PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA
Oleh:
Bambang Enra Priando Purba NIM 4103131007
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Metode Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Termokimia
Nama Mahasiswa : Bambang Enra Priando Purba
NIM : 4103131007
Program Studi : Pendidikan Kimia
Jurusan : Kimia
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Ida Duma Riris, M.Si NIP. 19580629 198011 2 001
Mengetahui :
v
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
Skipsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
dengan metode praktikum untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Termokimia“ disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
sarjana pendidikan kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ida
Duma Riris, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak
ilmu dan saran yang sangat berguna untuk penyelesaian skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd selaku
dosen pembimbing akademik selama penulis menjalani perkuliahan di Unimed
yang telah banyak membantu penulis untuk menjalani perkuliahan dan banyak
memberikan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis. Ucapan
terimakasih kepada Bapak Drs.Marudut Sinaga,M.Si, Ibu Lisnawaty Simatupang,
S.Si, M.Si dan Bapak Drs. Kawan Sihombing selaku dosen pembanding yang
telah memberikan nasihat, saran, komentar dan perbaikan untuk melengkapi
skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada kepala sekolah SMA
Negeri 1 Dolok Masihol dan SMA Negeri 1 Galang yang telah memberikan izin
melakukan penelitian di sekolah terkait.
Teristimewa ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada kedua orang
tua yang luar biasa, Ayah terkasih Agus Marlan Purba dan Ibunda Bungalianna
Saragih terimakasih untuk jerih payah selama ini karena telah menjadi orang tua
terbaik yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis hingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih juga dihaturkan
untuk yang terkasih Melinda Giovanny Siahaan atas motivasi dan dukungannya.
Terimakasih Juga Untuk opppung Kristian, Nantulang Gio, Nantulang Vera, dan
vi
vi
Skripsi saya ini. Terimakasih juga untuk sahabat terkasih yang selalu ada Agnes
Sianturi, Deag Sitanggang, Dani Tevira Sitepu, Desi Tejawati Br Karo, Farida
Simorangkir dan Arianto Purba. Begitu juga dengan teman-teman seperjuangan
kelas Kimia Dik B 2010, terimakasih untuk empat tahun ini untuk partisipasi,
dukungan, motivasi serta doanya selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih
kepada adik-adik saya tercinta yang ikut memberikan semangat Cyntia Gustiana
Purba dan Yunita Purba
Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan semaksimal
mungkin, tetapi saya berharap kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat berguna dan
memberikan banyak kontribusi untuk pengetahuan pembaca.
Medan, Agustus 2014
Penulis
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL B E LAJA R
KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA
Bambang Enra Priando Purba (4103131007) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode praktikum lebih tinggi daripada pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah saja. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI PIA SMA Negeri 1 dolok masihol dan SMA Negeri 1 Galang yang terdiri dari 2 kelas dan 4 kelas masing-masing. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas
yang berjumlah 56 siswa pada masing-masing sekolah dengan teknik random
sampling sehingga diperoleh kelas eksperimen I yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode praktikum dan
kelas eksperimen II yang dibelajarkan dengan pendekatan ceramah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid, dan reliabel. Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I di SMA N 1 Dolok Masihol adalah 91,96 dan rata-rata hasil belajar eksperimen II adalah 72,68. Dan untuk SMA N 1 Galang Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 92,32 dan eksperimen II sebesar 71,07. Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh bahwa nilai thitung pada SMA N 1 Dolok Masihol sebesar 1,90 sedangkan ttabel sebesar 1,671 pada taraf α = 0,05 dan dk = 56, sehingga thitung>ttabel. Demikian juga pada SMA N
1 Galang , diperoleh bahwa nilai thitung pada SMA N 1 Galang sebesar 2,10. Hal ini
berarti Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dari hasil uji di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran PBL dan metode Praktikum lebih tinggi daripada peningkatan yang tidak menerapkan model PBL dan Metode Praktikum.
iv
APPLICATION OF MODEL WITH LEARNING PROBLEMS BASED LEARNING METHOD OF LEARNING LAB CHEMISTRY STUDENT
DISCUSSION ON THE SUBJECT THERMOCHEMICAL
Bambang Enra Priando Purba (4103131007) ABSTRACT
This study aims to determine whether the application of the learning outcomes of students with learning model problem based learning with practical methods of higher learning than just using the lecture method alone. The population used in this study were all class XI PIA Dolok masihol SMA 1 and SMA Negeri 1 Galang which consists of 2 class and 4 classes, respectively. Samples are 2 classes totaling 56 students in each school with a random sampling technique to obtain the first experimental class that learned to use Problem Based Learning model of learning with practical methods and experimental class II learned with the lecture approach. The instrument used in this study were achievement test by the number of multiple-choice questions of 20 questions that have been declared valid, and reliable. The average value of the results of the first experimental study in the high school class of N 1 Dolok Masihol is 91.96 and the average experimental results of the second study was 72.68. And for SMA N 1 Galang average value of learning outcomes experimental class I of 92.32 and 71.07 for the second experiment. Based on the analysis of data, obtained that
tcount at SMA N 1 Dolok Masihol at 1.90 while ttable of 1.671 at level α = 0.05
and df = 56, so t count> t table. Similarly, the SMA N 1 Galang, obtained that tcount at SMA N 1 Galang was 2.10. This means that Ha is accepted and Ho is rejected, so the test results can be concluded that with the implementation of student learning outcomes and methods of the PBL learning model Practicum higher than the increase does not apply PBL models and Practical Methods.
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Daftar Riwayat Hidup ... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar ...iv
Daftar Isi ... vii
Daftar Gambar ... x
Daftar Tabel ...xi
Daftar Lampiran... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... .1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3.Rumusan Masalah ... 4
1.4.Batasan Masalah... 5
1.5.Tujuan Penelitian ... 5
1.6.Manfaat Penelitian... .5
1.7.Definisi Operasional ... .6
BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 7
2.1.1. Hakikat Model Problem Based learning ... 7
2.1.1.1. Pengertian Model Problem Based learning ... 7
2.1.1.2. Langkah Proses Model Problem Based learning ... 8
2.1.1.3. Kelebihan dan kekurangan Problem Based learning ... 9
2.1.2. Hakikat Metode Pembelajaran Praktikum Kimia ... 11
2.1.2.1. Pengertian Metode Pembelajaran Praktikum Kimia ... 11
2.1.2.2. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Praktikum Kimia .. 12
viii
2.1.3. Hakikat Kurikulum 2013 ... 15
2.1.4. Termokimia ... 18
2.1.5. Hakikat Hasil Belajar ... 24
2.1.6. Hasil Belajar Kimia ... 24
2.2. Kerangka Berfikir ... 25
2.3. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
3.3.Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian ... 28
3.3.1 Variabel Penelitian ... 28
3.3.2 Instrumen Penelitian ... 28
3.3.2.1 Validitas Tes... 28
3.3.2.2 Reliabilitas Tes ... 29
3.3.2.3 Indeks Kesukaran ... 30
3.3.2.4 Daya Pembeda Soal ... 31
3.4. Rancangan Penelitian ……... ... 31
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.5.1. Persiapan Penelitian ... 32
3.5.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 32
3.6. Teknis Analisis Data ... 33
3.6.1. Uji Normalitas Data... 34
3.6.2. Uji Homogenitas Data ... 35
3.6.3. Uji Hipotesis ... 35
3.7. Peningkatan Hasil Belajar ... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 38
4.4.1. Analisis Data Instrumen ... 38
ix
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian ... 40
4.2.1. Uji Normalitas ... 43
4.2.2. Uji Homogenitas ... 44
4.2.3. Pengujian Hipotesis ... 45
4.3. Pembahasan ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 51
5.2. Saran ... 51
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 32
Tabel 3.2 Format tabel Penolong 34
Tabel 4.1. Rekapitulasi Analisis Instrumen 40
Tabel 4.2. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test Dan Post-Test SMA N 1 Dolok
Masihol 41
Tabel 4.3. Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test Dan Post-Test SMA N 1
Galang 42
Tabel 4.4. Perbedaan Gain Masing-masing Kelas Eksperimen 43
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Pre-Test, Post Test SMA N 1 Dolok Masihol 44
Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Pre-Test, Post Test SMA N 1 Galang 44
Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Pre-Test, Post-Test SMA N 1 Dolok Masihol 45
Tabel 4.8. Uji Homogenitas Data Pre-Test, Post-Test SMA N 1 Galang 46
Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis SMA N 1 Dolok Masihol 48
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Reaksi Eksoterm dan endoterm 19
Gambar 2.2 Grafik Reaksi eksoterm dan endoterm 21
Gambar 4.1. Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel 42
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus 55
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 59
Lampiran 3. Lembar Analisis Masalah Kelas Eksperimen 95
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa 98
Lampiran 5. Kunci Jawaban LKS 101
Lampiran 6. Kisi-Kisi Tes 102
Lampiran 7. Instrumen Penelitian 103
Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen 114
Lampiran 9. Format Lembar Jawaban 115
Lampiran 10. Angket 116
Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Setelah Validasi 117
Lampiran 12. Instrumen Penelitian Setelah Validasi 118
Lampiran 13. Kunci Jawaban Instrumen Setelah Validasi 124 Lampiran 14. Lembar Observasi Evaluasi Kognitif dan Psikomotorik 130
Lampiran 15. Tabel Penskoran 136
Lampiran 16. Tabel Validasi 137
Lampiran 17. Perhitungan Validitas 138
Lampiran 18. Tabel Realibilitas 140
Lampiran 19. Perhitungan Realibilitas 141
Lampiran 20. Tabel Tingkat Kesukaran 142
Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran 143
xii
Lampiran 23. Perhitungan Daya Beda 145
Lampiran 24. Rekapitulasi Analisis instrumen 146
Lampiran 25. Tabulasi data Nilai Siswa 147
Lampiran 26. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians 149
Lampiran 27. Perhitungan Uji Normalitas 151
Lampiran 28. Perhitungan Uji Homogenitas 159
Lampiran 29. Data Peningkatan Hasil Belajar Kelas 162
Lampiran 30. Pengujian Hipotesis 166
Lampiran 31. Tabel Akitvitas Belajar Individu Siswa 169
Lampiran 32. Tabulasi Nilai Afektif Siswa 181
Lampiran 33. Tabel Pencapaian Psikomotorik Siswa 175
Lampiran 34. Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat 185
Lampiran 35. Tabel Distribusi Nilai r 186
Lampiran 36. Tabel Distribusi Nilai F 187
Lampiran 37. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi –t 188
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dunia pendidikan di Indonesia menjadi lebih dinamis dan
kompleks. Agar kebutuhan dunia pendidikan dapat terpenuhi maka perlu adanya
system pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia pendidikan itu
sendiri (Suyit dkk, 2012). Penyesuaian tersebut dilakukan karena Pendidikan
merupakan bagian yang paling penting dari proses pembangunan nasional yang
ikut menentukan pertumbuhan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan investasi
sumber daya manusia dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini
sebagai faktor pendukung upaya manusia untuk berprestasi dibidangnya. Dalam
rangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi
suatu bangsa yang ingin maju.
Komitmen pemerintah untuk memperbaiki system dan kurikulum
pendidikan di Indonesia mulai menunjukkan titik terang melalui kementrian
pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud). Pemerintah melakukan perbaikan
kurikulum di tiga jenjang sekolah sekaligus. Uji publik kurikulum ini juga sudah
dilakukan. Salah satu alasan Kedikbud mengubah kurikulum adalah
menyesuaikan pendidikan dasar dan menengah dengan Undang Undang
Pendidikan Tinggi (UUPT). Tidak hanya itu, kegagalan sekolah dalam
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga dianggap
menjadi alasan hadirnya kurikulum ini. (Husanah, 2013)
Menteri pendidikan dan kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan bahwa
standart penilaian pada kurikulum baru tentu berbeda. Mengingat tujuannya untuk
mendorong siswa aktif dalam tiap materi pembelajaran, maka salah satu
komponen nilai siswa adalah siswa banyak bertanya. Mohammad Nuh juga
menjelaskan bahwa dalam kurikulum 2013 guru tidak hanya mengajar di depan
kelas, tetapi juga diluar kelas. Pada kurikulum 2013 pendekatan belajar mengajar
2
akan lebih ditekankan kepada observasi, pengamatan, analisis serta presentasi.
(Husanah, 2013)
Ilmu Kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam (Depdiknas, 2003). Dalam perkembangannya, ilmu
kimia dibangun melalui keterampilan proses. Dimana keterampilan proses adalah
keterampilan-keterampilan fisik dan mental yang dimiliki siswa agar mampu
memproses informasi atau hal-hal baru yang bermanfaat baik berupa fakta,
konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai (Geby dkk, 2005).
Penyajian pelajaran kimia yang diarahkan pada penguasaan konsep sangat
penting untuk diterapkan. Dimana hal tersebut akan membuat siswa menjadi lebih
paham dan mengerti terhadap materi kimia yang diajarkan. Tetapi ternyata,
penguasaan konsep kimia saja tidak cukup bagi siswa. siswa perlu menyentuh
aspek lain seperti sikap ilmiah dan pengembangan keterampilan proses (karim
2000). Dimana pengembangan keterampilan proses merupakan salah satu upaya
untuk memperoleh keberhasilan optimal dalam pembelajaran.
Fakta di lapangan memperlihatkan banyak guru yang mengajar masih saja
menggunakan cara yang konvensional. Terutama pada sekolah-sekolah yang
sudah menerapkan kurikulum 2013, pembelajaran yang diadakan dalam kelas
masih saja tidak menunjukkan kesesuaian dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu
membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Bukannya siswa yang aktif yang
dihasilkan, melainkan siswa yang semakin benci dan bosan terhadap materi
pelajaran yang menjadi keluaran pada pembelajaran yang konvensional tersebut.
Dengan pembelajaran seperti ini, tidak akan cukup untuk memenuhi tuntutan
pendidikan zaman sekarang ini. Terkhusus pada materi termokimia, yang
menuntut agar siswa dapat memahami bagaimanakah reaksi eksoterm dan
endoterm itu dan lain-lainnya akan tidak tercapai jika pembelajaran tetap seperti
ini. Maka dari itu perlu diterapkannya model pembelajaran yang cocok dengan
3
Mengingat salah satu aspek penilian siswa pada kurikulum 2013 adalah
siswa banyak bertanya dan menekankan siswa kepada observasi, pengamatan,
analisis serta presentasi, menurut peneliti model pembelajaran yang cocok untuk
diterapkan sesuai dengan kurikulum dan mata pelajaran Termokimia adalah model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode praktikum. Dimana terlebih dahulu
Siswa diberikan suatu rangsangan agar mempunyai banyak pertanyaan tentang
suatu konsep. Dengan bantuan guru, siswa dapat menjawab sendiri pertanyaan
yang dibenaknya dengan melakukan penelitiannya sendiri. Dalam hal ini siswa
akan mengamati dan menganalisis sendiri untuk mencapai pemecahan masalah
yang ada dalam suatu konsep. Kemudian setelah siswa mencapai pemecahan
masalah dalam konsep tersebut, siswa akan mempresentasikan hasil yang dia
dapat di depan teman-temannya. Hal ini sangat sesuai dengan aspek penilaian
kurikulum 2013 yang dijelaskan di atas. Selain sesuai dengan penilaian kurikulum
2013, model dan metode ini sangat mendukung pada penguasaan konsep dan
pengembangan keterampilan proses. Sehingga diharapkan pembelajaran siswa
akan berhasil memahami materi kimia yang diajarkan secara optimal.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang bukan
hanya tentang penyelesaian masalah tetapi lebih jauh lagi penyelesaian masalah
dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Hasil penelitian Awang
(2008) menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Hasil penelitian Graff (2003)
menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah kesuksesan
dan inovasi metode untuk pendidik teknik. Dirckinck (2009) menyimpulkan
bahwa pembelajaran berbasis masalah yang diintegrasikan dengan ITC
merupakan cara untuk merubah pendekatan pendidikan menjadi lebih baik.
Pawson, dkk (2006) menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah
meningkatkan hasil belajar Geografi. Donnell dkk (2007) menyimpulkan bahwa
siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah lebih memberikan respon yang
4
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini di
dapat dari adanya respon yang positif dari hasil pembelajaran tersebut.
Setelah melakukan observasi peneliti menemukan bahwa SMA N 1 Dolok
Masihol dan SMA N 1 Galang merupakan sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013. Ternyata, pembelajaran kimia di sekolah tersebut masih terbilang
belum maksimal terutama pada materi Termokimia. Hal ini terbukti dari hasil
belajar kimia mereka yang masih terkatakan belum sesuai secara menyeluruh
terhadap aspek penilaian pada kurikulum 2013. Maka dari itu, sesuai dengan
penjabaran di atas peneliti merasa perlunya di lakukan penelitian yang berjudul
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Termokimia.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka
peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Kurikulum sebelumnya yang belum berhasil menciptakan suasana belajar
yang dapat membelajarkan siswa secara efektif dan dominan.
2. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan bersifat monoton
3. Hasil belajar kimia siswa yang masih rendah
4. Guru kurang berinovasi dalam menerapkan berbagai model pembelajaran
yang ada serta melibatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
1.3.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar kimia
siswa pada pokok bahasan Termokimia pada penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning dan metode praktikum lebih tinggi daripada hasil belajar
5
1.4.Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning dengan metode praktikum untuk meningkatkan hasil belajar
kimia siswa pada pokok bahasan Termokimia sampai pada materi hukum Hess.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar
kimia siswa pada pokok bahasan Termokimia pada penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dan metode praktikum lebih tinggi
daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ceramah.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang baik untuk
meningkatkan hasil belajar siswa di SMA N 1 Dolok Masihol dan SMA N 1
Galang pada pokok bahasan Termokimia.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi para guru
untuk meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran sehingga gurupun dapat
lebih mudah mengajak siswa untuk belajar demi ketercapaian tujuan
pembelajaran
3. Bagi Mahasiswa Calon Guru
Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mahasiswa calon guru untuk
melakukan penelitian ataupun dalam pengajarannya nanti, terutama pada
kurikulum 2013.
4. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam perbaikan
pengajaran serta referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model
6
1.7.Defenisi Operasional
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefenisiskan secara
operasional sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pendidikan
yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama
dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah pada di
dunia nyata.
2. Metode Praktikum dalam pembelajaran kimia adalah cara penyajian bahan
pelajaran kimia yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk
membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari
dalam pembelajaran kimia, eksperimen dapat dilakukan pada suatu
laboratorium atau diluar laboratorium. Untuk penelitian ini, metode
praktikum yang dilakukan pada materi hukum dasar kimia.
3. Termokimia yang akan dicapai yaitu termokimia di kelas XI SMA Negeri
1 Dolok Masihol dan SMA Negeri 1 Galang, tahun ajaran 2014/2015.
Termokimia adalah penerapan konsep reaksi eksoterm dan endoterm,
penentuan perubahan kalor reaksi berdasarkan hukum Hess dan
kalorimetri, serta konsep penentuan kalor reaksi suatu reaksi pada
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Hasil belajar kimia siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem
Based Lerning lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode
ceramah. Pada kelas Eksperimen I SMA N 1 Dolok Masihol menunjukkan
rata-rata hasil belajar 91,96 sedangkan pada kelas eksperimen II hasil belajar
yang diperoleh lebih rendah yaitu 72,68. Kemudian Pada kelas Eksperimen I
SMA N 1 Galang menunjukkan rata-rata hasil belajar 92,32 sedangkan pada
kelas eksperimen II hasil belajar yang diperoleh lebih rendah yaitu 71,07.
Hasil penelitian yang dilakukan di kelas XI PIA SMA Negeri 1 dolok masihol
dan SMA Negeri 1 Galang yang bertindak sebagai anggota sampel
menunjukkan penolakan Ho pada masing-masing taraf α=0,05 dan dk=56,
dimana thitung>ttabel yaitu 1,90>1,701 untuk SMA Negeri 1 Dolok Masihol dan
2,1>1,701 pada SMA Negeri 1 Galang, sehingga penerapan model
pembelajaran PBL sangat efektif diterapkan pada pembelajaran kimia
khususnya Termokimia sesuai dengan kurikulum 2013 untuk seluruh siswa
kelas XI Peminatan Ilmu Alam di Indonesia.
2. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, penerapan model pembelajaran
PBL yang dipadukan dengan metode praktikum dapat meningkatkan hasil
belajar, pencapaian nilai sikap dan keterampilan seluruh siswa kelas XI
Peminatan Ilmu Alam sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut
1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model pembelajaran Problem
52
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata
pelajaran kimia.
2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan kreativitas
dalam mendesain pembelajaran.
3. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang
Problem Based Lerning dan diharapkan menggunakan tiga kelas dengan
sekolah yang berbeda sebagai studi pembandingan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik dan perbedaan peningkatan hasil belajar yang lebih
53
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.
Awang, H,. and Ramly, I., (2008), Creative Thinking Skill Approach Through Problem Based Learning: Pedagogy and Practice in the Engineering Classroom, International Journal oh Human Sciences, 3(1): 18 – 23
Blosser, P.E. (1990). The Role of Laboratory in Science Teaching. Research Matters - to The Science Teacher No 9001 March 1 (www2.educ.sfu.ca/ narstsite/publications/research, diakses tanggal 14 Februari 2014).
Dimyanti dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta,
Jakarta.
Dirckinck, L., and Holmfeld, (2009), Inovation of problem based learning Through ITC : Lingking Local and Global Experience,
International Journal of Education and Development using Information
and Communication Technology (IJEDICT), 5 (1) : 3-12
Donnel, C., Connor, C., and Seery, M., 2007, Developing Pratical Chemistry Skills by means of Student-driven problem based Learning mini Projects,
Chemistry Education Reseach and Practice, 8(2): 130-139
Gordon Dryden & Dr. Jean nettervos. Revolusi Cara Belajar. 2000. Bandung : Kaifa. cet I hal : 100
Graff, D., and Kolmos, A., (2003), Characteristic of Problem Based Learning, International Journal Enggineering Education, 0(00): 1-5
Hamalik., Oemar, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung.
Hamdani., (2011), Strategi belajar Mengajar, Bandung : CV Pustaka Setia
Husanah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Kurniahayati, Dwi., Syamsurizal, (2012), Pengembangan Pembelajaran berbasis
Web Centric Course pada materi Termokimia untuk meningkatkan minat belajar siswa di SMA Titian Teras Jambi, FKIP Universitas Jamb: Jambi
Lazarowitz R. and Tamir P., (1994), Research on using laboratory instruction in
science, in D. L. Gabel. (Ed.) Handbook of research on science teaching
54
Nakhleh, M., (1992), Why some student Don’t Learn Chemistry: Chemical
Misconceptions, joural of Chemical education, 70 (3), 190-192
Napitupulu, Minaruli., (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa, Thesis Universistas Negeri Medan (UNIMED), hal 14
Nasution, S., (2009), Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Bandung
Pawson, E., Fournier, E., Haigh, M., Miniz, O., Trafford, J., and Vajoczki, S.,
(2006), Problem Based Learning in Geography: Towards a Critical
Assesment of its Purpose, Benefits and Risk, Journal of Geography in higer Education, 30(1): 103-116
Ratno, Suyit., Mahmud., Suharta., (2012), Analisis kreativitas hasil belajar pada pembelajaran berbasis masalah dan advance organizer yang diinegrasikan dengan media berbasis computer dan media benda riil pada materi larutan penyangga, Jurnal Universitas Negeri Medan: 1-2
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrafindo Persada, Depok.
Sanjaya, Wita, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Sidik, Eki Permana., (2010), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran PKN, Bandung: UPI
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Jakarta
Sudjana, (2009), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Jakarta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,(1996), Strategi Belajar Mengajar,
Rineka Cipta, Jakarta
Wiyanto,(2008), Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
ii
RIWAYAT HIDUP
Bambang Enra Priando Purba dilahirkan di Bahsidua dua pada tanggal 21 Juni 1992. Ibu bernama Bungalianna Saragih dan Ayah bernama Agus Marlan Purba
dan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk
sekolah di SD Negeri No 105426 dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Sei Rampah dan lulus pada tahun
2007. Penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi pada tahun
2007 dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis mengikuti Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Jurusan
Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu