• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

SAPTATI ADILLAH BUTAR BUTAR

NIM: 809162041

PROGRAM PASCASARJANA ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ANALISIS FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

SAPTATI ADILLAH BUTAR BUTAR

NIM: 809162041

PROGRAM PASCASARJANA ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

iii

ABSTRAK

Saptati Adillah ButarButar. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Deli Serdang Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Berfluktuasinya besaran alih fungsi lahan pertanian tiap tahunnya, juga bisa berdampak pada ketahanan pangan di Kabupaten Deli Serdang. Banyak hal yang diduga mempengaruhi fluktuasi besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peningkatan jumlah penduduk, jumlah industri, dan jumlah IMB terhadap besarnya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari BPS Provinsi Sumatera Utara; Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan; dan Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara yakni variabel jumlah penduduk, jumlah industri, jumlah IMB dan besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang secara time series dari tahun 1995 s.d. 2011. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan model estimasi regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program Eviews 7. Hasil dari penelitian ini secara simultan variabel jumlah penduduk, jumlah industri, jumlah IMB dan besaran alih fungsi lahan pertanian berpengaruh signifikan terhadap besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan secara parsial disimpulkan bahwa variabel IMB berpengaruh positif dan signifikan; dan variabel jumlah industri dan Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang adalah jumlah penduduk.

(7)

iv

ABSTRACT

Saptati Adillah ButarButar. Factor Analysis - Factors Affecting Agricultural Land Transfer Functions In Thesis Deli Serdang Regency. Medan : Medan State University Graduate School, 2014.

Fluctuation scale conversion of agricultural land each year, could also have an impact on food security in Deli Serdang. Many things are thought to affect the magnitude of the fluctuations of agricultural land conversion in Deli Serdang. This study aimed to analyze the effect of the increase in population, the number of industries, and the number of IMB to the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang. The data used are secondary data sourced from North Sumatra province BPS ; Department of Agriculture, Forestry and Agriculture, and the National Land Agency of North Sumatra which is a variable number of inhabitants, the number of industries, the number of IMB and the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang regency in time series from 1995 till, 2011. Data analysis was performed using OLS (Ordinary Least Square) with multiple linear regression models estimated with the help of Eviews 7 program. The results of this study variables simultaneously the total population, the number of industries, the number of IMB and the amount of agricultural land use significantly influence the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang. While partially concluded that the IMB variables have positive and significant, and the variable number of industries and Population has positive influence on the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang. The results of this study also showed that the most dominant variable scale land conversion to agriculture in Deli Serdang is the number of inhabitants.

(8)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan

menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Deli Serdang”.

Selama melaksanakan penelitian dan penelitian tesis ini penulis banyak mendapat bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis.

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku sekretaris Prodi yang telah memberikan perhatian dan atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis dan juga selaku Pembimbing I yang telah memberikan perhatian dan kesabaran dalam membimbing sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini.

(9)

vi

6. Bapak Dr. Muhammad Nasir, M. Si., Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si., dan juga Dr. Fitri Rahmadhana, SE., M. Si., selaku narasumber dan sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di Program Sekolah Pascasarjana Unimed.

8. Kedua Orangtuaku Ayahanda tersayang Drs. Ir. Abdul Hakim Butar-butar, MT., dan Ibunda tercinta Dra. Ernawati Silalahi yang tak henti – hentinya memberikan dukungan, doa, nasehat serta motivasi untuk kebaikan penulis dalam menyelesaikan tesis ini tanpa pernah mengharap balasan apapun. 9. Teristimewa kepada “my love and my big supporter” Reza Fahlevi Purba, S.

Kom., terima kasih buat kasih sayang serta dengan sabar menemani dan memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

10.Rasa terimakasih yang sedalam – dalamnya buat sahabat penulis Joko Suharianto, M. Si., yang senantiasa memberikan saran, dukungan dan semangat kepada penulis hingga terselesaikannya tesis ini.

11.Saudara – saudaraku tersayang Zahara ButarButar, Amd., Sahlan Sahputra ButarButar, ST., Fauziah Hafni ButarButar, SE., Anggi Ramadani ButarButar, serta Opungku terkasih Hj. Jabariah Sitorus buat segala dukungan dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(10)

vii

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(11)

viii

1.4. Manfaat Penelitian ……….………..…... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...……… 16

2.1. Kerangka Teori ………... 16

2.1.1. Teori Kependudukan Thomas Robert Malthus... 16

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan ……… 19

2.1.3. Teori Tanah Sebagi Lahan Pertanian ……… 24

2.1.4. Lokasi Industri Weber……….…... 26

2.1.5. Teori Land Use / Guna Lahan ………... 28 2.2. Penelitian Terdahulu …………...……… 41

2.3. Kerangka Penelitian …………...………. 43

2.4. Hipotesis ……….. 44

BAB III METODE PENELITIAN ……… 45

3.1. Lokasi Penelitian……. ……… 45

3.2. Jenis dan Sumber Data………. 45

3.3. 3.4. Metode Analisis Data………... Uji Klasik dan Signiikansi.……….. 45 46 3.5. Defenisi Operasional Variabel Penelitian……… 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..…… 55

(12)

ix

4.1.1 Perkembangan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Kabupaten Deli Serdang …...……….. 55

4.1.2. Perkembangan Jumlah Industri di Kabupaten Deli Serdang ………...……….. 56

4.1.3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang ………...……….. 58

4.1.4. Perkembangan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Deli Serdang ………...……… 61

4.2. Hasil Penelitian ……….……….. 63

4.2.1. Pemilihan Model ……….……….. 63

4.2.2. Pembahasan Uji Ekonometrika……….. 63

4.2.3. Pembahasan Uji Signifikansi.….……….. 66

4.2.4. Pembahasan Model Analisis……….. 68

4.2.5. Pembahasan Variabel Penelitian….……….. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 46

5.1. Kesimpulan…………. ……… 42

5.2. Saran………. 44

DAFTAR PUSTAKA ……….. 75

(13)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Banyaknya Penduduk Diperinci Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 – 2011………. 4 Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Padi Sawah Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2000 – 2010……….……….. 5 Tabel 1.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci Menurut Jenis Hak di Kabupaten

Deli Serdang Tahun 1995 – 2011……… 6

Tabel 1.4. Jumlah Industri Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 –

2011………... ………. 8

Tabel 1.5. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Deli Serdang

(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Grafik 1.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000 –

2010...………. 2 Grafik 1.2. Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2000 – 2010 ………... 3 Grafik 2.1. Model Jebakan Populasi Malthus…...………... 18 Grafik 2.2. Hubungan Antara Land Rent dengan Kapasitas

Penggunaan Lahan………...….. 23 Grafik 2.3. Segitiga Weber Dalam Menentukan Lokasi Industri …..…. 28 Grafik 2.4. Produksi Total, Produksi Rata – Rata dan Produksi Batas.... 38 Grafik 2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis………. 44 Grafik 4.1. Perkembangan Besaran Alih Fungsi Lahan Pertanian di

Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 – 2011...………….. 56 Grafik 4.2. Jumlah Industri Besar Sedang Kabupaten Deli Serdang

Tahun 1995 – 2011……… 58 Grafik 4.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 –

2011………... 60

(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian………. 78

Lampiran 2 Hasil Pengujian Hipotesis ……… 79

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas ……… 80

Lampiran 4 Hasil Uji Autokorelasi ………... 81

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal

dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan

prasyarat industrialisasi yang akan menjadi tulang punggung perekonomian nasional

yang tangguh. Sektor pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, seperti peningkatan ketahanan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), perolehan devisa melalui ekspor-impor, dan penekanan inflasi. Pembangunan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan menuju ke arah struktur perekonomian yang seimbang antara sektor pertanian dengan

sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

(17)

2

kita pahami karena wilayah ini mempunyai lahan pertanian yang luas serta memiliki tingkat kesuburan yang tinggi jika dibandingkan daerah lainnya.

Pemerintah Propinsi Sumatera Utara telah menetapkan 3 (tiga) prioritas utama pembangunan daerah dalam Propeda 2001-2005, yaitu (1) sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian daerah, (2) sektor Industri, terutama agroindustri, dan (3) sektor pariwisata. Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam pembangunan daerah dan sebagai penggerak pembangunan perekonomian daerah.

Deli serdang merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara dan dikenal sebagai lumbung padi di Propinsi ini. Menurut data BPS dari tahun 2000 – 2010, sektor pertanian memiliki konstribusi penyumbang nilai tambah terbesar ketiga terhadap PDRB Deli Serdang. Hal ini dapat dilihat pada table 1.1 berikut ini :

Gambar 1.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku di Kab. Deli Serdang Tahun 2000 – 2010 (Jutaan Rupiah)

0

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel, Restauran Jasa –Jasa

(18)

3

Perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Deli Serdang tidak terlepas dari faktor tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan daerah dan kemampuan menyerap angkatan kerja. Sektor pertanian masih merupakan penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Deli Serdang. Pada tabel 1.2 terlihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, selanjutnya diikuti sektor perdagangan, industri pengolahan dan diikuti oleh sektor jasa – jasa.

Gambar 1.2 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000 – 2010

Kabupaten Deli Serdang memiliki sumber daya alam yang cukup potensial, khususnya dalam bidang pertanian. Kabupaten Deli Serdang mampu mencukupi kebutuhan pangan untuk penduduknya pada umumnya dan menjadi salah satu lumbung padi Sumatera Utara untuk memenuhi pasokan beras ke beberapa daerah yang produksi berasnya tidak mencukupi kebutuhan penduduknya. Dengan kata lain, jumlah penduduk yang semakin bertambah

0

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(19)

4

idealnya harus juga dibarengi dengan peningkatan produksi bahan pangan. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut :

Tabei 1.1. Banyaknya Penduduk Diperinci Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 – 2011

Tahun Laki – Laki Perempuan Jumlah

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 1995 - 2011, (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Deli Serdang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ketahunnya. Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang termasuk jumlah penduduk paling banyak di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari angka jumlah penduduk di atas 1 juta dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Turunnya jumlah penduduk sebanyak 27 persen pada tahun 2002 merupakan dampak dari lahirnya kabupaten baru yakni Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun tersebut.

(20)

5

meningkat pula. Sementara di sisi lain pertumbuhan ekonomi menuntut adanya permintaan jumlah lahan untuk pembangunan infrastruktur. Disini faktor lahan pertanian mempunyai pengaruh yang sangat penting, sehingga jika keberadaanya menurun maka akan mengganggu jumlah produksi pangan yang ada. Menurut Susanto (2008:65) mengatakan lahan sawah beririgasi mempunyai peran utama dalam menjaga stabilitas suplai pangan khususnya beras, meningkatkan fungsi ekologis, menciptakan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat pedesaan, wahana pembentuk peradaban masyarakat berbasis agraris.

Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Padi Sawah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000 – 2010

Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi Padi (Ton)

2000 79071 402281

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2000 – 2010, (data diolah)

(21)

6

bertambahnya lahan terbangun untuk mewadahi kebutuhan aktifitas perekonomian dan pemukiman yang mengakibatkan perubahan mutasi lahan dari pertanian menjadi pemukiman dan daerah perekonomian, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya Surat Izin Mendirikan Bangunan yang dikeluarkan oleh Bappeda :

Tabel 1.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci Menurut Jenis Hak Kab. Deli

Sumber : Data olahan, SUDA 1995-2011

(22)

7

lahan nonpertanian. Selain itu juga karena kurang konsistennya pelaksanaan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam pelaksanaan tata guna tanah, terutama pada lahan-lahan produktif. Perubahan alih fungsi lahan dari pertanian ke nonpertanian ini lebih dirasakan pada kepentingan jangka pendek dari sisi ekonomi tanpa mempertimbangkan dampak yang diakibatkannya dalam jangka panjang bagi kelangsungan perkembangan sektor pertanian dan upaya dalam menjaga kelangsungan program ketahanan pangan. Menurut Utomo (1992:45) Alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah berubahnya satu penggunanaan lahan ke penggunanaan lahan lainnya. Banyak faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan.

(23)

8

Pesatnya pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Deli Serdang menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman. Sebagai kabupaten yang mempunyai lokasi strategis, maka pembangunan berbagai fasilitas – fasilitas pendukung sangat diperlukan di Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 1.4. Jumlah Industri Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995-2011

(24)

9

lahan non pertanian, yaitu seperti pemukiman, pusat bisnis, dan industri. Berikut merupakan perkembangan alih fungsi lahan tiap tahun yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 1995-2011 :

Tabel 1.5. Alih Fungsi Lahan Pertanian Kab. Deli Serdang Tahun 1995-2011

(Tabulasi Normal Dalam Hektar)

Dari tabel 1.5. di atas kita melihat bahwa perkembangan alih fungsi lahan di Deli Serdang dari tahun 1995-2011 tergolong cukup tinggi. Alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang juga diakibatkan oleh adanya celah pada peraturan pemerintah. Kebanyakan pemerintah kurang memberikan sanksi yang tegas terhadap alih fungsi lahan tersebut.

Pada dasarnya konversi lahan tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan

(25)

10

semakin tingginya aktivitas perekonomian secara langsung maupun tidak langsung

telah menyebabkan terjadinya pengurangan luas lahan pertanian. Kasus alih fungsi

lahan sawah ke penggunaan non pertanian dalam pelaksanaan pembangunan,

menunjukkan masih lemahnya pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang

pertanahan, (dan) masih belum adanya sinkronisasi dalam pembuatan kebijaksanaan

yang berkaitan dengan tanah antara instansi terkait (Harsono,1992:34).

Oleh karena itu Pemerintah sangat berkepentingan untuk memberlakukan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, untuk menjadikan pertanian sebagai bagian ketahanan nasional. Selain itu, harusnya pemerintah memberlakukan beberapa peraturan kebijakan yang telah ditetapkan untuk membatasi dan/atau mencegah konversi tanah pertanian yang subur menjadi penggunaan nonpertanian seperti:

1. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri dan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi Pembangunan Kawasan Industri telah melarang pembangunan kawasan industri serta pencadangan atau pemberian ijin lokasi dan pembebasan tanahnya pada areal tanah pertanian subur.

2. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Nonpertanian.

(26)

11

4. Dalam rangka pelaksanaan PAKTO-23 dikeluarkan Surat Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia Nomor 460-3346 tanggal 31 Oktober 1994 tentang perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Nonpertanian. Edaran ini melarang Aparat Pertanahan di daerah untuk mengeluarkan izin lokasi untuk lahan sawah irigasi bagi kepentingan nonpertanian, walaupun menurut Rencana Umum Tata Ruang Wilayah diperuntukkan bagi kegiatan nonpertanian.

Seiring dengan semakin besarnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah,

akan menyebabkan semakin meningkatnya permintaan terhadap sumberdaya lahan.

Ketersediaan lahan yang relatif tetap akan menyebabkan tingginya kompetitif

penggunaan lahan dalam berbagai alternatif penggunaannya seperti sektor industri,

pemukiman, sektor perdagangan maupun untuk sektor pertanian yang pada akhirnya

penggunaan lahan akan di prioritaskan pada penggunaan dengan nilai kompetitif yang

paling besar.

(27)

12

Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi sruktur ekonomi (pertanian ke industri), dan demografi (pedesaan ke perkotaan) yang pada akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari pertanian ke non-pertanian (Supriyadi 2004:23). Persoalan ini harus dicarikan solusi pemecahannya karena melihat juga dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan ini dapat merugikan petani khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Besarnya konversi lahan sawah yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang sebagai dampak dari semakin majunya perekonomian dan besarnya laju

pertumbuhan penduduk, akan menyebabkan kerugian dan ketimpangan pembangunan

wilayah di daerah tersebut, seperti masalah ketahanan pangan dan kesejahteraan

petani pada khususnya. Adanya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah akan mempengaruhi produksi beras yang mana merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan.

(28)

13

Alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang terjadi selama ini di Indonesia sebenarnya tidak menguntungkan bagi sektor pertanian. Adanya alih fungsi lahan justru menimbulkan dampak negatif karena dapat menurunkan hasil produksi pertanian dan daya serap tenaga kerja sehingga akan berpengaruh terhadap keberlanjutan hidup petani. Namun, potensi dampak yang akan terjadi kurang diperhatikan masyarakat ataupun pemerintah dan upaya untuk pengendalian terhadap alih fungsi lahan sepertinya diabaikan. Inilah yang menjadi konsentrasi pemerintah dan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara terutama di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Dampak alih fungsi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian menyangkut

dimensi yang sangat luas. Hal itu terkait dengan aspek-aspek perubahan orientasi

ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat. Arah perubahan ini secara langsung

atau tidak langsung akan berdampak terhadap pergeseran kondisi ekonomi, tata ruang

pertanian, serta prioritas-prioritas pembangunan pertanian wilayah dan nasional

(Winoto, 1995 :56; Nasoetion dan Winoto, 1996:43).

(29)

14

dapat menimbulkan persoalan ketahanan pangan, lingkungan dan ketenagakerjaan (Syahyuti, 2007:52).

Berdasarkan uraian diatas, maka sangat penting untuk mengkaji faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian dalam bentuk tesis dengan judul “Analisis

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di

Kabupaten Deli Serdang”.

1.2. Rumusan Masalah

Adanya alih fungsi lahan tersebut antara lain dikarenakan oleh peningkatan jumlah penduduk, jumlah industri serta peningkatan pertumbuhan ekonomi. Ketiga faktor tersebut akan mengurangi lahan pertanian yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Oleh sebab itu penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kabupaten Deli Serdang. Pertanyaan penelitian ini adalah “Apakah berpengaruh peningkatan jumlah penduduk, jumlah industri, dan jumlah IMB terhadap besarnya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang?”

1.3. Tujuan Penelitian

(30)

15

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Dapat digunakan sebagai penentu kebijakan oleh pemerintah baik itu melalui Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), BPN (Badan Pertanahan Nasional), atau dinas pertanian akan pentingnya lahan pertanian yang bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan.

2. Sebagai alat bagi pemerintah agar lebih berhati-hati dalam memberikan ijin kepada para pengusaha jika ingin mendirikan sebuah usaha.

(31)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai F-Stat yaitu 9,538 dengan prob. sebesar 0.001, sehingga Ho diterima yang berarti bahwa secara bersama-sama perubahan variabel IMB, jumlah industri dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang pada taraf alpha 1 persen.

2. Secara parsial disimpulkan bahwa variabel IMB berpengaruh positif dan signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan variabel jumlah industri dan jumlah penduduk hanya berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang.

3. Variabel IMB, jumlah industri dan jumlah penduduk mampu menjelaskan model pertumbuhan alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang sebesar 68,7 persen. Serta sisanya 3,13 persen dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(32)

74

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah harus lebih tegas dalam memberikan izin mendirikan bangunan (IMB), apalagi pendirian suatu industri, pabrik atau usaha padat karya lainnya yang sesuai dengan pertimbangan tata letak ruang khusunya diatas lahan pertanian, hal ini tujuannya adalah agar Kabupaten Deli Serdang terus mampu menjadi lumbung padi bagi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu juga agar mampu menjaga ekosistem alam dan tetap menjaga kesuburan tanah dan terjauh dari limbah industri.

2. Pemerintah perlu mengembangkan dan memberikan penyuluhan untuk kepada para petani yang ada di Kabupaten Deli Serdang untuk melakukan diversifikasi lahan pertanian sebagai upaya untuk mengoptimalkan lahan dan hasil pertanian yang semakin lama semakin menurun luasnya.

(33)

75

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Arum Laili. 2009. ”Analisis pengaruh beberapa variabel terhadap alih fungsi lahan perkebunan di Kota Semarang (kasus di PT. KARYADEKA ALAM LESTARI)”. Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Anugrah Fanny. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K). 2012. Laporan Tahunan. Kabupaten Deli Serdang.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara. 2012. Data Alih Fungsi Lahan Sawah di Sumatera Utara Tahun 1995-2011. Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, 2009. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 1995 - 2011. Medan.

, 2009. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 1995 - 2011. Medan.

Barlowe, R. 1978. Land Resource Economics. Michigan State University, Printice Hall, Englewood Cliffs. New Jersey.

Boediono. 2002. Mikro Ekonomi, Edisi Kedua, Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Delliarnov. 2005. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Dewi, Ni Putu Martini. 2008. ”Pengaruh Alih Fungsi Lahan Sawah terhadap

(34)

76

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika : Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar. (Terj) Sumarno Zain. Jakarta : Erlangga.

Irawan, Bambang dan Supeno Friyanto. 2002. ”Dampak Konversi Lahan Sawah di Jawa terhadap Produksi Beras dan Kebijakan Pengendaliannya”. Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian RI, Bogor.

Irawan, Bambang. 2005. ”Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan”. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Lestari. 2009. Faktor – Faktor Terjadinya Alih Fungsi Lahan. Dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makro Ekonomi. Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : LP3ES.

Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Penerbit : Erlangga. Jakarta.

Salvatore, Dominick. 1995. Teori Mikroekonomi. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Soekartawi. 1991. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Pers. Sudarman, Ari. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sukirno Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Supriyadi, Anton. 2004. Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi Lahan. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sutomo, S. 2008. Kontribusi Beras Dalam Inflasi Nasional. Majalah Pangan, 14 (44) : 10 – 18.

Syahyuti, Juni. 2007. Kebijakan Lahan Abadi untuk Pertanian Sulit Diwujudkan. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian. Volume 4 No. 2.

(35)

77

Utomo, W. H. 1992. Konservasi Tanah di Indonesia Satu Rekaman dan Analisis. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.

Wahyunto (Dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara). 2001. Pengertian Alih Fungsi Lahan. USU.

Widjanarko et al (dalam Ibrahim). 2006. Dampak Alih Fungsi Lahan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Gambar

Grafik 1.1.
Gambar 1.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku di Kab. Deli Serdang Tahun 2000 – 2010 (Jutaan Rupiah)
Gambar 1.2  Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut      Lapangan Usaha Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000 – 2010
Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Padi Sawah Kabupaten Deli Serdang      Tahun 2000  2010
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara juga dapat meningkatkan nilai PDRB sektor pertanian karena memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Kontribusi sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah masih dominan terhadap PDRB, sehingga Provinsi Jawa Tengah yang menjadi kontributor utama pangan nasional perlu

Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta: ErlanggaLaporan Pertanian Sumatera Utara 2011-2014.. BPS Sumatera

Halaman Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pusat Provinsi Sumatera Utara 23 Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 17.0 43 Gambar 5.2 Kotak Dialog SPSS for window 44 Gambar

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh Jumlah Penduduk, Jumlah Industri dan PDRB terhadap tingkat alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian di Desa Kuwu yaitu usia petani, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan

"Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penerepan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo di Desa Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri", Jurnal Agrinika :

Menjadi Rekapitulasi Informasi Data Lahan Berubah Fungsi Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 s.d 2023 Berdasarkan Pengajuan Pertimbangan Teknis ke BPN Lahan pertanian