proses sains agar memiliki sikap ilmiah seperti saintis
karena keterampilan proses sains merupakan perilaku saintis yang dapat dipelajari
dan dikembangkan oleh siswa melalui pembelajaran di kelas. Bahar (1992)
menyatakan bahwa keterampilan proses sains dalam pembelajaran dapat memberi
kesempatan lebih banyak pada siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan
masalah yang dihadapkan pada mereka. Keterampilan proses sains merupakan
salah satu pendekatan mengajar yang dapat melatih siswa dalam proses berpikir.
Noor (1996) menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan keterampilan
proses sains adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan
teori-teori dengan keterampilan proses siswa sendiri. Pembelajaran dengan
keterampilan proses pada hakekatnya sama dengan upaya peningkatan
keterampilan berpikir kritis karena adanya indikator-indikator yang bersifat
hampir sama, antara lain: membuat induksi atau deduksi dengan membuat
kesimpulan atau menafsirkan, mengidentifikasi kerelevanan dan ketidakrelevanan
dengan mengamati persamaan dan perbedaan, mempertimbangkan keputusan
dengan menerapkan konsep/prinsip.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa metode inquiry dan
discovery dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian di SMA Negeri
1 Kualuh Selatan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan proses sains siswa melalui metode inquiry dan discovery pada mata
7
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran
biologi di sekolah, antara lain:
1. Siswa tidak memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan materi
belajar.
2. Kebanyakan siswa diam saat diberi pertanyaan dan jika ada siswa yang
menjawab pertanyaan hanya terfokus pada beberapa orang saja.
3. Pembelajaran masih dominan terfokus pada guru dimana guru sebagai sumber
belajar di kelas (teachercentered).
4. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran tidak menyeluruh.
5. Metode mengajar yang digunakan guru masih kurang bervariasi, masih
dominan dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab.
6. Hasil belajar biologi siswa rendah yang dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan
biologi masih di bawah nilai KKM.
7. Rendahnya nilai biologi siswa ini menunjukkan bahwa siswa tidak memahami
materi dengan baik, serta menunjukkan rendahnya keterampilan proses sains
siswa.
1.3. Batasan Masalah
Identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan
bahwa banyak permasalahan yang perlu dicari pemecahannya sehubungan dengan
8
Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini membatasi permasalahan pada
ruang lingkup:
1. Penggunaan metode inquiry dan discovery, serta pembelajaran dengan metode
ekspositori terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
2. Hasil belajar biologi diukur dari ranah kognitif dengan jenjang kemampuan
C1-C6.
3. Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi
keterampilan proses sains.
4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X dengan pokok bahasan Pencemaran
Lingkungan.
1.4. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap
hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan?
2. Apakah terdapat pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori terhadap
keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori
9
2. Untuk mengetahui pengaruh metode inquiry, discovery dan ekspositori
terhadap keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Manfaat teoritis: (1) Sebagai bahan referensi yang dapat
digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh metode inquiry,
discovery dan ekspositori terhadap hasil belajar biologi dan keterampilan proses
sains siswa; (2) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka
acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa mendatang untuk
mengembangkan lebih mendalam tentang penggunaan metode inquiry dan
discovery; dan (3) Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan metode
biologi dan keterampilan proses sains siswa.
Manfaat Praktis antara lain: (1) Sebagai bahan acuan dalam pengambilan
kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu guru dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan; (2) Sebagai umpan balik bagi guru biologi dalam
upaya peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa melalui
metode inquiry dan discovery; dan (3) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru
60
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan:
1. Ada pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi
Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode inquiry (83,77±4,646) secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan metode discovery (76,43±5,348) dan ekspositori
(70,77±6,618).
2. Ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terhadap keterampilan
proses sains siswa pada materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA
Negeri 1 Kualuh Selatan. Keterampilan proses sains siswa dibelajarkan dengan
metode inquiry (76,56±7,326) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
dengan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode
discovery (72,26±6,623) dan ekspositori (66,49±7,241).
5.2. Implikasi
Proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMA memiliki
peran penting untuk menghasilkan siswa yang berkualitas, yaitu manusia yang
mampu berpikir kritis, kreatif, logis, berinisiatif dan terampil dalam menanggapi
isu dan permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat yang diakibatkan
oleh aktivitas manusia sehari-hari. Oleh karena itu untuk mempelajari mata
pelajaran IPA seperti biologi diperlukan adanya kemampuan dan keterampilan
61
pada diri siswa agar dapat mempelajari materi biologi dengan mudah dan mampu
menyelesaikan masalah berdasarkan aturan, pola, atau logika tertentu.
Maka seorang guru dituntut untuk dapat merancang perencanaan dan
memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi sehingga siswa
dapat ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih
mudah memahami materi. Untuk mengoptimalkan siswa aktif dalam belajar, maka
kegiatan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa, sehingga guru dapat
menggunakan metode pembelajaran yang mengarahkan siswa aktif diantaranya
inquiry dan discovery.
Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh metode
pembelajaran inquiry dan discovery terhadap hasil belajar dan keterampilan proses
sains siswa. Metode pembelajaran inquiry, hasil belajar dan keterampilan proses
sains siswanya lebih baik dari metode discovery dan ekspositori, dan metode
discovery, hasil belajar dan keterampilan proses sainsnya lebih tinggi
dibandingkan dengan metode ekspositori. Hal ini membuktikan bahwa metode
pembelajaran inquiry dan discovery mampu mengefektifkan dan mengoptimalkan
siswa dengan komponen pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam penerapannya, metode inquiry dan discovery di dalam kelas
bukanlah hal yang mudah, sehingga guru harus merancang perencanaan
pembelajaran dan menyediakan alokasi waktu yang sesuai agar semua materi
yang dibelajarkan kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik dan benar, serta
mampu dipahami dan diingat siswa serta diaplikasikan dalam kehidupan
62
fasilitator harus menyediakan sarana dan sumber belajar yang memadai kepada
siswa, mengatur lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang
dan nyaman dalam belajar. Melalui penerapan metode inquiry dan discovery,
diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dan mampu meningkatkan hasil
belajar serta mengasah keterampilan proses sains siswa dalam memecahkan
berbagai permasalahan dalam belajar.
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan, maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan,
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi guru khususnya guru biologi disarankan untuk dapat menggunakan
metode pembelajaran seperti metode pembelajaran inquiry dan discovery
pada materi Pencemaran Lingkungan sebagai usaha menarik minat dan
motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses
sains siswa.
2. Bagi guru biologi hendaknya dapat menerapkan metode pembelajaran
yang ada sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dalam upaya
meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
3. Bagi guru biologi maupun mahasiswa yang berkeinginan dalam meneliti
keterampilan proses sains hendaknya menggunakan waktu yang cukup
63
DAFTAR PUSTAKA
Afifah. (2008). Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing
ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kreativitas Siswa. Tesis. Pascasarjana. Bandung: Universitas Negeri Bandung.
Afnidar. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Kepercayaan Diri
Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 1 Mutiara Pidie. Medan. Tesis. Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Alex, A. M., & Olubuyusi, F. M. (2013). Guided-discovery Learning Strategy and
Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal
of Education and Practice. 4 (12): 82-89.
Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA.
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 ISSN 0215-8250.
Arsana, I. M. R., Dantes, N., Widiana, I. W. (2014). Pengaruh Metode Ekspositori yang
Dikombinasikan dengan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA. E-Journal
Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, 2 (1).
Astari, W. (2013). Pengaruh Metode Penemuan terhadap Hasil Belajar Biologi dan
Keterampilan Sains Dasar di SMAN 1 Dewantara Kreung Geukuh. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Univeristas Negeri Medan.
Bahar, A. (1992). Profil Keterampilan Proses IPA yang Dimiliki Siswa dalam
Hubungannya dengan Pertanyaan Guru dalam PBM. Tesis. FBS IKIP Bandung.
Blosser, P. E. (1990). The Role of the Laboratory in Science Teaching. Columbus, OH:
Research Matter-to the Science Teacher, No. 9001.
Brickman, P., Gormally, C., Armstrong, N., Hallar, B. (2009). Effects of Inquiry based
Learning on Students Science Literacy Skills and Confidence. International
Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3 (2).
Dahar, R., W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
64
Driscoll, M. P. (1994). Psychology of Learning for Instruction. London: Allyn and
Bacon
Hamalik. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hane, N. E. (2007). Use of inquiry-based approach to teaching experimental design
concept in a general ecology course. TIEE, 5: 1-19.
Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. 7 (1). 1-13.
Haury, D. L. (1993). Teaching Science through Inquiry. Columbus, OH: ERIC
Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education. ED 359048.
Indrastoeti, Y. (1999). Strategi Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Karim, A. (2011). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Matematika Unruk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Sekolah dasar. Jurnal UPI Edisi Khusus No.1. ISSN
1412-565X.
Lubis, S. (2012). Pengaruh Pembelajaran Discovery dalam Tatanan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Sosial Siswa SMA UISI Medan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Markaban. (2006). Metode. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
Naibaho, T., S. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar
Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Nasution, S. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, M., A., ME. (2014). Pengaruh Metode Terhadap Hasil Belajar Biologi dan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 8 Padangsidimpuan. Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Noor, M. (1996). Teori dan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
65
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004, (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Penerbit PT.
Grasindo.
Nurochmah.(2007). Pendekatan Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Parr, B., dan Edwards, M. C. (2004). Inquiry-Based Instruction In Secondary
Agricultural Education: Problem-Solving-An Old Friend Revisited. Journal of
Agricultural Education, 45 (4): 106-117.
Popham dan Baker. (1992). Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Risnanosanti. (2009). Penggunaan Pembelajaran Inquiry Dalam Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA di Kota Bengkulu. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 441-452.
Rosalin, E. (2008). Gagasan merancang pembelajaran kontekstual. Bandung: PT.
Karsa Mandiri Persada.
Rusche, S. N., and Jason, K. (2011). “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology, 39 (40): 338-35
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta : Rajawali Pers
Rustaman. (2009). Ketrampilan Proses Sains. Bogor: Ghalia Indonesia
Sagala, S. (2004). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alphabeta.
Sadia, I. W. (2008). Model Pembelajaran yang Efektif unutk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Ganesha. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 2. ISSN
0215-8250.
Sanjaya, W. (2006). Metode Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
66
Sanjaya, W. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Septiasih, N., Suhartono, Susiani, T. S. (2012). Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Soemarsono. (2011). Pembelajaran fisika dengan metode inkuiri terbimbing dan
inkuiri bebas termodifikssi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan aktifitas siswa. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Somantri, M. N. (2001). Menggagas Pembelajaran Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Suhari. (2010). Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bebas Termodifikasi dan
Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IT. Tesis. Pascasarjana. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Susila, B. P., Tastra, D. K., Japa, I. G. N. (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas IV Gugus III Kecamatan Busungbiu. Journal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD, 2 (1).
Sutikno, M. S. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Wandoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung: Alfabeta.